Anda di halaman 1dari 7

LEARNING TAKS KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

“KOMUNIKASI DALAM KONTEKS BUDAYA”

Disusun Oleh Kelompok SGD 5 :

I Nyoman Dyana Tripayana 1602521009

Meri Handayani 1602521019

Ida Ayu Mas Prabhasuari 1602521027

Ida Ayu Dwi Nandi Swari 1602521029

Putu Mega Krisnayanti 1602521033

Nyoman Kartika Suryani 1602521041

Ni Kadek Wirati 1602521046

Putu Ayu Karwina Sari 1602521055

I Dewa Gede Anggara Wibawa 1602521062

Bella Jenifer Rachel Maria Kesek 1502105026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2016
Learning Task Komunikasi dalam Konteks Budaya :

1. Sebutkan dan jelaskan elemen budaya yang perlu diketahui dan diimplementasikan
seorang perawat dalam memberikn asuhan keperawatan!
2. Diskusikan dan jelasakan mengenai konsep culturl competency in nursing dan
intercultural communication!
3. Jelaskan bagaimana teori dan model keperawatan transcultural nursing memandang
tentang pentingnya komunikasi lintas budaya!
4. Diskusikan dan jelaskan hambatan berkomunikasi terkait budaya yang sering dialami
perawat saat memberikan asuhan keperawatan dan berikan strategi pemecahan
masalah tersebut!
Penyelesaian :

1. Menurut Cross, T., Bazron, B., Dennis, K, and Isaacs, M (1989) dalam Lestari, Siti,
Widodo, Sumardino(2012) menyatakan bahwa ada lima elemen budaya yang perlu
diketahui dan mampu diimplementasikan oleh seorang perawat dalam intervensi
keperawatan yaitu:

Budaya yang perlu diketahui dan mampu diimplementasikan oleh seorang perawat dalam
intervensi keperawatan yakni:

1. Menilai keanekaragaman budaya


2. Mempunyai kapasitas untuk meng-assessment budaya
3. Menyadari bahwa budaya bersifat dinamis dan inherent dalam ketika terjadi interaksi
budaya
4. Mempunyai pengetahuan budaya yang sudah dilembagakan
5. Mempunyai adaptasi yang terus menerus dikembangkan dalam upaya merefleksikan
dan memehami keanekaragaman budaya.

Kelima elemen tersebut hendaknya diwujudkan dalam pelayanan perawat kepada pasien baik
dirumah sakit maupun di masyarakat. Dengan kata lain seorang perawat harus mampu
mewujudkan peran dan fungsi seorang perawat mulai dari tingkat pelaksana, pengelola,
pendidik, sampai pada peneliti. Karena setiap perwujudan peran seorang perawat akan selalu
berinteraksi dengan manusi pada umumnya dan pasien atau klien pada khususnya.

2. Cultural competency
Cultural competency kemampuan untuk membuat agar petugas kesehatan mengetahui
dan sensitive terhdap faktor budaya yang terdapat pada kebiasaan kesehatan seseorang
dan kemampuan untuk menghormati orang lain menjadi sangat pening bagi kita
dalam praktik keperawatan karena kita adalah advokat pasien. Sensitivitas budaya dan
kompetensi budaya memainkan bagian penting dalam praktik keperawatan
menghormati orang lain dibahas bersama dengan perawatan pasien.
Intercultural Comunication
Intercultural communication merupakan komunikasi antarbudaya. Istilah komunikasi
antarbudaya pertama kali diperkenalkan Edward T.Hall pada tahun 1959. Menurut
Leliweri (2001), komunikasi antar budaya adalah komunikasi antar pribadi yang
dilakukan oleh komunikator dan komunikan yang berbeda budaya, bahkan dalam
satu bangsa sekalipun. Adpun dalam buku “Intercultural Communication A Reader”
dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila sebuah pesan yang harus
dimengerti di hasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari
budaya yang lainnya, komunikasi antar budaya menyatakan bahwa komunikasi akan
terjadi apabila terdapat dua budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang
melaksanakan proses komunikasi. Seperti yang diketahui bahwa budaya sangat
mempengaruhi orang yang berkomunikasi dan budaya bertanggung jawab atas
seluruh perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang.
Konsekunsinya, bila dua orang yang berbeda budaya maka akkan berbeda pula
perbendaharaan yang dimilikinya dan itu jelas akan menimbulkan kesulitan tertentu.

3. Menurut Leininge,(2002).Transkultural nursing adalah suatu wilayah keilmuan


budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang
perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan keperawatan,
sehat dan sakit yang di dasari pada nilai budaya manusia, kepercayaan khususnya
budaya atau keutuhan budaya pada manusia.

Komunikasi transkultural penting dalam keperawatan, untuk itu perawat harus


mengerti tentang sistem kepercayaan, keyakinan hidup dari klien. Tren demografi
baru menunjukan adanya peningkatan budaya dan keragaman etnik di suatu tempat.
Perawat memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan klien, oleh karena itu
harus menyadari pentingnya budaya yang berkaitan dengan komunikasi. Ketrampilan
transkultural keperawatan dan pengetahuan yang akan menjadi kebutuhan penting
untuk menyediakan kompetensi keperawatan untuk perubahan yang cepat dalam
masyarakat yang heterogen.

Belajar untuk menilai budaya dan keragaman yang melibatkan apresiasi dari
keragaman budaya contohnya keterampilan negoisasi untuk komunikasi efektif.
Komunikasi dengan individu-individu dari latar belakang berbeda merupakan hal
yang kompleks seperti bahasa daerah dalam berkomunikasi. Ketika berkomunikasi
perawat harus memperhatikan keyakinan budaya dan prilaku dalam komunikasi baik
verbal maupun nonverbal.
Komunikasi antara budaya mengacu pada kehadiran dua atau lebih individu yang
berbeda budaya. Dari masing-masing budaya memiliki atribut seperti nilai orientasi,
kode komunikasi yang disukai, harapan peran dan aturan yang dirasakan dalam
hubungan social. Dalam perbedaan komunikasi akan menemukan
kebingunan,ketidaksabaran dan kesalahpahaman.

4. Faktor-faktor hambatan yang bisa terjadi dalam proses komunikasi yaitu :


1. Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini ditimbul karena lingkungan yang memberikan dampak
pencegah terhadap kelancaran komunikasi, dari sisi teknologi, keterbatasan
fasilitas, dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya
temuan baru dibidang teknologi, komunikasi, dan sistem informasi, sehingga
saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
2. Hambaatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dlam proses penyampaian pengertian atau
ide secara efektif. Semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat
bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetapi menjadi tidak jelas bagaimana
pun baiknya transmisi. Untuk menghindari-komunikasi semacam ini, seorangan
komunikator memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik
komunikasinya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan dan
penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang diinginkan.
3. Hambatan Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh
orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baikkomunikator maupun
komunikan.
4. Hambatan Psikologis
Kondisi psikis yang dimiliki si pengirim dan penerima. Misalnya: cemas, takut.
5. Hambatan Status
Situasi dan kondisi psikis antara komunikasi dengan khalayak.
6. Hambatan Antarbudaya
Hambatan Antarabudaya terjadi karena alasan yang bermacam-macam yang
berkomunikasi mencakup pihak-pihak berperan sebagai pengirim dan penerima
secara berganti-ganti maka hambatan tersebut tersebut dapat terjadi dari semua
pihak antara lain :
a. Keanekaragaman dari tujuan-tujuan komunikasi. Komunikasi yang sering
terjadi karena alasan dan motivasi untuk berkomunikasi dan motivasi
untuk berkomunikasi yang berbeda-beda,dalam situasi antarbudaya
perbedaan ini dapat menimbulkan masalah
b. Etnosentrisme banyak orang yang menganggap caranya melakukan
persepsi terhadap hal-hal disekelilingnya adalah satu-satunya yang yang
paling tepat dan benar padahal disadari bahwa setiap orang memiliki
sejarah masa lalunya sendiri sehingga apa yang dianggapnya baik belum
tentu sesuai dengan persepsi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Hollinger, L. Smith. Divercity Cultural Competency And Health Care Settings. Dapat
diakses pada: file:///C:/Users/x/Downloads/Diversity-and-Cultural-Compotency
in-Health-Care-Settings.pdf (Diakses pada tanggal 20 Februari 2017).
Lestari,Siti. Widodo. Sumardino.2014. Pendekatan Kultural Dalam Praktek
Keperawatan Profesional.Di Rumah Sakit Jogja Interpesonal Hospital. Surakarta.
Dapat diakses pada: file:///C:/Users/x/Downloads/ipi153494.pdf. (Diakses pada
tanggal 20 Februari 2017).
Alo Liliweri.2002. Makna Dalam Komunikasi Antarbudaya.Yogyakarta.
http://www.https;.com//books.google.co.id/books. (Diakses pada tanggal 20
Februari 2017).
Royal College of Nursing.(2006). Transcultural Nursing Care of Adult; Section Ore
Understanding The Theoretical Basis of Transcultural Nursing Care.Dapat
diakses pada http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing. (Diakses pada
tanggal 20 Februari 2017).

Anda mungkin juga menyukai