BISNIS RITEL
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk.
1 BAB IV
2
3 KEBIJAKAN PUTUSAN KREDIT
4
5
6 A. KONSEP HUBUNGAN TOTAL PEMOHON KREDIT (KHTPK)
7
8 1. Ketentuan KHTPK
9
10 a. Setiap pemberian putusan kredit kepada pemohon kredit perorangan
11 maupun badan usaha, baik secara individual maupun kelompok dalam satu
12 atau lebih bidang bisnis, harus berdasarkan kepada analisis dan evaluasi
13 yang menyeluruh terhadap seluruh kebutuhan kreditnya, baik yang telah
14 diberikan dan atau akan diberikan oleh BRI, yang meliputi kredit langsung
15 maupun kredit tidak langsung, dalam bentuk rupiah maupun valuta asing
16 yang dikenal dengan “Konsep Hubungan Total Pemohon Kredit (KHTPK)
17 atau Total Relationship Concept (TRC)”.
18
19 b. Pendekatan KHTPK dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan
20 meminimalkan total risiko yang ditanggung BRI serta untuk memberikan
21 pelayanan yang sebaik-baiknya terhadap pemohon kredit. Dengan demikian
22 setiap Pejabat Kredit Lini sejak awal prakarsa wajib mencari informasi yang
23 relevan dengan fasilitas kredit yang sudah dan atau akan diterima oleh
24 pemohon kredit.
25
26 2. Penetapan KHTPK
27
28 Dalam penetapan KHTPK Pejabat Kredit Lini harus memperhatikan hal-hal
29 sebagai berikut :
30
31 a. Total Eksposur
32
33 Penetapan total eksposur diatur sebagai berikut :
34
35 i. Seluruh fasilitas kredit yang diberikan kepada satu pemohon kredit baik
36 individual maupun group (kelompok peminjam) harus diagregasikan
37 untuk mengetahui dan mengidentifikasi besarnya risiko kredit secara
38 menyeluruh serta digunakan untuk menentukan batas kewenangan
39 pejabat pemutus kredit.
40 ii. Fasilitas kredit dengan agunan kas (cash collateralized) tetap
41 diperhitungkan dalam konsep total eksposur namun dijadikan sebagai
42 faktor pengurang dalam perhitungan risiko kredit dan limit pejabat
43 pemutus
44 Ketentuan mengenai Agunan kas diatur dalam ketentuan tersendiri.
45
1 iii. Khusus untuk pemberian kredit kepada debitur yang telah memiliki
2 fasilitas Kartu Kredit dan Kredit Konsumer lain di BRI, maka terhadap
3 seluruh fasilitas kredit yang telah dan akan diberikan (baik direct
4 maupun contigent) tetap harus ditotal eksposur untuk menentukan total
5 risiko dan menjaga ketaatan terhadap batasan BMPK. Namun dengan
6 mempertimbangkan karakteristik produk kartu kredit dan kredit
7 konsumer, maka penentuan pejabat pemutus hanya didasarkan pada
8 plafond kredit yang akan diputus tanpa mengagregasikan dengan
9 fasilitas kartu kredit dan kredit konsumer-nya.
10 Yang dimaksud dengan kredit konsumer adalah KPR, KKB, Briguna,
11 KTA, Kredit Multi Guna, dan produk kredit konsumer lain yang sejenis
12 yang akan ada.
13
14 b. Institutional Customer
15
16 Dalam hal satu pemohon kredit baik individual maupun kelompok memiliki
17 hubungan kredit dengan dua atau lebih bidang bisnis ataupun dua atau
18 lebih Unit Kerja dalam satu bidang bisnis, maka proses putusan pemberian
19 kreditnya harus mengacu kepada Konsep Institutional Customer,
20 dengan ketentuan sebagai berikut:
21
22 i. Dalam konsep ini dikenal adanya Unit Pengendali dan Unit Pemberi.
23
24 ii. Unit Pengendali adalah bidang bisnis atau Unit Kerja yang berhubungan
25 dengan Perusahaan Induk atau Kantor Pusat perusahaan nasabah atau
26 unit pembuat keputusan finansial kelompok nasabah itu.
27 Dalam hal masing-masing bidang bisnis atau Unit Kerja berhubungan
28 dengan perusahaan induknya, maka yang menjadi Unit Pengendali
29 adalah bidang bisnis atau Unit Kerja yang memberikan pinjaman
30 terbesar kepada kelompok nasabah tersebut.
31
32 iii. Apabila dalam pengelolaan debitur memerlukan pemindahan account
33 dari satu unit kerja ke unit kerja lain, demi kepentingan optimalisasi
34 pelayanan kepada debitur, mekanismenya diatur sebagai berikut :
35 iii.a. Unit Kerja atau bidang bisnis yang akan melimpahkan kredit harus
36 menyertakan surat permohonan debitur, paket kredit terakhir,
37 serta pertimbangan atau analisis pelimpahan.
38 iii.b. Ketentuan tentang pelimpahan kredit dari satu Unit Kerja ke Unit
39 Kerja lain untuk BRIGUNA diatur tersendiri.
40 iii.c. Dalam hal terjadi ketidaksepakatan pelimpahan kredit dalam
41 bidang bisnis yang sama maka permasalahannya diputus oleh
42 Direktur bidang bisnis tersebut, sedangkan dalam hal terjadi
43 ketidaksepakatan pelimpahan kredit antar bidang bisnis, maka
44 permasalahan tersebut diputus oleh Direktur Pengendalian Risiko
45 Kredit bersama Direktur bidang bisnis terkait
46
1 v.1. Profesionalisme
2 v.2. Integritas
3 v.3. Kemampuan
4 v.4. Pengalaman
5
6 Ketentuan lebih lanjut mengenai delegasi wewenang dan besarnya
7 limit PDWK diatur dalam ketentuan tersendiri.
8
9 2. Dasar Pemberian Putusan Kredit
10
11 Dasar-dasar dalam pemberian putusan kredit diatur sebagai berikut :
12
13 a. Setiap pemberian kredit minimal melibatkan 2 (dua) Pejabat Kredit Lini yang
14 berwenang berdasarkan prinsip Four Eyes Principle yang salah satunya
15 mempunyai kewenangan yang cukup.
16
17 b. Pemberian putusan kredit oleh pejabat pemutus dapat dilakukan dalam
18 aplikasi LAS dan menandatangani form PTK atau untuk jenis kredit tertentu
19 dapat dilakukan hanya dalam aplikasi LAS saja tanpa menandatangani form
20 PTK. Ketentuan lebih lanjut tentang penandatanganan form PTK diatur
21 dalam surat tersendiri atau dalam ketentuan masing-masing produk.
22
23 c. Pemberian putusan kredit oleh Komite Kredit harus memenuhi prinsip
24 unanimous (setuju dengan suara bulat) yang ditetapkan dalam suatu rapat
25 komite yang memenuhi quorum.
26
27 Ketentuan tentang PDWK dan Komite Kredit diatur dalam ketentuan
28 tersendiri.
29
30
31 C. TANGGUNG JAWAB PEJABAT KREDIT LINI DALAM PROSES PEMBERIAN
32 KREDIT
33
34 1. Tugas dan Tanggung Jawab
35
36 a. Uraian secara rinci mengenai fungsi, tugas dan tanggung jawab para
37 Pejabat Kredit Lini yang terlibat dalam proses pemberian putusan kredit
38 diuraikan dalam Bab III.
39
40 b. Pembubuhan tanda tangan pada formulir Putusan Kredit dan atau
41 pemberian putusan melalui sistem aplikasi LAS merupakan bukti pemberian
42 putusan kredit dan tanggung jawab Pejabat Kredit Lini. Oleh karena itu
43 sebelum memberikan putusan kredit, Pejabat Pemutus Kredit harus :
44 i. Memastikan bahwa setiap kredit yang akan diputus telah memenuhi
45 ketentuan perbankan dan sesuai asas-asas perkreditan yang sehat.
1
2 ii.5. Analisis 5’ C Kredit
3 ii.5.a. Analisis Watak
4 ii.5.b. Analisis Kemampuan
5 Analisis ini bertujuan mengukur tingkat kemampuan
6 membayar dari pemohon yang antara lain dipengaruhi oleh
7 faktor :
8 Aspek Manajemen
9 Yaitu kemampuan pengelolaan perusahaan.
10 Aspek Produksi
11 Bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemohon,
12 antara lain : kemampuan daya saing produk yang
13 dihasilkan/diperdagangkan, kemampuan pemohon
14 untuk berproduksi/berdagang secara
15 berkesinambungan, dll.
16 Aspek Pemasaran
17 Bertujuan untuk menilai kemampuan pemohon dalam
18 memasarkan produknya.
19 Aspek Personalia
20 Bertujuan untuk menilai kemampuan perusahaan dari
21 sisi kuantitas maupun kualitas tenaga kerja yang
22 mendukung aktivitas perusahaan dan kemampuan
23 perusahaan memelihara hubungan baik antara tenaga
24 kerja dengan perusahaan/pemilik perusahaan.
25 Aspek Finansial
26 Beberapa hal yang perlu diperhatikan Pejabat
27 Pemrakarsa dalam melakukan analisis aspek finansial
28 antara lain adalah sebagai berikut :
29 Laporan keuangan yang diberikan oleh nasabah
30 secara berkala.
31 Analisis dan evaluasi terhadap laporan keuangan
32 harus dimulai dengan mengkaji ulang seluruh
33 komponen yang ada dalam laporan keuangan
34 tersebut (Recasting), yaitu kondisi Aktiva
35 (Lancar/Tetap), kondisi Hutang (Jangka Panjang,
36 Jangka Pendek, Ht.Dagang), kondisi Modal, kondisi
37 Penjualan/Pendapatan, kondisi Biaya, dan
38 sebagainya. Sehingga dapat disusun/ disajikan
39 kembali dalam laporan yang riil, yaitu yang telah
40 dipastikan bahwa transaksi yang dilaporkan dalam
41 laporan keuangan (Neraca dan Laba Rugi) tersebut
42 hanya yang termasuk mendukung kegiatan usaha
43 nasabah saja. Transaksi keuangan diluar usaha yang
44 akan dibiayai, piutang macet/ ragu-ragu, persediaan
45 barang dagangan yang telah usang dan lain-lain
46 harus dikeluarkan dari laporan tersebut.
1 Agunan Tambahan
2 Agunan tambahan dapat dikatakan sebagai unsur
3 pengaman lapis kedua (the second way out) dan
4 berfungsi sebagai salah satu alat mitigasi risiko kredit .
5 Agunan tambahan merupakan sumber pelunasan
6 terakhir apabila kredit menjadi bermasalah.
7
8 Analisis dan evaluasi untuk kredit bermasalah (non performing loan)
9 diatur dalam Bab VII.
10
11 4. Perhitungan Kebutuhan Kredit
12
13 Evaluasi kelayakan kredit secara keseluruhan meliputi analisis risiko usaha/calon
14 debitur (analisis 5 C’s baik secara kualitatif maupun dengan pendekatan
15 kuantitatif dengan Credit Risk Rating/Credit Scoring) dan formula lending untuk
16 menentukan jumlah kredit, dengan menggunakan data input yang akurat baik
17 data kuantitatif maupun data kualitatif.
18
19 Secara umum jenis kredit yang diberikan kepada debitur dibedakan menjadi
20 Kredit Modal Kerja (KMK) yaitu kredit yang penggunaannya untuk membiayai
21 aset lancar (aktiva lancar), dan Kredit Investasi (KI) yaitu kredit yang
22 penggunaanya untuk membiayai aset tetap (aktiva tetap). Perhitungan
23 kebutuhan kredit dari pemohon sesuai dengan masing-masing jenis kreditnya,
24 sebagai berikut :
25
26 a. Kredit Modal Kerja (KMK)
27
28 Perlu ditegaskan bahwa ketersediaan laporan keuangan untuk proses
29 analisis kredit komersial bersifat mutlak, oleh karena itu kesesuaian data
30 keuangan yang akan dianalisa dengan kondisi usaha nasabah merupakan
31 hal yang harus dipenuhi, karena apabila kualitas input data rendah maka
32 apapun pendekatan analisis yang digunakan menjadi tidak bermanfaat
33 (garbage in - garbage out).
34 Untuk menghitung kebutuhan kredit modal kerja perlu diketahui antara lain
35 hal-hal sebagai berikut :
36 Pertumbuhan penjualan, dengan memproyeksikan penjualan berdasarkan
37 penjualan periode sebelumnya.
38 Days Of Receivable (DOR), dengan rumus piutang dagang dibagi
39 penjualan dikalikan hari,
40 Days Of Inventory (DOI), dengan rumus persediaan dibagi harga pokok
41 penjualan dikalikan hari,
42 Days Of Payable (DOP), dengan rumus hutang dagang dibagi harga
43 pokok penjualan dikalikan hari,
44 Kas yang tersedia pada periode sebelumnya dan kebutuhan kas
45 minimum.
46
1
2 Rumus perhitungan Kredit Modal Kerja Dasar (KMKD) :
3
4 (1-SDS%) x NTA (Normal) x Proyeksi Penjualan/Penjualan
5
6
7 Rumus perhitungan Kredit Modal Kerja Musiman (KMKM) :
8
9 Proyeksi Penjualan
10 (1-SDS%) x NTA (Tinggi - Normal) x
11 Penjualan
12
13 Keterangan :
14 SDS = Sharing Dana Sendiri (minimal 30%)
15
16 ii.4. Pendekatan Biaya
17 Kebutuhan modal kerja dihitung dengan rumus sebagai berikut :
18
DOR/30 x Total Biaya dalam 1 bulan x Proyeksi
Peningkatan Biaya =
xxx
NWC (Aktiva Lancar – Hutang Lancar) =
xxx +
xxx
Hutang Dagang = xxx -
Kebutuhan Kredit Modal Kerja = xxx
19 Perhitungan kebutuhan modal kerja dengan menggunakan
20 Pendekatan Biaya ini hanya dapat dilakukan untuk jenis-jenis
21 usaha tertentu yang karena karakteristik usahanya maka
22 perhitungan modal kerjanya tidak dapat dilakukan dengan
23 menggunakan pendekatan WCTO, NTA maupun spreadsheet.
24
25 iii. Sedangkan untuk calon debitur/debitur yang memiliki karakteristik :
26 usaha debitur menghasilkan laba (free cash flow) baik, tetapi aset
27 usaha dari periode ke periode tumbuh namun tidak signifikan karena
28 penggunaan laba (free cash flow) dilakukan untuk membeli aset-aset
29 lain seperti : rumah, tanah, atau pembiayaan lainnya yang bersifat
30 pribadi, maka kepada calon debitur/debitur dapat diberikan kredit
31 dengan menggunakan pendekatan formula lending yang sesuai.
32 Pemberian kredit tersebut tetap harus tunduk pada kriteria
33 kesehatan struktur permodalan (capital structure)
34 sebagaimana diatur dalam kebijakan KRD yaitu batasan
35 maksimum DER (Debt to Equity Ratio).
36
37 Salah satu pendekatan perhitungan kebutuhan kredit yang dapat
38 digunakan adalah Repayment Capacity (RPC) dengan rumus sebagai
39 berikut :
40
41
1
2 v.3. Kredit modal kerja impor (KMKI)
3
4 WCTO ( i )
5 x HPP ( i ) x Proyeksi
6 Periode
7
8 Keterangan :
9 WCTO ( i ) : Perputaran modal kerja impor khusus untuk barang
10 impor
11 HPP ( i ) : Harga pokok penjualan khusus untuk barang impor
12 (diasumsikan biaya-biaya lainnya dibebankan ke
13 KMK lokal)
14 Proyeksi : Proyeksi pertumbuhan produksi/ /sales
15 Periode : Untuk 1 tahun = 360 hari
16
17 v.4. KMK Lokal
18
19 Total kebutuhan KMK - (Kebutuhan KMKE + KMKI)
20
21
22 v.5. KMK Konstruksi
23
24 { T ( NP - P - K) - ( % UM x NP )}
25
26 Keterangan :
27 T : Termin pertama dan termin kedua atau termin terbesar
28 maksimum 65%
29 NP : Nilai proyek (nilai awal / sisa nilai proyek)
30 P : Pajak (PPN) sebesar 10%
31 K : Keuntungan (biasanya 10%)
32 UM : Uang muka proyek (tergantung ketentuan umum
33 kontrak)
34
35 vi. Setiap penggunaan metode perhitungan yang digunakan harus
36 menampilkan proyeksi cash flow selama jangka waktu kredit untuk
37 memperkirakan kemampuan bayar debitur. Untuk perhitungan modal
38 kerja dengan pendekatan spread sheet, maka proyeksi cash flow tetap
39 menggunakan spread sheet yang ada.
40
41 vii. Cara Angsuran
42
43 Penentuan apakah KMK akan diberikan dalam bentuk Rekening Koran
44 (R/C) atau dalam bentuk plafond menurun, ditentukan oleh dua variabel
45 yaitu : karakteristik bisnis dan tingkat risiko calon debitur/debitur.
46
1
2 iv. Disamping itu, pemberian Kredit Investasi dapat juga diberikan dalam
3 rangka investasi penggantian (misalnya dalam rangka mengganti
4 sebagian atau seluruh mesin-mesin perusahaan yang telah usang),
5 penambahan kapasitas (misalnya penambahan jumlah mesin atau
6 dalam rangka perluasan pabrik), pengembangan jenis produk baru
7 (misalnya perusahaan mengembangkan produk lain tetapi masih dalam
8 core bisnisnya), maupun untuk investasi lainnya, dimana pelunasan KI
9 (pokok + bunga) didukung oleh existing cash flow debitur dan atau
10 cash flow dari proyek yang dibiayai, maka analisis kelayakan
11 financialnya dapat menggunakan pendekatan Investment Criteria dan
12 atau pendekatan Repayment Capacity, dengan menggunakan formula
13 yang diatur dalam ketentuan tersendiri.
14
15 v. Pelayanan Kredit Investasi dengan SDS lebih kecil dari 35% dari TPC
16 diatur dalam ketentuan tersendiri.
17
18 vi. Besar dan jadwal angsuran serta jangka waktu kredit didasarkan pada
19 repayment capacity sesuai dengan proyeksi cash flow.
20
21 Penjelasan lebih lanjut tentang pemberian Kredit Investasi diatur
22 dalam Surat Edaran tersendiri.
23
24 c. Garansi Bank
25
26 Evaluasi dan analisis yang dilakukan dalam pemberian fasilitas Garansi Bank
27 pada prinsipnya sama dengan evaluasi dan analisis pemberian kredit biasa.
28 Disamping itu perlu diperhatikan juga bahwa setiap pemberian fasilitas
29 Garansi Bank pada hakekatnya berkaitan erat dengan kebutuhan modal
30 kerja atau investasinya. Dengan demikian analisis pemberian Garansi Bank
31 tidak dapat dipisahkan dari analisis pemberian kredit (modal kerja atau
32 investasi) kepada pemohon.
33 Penjelasan lebih lanjut tentang pemberian Bank Garansi diatur
34 dalam Surat Edaran tersendiri.
35
36 d. Penangguhan Jaminan Impor (PJI)
37
38 Penangguhan Jaminan Impor adalah fasilitas yang diberikan kepada importir
39 untuk menangguhkan penyetoran sebagian atau seluruh uang jaminan
40 impor. Fasilitas ini diberikan kepada importir tertentu yang tidak dapat
41 menyetor seluruh jaminan impor yang dipersyaratkan pada waktu
42 pembukaan L/C berdasarkan penilaian kelayakan.
43 Konsep pemberian fasilitas Penangguhan Jaminan Impor (PJI) harus
44 dipandang sebagai produk ikutan dari pembiayaan fasilitas kredit dalam
45 rangka impor. Dengan konsep demikian, maka secara normal tidak ada
46 prakarsa pemberian PJI secara parsial yang dapat mengakibatkan eksposur
1 risiko karena nasabah tidak mampu dan atau tidak mau memenuhi
2 kewajiban untuk menebus dokumen impor (sight) atau pembayaran wesel
3 impor (usance).
4 Analisis kebutuhan impor harus dilakukan terintegrasi berdasarkan
5 kebutuhan total modal kerja dan atau investasi, dan fasilitas PJI merupakan
6 bagian dari fasilitas KMK atau KI dalam rangka impor.
7
8 i. PJI dalam rangka KI Impor
9 Merupakan fasilitas yang diberikan kepada nasabah dalam rangka
10 realisasi pembelian barang modal melalui kegiatan impor yang
11 kebutuhan pendanaaan investasinya telah diberikan oleh bank.
12 Besarnya maksimal PJI yang dapat diberikan dapat dihitung
13 berdasarkan pendekatan sebagai berikut :
14
15 (RI - SI) x (100% - MS %)
16
17 Keterangan:
18 RI : Rencana investasi impor
19 SI : Sharing investasi impor yang sudah ada
20 MS : Setoran jaminan impor (marge storting)
21
22 Penentuan besarnya MS :
23
24 (SH - SA) RI
25 MS = x x 100%
26 TI (RI - SI)
27
28 Keterangan :
29 MS : Marge Storing (setoran jaminan impor)
30 SH : sharing seharusnya (minimal 35 % dari TPC)
31 SA : sharing yang ada (lokal + impor)
32 TI : total investasi (TPC)
33 RI : rencana investasi impor
34 SI : sharing investasi impor yang sudah ada
35
36 Catatan :
37 Apabila sharing yang ada lebih besar dari sharing seharusnya,
38 setoran jaminan = 0 %
39 MS dalam perhitungan di atas adalah MS untuk setiap L/C apabila
40 kepada nasabah diharuskan menyetor MS tersebut. Namun demikian,
41 masih dimungkinkan nasabah tidak menyetor MS dalam impornya
42 dengan syarat jika pejabat pemutus menganggap hal tersebut dapat
43 disetujui. Dengan adanya persetujuan pejabat pemutus tersebut
44 maka MS harus disetorkan untuk sharing lokalnya.
1 iii. Penetapan struktur dan tipe kredit harus memperhatikan jenis fasilitas
2 kredit serta ketentuannya. Tingkat kompleksitas struktur dan type kredit
3 dapat berbeda sesuai jenis kredit yang diprakarsai.
4
5 b. Pengelompokan Kredit Berdasarkan Jangka Waktu
6
7 Pengelompokan kredit berdasarkan jangka waktu dapat dibedakan menjadi
8 sebagai berikut:
9 i. Kredit Jangka Pendek
10 Kredit jangka pendek ialah fasilitas kredit yang mempunyai jangka
11 waktu setahun atau kurang.
12 ii. Kredit Jangka Menengah
13 Kredit jangka menengah adalah fasilitas kredit yang mempunyai jangka
14 waktu lebih dari satu tahun, namun kurang atau sama dengan 3 tahun.
15 iii. Kredit Jangka Panjang
16 Kredit jangka panjang adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari 3
17 (tiga) tahun.
18
19 c. Pengelompokan Kredit Berdasarkan Ciri dan Tujuan Penggunaan
20
21 Berdasarkan ciri dan tujuan penggunaan, kredit dapat dibedakan menjadi
22 sebagai berikut :
23
24 i. Kredit Modal Kerja (KMK)
25 KMK adalah fasilitas kredit yang dipergunakan untuk membiayai aktiva
26 lancar dan atau menggantikan hutang dagang, serta membiayai
27 sementara kegiatan operasional rutin (sehari-hari) perusahaan, uang
28 muka, cadangan kas, atau komponen modal kerja lainnya sesuai
29 dengan karakter bisnisnya.
30
31 ii. KMK Transaksional
32 ii.1. KMK transaksional adalah fasilitas kredit yang hanya sekali pakai
33 untuk membiayai suatu kegiatan usaha yang sifatnya
34 transaksional.
35 ii.2. Jangka waktu KMK transaksional ditetapkan berdasarkan sifat dari
36 fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan khusus pemohon dan cash
37 flow atau kemampuan membayar kembali.
38
39 iii. Credit Line
40 iii.1. Credit Line adalah kredit yang tidak memerlukan disposisi dana
41 secara langsung pada saat kredit itu disetujui.
42 iii.2. Fasilitas Credit Line secara konsep harus dipandang mengandung
43 risiko yang sama dengan kredit langsung. Dengan demikian
44 analisis pemberian kreditnya dilakukan berdasarkan aspek-aspek
45 kelayakan dan risiko sebagaimana analisis kredit direct.
1
2 iv. Kredit Investasi
3 Kredit investasi adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk pembiayaan
4 pemohon dalam memperoleh barang modal maupun dalam rangka
5 mengganti biaya perolehan barang modal (refinancing). Dalam
6 perhitungan Total Project Cost, nilai tanah dimasukkan dalam
7 komponen Total Project Cost dan merupakan salah satu komponen
8 Sharing Dana Sendiri.
9
10 v. Kredit Konsumtif
11 Kredit Konsumtif yang diatur dalam PPK Bisnis Ritel ini adalah adalah
12 kredit yang diberikan kepada debitur atau calon debitur untuk
13 membiayai kebutuhan konsumtif dan sumber pembayaran kembali
14 kreditnya berasal dari penghasilan/gaji/pensiun pemohon.
15
16 vi. Kredit dengan agunan kas atau setara dengan kas
17 Kredit dengan agunan kas atau yang setara dengan kas adalah kredit
18 yang diberikan kepada debitur atau calon debitur dengan agunan
19 tambahan yang bersifat likuid atau yang dapat dipersamakan dengan
20 uang kas seperti antara lain deposito, giro, setoran jaminan (kas) dan
21 atau emas, tabungan, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan atau Surat
22 Utang Negara (SUN) termasuk Obligasi Ritel Republik Indonesia (ORI)
23 dan Obligasi Negara Syariah (SUKUK),Jaminan Pemerintah
24 Indonesia,dan atau Standby Letter of Credit (SBLC), dan bentuk
25 simpanan lainnya.
26
27 9. Rekomendasi Pemberian Putusan Kredit
28
29 i. Rekomendasi pemberian putusan kredit merupakan suatu kesimpulan dari
30 hasil analisis dan evaluasi kredit.
31 ii. Rekomendasi pemberian putusan kredit harus dibuat secara tertulis oleh
32 Pejabat Pemrakarsa dalam MAK dan disampaikan kepada Pejabat Pemutus
33 kredit yang berwenang.
34 iii. Dalam rekomendasi kredit harus secara jelas menguraikan kelemahan dan
35 kekuatan yang akan mempengaruhi kemampuan pemohon dalam membayar
36 kembali kreditnya baik dengan dana yang berasal dari hasil usaha yang
37 dibiayai (first way out) maupun dari sisi agunan kreditnya (second way out).
38 Permohonan kredit yang dapat dipertimbangkan untuk disetujui
39 (rekomendasi setuju), harus dilengkapi dengan struktur, type, syarat dan
40 ketentuan kredit. Sedangkan untuk permohonan kredit yang tidak dapat
41 dipertimbangkan untuk disetujui (rekomendasi tolak), tidak perlu dilengkapi
42 dengan struktur, type, syarat dan ketentuan kredit.
43 iv. Dalam pembuatan rekomendasi kredit, Pejabat Pemrakarsa harus
44 memastikan bahwa telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur. Untuk
45 kredit yang lebih kompleks dapat dimintakan pendapat ahli hukum.
1 v. Untuk BRIGuna dan Kredit Ritel Komersial s/d Rp 1 milyar serta skim kredit
2 tertentu lainnya, rekomendasi pemberian putusan oleh Pejabat Pemrakarsa
3 built-in di dalam sistem LAS sesuai data entry.
4
5 10. Kelengkapan Paket Kredit.
6
7 Ketentuan tentang kelengkapan paket kredit selain BRIGuna yang perlu
8 diperhatikan antara lain :
9 i. ADK Kancapem/Kanca/Kanwil/KCK bersama-sama dengan Pejabat Kredit Lini
10 Bidang RM dan Credit Investigator bertanggung jawab untuk meneliti dan
11 memastikan bahwa dokumen-dokumen kelengkapan paket kredit telah
12 lengkap, masih berlaku, sah dan berkekuatan hukum. Untuk pemeriksaan
13 lapangan dilakukan oleh Pejabat Kredit Lini Bidang RM dan CI, sedangkan
14 pemeriksaan administrasi dilakukan oleh ADK.
15 ii. Verifikasi oleh ADK dilakukan dengan cara mencocokkan berkas paket kredit
16 dengan data entry yang telah dilakukan oleh Pejabat Pemrakarsa di LAS.
17 Sebagai bukti bahwa ADK telah melakukan verifikasi dan memberikan opini,
18 Bagian ADK harus memberikan tanda persetujuan berupa Verifikasi di LAS.
19 iii. Paket kredit harus diusulkan dan disajikan secara tertulis, memuat beberapa
20 atau semua hal berikut ini sesuai dengan keperluannya:
21 iii.1. Surat permohonan dari Debitur
22 iii.2. Hasil penilaian CRR
23 iii.3. Memorandum Analisis Kredit (MAK)
24 iii.4. Laporan penilaian agunan dan foto agunan
25 iii.5. Laporan keuangan
26 iii.6. Laporan Kunjungan Nasabah (LKN)
27 iii.7. Akta pendirian dan akta perubahan perusahaan.
28 iii.8. Copy perijinan usaha.
29 iii.9. Copy bukti pemilikan jaminan.
30 iii.10. Copy lembar form pengawasan kelengkapan berkas dari ADK.
31 iii.11. Lain-lain yang diperlukan (sesuai Bab V).
32 iv. Khusus perubahan suku bunga kredit, provisi, biaya administrasi, dan tidak
33 dipenuhinya negative covenants, persetujuan pejabat pemutus dapat
34 dituangkan dalam form memorandum singkat yang berfungsi sebagai
35 putusan (sesuai dengan format Formulir 9/IV).
36 v. Dalam melengkapi dokumen yang diperlukan Pejabat Pemrakarsa kredit
37 dapat melakukan konsultasi dengan :
38 v.1. ADK dengan maksud agar sampai dengan tahap ini tidak ada
39 kebijakan dan prosedur kredit yang dilanggar.
40 v.2. Ahli hukum/Legal Officer di Kanwil supaya yakin bahwa atas paket
41 kredit yang diajukan tidak ada masalah hukum.
42 vi. ADK memantau penyampaian paket kredit sejak menerima dari Pejabat
43 Pemrakarsa dan Pejabat Pemutus sampai proses putusan diselesaikan.
44 Pelaksanaan pemantauan dilakukan melalui screen menu ADK di LAS.
45
46