Anda di halaman 1dari 14

KARYA ILMIAH

PENTINGNYA KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH ANORGANIK


DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

Guru Pengajar :

Dra. Zubaidah Oesman Baswedan

Oleh :

Fitrasani Aulia Azra (XI MIPA 3/14)

SMA NEGERI 1 LAWANG

Jl. Pramuka, Krajan, Lawang, Malang, Jawa Timur 65211

2020

0
ABSTRAKSI

1
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................0
ABSTRAKSI...................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
2.1 Tujuan...............................................................................................................................5
3.1 Ruang Lingkup..................................................................................................................5
4.1 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Sampah Plastik................................................................................................6
2.2 Kondisi Kepedulian Siswa terhadap sampah....................................................................6
2.3 Kondisi Kebersihan Lingkungan Sekolah.........................................................................7
2.4 Upaya Meningkatkan Kepedulian Siswa terhadap Sampah..............................................8
2.5 Dampak Lingkungan Sekolah yang Bersih.......................................................................9
2.6 Upaya Pengelolaan Sampah di Lingkungan Sekolah......................................................10
BAB III..........................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

2
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Ilmiah yang berjudul “Pentingnya kepedulian Masyarakat Terhadap Sampah


Anorganik Dalam Menjaga Kebersihan” yang disusun oleh :

nama : Fitrasani Aulia Azra

kelas : XI MIPA 3

telah disahkan dan disetujui oleh guru pengajar pada :

hari :

tanggal :

Menyetujui,
Guru Pengajar

Dra. Zubaidah Oesman Baswedan


196601082007012011

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi membawa banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat dunia yang


terus bertambah populasinya. Di Indonesia, globalisasi berupa westernisasi berdampak besar
pada nilai-nilai luhur pancasila. Budaya westernisasi yang berkiblat pada budaya liberalisme
yang kemudian masuk ke Indonesia memupuk sikap individualisme yang berlawanan dengan
nilai karakter pancasila berupa sikap gotong royong. Sikap gotong royong pada awalnya
didasarkan pada sikap peduli seseorang dalam suatu kehidupan bermasyarakat, sikap peduli
ini perlahan mulai luntur tergilas globalisasi dan westernisasi yang secara terus-menerus
masuk ke Indonesia pada saat masyarakat belum memiliki persiapan dan pemahaman matang
dalam mengahadapi globalisasi dengan berbagai dampak positif dan negatifnya.

Pengembangan sikap gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan yang


dahulu menjadi sebuah karakter identitas masyarakat Indonesia, kini mulai luntur bahkan
hilang tidak bersisa. Kepedulian terhadap lingkungan saat ini hanya dimiliki oleh segelintir
individu saja. Masih banyak diantara kita yang belum peduli dengan permasalahan
lingkungan secara sungguh-sungguh. Cukup banyak ditemukan penanganan permasalahan
lingkungan hanya sebatas retorika dan administratif sehingga belum terwujud dalam
tindakan nyata yang memadai. Kalaupun ada aksi yang dilaksanakan, terkadang masih
sebatas seremonial yang dilakukan dalam kegiatan dan acara tertentu.

Bila kondisi ketidakpedulian seperti ini terus berlanjut, maka kita seperti memelihara
bom waktu yang akan meledak pada suatu saat dan muncul dalam bentuk bencana
lingkungan. Hal ini sekaligus juga bermakna bahwa sesungguhnya kita tengah bunuh diri
pelan - pelan secara ekologis. Beragam bencana lingkungan telah kita alami, namun
bencana demi bencana tersebut ternyata hanya mampu mengingatkan kita sesaat saja. Kita
sering terlalu cepat melupakan bencana lingkungan yang baru dihadapi bahkan tak jarang
bencana tersebut dianggap sebagai peristiwa rutin tahunan seperti bencana banjir akibat
sampah.

Kebersihan pangkal kesehatan, kata-kata ini sudah tidak asing bagi kita. Di suatu
lingkungan sekolah seringkali sebuah sekolah mengalami permasalahan tentang
kebersihan. Hal ini di sebabkan oleh para siswa yang membuang sampah sembarangan.
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh negara di dunia. Tidak hanya
di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju, sampah selalu menjadi
masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton
sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu

4
saja meskipun sudah disediakan tempat daur ulang. Tetapi di tempat yang sudah disediakan
juga tidak mencukupi volume sampah tersebut dan terkadang tanpa diapa-apakan lagi. Dari
hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering
kita lihat. Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di
sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat
mendatangkan wabah penyakit.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka kami tertarik untuk membahas
masalah ini sebagai bahan laporan ilmiah dengan judul “Pentingnya kepedulian
Masyarakat Terhadap Sampah Anorganik Dalam Menjaga Kebersihan
Lingkungan.”

2.1 Tujuan

 Mengetahui pentingnya kepedulian siswa terhadap sampah di lingkungan sekolah.


 Mengetahui upaya menumbuhkan kepedulian siswa terhadap sampah di lingkungan
sekolah
 Mengetahui upaya siswa dalam pengolahan sampah plastik di lingkungan sekolah
 Mengetahui manfaat dari pengolahan sampah plastik

3.1 Ruang Lingkup

Akibat keterbatasan waktu dan pemahaman, dalam karya ilmiah “Pentingnya Kepedulian
Masyarakat Terhadap Sampah Anorganik Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan” kami
akan mengerucutkan pembahasan kami mengenai kepedulian siswa terhadap sampah plastik
di lingkungan SMA Negeri 1 Lawang.

4.1 Rumusan Masalah

4.1.1 Apa itu sampah plastik?

4.1.2 Bagaimana kepedulian siswa terhadap sampah saat ini?


4.1.3 Bagaimana kondisi kebersihan lingkungan sekolah saat ini?
4.1.4 Bagaimana cara menumbuhkan rasa peduli siswa terhadap sampah di lingkungan
Sekolah?
4.1.5 Bagaimana dampak sampah plastik terhadap kebersihan lingkungan sekolah?
4.1.6 Bagaimana pengolahan sampah plastik di lingkungan sekolah?

5
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Sampah Plastik

2.1.1 Pengertian Sampah


2.1.1.1.1 Menurut KBBI

Pengertian sampah menurut KBBI Daring adalah barang atau benda yang
dibuang karena tidak terpakai lagi.

2.1.1.1.2 Menurut UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah


Sampah merupakan semua sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses
alam yang berbentuk padat atau semipadat berupa zat organik atau anorganik
bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna
lagi dan dibuang ke lingkungan.

Menurut pernyataan di atas maka sampah adalah hasil sisa kegiatan manusia yang tidak
lagi digunakan. Sebagaimana kita ketahui sampah yang mendominasi adalah sampah plastik.

2.1.2 Pengertian Sampah Plastik


2.1.2.1 Menurut Nurhenu Karuniastuti dalam forum teknologi volume 3 bab 1

Plastik merupakan bahan yang kelihatan bersih, praktis, sehingga barang-


barang kebutuhan sehari-hari dibuat dari plastik seperti botol minuman, gelas,
piring, kantong kresek, dan sebagainya Dengan demikian hampir semua orang
memakai barang-barang yang terbuat dari plastik karena kepraktisannya,
walaupun berdampak terhadap kesehatan dan lingkungan.

2.1.2.2 Menurut Yebi Purnama dalam Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan

Plastik merupakan material yang baru, secara luas dikembangkan dan


digunakan sejak abad ke-20, tepatnya pada tahun 1975 diperkenalkan oleh
Montgomery Ward, Sears, J.C. Penny, Jodan Marsh dan toko-toko retail besar
lainnya sebagai wadah kedap air yang murah dan mudah ditemukan.

Maka menurut pernyataan diatas sampah plastik adalah adalah sampah yang populer
digunakan akibat murahnya harga untuk mendapatkannya sekaligus kualitasnya yang tidak
mudah rusak.

2.2 Kondisi Kepedulian Siswa terhadap sampah

2.2.1 Pengertian kepedulian


2.2.1.1 Menurut Bender pada tahun 2003

6
Kepedulian adalah menjadikan diri kita terkait dengan orang lain dan
apapun yang terjadi terhadap orang tersebut. Orang yang mengutamakan
kebutuhan dan perasaan orang lain daripada kepentingannya sendiri adalah orang
yang peduli.

2.2.1.2 Menurut Swanson pada tahun 1991

kepedulian sebagai salah satu cara untuk memelihara hubungan dengan


orang lain, dimana orang lain merasakan komitmen dan tanggung jawab pribadi.

2.2.2 Pengertian siswa


2.2.2.1 Menurut Jurnal Harian kompas

Siswa atau peserta didik merupakan mereka yang secara khusus


diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang
diselenggarakan disekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu
pengetahuan, berketrampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia
dan mandiri.

2.2.2.2 Menurut Sudirman pada tahun 2003

Siswa adalah orang yang datang ke sekolah untuk memperoleh atau


mempelajari beberapa tipe pendidikan. Pada masa ini siswa mengalami berbagai
perubahan, baik fisik maupun psikis. Selain itu juga berubah secara kognitif dan
mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa.

Berdasarkan pernyataan diatas maka kepedulian siswa terhadap sampah adalah sebuah
sikap peserta didik terhadap rasa nyaman orang lain dengan cara membuang sampah pada
tempatnya di lingkungan sekolah.

Pengamatan yang dilakukan oleh penulis membuktikan bahwa kepedulian siswa terhadap
sampah di linkungan sekolah masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya sampah
sisa bungkus makanan di kelas XI MIPA 3 saat pulang sekolah dan tidak ada yang berinisiatif
untuk memungutnya. Jadwal piket kebersihan yang telah ditentukan juga sering kali tidak
berjalan, membuat suasana belajar kelas menjadi tidak nyaman saat KBM berlangsung.

2.3 Kondisi Kebersihan Lingkungan Sekolah

2.3.1 Pengertian kebersihan


2.3.1.1 Menurut KBBI

Keadaan yang menurut kepercayaan, keyakinan, akal, atau pengetahuan


manusia dianggap tidak mengandung noda atau kotoran.

2.3.1.2 Menurut Siagian dalam buku Administrasi Pembangunan.

7
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygene yang baik.
Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri seperti mandi, gosok gigi,
mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih. Kebersihan lingkungan
adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan tempat awam. Kebersihan
tempat tinggal dilakukan dengan cara mengelap tingkap dan perabot rumah,
menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan,
membersihkan bilik mandi dan jamban, dan membuang sampah. Kebersihan
lingkungan dimulakan dengan menjaga kebersihan halaman dan membersihkan
jalan di depan rumah daripada sampah

2.3.2 Pengertian lingkungan


2.3.2.1 Menurut KBBI

Daerah (kawasan dan sebagainya) yang termasuk di dalamnya.

2.3.2.2 Menurut Agoes Soegianto dalam buku Ilmu Lingkungan; Sarana


Menuju Masyarakat Berkelanjutan halaman 1

Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang memengaruhi suatu


organisme; faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup (biotik faktor) atau
variabel-variabel yang tidak hidup (abiotik faktor). 10 Dari hal inilah kemudian
terdapat dua komponen utama lingkungan, yaitu: a) Biotik: Makhluk (organisme)
hidup; dan b) Abiotik: Energi, bahan kimia, dan lain-lain

2.3.3 Pengertian Sekolah


2.3.3.1 Menurut KBBI

Bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat


menerima

2.3.3.2 Menurut Undang-Undang nomor 2 tahun 1989

sekolah adalah satuan pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan


untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan pengertian diatas maka arti dari kebersihan lingkungan sekolah adalah sebuah
keadaaan yang tidak mengandung sampah atau kotoran dalam suatu tempat pendidikan tertentu.

Kondisi kebersihan lingkungan SMA Negeri 1 Lawang saat ini dibilang terbilang cukup
bersih. Jarang dapat dilihat adanya sampah berserakan di seluruh area sekolah namun di daerah
tertentu seperti kantin dapat dilihat banyak sampah sisa bungkus makanan yang tidak dibuang.

Hal ini menunjukkan di daerah tertentu sekolah yang menjadi tempat yang paling sering
dikunjungi masih sangat kotor. Banyak siswa yang tidak bertanggung jawab terhadap bungkus
makanan yang siswa gunakan.

8
2.4 Upaya Meningkatkan Kepedulian Siswa terhadap Sampah

2.4.1 Pendidikan Karakter

Adalah sebuah gerakan pendidikan perilaku berbudi luhur yang tengah digalakkan
dalam dunia pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk menjadi ruh dan fondasi awal
pendidikan saat ini. Karakter yang perlu ditekankan adalah sikap peduli yang saat ini
mulai kehilangan eksistantasinya akibat budaya barat yang mengutamakan
individualisme. Pendidikan karakter menjadi sebuah tanggung jawab besar seorang
pendidik kepada siswa di lingkungan sekolah dapat berupa kalimat ajakan, mengingatkan
berulang, hingga sanksi bila terjadi pelanggaran sebagai upaya pendidik membentuk
karakter siswa.

2.4.2 Aturan dan sanksi

Adanya aturan sebagai dinding pembatas antara yang benar dan salah. Dengan
adanya aturan siswa dapat memahami apa yang dilakukannya adalah kesalahan dan perlu
diluruskan. Aturan juga dapat membuat seseorang enggan untuk melakukan pelanggaran
akibat adanya sanksi yang cukup berat.

2.4.3 Pembentukan Tim Adiwiyata

Dibentuknya Tim Adiwiyata sekolah sebagai upaya penggalakan kepedulian


siswa terhadap sampah dan pengolahannya dapat menjadi langkah berikutnya yang dapat
diambil. Siswa anggota adiwiyata secara langsung memiliki tanggung jawab dalam
mengingatkan, memberi contoh, serta menjadi duta dalam upaya peningkatan kepedulian
siswa terhadap kebersihan sekolah.

2.4.4 Peningkatan Fasilitas Kebersihan

Pemberian alat kebersihan lengkap kepada setiap kelas diharap akan memberikan
siswa rasa tanggung jawab kebersihan kelas terhadap diri sendiri, teman kelas, guru
pengajar, dan sekolah.

2.4.5 Apresiasi

Sebuah bentuk penghargaan sekolah terhadap kelas yang mampu mengikuti


standar kebersihan yang telah disepakati setiap bulan. Berlomba dalam kebersihan kelas
akan menjadi hal yang sangat diharapkan dalam upaya membentuk rasa peduli siswa
terhadap kebersihan lingkungan terutama kelas.

2.5 Dampak Lingkungan Sekolah yang Bersih

2.5.1 Meningkatnya Kenyamanan Aktivitas Belajar

9
Siswa maupun pengajar akan sama-sama merasa nyaman dengan lingkungan
belajar yang bersih. Hal ini akan sangat membantu ativitas belajar terutama dalam kelas,
tidak ada lagi rasa khawatir ataupun risih dengan sampah yang berserakan.

2.5.2 Mengurangi bibit penyakit

Sampah yang kerap berserakan menjadi sebuah tempat nyaman bagi sagi virus,
kuman, atau bakteri untuk hinggap sebelum berpindah kepada manusia. Tentu saja hal ini
harus menjadi perhatian semua pihak karena sekolah adalah tempat belajar bukan fasilitas
penyebaran penyakit.

2.5.3 Lingkungan menjadi Asri

Sampah kerap mengganggu mata akibat ia adalah sisa penggunaan manusia yang
biasanya bentuknya tidak sedap dipandang. Tentu saja memnbuang sampah pada
tempatnya akan membantu menjaga keasrian lingkungan sekolah sehingga nyaman untuk
digunakan belajar dimana pun.

2.5.4 Membantu Petugas Kebersihan

Membantu petugas kebersihan untuk mengefisiensikan waktu dalam


pengumpulan dan pengolahan sampah kedepannya. Semakin cepat pengolahan sampah
maka semakin berkurang tumpukan sampah di lingkungan sekolah.

2.6 Upaya Pengelolaan Sampah di Lingkungan Sekolah

2.6.1 Pemilahan Sampah

Pemilahan sampah berdasarkan kemampuan urai sangat membatu petugas


pengelola sampah. Pada umumnya masayarakat membaginya menjadi sampah organik
(sampah yang dapat membusuk dan terurai secara alami) dan sampah anorganik (sampah
yang susah terurai dan memerlukan perlakuan khusus.

2.6.2 Kompos

Hasil pemilahan sampah berupa sampah organik dapat dikelola oleh petugas
kebersihan sekolah atau pun tim adiwiayata sekolah. Hasil kompos ini dapat digunakan
sebagai pupuk tanaman sekolah ataupun dijual dengan merek dagang sekolah.

2.6.3 Lubang Resapan Biopori

Pengelolaan sampah organik lain berupa sisa makanan dari bekal makan siang,
menu tidak habis, atau sejenisnya lebih baik diolah menjadi cadangan makanan bumi
dengan cara membuat lubang silindris sedalam 2-3 meter yang kemudian sisa-sisa
makanan tersebut dapat dibuang kedalam lubang resapan biopori. Lubang resapan biopori

10
ini juga berfungsi sebagai penampung air bila terjadi hujan lebat dan menyebabkan
sedikit genangan yang mengganggu.

2.6.4 Reduce, Reuse, dan Recycle

Reduce (pengurangan), Reuse (penggunaan kembali), dan recycle (daur ulang)


menjadi salah satu alternatif pengelolaan sampah anorganik terutama plastik di
lingkungan sekolah saat ini. Reduce dapat dilakukan dengan mengganti media plastik
menjadi tempat yang dapat digunakan berkali-kali seperti gelas plastik diganti menjadi
botol minum, kertas bekal menjadi kotak bekal dan lain sebagainya.

Reuse adalah penggunaan kembali. Hal ini dapat berupa pemilik toko kantin
mengganti kemasan plastik 1x pakai mereka menjadi piring atau gelas. Recycle adalah
daur ulang, hal ini dapat dilakukan oleh petugas kebersihan sekolah atau tim adiwiyata
dalam mengonsep daur ulang yang ingin dilakukan namun hal ini jarang dilakukan
karena dapat mengakibatkan berkurangnya keasrian akibat penggunaan barang bekas
yang sudah turun nilai barangnya.

2.6.5 Pembelian Mesin Pirolisis

Berkembangnya teknologi saat ini sangat membantu kehidupan manusia terutama


dalam pengolahan limbah yang susah terurai yaitu plastik. mesin pirolisis ini dapat
mengubah plastik menjadi menjadi bahan bakan mesin berupa solar yang hasilnya nanti
dapat dijual kepada masyarakat kelas menengah kebawah untuk kegiatan industri kecil di
daerah sekolah. Sayangnya mesin ini di jual dengan harga di kisaran 100 juta rupiah
keatas.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Saran yang diberikan diberikan penulis untuk membangun rasa peduli terhadap
lingkungan kepada pembaca adalah:

 Mulailah dari hal kecil terlebih dahulu seperti membuang sampah pada tempatnya.
 Simpanlah sampah yang anda bawa hingga menemukan tempat pembuangan sampah.
Jangan membuang sampah sembarangan terutama di ruang publik terbuka.
 Ganti penggunaan plastik satu kali pakai anda dengan wadah-wadah yang dapat
digunakan kembali sebagai bentuk kepedulian anda.
 Ingatkan teman anda yang membuang sampah tidak pada tempatnya.
 Bila bukan anda yang melakukannya, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Buanglah sampah pada tempatnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Purnama, Yebi. 2010. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan: Studi Pemanfaatan
Sampah Plastik Menjadi Produk dan Jasa Kreatif volume 02. Yogyakarta:Universitas Islam
Indonesia

Gramedia, kompas. 1985. Koran.

Yossinia. 2016. Jurnal penelitian: Kepedulian Siswa dalam lingkungan sebagai outcome
Program Adiwiyata di SMA Negeri 14 Padang. Padang: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.

Soegianto, Agoes. 2010. Ilmu Lingkungan, Sarana Menuju Masyarakat Berkelanjutan.


Surabaya: Airlangga University.

Yunita, Isti. 2013. Jurnal Penelitian: Mengenal Lebih Dekat Sampah Anorganik sebagai
Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Karuniastuti, Nurhenu. 2013. Forum teknologi: bahaya plastik terhadap kesehatan dan
lingkungan. Jakarta.

Swanson, Kristen. 1991. Theory of caring. New York.


Siagian. 1985. Administrasi Pembangunan. Jakarta : Gunung Agung .

Kamus Besar Bahasa Indonesia daring dalam https://kbbi.kemdikbud.go.id/ yang diakses


pada tanggal 7 April 2020.

Kementrian Hukum dan HAM RI. Aturan perundang-undangan (online) diakses dalam
http://peraturan.go.id/ pada 27 Maret 2020.

Mesin, aneka. 2019. Mesin pengolah Sampah Plastik Jadi Minyak Produksi.
https://anekamesin.com/produk/pengolah-sampah-plastik-jadi-minyak#pphoto[gal]/0/ pada
tanggal 7 April 2020.

13

Anda mungkin juga menyukai