Anda di halaman 1dari 2

Apa Saja Bentuk Pelanggaran Hak Cipta pada Platform Digital

“Media Elektronik adalah Ways of communicating information that are electronic rather than
using paper, for example, television and the internet.” – Cambridge Dictionary

Salah satu konten hak cipta pada media elektronik konten pada media digital conothnya lagu,
musik, film. Sebagai contoh pemanfaatan hak cipta pada media elektronik di masa pandemic
seperti advokasi publik video kampanye cuci tangan, poster sosialisasi mencegah penularan
virus, konten kampanye #dirumahaja juga dibidang pendidikan softcopy buku pelajaran,
webinarkuliah umum online, e-learning untuk study form home. Layanan online membantu
masyarakat berada di ruang digital dan dapat hidup normal di saat mobilitas keseharian
dibatasi. Kehadiran platform digital musik tersebut menimbulkan adanya pola-pola baru
penggunaan,pemanfaatan, dan pelanggaran hak cipta yang diantaranya adalah sebagai berikut:

- Platform digital yang memberi kesempatan/sarana untuk terjadinya penggandaan,


pendistribusian dan pembajakan hasil karya cipta milik orang lain yang dapat diunduh
atau dinikmati secara gratis tanpa izin dari pemilik/pemegang hak cipta itu sendiri dan
mendapatkan penghasilan dari iklan yang dipasangnya;
- seseorang dan/atau kelompok yang melakukan komunikasi ciptaan dan/atau
pentransmisian atas karya milik orang yang lain yang diunggah kea kun platform digital
tanpa izin dari pemegang hak cipta tersebut;
- seseorang dan/atau kelompok yang melakukan modifikasi karya musik orang lain
dengan mengubah lirik dan/atau aransemennya dan idunggah ke platform digital tanpa
izin dari pemegang hak cipta itu sendiri; dan
- tidak adanya pembagian keuntungan ekonomi (royalty, dll) atas suatu karya cipta yang
dikomersialisasi dalam suatu platform digital.

Dalam produk digital musik, bentuk pelanggaraan-pelanggarannya bermacam-macam seperti:

1. cover lagu yang diunggah ke situs/platform resmi atau tidak resmi yang dapat diakses
publik secara izin,
2. E-Concert yang disiarkan (streaming) ke situs/platform secara tanpa izin dan diunggah
ke situs/platform tertentu,
3. cover lagu yang diaransemen ulang atau dinyanyikan dengan teknik berbeda,
4. cover lagu yang diunggah ke platform sosial media yang dapat diakses publik secara
tanpa izin yang mana pelaku mendapatkan keuntungan ekonomi atasnya,
5. pengunggahan secara illegal ke situs yang dapat diakses secara gratis,
6. penggunggahan secara illegal ke situs yang dpat diakses secara berbayar atau terdapat
iklan,
7. penyebaran/pembagian bootlegging (e-concert),
8. penjualan hasil bootlegging dalam berbagai media dan platform,
9. penggunaan music/lagu dalam suatu aplikasi tertentu secara tanpa izin.

Kasus pelanggaran yang ditemukan dalam platform Tik-tok seperti:

1. Cover lagu tanpa izin pencipta dan diunggah kea kun atau platform tertentu sehingga
dapat diakses oleh publik
2. menyanyikan lagu dengan teknik dan/atau aransemen yang berbeda, diunggah dan stay
di platform/akun tertentu
3. mengunduh dan membagikan konten cover lagu tersebt ke beberapa
platform/aplikasi/media lainnya
4. pihak ke-3 secara tanpa izin mengunduh/membagikan biasanya berbentuk kompilasi, dll
lagu original atau cover dalam akunnya secara tanpa izin.

Sebagai pengguna, kita bisa harus turut serta menghargai karya cipta pencipta dengan
menikmati karya cipta tersebut di situs yang resmi seperti Spotify, Joox, Langitmusik.co.id, dll.
Secara tidak langsung kita bisa menciptakan ekosistem yang sehat sehingga mereka sebagai
pencipta bisa leih berkreasi untuk menciptakan karya-karya yang lain. Pasal 55 UU Hak Cipta
memberikan pilihan penyelesaikan sengketa pada media elektronik seperti take down atau
penututpan situs internet dapat dilakukan apabil ditemukannya konten yang melanggar hak
cipta.

Anda mungkin juga menyukai