Anda di halaman 1dari 28

Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

BAB V

PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Uraian Umum

Dalam melaksanakan suatu pembangunan proyek kostruksi,

diperlukan adanya sistem manajemen yang baik agar proyek tersebut dapat

berjalan dengan baik dan dapat selesai sesuai dengan rencana yang telah

dibuat. Berbagai metode pekerjaan dilakukan oleh pihak kontraktor agar

tercapainya tujuan proyek. Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah

bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek

konstruksi. Dimana sasaran proyek yaitu dapat mencapai biaya, mutu/kualitas

dan waktu yang efektif dan efisien. Sehingga aspek teknologi seringkali

diterapkan dalam metode pelaksanaan yang memiliki peran tersendiri dalam

menunjang pencapaian sasaran proyek. Pada saat menghadapi kendala-

kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan

perencanaan maka diperlukan suatu metode terobosan untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut. Dengan kata lain semua tahapan pekerjaan memiliki

metode pelaksanaan yang telah disesuaikan dengan peruntukan proyek (baik

proyek gedung, bendungan, jalan layang, dsb.) dan desain konsultan

perencana. Dalam laporan kerja praktik ini penulis meninjau metode

pelaksaan pekerjaan Bore Pile, Pile cap dan Kolom.

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-1


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

Hal yang mempengaruhi metode pelaksanaan konstruksi pada

pembangunan proyek jalan tol cengkareng – batuceper – kunciran meliputi :

a. Kondisi Lokasi Proyek.

b. Lingkungan Sekitar Lokasi Proyek.

c. Jalur Akses Ke Lokasi Proyek.

d. Volume Pekerjaan.

e. Ketersediaan Material dan Bahan Bangunan.

f. Ketersediaan Peralatan dan Alat Berat.

g. Ketersediaan Sumber Daya Manusia.

h. Tingkat Kualitas Yang Dibutuhkan.

i. Jadwal Pelaksanaan Proyek Konstruksi, dan

j. Pelaksanaan Proyek Konstruksi.

Dalam merencanakan metode pelaksanaan pekerjaan terdiri dari

beberapa rangkaian pelaksanaan pekerjaan yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Metode pelaksanaan pekerjaan persiapan

b. Metode pelaksanaan pekerjaan Bore Pile

c. Metode pelaksanaan pekerjaan Pile Cap

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-2


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

5.2. Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan adalah awal dari sebuah pekerjaan konstruksi

dalam sebuang pembangunan dan merupakan tahapan dalam sebuah proyek

yang meliputi lokasi proyek serta sarana dan prasarana, pembersihan lokasi

proyek, Pengukuran titik awal, pekerjaan site plan dan persiapan –persiapan

sebelum pekerjaan struktur dimulai. Secara umum pekerjaan persiapan dapat

digambarkan pada flowchart dibawah ini :

Gambar 5.2.1 Flowchart Pekerjaan Persiapan

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-3


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

5.2.1 Pekerjaan Site Planning

Yang termasuk dalam Perencanaan Site Plane adalah :

1. Kantor Proyek

Kantor proyek dibangun sebagai tempat bekerja pagi para staf

baik staf dari Kontraktor, Pengawas maupun Pemilik Proyek di

lapanga, yang dilengkapi dengan ruang-ruang kerja staf, ruang rapat,

ruang pimpinan, mushola, dan toilet. Seluruh fasilitas dan sarana yang

dibangun untuk pekerjaan persiapan ini adalah sementara. Oleh karena

itu, desain kantor tersebut juga dibuat tidak permanen.

2. Gudang Material dan Peralatan

Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca,

seperti semen dan material finishing lainnya harus disimpan dalam

tempat tertutup. Untuk itu diperlukan tempat penyimpanan yang

disebut gudang. Sementara itu, gudang peralatan berfungsi untuk

tempat penyimpanan alat-alat ringan seperti vibrator untuk pemadatan

beton, alat-alat pengukur (theodolit), alat-alat ukur

pekerjaan finishing (mesin potong keramik, mesin bor), serta berbagai

komponen peralatan lainnya.

3. Pagar Proyek

Pembuatan pagar proyek adalah suatu pekerjaan pemberian

batas terhadap lahan yang akan dibangun. Bahan yang digunakan bisa

berupa seng yang ditempel pada batang besi yang berfungsi sebagai

penguat.

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-4


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 5.2.1.1 Gambar Pagar Proyek

5.2.2 Pekerjaan Stake Out (Surveying)

Pengukuran adalah tahap awal dalam melaksanakan proyek

konstruksi. Dimana dalam tahap ini kontraktor melakukan pengukuran

titik-titik koordinat, yang bertujuan mencari ketepatan koordinat dan

elevasi untuk struktur bangunan. Pengukuran titik-titik koordinat

dilakukan dengan alat ukur Total Station dan pengukuran elevasi

dilakukan dengan alat ukur Theodolite. Pekerjaan Staking Out atau survey

lapangan dilakukan oleh tim surveyor. Tim surveyor akan melakukan

penentuan titik – titik koordinat untuk Struktur.

Gambar 5.2.2.1 Pekerjaan Stake Out

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-5


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

5.2.3 Penyelidikan Tanah

Penyelidikan tanah adalah kegiatan untuk mengetahui daya dukung

dan karateristik tanah serta kondisi geologi, seperti mengetahui susunan

lapisan tanah/sifat tanah, mengetahui kekuatan lapisan tanah dalam rangka

penyelidikan tanah dasar untuk keperluan pondasi bangunan, jalan,dll,

kepadatan dan daya dukung tanah serta mengetahui sifat korosivitas tanah.

Penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui jenis pondasi yang

akan digunakan untuk konstruksi bangunan, selain itu dari hasil

penyelidikan tanah dapat ditentukan perlakuan terhadap tanah agar daya

dukung dapat mendukung konstruksi yang akan dibangun, Dari hasil

penyelidikan tanah ini akan dipilih alternatif /jenis , kedalaman serta

dimensi pondasi yang paling ekonomis tetapi masih aman.

Gambar 5.2.3.1 Penyelidikan Tanah

5.2.4 Shop Drawing

Shop drawing adalah gambar teknis lapangan yang digunakan

sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan. Shop drawing ini dibuat oleh

kontraktor, yang diajukan approval terlebih dahulu ke MK/Konsultan

Pengawas/Owner, sebelum dimulai pekerjakan. Shop Drawing atau

gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-6


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

Dengan adanya gambar kerja, maka pekerjaan lapangan menjadi mudah

dilaksanakan dan terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun

mutu kerja.

5.2.5 Mobilisasi dan Demobilisasi

Mobilisasi merupakan tahapan persiapan di mana pasokan sumber

daya seperti tenaga kerja, material dan alat berat dibawa ke lokasi proyek

dan siap untuk digunakan. Sedangkan Demobilisasi merupakan tahapan di

mana alat dan material yang tersisa harus dikeluarkan atau dibersihkan

dari lokasi proyek saat pelaksanaan proyek telah mencapai 100% atau

telah selesai.

Gambar 5.2.5.1 Gambar Mobilisasi Crane

5.3. Pekerjaan Bore Pile

Pondasi bore pile adalah jenis pondasi dalam dengan desain berbentuk

tabung yang berfungsi meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah keras.

Pondasi ini digunakan jika level tanah dipermukaan atas tidak cukup untuk

menahan beban bangunan secara keseluruhan, sehingga diperlukan daya

dukung tambahan.

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-7


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

Fungsinya hampir sama dengan pondasi dalam lainya layaknya

pondasi tiang pancang. Perbedaanya hanya terletak pada cara pengerjaanya.

Pengerjaan pondasi bore pile dimulai dengan melubangi tanah dahulu sampai

kedalaman yang diperlukan, lalu tahap pemasangan tulangan besi yang

dilanjutkan dengan pengecoran beton untuk pengurugannya. Pondasi Bore

Pile banyak digunakan pada proyek besar dimana sarana transportasinya

mendukung, dalam pembuatan bore pile sering digunakan alat berat berupa

crane. Namun untuk proyek kecil apalagi jika sarana transportasinya kurang

mendukung, maka penggunaan crane sering mengalami kendala karena untuk

mobilisasinya dibutuhkan dana yang cukup besar, sehingga biaya operasional

menjadi tidak ekonomis lagi.

Pemilihan tipe Pondasi Bore Pile dikarenakan daerah Cengkareng

dahulunya bekas rawa sehingga tanah dasarnya yang kurang baik jika

menggunakan tiang pancang. Kondisi proyek yang berdekatan dengan jalan

raya aktif juga membuat pondasi Bore Pile dipilih untuk diguankan sebagai

pondasi sehingga pelaksanaan pekerjaan diharapkan tidak mengganggu.

Pondasi Bore Pile yang digunakan memiliki diameter 1000 mm dan

kedalaman 24 m sesuai dengan hasil N-SPT perencanaan atau yang tertera

pada shop drawing. Kegagalan pada pekerjaan pondasi akan menyebabkan

kegagalan pada seluruh konstruksi struktur. Untuk itu diperlukan pemahaman

gambar dan spesifikasi dengan baik.

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-8


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

Dibawah ini adalah Flowchart yang menggambarkan detail pekerjaan

Bore pile dari tahapan awal hingga selesai pelaksanaannya :

Gambar 5.3.1 Flowchart Pekerjaan Bore Pile

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-9


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

5.3.1 Clearing dan Mobilisasi Alat

Pekerjaan ini dilakukan ketika lahan/tanah siap dibangun dan

konstruksi biasanya mulai dilakukan di lokasi tersebut, pekerjaan clearing

dilakukan untuk meruntuhkan/ membongkar bangunan yang berada di

lokasi konstruksi, setelah tidak ada bangunan yang mengganggu proses

konstruksi mulailah alat-alat untuk menunjang pekerjaan konstruksi di

turunkan ke area proyek. Untuk mencegah terjadinya ambles saat

pengeboran, dudukan alat bor harus dalam keadaan padat atau dibantu

menggunakan plat baja.

Gambar 5.3.1.1 Proses Clearing

5.3.2 Pre – Boring

Setelah titik-titik pile ditentukan, kemudian dilakukan pengeboran

awal dengan menggunakan Drilling machine sampai kedalaman desain.

Pengeboran ini bertujuan sebagai tempat untuk pemasangan casing,

sebelum dilakukan pengeboran yang lebih dalam sesuai dengan desain

yang telah ditentukan.

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-10


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 5.3.2.1 Proses Pengeboran

5.3.3 Instalasi Pembesian

Pada saat pengerjaan bore pile diusahakan material besi tulangan

mulai di rakit sesuai dengan shop drowing yang ada. Tulangan harus

dipersiapkan terlebih dahulu sebelum proses pengeboran selesai dilakukan.

Tulangan harus dirakit rapi dan ikatan tulangan utama dengan tulangan

spiral harus benar-benar kuat serta ukuran dan diameter harus sesuai

dengan yang sudah ditentukan pada gambar kerja (Shop Drawing).

Sambungan antar tulangan disambung dengan pengelasan. Penchecklisan

harus dilakukan oleh pihak konsultan pengawas dengan didampingi oleh

kontraktor selaku pihak yang mengerjakan serta mengawasi pekerjaan

tersebut agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan sesuai dengan

ketentuan serta berpedoman pada desain gambar kerja.

Gambar 5.3.3.1 Proses Pabrikasi besi

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-11


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

5.3.4 Pemasangan Casing

Pekerjaan pemasangan pipa casing dilakukan setelah pre-boring

sesuai kedalanan yang telah ditentukan. Casing dipasang secara perlahan

dan terus ditekan agar casing bisa sepenuhnya masuk kedalam lubang

pengeboran. Tujuan pemasangan casing ini untuk menahan dinding lubang

agar tidak longsor sebelum dan selama proses pengecoran.

Gambar 5.3.4.1 Proses pemasangan Casing

5.3.5 Drilling/Pengeboran

Pekerjaan ini dilakukan setelah pemasangan casing, pengeboran

dilanjutkan dengan menggunakan cleaning bucket. Bucket berputar masuk

ke dalam tanah sampai terisi penuh oleh tanah, kemudian ditarik kembali

ke atas. Proses pembuangan tanah di dalam bucket dengan cara

mengangkat bucket ke atas sampai menumbuk tuas yang membuka pintu

bucket sehingga tanah yang berada dalam bucket terdorong keluar.

Demikian dilakukan sampai mencapai kedalaman yang telah ditentukan.

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-12


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 5.3.5.1 Ilustrasi Proses Drillin

5.3.6 Pemasangan Pembesian

Jika kedalaman sudah mencapai yang telah ditentukan sesuai

dengan gambar kerja maka lubang bor yang sudah dipasang casing harus

bersih dari lumpur, kemudian segera besi tulangan dimasukkan kedalam

casing. Tetapi jika terdapat lumpur yang berlebihan maka lubang harus

dibersihkan (cleaning) terlebih dahulu agar proses pengecoran dapat

dilakukan agar tidak terjadi penurunan kualitas mutu beton.

Gambar 5.3.6.1 Proses pemasangan pembesian

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-13


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

5.3.7 Pemasangan Pipa Tremie

Pemasangan pipa tremie dimaksudkan untuk mengalirkan beton

dari truk mixer ke bagian yang akan dilakukan pengecoran. Pipa Tremie

dipasang dan dioperasikan oleh crawel crane. Untuk menghindari

terjadinya segregasi, tinggi jatuh beton harus disesuaikan.

Gambar 5.3.7.1 pemasangan pipa tremie

5.3.8 Pengecoran

Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang

diangkat dengan crane, kemudian dituang kedasar lubang melalui pipa

tremi. Beton yang digunakan beton tipe B atau mutu beton K-350 dengan

slump beton 18 ± 2, maka tidak perlu di vibrator. Pengecoran bisa dimulai

bila sudah tersedia dua truck mixer yang stand by di lapangan agar tidak

terjadi pengerasan beton ketika dilakukan tahapan pengecoran.

Gambar 5.3.8.1 Proses pengecoran

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-14


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

5.3.9 Pelepasan Tremie

Setelah lubang sudah terisi berdasarkan rencana yang dilaksanakan,

pelepasan tremie dilakukan disetiap sambungan pada tremie. Pada

pengecoran borepile ini sangat tergantung pada volume tremie ini.

Pengangkatan tremie harus disisakan 2 meter didalam lubang yang sudah

terisi dari pengecoran yang sudah dilakukan.

Gambar 5.3.9.1 Pelepasan Tremie

5.3.10 Pelepasan Casing

Setelah lubang sudah terisi penuh dengan sisa kedalaman

pengecoran 1 – 3 meter sampai ke atas permukaan casing, kemudian pipa

casing segera diangkat sebelum beton cor mengeras. Pada pelaksanaan ini

operator crane harus sangat hati – hati untuk mengantisipasi runtuhan

tanah yang terjadi.

Gambar 5.3.10.1 Pelepasan Casing

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-15


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

5.4. Pekerjaan Pile Cap

Pile cap berfungsi menyalurkan beban gaya dari struktur kolom atas

ke struktur pondasi dalam. Pile Cap juga berfungsi mengikat pondasi

kelompok, sehingga gaya-gaya dari kolom tersebar rata kepada pondasi.

Secara analitis, pile cap akan menerima gaya aksial dari kolom, tekanan

tanah, dan daya dukung dari pondasi. Selain itu pile cap juga akan menerima

gaya lateral yang diakibatkan oleh gempa bumi. Bila pile cap menerima gaya

dari beban-beban tersebut, maka akan timbul momen lentur, gaya geser, dan

tegangan dalam pile cap. Gaya-gaya yang di terima oleh pondasi harus dapat

ditahan oleh beton dan tulangan yang direncanakan.

Pekerjaan Pile cap dilaksanakan setelah pekerjaan bore pile telah

selesai dikerjakan. Proyek Jalan Tol Cengkareng – Batu Ceper – Kunciran

menggunakan pile cap dengan ukuran yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

oleh perbedaan jenis tanah, berat beban yang ditopang, kedalaman rencana

bore pile, dan lain-lain. Semua perkerjaan pile cap dilakukan langsung di

lokasi yang direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting,

pengecoran sampai perawatan, yang harus diperhatikan dalam pengerjaan

Pile cap adalah umur beton pada bore pile yang telah ditentukan dan sudah

melalui test Pile Driving Analyzer (PDA) untuk mengetahui kekuatan dari

pondasi bore pile yang telah dikerjakan sebelumnya.

Sebagai gambaran dalam pengerjaan Pile Cap, dibawah ini adalah

Flowchart dari tahapan awal hingga selesai pengerjaannya :

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-16


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 5.4.1 Flowchart Pekerjaan Pile Cap

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-17


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

5.4.1 Galian

Langkah pertama yang dilakukan pada pekerjaan Pile Cap adalah

dengan menggali stuktur. Penggalian dilakukan dengan pemasangan sheet

pile untuk menghindari terjadinya longsoran tanah. Setelah sheet pile

terpasang, dilakukan penggalian struktur dengan menggunakan excavator

sesuai dengan kedalaman pada gambar kerja.

Gambar 5.4.1.1 Proses Penggalian

5.4.2 Pembobokan Kepala Pile

Setelah penggalian struktur selesai, maka akan terlihat bore pile

dari bekas galian yang ada. Bore pile tidak boleh terkena excavator dan

merusak bahkan merubuhkan bore pile. Bore Pile tersebut lalu dilakukan

pemotongan kepala pile dengan cara dibobok sesuai dengan design cut-off

level yang telah ditentukan sehingga hanya tulangan bore pile yang tersisa

sebagai satu kesatuan dari penulangan pile cap. Pembobokan dilakukan

secara manual menggunakan man power sehingga di harapkan bore pile

terjaga integritasnya atau keutuhannya.

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-18


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 5.4.2.1 Pembobokan Kepala Pile

5.4.3 Test PDA

PDA Test termasuk salah satu jenis pengujian dinamik dengan

menggunakan metoda wave analysis dan sering disebut dengan re-strike

test sesuai dengan sifat pengujiannya yang melakukan re-strike atau

pemukulan ulang pondasi tiang yang diuji. PDA Test pelaksanaannya

mengacu pada ASTM D-4945 (Standard Test Method for High-Strain

Dynamic Testing of Deep Foundations).

Gambar 5.4.3.1 Test PDA

Analisa data PDA dilakukan dengan prosedur Case Method, yang

meliputi pengukuran data kecepatan (velocity) dan gaya (force) selama

pelaksanaan pengujian (re-strike) dan perhitungan variabel dinamik secara

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-19


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

real time untuk mendapatkan gambaran tentang daya dukung pondasi

tiang tunggal.

Gambar 5.4.3.2 Data Test PDA Bore Pile

Gambar 5.4.3.3 Hasil Test PDA Bore Pile

5.4.4 Test PIT

Untuk pengujian pondasi Bore Pile menggunakan Pile Integrity

Test (PIT), pengujian ini dilakukan untuk mengetahui integritas luas dan

volume pondasi, untuk mengetahui ada tidaknya retakan pada pondasi

didalam tanah. Test PIT merupakan pengujian tidak merusak dengan

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-20


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

menggunakan uji gema sonic dan uji strain integritas rendah. Dengan

menggunakan sensor accelerometer diatasnya dapat mempermudah

pembacaan gelombang ketika diberika pukulan dengan hammer.

Gambar 5.4.4.1 Setting Alat Test PIT Borepile

Sebelum melakukan pengujian, permukaan pondasi Bore Pile

dihaluskan dengan menggunakan gerinda, permukaan yang dihaluskan

agar tidak ada sisa-sisa material bekas cor yang menempel pada

permukaan dan akan menggangu dari proses pengujian. Data berupa

tanggal pengeboran tanah dan tanggal pengecoran pondasi harus diberikan

pada petugas penguji agar dapat memperhitungkan beban yang akan

diberikan pada pondasi tersebut.

Ketika pengujian telah selesai, data hasil pengujian dapat dicetak

atau print untuk kemudian dilakukan analisa secara keseluruhan.

Gambar 5.4.4.2 Data Test PIT Bore Pile


Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-21
Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 5.4.4.3 Analisis Test PIT Bore Pile

Gambar 5.4.4.4 Hasil Test PIT Bore Pile

5.4.5 Pengecoran Lantai Kerja (Lean Concrete)

Setelah memotong kepala pile dan telah di ukur ketinggian elevasi

oleh surveyor maka dilakukan pengecoran Lean Concrete (LC) di daerah

rencana pile cap. Hal ini untuk membuat lantai kerja pada pile cap

sehingga tulangan tidak menyentuh tanah secara langsung dan dapat

mempermudah pekerjaan selanjutnya.

Gambar 5.4.5.1 Ilustrasi Pengecoran Lean Concrete


Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-22
Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

5.4.6 Pembesian

1. Pabrikasi Besi

Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan

pembengkokan besi tulangan. Pemotongan dilakukan karena panjang besi

dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur

yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ukuran sesuai perhitungan

tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.

Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang

disesuaikan dengan perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada

pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan

kembali tetapi harus dipotong.

hal ini untuk menghindari timbulnya retak-retak ditempat

pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan

dilakukan dengan Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran.

Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun

daftar bengkok dan potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan

(shop drawing) yang dibuat oleh Kontraktor Utama.

2. Pemasangan Tulangan

Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan

dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar

pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan

tulangan antara lain :

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-23


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan

sebelum baja tulangan tersebut dipasang.

b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur

maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.

c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada

tulangan utama dengan menggunakan kawat bendrat.

d. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran

sambungan lewatan dan panjang penjangkaran.

e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking

sebagai acuan selimut beton yang akan dicor.

Gambar 5.4.6.1 Proses Instalasi pembesian

5.4.7 Pemasangan Bekisting

Pemasangan bekisting bertujuan sebagai penyangga atau wadah

cetakan beton yang berfungsi untuk menampung dan menumpu beton

basah yang sedang di cor berdasarkan penempatannya dan dan sesuai

dengan bentuk yang telah dikehendaki. Bekisting didesain agar mudah

dalam pemasang dan pembongkaran setelah pekerjaan selesai. Pada

sambungan antar bekisting harus dipastikan rapat dan kuat untuk

mencegah beton basah keluar melalui sela-sela bekisting.

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-24


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 5.4.7.1 Proses Pemasangan bekisting

5.4.8 Pengecoran

Langkah – langkah dalam pekerjaan pengecoran antara lain sebagai

berikut :

1. Pembersihan area cor menggunakan kompresor meliputi pembersihan

serpihan material, besi, kawat, dan kotoran lain, selain itu area cor

harus dipastikan dalam keadaan kering.

2. Lakukan pengujian nilai slump ketika beton datang, apabila nilai

slump tidak sesuai maka beton harus direject. Pengambilan sample

benda uji sejumlah 6 tabung untuk setiap pengecoran kelipatan 50 m3.

Pengujian tersebut harus diawasi oleh Quality Control.

3. Beton dituang dari truck mixer ke area cor pile cap menggunakan

talang. Pastikan tinggi jatuh beton dari ujung bawah talang tidak lebih

dari 1,5 meter.

4. Penuangan beton berhenti sampai dengan batas cor yang telah dibuat

oleh Surveyor dan dicek oleh Quality Control.

5. Saat pengecoran, beton harus dipadatkan menggunakan vibrator.

Adapun pemadatan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-25


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

 Stik vibrator dimasukkan dalam posisi vertikal dan ditarik pelan

dengan waktu maksimum penggetaran adalah 30 detik untuk

setiap titik.

 Stik vibtaror tidak boleh menyentuh dasar pile cap (maksimal 10

cm diatas dasar pile cap).

 Radius area vibrator harus overlap dengan area vibrator

disampingnya dengan tebal lapisan vibrator 45 cm.

 Pemadatan selesai ketika sudah tidak terlihat gelembung udara di

permukaan.

 Setelah selesai, stik vibrator diangkat pelan dengan posisi miring.

6. Setelah pengecoran pile cap selesai, permukaan beton pile cap

diratakan menggunakan ruskam.

Gambar 5.4.8.1 Proses Pengecoran

5.4.9 Perawatan Beton

Perawatan beton dilakukan untuk menjaga kelembaban beton agar

terus dalam keadaan basah dalam beberapa hari dan mencegah penguapan

serta penyusutan. Perawatan beton menggunakan kain basah atau

sejenisnya yang diletakkan di atas permukaan beton bisa juga dengan cara

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-26


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

disiram air agar beton dalam keadaan lembab. Kelembaban beton harus

terus dijaga selama masa perawatan agar beton tidak rusak.

Gambar 5.4.9.1 Perawatan Beton

5.4.10 Pelepasan Bekisting

Pelepasan bekisting dilakukan setelah ada persetujuan dari

engineer. Pelepasan bekisting biasanya dilakukan 1 (satu) hari setelah

pengecoran (kekuatan desain telah mencapai 20%). Setelah pelepasan

bekisting harus segera dilakukan perawatan beton pada sisi yang baru

dilepas bekistingnya. Setelah itu, posisi footing dirapikan untuk

penimbunan kembali.

Gambar 5.4.10.1 Pelepasan Bekisting

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-27


Proyek Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran BAB V Pelaksanaan Pekerjaan

5.4.11 Pengurugan Tanah Kembali

Setelah bekisting dilepas dan perawatan beton telah dilaksanakan

kemudian dilakukan penimbunan kembali tanah rata dengan permukaan

pile cap. Alat berat yang digunakan dalam pekerjaan ini timbunan

digunakan backhoe dengan bantuan tenaga manusia untuk leveling dan

pemadatan di bagian bawah. Dalam speksifikasi umum PT. Jasamarga

Kunciran Tangerang, membolehkan pengurugan tanah kembali dicampur

dengan hasil potongan kepala pile yang sudah tidak terpakai. Dengan

memanfaatkan hal tersebut dapat meminimalisir biaya pengurugan.

Gambar 5.4.11.1 Pengurugan Tanah Kembali

Laporan Kerja Praktik / Teknik Sipil Universitas Mercu Buana V-28

Anda mungkin juga menyukai