Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP

Mata Kuliah : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dosen : Lathifa Putri Afisna, S.Pd,. M.Eng.

Oleh :

1.Martua Jaya Harianja (17117001)

2.Dimas Haris Ananta (17117002)

3.Aris Suwanto (17117014)

4.Stephen Juna Binoto (17117048)

5.Hendrik Nainggolan (17117072)

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPUNG SELATAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa melimpahkan


Rahmat dan Hidayah-NYA sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat
dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Penyusunan juga panjatkan Kehadiran
ALLAH SWT, karena hanya dengan keridho’an-NYA makalah dengan judul
“PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP” ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai
pihak, makalah ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-
perbaikan lebih lanjut.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memperbaiki manfaat
bagi yang membutuhkan.

Lampung Selatan,26 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A.Latar Belakang................................................................................. 1
B.Rumusan Masalah............................................................................ 2
C.Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN K3 PESAWAT UAP.............................................. 2
A. Pengertian dan Komponen ............................................................ 2
B.Sejarah Pesawat Uap....................................................................... 2
C.Jenis-Jenis Pesawat Uap................................................................. 4
D. Sumber Bahaya dan Akibat yang Dapat Ditimbulkan oleh
Pesawat Uap .................................................................................. 6
E. Dasar Hukum ................................................................................ 6
F. Ruang Lingkup .............................................................................. 7
G. Pemeriksaan dan Pengujian .......................................................... 7
H. Penerapan K3 Pesawat Uap........................................................... 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10
Daftar Pustaka…………………………………………………………………… 11
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pemanfaatan Ketel Uap demikian luas di Indonesia antara lain di sektor


industri, pariwisata dan pelayanan kesehatan, namun pada
pemakaiannya mengandung potensi bahaya ( high risk ) apabila tidak
memenuhi standar atau syarat-syarat safety yang berlaku.Dengan
tekanan dan temperatur uap yang demikian tinggi didalam Ketel Uap,
maka berarti pada setiap pengoperasian Ketel Uap terdapat potensi
bahaya yang apabila Ketel Uap tersebut pecah akan dapat
mengakibatkan kerusakan bangunan perusahaan dan korban jiwa.

Peristiwa meledaknya suatu Ketel Uap telah terjadi beberapa kali di


Indonesia, antara lain Ketel Uap bertekanan kerja 3 Kg/Cm2 pada salah
satu pabrik tahu di wilayah Binjai - Sumatera Utara yang
mengakibatkan seorang tewas ditempat dan beberapa orang lainnya
luka-luka serta bangunan pabrik runtuh, Ketel Uap bertekanan kerja 3
Kg/Cm2 pada salah satu Pabrik Mihuen di Deli Serdang - Sumatera
Utara yang mengakibatkan seorang pekerja luka-luka, beberapa rumah
penduduk sekitarnya rusak serta bangunan pabrik runtuh. Kedua unit
Ketel Uap tersebut diatas dioperasikan dengan tanpa memiliki Akte
Izin dari Pemerintah, pekerja yang mengoperasikannya belum terlatih
terbukti belum memiliki Sertifkat operator Pesawat Uap dari
Pemerintah, yang berarti pemakaiannya tidak mematuhi Peraturan
Perundang-undangan di bidang K3 yang berlaku.

Ketel atau pesawat uap dan bejana tekan merupakan peralatan yang
mempunyai resiko sangat tinggi, apabila tidak dilakukan pemeliharaan
dan pemeriksaan secara teratur sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
Pemerintah telah menetapkan syarat-syarat keselamatan kerja terhadap
pengunaan ketel uap dan pesawat uap serta bejana tekan. Oleh sebab
itu perusahaan harus mentaati peraturan/persyaratan yang sudah
ditetapkan dan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
penggunaan ketel uap dan bejana tekan tersebut.Dengan ditetapkan dan
dilaksanakannya peraturan K3 dalam perusahaan diharapkan dapat
mengurangi resiko kecelakaan yang akan terjadi.

B.Rumusan Masalah
1.Apa itu Pesawat Uap
2. Bagaimana sejarah pembuatan Pesawat uap?
3.Apa sumber bahaya dan akibat dari kecelakaan Pesawat Uap?
4.Bagaimana Pengawasan K3 terhadap Pesawat Uap?

C.Tujuan
1. Mengetahui Sejarah Pesawat Uap
2. Mengetahui pasal-pasal terkait K3 Pesawat Uap
3. Mengetahui bagaimana Pengawasan K3 Pesawat Uap
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pesawat Uap


Pesawat Uap atau Ketel Uap (bahasa Inggris:boiler) adalah alat untuk
menghasilkan uap air, yang akan digunakan untuk pemanasan atau tenaga gerak.
Bahan bakar pendidih bermacam-macam dari yang populer batubara dan
minyak bakar, sampai listrik, gas, biomasa, nuklir dan lain-lain. Pendidih
merupakan bagian terpenting dari penemuan mesin uap yang merupakan pemicu
lahirnya revolusi industri.

Pesawat uap selain ketel uap adalah :


1.Pemanas air diperuntukkan guna mempertinggi temperatur dari air pengisi
untuk ketel-ketel uap dengan jalan pemanasan dengan hawa pembakaran
2.Pengering uap diperuntukkan guna mempertinggi temperatur dari uapnya
dengan jalan pemanasan dengan hawa pembakaran
3.Penguap-penguap diperuntukkan guna membuat air sulingan dengan jalan
pemanasan dengan uap; dan
4.Bejana uap kedalam mana langsung atau tidak langsung dimasukkan uapnya
dari ketel uapnya, terkecuali pesawat-pesawat penguap.

B.Sejarah Pesawat Uap


Sekitar 200 tahun SM, seorang bangsa Yunani bernama Hero, mendesain
sebuah mesin sederhana yang menggunakan uap sebagai sumber tenaganya.
Hero menyiapkan sebuah bejana yang berisi air yang kemudian ditempatkan
diatas api. Setelah panas, air akan mendidih dan kemudian membentuk uap. Uap
kemudian diteruskan melalui dua pipa kedalam bulatan berlubang yang
mempunyai sumbu pada kedua sisinya.Ketika uap keluar melalui dua pipa kecil
bengkok yang terpasang pada bulatan tersebut, bulatan tersebut bergerak
berputar pada porosnya.Hero menamakan alat tersebut aeolipile yang berarti
mesin uap berputar.

Gambar 2.1.Aeolipile
Kemudian pada sekitar awal tahun 1600-an, seorang bangsa Italia bernama
Giovanni Branca membuat suatu penemuan unik berdasarkan cara kerja
aeolipile, dimana uap yang dihasilkan alat tersebut disalurkan ke roda yang
akan berputar akibat tekanan uap tersebut. Dari sinilah dimulainya
perkembangan Turbin uap.

Gambar 2.2. Turbin Uap Branca

Pada tahun ± 1760, James Watt, seorang bangsa Inggris, telah berhasil
memakai uap sebagai kekuatan pendorong.Dia adalah yang pertama
membuat instalasi tenaga uap yang terdiri dari sebuah ketel uap dan mesin
uap yang terpisah.Alat tersebut dinamakan Waggon Boiler, karena
bentuknya seperti gerobak/wagon (lihat gambar 3).

Dibagian bawah ketel terdapat ruang pembakaran untuk membakar bahan


bakar guna memanaskan ketel.Watt berkonsentrasi untuk mengembangkan
kondenser pemisah uap untuk menciptakan ruangan vakum, dan
menggantikan tekanan atmosferik dengan tekanan uap, yang meningkatkan
efisiensi mesin.
Dia juga yang menetapkan perhitungan tenaga kuda (horse power), yang
menetapkan 1 tenaga kuda dapat mengangkat beban sebesar 249 kilogram
sejauh 0,3 meter per detik. Atau ekivalen dengan 14.969 kilogram sejauh 0,3
meter per menit.

Gambar 2.3.Waggon Boiler

Dewasa ini, konstruksi ketel uap disesuaikan dengan perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi, menjadi semakin efektif dan efisien untuk dalam
proses menghasilkan uap dan dalam penggunaannya.
C.Jenis-Jenis Ketel Uap
Jenis-jenis Ketel uap menurut Peraturan Uap 1930 dapat dikelompokkan
sebagai berikut :

(1)  Ditinjau dari sudut pandang tekanannya,  yaitu :


 Ketel uap tekanan rendah, memiliki tekanan maksimum ≤ 0,5
Kg/cm2 melebihi tekanan udara atmosfer, 
 Ketel uap tekanan tinggi, memiliki tekanan > 0,5 Kg/cm2 melebihi
tekanan udara atmosfer

(2) Menurut tempat pengunaannya, yaitu :


 Ketel uap darat tetap, ialah semua pesawat uap yang ditembok atau
berada dalam tembokan.
 Ketel uap darat berpindah, ialah semua ketel uap atau pesawat uap
yang tidak ditembok dan dapat dipindah-pindahkan.

(3)  Menurut bangunan letak sumbu silinder ketel, yaitu :


 Ketel uap tegak, dimana letak sumbu silinder tegak lurus dengan
tempat kedudukan ketel uap.
 Ketel uap darat, dimana letak sumbu silinder sejajar dengan
permukaan tempat kedudukan ketel uap.

Adapun saat ini, ketel uap lebih condong untuk diklasifikasikan lebih detail
lagi sebagai berikut :

(1) Ditinjau dari sudut pandang tekanannya,  yaitu :


 Ketel uap tekanan rendah, memiliki tekanan <20 Kg/cm2 melebihi
tekanan udara atmosfer, 
 Ketel uap tekanan sedang, memiliki tekanan 20 - 75 Kg/cm2
melebihi tekanan udara atmosfer, 
 Ketel uap tekanan tinggi, memiliki tekanan  >75 Kg/cm2 melebihi
tekanan udara atmosfer.

(2) Ditinjau dari media yang melalui pipa (tube),  yaitu :


 Ketel uap pipa api, dimana api akan melewati pipa-pipa di dalam
ketel uap.

Ketel Uap Pipa Api


 Ketel uap pipa air, dimana air akan melewati pipa-pipa di dalam
ketel uap.

Ketel Uap Pipa Air

(3) Ditinjau dari sudut pandang bahan bakarnya,  yaitu :


 Bahan Bakar Fosil (minyak, gas alam, batu bara)
 Panas Sisa Pembakaran (Gas buang turbin, gas buang mesin)
 Bahan Bakar (Biomass, Bagasse, Rise Husk, Wood Pallets, Forestry
Residues, Mill Residues, Agricultural Residues, Chemical Recovery
Fuels, Animal Wastes, Dry Animal Manure, Wet Animal Manure
(Dairy Manure Slurry)
 Nuklir (Uranium, Fission)

(4) Ditinjau dari sudut pandang sirkulasi air,  yaitu :


 Natural, 
 Forced

(5) Ditinjau dari sudut pandang ruang bakar,  yaitu :


 Natural, 
 Pressurized, 
 Induced,
 Balance

(6) Ditinjau dari sudut pandang metode pembakaran,  yaitu :


 Eksternal, 
 Internal, 
 HRSG.
D.Jenis-Jenis Pesawat Uap selain Ketel Uap
Selain Ketel uap, terdapat pesawat uap selain Ketel Uap. Dimana menurut
Peraturan Uap 1930 dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Pemanas air (economiser) diperuntukkan guna mempertinggi temperatur


dari air pengisi untuk ketel-ketel uap dengan jalan pemanasan dengan hawa
pembakaran

2. Pengering uap (Superheater) yang berarti sendiri terlepas ketel uapnya. Alat
ini di peruntukkan guna memanaskan uap basah atau uap jenuh menjadi uap
kering (Superheated Steam) sebagai fluida pemanasnya adalah gas panas
hasil pembakaran.

3. Penguap-penguap diperuntukkan guna membuat air sulingan dengan jalan


pemanasan dengan uap

4. Bejana uap kedalam mana langsung atau tidak langsung dimasukkan


uapnya dari ketel uapnya, terkecuali pesawat-pesawat penguap sebagai
contoh :Steam Header, Back Pressure Vessel, Dearator, Sterillizer, Digister,
Autoclave dan sebagainya .

E.Sumber-sumber Bahaya dan Akibatnya:

Adapun sumber-sumber bahaya yang dapat disebabkan oleh Pesawat Uap :


1. Mamometer tidak berfungsi dengan baik akan mengakibatkan ledakan.
2. Safety valve tidak berfungsi mengakibatkan tertahannya tekana yang
berlebihan.
3. Gelas duga tidak berfungsi mengakibatkan jumlah air tidak terkontrol.
4. Air pengisi ketel tidak berfungsi mengakibatkan terjadinya pembengkaan
bejana karena tidak adanya transfer panas.
5. Boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scall
6. Terjadi pemanasan lebih Karena kekelebihan produksi uap.
7. Tidak berfungsinga pompa air pengisi ketel.
8. Karena perubahan tidak sempurna.
9. Karena boilernya sudah tua sehingga sudah tidak memenuhi syarat.
10. Tidak teraturnya tekanan inspeksi sesuai peraturan yang berlaku.

Adapun Akibat yang Dapat Ditimbulkan oleh Kecelakaan Pesawat Uap


1. Kebakaran. Gas yang mudah terbakar yang dikemas dalam bejana tekan,
bila tercampur dengan udara serta sumber panas dapat menimbulkan
kebakaran atau ledakan.
2. Keracunan dan iritasi. Beberapa jenis gas tertentu mempunyai sifat-sifat
beracun yang sangat membahayakan bagi makluk hidup karena dapat
meracuni darah dalam tubuh melalui sistem pernapasan maupun jaringan
tubuh lainya.
3. Pernapasan tercekik (Aspisia). Sejumlah gas tertentu yang tampaknya tidak
berbahaya karena tidak beracun dan tidak dapat terbakar. tetapi dapat
mengakibatkan kematian apabila gas tersebut telah memenuhi ruangan
tertutup sehingga oksigen dalam ruangan tersebut tidak cukup lagi
memenuhi kebutuhan pernapasan.
4. Peledakan. Semua jenis gas betekanan yang tersimpan di dalam botol baja
maupun tangki gas mempunyai bahaya meledak karena ketidakmampuan
kemasan dalam menahan tekanan gas yang ada didalamnya.
5.Terkena cairan sangat dingin (Crygenic). Apabila terkena cairan yang sangat
dingin, maka cairan tersebur seketika akan menyerap panas tubuh yang terkena
sehingga mengakibatkan luka seperti terkena luka bakar dan merusak jaringan
tubuh, dan luka yang parah dapat menyebabkan kematian bila tidak
mendapatkan pertolongan segera.

F.Dasar Hukum

1. UU Uap tahun 1930


2. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Permen No. 01/Men/1982 tentang Bejana Tekan
4. Permen No. 02/Men/1982 tentang Klasifikasi Juru Las
5. Permen No. 01/Men/1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator
Pesawat Uap

G.Ruang Lingkup

1. Pertimbangan-pertimbangan Desain
 Gambar konstruksi harus memenuhi syarat mempunyai skala yang
cukup dan dapat dibaca dengan jelas
 Data ukuran-ukuran pesawat serta bagian-bagiannya harus dituliskan
secara jelas
 Gambar bagian (detail) konstruksi penyambungan antara satu bagian
ke bagian lain harus dicantumkan, sehingga bentuk sambungan dapat
diketahui secara jelas
 Pelaksanaan pembuatan pesawat uap harus memenuhi prosedur
sesuai dengan standar yang jelas
 Pelaksanaan pengujian pesawat uap harus memenuhi prosedur yang
berlaku

2.Penempatan ketel uap


 Ruang ketel uap adalah bukan suatu tempat khusus dimana di
dalamnya tidak pasti untuk bekerja
 Ketel uap harus ditempatkan dalam suatu ruangan atau bangunan
tersendiri yang terpisah dari ruangan kerja bagian lainnya

3. Penggolongan Bejana Uap


Perbedaan antara ketel uap dan bejana uap adalah pada fungsi dan
operasinya. Ketel uap adalah sebagai penghasil uap sedangkan bejana uap
adalah sebagai penerima uap dalam kelangsungan suatu proses yang
menggunakan instalansi uap.

4. Pengoperasian Pesawat Uap


Agar pemeliharaan ketel uap dapat terlaksana dengan baik, maka
perlu diadakan pendidikan dan latihan terhadap operator ketel uap, juru
las untuk pesawat uap, yaitu:
 Pendidikan operator ketel uap
 Pendidikan dan latihan juru las

H.Pemeriksaan dan Pengujian

Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian serta Penerbitan Ijin


Pesawat uap:
1. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
2. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan penerbitan ijin pemakaian
3. Prosedur pemeriksaan dan pengujian
4. Prosedur penerbitan ijin pemakaian pesawat uap

Pedoman Pelaksanaan dan Pengujian serta Penerbitan Pengesahan


Pemakaian Bejana Tekan:
1. Pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh ahli K3 spesialis pesawat uap
dan bejana tekan
2. Persyaratan keselamatan kerja harus dipatuhi bagi suatu bejana tekan
dan ketentuan teknis pelaksanaan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan dan
pengujian serta penertiban pengesahan pemakaian bejana tekan, harus
mentaati undang-undang dan pertauran yang berlaku.

I.Penerapan K3 Bidang Pesawat Uap

Berdasarkan Undang-Undang Uap Tahun 1930 pasal 12, pesawat uap harus
dilengkapi dengan alat pengaman yang disesuaikan dengan penggolongan
ketel uapnya. Dengan adanya alat pengaman,maka pesawat ketel uap yang
dioperasikan akan aman bagi operator maupun lingkungannya.
Perlengkapan ketel uap seperti yang disyaratkan dalam Undang Undang Uap
terdiri dari:
1. Katup Pengaman (Safety Valve)
Alat ini berfungsi untuk menyalurkan tekanan yang melebihi kapasitas
tekanan ketel. Apabila tidak ada katup pengaman, ketel dapat meledak karena
adanyanya tekanan lebih yang tidak mampu ditahan ketel.
2. Manometer (Pressure Gauge)
Alat ini berfungsi untuk mengetahui tekanan yang ada dalam ketel uap dan
tekanan kerja yang diijinkan dari ketel uap harus dinyatakan dengan garis
merah.
3. Gelas Praduga (Water Level)
Alat ini berfungsi untuk mengetahui kedudukan permukaan air dalam ketel
uap.
4. Suling Tanda bahaya
Alat ini berfungsi untuk memberi isyarat suara apabila air di dalam ketel
melampaui batas terendah yang ditentukan.
5. Keran Pembuang (Blow Down)
Alat ini berfungsi untuk mengeluarkan kotoran berupa lumpur, lemak, dan
kotoran lain dari dala ketel. Yang perlu diperhatikan adalah pada waktu
membuka keran ini, ketel pada kondisi tekanan dan suhu yang sudah rendah
serta pembukaan dilakukan secara perlahan-lahan.
6. Lubang Pembersih
Lubang pembersih berguna bagi petugas pemeriksa/pembersih ketel uap
dalam membersihkan atau mengeluarkan kotoran-kotoran dari dalam ketel.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di ambil dari semua materi,untuk menjaga
keselamat dalam oprasional ketel uap, perlu diadakan perawatan
yang semestinya dan di adakan pengujian-pengujian yang harus
dilakukan untuk mengetahui bahwa ketel uap yang akan digunakan
bisa berjalan dengan normal dan aman.
Dan semua ketel uap sebelum dipakai atau dikeluarkan dari meker,
wajib memiliki sertifikat yang telah di tentukan. dari
dilaksanakanya pengujian tekan dari ketel uap adalah bertujuan
untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam tehnik
pengoperasian pesawat uap secara aman, benar dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dibidang Kesehatan Keselamatan
Kerja ( K3) yang berlaku. Dan tujuan agar Semua persyaratan yang
sudah ditetapkan dalam undang-undang dan peraturan harus
ditaati,mulai dari tahapan perencanaan,pengoperasian dan
pengujian/pemeriksaan.

B.SARAN

Saran yang bisa penulis sampaikan bahwa pesawat ketel


uap adalah pesawat bantu yang cukup berbahaya bila
tidak hati-hati dalam pengoprasiannya. Oleh karena itu
penulis berpesan sebelum menggunakan ketel uap, mesti
dilihat terlebih dahulu manual book, dan sertifikat yang ada
dalam ketel uap tersebut, dan dalam penggunaan mesti
berhati-hati dan harus sesuai prosedur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Herwiyanto (2012), Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan. Malang

Rohan, Mohammad (2010), Penerapan K3 Bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan. From
http://muhammadrohan.wordpress.com/2010/11/26/penerapan-k3-bidang-pesawat-uap-dan-
bejana-tekan/, 8 Mei 2014

Anda mungkin juga menyukai