Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah pada mata
kuliah :
Dosen
Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Puja puji syukur atas kehadirat-Nya atas berkat rahmat dan hidayah-Nya.
saya bisa menyelesaikan makalah IBD, ISD, IAD .
Makalah imi sudah saya susun semaksimal mungkin. Terlepas dari kata tersebut,
saya sadar sepenuhnya bahwa masih banyak ekurangan baik dari segi kata ataupun segi
bahasanya. saya berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah
pengetahuan para pembaca.
Saya mengucap terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
gambaran tentang materi yang harus diselesaikan dan juga semua pihak yang turut
membantu menyelesaikan makalah ini.
BAB 2
PEMBAHASAN ...............................................................................5
A. Kesimpulan .....................................................................................13
B. Saran ...............................................................................................13
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang masing-
masing memiliki budaya yang berbeda-beda. Keberbedaan itulah yang menjadi ciri khas
dan keunggulan Indonesia, Indonesia menjadi unik karena budayanya yang beragam.
Keanekaragaman itu ditambah lagi dengan masuknya unsur-unsur budaya asing ke
Indonesia yang memperkaya warna kebudayaan Indonesia. Budaya asing itu sendiri
masuk melalui beberapa cara, diantaranya yaitu asimilasi dan akulturasi. Asimilasi ini
biasa terjadi pada golongan minoritas dan golongan mayoritas pada suatu tempat.
Sedangkan Akulturasi adalah bergabungnya dua kebudayaan atau lebih sehingga
menciptakan suatu kebudayaan baru, tanpa menghilangkan kepribadian dari
kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Akulturasi budaya ?
C. Tujuan Pembahasan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akulturasi
a.Seni Bangunan
b. Seni Rupa
Seni rupa tidak mengambarkan bentuk manusia atau hewan. Seni ukir relief
yang menghiasi masjid, makam islam berupah saluran tumbuh-tumbuhan namun terjadi
pula sinkretisme ( hasil perpaduan dua aliran seni logam ), agar didapat keserasian,
ditengah ragam hias saluran terdapat bentuk kera yang distilir.
1. Suluk
2. Babad
3. Primbon
4. Hikaya
d. Sistem Pemerintahan
Sistem rajanya bergelar Sultan atau Sunan, raja meninggal tidak lagi
dimakamkan dicandikan tetapi dimakamkan secara islam.
e. Sistem Kalender
Proses terjadinya akulturasi budaya biasanya memakan waktu yang cukup lama,
akan tetapi ada juga yang hanya membutuhkan waktu sebentar.
Adapun beberapa contoh yang dikutip dari kehidupan sehari-hari untuk menjadi
acuan atau pembahasan akulturasi budaya indonesia adalah sebagai berikut:
Contoh Akulturasi
1. Akulturasi Budaya
Akuturasi budaya yang sering kita temukan dalam kehidupan, misalnya saja
adanya perpaduan anatar musik melayu yang kemudian bertemu dengan musik Spanyol,
Perpaduan kedua musik ini pada akhirnya menghasilkan musik keroncong, yang mana
musik keroncong sebenarnya adalah bagian daripada kedua musik akan tetapi tidak
menghilangkan ciri khasnya.
2. Akulturasi Bangunan
Dengan gabungan dari kedua kebudayaan ini maka bisa dikatkan bahwa Candi
Borobudur sebenar-Nya adalah Candi yang mampu menggabarkan kerukuran dan
eratnya hubungan antara Indonesia dan India, yang sampai saat inipun kedua negara ini
berkerjasama dalam berbagai bidang.
Untuk kurikulum dan tata cara pembelajaran itu besasal dari ciri khas Indonesia
sedangkan untuk bagian formalitasnya, seperti penggunaan seragam, memakai meja,
memakai kursi, adalah bagian daripada akulturasi yang di dapat dari bangsa eropa.
Italia memiliki banyak objek wisata. Mulai dari perfilman, arsitektur, sejarah
Romawi kuno, Koloseum, menara Pisa, fashion di kota Milan, situs kota Pompeii,
wisata agama di Vatikan, wisata makanan, seni memasak, galeri seni/lukisan, gedung
teater disetiap kota, pemandian air panas, pemandangan alam dan pedesaan.
Setelah itu, Italia mengalami penaklukan yang berkelanjutan oleh kuasa asing
yang menyebabkan beralihnya fokus ke permasalahan politik, dan berakibat pada
kemundurannya sebagai penguasa kesenian di Eropa. Tidak sampai Futurisme abad ke-
20, terutama melalui karya-karya Umberto Boccioni, dan Giacomo Balla, yang
memungkinkan Italia meraih kembali perstise terdahulunya sebagai tempat bagi evolusi
kesenian. Futurisme digantikan oleh lukisan-lukisan metafisis Giorgio de Chirico, yang
sangat memengaruhi kaum Surealis, dan angkatan-angkatan setelahnya.
Italia tidak berwujud sebagai negara tunggal sampai penyatuan negara ini pada
tahun 1861. Oleh karena penyatuan yang cukup baru ini, dan otonomi historis tiap-tiap
region yang membentuk Semenanjung Italia, ada banyak tradisi, dan adat yang kini
diakui sebagai milik Italia dengan jelas dapat dikenali berdasarkan region asal.
Meskipun adanya perbedaan politik, dan sosial di region-region ini, sumbangsih Italia
bagi warisan budaya, dan sejarah Eropa, dan dunia masih saja besar. Italia adalah rumah
bagi sejumlah besar Situs Warisan Dunia UNESCO (saat ini 47 buah), dan kaya akan
perbendaharaan seni, budaya, dan sastra dari banyak periode yang berbeda. Negara ini
memengaruhi banyak budaya dunia, juga karena ada banyak orang Italia yang
beremigrasi ke tempat lain pada masa Diaspora Italia. Selain itu, negara ini memiliki
kira-kira 100.000 monumen dalam banyak rupa (museum, istana, bangunan, arca,
gereja, galeria seni, vila, air mancur, gedung-gedung bersejarah, dan peninggalan
arkeologis).
Adapun beberapa contoh yang dikutip dari kehidupan sehari-hari untuk menjadi
acuan atau pembahasan akulturasi budaya Italia adalah sebagai berikut:
Contoh Akulturasi
Beragam contoh yang dapat ditemukan dalam akulturasi, contoh-contohnya
antara lain adalah sebagai berikut:
2.Akulturasi Bangunan
Italia memiliki gaya arsitektur yang beraneka rupa, dan jenis, yang tidak dapat
dibedakan hanya atas dasar periode, tetapi juga region, karena Italia masih berupa
kumpulan negara-kota sampai tahun 1861. Meskipun demikian, keadaan ini telah
menciptakan desain arsitektur yang sangat beragam, dan terkadang saling bersinergi.
Italia dikenal akan pencapaian arsitekturnya yang luar biasa,[188] seperti konstruksi
lengkungan, kubah, dan struktur serupa pada zaman Romawi Kuno, rintisan pergerakan
arsitektur Renaisans pada akhir abad ke-14 sampai ke-16, dan menjadi tempat kelahiran
bagi arsitektur Palladian, sebuah gaya konstruksi yang mengilhami pergerakan
arsitektur neoklasik, dan memengaruhi rancangan yang digunakan oleh kaum terhormat
untuk membuat rumah perdesaan mereka di seluruh dunia, terutama di Britania Raya,
Australia, dan Amerika Serikat pada akhir abad ke-17 sampai awal abad ke-20.
Beberapa karya terbaik arsitektur Barat, adalah Koloseum, Katedral Milano, dan
Katedral Firenze, Menara Pisa, dan rancangan bangunan di Venesia dibangun di Italia.
Arsitektur Italia juga memengaruhi arsitektur dunia. Arsitek asal Britania, Inigo
Jones, diilhami oleh rancangan gedung-gedung, dan kota-kota di Italia, membawa
gagasan arsitektur Renaisans Italia ke Inggris pada abad ke-17, terinspirasi oleh Andrea
Palladio.[189]
3. Akulturasi Agama
Italia memiliki budaya Katolik Roma yang kaya terutama karena Paus pada
tahun 1523-1978 berasal dari Italia. Italia juga merupakan negara dengan jumlah gereja
Katolik Roma terbesar per kapita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akulturasi budaya (acculturation) adalah berpaduan diantara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda dan bersatu dalam upaya membentuk kebudayaan baru tanpa
dengan maksud menghilangkan kepribadian kebudayaannya yang asli.
B. Saran
Saran yang kami berikan bagi pembaca yang ingin membuat makalah tentang
Akulturasi Budaya Indonesia dan Italia ini, untuk dapat lebih baik dari makalah yang
saya buat ini ialah dengan mencari lebih banyak referensi dari berbagai sumber, baik
dari buku maupun dari internet, sehinggah makalah anda akan dapat lebih baik dari
makalah ini. Mungkin hanya ini saran yang dapat kami sampaikan semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Beals, R. 1953. Acculturation, Antrhropology Today, Chicago: University of Chicago
Press.