Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

KARAKTERISASI PROKSIMAT PELET BAHAN BAKAR OLAHAN


SAMPAH KOTA DEPOK MELALUI METODE PEUYEUMISASI

Diusulkan oleh:

Nama NIM
Christian Alexandro Pasaribu 4217020010
Machfud Priyo Utomo 4217020013
Muhamad Ilham Hoerudin 4217020007
Ratri Ayufatmarindra Wibawaputri 4217020031

PROGRAM STUDI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN PENELITIAN

1. Judul Kegiatan : Karakterisasi Proksimat Pelet Bahan Bakar Olahan


Sampah Kota Depok Melalui Metode Peuyeumisasi
2. Bidang Kegiatan : Penelitian
3. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Muhamad Ilham Hoerudin
b. NIM : 4217020007
c. Program Studi : Pembangkit Tenaga Listrik
d. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Jakarta
e. Alamat Rumah : Kp. Cikadu RT. 02 RW. 09, Desa Sukalarang, Kec.
Sukalarang, Kab. Sukabumi, Jawa Barat
f. No. Telp / HP : 085723023338
4. Anggota Kegiatan : 3 orang
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Rahmat Subarkah, M.T.
b. NIP : 197601202003121001
6. Total Biaya Kegiatan : Rp. 3.040.000
7. Jangka Waktu Kegiatan : 2 bulan
Depok, 29 Februari 2021
Dosen Pembimbing Ketua Tim Penelitian

Rahmat Subarkah, M.T. Muhamad Ilham Hoerudin


NIP. 197601202003121001 NIM. 4217020007

Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Ketua Jurusan Teknik Mesin

Iwa Sudrajat, S.T., M.T. Dr. Eng. Muslimin, S.T., M.T.


NIP. 196106071986011002 NIP. 197707142008121005
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang ada di Kota Depok.
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Kota Depok,
pada tahun 2017 produksi sampah di Kota Depok mencapai 1.095.809 kg/hari dan
sampah tertangani mencapai 55% atau 600.000 kg/hari dengan jumlah penduduk Kota
Depok sebesar 1.826.349 jiwa. Pada tahun 2020, menurut Dinas Lingkungan dan
Kebersihan (DLHK) Kota Depok, terdapat 1.400 ton sampah warga Kota Depok yang
dibuang setiap harinya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung sehingga
mengalami overload (Republika). Hal ini mengindikasikan bahwa produksi sampah di
Kota Depok dapat mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Produksi sampah yang meningkat akan menimbulkan pencemaran lingkungan
jika tidak diolah dengan baik. Dalam upaya penanganan sampah, Kota Depok
berkolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
melakukan pengolahan sampah menjadi sumber energi yaitu sampah organik dijadikan
pelet bahan bakar dan sampah non organik dijadikan bahan campuran aspal (dilansir
dari Berita PUPR, www.pu.go.id, 2019). Dalam penanganan sampah sebagai bahan
bakar berupa pelet terdapat metode peuyeumisasi. Metode peuyeumisasi adalah
penyebutan lain untuk metode biodrying, yakni metode pengeringan yang terinspirasi
dari alam.
Seiring dengan waktu, pemanfaatan sampah menjadi pelet sebagai bahan bakar di
Indonesia telah dikembangkan dengan beragam cara dan komposisi. Pada tahun 2015,
Dodi N. et.al. melakukan studi kelayakan untuk pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah (PLTSa) di Kota Padang. Pada tahun 2016, Ayuni P. S. dan Sukarta I.
N. melakukan analisis proksimat pada pellet biosolid (sludge) yang dikombinasikan
dengan biomassa limbah bambu. Pada tahun 2017, Damayanti R. et.al. melakukan
kajian pellet limbah kulit kakao dengan variasi ukuran pelet dan perekat yang
berpengaruh terhadap nilai kalor biopelet. Pada tahun 2019, Ardianto A. melakukan
kajian kadar air sampah, massa sampah hasil pemilahan di pre-treatment, massa dan
volume sampah yang disuplai, serta suplai massa rit sampah di Tempat Pembuangan
Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. Di tahun yang sama, Purkuncoro A. E. et.al.
melakukan pemanfaatan arang sampah organik sebagai bahan bakar dengan rasio massa
campuran dan menelusur kandungan unsur kimia arang sampah organik dengan uji
EDAX. Selain itu, Sari D. P. melakukan pengolahan serbuk limbah gergaji kayu
menjadi bahan bakar dengan menelusur pengaruh ukuran serbuk kayu dan kadar
perekat (tapioka) yang digunakan sehingga dilakukan pengujian proximate dan ultimate
pelet.
Pada penelitian ini akan dilakukan analisis karakteristik proksimat pelet sampah
Kota Depok dengan metode peuyeumisasi melaui pemilahan sampah berdasarkan
persentase komposisi sampah organik dan an-organik yang telah ditentukan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut didapatkan beberapa rumusan masalah, yaitu:
a. Bagaimana pemanfaatan sampah di Kota Depok sebagai sumber energi?
b. Bagaimana metode merubah sampah menjadi pelet bahan bakar?
c. Bagaimana karakteristik proksimat pelet sampah Kota Depok?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Memanfaatkan sampah di Kota Depok sebagai sumber energi.
b. Mengubah sampah Kota Depok menjadi pelet bahan bakar dengan metode
peuyeumisasi.
c. Mengetahui karakteristik proksimat pelet sampah Kota Depok.

1.4. Luaran Penelitian


Pada penelitian ini diharapkan menghasilkan luaran sebagai berikut:
a. Metode mengubah sampah menjadi pelet sampah Kota Depok.
b. Karateristik proksimat pelet sampah Kota Depok.
c. Jurnal Penelitian “Karakterisasi Proksimat Pelet Bahan Bakar Olahan Sampah
Kota Depok Melalui Metode Peuyeumisasi”.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Membantu pencegahan pencemaran lingkungan oleh sampah di Kota Depok.
b. Menjadikan sampah mempunyai nilai guna sebagai pelet bahan bakar.
c. Menjadikan sampah sebagai potensi sumber energi alternatif bahan bakar.
d. Mengembangkan metode peuyeumisasi dalam pengolahan sampah menjadi pelet
bahan bakar.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Peuyeumisasi Sampah


Peuyeumisasi berasal dari kata Peuyeum yang berarti tapai yang dibuat dari
singkong yang difermentasi dengan melibatkan aktivitas dari mikroorganisme.
Peuyeumisasi pada sampah merupakan proses pelibatan mikroorganisme untuk
mempercepat penguraian (degradasi) sampah organik menjadi bahan bakar padat.
Metode ini membutuhkan waktu 7-10 hari menggunakan kerangka bambu. Metode ini
ditemukan dan dikembangkan oleh Sonny Djatnika Sundadjaya.
Sampah organik dimasukkan ke dalam kerangka bambu pada ketinggian tertentu
dan disirami bioaktivator dengan besaran tertentu. Fungsi lain mikroorganisme dalam
bioaktivator adalah menghilangkan bau dan menyusutkan sampah sehingga dapat
menjadi sampah padat. Dengan adanya mikroorganisme, maka semakin banyak
mikroorganisme yang aktif semakin cepat proses peuyeumisasi.

2.2. Analisis Proksimat


2.2.1. Kadar Air (Inherent Moisture)
Dalam melakukan analisis proksimat, terdapat perhitungan kandungan
kadar air yang terdapat pada pelet bahan bakar yang dirumuskan sebagai berikut:
a−b
Kadar Air( ℑ)Pada Pelet %= x 100 %.....................................................[x]
a
Keterangan:
a = massa awal pelet [gram]
b = massa pelet setelah pemanasan 107 oC [gram]
2.2.2. Kadar Abu (Ash Content)
Dalam melakukan analisis proksimat, terdapat perhitungan kandungan
kadar abu yang terdapat pada pelet bahan bakar yang dirumuskan sebagai berikut:
d
Kadar Abu ( AC ) Pada Pelet %= x 100 % ......................................................[x]
a
Keterangan:
a = massa awal pelet [gram]
d = massa pelet setelah pemanasan 750 oC [gram]

2.2.3. Volatile Matter


Dalam melakukan analisis proksimat, terdapat perhitungan persentase kadar
zat mudah menguap yang terdapat pada pelet bahan bakar yang dirumuskan
sebagai berikut:
b−c
Volatile Matter (VM ) Pada Pelet %= x 100 % .........................................[x]
a
Keterangan:
a = massa awal pelet [gram]
b = massa pelet setelah pemanasan 107 oC [gram]
c = massa pelet setelah pemanasan 950 oC [gram]

2.2.4. Fixed Carbon


Dalam melakukan analisis proksimat, terdapat perhitungan karbon
tertambat pada pelet bahan bakar yang dirumuskan sebagai berikut:
Fixed Carbon % = 100% - [(IM + AC + VM) x 100%]...................................[y]
Keterangan:
IM = Kadar Air [%]
AC = Kadar Abu [%]
VM = Volatile Matter [%]

2.2.5. Nilai Kalor


Dalam melakukan analisis proksimat, terdapat perhitungan nilai kalor dari
pelet bahan bakar yang dapat dilakukan dengan pengujian menggunakan
calorimeter. [z]
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Prosedur Pelaksanaan


3.1.1 Prosedur Penelitian

Diagram 3.1. Rangkaian Alur Penelitian


3.1.2 Metode Penelitian
Pada penelitian ini digunakan metode peuyeumisasi bertujuan mempercepat
terjadinya penguraian sampah padat. Berikut tahapan dalam mengembangkan
metode peuyeumisasi (skripsi, Muhammad Fadli, 2019):
1. Pengambilan sampah organik dan anorganik pada tempat pembuangan.
2. Pemilahan sampah sesuai dengan persentase yang telah ditentukan.
3. Peuyeumisasi sampah akan dilakukan pada keramba bambu yang telah
tersedia. Sampah yang diisikan pada keramba bambu akan disiram oleh
bioaktivator setiap ketebalan sampah sekitar 20 cm hingga ketinggian yang
telah ditentukan. Penggunaan bioaktivator bertujuan untuk mempercepat
proses pengeringan sampah dan agar sampah tidak menumbulkan bau tidak
sedap sehingga peuyeumisasi dapat berjalan dengan optimal.
4. Penutupan keramba dengan terpal setelah diisi oleh sampah yang sudah
disiram oleh bioaktivator.
5. Peuyeumisasi idealnya dilakukan 10-12 hari, akan tetapi jika kondisi
sampah pada 6-7 hari sudah mengering dan temperatur sama dengan
lingkungan, maka peuyeumisasi telah selesai.
6. Setelah peuyeumisasi, dilakukan proses pencacahan dengan menggunakan
mesin crusher dengan kehalusan tertentu. Kemudian dilakukan proses
pencetkan pelet dengan menggunakan mesin pencetak pelet, dalam proses
ini dapat menggunakan perekat larutan 1 kg kanji dengan 10 liter air panas
atau tidak menggunakan perekat sesuai kebutuhan.
7. Proses pengujian terhadap sampel pelet yang telah ditentukan.

3.1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan di beberapa lokasi, yaitu:
1. Laboratorium Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Jakarta.
2. Gerakan Ciliwung Bersih dan PT Comestoarra Bentarra Noesantarra.
3.1.4 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu:
Tabel 3.1. Alat dan Bahan
No. Alat Bahan
1 Gergaji Bioaktivator
2 Golok Sampah Kota Depok
3 Alat Ukur Panjang Bahan Perekat Pelet
4 Palu Bambu
5 Calorimeter Kayu
6 Mesin Pencacah Terpal
7 Mesin Pencetak Pelet Paku
8 Timbangan
9 Thermocouple

3.2 Perancangan Penelitian

Gambar 3.1. Desain Keramba Peuyeumisasi


BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya Penelitian


Anggaran biaya yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu:
Tabel 4.1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya [Rp.]
1 Keramba Bambu 500.000
2 Terpal 20.000
3 Bioaktivator 120.000
4 Akomodasi 400.000
5 Pengujian 2.000.000
Jumlah 3.040.000

4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian


Rancangan jadwal kegiatan dalam penelitian ini yaitu:
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan Penelitian
DAFTAR PUSTAKA

1. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Kota Depok,


pada tahun 2017 produksi sampah di Kota Depok mencapai 1.095.809 kg/hari dan
sampah tertangani mencapai 55% atau 600.000 kg/hari dengan jumlah penduduk Kota
Depok sebesar 1.826.349 jiwa.
2. Pada tahun 2020, menurut Dinas Lingkungan dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok,
terdapat 1.400 ton sampah warga Kota Depok yang dibuang setiap harinya ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung sehingga mengalami overload (Republika). Hal
ini mengindikasikan bahwa produksi sampah di Kota Depok dapat mengalami
peningkatan setiap tahunnya.
3. Produksi sampah yang meningkat akan menimbulkan pencemaran lingkungan jika tidak
diolah dengan baik. Dalam upaya penanganan sampah, Kota Depok berkolaborasi
dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan
pengolahan sampah menjadi sumber energi yaitu sampah organik dijadikan pelet bahan
bakar dan sampah non organik dijadikan bahan campuran aspal (dilansir dari Berita
PUPR, www.pu.go.id, 2019). Dalam penanganan sampah sebagai bahan bakar berupa
pelet terdapat metode peuyeumisasi. Metode peuyeumisasi adalah penyebutan lain
untuk metode biodrying, yakni metode pengeringan yang terinspirasi dari alam.
1. Dodi, N. et.al. 2015. STUDI KAJIAN KELAYAKAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSA) KOTA PADANG. Padang : Jurnal Teknik Elektro
ITP
2. Ayuni, P. S., Sukarta I. N. 2016. ANALISIS PROKSIMAT DAN NILAI KALOR PADA
PELLET BIOSOLID YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN BIOMASSA LIMBAH
BAMBU. Bali : Universitas Pendidikan Ganesha
3. Damayanti, R., et.al. 2017. Studi Pengaruh Ukuran Partikel dan Penambahan Perekat
Tapioka Terhadap Karakteristik Biopelet Dari Kulit Coklat (Theobroma Cacao L.)
Sebagai Bahan Bakar Alternatif Terbarukan. Malang : Jurnal Teknotan
4. Ardianto, A. 2019. STUDI PENERAPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH
(PLTSA) DI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERPADU (TPST)
BANTARGEBANG. Jakarta : Universitas Pertamina
5. Purkuncoro A. E., et.al. 2019. P (CH2)n TERHADAP KARAKTERISTIK
PEMBAKARAN BAHAN BAKAR PELET PARTIKEL ARANG SAMPAH ORGANIK.
Malang : Prosiding SENTIKUIN Universitas Tribhuwana Tunggadewi
6. Sari, D. P. 2019. PEMBUATAN BAHAN BAKAR BIOPELET DARI LIMBAH SERBUK
GERGAJIAN. Bandar Lampung : Universitas Lampung
7. http://blog.upnyk.ac.id/aldinardian-blog/53/artikel-analisis-proksimat-batubara

Anda mungkin juga menyukai