Anda di halaman 1dari 56

&

KNOWLEDGE
PT. HINO MOTORS SALES INDONESIA
TSP - Hino Training Division
01 Government Regulation

CONTENT 02 EURO4 & Common Rail

03 Biodiesel - B30
01
1. Government Regulation

EURO4 Regulation
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. 20 tahun 2017
tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
1. Government Regulation

B30 Regulation
Peraturan Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati sebagai Bahan Bakar Lain
02
1. General
a. EURO Secara Umum
Uni Eropa melalui European Automobile Manufacturers Association (ACEA)
mulai memberlakukan aturan mengenai standar emisi Euro pada 1990.

Euro 1 mengharuskan mesin berfungsi dengan bensin tanpa timbal.


Euro 2 untuk mobil diesel yang meminum solar dengan kadar sulfur di
bawah 500 parts per million (ppm).

• Semakin tinggi standar Euro yang ditetapkan, maka semakin


sedikit pula emisi gas buang yang boleh dikeluarkan mesin
kendaraan.
• Untuk bisa melakukan hal itu, produsen kendaraan harus
merancang mesin dengan fitur canggih, demi menekan emisi
yang dihasilkan.
1. General
b. Regulasi EURO Global
1. General
c. Regulasi EURO Indonesia
EURO 2
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 141/2003 tentang Ambang
Batas Emisi Gas Buang Kendaran Bermotor Tipe Baru sejak 2007.
EURO 3
1 Agustus 2013 sebenarnya mulai diterapkan Euro 3 pada kendaraan
bermotor tapi belum efektif.
EURO 4
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No.
P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas
Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, dan Kategori O.
2. Apa itu EURO4?
 Regulasi Emisi gas buang kendaraan bermotor dengan mengurangi kadar CO,
HC & NOx pada gas buang untuk memenuhi “standar EURO4”.

Gasoline Engine per


September 2018

Diesel Engine
per April 2021

CO – Carbon monoxide (Incomplete combustion gas)


HC – Hydrocarbon
NOx – Nitrogen oxides
PM – Carbon particulate matter (Black Smoke)
3. Karakteristik Emisi Gas Buang (CO, HC dan NOx)
Gas buang : CO2, H2O, O2, HC, CO, NOx, PM, Pb, SOx dll
Emisi : HC (Hydro Carbon), CO (Carbon Monoxide), NOx (Nitrogen Oxide), PM

Karakter Carbon Monoxide (CO)


Campuran gemuk; putaran
Tidak berwarna & tidak berbau idle terlalu rendah, air
 sangat beracun cleaner kotor, dll

Terjadi karena tidak cukup oksigen


Pengurangan daya tahan dalam proses pembakaran Motor bakar  sumber utama
terhadap infeksi saluran penghasil gas CO, 54% dari
pernafasan pada anak kecil & seluruh emisi gas CO.
orang dewasa. CO
Mesin bekerja suhu rendah
CO mengurangi kemampuan darah
 gas beracun CO jumlahnya
mengikat oksigen, penderita sakit jantung &
sangat signifikan.
anemia sangat sensitif terhadap CO.
CO ke atmosfer akan mengurangi
suplai OH (Hydroxyl radical)  agen
pembersih alami atmosfer.
3. Karakteristik Emisi Gas Buang (CO, HC dan NOx)

Hydro Carbon (HC)

• Aroma uap Bahan • Emisi HC yang • Timing pengapian • HC secara alamiah


berlebihan berarti
bakar banyak bahan bakar tidak tepat, valve ada dalam minyak
• Pedih di mata yang terbuang clearence tidak mentah dan seperti
percuma
• Iritasi jalan tepat, busi tidak timbal bisa
pernafasan bagus, kabel busi digunakan sebagai
• Menyebabkan batuk, bocor, kompresi peningkat angka
bronkitis & kanker tidak bagus dll oktan
paru
3. Karakteristik Emisi Gas Buang (CO, HC dan NOx)
Konsentrasi nitrogen oxide (NOx) seperti nitric oxide (NO), nitrogen dioxide (NO2), nitrous
oxide (nitrogen monoxide N2O), nitrogen trioxide (N2O3), nitrogen tetroxide (N2O4) dan
nitrogen pentoxide (N2O5)

Hasil reaksi antara N2 dan O2 • Nitrit Oksida (NO) adalah


dalam temperatur yang komponen terbesar dalam
tinggi, akibat dari tekanan NOx dan dioksidasikan
kompresi yang tinggi atau menjadi nitrogen dioksida
campuran yang kurus (NO2).

• NO2 menghambat
Makin tinggi temperature
mesin maka NOx juga
semakin tinggi NOX pertumbuhan sayuran
• NO2  pengurangan ozone
(O3) pada stratosfir bumi.

• Berbau tidak sedap dan • NO2 + air = nitrat NO3 


mengakibatkan iritasi mata mengakibatkan terjadinya
dan hidung hujan asam.
• Meningkatkan sensitivitas • NO2  korosi metal,
bagi penderita asma dan degradasi textil & karet
bronkitis (mudah kambuh)
3. Karakteristik Emisi Gas Buang (CO, HC dan NOx)
Particulate Matter (PM)
• PM adalah kumpulan asap knalpot yang
dikumpulkan oleh filter dan dievaluasi Solid carbon
dengan konsentrasi massa, dan dibagi sulfur oxide (Sulfate)
menjadi Soluble Organic Fraction (SOF) Hydrocarbon of Soluble Organic
dan Insoluble Fraction (ISF) yang larut vaporization stage Fraction (SOF)
dalam pelarut organik.
• Komponen SOF adalah bahan bakar dan
minyak pelumas yang tidak terbakar, dan Adsorbed hydrocarbon
komponen dari ISF adalah karbon padat Diesel particles and gaseous compounds
(Soot) atau sulfur oxide (Sulfate).
PM Sulfate
Unburned fuel and Solid carbon
lubricating oil SOF ISF S or
Soot
S
3. Karakteristik Emisi Gas Buang (CO, HC dan NOx)
Particulate Matter (PM)
• Partikel PM dengan ukuran 10 μm atau kurang didefinisikan sebagai (Suspended
Particulate Matter: SPM)
• PM diesel, elemen utamanya adalah Karbon (C), menyumbang 60% dari PM
• Selain itu, sebagian kecil logam seperti Fosfor (P), Boron (B), Aluminium (Al), Besi
(Fe), Magnesium (Mg), Seng (Zn), dan Kalsium (Ca).

PM berkonsentrasi tinggi mengakibatkan penyakit pernafasan dan kanker

Diesel exhaust soot particles


3. Karakteristik Emisi Gas Buang (CO, HC dan NOx)
Emisi gas buang tersebut dapat dikurangi dengan perlengkapan sbb:
NO EMISI TOOLS
1 CO Oxidation Catalyst / Urea Selective Catalyst Reduction (SCR)

2 HC Oxidation Catalyst / Urea Selective Catalyst Reduction (SCR)

3 NOx Exhaust Gas Recirculating (EGR) / Urea Selective Catalyst


Reduction (SCR)

4 PM Diesel Particulate Filter (DPF)


(Tidak di EURO4)
4. Prediksi – Perlengkapan baru di setiap E/G HINO
KATEGORI 2 – DUTRO
E/G N04C  Common Rail System with VN Turbo + EGR System + Oxidation Catalyst
EGR cooler
EGR Valve

VN turbo Electronic control


Intake valve
4. Prediksi – Perlengkapan baru di setiap E/G HINO
KATEGORI 2 – DUTRO
E/G N04C  Common Rail System with VN Turbo + EGR System + Oxidation Catalyst
(1) EGR System (2) EGR cooler System
Intake
EGR Intake valve Exhaust valve
Intercooler throttle
valve
EGR cooler
EGR cooler
Turbo
Water
Injector
Turbo

EGR valve

Oxidation catalyst
4. Prediksi – Perlengkapan baru di setiap E/G HINO
KATEGORI 3 – RANGER
J08E-CR  Common Rail System with VN Turbo + EGR System + Oxidation Catalyst
4. Prediksi – Perlengkapan baru di setiap E/G HINO
KATEGORI 3 – RANGER
J08E-CR  Common Rail System with VN Turbo + EGR System + Oxidation Catalyst
Air flow sensor

EGR system Turbo charger

Exhaust manifold

EGR
cooler

Intake
manifold

Inter cooler
Exhaust gas
Cool EGR gas
Suction air
Intake pipe
4. Prediksi – Perlengkapan baru di setiap E/G HINO
KATEGORI 3 – RANGER
J08E-CR  Common Rail System with VN Turbo + EGR System + Oxidation Catalyst

Exhaust Brake Silencer DOC Silencer


4. Prediksi – Perlengkapan baru di setiap E/G HINO
KATEGORI 3 – RANGER
P E/G  Common Rail System with Urea SCR
4. Prediksi – Perlengkapan baru di setiap E/G HINO
KATEGORI 3 – RANGER
P E/G  Common Rail System with Urea SCR

Ketika nanti EURO5 atau 6,


kita membutuhkan
“combination equipment”
untuk mendapatkan gas
buang yang lebih bersih
4. Prediksi – Perlengkapan baru di setiap E/G HINO
KATEGORI 3 – RANGER
P E/G  Common Rail System with Urea SCR
29
KELEBIHAN
Kelebihan Diesel CommonRail Vs Diesel Konvensional:
1. Mampu memberikan suplai bahan bakar yang lebih akurat
2. Tekanan pada ruang bakar yang sesuai dengan kebutuhan (output)

Ramah Lingkungan

Performa/Tenaga mesin lebih baik

Lebih hemat bahan bakar

Suara mesin halus

Getaran mesin lebih kecil

Perawatan lebih mudah


Perbandingan Sistem Common Rail dan Conventional
1 Perbedaan dari System

Injection pump, memompakan Supply pump memompakan fuel


fuel bertekanan tinggi ke Nozzle bertekanan tinggi secara konstan
secara tidak konstan. ke common rail, dan diteruskan
ke Injector.
Tekanan tinggi stand by pada injektor
Saat injection pump
dan saat ECU mengirimkan arus listrik
memompakan fuel bertekanan ke Injektor maka akan terjadi Injeksi fuel
tinggi ke Nozzle maka Needle ke ruang bakar.
valve terbuka dan bahan bakar
diinjeksikan ke ruang bakar.
Perbandingan Sistem Common Rail dan Conventional
2 Perbedaan dari Injection Quantity Control

Conventional Common Rail

Pengaturan jumlah Injeksi Fuel Pengaturan jumlah Injeksi Fuel


diatur oleh Governor. diatur ECU dan Injektor.
Besarnya jumlah Fuel Injection Banyaknya jumlah fuel yang
ditentukan oleh lamanya tekanan dinjeksikan ditentukan berapa lama
tinggi yang diinjeksikan oleh Injection ECU mengalirkan arus listrik ke
Pump. Solenoid Injektor.
Perbandingan Sistem Common Rail dan Conventional
3 Perbedaan dari Injection Timing Control

Conventional Common Rail

Pengaturan Waktu Injeksi bahan Pengaturan waktu Injeksi Fuel


bakar diatur oleh Timer. diatur ECU dan Injektor.
Besarnya Fuel Injection Timing ditentukan Fuel Injection ditentukan saat kapan
oleh camshaft yang terhubung ke timer ECU mulai mengalirkan arus listrik ke
pada Injection Pump. Solenoid Injektor.
Perbandingan Sistem Common Rail dan Conventional
4 Perbedaan dari cara menghasilkan Tekanan tinggi

Conventional Common Rail

Tekanan tinggi dihasilkan dari Injection Pump menggunakan Tekanan tinggi dihasilkan dari Supply Pump
Plunger yang digerakan turun dan naik. menggunakan Plunger yang digerakan turun dan naik.
Saat terjadi kerapatan pada ruang di atas plunger saat Tekanan tinggi yang dihasilkan Supply Pump konstan,
itulah ada output tekanan tinggi. dikarenakan tiap plunger memompakan bahan bakar
Tekanan tinggi yang dihasilkan tidak konstan (ada kalanya bergantian sehingga selalu ada output fuel dari Supply
tekanan turun saat ruang di atas plunger belum rapat). pump menuju Common rail.
Perbandingan Sistem Common Rail dan Conventional
5 Perbedaan dari distribusi (pembagian) fuel tekanan tinggi ke Nozzle atau Injector

Conventional Common Rail

Pembagian jalur tekanan tinggi ke Pembagian jalur tekanan tinggi ke


Nozzle dari Injection Pump. Nozzle dari Common Rail.
Perbandingan Sistem Common Rail dan Conventional
6 Perbedaan dari Pengaturan Tekanan Injeksi

Conventional Common Rail

(SCV)

Besarnya Injection pressure Besarnya tekanan injeksi dapat


tidak dapat diatur. berubah-ubah di atur oleh SCV
Besarnya tekanan injeksi (Suction Contro Valve) pada Supply
pump.
tergantung pada kecepatan
Besarnya Injection pressure dapat
putaran mesin dan Injection diatur sesuai dengan kebutuhan
quantity. oleh SCV yang dikontrol oleh ECU.
Diagram Aliran Sederhana

Pressure Limitter
Fuel filter g g
(positive pressure side, Common rail
main)

g
f
Fuel filter Fuel filter
e
(negative pressure (negative pressure g
side, pre) side, main) Injector
d
c
Keterangan :
b

Negative Pressure : a b
Supply pump

Positive Pressure : c d
g

High Pressure : e f
a
Fuel Tank Return Line : g
39/36
40/36

Accelerator Sensor

Detect Accelerator pedal


opening

E/G Main Speed


Sensor
Detect Engine Speed

E/G Sub Speed Sensor Suction


Identify Engine Cylinders
Control Valve
Injection Pressure control

C/R Pressure Sensor

Detect fuel pressure in


Common Rail ENGINE Injector
Coolant Temp.
ECU •

Injection Timing
Injection Quantity
Sensor
Detect Coolant Temperature

Boost Pressure
Sensor
Detect Boost Pressure
03
1. Definisi B30?

Bahan baku untuk biodiesel:


1. minyak sawit (CPO),
2. biji jarak,
3. kedelai,
4. jagung,
5. kemiri sunan, dll.

Dilihat dari proses produksinya, CPO merupakan bahan baku yang paling mendekati
solar dan juga paling banyak jumlahnya di Indonesia.
2. Kebijakan Penggunaan Bahan Bakar B30

Pemerintah mencanagkan penggunaan bahan bakar B30 untuk: Menghemat


devisa dengan mengurangi impor bahan bakar & memaksimalkan produksi
kelapa sawit Indonesia
Sumber: Kementrian ESDM

menghemat devisa negara menghemat devisa negara, hingga


Rp35,58 triliun Rp112,8 triliun

B
Diesel

Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015 tentang Penyediaan,


Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati sebagai Bahan Bakar Lain
2. Kebijakan Penggunaan Bahan Bakar B30
Persiapan Bahan Bakar B30
B30 diimplementasikan pada Januari 2020, SPBU sudah tersedia di 8 titik
provinsi sebagai percobaan.

Program uji coba B30 (2019 November-Des)

Indonesia Outlook
1) bermain bakar Biodiesel sebagai strategi utama untuk mengurangi ketergantungan
Indonesia pada bahan bakar fosil
2) Memiliki peran penting untuk mengurangi emisi & polusi karbon
3) Pemerintah menetapkan kebijakan untuk meningkatkan kandungan biodiesel dari
bahan bakar diesel
3. Karakteristik biodiesel dan pengaruh Terhadap engine
KELEBIHAN KEKURANGAN
akan menaikan angka setana sehingga
Memiliki nilai kalor/energi rendah, sehingga
❶ pembakaran pada ruang mesin
menjadi lebih sempurna sehingga
dapat menurunkan daya dan torsi mesin
emisi yang dihasilkan lebih bersih sekitar 2-3 %

Dengan bersihnya saluran bahan bakar, maka kotoran


Memiliki sifat pelarut/ deterjen,
❷ sehingga dapat membersihkan saluran tersebut akan menyumbat di filter bahan bakar.
Sifat pelarut juga akan berpotensi pada material karet/
bahan bakar, mulai dari tangki sampai pipa elastomer

Berpotensi akan menimbulkan karat pada logam.


Mengikat air,sehingga warna biodiesel
❸ lebih jernih jika dibandingkan dengan
Dapat menurunkan kualitas bahan bakar dalam
waktu lama, Dapat tumbuh bakteri yang menjadi kotoran/
bahan bakar fossil sludge

Biodiesel berpotensi membuat Filter Bahan Bakar tersumbat, karena sifat pencuci yang mencuci saluran bahan
bakar baik dari gram hasil produksi (Kendaraan Baru) ataupun endapan kotoran dari biodiesel yang tersimpan
lama, sehingga filter bahan bakar akan lebih cepat diganti pada penggunaan awal kendaraan (inisial).
4. Kemungkinan pengaruh Biodiesel terhadap mesin

Pengaruh biodiesel yang paling tinggi bisa menyebabkan terjadinya kerusakan pada
komponen utama mesin
5. Pengujian Mesin Hino di Laboratorium
Hino selaku market leader pun melakukan pengujian independen terhadap mesin yang
digunakan untuk kendaraan di Indonesia

Mesin yang diuji adalah mesin tipe ”J”.


Tidak hanya mesin yang dioperasikan saat
ini, mesin dg teknologi Euro 4 pun
dilakukan pengujian guna mengantisipasi
penggunaan bahan bakar pada mesin
berteknologi tinggi

• Kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar


biodiesel dengan konsentrasi yang lebih tinggi
(B30) akan terjadi penyumbatan pada filter bahan
bakar lebih cepat sehingga rentang waktu yang
pemakaian filter akan lebih pendek

• Tersumbatnya filter tidak selamanya menjadi hal


yg buruk, positifnya adalah ketika filter tersumbat
tidak ada kotoran yang masuk ke pompa bahan
bakar atau ke injector, sehingga kerusakan pada
part yg relatif rumit dan mahal tidak terjadi.
7. Hino Set Up untuk Memenuhi B30
Untuk meningkatkan daya tahan kendaraan terhadap penggunaan B30, mulai dari VIN
2020 Hino melakukan peningkatan kualitas pada komponen sistem bahan bakar:

2016
7. Hino Set Up untuk Memenuhi B30
*Fuel Gauge Sender adalah komponen
yang berfungsi mendeteksi tinggi
permukaan bahan bakar di dalam tangki

No. Komponen Sebelum B30 Improvement B30 Penjelasan Keunggulan

Filtration Area : Filtration Area : Dengan diperbesarnya filtration


2.060 cm2 13.000 cm2 area, kapasitas menampung
1 Fuel filter Ukuran filter lebih besar
Contaminant capacity : Contaminant capacity: kontaminasi/ gram juga lebih
130 gr 1.670 gr besar semula 130 gr => 1.670 gr
Pelapisan logam dengan Melindungi dari korosi dan
2 Fuel Pipe bahan : Cu (tembaga) Nickel Platting
menggunakan Nikel proses oksidasi*

Merupakan karet dengan


3 Fuel Hose bahan : NBR (rubber) FKM (Flourine) Nonreactive to biodiesel.
kandungan fluorine yang tinggi

tahan terhadap oksidasi yang


Aluminium Platting / Pelapisan logam dengan
4 Fuel Tank Zinc + crome tinggi (Zinc tidak disarankan
crome menggunakan aluminium
pada B30)
Fuel Sender Pelapisan logam dengan Melindungi dari korosi dan
5 bahan : Cu (tembaga) Nickel Platting
Gauge menggunakan Nikel proses oksidasi*
8. SARAN DAN REKOMENDASI
Mohon perhatian untuk penggunaan bahan bakar solar yang dengan
persentase Biodiesel tinggi

1) Pemeriksaan dan perawatan kendaraan

- Bersihkan tangki bahan bakar setiap 3 bulan sekali.


- Ganti pre fuel filter & main fuel filter di 10.000 km secara berkala atau sesuai petunjuk buku service.
- Check fuel filter dan bagian dalam fuel tank sebelum menghidupkan mesin.
- Check fuel line jangan sampai ada kebocoran bahan bakar
- Check oil level sebelum menghidupkan mesin.

2) Kemungkinan masalah
 Jika kualitas Biodiesel yang dipakai rendah, dimohon untuk lebih berhati-hati
dalam perawatan kendaraan, kemungkinan masalah akan terjadi.
 Mohon disampaikan ke mekanik anda ketika mendapatkan kejadian yang
tidak normal.

HMSI akan melakukan sosialisasi ke seluruh dealer


melalui training, sales news, IDT dan leaflet
9. Hino Countermeasure
Produk Hino yang QDR & Total Support dalam merawat kendaraan operasional untuk
penggunaan bahan bakar B30
Internal → Kendaran Hino
: ① Unit Baru : - VIN 20 : Sudah sesuai untuk konsumsi B30 sejak Dec. & Jan.
- Tidak terjadi problem yang signifikan di Unit yang sudah menggunakan B20

② Unti Existing - Menyiapkan retro-fit kit untuk kendaraan yang sudah terjual (C/R model)
Fuel filter Besar, Sender, Tank / Piping / Hose

Eksternal → Edukasi & Sosialisai ke pihak terkait (Dealer, Bodymakers, dll)


Menyiapkan material edukasi seperti:① Sales News
② Service buletin, dll
9. Hino Countermeasure
Dokument pada kendaraan

1. Sticker pada Kabin

2. Leaflet B30 ( ada di dalam Service Booklet )


9. Hino Countermeasure
Development Strainer Filter (Optional)
Alat penyaring yang berfungsi untuk menyaring partikel gel pada
solar (B30), sehingga meningkatkan kerja dari filter bahan bakar

TRUK & BUS Standard Menggunakan Strainer


Lifetime Filter Produksi VIN 2020 10.000 KM 20.000 KM
Menggunakan 5.000 KM 10.000 KM
B30 Sebelum VIN 2020 Menggunakan Retrofit Filter
20.000 KM
10.000 KM
ARIGATOU GOZAIMASU

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai