OLEH:
ASISTEN:
1. DHIYATUL AMSIYAH
2. NURMADHONA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
I PENDAHULUAN
Produk hortikultura Indonesia sangat beragam mulai dari yang banyak dijual
dipasaran tradisional sampai buah-buahan yang jarang sekali ditemukan
dipasaran. Banyak produk yang masih segar ataupun yang sudah diolah di ekspor
keluar negeri, tetapi ditolak dengan alasan salah satunya adalah penurunan
kualitas yang dikirim sehingga dapat menyebabkan permintaan pasar berkurang.
1.2 Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini yaitu utuk menganalisis kemasan
kayu dan karton yang biasa digunakan sebagai pengemas pada buah
II TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman mangga ialah tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari
negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara
termasuk Malaysia dan Indonesia. Tanaman mangga berasal dari famili
Anarcadiaceae, genus Mangifera, species Mangifera indica (Singh, 1969). Genus
dari keluarga Anacardiaceae yang berasal dari Asia Tenggara tercatat ada 62
spesies enam belas spesies diantaranya memiliki buah yang dapat dimakan, tetapi
hanya spesies Mangifera caesia, Jack., Mangifera foetida, Lous., Mangifera
odorata, Grift., dan Mangifera indica, L. yang biasa dimakan. Diantara keempat
spesies mangga yang dapat dimakan tersebut, yang memiliki jenis paling banyak
adalah Mangifera indica, L. sebagian dari mangga tersebut terpenting memiliki
aroma yang cukup kuat (Broto, 2003). Pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat
tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu
tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa
mencapai tinggi 10-40 m (Wikipedia, 2010).
batang tegak, bercabang banyak, dan bertajuk rindang hijau sepanjang tahun.
Tinggi pohon dewasa bisa mencapai 10-40 m. umur pohon bisa mencapai 100
tahun lebih. Morfologi pohon mangga terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga.
Bunga menghasilkan buah dan biji (plok) yang secara generatife dapat tumbuh
menjadi tanaman baru (Pracaya, 2006). Kulit batangnya tebal dan kasar dengan
banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna pepagan (kulit
batang) yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam
(Wikipedia, 2010).
Tomat termasuk sayuran buah yang banyak digemari, karena mempunyai rasa
yang enak, segar dan sedikit asam. Tomat merupakan sumber vitamin A, C dan
sedikit vitamin B, terutama pada buah tomat yang telah masak. Tomat juga
mengandung mineral tertentu. Komposisi dari beberapa zat makanan, vitamin
dan mineral utama dalam 100 gram tomat dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1.
Komposisi kimia dan gizi dalam 100 gram tomat Bahan Jumlah Air (gr) 94,0
Protein (gr) 1,0 Lemak (gr) 0,3 Karbohidrat (gr) 4,2 Fosfat (mg) 5,0 Kalium (mg)
27,0 Besi (mg) 0,5 Vitamin A (si) 1500,0 Vitamin B1 (mg) 0,06 Vitamin C (mg)
40,0 Energi (kal) 20,0 sumber : Direktorat Dept. Kesehatan R. I. (1990)
Buah tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai
ekonomi tinggi. Rendahnya produksi tomat disebabkan karena jenis tomat yang
ditanam tidak cocok, kultur teknis yang kurang baik dan pemberantasan hama
atau penyakit yang kurang efisien, jenis tomat terbagi menjadi 2 yaitu jenis
indeterminate (tomat untuk dataran tinggi) dan determinate (tomat untuk dataran
rendah). (Wijayani & Widodo, 2005)
Bagian yang dikonsumsi dari tanaman tomat adalah bagian buahnya. Buah
tomat memiliki rasa yang manis segar dan cita rasa yang khas, sehingga buah
tomat banyak digemari oleh masyarakat (Fitriani, 2012). Buah tomat merupakan
komoditas multiguna, yaitu sebagai minuman, tomat buah, tomat masakan,
penambah nafsu makan dan hasil pengolahan (Siagin, 2005).
Areal hutan meliputi sepertiga dari total permukaan tanah di bumi. Oleh
karenaitu tidak diragukan lagi bahwa kayu merupakan bahan pengemas tertua yang
diketahuioleh manusia. Pengambilan kayu dari hutan bertambah di bawah satu persen
per tahun,sedangkan hampir di semua negara berkembang, pengambilan kayu
bertambah sekitarempat persen per tahun. Industri-industri produk kayu termasuk
industri pengemaskayu, mengkonsumsi kurang lebih setengah dari persediaan kayu di
bumi, selebihnyayaitu 59 % biasanya digunakan sebagai bahan bakar. Sekitar
setengah dari pendudukdunia tergantung pada sumber energi kayu tersebut
Palet kayu, kotak dan peti kayu sangat sulit di daur ulang, padahal volume
ketiga jenis kemasan kayu tersebut cukup besar dalam sistem pembuangan
sampah.Meskipun demikian, kemasan kayu tetap digunakan pada industri-industri
berat alatdan mesin. Peti berkawat (wirebound box) dan kemasan kayu berat-ringan
(light-weight wooden packages) tetap merupakan salah satu alternatif untuk
pengangkutandan penyebaran buah segar, sayur mayur dan ikan. Kenyataannya, saat
ini penggunaandan produksi palet kayu selalu bertambah, baik di industri Barat (negara-
negaraindustri) maupun di negara berkembang.
Karton dupleks adalah karton yang terdiri dari dua lapisan atau lebih. Lapisan
atas berwarnaputih dan mempunyai sifat cetak yang baik. Beberapa perubahan
spesifikasi karton dupleks dilakukan untuk mengantisipasi kemajuan
dan perkembangan baru dibidang industri kertas dankarton serta untuk memenuhi
berbagai tuntutan dari konsumen. Spesifikasi karton dupleksdibuat berdasarkan hasil
studi literatur, pengujian contoh karton dupleks yang ada di pasaran,spesifikasi yang
diusulkan oleh pabrik kertas, dan keinginan pengguna karton dupleks (BSN,2008)
Kardus bersifat fleksibel sehingga dapat didesain dalam berbagai ukuran
maupun bentuk yang menarik. Meskipun bahan kemasan yang digunakan
produsen/pengekspor mangga sudah cukup baik, ukuran kemasan dalam kaitannya
dengan efisiensi distribusi belum menjadi pertimbangan utama. International Trade
Centre UNCTAD/WTO (1993) menyatakan, 7080% total biaya kemasan kardus
adalah untuk bahan kemasan. Oleh karena itu, sangatlah penting menentukan ukuran
kemasan yang paling efisien (Qantyah, 2010).
Penggunaan kardus untuk kemasan buah telah populer di Indonesia sejak satu
tahun terakhir, terutama pada produsen buah-buahan skala besar. Sebelumnya,
kemasan kardus belum banyak digunakan karena kurang tahan terhadap air. Hal
tersebut karena teknologi kemasan kardus untuk buah-buahan belum berkembang.
Dengan berkembangnya teknologi pengemasan, kemasan kardus memiliki ketahanan
yang baik terhadap kelembapan dan dapat didesain sesuai dengan sifat buah segar.
Teknologi tersebut diadopsi dari teknologi penge produk hasil laut. Kemasan dari
bahan lokal yang terbuat dari kertas kondisinya tetap baik walaupun ditempatkan
pada ruangan dengan kelembapan hingga 80% (Trubusid 2008).
Oleh karena itu maka kekuatan struktur kotak karton kemasan berpenagruh
terhadap penyusunan buah yang akan disusun, pada kemasan kardus pada buah
biasanya sudah ada tulisan yang memberikan informasi kapasitas dan kekuatan
tumpukan kardus pengemas tersebut.
3.1.2 Pengaruh Lubang Yang Ada Pada Kemasan Terhadap Mutu Dan Manfaat
Buah
3.1.3 Pengaruh Kemasan Terhadap Mutu Fisik Dan Kimiawi Buah Mangga
Penyusunan buah pada kemasan juga menjadi suatu hal yang perlu disinggung
karena buah yang ditumpuk akanmengalami gesekan satu sama lain. Penumpukan
yang baik adalah dengan cara teratur, karena dapat meminimalisir kerusakan dan
gesekan saat terjadi getaran. Bahan pengisi sebagai peredam yang digunakan harus
memperhatikan buah yang ada dalam kemasan. Semakin keras bahan peredam dan
jenis kemasan maka akan semakin tinggi kerusakan mekanisnya (Arlini,2018).
3.2.2 Pengaruh Lubang Yang Ada Pada Kemasan Terhadap Mutu Dan Manfaat
Buah
Peti kayu merupakan salah satu alternatif kemasan yang masih banyak
digunakanuntuk pengangkutan komoditas hortikultura, misalnya untuk mengemas bu
ah jeruk, salak, tomat dankomoditi lainnya. Bahan baku dan tenaga kerja untuk
membuatnya juga tersedia dan relativemurah, disamping itu kebutuhan akan perlatan
khusus tidak terlalu banyak. Menurut Poernomo(1979), keuntungan pemakaian peti
kayu sebagai kemasan yaitu dapat ditumpuk denganketinggian tertentu tanpa
menyebabkan kerusakan yang diakibatkan oleh penumpukan tersebutdan mampu
melindungi komoditi yang dikemas terhadap kerusakan yang mungkin terjadi
akibatadanya tekanan dari segala arah.
Pada pengaruh lubang yang dikemas oleh kemasan kayu lubang ventilasi
lebih besar hal ini dikarenakan pada jenis kayu yang digunakan , biasanya lubang
pada kemasan kayu rata oleh sekelilingnya karena apabila lubang ventilasi berbeda-
beda maka kualitas mutu buah akan hilang dan mengalami kerusakan karena
pengaruh dari lubang yang tidak sama.
3.2.3 Pengaruh Kemasan Terhadap Mutu Fisik Dan Kimiawi Buah Tomat Yang
Dikemas
Pada kemasan kayu pada buah tomat yang saat transportasi pendistribusian
mempengaruhi mutu fisik dan kimiawi buah tomat terjadi saat adanya getaraan atau
gesekan antara kemasan kayu dan buah tomat, untuk meminimalisir hal tersebut maka
buah tomat dapat dilapisi dengan foam jaring pelindung buah sehngga mutu fisik dan
kimiawi pada buah tomat dapat terjaga dengan baik.
KESIMPULAN
Kemasan dan produk yang dikemas sangat perlu di perhatikan dalam proses
penaganan pascapanen produk-produk pertanian, hal ini tentunya sangat berpengaruh
terhadap mutunya. Beradasarkan praktikum yang telah dilakukan penggunanan
kemasan karton atau kardus pada buah mangga berpengaruh terhadap umur simpan,
kapasitas, dan kerusakan yang terjadi pada buah mangga, selain itu penggunan
kemasan karton dapat mempermudah proses pengangkutan produk. Penggunaan peti
kayu pada pengemasan tomat juga berpengaruh terhadap sifat fisik dan kimiawi buah
selama proses pengangkutan kemasan kayu perlu di beri isian kemasan seperti foam
jaring atau bahan pelapis lainnya agar bahan yang dikemas dapat lebih terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Widhiantari, dkk. 2016. Rancangan Wadah Buah Tomat Untuk Menahan Getaran
Selama Transportasi Berbahan Eceng Gondok dan Pelepah Pisang.
Indonesian Green Technology Journal. Vol 2(3):1-6
Widodo, H Kuncoro, dkk. Perbaikan Teknik Pengemasan Buah-Buahan Segar Untuk
Mengurangi Tingkat Kerusakan Mekanis Studi Kasus Di Propinsi
Jawa Tengah. Jurnal Agritech. Vol 17(1):14-17