Anda di halaman 1dari 5

Contoh : Analisis Pembelajaran dan pencapaiaanya.

Analisis Pembelajaran dimaksudkan adalah penjabaran kemampuan dasar menjadi


kemampuan-kemampuan pendukungnya sampai ke bagian terendah. Kita mengambil contoh
satu kemampuan dasar dalam Pelajaran Kimia (dari kurikulum kimia):

Topik : Hidrolisis garam


Guru tidak diminta untuk menentukan sendiri KD nya, tetapi sudah diberikan melalui kurikulum
dari pusat. Kita ambil satu KD dari kurikulum yaitu :KI 3 dengan KD 3.12. yang berbunyi :
Menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisis.
Menganalisis artinya: menemukan/menurunkan dari KD, berbagai komponen kemampuan
pendukung tercapainya KD, yang harus dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan-kemampuan
tersebut di antaranya:
a. Menuliskan reaksi hidrolisis dan memprediksi sifat larutannya.
b. Menurunkan rumus pH hidrolisis.
c. Mmenghitung pH larutan garam yang mengalami hirolisis.
Ketiganya ini dapat dikatakan sebagi indicator.

a. Indicator (a), adalah kemampuan yang harus dicapai oleh siswa (disebut juga sebagai tujuan
pembelajaran, yaitu: peserta didik dapat menuliskan reaksi hidrolisis dan memprediksi sifat
larutannya, asam atau basa)
Untuk mencapai tujuan ini maka sebelumnya siswa sudah memiliki kemampuan pendukungnya
seperti:
1) Reaksi ionisasi garam (sudah dipelajari sebelumnya)
2) Mengetahui bahwa ionisasinya sempurna (untuk garam yang terhidrolisis sebagian)
3) Mengetahui bahwa ion dari asam atau basa lemah pada hasil reaksi ionisasi di atas tidak
bisa berdiri bebas sebagaimana ion-ion dari asam-basa kuat, sehingga harus bereaksi
dengan air (H2O).

Bila peserta didik belum memilikinya, guru haru memberi tahu atau mengingatkan, sehingga
siswa dapat menuliskan reaksi ionisasinya, seperti berikut ini. Diambil contoh garam Natrium
asetat (NaAst). Bila tidak bisa menuliskannya, berarti proses pembelajaran sebelumnya gagal.
Artinya guru yang harus menuliskannya sekarang.

NaAst Na+ + Ast- (ini terionisasi sempurna) (1)

Mungkin siswa bertanya kenapa terionisasi sempurna? Dikarenakan ion natrium berasal dari
basa kuat.

Dari reaksi ini, guru menanyakan bagaimana atau berapa konsentrasi ion Ast.? Bila peserta
didik menjawab bahwa konsentrasi ion asetat sama dengan konsentrasi garam NaAst, berarti
siswa tersebut memahami arti ionisasi sempurna. Sebaliknya bila siswa tidak mampu
menjawab, berarti guru harus menjelaskannya..
Selanjutnya, meminta siswa menuliskan reaksi antara ion asetat dengan air. Kenapa harus
bereaksi dengan air? Karena ion asetat berasal dari asam lemah yang yang sifatnya tidak
teionisasi semourna.

Bila siswa tidak dapat, maka guru meuliskan separuh reaksinya, kemudian siswa diminta
melengkapiya seperti berikut ini:

Ast- + H2O …….. + ………

Siswa diminta untuk mengisi titik-titik pada reaksi tersebut. Bila siswa belum bisa mengisi atau
melengkapi reaksi itu, guru mengingatkan bahwa air dapat membentuk ion hydrogen (H +) dan
ion hidroksil (OH-). Bila tetap tidak bisa berarti siswanya belum layak untuk belajar aktif atau
mandiri. Hanya suka disuapi.
Dengan demikian guru terpaksa menyuapi muridnya dengan melengkapi reaksinya seperti di
berikut ini

Ast- + H2O HAst + OH- (2)

Inilah reaksi hidrolisisnya, reaksi (2), bukan reaksi (1). Kenapa pakai tanda panah bolak balik?
Karena asam asetat adalah asam lemah yang selalu setimbang dengan ionnya sendiri. Artinya
tidak semua ion asetat bereaksi dengan air. Olehnya itu untuk asam lemah dikenal adanya Ka.

Selanjutnya, dari persamaan reaksi (2) guru menanyakan sifat larutannya, dalam hal ini bukan
memprediksi sifat larutannya tetapi membuktikan secara teoretis berdasarkan ion-ion yang
terdapat dalam larutan (reaksi 2). Diharapkan siswa menjawab bahwa larutannya bersifat basa,
karena mengandung/terdapat ion OH- .
Bila tidak bisa menjawab seperti itu, saya tidak tahu lagi apa namanya.
Khusus kata memprediksi sifat larutannya, sangat mudah, hanya membandingkan komponen
garamnya, dalam hal ini antara basa kuat (ion natrium) dengan asam lemah (ion asetat). Berarti
yang menang adalah yang kuat, artinya bersifat basa.
Keputusannya sama antara prediksi dan pembuktian.

Sampai di sini kita berharap indicator (a) sudah tercapai.

b. Untuk indicator (b), menurunkan rumus pH hidrolisis. Artinya siswa dapat menurunkan
rumus pH hidrolisis. Guru sebaiknya menuliskan kembali kedua reaksi di atas (1) dan (2) seperti
berikut.

NaAst Na+ + Ast- (ini terionisasi sempurna) (1)

Ast- + H2O HAst + OH- (reaksi hidroliisis) (2)


Konstante kesetimbangan hidrolisis Kh, dengan memperhatikan reaksi (2), diharapkan siswa
dapat menuliskannya berdasarkan pengalaman menuliskan tetapan kesetimbangan biasa, K
dan tetapan kesetimbangan asam lemah Ka atau basa lemah Kb.
Bila tidak bisa, guru lagi yang menuliskannya.

[Hast] [OH-]
K = (3)
[Ast-] [H2O]

Dari perhitungan, konsentrasi air tidak berubah meskipun jumlahnya berubah. Karena tidak
berubah berarti bukan variable penentu dalam persamaan (3) itu. Olehnya itu, dapat diabaikan,
dengan kata lain tidak dimasukkan dalam rumusan(3) itu. Rumusannya menjadi seperti berikut.

[Hast] [OH-]
Kh = (4)
[Ast-]

Karena Kh tidak ditemukan dalam daftar tetapan kesetimbangan, maka harus dieliminir dengan
cara mencari penyesuaian berdasarkan kaidah kimia dan matematika. Kaidah matematika
mengatakan, bila suatu bilangan dikalikan dengan satu, harganya tidak berubah, sehingga kita
peroleh

[Hast] [OH-] [H+]


Kh = x (5)
[Ast-] [H+]

Perhatikan [OH-] .[H+] di bagian atas persamaan (5), adalah = Kw, sedangkan [Hast] di atas dan
[Ast-] , [H+] di bagian bawah persamaan itu adalah = 1/Ka
Dari persamaan (5) dapat dilihat nahwa Kh sama dengan Kw/Ka.
Selanjutnya persamaan (4) dapat dituliskan kembali dengan mensubsitusi Kh, menjadi :

Kw [Hast] [OH-]
= (6)
Ka [Ast-]

Selanjutnya kita menentukan besarnya konsentrasi tiap komponen kesetimbangan. Dari


persamaan reaksi (1) dan (2) di atas dapat ditentukan besarnya konsentrasi tiap komponen
kesetimbangan dalam rumusan (6) sebagai berikut.
Besarnya konsentrasi ion asetat menurut reaksi (1) adalah sama dengan konsentrasi garan,
(karena terionisasi sempurna), kita beri symbol Cg, atau [garam].
Menurut reaksi (2), konsentrasi Hast = konsentrasi OH-, sehingga [Hast] dapat diganti dengan
[OH-]. Dengan demikian persamaannya menjadi :
Kw [OH-] [OH-]
= (7)
Ka [garam]

Kw [OH-]2
= (8)
Ka [garam]

Untuk menurunkan rumus pH hidrolisis ini dapat ditempuh dengan cara:


1. pH = 14 – pOH. Ini berarti dari persamaan (8) harus dicari besarnya [OH-] secara
matematika untuk penentuan pOH melalui rumus pOH = -log [OH-]

[OH-]2 = Kw.[garam] / Ka atau : [OH] = { Kw.[garam]/Ka}1/2

pOH = -log [OH-] = -log {Kw.[garam]/Ka} 1/2

pOH = - ½ log Kw - ½ log [garam] + ½ log Ka

pOH = ½ pKw - ½ log [garam] - ½ pKa

pOH = 7 - ½ log [garam] - ½ pKa (9)

pH = 14 – (7 – ½ log [garam] – ½ pKa

pH = 7 + ½ log lgaram] + ½ pKa (10)

2. Menentukan langsung besarnya [H+]. dari persamaan (8) dengan mensubsitusi [OH-]
dengan Kw/[H+] , berasal dari Kw = [H+] [OH-]. Sehingga diperoleh seperti berikut:

Kw { Kw/[H+]}2
= (11)
Ka [garam]

Selanjutnya, dicari besarnya [H+] dari persamaan (11) sebagai berikut:


Kw { Kw/[H+]}2
=
Ka [garam]

Kw Kw2
=
Ka [garam] [H+]}2

.
Kw2.Ka
[H+]2 =
Kw [garam]

[H+] = {Kw . Ka /[garm]}1/2

pH = -log {Kw.Ka/[garam]} ½

pH = - ½ log Kw - ½ log Ka + ½ log [garam]

pH = 7 + ½ pKa + ½ log [garam] (12)

Perhatikan rumus (10), ternyata hasilnya sama dengan (12) meskipun melalui
cara yang berbeda.

c. Indicator, menghitung pH larutan garam terhirolisis. Peranan guru hanya


mengingatkan kembali arti fisik dari rumus PH. Kemudian memberikan soal dengan
konsentrasi garam yang mudah ditarik logaritmanya, dn harga Ka yang bulat. Misalnya:
hitung pH larutan Natrium asetat dengan konsentrasi 0,01 M, dengan harga Ka untuk
asam asetat =1. 10-5 . dengan menggunakan rumus (9) dan rumus (12).

Anda mungkin juga menyukai