Anda di halaman 1dari 33

TUGAS MATA KULIAH “ EVIDENCE BASED

PRACTISE “ REVIEW ARTIKEL JURNAL


DENGAN PICO

Dosen pengampu,
Andy Martahan A, Dipl.PT., M.Kes

Disusun oleh Kelompok 4 :

1. Achmad Sopian Syori P3.73.26.1.20.001


2. Anik Dwi Hiremawati P3.73.26.1.20.106
3. Erna Satwika P3.73.26.1.20.150
4. Irmawati P3.73.26.1.20.126
5. Listianto Bayu Saputro P3.73.26.1.20.130
6. Rochyat Waluyadi P3.73.26.1.20.137
7. Rusdiyah Nur Imani P3.73.26.1.20.138
8. Woro Murthi P3.73.26.1.20.148

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG DIPLOMA IV


FISIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
JAKARTA III TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat-Nya kami diberi anugerah kesehatan, akal budi, dan pengetahuan yang baik sehingga
kami dapat menyusun makalah ini/
Kami menyusun makalah ini untuk pemenuhan tugas yang diberikan oleh dosen mata
kuliah Evidence Based Practised. Pelaksanaan penyusunan makalah ini dilakukan dengan
metode pengumpulan data dari berbagai sumber.
Kami mengucapkan terima kasih atas segala arahan, bantuan serta dukungan yang
telah diberikan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan tema dan waktu
yang telah ditentukan.

Jakarta, 26 Oktober 2020

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. ii


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………. 1
C. Tujuan …………………………………………………………………………... 1
BAB II METODOLOGI
A. Jenis dan desain penelitian ……………………………………………………… 2
B. Sumber dan Waktu Penelitian ………………………………………………….. 2
C. Populasi dan sampel ……………………………………………………………. 2
D. Identifikasi..…………………………………………………………………… 3
E. Menetapkan PICO ………………………………………………………………. 3
F. Pencarian di Data base online …………………………………………………... 3
G. Identifikasi pencarian di Pubmed .……………………………………………….. 3
H. Identifikasi pencarian di ProQuest ……………………………………………….. 14

I. Identifikasi pencarian di Science Direct ………………………………………….. 15


BAB III HASIL dan KESIMPULAN
Hasil …………………………………………………………………………….19
Kesimpulan …………………………………………………………………….. 20
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 22
FORMULIR SELEKSI DATA LITERATUR …………………………………………. 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive Pulmonary Disease
(COPD) adalah suatu penyumbatan menetap pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh
emfisema dan bronkitis kronis. Masalah utama yang menyebabkan terhambatnya arus udara
tersebut bisa terletak pada saluran pernapasan (Bronkitis kronik) maupun pada parenkim paru
(Emfisema). Kedua penyakit dapat dimasukkan ke dalam kelompok PPOK jika keparahan
penyakitnya telah berlanjut dan obstruksinya bersifat progresif (Darmanto, 2009). Menurut WHO
yang dituangkan dalam Panduan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
(GOLD), Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah penyakit dapat dicegah dan diobati,
ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus – menerus yang biasanya progresif dan
berhubungan dengan respons inflamasi kronis pada saluran nafas dan paru-paru terhadap partikel
atau gas yang beracun. World Health Organization (WHO) melaporkan terdapat 600 juta orang
menderita PPOK di dunia dengan 65 juta orang menderita PPOK derajat sedang hingga berat.
Pada tahun 2002 PPOK adalah penyebab utama kematian kelima didunia dan diperkirakan
menjadi penyebab utama ketiga kematian di seluruh dunia tahun 2030. Lebih dari 3 juta orang
meninggal karena PPOK pada tahun 2005, yang setara dengan 5% dari semua kematian secara
global (WHO,2015).

Pada kasus Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) peranan fisioterapi yaitu
mengurangi bahkan mengatasi 3 gangguan utama yaitu yang berhubungan dengan gerak dan
fungsi diantaranya mengurangi sesak nafas, membantu pengeluaran sputum, meningkatkan
ekspansi thorak dan meningkatkan kualitas hidup.

B. Rumusan Masalah
Adakah perbedaan dari efek peregangan diafragma dengan teknik manual diafragma
rilis pada gerakan diafragma saat bernafas oleh pasien dengan COPD ?
C. Tujuan
Untuk membandingkan efek dari peregangan diafragma dengan teknik manual
diafragma rilis pada gerakan diafragma saat bernafas oleh pasien dengan COPD

1
BAB II
METODOLOGI

A. Jenis dan desain penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi literatur dengan pendekatan studi literatur
sistematis. Penyusunan dengan mencari literatur di beberapa search engine yang dipakai
dengan metode Randomized Crossover Trial atau RCT.

B. Sumber dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mencari literatur di search engine PubMed.


Penelusuran literatur dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2020 dengan batasan terbitan
literatur 5 tahun terakhir (2015-2020).

C. Populasi dan sampel


1. Populasi
Populasi yang diambil dari penelitian ini adalah semua literatur yang relevan dengan
penelitian yang didalamnya yaitu pasien laki-laki atau perempuan dengan riwayat
penyakit COPD
2. Sampel
Sampel yang dipakai dalam penelusuran search engine yaitu yang memiliki
a. Kriteria inklusi
1) Pasien dengan Riwayat COPD stabil
2) Usia antara 45 sampai 65 tahun
3) Intervensi Fisioterapi
4) Literatur teks lengkap dan tidak berbayar
5) Literatur teks berbahasa Inggris dengan tahun terbit 5 tahun terakhir
6) Merupakan penelitian uji klinis (randomized controlled trial)
7) Responden kooperatif
b. Kriteria eksklusi
1) Pasien dengan PPOK eksaserbasi akut
2) Literatur teks tidak lengkap dan berbayar
3) Riwayat penyakit kejiwaan

2
3. Alat ukur yang dipakai :
a. Diaphragmatic Excursion : Ultrasonography
b. Chest Expansion : Mid line

D. Identifikasi dengan PICO dengan databased online PubMed


1) Menetapkan PICO

P I C O
Patient/problem Intervention Comparative Outcome
/population Intervention

Patient of COPD Chest - Immediate


Mobilization Effect
Technique /
Chest
Expansion

2) Pencarian di Data base online


Query: Patient of COPD AND chest mobilization technique OR chest expansion
AND Immediate effect
URL: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/advanced/

3
4
5
3) Pencarian di Data base online
Query: Patient of COPD AND chest mobilization technique OR chest expansion
AND Immediate effect
URL: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/advanced/
Hasil: 88 Artikel

6
- Di filter dengan Free Full
Text Hasil : 25 artikel

- Di filter dengan tahun ( 5


Tahun ) Hasil : 15 artikel

7
- Difilter dengan usia
Hasil : 5 artikel

8
- Kemudian click send to untuk dibuat folder

9
- Masuk ke aplikasi Mendeley kemudian dan mendownload jurnal dalam bentuk
citacion dari setiap sumber sesuai folder data base

10
4) Skrinning
- Cek Duplikasi Jurnal
- Membuat folder tiap database di Mendeley

11
- Merge Artikel yang sama

12
13
Identifikasi pencarian di Pubmed

Filter Jumlah Jurnal


Sebelum di filter 88
Filter free full text 25
Filter tahun 15
Filter Age 5

E. Pencarian dengan databased online Proquest


Query: Patient of COPD AND chest mobilization technique AND physical therapy
intervention OR chest expansion AND Immediate effect AND 45 to 65 years AND
Randomized Control Trial Free Full Text
URL: https://www.proquest.com/
Hasil: 40.168 Artikel

- Di filter dengan bentuk jurnal


akademik Hasil : 1.224 Artikel

14
- Difilter dengan 5 tahun
terakhir Hasil : 427 Artikel

Identifikasi pencarian di ProQuest

Filter Jumlah Jurnal


Sebelum di filter 40.168
Filter bentuk artikel 1.224
Filter tahun 427

F. Pencarian dengan databased online Science Direct


Query: Patient of COPD AND chest mobilization technique AND physical therapy
intervention OR chest expansion AND Immediate effect AND Randomized Control
Trial
URL: https://www.sciencedirect.com/
Hasil: 5.689 Artikel

15
- Setelah difilter jenis
artikel Hasil : 986 Artikel

16
- Setelah di filter 5 tahun
terakhir Hasil : 380 Artikel

- Setelah di filter subject


area Hasil : 23 Artikel

17
Identifikasi pencarian di Science Direct

Filter Jumlah Jurnal


Sebelum di filter 5.689
Filter bentuk artikel 986
Filter tahun 380
Filter subject area 23

18
BAB III

HASIL DAN KESIMPULAN

Kami memilih 32 pasien yang didiagnosis dengan klinis stabil COPD dengan kategori
ringan atau sedang dari klasifikasi GOLD. Dengan 7 pasien harus dikeluarkan karena adanya
komorbiditas (Coronary ArteryDisease, pleura Efusi, Bronkiektasis) dan 5 pasien keluar dari
penelitian karena kurangnya minat. Sebanyak 20 pasien sesuai ukuran sampel dilibatkan pada
kedua teknik tersebut dilakukan pendataan Karakteristik dasar pasien seperti Umur, Jenis
Kelamin, kategori PPOK , Riwayat merokok disajikan pada Tabel 1 . Pergerakan diafragma
berikut teknik peregangan diafragma , di sisi kanan ada perbedaan dari 0,29 ± 0,21 (p =
0,001) di garis mid clavicular dan 0,25 ± 0,20 (p = 0,003) di linea mid axillaris. Di sisi kiri,
ada perbedaan dari 0,24 ± 0,24 (p = 0,004) di dalam linea baris dan 0,35 ± 0,25 (p = 0,312) di
linea mid axillaris, ditunjukkan di Tabel 2 .

Diafragma Ekskursi mengikuti Diafragma Manual Teknik Rilis diringkas dalam Tabel 3.
Secara Manual Teknik Pelepasan Diafragma, di sisi kanan ada perbedaan 0,24 ± 0,20 (p =
0,001) di garis midclavicular dan 0,22 ± 0,20 (p = 0,001) di garis midaxillaris. Di kiri sisi, ada
perbedaan 0,26 ± 0,28 (p = 0,002) di midclavicular line dan 0.29 ± 0.18 (p = 0.001) di
midaxillary. Dalam Pedoman Diafragma Rilis Teknik, disamping kanan ada perbedaan dari
0,24 ± 0,20 ( p = 0,001) di dalam linea line dan 0,22 ± 0,20 (p = 0,001 ) di dalam midaxillary
line. Di satu sisi kiri, ada perbedaan dari 0,26 ± 0,28 (p = 0,002) pada

19
linea baris dan 0,29 ± 0,18 (p = 0,001) di dalam midaxillary line. Nilai ekspansi dada sebelum
dan sesudah kedua Teknik diringkas dalam Tabel 4.

Setelah Peregangan Diafragma Teknik terdapat perbedaan 0,76 ± 0,71 (p = 0,001) pada
interkostal ke-4 dan 0,62 ± 0,64 (p = 0,001) di prosesus xiphoid. Setelah Teknik Manual
Diafragma Release ada perbedaan 0,82 ± 0,06 (p = 0,002) pada interkostal ke-4 dan 0,72 ±
0,88 (p = 0,002) pada prosesus xiphoid. Perbandingan nilai kedua teknik di Ekskursi
Diafragma dan Ekspansi Dada diringkas pada Tabel 5.

Dalam Ekskursi Diafragma, perbedaan dalam nilai pasca-intervensi di Midclavicular di sisi


kanan ditemukan menjadi 0,07 ± 0,21 (p = 0,393) dan pada sisi kiri ditemukan -0,04 ± 0,23 (p
= 1,00); Selisih nilai pasca-intervensi di Midaxillary di sebelah kanan sisi ditemukan menjadi
-0,02 ± 0,26 (p = 1,00) dan di sisi kiri ditemukan -0,10 ± 0,32 (p = 0,483). Dalam Ekspansi
Dada, perbedaan nilai pasca-intervensi pada tingkat ke-4 ruang interkostal ditemukan -0,11 ±
0,16 dan pada level tersebut proses xifoid ditemukan menjadi -0.09 ± 0.08.

Kesimpulan

Teknik Peregangan Diafragma dan Teknik Pelepasan Diafragma Manual aman


direkomendasikan untuk pasien dengan COPD yang stabil secara klinis untuk meningkatkan
pergerakan Diafragma dan Ekspansi Dada.

20
Ketersediaan Data

Data yang digunakan untuk mendukung temuan penelitian ini tersedia dari penulis terkait atas
permintaan.

Disclosure (Penyingkapan)

Aishwarya Nair adalah penulis pertama.

Konflik kepentingan

Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.

21
DAFTAR PUSTAKA

[1] C. F. Vogelmeier, G. J. Criner, F. J. Martinez et al., “Global Strategy for the Diagnosis,
Management and Prevention of Chronic Obstructive Lung Disease 2017 Report: GOLD
Executive Summary,” Respirology, vol. 22, no. 3, pp. 575–601, 2017.

[2] P. Rajkumar, K. Pattabi, S. Vadivoo et al., “A cross-sectional study on prevalence of


chronic obstructive pulmonary disease (COPD) in India: Rationale andmethods,” BMJ Open,
vol. 7,no. 5, Article ID e015211, 2017.

[3] K. Srinath Reddy, B. Shah, C. Varghese, and A. Ramadoss, “Responding to the threat of
chronic diseases in India,” The Lancet, vol. 366, no. 9498, pp. 1744–1749, 2005.

[4] W. D. Reid and G. Dechman, “Considerations when testing and training the
respiratorymuscles,” PhysicalTherapy in Sport, vol. 75, no. 11, pp. 971–982, 1995.

[5] T. Similowski, S. Yan, A. P. Gauthier, P. T. Macklem, and F. Bellemare, “Contractile


properties of the human diaphragm during chronic hyperinflation,” The New England Journal
of Medicine, vol. 325, no. 13, pp. 917–923, 1991.

[6] W. P. Dos Santos Yamaguti, E. Paulin, S. Shibao et al., “Air trapping: The major factor
limiting diaphragm mobility in chronic obstructive pulmonary disease patients,” Respirology,
vol. 13, no. 1, pp. 138–144, 2008.

[7] A. Aliverti, M. Quaranta, B. Chakrabarti, A. L. P. Albuquerque, and P. M. Calverley,


“Paradoxical movement of the lower ribcage at rest and during exercise in COPDpatients,”
European Respiratory Journal, vol. 33, no. 1, pp. 49–60, 2009.

[8] G. Choudhury, R. Rabinovich, andW.MacNee, “Comorbidities and systemic effects of


chronic obstructive pulmonary disease,” Clinics in Chest Medicine, vol. 35, no. 1, pp. 101–
130, 2014.

[9] R. K. Howell, T. W. Allen, and R. E. Kappler, “The influence of osteopathic manipulative


therapy in the management of patients with chronic obstructive lung disease.,” The Journal of
theAmericanOsteopathic Association, vol. 74, no. 8, pp. 757–760, 1975.

[10] W. D. Miller,The research status of spinal manipulative therapy, M. Goldstein, Ed.,Dept.


HEW, Bethesda,Md,USA, 1975.

22
[11] D. R. Noll, B. F. Degenhardt, J. C. Johnson, and S. A. Burt, “Immediate effects of
osteopathic manipulative treatment in elderly patients with chronic obstructive pulmonary
disease,” The Journal of the American Osteopathic Association, vol. 108, no. 5, article 251e9,
2008.

[12] D. R. Noll, J. C. Johnson, R. W. Baer, and E. J. Snider, “The immediate effect of


individual manipulation techniques on pulmonary function measures in persons with chronic
obstructive pulmonary disease,” Osteopathic Medicine and Primary Care, vol. 3, no. 9, pp. 1–
12, 2009.

[13] S. E. Bockenhauer, K. N. Julliard, K. S. Lo, E. Huang, and A. M. Sheth, “Quantifiable


effects of osteopathic manipulative techniques on patients with chronic asthma,” The Journal
of the American Osteopathic Association, vol. 102, no. 7, pp. 371–375, 2002.

[14] R. Engel and S. Vemulpad, “The role of spinal manipulation, soft-tissue therapy, and
exercise in chronic obstructive pulmonary disease: A review of the literature and proposal of
an anatomical explanation,” The Journal of Alternative and Complementary Medicine, vol.
17, no. 9, pp. 797–801, 2011.

[15] E. Paulin, A. F.Brunetto, andC. R.Carvalho, “Effects of a physical exercises program


designed to increase thoracicmobility in patients with chronic obstructive pulmonary
disease,” Jornal de Pneumologia, vol. 29, no. 5, pp. 287–294, 2003.

[16] M. T. Putt, M. Watson, H. Seale, and J. D. Paratz, “Muscle Stretching Technique


Increases Vital Capacity and Range of Motion in PatientsWith Chronic Obstructive
Pulmonary Disease,” Archives of Physical Medicine and Rehabilitation, vol. 89, no. 6, pp.
1103–1107, 2008.

[17] F. Kakizaki, M. Shibuya, T. Yamazaki, M. Yamada, H. Suzuki, and I. Homma,


“Preliminary Report of the Effects of Respiratory Muscle Stretch Gymnastics on Chest Wall
Mobility in Patients With Chronic Obstructive Pulmonary Disease,” Journal of
Cardiopulmonary Rehabilitation and Prevention, vol. 19, no. 6, pp. 390-391, 1999.

[18] M. L. Kuchera, F. Do, andW. A. Kuchera, Osteopathic considerations in systemic


dysfunction, Greyden Press LLC, 1994.

[19] V. M. Frymann, “The osteopathic approach to cardiac and pulmonary problems.,”The


Journal of the American Osteopathic Association, vol. 77, no. 9, pp. 668–673, 1978.

23
[20] E. G. Stiles, “Manipulative management of chronic lung disease,” Osteopath Ann, vol.
9, pp. 300–304, 1981.

[21] A. G. Chila, “Osteopathic principles in family medicine: pediatric respiratory care,”


Osteopath Ann, vol. 11, pp. 352–355, 1983.

[22] L. Chaitow, “Osteopathic assessment and treatment of thoracic and respiratory


dysfunction,” in Multidisciplinary approaches to breathing pattern disorders, L. Chaitow, D.
Bradley, and C. Gilbert, Eds., pp. 131–169, Churchill Livingstone, London, UK, 2002.

[23] F. J. Gonz´alez- ´ Alvarez, M. C. Valenza, I. Torres-S´anchez, I. Cabrera-Martos, J. Rodr


´ıguez-Torres, and Y. Castellote- Caballero, “Effects of diaphragm stretching on posterior
chain muscle kinematics and rib cage and abdominal excursion: A randomized controlled
trial,” Brazilian Journal of Physical Therapy, vol. 20, no. 5, pp. 405–411, 2016.

[24] G.D. Yilmaz Yelvar, Y. Cirak, Y. Parlak Demir,M. Dalkilinc, and B. Bozkurt,
“Immediate effect ofmanual therapy on respiratory functions and inspiratory muscle strength
in patients with COPD,” International Journal of Chronic Obstructive Pulmonary Disease,
vol. 11, no. 1, pp. 1353–1357, 2016.

[25] F. Ricard and J.-L. Sall´e, Tratado de Osteopatia, vol. 135, Panamericana,Madrid, Spain,
3rd edition, 2009.

[26] M. De Coster and A. Pollaris, Osteopat´ıa Visceal, vol. 38, Paidotribo, Madrid, Spain,
2nd edition, 2005.

[27] T. Rocha, H. Souza, D. C. Brand˜ao et al., “The Manual Diaphragm Release Technique
improves diaphragmatic mobility, inspiratory capacity and exercise capacity in people with
chronic obstructive pulmonary disease: A randomised trial,” Journal of Physiotherapy, vol.
61, no. 4, pp. 182–189, 2015.

[28] A. A. Abdelaal,M.M. Ali, and I. M.Hegazy, “Effect of diaphragmatic and costal


manipulation on pulmonary function and functional capacity in chronic obstructive
pulmonary disease patients: Randomized controlled study,” International Journal of Medical
Research & Health Sciences, vol. 4, no. 4, p. 841, 2015.

24
[29] K. Okura, A. Kawagoshi, M. Iwakura et al., “Contractile capability of the diaphragm
assessed by ultrasonography predicts nocturnal oxygen saturation in COPD,” Respirology,
vol. 22, no. 2, pp. 301–306, 2017.

[30] M. F. Ols´en, H. Lindstrand, J. L. Broberg, and E. Westerdahl, “Measuring chest


expansion; A study comparing two different instructions,” Advances in Physiotherapy, vol.
13, no. 3, pp. 128–132, 2011.

[31] H. Minoguchi, M. Shibuya, T. Miyagawa et al., “Cross-over comparison between


respiratorymuscle stretch gymnastics and inspiratory muscle training,” Internal Medicine, vol.
41, no. 10, pp. 805–812, 2002.

[32] M. P.McHugh and C.H. Cosgrave, “To stretch or not to stretch: The role of stretching in
injury prevention and performance,” Scandinavian Journal of Medicine & Science in Sports,
vol. 20, no. 2, pp. 169–181, 2010.

[33] M. Ito, F. Kakizaki, Y. Tsuzura, M. Yamada, and M. Shibuya, “Immediate effect of


respiratory muscle stretch gymnastics and diaphragmatic breathing on respiratory pattern,”
Internal Medicine, vol. 38, no. 2, pp. 126–132, 1999.

[34] A.Mukherjee and A. Chakravarty, “Spasticitymechanisms – for the clinician,” Frontiers


in Neurology, vol. 1, 2010.

[35] T. A. Siatras, V. P. Mittas, D. N. Mameletzi, and E. A. Vamvakoudis, “The duration of


the inhibitory effects with static stretching on quadriceps peak torque production,” The
Journal of Strength and Conditioning Research, vol. 22, no. 1, pp. 40–46, 2008.

[36] J. Kokkonen, A. G. Nelson, C. Eldredge, and J. B. Winchester, “Chronic static stretching


improves exercise performance,”Medicine&Science in Sports&Exercise, vol. 39, no. 10, pp.
1825–1831, 2007.

[37] D. K. Braga, D. F. Marizeiro, A. C. Florˆencio et al., “Manual therapy in diaphragm


muscle: effect on respiratory muscle strength and chest mobility,” Manual Therapy,
Posturology & Rehabilitation Journal = Revista ManualTherapy, vol. 1, no. 14,2016

25
Formulir Seleksi Data Literatur

Informasi Umum

1) Judul : Comparison of Diaphragmatic Stretch Technique and Manual


Diaphragm Release Technique on Diaphragmatic Excursion in
Chronic Obstructive Pulmonary Disease: A Randomized
Crossover Trial
2) Pengarang : Aishwarya Nair dkk . dibawah Creative Commons Attribution
License
3) Tahun terbit : Di terima 31 July 2018;
Revisi 6 October 2018; Accepted 22 November 2018;
Dipublikasikan 3 January 2019
4) Jurnal : Hindawi Pulmonary Medicine
5) Volume : 2019, Article ID 6364376, 7 pages
6) Issue : -
7) DOI / ISSN : https://doi.org/10.1155/2019/6364376

Seleksi Awal

NO KRITERIA YA TIDAK
1 Bahasa Inggris v
2 Tahun terbit 5 tahun terakhir v
3 Teks lengkap dan tidak berbayar v
4 Pasien dengan Riwayat COPD v
5 Usia 45 sampai 65 tahun v
6 Responden kooperatif v
Seleksi Metodologi

NO KRITERIA YA TIDAK
1 Ada Outcome v
2 Alat ukur v
3 Desain penelitian RCT / Clinical trial v
4 Penentuan besar sampel dijelaskan v
5 Penentuan lama intervensi v
6 Penjelasan dosis Latihan v
7 Informasi khusus terkait intervensi dan outcome v
8 Informasi khusus terkait kriteria inklusi dan eksklusi v

26
Comparison of Diaphragmatic Stretch Technique and Manual
Diaphragm Release Technique on Diaphragmatic Excursion in Chronic
Obstructive Pulmonary Disease: A Randomized Crossover Trial
URL:
https://doi.org/10.1155/2019/6364376

 Di terima 31 July 2018;


 Revisi 6 October 2018; Accepted 22 November 2018;
 Dipublikasikan 3 January 2019

HakCipta © 2019 Aishwarya Nair dkk . dibawah Creative Commons Attribution License

1. Kriteria Inklusi
 Pasien dengan kondsi COPD stabil dari kedua jenis kelamin
yang sedang dirujuk untuk Fisioterapi oleh dokter spesialis paru / dokter di
KMC Rumah Sakit.
 Pasien dengan COPD ringan atau sedang menurut kriteria GOLD 2016.
GOLD 1: FEV1 ≥ 80% diprediksi ringan, GOLD 2: 50% ≤ FEV1 < 80%
prediksi sedang.
2. Kriteria eksklusi
 Pasien dengan PPOK eksaserbasi akut .
 Pasien dengan parameter hemodinamik yang tidak stabil
dengan tekanan arteri < 100mmHg sistolik dan < 60mmHg untuk diastolik dan
tekanan arteri rata-rata (MAP) < 80mmHg).
 Pasien yang memiliki atau menjalani kardiotoraks atau operasi.
 Pasien yang memiliki riwayat trauma dinding dada atau perut; deformitas dinding
dada yang besar
 Riwayat penyakit kejiwaan .

G. Prosedur penelitian

Teknik yang dilakukan saat penelitian menggunakan :

a) Teknik Peregangan Diafragma .


Pada saat intervensi pasien diminta duduk tegak . Terapis berdiri di belakang dan
kedua tangan berada di sekitar toraks dada pasien, dan jari di batas subkostal.
Tubuh pasien agak membungkuk agar rektus abdominis rileks pasien
menghembuskan nafas lalu tangan terapis ada di batas costa paling bawah dengan
sikap tangan menggenggam dengan tekanan keras tapi lembut, tdipertahankan saat
pasien menghirup nafas

27
b) Teknik Diafragma Manual release.
Pasien diminta berbaring telentang dengan tungkai rileks. Diposisikan di kepala
pasien, terapis melakukan kontak manual dengan daerah hipotenar dan tiga jari
terakhir secara bilateral ke bagian bawah tulang rawan kosta ketujuh hingga
kesepuluh. Lengan terapis sejajar dengan bahu pasien. Pada fase inspirasi, terapis
dengan lembut menarik titik-titik kontak dengan kedua tangan searah kepala dan
sedikit ke samping, disertai pengangkatan tulang rusuk. Selama pernafasan, kontak
terapis diperdalam menuju margin costal bagian dalam, mempertahankan resistensi.
Di siklus pernapasan berikutnya, terapis memperdalam kontak di dalam margin
kosta

H. Keterangan dari Hasil Tindakan

a) Pergerakkan Diafragma.

Pasien diminta untuk duduk dan gerakan diafragma direkam dalam B-Mode dan
diposisikan di midclavicular dan di garis midaxillaris berurutan, di daerah
subkostal, sehingga sinar ultrasonik akan masuk untuk memvisualisasikan bilateral
diafragma tegak lurus. Prosedur dimulai setelah ekspirasi normal dengan subjek
diinstruksikan untuk menarik napas sedalam mungkin. Titik tetap di tepi gambar di
layar dan margin diafragma pada inspirasi maksimal dan sekali lagi pada ekspirasi
maksimal berfungsi sebagai titik referensi antara pengukuran mana yang dibuat,
dengan rata-rata tiga nilai diambil untuk inspirasi maksimal dan ekspirasi maksimal

b) Ekspansi Dada .

Ekspansi dada dinilai dengan pasien berdiri dengan tangan diletakkan di atas
kepala. Mereka diberi instruksi untuk "ambil napas dalam dengan maksimal" dan
"keluarkan napas dengan maksimal." Ekspansi dada diukur pada dua tingkat.
Ekspansi dada bagian atas di tingkat ke-4 ruang interkostal dan ekspansi dada
bagian bawah setinggi proses xiphoid.

28
Estimasi Ukuran Sampel

Sebuah studi percontohan dilakukan yang melibatkan 5 pasien dengan COPD yang stabil
secara klinis yang disilangkan ke keduanya kelompok. Berdasarkan temuan studi
percontohan, mean deviasi melintasi kelompok yang dilintasi sehubungan dengan temuan
midclavicular, kekuatan 90%, 95% ci, populasi SD 0.02, nilai rata-rata perbedaan regangan
diafragma teknik (0.14), dan teknik pelepasan diafragma manual (0,08) di garis midclavicular
dan menambahkan 20% kesalahan nonresponsive, total sampel dihitung menjadi 20 subjek

29
TABLE 1: Demographic data of participants.

Data tersebut dimasukkan ke dalam sistem komputer memiliki SPSS versi 11.5. Variabel
diringkas sebagai mean dan standar deviasi Nilai sebelum dan sesudah untuk kedua teknik itu
diukur menggunakan ANOVA. Perbandingan antara pasca intervensi nilai dari kedua teknik
dilakukan dengan menggunakan Tes ANOVA dan Bonferroni. Nilai p kurang dari 0,05
adalah dianggap signifikan secara statistik.

30

Anda mungkin juga menyukai