Anda di halaman 1dari 1

Nama : Maureen Syamriani Tandra

Kelas/No.Absen : XII IPS 2/17

Tahun Kabisat Pada Penanggalan Masehi

Penanggalan atau kalender merupakan sebuah sistem untuk memperhitungkan waktu


dengan membaginya ke dalam hari, minggu, bulan, dan tahun. Sistem ini telah ada sejak ribuan
tahun silam dan umumnya digunakan untuk menandai hari raya, hari besar keagamaan, maupun
untuk menjadwal pekerjaan tertentu. Misalnya menanam bibit dan memanen tanaman.

Salah satu sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat secara universal yaitu
penanggalan Masehi (Syamsiah). Tahun Masehi atau tahun Syamsiah dihitung berdasarkan
revolusi bumi. Waktu yang diperlukan Bumi untuk sekali revolusi adalah 365,25 hari. Dalam
tahun Masehi, satu tahun dibagi menjadi dua belas bagian. Julius Caesar dari Kerajaan Romawi,
adalah raja yang berjasa dalam penetapan tahun Masehi. Beliau memerintahkan Sosigenes, ahli
matematika Yunani, untuk mengembangkan sistem penanggalan ini, yang akhirnya menetapkan
satu tahun ada 365 hari. Namun jumlah ini masih kurang dibandingkan dengan waktu yang
dibutuhkan bumi untuk berputar mengelilingi matahari dalam orbitnya (tahun tropis), yakni
mendekati 365.25 hari.  Dengan demikian, masih tersis seperempat hari dalam setahun.  Karena
itulah dibuat aturan, empat tahun sekali ditambah satu hari menjadi 366 hari. Tambahan satu hari
ini dimasukkan ke dalam Bulan Februari yang biasanya hanya memiliki jumlah hari sebanyak 28
hari. Akibatnya, dalam empat tahun sekali, Bulan Februari memiliki jumlah hari sebanyak 29
hari. Tahun inilah yang disebut tahun kabisat.

Maka dari itu, dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa dalam penanggalan masehi
ada kalanya terjadi situasi istimewa yang dinamakan tahun kabisat. Tahun kabisat merupakan
tahun yang mengalami penambahan satu hari dengan tujuan untuk menyesuaikan penanggalan
dengan tahun astronomi. Dengan demikian, seseorang dapat mengenali tahun kabisat sebagai
tahun yang habis dibagi empat.

Anda mungkin juga menyukai