Abstrak
Untuk menemukan makna sebuah teks, diperlukan interpretasi. Tujuan utama interpretasi
bukan mengenai apa isi teks tersebut, melainkan apa yang ada dibelakang motivasi penulis untuk
menuliskan teks tersebut. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif menggunakan
metode hermeneutik Schleiermacher yaitu gramatikal dan Psikologi. Amsal 1:8-19 lebih ditujukan
kepada kaum muda terkhusus laki-laki karena pada masa kerajaan maupun masa sesudah
pembuangan, anak perempuan Israel tidak dididik di sekolah melainkan mereka dididik di rumah oleh
ibunya. Jadi makna teks yang terkandung dalam kitab Amsal 1:8-19 berdasarkan metode hermeneutik
Schleiermacher adalah Didikan orang tua mampuh mengarahkan kaum muda ke jalan yang baik.
Abstrac
To find the meaning of a text, interpretation is needed. The main purpose of interpretation is not about
what the text contains, but what is behind the author's motivation to write the text. The method used is
a qualitative research method using the Schleiermacher hermeneutic method, namely grammatical and
psychological. Proverbs 1:8-19 is more directed at young people, especially men, because during the
kingdom and after the exile, the daughters of Israel were not educated in schools, but they were
educated at home by their mothers. So the meaning of the text contained in the book of Proverbs 1:8-
19 based on Schleiermacher's hermeneutic method is that parental education is able to direct young
11
PENDAHULUAN
Problem dalam memahami makna pada suatu teks adalah konteks penulisan teks dan
konteks sekarang. Dalam kitab Amsal ada begitu banyak ayat yang mampu mengarahkan kita
menjadi lebih baik apabila kita memahami teks-teks dan maksud penulis teks dari kitab
Amsal tersebut. Namun fenomena yang terjadi di kehidupan anak remaja (Pemuda) Kristen
saat ini, memperlihatkan bahwa terdapat remaja yang mengabaikan nasihat serta didikan
orangtuanya. Sebagai pemuda Kristen yang seringkali ke gereja mendengarkan khotbah-
khotbah dan diajarkan untuk dengar-dengaran kepada orang tuanya dan melakukan hal yang
baik, mereka justru melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan dalam
kehidupan sebagai warga gereja. Menurut penulis, hipotesa yang muncul adalah bahwa
sampai saat ini mereka tidak memahami secara baik isi dan makna teks yang terdapat dalam
kitab Amsal 1 : 8 – 19.
Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis merasa tertantang untuk mengkaji dan
menuangkan hasil kajian hermeneutik dari Kitab Amsal 1 : 8 – 19 dengan menggunakan
metode hermeneutik Schleiermacher. Schleiermacher merupakan bapak hermeneutik modern.
Schleiermacher sendiri memahami hermeneutik sebagai sebuah seni memahami makna teks
dari penulis. Menurut Schleiermacher, dalam upaya memahami maksud penulis dalam sebuah
teks, kita (pembaca) harus berupaya masuk pada dunia mental penulis. Ada perbedaan
konteks saat penulisan dan konteks masa kini (pembaca). Oleh sebab itu, menurut
Schleiermacher untuk menemukan maksud penulis dalam teks (makna teks) maka diperlukan
interpretasi gramatis dan interpretasi psikologi. Interpretasi gramatis adalah proses
memahami teks melalui bahasa, struktur kalimat-kalimat, dan juga hubungannya dengan
karya-karya lain yang memiliki jenis yang sama. Sedangkan interpretasi psikologi meliputi
dunia mental penulisnya.1
METODE PENELITIAN
Metode penenlitian yang akan digunakan adalah metode penelitian kualitatif
menggunakan metode hermeneutik Schleiermacher. Metode hermeneutik Sheleiermacher
meliputi Interpretasi Gramatis dan Interpretasi Psikilogis. Interpretasi gramatis adalah upaya
untuk memahami teks yang bertolak dari bahasa, struktur kalimat dan hubungan teks itu
dengan karya-karya yang lain yang sama jenisnya. Sedangkan Interpretasi psikologis adalah
1F. Budi Hardiman, Seni Memahami: Hermeneutik dari Schleiermacher Sampai Derrida (Yogyakrta: PT
12
dunia mental penulis. Selain itu, penulis akan menggunakan Alkitab, buku-buku dan sumber-
sumber lain yang berkaitan dengan teks Amsal 1:8-19.
William Dyrness, Tema-Tema Dalam Teologi Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas 1990), 171
2
Grant R. Osborne, Spiral Hermeneutika: Pengantar Komprehensif bagi Penafsir Alkitab (Surabaya:
3
5YM Seto Marsunu, Pengantar Kitab-Kitab Hikmat (Yogyakarta: PT Kanisius, 2018) 29.
6Jeane Ch. Obadja, Survei Ringkas Perjanjian Lama (Surabaya: Momentum, 2014), 95.
13
spiritual agar diwariskan secara turun-temurun (sampai saat ini) supaya setiap pembacanya
dapat menjaani kehidupannya secara bijaksana.
14
kearifan Salomo dalam bidang politik (1 Raj. 5:12). Jadi dapat disimpulkan bahwa Salomo
adalah seorang raja yang mempunyai hikmat yang luar biasa. 10
Jadi kitab Amsal diperkirakan ditulis sebelum dan pada masa pemerintahan Raja Hizkia
(715-686 sM). Penulis kitab Amsal bukan hanya Salomo seorang diri, melainkan ada
beberapa peulis yang lain, yaitu: orang-orang bijak, pegawai-pegawai Raja Hizkia, Agur anak
Yake, Raja Lamuel dan ada juga penulis yang tidak disebutkan namanya yang menuliskan
lampiran-lampiran dari kitab Amsal.
10David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama (Jakarta: Gunung Mulia, 2013) 91.
11YM Seto Marsunu, Pengantar Kitab-Kitab Hikmat (Yogyakarta: PT Kanisius, 2018) 30.
12David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama (Jakarta: Gunung Mulia, 2013) 95-97.
15
hikmat di Mesir disebut Amen-em-ope (Amenemope adalah karya sastra yang ditulis di Mesir
kuno pada periode Ramses. Instruksi ini berisi tiga puluh bab mengenai saran untuk hidup
sukses dalam hidup13). Hikmat di Mesir memberikan pertimbangan yang luar biasa terhadap
kemajuan perspektif mental dan teknik karma yang membantu produktivitas dan kemajuan
dalam melayani negara. Ini digunakan untuk membantu mencapai tujuan. Tujuan pelatihan di
Mesir pada saat itu adalah untuk meningkatkan ketajaman keilmuan dan kemampuan berpikir
kritis dalam keadaan darurat. Bagaimanapun juga, wawasan bangsa Israel berasal dari Tuhan,
dan Tuhan adalah tumpuan sejati dari kecerdasan. 14 Jadi tujuan dituliskannya kitab Amsal ini
adalah memberikan nasihat, baik itu kepada anak-anak maupun orang tua dan semua
golongan.
Yao Wei Fong, Handbook To The Bible (Bandung: Kalam Hidup, 2015), 397.
13
Barnabas Ludji, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2 (Bandung: Bina Medika Informasi, 2009) 184.
14
15C. Hassell Bullock, Kitab-Kitab Puisi Dalam Perjanjin Lama (Malang: Gandum Mas,2014) 199.
16Grant R. Osborne, Spiral Hermeneutika: Pengantar Komprehensif bagi Penafsir Alkitab (Surabaya:
16
Isi Amsal ialah penjelasan tentang hikmat dengan anak-anak manusia dan kehancuran
yang pasti atas mereka yang tidak mau mendengarkan panggilan hikmat. Jadi Kitab Amsal
merupakan bagian dari kelompok ktab-kitab puisi PL. Kitab Amsal sendiri berbentuk
pribahasa dan Amsal 1:8-19 merupakan golongan sastra hikmat dalam bentuk ucapan karena
berisikan perintah. Adapun fungsi dari kitab Amsal adalah mengajarkan/memberikan arahan
kepada setiap pembacanya agar hidup bijaksana.
18Immanuela Deru, Makna ‘’Didiklah Orang Muda’’ menurut Amsal 22:6 dan Relevansinya bagi Gereja,
17
Istilah “Anakku” merujuk pada anak didik berjenis kelamin laki-laki karena pada
masa kerajaan maupun masa sesudah pembuangan, anak perempuan Israel tidak dididik di
sekolah melainkan mereka dididik di rumah oleh ibunya. 20
Risnawati Sinulingga, Tafsir Alkitab: Kitab Amsal 1-9 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 100.
20
Hasan Susanto, Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab (Malang: Departemen Literatur
21
23Budi Hardiman, Seni Memahami: Hermeneutik dari Schleiermacher Sampai Derrida (Yogyakrta: PT
18
Minat Schleiermacher pada hermeneutik itu timbul disebabkan oleh pengaruh
romantisme. Pada masa romantisme, ada dua pandangan yang sangat dominan dalam filsafat
agama yaitu pandangan Kant dan Hegel. Kant menyempitkan agama pada moralitas dan
Hegel menyaring agama menjadi rasionalitas belaka, namun Schleiermacher berpandangan
bahwa hakikat agama adalah perasaan ketergantungan mutlak dihadapan alam semesta.
Romantisme adalah gerakan yang kritis terhadap pencerahan pada abad 18. 25
Dalam buku yang ditulis oleh K Bartens dkk menjelaskan bahwa masa pencerahan
ditandai dengan tiga ciri, yaitu; (1). Orang mulai bersikap secara kritis. Segala sesuatu
dihadapkan ke pengadilan rasio dan yang tidak bisa dijelaskan rasio harus dibuang sebagai
tahyul atau prasangka saja. (2). Pencerahan berlangsung sebagai suatu proses emansipasi dari
penguasaan manusia dari otoritas duniawi dan gerejawi. (3). Pada saat itu sangat ditekankan
kebebasan pemikiran dan kebebasan dalam mengembangkan kemungkinan-kemungkinan
manusia. Pada masa pencerahan ada yang beranggapan bahwa dengan berpegang pada akal
budi, manusia bisa mencapai kemajuan di segala bidang. 26
Hermeneutik Schleiermacher lebih dikenal luas ketika salah seorang muridnya yang
bernama Friedrich Luke menerbitkan manuskrip-manuskrip karya Schleiermacher. Dimana
dalam tulisan tersebut mencerminkan bahwa Schleiermacher lebih memfokuskan diri pada
subyektifitas penulis dan kurang berfokus pada gramatik.27
Jadi Schleiermacher lahir dari keluarga protestan, Schleiermacher lahir pada tanggal
17 November 1768 di Breslau/Silesia. Schleiermacher kemudian mengikuti seminari
diBarby/Elbe, kemudian dia melanjutkan Studinya di Universitas Hele mengambil jurusan
Filsafat, Teologi dan Filologi.
Hermeneutik Schleiermacher
Sebelum penulis memaparkan hermeneutik Schleiermacher, terlebih dahulu penulis
memaparkan pendahulu atau orang-orang yang mempengaruhi pemikiran Schleiermacher.
Jadi ada dua pendahulu Schleiermacher yaitu Friedrich Ast (1778-1841) dan Friedrich Agust
Wolf (1759-1824) keduanya merupakan filolog yakni peneliti teks-teks kuno. Filologi
merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang sejarah, pranata dan kehidupan suatu bangsa
25 Ibid, 29.
26 K. Bartes, Johanis Ohoitimur dan Mikhael Dua, Pengantar Filsafat (Yogyakarta: PT KANISIUS, 2018)
114.
27Budi Hardiman, Seni Memahami: Hermeneutik dari Schleiermacher Sampai Derrida (Yogyakrta: PT
19
yang terdapat dalam naskah-naskah lama. Tujuan dari filologi adalah mengetahui isi teks dari
pengarang dan mengetahui bentuk teks yang disajikan.
Tujuan utama interpretasi bukan mengenai apa isi teks tersebut, melainkan apa yang
ada dibelakang motivasi penulis untuk menuliskan teks tersebut. Jadi menurut
Schleiermacher, dalam upaya memahami wacana, penting untuk memperhatikan unsur
penafsir, teks, maksud pengarang, konteks historis, dan konteks kultural. 28
Schleiermacher mengembangkan hermeneutiknya dari formulasi awal yang
dikelompok-kelompokan sebagai aporisme pada tahun 1805 dan 1806 sebagai hasil dialog
kritis dengan Ast dan Wolf. Aporisme awal menyatakan bahwa hermeneutika merupakan
cara seorang anak menangkap makna kata baru. 29 Hermeneutik Schleiermacher bertolak dari
kesalahpahaman. Oleh sebab itu, bagi Schleiermacher, hermeneutik merupakan seni
memahami yang dibutuhkan untuk menangkap makna teks. Schleiermacher membatasi tugas
hermeneutik pada seni memahami saja.30
Ada dua metode khas dari Schleiermacher untuk menemukan makna teks yaitu
Interpretasi Gramatikal dan Interpretasi Psikilogis. Interpretasi gramatikal adalah upaya untuk
memahami teks yang bertolak dari bahasa, struktur kalimat-kalimat dan hubungan teks itu
dengan karya-karya yang lain yang sama jenisnya. Sedangkan Interpretasi psikologis adalah
dunia mental penulis. Interpretasi psikologis dibagi menjadi empat yaitu menangkap
keutuhan dan arah tulisan itu untuk menemukan “ide sentral” yang menggerakkan penulis,
mengidentifikasi tulisan itu dalam konteks obyektif termasuk genre, menemukan cara
bagaimana penulis menata isi pikirannya, menemukan pikiran-pikiran sekunder yang
berkesinambunganmdengan kehidupan penulis. Seorang penafsir harus keluar dari teks itu
untuk menemukan konteks penciptanya.31
Ada dua tawaran dari metode psikologis Schleiermacher yang tidak dapat dipisahkan,
yaitu Metode divinatori adalah metode dimana seseorang mentransformasikan dirinya
kedalam (kejiwaan) orang lain dan mencoba memahami orang itu secara langsung. Metode
komparatif adalah metode memahami dimana seorang penafsir berusaha memahami
seseorang dengan cara membandingkannya dengan orang-orang lain, dengan dugaan bahwa
mereka sama-sama memiliki sesuatu yang universal. Metode interpretasi gramatikal dan
28 Jerry Rumahlatu, Hermeneutika Sepanjang Masa (Jakarta: CV. Cipta Varia Sarana. 2011), 31-34.
29 Richard E. Palmer, HERMENEUTIKA: Teori Baru Mengenai Interpretasi (Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR, 2003) 85.
30Budi Hardiman, Seni Memahami: Hermeneutik dari Schleiermacher Sampai Derrida (Yogyakrta: PT
20
metode interpretasi psikologi tidak dapat dipisahkan karena menurut Schleiermacher “kita
memahami pribadinya (penulis teks) lewat teks yang ditulisnya dan teks itu dipahami lewat
pribadinya”.32
Jadi ada dua pendahulu Schleiermacher yaitu Friedrich Ast dan Friedrich Agust Wolf.
keduanya merupakan filolog yakni peneliti teks-teks kuno. Merekalah yang mengantarkan
Schleiermacher pada hermeneutik. Jadi ada dua metode hermeneutik metode hermeneutik
Schleiermacher dalam menemukan makna teks yaitu interpretasi gramatikal dan interpretasi
psikologis.
32 http://www.warokakmaly.my.id/2015/05/hermeneutika-psikologi-schleiermacher.html?m=1 (Diakses
30 Maret 2022).
33
W. S. LaSor, D. A. Hubbard & F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2005) 25, 38.
34Paralisme antitesis merupakan jenis yang menyatakan kebenaran pada bagian kedua yang bertujuan
Amsal 1 : 8 – 19, (STT Ekumene Jakarta: Vox Dei – Jurnal Teologi dan Pastoral, no. 2, 2, Desember 2021), 159.
21
dipahami sebagai penjelasan bagi orang berdosa yang nyatanya bukan menumpahkan darah
orang lain tetapi darahnya sendiri.36
Dalam pengkhotbah 3:1, Salomo menyatakan bahwa untuk segala sesuatu ada
waktunya, serta dalam pengkhotbah 12:1 mengingatkan para kaum muda untuk mengingat
Sang Pencipta dimasa muda. Pengajaran yang diberikan Salomo diharapkan dapat menjadi
pegangan para kaum muda agar tidak terjerumus ke dalam dosa. Selain itu, dalam tradisi
bangsa Israel yang sebagai bangsa pilihan Allah orang tua diperintahkan agar mengajar anak-
anak mereka agar mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan (Ul 6:4-9).
Oleh sebab itu Salomo mengingatkan kembali agar memperhatikan didikan dan ajaran dari
orang tua.
36 Risnawati Sinulingga, Tafsir Alkitab: Kitab Amsal 1-9 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 96.
37 Yap Wei Fong, Handbook To The Bible (Bandung: Kalam Hidup, 2015), 397, 398.
22
Allahmu kepadamu”. Mendengarkan didikan dan ajaran orang tua merupakan sikap hormat
terhadap orang tua. Sebagai bangsa pilihan Allah, haruslah berbeda dari bangsa yang lain
karna Allah memerintahkan supaya mereka (rakyat Israel) harus hidup kudus (imamat 19:2).
Karna Israel berada pada puncak kerohanian, dalam Amsal 1:8-19 ini merupakan nasihat dan
peringatan Salomo kepada kaum muda supaya menjadi pegangan agar kerohanian di
kalangan muda itu tidak merosot karena masa muda adalah masa yang bebas memilih dan
bertindak.
Dalam Amsal 1:8-19 ada tiga kali Salomo mengatakan “hai anakku” yakni pada ayat
8, ayat 10 dan ayat 15. Pada ayat 8 Salomo memberi perintah supaya muridnya
mendengarkan nasihat dan ajaran orang tua, pada ayat 10 Salomo memberikan perintah agar
muridnya tidak menuruti bujukan orang berosa, dan pada ayat 15 Salomo memberikan
perintah supaya muridnya tidak hidup menurut perilaku orang orang berdosa. Ayat 9
berisikan manfaat dari mendengarkan didikan dan nasihat orang tua dan ayat 11-14 dan ayat
16-18 merupakan peringatan tentang bagaimana bujukan orang berdosa dan tujuan akhir dari
perilaku orang berdosa. Dan ayat 19 merupakan kesimpulan yang ditulis dalam kalimat
sebab-akibat.
Salomo mengajar dan mengingatkan para kaum muda agar tidak mengikuti langkah
orang berdosa dan mengingatkan kembali ajaran kebijaksanaan yang sudah didapatkan di
dalam keluarga. Salomo mengajar murid-muridnya seperti seorang ayah yang bijaksana
mengajar puteranya. Anak harus membuat pilihan yang sangat penting: memilih jalan yang
benar atau jalan yang salah. Salomo menjelaskan kedua hal tersebut dan menunjukkan
kemana akhirnya tujuan masing-masing.
Sifat sastra dalam teks Amsal 1:8-19 merupakan pengajaran yang berisikan perintah
dan larangan yang ditujukan kepada kaum muda yang berjenis kelamin laki-laki. Bertitik
tolak dari Ams 1:4, orang yang tak berpengalaman disejajarkan dengan kaum muda. Pada
waktu itu, jika ada seorang anak tidak mendengarkan dan membangkang semua perkataan
orang tua, dia bisa mendapatkan hukuman mati (Ul 21:18-21; 2 Raja-raja 14-6) dan dia
dianggap jahat (Ul 21:21).
Elemen utama dalam perikop ini adalah peringatan tentang orang berdosa. Dalam
Amsal 1:8-19 merupakan pengajaran yang disampaikan si guru hikmat yang didasarkan pada
otoritas orang tua. Pada perikop ini tidak mempergunakan nama Allah, karena kemungkinan
pada Amsal 1:8-19 ini merupakan ciri-ciri pengajaran hikmat yang telah menerima pengaruh
dari Mesir dan refleksi dari situasi Israel pada saat itu.
23
Menurut saya (penulis), penulisan Amsal 1:8-19 berkaitan erat dengan posisi Salomo
menjadi Raja bangsa Israel. Sebagai raja tentunya ingin mengarahkan rakyatnya arah yang
lebih baik terutama posisi bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah (Ul 7:7-9), sebagai
bangsa pilihan, ia harus berbeda dari bangsa yang lain oleh sebab itu bangsa Israel harus
kudus (Im 19:2). Selain itu Salomo tidak mau jika ada anak muda yaang di hukum, karena
pada saat itu ada sebuah hukum yang berlaku (Ul 21:18-21) dan dia dianggap jahat (Ul
21:21). Mengapa harus mendengarkan didikan dan nasihat orang tua? Karna Tuhan
memberikan 10 hukum dan hukum kelima berbunyi hormatilh ayahmu dan ibumu (Ul 5:16)
serta Allah memberikan suatu perintah kepada orangtua agar mengajarkan berulang-ulang
kepada anaknya tentang kasih kepada Allah adalah perintah yang utama (Ul 6:1-25).
Jadi makna teks yang terdapat dalam kitab Amsal 1:8-19 berdasarkan metode
hermeneutik Schleiermacher ialah;
a. Didikan orang tua mampuh mengarahkan kaum muda ke jalan yang baik.
Mendengarkan didikan dapat menghindari bujukan dan perilaku orang berdosa.
b. Salomo menginginkan agar seluruh kalangan muda pada saat itu hidup tanpa
mengikuti kehendak atau kelakuan orang berdosa.
c. Salomo tidak ingin melihat anak muda melakukan kejahatan yang berakhir pada
penghukuman karena pada saat itu ada sebuah hukum yang berlaku jika ada seorang
anak yang tidak mendengarkan dan membangkang semua perkataan orang tua, dia
bisa mendapatkan hukuman mati (Ul 21:18-21) dan dia dianggap jahat (Ul 21:21).
d. Salomo mengingatkan bahwa orang yang melakukan kejahatan tidak akan pernah
sampai pada kedamaian dan kebahagiaan karena apa yang mereka lakukan hanya
memuaskan nafsu tetapi mereka akan sampai pada kebinasaan (penghukuman).
KESIMPULAN
Kitab Amsal merupakan kitab hikmat yang ditulis oleh Salomo yang disebut sebagai
orang yang berhikmat. Adapun penulis kitab Amsal, bukan hanya Salomo melainkan terdapat
juga diantaranya: Agur, anak Yake, Raja Lemuel dan bagian terakhir kitab amsal yakni amsal
31:10-31 merupakan lampiran kitab Amsal yang tidak disebutkan penulisnya. Kitab Amsal
ditulis dalam bentuk puisi ibrani dengan tujuan untuk memberikan nasehat bagi semua
golongan khususnya anak muda. Amsal 1:8-19 merupakan Nasihat dan Peringatan bagi kaum
muda.
Untuk menemukan makna teks pada suatu teks, Schleiermacher mengemukakan dua
metode hermeneutik, yakni metode interpretasi gramatikal dan metode interpretasi
24
psikologis. Interpretasi gramatik adalah upaya untuk memahami teks yang bertolak dari
bahasa, struktur kalimat-kalimat dan hubungan teks itu dengan karya-karya yang lain yang
sama jenisnya. Sedangkan Interpretasi psikologis adalah dunia mental penulis.
Adapun makna teks yang terkandung dalam kitab Amsal 1:8-19 berdasarkan metode
hermeneutik Schleiermacher adalah Didikan orang tua mampuh mengarahkan kaum muda ke
jalan yang baik. Mendengarkan didikan dapat menghindari bujukan dan perilaku orang
berdosa, Salomo menginginkan agar seluruh kalangan muda pada saat itu hidup tanpa
mengikuti kehendak atau kelakuan orang berdosa, Salomo tidak ingin melihat anak muda
melakukan kejahatan yang berakhir pada penghukuman karena pada saat itu ada sebuah
hukum yang berlaku jika ada seorang anak yang tidak mendengarkan dan membangkang
semua perkataan orang tua, dia bisa mendapatkan hukuman mati (Ul 21:18-21) dan dia
dianggap jahat (Ul 21:21), Salomo mengingatkan bahwa orang yang melakukan kejahatan
tidak akan pernah sampai pada kedamaian dan kebahagiaan karena apa yang mereka lakukan
hanya memuaskan nafsu tetapi mereka akan sampai pada kebinasaan (penghukuman). Jadi
sebagai orang yang berhikmat Salomo memiliki tugas untuk mendidik dan mengajar kaum
muda ke arah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
25
Penafsir Alkitab. Diterjemahkan oleh Elifas Gani. Surabaya:
Momentum, 2012.
Kanisius, 2018.
Momentum, 2014.
Mulia, 2011.
2013.
Fong, Yap Wei. Handbook To The Bible. Bandung: Kalam Hidup, 2015
26
Brtes. et al. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: PT KANISIUS, 2018.
Gunung Mulia,
Jurnal
Situs Web
27
http://www.warokakmaly.my.id/2015/05/hermeneutika-psikologi-
schleiermacher.html?m=1 (diakses 30 Maret 2022)
28