Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MISKIN ATAU KAYA

TEOLOGI PERJANJIAN LAMA 2

AYULIA SRININGSI

2020164616

TEOLOGI KRISTEN

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI (STAKN) TORAJA


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Para pakar Yahudi dan protestan biasanya menganggap Ayub, Amsal,


Pengkhotbah, dan Kidung Agung sebagai kitab-kitab Hikmat. 1 Kata Ibrani yang
diterjemahkan “amsal” berasal dari akar kata yang berarti “melambangkan” atau
“menyerupai”. Jadi arti dasarnya ialah suatu perbandingan atau tamsil, dan ada
kemungkinan bahwa mula-mula kata itu dipakai untuk menyebut ajaran yang
berdasarkan perbandingan antara dunia alamiah dengan dunia rohaniah. Kata
itu juga dapat diterjemahkan “perumpamaan” atau “alegori”. Tetapi lama
kelamaan kata “amsal” juga mulai dipakai untuk menyebutkan ucapan-ucapan
yang cukup ringkas dan tajam. Namun amsal-amsal yang terkumpul dalam ktab
ini tidak berupa ucapan-ucapan populer, melainkan ucapan hikmat dari guru-
guru yang mengetahui hukum Allah dan ingin menerapkan prinsipnya pada
keseluruhan kehidupan manusia. Tujuan hikmat tersebut ialah mengajarkan cara
hidup yang benar, sehingga prinsip-prinsip yang penting sering kali diulangi
demi penegasannya.2

Pada dasarnya hikmat adalah seni yang sangat praktis untuk terampil dan
sukses dalam hidup. Hikmat adalah pengetahuan untuk menjalani kehidupan
(Amsal 1:5), dimana hikmat itu ada di dalam hati yang menjadi pusat
pengaambilan keputusan yang bermoral dan berakal. Hikmat meliputi
kecakapan teknis atau keahlian seperti terdapat pada seorang pelaut atau
seniman/tukang, dan konotasi praktis ini tak pernah hilang. 3 Selain hikmat di
dalam Amsal juga dibahas mengenai pertentangan-pertentangan yang tentunya
terjadi karena sebab tertentu. Amsal membahas beberapa pertentangan-
pertentangan di antaranya adalah pertentangan antara yang benar dengan yang
jahat dan antara yang berhikmat dengan yang bodoh. Pertentangan antara
kemalasan dan kebodohan, kekayaan dan kemiskinan. Konsep sebab akibat
sangat jelas di sini. Adapun pengajaran utama yang disampaikan adalah karakter
1
Walter C. Kaiser, Jr., Teologi Perjanjian Lama (Malang:Gandum Mas,2013), 213
2
Denis Green, Pengenalan Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas,2012), 137
3
William Dyrness, Tema-tema Dalam Teologi Perjanjian Lama (Malang: Gandum Masa,2009), 171-
172
yang berbeda yang menimbulkan dampak yang berbeda pula. Perilaku orang
benar, orang bijak, orang rajin mendatangkan kesejahteraan kepada keluarga,
masyarakat sekitarnya bahkan hewannya, sementara orang fasik, bodoh,
pemalas bersama dengan keluarganya akan mengalami malapetaka. Akan tetapi,
dikemukakan juga bahwa kecukupan, kekayaan, dan umur panjang berasal dari
Tuhan.4

Pertentangan antara yang kaya dengan miskin menjadi feomena yang


tentunya tidak dapat di hindari bahkan jurang pemisah antara si kaya dengan si
miskin bukan saja terdapat di antara bangsa-bangsa bahkan di tengah sebagian
besar bangsa-bangsa. Menurut penelitian pembedaan menurut prinsip yang
terkandung dalam kata kemiskinan yang dipakai dalam Perjanjan Lama ada tiga.
Yaitu ditinjau dari segi ekonomik, ada orang yang miskin karena ketiadaan
materi, mereka yang terkucil sama sekali dari segala kebutuhan hidup prier.
Kedua, ditinjau dari sudut pandang sosial, ada orang yang miskin akibat
penindasan yang merupakan korban ketidakadilan, dan tidak berdaya. Ketiga
ditinjau dari segi spiritual, ada orang miskin yang rendah hati, yang sadar akan
keberadaannya dan mengharapkan pertolongan hanya dari Allah semata-mata. 5

Pertentangan antara kekayaan dan orang miskin terdapat dalam Amsal 13:7-
11 dan penulis melihat perlunya penjelasan mengenai hal itu, terlebih
memperhatikan bagaimana manusia dapat berhikmat dalam kekayaan dan
bagaimana di dalam kemiskinan. Untuk itu Penulis tertarik mengkaji makna yang
terkandung dalam di dalam Amsal 13:7-11 ini, dengan maksud agar jemaat masa
kini bisa mengerti dan memahami bahkan merefleksikannya dalam
kehidupannya.

B. Rumusan Masalah
1. Struktur Kitab Amsal
2. Tafsiran Amsal 13:7-11
3. Implikasi terhadap jemaat masa kini

4
Risnawaty Sinulingga, Tafsiran Alkitab: Amsal 10:1-22:16 (Jakarta:Gunung Mulia,2012), 34
5
John stott, Isu-Isu Global Menantang Kepemimpinan Kristiani (Jakarta: Bina Kasih,2012), 307
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui struktur Kitab Amsal
2. Untuk mengetahui Tafsiran Amsal 13:7-11
3. Untuk menegtahui Implikasi terhadap jemaat masa kini

BAB II
ISI

A. Struktur Kitab Amsal

Kitab Amsal sekurang-kurangnya terdiri dari delapan kumpulan tersendiri,


yang dapat dibedakan dari sub-judul pengantarnya atau dari perubahan gaya
tulis yang mencolok. Amsal 1:1-6 merupakan pengantar umum atau keterangan
judul yang menjelaskantujuan kitab ini dan hubungannya dengan Salomo, raja
orang bijaksana.6 Susunan kitab Amsal yairu

I. Pendahuluan 1:1-7
II. Ajaran tentang hikmat 1:8-9:18
III. Kumpulan tentang amsal-amsal Salomo yang pertana 10:1-
22:16
IV. Perkataan-perkataan orang bijak 22:17-
24:34
V. Kumpulan Amsal Salomo yang kedua 25-29
VI. Perkataan Agur 30
VII. Perkataan Lemuel 31:1-9
VIII. Lampiran : Isteri yang sempurna 31:10-317

Amsal 1-9 menggambarkan tehknik-tehknik hikmat pada puncak gerakan


hikmat di Israel. Tujuan pengarang ialah untuk memperlihatkan secara tajam
kontras antara akibat mencari dan menemukan hikmat dengan akibat mengejar
kehidupan yang bodoh. Hikmat dimulai dengan takut akan Tuhan dan meliputi
seluruh kehidupan. Pada bagian ini tidak terlalu spesifik tetapi secara umum
menjelaskan hal memilih hikmat atau kebodohan, kebenaran atau kejahatan.

Amsal-amsal Salomo terdiri dari 375 amsal yang biasanya dianggap sebagai
bagian tertua kitab Amsal. Amsal-amsal ini biasanya terdiri dari dua baris. Amsal
10-15 struktusr puisinya biasanya bersifat pertentangan yakni baris kedua
menyatakan gagasan yang berlawanan dengan baris pertama. Kebanyakan amsal ini

6
W.S Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2 (Jakarata:BPK Gunung Mulia,2007), 90
7
Denis Green, Pengenalan Perjanjian Lama , 138
tidak langsung berhubungan dengan iman Israel namun lebih didasarkan pada
pengamatan praktis terhadap kehidupan sehari-hari.

Amsal 22:17-24:34 dikatakan sebagai amsal-amsal orang bijak karena


identitas orang-orang yang menyusun, mengumpulkan, menyelesaikan dan
mengatur amsal ini tidak diketahui. Amsal ini umumnya lebih panjang, lebih erat
hubungannya satu dengan yang lain, dan mempertahakan temanya dan topiknya
pun sangat beragam. Bentk khas amsal-amsal ini adalah nasihat atau dorongan yang
bersifat praktis dan pengaruh iman Israel tidak dinyatakan secara langsung.

Amsal-amsal Salomo yang kedua memiliki banyak kesamaan dengan amsal


kumpulan pertama, namun agak sedikit lebih panjang dan kesejajaran pertentangan
tidak sering ditemukan. Banyak bukti yang memperlihatkan bahwa Amsal ini benar-
benar ditulis sesuai dengan masa pemerintahan Salomo.

Mengenai Agur bahkan ayahnya Yake, tidak diketahui identitas jelasnya,


namun kumpulan amsal ini merupakan contoh lanjut mengenai sifat hikmat Ibrani
yang bersifat antar bangsa, yang diterima dan dibentuk menurut cita-cita perjanjian
Allah dan Israel. Namun ada yang sulit dimengerti karena kutipan terhadap orang
skeptis yang mencaci orang bijak. Agur menyimpukan amsal ini dengan doa singkat
dan menggugah. Selebihnya merupakan pengamatan dari alam atau hubungan
sosial yang berisi pelajaran yang tidak langsung untuk hidup yang berhasil. Ciri
khasnya yaitu penggunaan pola-pola angka menyusun pernyataan-pernyataannya.
Kadang juga amsal memperlihatkan sifat permainan yang menunjukkan adanya
semacam hubungan yang kuno dengan teka-teki.

Seperti Agur, Lemuel raja Masa ini pun identitasnya tidak dikenal, amsalnya
terdiri dari nasihat yang bijaksana dari ibunya untuk mempersiapkan dia menjadi
raja yakni mengingatkannya untuk menghindari kesenangan berlebihan terhadap
perempuan dan anggur, melindungi hak-hak orang miskin dan yang tertindas.

Mengenai Isteri yang sempurna pada dalam Amsal 31:10-31 ini tidak
memiliki judul khususyang dipisahkan dari perkataan-perkataan Lemuel.
Penulisnya tidak disebut tetapi tulisan ini tertulis dengan sangat cermat memakai
tekhnik yang adalah perkembangan kemudian dalam sastra Ibrani. Tekhnik ini
berfungsi untuk menegaskan pengertian yang menyeluruh dalam gambaran
mengenai isteri dan ibu yang sempurna ini. Gambaran perempuan yang rajin, caka
dan teliti serta saleh ini merupakan kesimpulan yang sangat sesuai dengan kitab
yang mengajarkan tentang keberadaan dan pentingnya hidup yang taat kepada
Allah dalam segala hal.8

B. Tafsiran Amsal 13:7-11

Amsal 13:7-11 dengan kalimat hikmat dua baris berbentuk paralel antitesis
yang membandingkan pikiran mengenai “berlagak kaya” dan “berlagak miskin”,
“kekayaan” dan “orang miskin”, “terang orang benar” dan “pelita orang fasik”,
“keangkuhan” dengan “ “mendengarkan nasihat” serta antitesis antara “harta
yang diperoleh secara cepat” dan “ mengumpulkan harta sedikit demi sedikit. 9

Dalam Amsal 13:7-11 ini dimulai dengan ajaran sikap hidup yang salah.
Sikap hidup yang paradoks dari orang miskin dan orang kaya. Orang miskin
berpenampilan seperti orang kaya (ay.7a), sementara orang kaya berlagak
miskin(ay. 7b). Sikap yang salah dalam kalimat hikmat ini adalah berpenampilan
melebihi kemampuan, berpura-pura menjadi orang kaya atau orang miskin.
Lewat tujuan tertentu ada orang, lewat sikap dan penampilannya ingin memberi
kesan bahwa dia memiliki kekayaan lebih dari pada yang sebenarnya. Ada juga
yang bersikap bodoh dengan berpenampilan sebagai orang miskin hal itu
didasari tujuan tertentu agar ingin memberi kesan bahwa ia miskin lewat sikap
dan penampilannya, walaupun sebenarnya ia kaya. Penegasan guru hikmat
dalam ayat ini yaitu agar murid berpenampilan jujur dan tidak berpura-pura dan
supaya seseorang tidak menilai orang lain berdasarkan penampilannya karena
penampilan belum tentu bisa menyatakan keadaan yang sebenarnya. 10

Ayat 8,merupakan pengajaran selanjutnya dari perikop ini yaitu tentang


dampak kekayaan dan kemiskinan dimana keduanya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Ayat ini juga merupakan hasil observasi guru-guru
hikmat dari realitas yang umum terjadi dalam kehidupan orang kaya dan orang
miskin di tengah-tengah masyarakat Israel kuno, bahkan bisa terjadi pada masa
8
W.S Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2 , 91-103

9
Risnawaty Sinulingga, Tafsiran Alkitab: Amsal 10:1-22:16, 40
10
Risnawaty Sinulingga, Tafsiran Alkitab: Amsal 10:1-22:16, 140
kini. Tebusan nyawa seseorang adalah kekayaannya. Orang kaya bisa menebus
nyawanya dengan mengguakan kekayaan, bila ada ancaman yang
membahayakan dirinya karena kekayaannya, atau bila ia berada dalam situasi
lain di mana dibutuhkan tebusan bagi nyawanya. Sementara orang miskn, di satu
sisi karena kemiskinannya, tidak mendapatkan perlindungan dari kekayaan akan
tetapi di sisi lain juga tidak akan menghadapi ancaman. Ayat 8b ini “.. tetapi
orang miskin tidak mendengar ancaman” berisi peringatan bagi orang kaya
karena ia terus menerus merasa terancam sebab orang lain menginginkan
kekayaannya walaupun ia mampu melindungi dirinya dengan menggunakan
kekayaannya. Ayat ini juga menyatakan penguatan bagi orang miskin karena
orang miskin tidak akan pernah diancam oleh sebabkekayaan, bahkan tidak
pernah merasa terancam akan kehilangan kekayaannya karena memang dia
tidak memiliki kekayaan.

Pada ayat sebelumnya megenai kekayaan dan kemiskinan kedua-duanya


sama-sama tidak bisa dandalkan sepenuhnya. Dalam ayat 9 diberikan
pengajaran bahwa yang bisa siandalkan sepenuhnya adalah kuehidupan yang
benar. Terang orang benar bercahaya gemilang (ay.9a). Kehidupan orang benar,
yang didasarkan pada prinsip yang bijak, benar, adil dan kasih itulah yang
menerangi, menuntun dan melindungi seseorang sehingga hidupnya bercahaya
gemilang, baik secara moral maupun material, berumur panjang dan
berkelimpahan. Pentingnya kehidupan yang benar lebih ditegaskan lagi pada
ayat 9b, bahwa pelita orang fasik akan padam. Dalam kehidupan Israel kuno,
lampu yang bernyala menjadi tanda adanya kehidupan dan kegiatan dalam
sebuah rumah karena itu pelita adalah simbol kehidupan (Ayb.3:20; Mzm. 36:9).
Pelita juga menjadi smbol sukacita dan kelimpahan material sehingga pada ayat
9b pelita yang padam berarti kehidupan yang gelap tanpa ada harapan,
kesusahan dan kemiskinan akan dialami. Kefasikan akan merusak kehidupan si
orang fasik dan keluarganya.

Keangkuhan dan mendengarkan nasihat hikmat (ay.10). Pada ayat ini


ditemukan bentuk sikap hidup lain yang tidak benar dan harus dihhindari yaitu
keangkuhan yang dapat menimbulkan pertengkaran (ay 10a), dan keangkuhan
secara umum yang dilakukan terlebih keangkuhan karena kekayaan yang dapat
membuat orang tidak mau mendengarkan nsaihat hikmat. Orang yang terlalu
membesar-besarkan masalah kekayaan dan posisinya dalam masyarakat tanpa
melihat posisi orang lain dalam struktur yang berasal dari Tuhan dan hanya
meyakini pendapatnya sendiri karena ia hanya bisa berbicara dari atas dan tak
bersedia mendengarkannya. Keangkuhan seperti ini akan merusak
keharmonisan hubungan antar keluarga, bahkan antaranggota masyarakat.
Berikutnya ay.10b menjelaskan sikap hidup yang benar adalah mendengarkan
masihat menjadi berhikmat. Kontras orang sombong, orang yang bersedia
mendengarkan nasihat adalah orang berhikmat yang rendah hati.

Diperoleh dengan cepat dan mengumpulkan sedikit demi sedikit (ay. 11).
Ayat ini merupakan kesimpulan pengajaran tentang sikap hidup yang benar
tehadap kekayaan pada perikop ini. Harta yang diperoleh secar acepat, tanpa
kerja keras, tetapi lewat penipuan atau kekerasan yang mengorbankan orang
lain, akan cepat juga habisnya, bahkan bsa mengakibatkan kehancuran.(10:2;
11:4,18; 21:6). Dan sebaliknya siapa ynag mengumpulkan harta sedikit demi
sedikit, menjadi kaya (ay.11b), artinya orang yang bekerja keras dan jujur,
walaupun lambat, pasti akan menjadi kaya.11

C. Implikasi bagi jemaat masa kini.

Dalam kehidupan jemaat masa kini, jurang antara si miskin dan si kaya
seakan semakin jauh. Hal ini dapat kita buktikan dengan fakta yang terjadi di
zaman modern yang serba canggih ini, si kaya dengan segala kemewahannya
dapat hidup tentram dan tenang sesuai dengan keinginan hatinya, sementara si
miskin tertinggal jauh dengan kesusahan dan kesengsaraan yang dideritanya
tidak ada kemajuan. Akan tetapi menjadi seorang kaya tidaklah salah, juga
menjadi miskin pun tidak salah ketika kita benar-benar hidup hidup takut akan
Tuhan.

Menjadi orang miskin terus menerus di dalam dunia ini (ekonomi), walaupun
sudah berusaha mengumpulkan sedikit demi sedikit untuk menjadi kaya, tetapi
nasibnya begitu-begitu saja, tetaplah bersyukur, tetaplah menjadi diri sendiri
dan tetaplah berpengharapan bahwa Tuhan akan mencukupkan semuanya

11
Risnawaty Sinulingga, Tafsiran Alkitab: Amsal 10:1-22:16, 140-143
bahkan memberikan kelimpahan kekayaan yang abadi ketika kita tetap hidup
takut pada Tuhan. Walaupun miskin ekonomi tetapi jangan sapai sebagai umat
Tuhan kita juga miskin spiritualitas, miskin iman yang dapat memadamkan
pelita kita, terlebih ketika kita hidup berpura-pura berlagak seperti orang kaya.
Kita diajarkan untuk tetap berusaha mengumpulkan sedikit demi sedikit, tidak
berpura-pura dan jujur.

Menjadi orang kaya adalah anugerah dan merupakan salah satu bukti nyata
berkat Tuhan bagi jemaatnya. Namun tidak dapat dipungkiri kebanyakan jemaat
yang kaya selalu memusatkan perhatiannya bagaimana ia dapat mengumpulkan,
mengumpulkan dan mengumpulkan hartanya sebanyak mungkin, hingga
akhirnya kadang kala ada yang mengusahakan kekayaan dengan cepat tanpa
menyadari kesalahan itu mengakibatkan kekayaan yang ia peroleh itu hanya
sebentar saja. Fakta yang terlihat juga adalah kesombongan dari mereka yang
kaya dan tidak lagi mau mendengarkan nasihat-nasihat karena yang ada dalam
fikirannya hanyalah harta yang ia miliki.Walaupun segala hal dapat ia lakukan
karena harta yang ia miliki tetapi tetap saja merasa terancam kalau-kalau orang
lain mengambil kekayaannya itu. Padahal Takut akan tuhan adalah segalanya,
percuma mempunyai kekayaan yang luar biasa banyaknya jika kita hidup tidak
taat, semua itu tidak akan di bawa jika Tuhan datang kembali. Kita diajar untuk
hidup sebagaimana orang kaya yang dikehendaki Tuhan, yang tidak terlalu
memusatkan perhatian kepada harta kekayaan yang kita miliki, apalagi jika kita
menhalalkan cara yang haram untuk mendapatkan kekayaan dn tidak
menghargai orang lain disekitar kita katrena mengandalkan kekayaan kita.

Marilah hidup sewajarnya, ketika kita miskin hiduplah sebagaimana orang


miskin yang dikehendaki Tuhan. Jika kita kaya, maka hiduplah sebagaimana
orang kaya yang dikehendaki oleh Tuhan.
Daftar Pustaka

Lasor, W.S .Pengantar Perjanjian Lama 2. Jakarata: BPK Gunung Mulia, 2007

Sinulingga, Risnawaty . Tafsiran Alkitab: Amsal 10:1-22:16. Jakarta: Gunung Mulia, 2012

Stott, John. Isu-Isu Global Menantang Kepemimpinan Kristiani. Jakarta: Bina Kasih, 2012

Kaiser, Jr., Walter. Teologi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2013

Green, Denis. Pengenalan Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2012

Dyrness, William .Tema-tema Dalam Teologi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas,
2009

Anda mungkin juga menyukai