Bindo
Bindo
Guru Pengajar :
Oleh :
2020
0
ABSTRAKSI
1
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................................0
ABSTRAKSI...................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
2.1 Tujuan...............................................................................................................................5
3.1 Ruang Lingkup..................................................................................................................5
4.1 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Sampah Plastik................................................................................................6
2.2 Kondisi Kepedulian Siswa terhadap sampah....................................................................6
2.3 Kondisi Kebersihan Lingkungan Sekolah.........................................................................7
2.4 Upaya Meningkatkan Kepedulian Siswa terhadap Sampah..............................................8
2.5 Dampak Lingkungan Sekolah yang Bersih.......................................................................9
2.6 Upaya Pengelolaan Sampah di Lingkungan Sekolah......................................................10
BAB III..........................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
2
LEMBAR PENGESAHAN
kelas : XI MIPA 3
hari :
tanggal :
Menyetujui,
Guru Pengajar
3
BAB I
PENDAHULUAN
Bila kondisi ketidakpedulian seperti ini terus berlanjut, maka kita seperti memelihara
bom waktu yang akan meledak pada suatu saat dan muncul dalam bentuk bencana
lingkungan. Hal ini sekaligus juga bermakna bahwa sesungguhnya kita tengah bunuh diri
pelan - pelan secara ekologis. Beragam bencana lingkungan telah kita alami, namun
bencana demi bencana tersebut ternyata hanya mampu mengingatkan kita sesaat saja. Kita
sering terlalu cepat melupakan bencana lingkungan yang baru dihadapi bahkan tak jarang
bencana tersebut dianggap sebagai peristiwa rutin tahunan seperti bencana banjir akibat
sampah.
Kebersihan pangkal kesehatan, kata-kata ini sudah tidak asing bagi kita. Di suatu
lingkungan sekolah seringkali sebuah sekolah mengalami permasalahan tentang
kebersihan. Hal ini di sebabkan oleh para siswa yang membuang sampah sembarangan.
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh negara di dunia. Tidak hanya
di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju, sampah selalu menjadi
masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton
sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu
4
saja meskipun sudah disediakan tempat daur ulang. Tetapi di tempat yang sudah disediakan
juga tidak mencukupi volume sampah tersebut dan terkadang tanpa diapa-apakan lagi. Dari
hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering
kita lihat. Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di
sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat
mendatangkan wabah penyakit.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka kami tertarik untuk membahas
masalah ini sebagai bahan laporan ilmiah dengan judul “Pentingnya kepedulian
Masyarakat Terhadap Sampah Anorganik Dalam Menjaga Kebersihan
Lingkungan.”
2.1 Tujuan
Akibat keterbatasan waktu dan pemahaman, dalam karya ilmiah “Pentingnya Kepedulian
Masyarakat Terhadap Sampah Anorganik Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan” kami
akan mengerucutkan pembahasan kami mengenai kepedulian siswa terhadap sampah plastik
di lingkungan SMA Negeri 1 Lawang.
5
BAB II
ISI
Pengertian sampah menurut KBBI Daring adalah barang atau benda yang
dibuang karena tidak terpakai lagi.
Menurut pernyataan di atas maka sampah adalah hasil sisa kegiatan manusia yang tidak
lagi digunakan. Sebagaimana kita ketahui sampah yang mendominasi adalah sampah plastik.
2.1.2.2 Menurut Yebi Purnama dalam Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan
Maka menurut pernyataan diatas sampah plastik adalah adalah sampah yang populer
digunakan akibat murahnya harga untuk mendapatkannya sekaligus kualitasnya yang tidak
mudah rusak.
6
Kepedulian adalah menjadikan diri kita terkait dengan orang lain dan
apapun yang terjadi terhadap orang tersebut. Orang yang mengutamakan
kebutuhan dan perasaan orang lain daripada kepentingannya sendiri adalah orang
yang peduli.
Berdasarkan pernyataan diatas maka kepedulian siswa terhadap sampah adalah sebuah
sikap peserta didik terhadap rasa nyaman orang lain dengan cara membuang sampah pada
tempatnya di lingkungan sekolah.
Pengamatan yang dilakukan oleh penulis membuktikan bahwa kepedulian siswa terhadap
sampah di linkungan sekolah masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya sampah
sisa bungkus makanan di kelas XI MIPA 3 saat pulang sekolah dan tidak ada yang berinisiatif
untuk memungutnya. Jadwal piket kebersihan yang telah ditentukan juga sering kali tidak
berjalan, membuat suasana belajar kelas menjadi tidak nyaman saat KBM berlangsung.
7
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygene yang baik.
Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri seperti mandi, gosok gigi,
mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih. Kebersihan lingkungan
adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan tempat awam. Kebersihan
tempat tinggal dilakukan dengan cara mengelap tingkap dan perabot rumah,
menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan,
membersihkan bilik mandi dan jamban, dan membuang sampah. Kebersihan
lingkungan dimulakan dengan menjaga kebersihan halaman dan membersihkan
jalan di depan rumah daripada sampah
Berdasarkan pengertian diatas maka arti dari kebersihan lingkungan sekolah adalah sebuah
keadaaan yang tidak mengandung sampah atau kotoran dalam suatu tempat pendidikan tertentu.
Kondisi kebersihan lingkungan SMA Negeri 1 Lawang saat ini dibilang terbilang cukup
bersih. Jarang dapat dilihat adanya sampah berserakan di seluruh area sekolah namun di daerah
tertentu seperti kantin dapat dilihat banyak sampah sisa bungkus makanan yang tidak dibuang.
Hal ini menunjukkan di daerah tertentu sekolah yang menjadi tempat yang paling sering
dikunjungi masih sangat kotor. Banyak siswa yang tidak bertanggung jawab terhadap bungkus
makanan yang siswa gunakan.
8
2.4 Upaya Meningkatkan Kepedulian Siswa terhadap Sampah
Adalah sebuah gerakan pendidikan perilaku berbudi luhur yang tengah digalakkan
dalam dunia pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk menjadi ruh dan fondasi awal
pendidikan saat ini. Karakter yang perlu ditekankan adalah sikap peduli yang saat ini
mulai kehilangan eksistantasinya akibat budaya barat yang mengutamakan
individualisme. Pendidikan karakter menjadi sebuah tanggung jawab besar seorang
pendidik kepada siswa di lingkungan sekolah dapat berupa kalimat ajakan, mengingatkan
berulang, hingga sanksi bila terjadi pelanggaran sebagai upaya pendidik membentuk
karakter siswa.
Adanya aturan sebagai dinding pembatas antara yang benar dan salah. Dengan
adanya aturan siswa dapat memahami apa yang dilakukannya adalah kesalahan dan perlu
diluruskan. Aturan juga dapat membuat seseorang enggan untuk melakukan pelanggaran
akibat adanya sanksi yang cukup berat.
Pemberian alat kebersihan lengkap kepada setiap kelas diharap akan memberikan
siswa rasa tanggung jawab kebersihan kelas terhadap diri sendiri, teman kelas, guru
pengajar, dan sekolah.
2.4.5 Apresiasi
9
Siswa maupun pengajar akan sama-sama merasa nyaman dengan lingkungan
belajar yang bersih. Hal ini akan sangat membantu ativitas belajar terutama dalam kelas,
tidak ada lagi rasa khawatir ataupun risih dengan sampah yang berserakan.
Sampah yang kerap berserakan menjadi sebuah tempat nyaman bagi sagi virus,
kuman, atau bakteri untuk hinggap sebelum berpindah kepada manusia. Tentu saja hal ini
harus menjadi perhatian semua pihak karena sekolah adalah tempat belajar bukan fasilitas
penyebaran penyakit.
Sampah kerap mengganggu mata akibat ia adalah sisa penggunaan manusia yang
biasanya bentuknya tidak sedap dipandang. Tentu saja memnbuang sampah pada
tempatnya akan membantu menjaga keasrian lingkungan sekolah sehingga nyaman untuk
digunakan belajar dimana pun.
2.6.2 Kompos
Hasil pemilahan sampah berupa sampah organik dapat dikelola oleh petugas
kebersihan sekolah atau pun tim adiwiayata sekolah. Hasil kompos ini dapat digunakan
sebagai pupuk tanaman sekolah ataupun dijual dengan merek dagang sekolah.
Pengelolaan sampah organik lain berupa sisa makanan dari bekal makan siang,
menu tidak habis, atau sejenisnya lebih baik diolah menjadi cadangan makanan bumi
dengan cara membuat lubang silindris sedalam 2-3 meter yang kemudian sisa-sisa
makanan tersebut dapat dibuang kedalam lubang resapan biopori. Lubang resapan biopori
10
ini juga berfungsi sebagai penampung air bila terjadi hujan lebat dan menyebabkan
sedikit genangan yang mengganggu.
Reuse adalah penggunaan kembali. Hal ini dapat berupa pemilik toko kantin
mengganti kemasan plastik 1x pakai mereka menjadi piring atau gelas. Recycle adalah
daur ulang, hal ini dapat dilakukan oleh petugas kebersihan sekolah atau tim adiwiyata
dalam mengonsep daur ulang yang ingin dilakukan namun hal ini jarang dilakukan
karena dapat mengakibatkan berkurangnya keasrian akibat penggunaan barang bekas
yang sudah turun nilai barangnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran yang diberikan diberikan penulis untuk membangun rasa peduli terhadap
lingkungan kepada pembaca adalah:
Mulailah dari hal kecil terlebih dahulu seperti membuang sampah pada tempatnya.
Simpanlah sampah yang anda bawa hingga menemukan tempat pembuangan sampah.
Jangan membuang sampah sembarangan terutama di ruang publik terbuka.
Ganti penggunaan plastik satu kali pakai anda dengan wadah-wadah yang dapat
digunakan kembali sebagai bentuk kepedulian anda.
Ingatkan teman anda yang membuang sampah tidak pada tempatnya.
Bila bukan anda yang melakukannya, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Buanglah sampah pada tempatnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Purnama, Yebi. 2010. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan: Studi Pemanfaatan
Sampah Plastik Menjadi Produk dan Jasa Kreatif volume 02. Yogyakarta:Universitas Islam
Indonesia
Yossinia. 2016. Jurnal penelitian: Kepedulian Siswa dalam lingkungan sebagai outcome
Program Adiwiyata di SMA Negeri 14 Padang. Padang: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
Yunita, Isti. 2013. Jurnal Penelitian: Mengenal Lebih Dekat Sampah Anorganik sebagai
Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Karuniastuti, Nurhenu. 2013. Forum teknologi: bahaya plastik terhadap kesehatan dan
lingkungan. Jakarta.
Kementrian Hukum dan HAM RI. Aturan perundang-undangan (online) diakses dalam
http://peraturan.go.id/ pada 27 Maret 2020.
Mesin, aneka. 2019. Mesin pengolah Sampah Plastik Jadi Minyak Produksi.
https://anekamesin.com/produk/pengolah-sampah-plastik-jadi-minyak#pphoto[gal]/0/ pada
tanggal 7 April 2020.
13