HIBAH
Ůž ȼ ğ Ŵh lȨAbh ǻj
ŏɉA ^ĵųɉA ƫ<b
j j j j h
(β) Bĵ k h h ğ h
j ũŋɉA j ȝj b ǻjŰjɋĵŏɉAb
Artinya : “Dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, musa¿r (yang memerlukan pertolongan)
dan orang-orang yang meminta dan (memerdekakan) hamba sahaya” (QS.
Al-Baqarah [2]: 177).
Memberikan Sesuatu kepada orang lain, asal barang atau harta itu halal
termasuk perbuatan terpuji dan mendapat pahala dari Allah Swt. Untuk itu
hibah hukumnya mubah.
h
h Łh Ŵl Ųh ^ĵh hũ űh Űğ Ŏh bh jŷlžhŰŠh ĬA
Sabda Nabi saw. :
lŴjŲ ia;ĵ i ġ ǔğ Ŕh Ʊ
h ğȍA `ğ = dj ʼnj Šh ŴlķAjȐĵ
j Ň
h l h
Ŵȭ
f l h i h ğ h i Ġ i h h h i l l h l h h h l h h h j h l l h l jf l i l h l h
\LjKźŸ ĵųȫjıŦ aIŋŽƅb ŷŰjĸŪžŰŦ Ĺg ůɂŏɊƅb [A g ǦjɄǞ j Ȯ ŴjŲ [h bŋšŲ jŷžŇ j A
h
i ġ ŷi ũĵŎh
(ʼnƧA aAbK) jŷlȎj A ĬA
Artinya: “Dari Khalid bin Adi, sesungguhnya Nabi Muhammad saw.. telah
bersabda : “Barang siapa yang diberi oleh saudaranya kebaikan dengan
tidak berlebih-lebihan dan tidak ia minta, hendaklah diterima (jangan
ditolak). Sesungguhnya yang demikian itu pemberian yang diberikan Allah
kepadanya” (HR. Ahmad).
3. Macam-macam Hibah
Hibah dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu :
a. Hibah barang adalah memberikan harta atau barang kepada pihak lain
yang mencakup materi dan nilai manfaat harta atau barang tersebut,
yang pemberiannya tanpa ada tendensi (harapan) apapun. Misalnya
menghibahkan rumah, sepeda motor, baju dan sebagainya.
b. Hibah manfaat, yaitu memberikan harta kepada pihak lain agar
dimanfaatkan harta atau barang yang dihibahkan itu, namun materi harta
atau barang itu tetap menjadi milik pemberi hibah. Dengan kata lain,
dalam hibah manfaat itu si penerima hibah hanya memiliki hak guna
atau hak pakai saja. Hibah manfaat terdiri dari hibah berwaktu (hibah
muajjalah) dan hibah seumur hidup (al-umri). Hibah muajjalah dapat
juga dikategorikan pinjaman (ariyah) karena setelah lewat jangka waktu
tertentu, barang yang dihibahkan manfaatnya harus dikembalikan.
4. Mencabut Hibah
Jumhur ulama berpendapat bahwa mencabut hibah itu hukumnya haram,
kecuali hibah orang tua terhadap anaknya, sesuai dengan sabda Rasulullah
l ğ hl i lhh eh h hh lh eğ h l i lh l i i h Ġ hh
saw. :
ȐA h
j j źɉAƅj? ĵŹžjȯ şŁ
j Ǟȯ ĹĸjŸ ĶŹȬ b= Ĺžśj Š żśj šȬ `= ˈg j Űŏh Ɋ Ůg Łŋj ɉ ŮjƘƅ
l
j źjh ɉ żśj šȬi ĵųh lžjȯ
j aȐ
h ilih ği i i lh h h lh
Sabda Rasulullah saw. :
l
(ŷžŰŠ ŨŧļŲ) jŷjɌžȰ Ǎj IźšȬ űȪ IJjŪŽ Ķ i h
j Ȁɉǽ jŷjļĸjŸ Ǎj ʼnjɋĵšůA
Artinya: “Orang yang menarik kembali hibahnya sebagaimana anjing yang
muntah lalu dimakannya kembali muntahnya itu” (HR. Bukhari Muslim).
6. Hikmah Hibah
Adapun hikmah hibah adalah :
a. Menumbuhkan rasa kasih sayang kepada sesama
b. Menumbuhkan sikap saling tolong menolong
c. Dapat mempererat tali silaturahmi
fh h h h h h l h l h
saw. :
h h
(cKĵňȊA aAbK) ĹũʼnŔ ūɉ ūžŇ j = jŷŁb Ǎj ūųi ŏĠ hȼĻ
Artinya:“Tersenyum dihadapan temanmu itu adalah bagian dari shadaqah”
(HR. Bukhari).
h h ğ h h iġ ğ h l ğ h l h iġ h j h hhlhi h l h
Sabda Rasulullah saw. :
C. WAKAF
1. Pengertian Wakaf
Wakaf menurut bahasa berarti “menahan” sedangkan menurut istilah
wakaf yaitu memberikan suatu benda atau harta yang dapat diambil
manfaatnya untuk digunakan bagi kepentingan masyarakat menuju
keridhaan Allah Swt.
2. Hukum Wakaf
Hukum wakaf adalah sunah, hal ini didasarkan pada Al-Qur’an.
h i li l i ğhh lhl i hl h
Firman Allah Swt. :
i ğ i li ğ h ğ l i hh l h
Firman Allah Swt.:
h
`źĸĠ Ņ
j Ļ ĵųjɊAźŪŧj Ŷȩ Ʋńǚj ɉAźɉĵŶȩ Ŵů
Z
“Tidak akan tercapai olehmu suatu kebaikan sebelum kamu sanggup
membelanjakan sebagian harta yang kamu sayangi”(QS. Ali Imran [3]:
92)
3. Rukun Wakaf
a. Orang yang memberikan wakaf (Waȑkif).
b. Orang yang menerima wakaf (Maukuȑf lahu).
4. Syarat-syarat Wakaf
a. Orang yang memberikan wakaf berhak atas perbuatan itu dan atas
dasar kehendaknya sendiri.
b. Orang yang menerima wakaf jelas, baik berupa organisasi atau
perorangan.
c. Barang yang diwakafkan berwujud nyata pada saat diserahkan.
d. Jelas ikrarnya dan penyerahannya, lebih baik tertulis dalam akte
notaris sehingga jelas dan tidak akan menimbulkan masalah dari pihak
keluarga yang memberikan wakaf.
5. Macam-macam Wakaf
Wakaf dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a. Waqaf Ahly (wakaf khusus), yaitu wakaf yang khusus diperuntukkan bagi
orang-orang tertentu, seorang atau lebih, baik ada ikatan keluarga atau
tidak. Misalnya wakaf yang diberikan kepada seorang tokoh masyarakat
atau orang yang dihormati.
b. Waqaf Khairy (wakaf untuk umum), yaitu wakaf yang diperuntukkan bagi
kepentingan umum. Misalnya wakaf untuk Masjid, Pondok Pesantren
dan Madrasah.
7. Hikmah Wakaf
Hikmah disyariatkannya wakaf, antara lain sebagai berikut :
a. Menanamkan sifat zuhud dan melatih menolong kepentingan orang lain.
b. Menghidupkan lembaga-lembaga sosial maupun keagamaan demi syi’ar
Islam dan keunggulan kaum muslimin.
c. Memotivasi umat Islam untuk berlomba-lomba dalam beramal karena
pahala wakaf akan terus mengalir sekalipun pemberi wakaf telah
meninggal dunia.
d. Menyadarkan umat bahwa harta yang dimiliki itu ada fungsi sosial yang
harus dikeluarkan.
KEGIATAN DISKUSI
PENDALAMAN KARAKTER
Dengan memahami ajaran Islam maka seharusnya kita memiliki sikap sebagai
berikut :
1. Membiasakan memberikan pertolongan kepada teman yang membutuhkan.
2. Belajar untuk ikhlas keƟka kita memberikan sesuatu kepada orang lain.
3. Selalu berbuat baik dengan saudara maupun teman-teman kita.
4. Berlomba-lomba untuk melakukan shadaqah sebagai bekal hidup di akhirat.
5. Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan prestasi belajar.
RINGKASAN
Hibah adalah akad pemberian harta milik seseorang kepada orang lain diwaktu
ia hidup tanpa adanya imbalan sebagai tanda kasih sayang. Memberikan sesuatu
kepada orang lain, asal barang atau harta itu halal termasuk perbuatan terpuji dan
mendapat pahala dari Allah Swt. Untuk itu hibah hukumnya mubah.