59
59
Oleh :
NUNING RAHAYU
NIM 201302039
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
SKRIPSI
Oleh :
NUNING RAHAYU
NIM 201302039
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2017
ii
iii
iv
PERSEMBAHAN
Bismillahhirohmannirohim..
Puji syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT
atas karunia-Nya yang begitu besar yang telah memberikan kemudahan,
kelancaran dan kekuatan yang luar biasa kepada saya. Semoga keberhasilan ini
menjadi satu langkah awal bagi saya untuk dapat meraih cita-cita saya.
Saya persembahkan karya sederhana ini, yang saya buat dengan sepenuh
hati, sekuat tenaga dan pikiran untuk orang yang saya kasihi dan saya sayangi.
Untuk Bapak yang telah menjadi sosok ayah terbaik dalam kehidupan saya. Untuk
Ibu tercinta terimakasih telah selalu memberikan dukungan, motivasi dan do’a
yang tiada hentinya. Untuk adik saya terima kasih karena telah menjadi saudara
my partner in crime. Saya yakin bahwa keberhasilan yang saya raih ini tidak lepas
dari do’a-do’a yang kalian panjatkan disetiap sujudnya.
Untuk Ibu Eulis Liawati S.Kp.,M.Kes dan Bapak Priyoto S.Kep
Ns.,M.Kes yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan
proposal dan skripsi dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Semoga Allah
memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan oleh ibu dan bapak.
Untuk semua dosen STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun terimakasih
yang telah mendidik dan membimbing saya selama ini. Semoga Allah membalas
semua kebaikan dan ilmu yang telah diajarkan.
Untuk kalian Kelompok Kelas (Mba Ajar, Mba Ayu Galuh, Mba Dian,
Sevi, Rosydah, Temy, Andra dan Pungky Pramita), Genk Judi (Zefri, Ria, Rere)
terima kasih atas bantuan kalian, candaan kalian, mendukung dan menyemangati
saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga selamanya tetap dekat seperti ini.
Untuk teman-teman satu almamater dan seperjuangan perjuangan kita
belum selesai sampai disini. Mari kita lanjutkan dengan membuktikan bahwa kita
mampu menjadi perawat yang profesional dan bisa diandalkan agar dapat
mengharumkan nama STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
- 2000-2001 : TK Darma Wanita Bogorejo Barat
- 2001-2007 : SDN Bogorejo 1, Barat magetan
- 2007-2010 : SMP Negeri 1 Barat
- 2010-2013 : SMA Negeri 1 Barat
- 2013- Sekarang : Prodi S1 Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun
vii
ABSTRAK
Nuning Rahayu
Kata Kunci : Kepatuhan diet DM, Tingkat kadar gula darah, Diabetes
Mellitus.
viii
ABSTRACT
Nuning Rahayu
ix
DAFTAR ISI
x
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 77
5.1 Gambaran umum dan lokasi penelitian .............................. 77
5.2 Hasil Penelitian ................................................................... 78
5.3 Pembahasan ........................................................................ 82
5.4 Keterbatasan Penelitian ...................................................... 90
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................
6.1 Kesimpulan ......................................................................... 91
6.2 Saran ................................................................................... 92
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR ISTILAH
xv
Other specific tipes : Tipe lain
Gestasional diabetes : Diabetes yang terjadi saat kehamilan.
Self monitoring blood : Pemantauan glukosa secara mandiri.
glucose
xvi
DAFTAR SINGKATAN
DM : Diabetes Mellitus
DMT1 : Diabetes Mellitus Tipe 1
DMT2 : Diabetes Mellitus Tipe 2
GDP : Gula Darah Puasa
GDPT : Glukosa Darah Puasa Terganggu
GDS : Gula Darah Sewaktu
HDL : High Density Lipoprotein
KGDS : Kadar Gula Dara Sewaktu
KGD : Kadar Gula Darah
LDL : Low Density Lipoprotein
OGTT : Oral Glukose Tolerance Tst
OHO : Obat Hipoglikemia Oral
PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
PTM : Penyakit Tidak Menular
RISKESDAS : Riset Kesehatan dasar
TGT : Toleransi Glukosa Terganggu
WHO : World Health Organization
xvii
KATA PENGANTAR
Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Klinik Penyakit Dalam RSUD
dr.Sayidiman Magetan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam
penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada penulis. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis
Madiun.
xviii
4. Eulis Liawati S.Kp.,M.Kes, selaku pembimbing I yang telah meluangkan
dengan baik.
mulai goyah dan selalu menemani saya disaat suka dan duka.
dan motivasinya.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan
Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas budi baik serta ketulusan
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.
NUNING RAHAYU
201302039
xix
BAB 1
PENDAHULUAN
penyakit “kecing manis” merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya kian
sehingga karbohidrat tidak dapat digunakan oleh sel untuk diubah menjadi tenaga.
Akibatnya, karbohidrat yang ada di dalam tubuh dalam bentuk glukosa dalam
darah. Peningkatan prevalensi diabetes mellitus, selain dari faktor keturunan juga
berkaitan dengan gaya hidup yaitu asupan makanan yang berlebihan dan
tubuh dibutuhkan untuk memfasilitasi masuknya glukosa dalam sel agar dapat
digunakan untuk metabolisme dan pertumbuhan sel. Berkurang atau tidak adanya
dibutuhkan dalam kelangsungan dan fungsi sel (Tarowoto, 2011 dalam Ninda
fauzi, 2015).
1
World Health Organization (WHO) dikutip dari Esti Windusari (2013),
Negara ke-4 terbesar pasien dengan Diabetes Mellitus setelah China, India, dan
mellitus yang diperoleh berdasarkan wawancara yaitu (1,1%) pada tahun 2007
berdasarkan diagnosa dokter atau gejala pada tahun 2013 sebesar 2,1% dengan
prevalensi terdiagnosis dokter tertinggi pada daerah Sulawesi Tengah (3,7%) dan
paling rendah pada daerah Jawa Barat (0,5%). Sementara itu prevalensi Diabetes
Mellitus di pulau Jawa adalah sebagai berikut di provinsi DKI Jakarta sebesar
(2,5%) di provinsi Jawa Barat (1,3%), di provinsi Jawa tengah sebesar (1,6%), di
provinsi D.I Yogyakarta sebesar (2,6%), dan di provinsi Banten sebesar (1,3%),
Sementara di provinsi Jawa Timur sebesar (2,1%). Dari data RSUD dr Sayidiman
inap dan rawat jalan di RSUD dr Sayidiman pada tahun 2014 (Nanda Dwi, 2016).
Sementara itu berdasarkan data survey awal yang dilakukan bahwa penderita DM
yang melakukan rawat jalan di RSUD dr Sayidiman Magetan pada tahun 2014
sebesar 284 kasus, pada tahun 2015 sebesar 656 kasus dan pada tahun 2016
sendiri sebesar 772 kasus (Rekam Medik RSUD dr. Sayidiman Magetan). Pada
data di poli klinik penyakit dalam “RSUD dr. Sayidiman Magetan” di peroleh
2
data pada bulan Febuari sampai Maret 2017 terdapat sekitar 180 pasien yang
datang untuk control dengan rerata satu bulan terakhir sebesar 65 pasien.
adalah Edukasi, Terapi gizi medis, Latihan jasmani, dan Intervensi Farmakologis.
Tujuan dari 4 pilar tersebut ialah menjaga kadar gula darah (glukosa) darah tetap
yang tidak patuh pada 4 pilar penatalaksanaan maka kadar gula darahnya tidak
terkontrol dan akan terjadi komplikasi misalnya Stroke, Gagal ginjal, Jantung,
Kebutaan dan Bahkan harus menjalani amputasi jika anggota badan menderita
luka yang sukar atau tidak bisa mengering darahnya. Komplikasi dapat timbul
yang tersiksa sehubung jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan (Waspanji
berdasarkan pemeriksaan gula darah pada penduduk usia >15 tahun diperkotaan
6,9%. Sedangkan prevalensi TGT pada penduduk usia <15 tahun diperkotaan
dalah 29,9%. Dari prevalensi diet tidak seimbang terdapat 3 pola makan, yang
3
sebesar 26,2% dan yang ketiga mengkonsumsi makanan/ minuman berlemak lebih
dari 1x/hari sebesar 40,7% serta prevalensi aktivitas fisik kurang aktif pada
penduduk >10 tahun sebesar 26,1%. Dari data tersebut resiko bertambahnya
penderita DM kemungkinan besar akan terus bertambah, hal ini disebabkan pola
penderita diabetes mellitus.Hal ini berarti bahwa setiap penderita diabetes mellitus
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter atau
mellitus yang mengalami kegagalan pengobatan , hal ini dapat disebabkan oleh
Dari penelitian yang dilakukan oleh Fahrun dan Rustini pada tahun 2010
tergolong patuh terhadap terapi diet yaitu sebanyak 15 orang dengan presentase
(50%), responden yang cukup patuh sebanyak 9 orang dengan presentase (30%)
dan responden yang tidak patuh sebanyak 6 orang dengan presentase (20%).
4
(40%) sedangkan responden yang tingkat pengendalian kadar gula darahnya
dan keinginan untuk sembuh sehingga mengakibatkan komplikasi. Oleh karena itu
maka diet Diabetes Mellitus harus diakukan sesuai program yang dianjurkan.
Pasien harus belajar keterampilan khusus untuk merawat diri sendiri setiap hari
disamping itu juga harus memiliki perilaku preventif dalam gaya hidup untuk
ketidakpatuhan diet, kadar gula darah akan meningkat. Untuk itu, bagi penderita
diabetes mellitus dianjurkan untuk mematuhi terapi diet yang disingkat 3J yaitu
tepat jadwal, tepat jumlah dan tepat jenis. Kepatuhan diet merupakan aspek
penatalaksanaan diet sesuai dengan ketentuan dari tim kesehatan agar tercapai
control metabolic yng optimal, karena kepatuhan pasien terhadap diet adalah
5
Kadar Gula Darah pada pasien Diabetes Mellitus di RSUD dr Sayidiman
Magetan”
masalah sebagai berikut “Apakah ada hubungan kepatuhan diet diabetes mellitus
dengan tingkat kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di klinik penyakit
mellitus dengan tingkat kadar gula darah pada pasien Diabetes mellitus di klinik
1.3.2 TujuanKhusus
kadar gula darah pada pasien Diabetes mellitus di klinik penyakit dalam
6
1.4 Manfaat Penelitian
mellitus.
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi ilmiah bagi peneliti
selanjutnya.
2. Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu dan wawasan peneliti sendiri.
Jenis
No. Judul Variabel Hasil
penelitian
1. Hubungan empat - Empat pilar Cross sectional Terdapat
pilar pengendalian hubungan
pengendalian DM DM tipe 2 antara
tipe 2 dengan - Rerata kadar pengaturan
rerata kadar gula gula darah makan,
darah, (Nurlaili olahraga, dan
Haida Kurnia kepatuhan
7
Putri, Muhammad pengobatan
Atoillah mempunyai
Isfandiari, 2013) dampak
menstabilkan
glukosa darah
dan
meningkatkan
kualitas hidup.
2. Hubungan tingkat - Tingkat Cross sectional Ada hubungan
kepatuhan diet kepatuhan tingkat
pasien diabetes diet DM kepatuhan diet
mellitus dengan - Munculnya pasien diabetes
munculnya komplikasi mellitus
komplikasi di DM dengan
puskesmas munculnya
pesantren di kota komplikasi.
kediri (Norma
Risnasari, 2014)
3. Hubungan - Kepatuhan diit Cross sectional Terdapat
kepatuhan diit DM hubungan
dengan kadar - Kadar gula antara
gula darah darah sewaktu kepatuhan diit
sewaktu pada dengan kadar
pasien diabetes gula darah
mellitus tipe 2 di sewaktu
rawat inap RSUD padapasien
sukoharjo (Reni diabetes
Febriana, mellitus tipe 2
Sigit,Widyatmok di rawat inap
o, Nining Lestari, RSUD
2014) Sukoharjo.
4. Hubungan - Kepatuhan diit Cross sectional Ada hubungan
kepatuhan diit - Kadar glukosa antara
dengan kadar darah sewaktu kepatuhan diit
glukosa darah dengan kadar
sewaktu pada glukosa darah
pasien diabetes sewaktu pada
mellitus tipe 2 di pasien diabetes
klinik pratama mellitus tipe 2
gracia ungaran di Klinik
kabupaten Pratama Gracia
semarang (Mila Ungaran
Dewi Kusuma Kabupaten
Ayu, 2014) Semarang
5. Hubungan - Perilaku diet Cross sectional Terdapat
perilaku diet - Tingkat kadar hubungan
8
dengan tingkat gula darah antara perilaku
kadar gula darah sewaktu diet dengan
sewaktu pada tingkat kadar
penderita gula darah
diabetes mellitus sewaktu pada
tipe 2 di ambar penderita
ketawang Diabetes
yogyakarta Mellitus di
(Herni Trilestari, Ambar
2016) ketawang
Yogyakarta.
Perbedaan dari kelima penelitian diatas yaitu lokasi atau tempat penelitian,
adalah tingkat kadar gula darah. Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Klinik
pendekatan Cross sectional dan teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling.
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sackett (1976) cit Niven (2002) kepatuhan klien adalah sejauh mana prilaku klien
merupakan manifestasi dari suatu sikap dan perilaku berkaitan erat dengan
atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik
diet, latihan, pengobatan, atau menepati janji pertemuan dengan dokter (Stanley,
Menurut Sarwono 1997 dalam Ninda fauzi, 2015 perubahan sikap dan
perilaku individu dimulai dengan tahap identifikasi lalu kemudian menjadi tahap
10
Kepatuhan kemudian dapat berubah bentuk menjadi kepatuhan yang di
dasari alasan demi menjaga hubungan dengan petugas kesehatan atau tokoh yang
sepenuhnya arti dan manfaat dari tindakan tersebut, tahap ini disebut tahap
identifikasi.
individu mulai berfikir dan merasakan bahwa perilaku baru yang dapat
1. Variabel demografi seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosial
terapi.
budaya dan biaya financial dan lainnya yang termasuk dalam mengikuti
11
regimen hal tersebut diatas juga ditemukan oleh Bartsmet dalam psikologi
kesehatan.
Menurut Feur Stein ada beberapa faktor yang mendukung sikap patuh,
1. Pendidikan
diberikan.
2. Akomodasi
12
3. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial
b. Suatu hal yang penting untuk memberikan umpan balik pada pasien
Suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada pasien setelah
tentang kondisi saat ini, apa penyebabnya dan apa yang dapat mereka lakukan
dengan kondisi seperti itu. Suatu penjelasan tentang penyebab penyakit dan
meningkatkan kepatuhan.
faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah segala sesuatu yang dapat
13
kepatuhannya, sampai menjadi kurang patuh dan tidak patuh. Adapun factor-
a. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsic adalah factor yang tidak perlu rangsangan dariluar, yang
1. Motivasi
depresi, ansietas, memiliki kekuatan ego yang lemah dan yang kehidupan
3. Pendidikan
2002).
14
4. Pemahaman Terhadap Intruksi
Tidak seorang pun dapat memahami intruksi jika dia salah paham
b. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah fkctor yang perlu rangsangan dari luar, yang
terdiri dari :
1. Dukungan sosial
15
3. Kualitas Interaksi
2002).
1. Faktor pasien
2. Faktor komunikasi
3. Faktor perilaku
16
2.1.6 Manfaat Kepatuhan
penyembuhan.
adalah ketaat terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsi pasien DM setiap
hari untuk menjaga kesehatan dan mempercepat proses penyembuhan, diet ini
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) dalam Ninda Fauzi (2015), diet memiliki
arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan seta minuman yang dilarang,
tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehtan atau penurunan berat badan.
17
Diet diabetes mellitus adalah diet yang diberikan kepada penyandang
asupan makanan dengan obat penurun glukosa oral maupuninsulin dan aktivitas
fisik untuk mencapai kadar gula darah normal, mencapai dan mempertahankan
(Syahbudin,2007).
Menurut Priyoto (2015) Tujuan dari terapi gizi pada penyakit Diabetes
1. Menurunkan kadar gula darah mendekati normal yang menjadi tujuan utama
dalam terapi gizi ini, meskipun kadar gula darah yang benar-benar dalam
badan yang ideal bagi orang dewasa dan mencapai pertumbuhan dan
18
2.2.3 Syarat-syarat Diet Diabetes
menggunakannya.
anjuran makan untuk orang sehat masyarakat umumnya, yaitu makanan yang
beragam bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang
maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing
individu. Hal yang sangat penting ditekankan adalah pola makan yang disiplin
dalam hal Jadwal makan, Jenis dan jumlah makanan atau dikenal dengan istilah 3J
(Priyoto, 2015). Prinsip pengaturan diet diabetes mellitus adalah 3J, yaitu :
Tepat jadwal sangat penting bagi penderita diet untuk pasien DM, karena
memakan makanan yang tepat jadwal sudah sangat membantu menjaga kadar
gula dalam darah. Tepat jadwal yang dimaksud disini adalah penderita harus
mengikuti jadwal makanan yang sudah deprogram yaitu jadwal makan harus
diikuti interval 3 jam. Yaitu 6x makan, yaitu 3x makan berat dan 3x makan
selingan atau snack. Itu berarti jika pasien sudah sarapan, penderita tidak
19
boleh makan makanan yang berat seperti nasi dan kue sampai jadwal makan
siang. Pasien hanya diperkenankan makan snack yang berupa potongan kecil
makanan rendah karbohidrat dalam selang waktu 3 jam setelah sarapan dan 3
jam setelah snack penderita boleh makan makanan utama lagi, begitu samapai
makan malam. Pada malam hari tidak diperkenankan makan lagi setelah
Usahakan makan tepat waktu. Apabila terlambat makan maka akan bisa
seperti pusing, mual dan pingsan. Apabila terjadi hal seperti ini segera minum
diet. Untuk pasien diabetes mellitus bukan karena tidak enak namun karena
makanan tersebut dapat membuat kadar gula darah naik secara drastis.
Makanan-makanan yang harus dibatasi misalnya segala macam kue dan roti
yang mengandung banyak gula, selai, es krim, permen, susu manis, buah-
20
buhan yang berasa manis dan tentu saja gula. Sementara itu makanan yang
dan buah-buahan yang tidak terlalu manis (Tjokroprawiro, 2007 dalam Ninda
fauzi, 2015).
Bagi penderita DM, gula dalam darah mereka sudah sangat tinggi oleh
sebab itu tubuh tidak membutuhkan banyak tambahan gula.Dan ketika pasien
DM makan, maka kalori yang masuk harus tepat bagi pasien DM, maka
jumlah makanan yang boleh dimakan harus tepat jumlahnya.Hal ini bisa
dihitung dengan IMT (Index Masa Tubuh) yang didapat dengan membagi
berat badan dan tinggi badan.Jika IMT tergolong kurus mengkonsumsi 40-60
sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan
ringan atau sedang (5-10 kg) sudah terbukti dapat meningkatkan control
21
diabetes, walaupun berat badan idaman tidak tercapai. Penurunan berat badan
sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari.
1. Karbohidrat
liberal. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik yang
berserat tinggi.
Dialy Intake).
22
- Fruktosa <50 gr/hr, jika berlebihan menyebabkan diare
- Sakarin 1 gr/hr
yang pekat dan kandungan zat gizi lain dari makanan yang mengandung
23
yang mengandung fruktosa alami maupun konsumsi sejumlah sedang
bergizi yang dapat diterima sebagai pemanis pada semua penderita DM.
2. Serat
3. Protein
asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan / hari atau 10% dari
655 hendaknya bernilai biologis tinggi. Sumber protein yang baik adalah
ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, prpduk susu rendah
24
4. Total lemak
energy.Lemak jenuh <7% kebutuhan energy dan lemak tidak jenuh ganda
5. Garam
penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 6-7 g (1
gr/hari garam dapur. Sumber utam anatrium antara lain adalah garam
6. Alkohol
25
pancreatitris, displipidemia atu neuropati mungkin perlu anjuran untuk
a. Karbohidrat
26
b. Protein hewani
c. Protein nabati
27
Daftar Menu Sayuran
yaitu :
1) Sayuran kelompok A
Bahan Makanan
Baligo Lobak
Gambas Lettuce
Jamur kuping segar Lada air
Ketimun Slada
Labu air Tomat
Dinas Kabupaten Madiun, 2012
2) Sayuran kelompok B
Bahan Makanan
Bayam Kangkung
Bin Kucai
Boncis Kacang panjang
Caisim Labu siam
Daun pakis Labu waluh
Daun waluh Pare
Jagung muda Papaya muda
Jantung pisang Sawi
Dinas Kabupaten Madiun, 2012
28
3) Sayuran kelompok C
diabetes mellitus
karbohidrat
Bahan Makanan
Bayam merah Kacang kapri
Daun mlinjo Kluwih
Daun papaya Mlinjo
Daun singkong Nangka muda
Daun talas Toge kacang kedelai
Dinas Kabupaten Madiun, 2012
1) Golongan Buah-buahan A
karbohidrat.
29
2) Golongan Buah-buahan B
Menu pagi pukul 07.00 Menu siang pukul 13.00 Menu malam pukul 19.00
a. Nasi ¾ gelas atau 200g a. Nasi ¾ gelas atau a. Nasi ¾ gelas atau
200g 200g
b. Sayur bayam b. Sayur daun singkong b. Sayur bayam
c. Tempe 2 potong besar c. Tempe 2 potong besar c. Tempe 2 potong
atau 50g atau 50g besar atau 50g
d. Tahu 1 biji besar atau d. Tahu 1 biji besar atau d. Tahu 1 biji besar
100g 100g atau 100g
e. Daging sapi 1 potong e. Daging sapi 1 potong e. Daging sapi 1
sedang atau 50g sedang atau 50g potong sedang atau
50g
f. Daging ayam 1 potong f. Daging ayam 1 potong f. Daging ayam 1
sedang atau 50g sedang atau 50g potong sedang atau
50g
30
tidak dapat digunakan oleh sel untuk diubah menjadi tenaga. Akibatnya,
karbohidrat yang ada didalam tubuh dalam bentuk glukosa dalam darah.
berkaitan dengan gaya hidup yaitu asupan makanan yang berlebihan dan
adalah Edukasi, Terapi gizi medis, Latihan jasmani, dan Intervensi Farmakologis.
Tujuan dari 4 pilar tersebut ialah menjaga kadar gula darah (glukosa) darah tetap
merupakan kendala utama pada pasien diabetes mellitus. (Waspanji 2009 dalam
Een 2013). Kepatuhan dalam menjalankan diet merupakan harapan dari setiap
penderita diabetes mellitus. Hal ini berarti bahwa setiap penderita diabetes
pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter
mellitus yang mengalami kegagalan pengobatan , hal ini dapat disebabkan oleh
31
Ketidakpatuhan terhadap pengaturan diet pasien DM disebabkan oleh
dan keinginan untuk sembuh sehingga mengakibatkan komplikasi. Oleh karena itu
maka diet Diabetes Mellitus harus diakukan sesuai program yang dianjurkan.
Pasien harus belajar keterampilan khusus untuk merawat diri sendiri setiap hari
disamping itu juga harus memiliki perilaku preventif dalam gaya hidup untuk
ketidakpatuhan diet, kadar gula darah akan meningkat. Untuk itu, bagi penderita
diabetes mellitus dianjurkan untuk mematuhi terapi diet yang disingkat 3J yaitu
tepat jadwal, tepat jumlah dan tepat jenis. Kepatuhan diet merupakan aspek
penatalaksanaan diet sesuai dengan ketentuan dari tim kesehatan agar tercapai
control metabolic yng optimal, karena kepatuhan pasien terhadap diet adalah
32
2.3 Konsep Kadar Gula Darah
Gula darah merupakan istilah yang mengacu pada kadar atau banyakanya
kandungan gula did alam sirkulasi darah di dalam tubuh. Gula di dalam tubuh
sebenarnya terdapat dalam beberapa bentuk.Gula yang ada di dalam darah disebut
glukosa darah adalah jumlah atau konsentrasi glukosa yang terdapat dalam darah
melakukan pengobatan sedini dan sebaik mungkin hal ini sangat erat kaitannya
berkembang lambat namun tidak bisa berhenti seumur hidup. Kadar gula darah
yang tinggi secara terus menerus akan menyebabkan komplikasi yang serius.
(Noviyanti, 2015).
Menurut ADA (2014), ada berbagai cara yang biasa dilakukan untuk
33
1. Tes Glukosa Darah Puasa
Tes glukosa darah puasa mengukur kadar glukosa darah setelah tidak
mengkonsumsi apa pun kecuali air selama 8 jam. Tes ini biasanya dilakukan
Kadar glukosa darah sewaktu disebut juga kadar glukosa darah acak atau
kasual. Tes glukosa darah sewaktu dapat dilakukan kapan saja.Kadar glukosa
darah sewaktu dikatakan normal jika tidak lebih dari 200 mg/dL.
Tes toleransi glukosa oral adalah tes yang mengukur kadar glukosa darah
sebelum dan dua jam sesudah mengkonsumsi glukosa sebanyak 75 gram yang
4. Uji HBA1C
terakhir. Uji ini lebih sering digunakan untuk mengontrol kadar glukosa darah
Diabetes terkendali baik, apabila kadar glukosa darah mencapai kadar yang
diharapkan serta kadar lipid dan A1C juga mencapai kadar yang diharapkan,
34
Tabel 2.11 Kriteria Pengendalian Diabetes Mellitus menurut PERKENI 2011
Perlu konversi nilai kadar glukosa darah dari darah kapiler darah utuh
keplasma vena.
kadar glukosa darah dapat lebih tinggi dari biasa (puasa 100-125 mg/dL, dan
sesudqah makan 145-180 mg/dL). Demikian pula kadar lipid, tekanan darah, dan
lain-lain mengacu pada batasan kriteria pengendalian sedang hal ini dilakukan
1. Faktor Internal
35
Stress adalah suatu keadaan batin yang diliputi rasa kekhawatiran
Selain itu kortisol juga dapat meninsibisi ambilan glukosa oleh sel
Qurratuaeni, 2009)
b. Obesitas
dengan obesitas, ditemukan kdar asam lemak bebas yang tinggi dalam
36
menyebabkan otot melakukan oksidasi asam lemak, hal inilah yang
c. Makanan
37
(Sudoyo et al, 2009 dalam Aulia, 2016). Pada studi yang lain
2015)
38
glukosa darah jika dengan diet, latihan fisik dan Obat Hipoglikmik
Oral (OHO) tdak dapat menjaga kadar gula darah dalam rentang
f. Usia
39
2. Faktor Eksternal
a. Pendidikan
yang lama, namun hasil yang dicapai bersifat tahan lama karena
b. Pengetahuan
perilaku baru dalam diri orang tersebut sehingga terjadi suatu proses
40
2.4 Konsep Diabetes Mellitus
sering juga disebut sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula adalah
insulin. Kelainan yang dimaksud berupa jumlah produksi hormone insulin yang
tidak dapat menggunakan insulin yang telah dihasilkan organ pancreas secara
baik. Akibat dari kelainan ini, maka kadar gula (glukosa) didalam akan meningkat
tidak terkendali. Kadar gula darah yang tinggi terus menerus akan meracuni tubuh
darah mungkin tidak begitu terlihat. Namun, dalam jangka panjang peningkatan
kadar gula dalam darah ini bisa mengakibatakan kondisi-kondisi tubuh yang tidak
menguntungkan. Kadar gula darah yang tinggi akan menyebabkan fungsi sel-sel
tubuh menurun.
protein awal terjadinya hyperglikemia (kadar gula yang tinggi dalam darah (Black
terutama yang menimpa struktur dan fungsi pembuluh darah.Gejala khas pada
41
penderita DM berupa poliuria (kencing berlebih), polidipsia (haus berlebih),
lemas dan berat badan turun meskipun nafsu makan meningkat (polifagia). Gejala
lain yang mungkin dirasakan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan
a. Faktor genetik
terjadinya DM Tipe 1.
b. Faktor imunologi
jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe 2 masih belum diketahui. Faktor
42
Faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe
2, di antaranya adalah :
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
melalui injeksi, biasanya tipe ini muncul sebelum umur 40 tahun dan
2015)
atau “diabetes yang tidak tergantung pada insulin” walaupun faktanya ada
beberapa pederita DMT2 ini diobati dengan insulin. Jenis diabetes yang
paling umum terjadi adalah jenis DMT2 sekitar 80% pengidap diabetes di
43
terbanyak diderita saat ini sekitar 90% lebih. Diabetes Tipe 2 biasanya
berkembang dari hari kehari dan terutama terjadi pada orang yang
memiliki kelebihan berat badan dan biasanya juga karena faktor keturunan
(Noviyanti, 2015)
tahun melahirkan.
Tipe 1 Tipe 2
Usia Biasanya < 30 tahun Biasanya >40 tahun
Kecepatan Biasanya cepat Biasanya bertahap
Berat badan Normal atau kurus 80% overweight
(kurang gizi) selalu
mengalami kehilangan
berat badan
Hereditas • Berhubungan dengan • Tidak berhubungan
Specific Human dengan Specific
Leukocyte antigen Human Leukocyte
(HLA) antigen (HLA)
• Penyakit Autoimun • Tidak ada bukti
44
• Kemungkinan dipicu picuan infeksi virus
oleh inveksi virus
Insulin Sekresi pada awal Terjadi defisiensi atau
gangguan muncul resistensi insulin
kemudian atau tidak ada
sama sekali
Ketosis Umum terjadi Langka/jarang terjadi
Frekuensi 15% dari kejadian 85% dari kejadian
Komplikasi Umum terjadi Umumnya muncul saat
terdiagnosis
Treatment Insulim, diet dan olahraga Diet, OHO, olahraga
dan insulin
30%. Faktor genetic dapat langsung mempengaruhi sel beta dan dapat
dan fungsi sel beta pancreas. Secara genetic risiko DM Tipe 2 meningkat
pada saudara kembar monozigotik seorang DM tipe 2, ibu dari neonates yang
beratnya lebih dari 4 kg, individu dengan gen obesitas, rasa tau etnis tertentu
yang mempunyai insiden tinggi terhadap DM (Price & Wilson 2002 dalam
Damayanti, 2015)
45
2. Obesitas
Obesitas atau kegemukan yaitu kelebihan berat badan >20% dari berat
berkurangnya jumlah reseptir yang dapat bekerja didalam sel pada otot
(Damayanti, 2015)
3. Usia
tahun, hal ini karenan adanya perubahan antomis, fisiologis dan biokimia.
Perubahan dimulai dari tingkat sel, kemudian berlanjut pada tingkat organ
tahun maka kadar gula darah naik 1-2mg% tiap tahun saat puasa dan akan
naik 6-13% pada saat 2 jam setelah makan, berdasarkan hal tersebut umur
4. Tekanan Darah
tidak dikelola dengan baik akan mempercepat kerusakan pada ginjal dan
46
5. Aktivitas fisik
terhadap aksi insulin pada orang yang beresiko DM. Suyono dalam Soegondo
6. Kadar Kolestrol
cepat yang berasal dari suatu lemak visceral yang membesar .sehingga
7. Stress
2008).
47
8. Riwayat diabetes gestasional
untuk menderita DM tipe 2. Hal ini terjadi karena ibu gagal mempertahankan
1. Fase kompensasi
muka mulanya berat badan naik menjadi turun. Ketiga gejala diatas tersebut
48
4. Penurunan berat badan
5. Ganguan penglihatan
7. Rasa kesemutan
2.4.7 Patofisiologi
insulin karena sel-sel beta pancreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.
hati.Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan
darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang
49
mencakup kelelahan dan kelemahan. Dalam keadaan normal insulin
substansi lain). Namun, pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan
dan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau
dan latihan disertai pemantauan kadar glukosa darah yang sering merupakan
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel.
Sebagai akibat terikatnya insulin dan reseptor tersebut, terjadi suatu rangakian
reaksi dalam metabolism glukosa dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes
50
tipe 2 disertai dengan penurunan reakso imtrasel ini. Dengan demikian insulin
Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi
insulin yang berlebioha, dan kadar glukosa darah akan dipertahankan pada
tingkat normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel tidak
diabetes mellitus tipe 2, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang
adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dab produksi bahan keton yang
gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapt
mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidpsi, luka pada kulit yang lama
sembuhnya, infeksi vagina atau pandangan yang kabur (jika glukosa sangat
51
bertahun-tahun adalah komplikasi diabetes jangka panjang (misalnya kelainan
2.4.8 Komplikasi
1. Komplikasi akut
diabetic.
a. Ketoasidosis diabetic
insulin sangat rendah, maka gula yang di dalam darah tidak dapat
masuk ke dalam sel tubuh untuk diproses menjadi sumber energy. Sel-
haus, intensitas buang air kecil sering (poliuria), mual, muntah dan
terkadang nyeri perut. Selain itu gejala-gejala tersebut, ada pula gejala
52
terparah adalah keadaan koma. Saat seseorang mengalami ketiasidosis
dengan pemberian injeksi pada darah yang turut berkurang akibat sering
b. Hipoglikemia
cukup berat.
kadar gula darah puncak terukur sebesar 600 mg/dl. Ketika gula darah
mencapai level ini, darah menjadi kental dan manis. Kelebihan gula
53
besar cairan dari tubuh.Jika tidak ditangani, sindrom giperosmolar
2. Komplikasi kronis
jenis, yakni pembuluh darah besar meliputi pembulu darah jantung (dapat
f. Kaki diabetic
54
normal atau ±10% dari berat badan idaman, mencegah komplikasi akut
penanganan DM. dari total berat badan ringan atau sedang (5-10% dari
kegemkan atau obesitas, normal atau kurang gizi. IMT normal pada orang
2. Latihan jasmani
55
meningkatakan sekresi glucagon, growth hormone dan katekolamin.
3. Terapi obat-obatan
rangsangan glukosa.
bawah normal.
b. Insulin
dan lain-lain)
56
4) Diabetes dengan kehamilan atau diabetes gestasional yang tidak
terkendali
57
BAB 3
variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti) (Nursalam, 2013)
Keterangan:
: Diteliti : Berpengaruh
58
Pada gambar 3.1 dapat dijelaskan faktor yang mempengaruhi kepatuhan
ada 2 yaitu faktor intrisik dan faktor ekstrinsik. Pada faktor intrinsik terdapat
factor motivasi, factor keyakinan, sikap dan kepribadian, factor pendidikan dan
Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus, prisip Diet Diabetes Mellitus dikena ljuga
dengan sebutan 3J yaitu tepat Jadwal, tepat Jenis dan tepat Jumlah dari prinsip 3J
mempengaruhi perubahan tingkat kadar gula darah sendiri ada 2 yaitu ekternal dan
internal, pada factor internalnya Penyakit & Stres, Obesitas, Makanan, Latihan
atau Olahraga, OHO dan Insulin, Usia serta Pemantauan (Monitoring ) Kadar
Gula Darah.
hasil penelitian maka hipotesis dapat benar atau juga salah, dapat diterima atau
Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus di Klinik Penyakit Dalam
59
BAB 4
METODE PENELITIAN
yang diharapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian yang di
pada satu saat (Nursalam, 2013).Pengukuran data penelitian (variable bebas dan
terikat) dilakukan satu kali dan secara bersamaan.Pada penelitian ini akan
4.2.1 Populasi
yang diteliti.. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Rawat jalan
60
4.2.2 Sampel dan Besar Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien rawat jalan dengan Diabetes
menggunakan Rumus Slovin sebagai berikut (Sevilla, Consuelo G. et. al, 2007
65
n = 1+ 65 (0,05)2
65
n = 1+ 65 (0,0025)
65
n = 1,1625
n = 55,91
n = 56
mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti. Kriteria sampel dapat
61
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu inklusi dan eksklusi (Nursalam,2013). Adapun
1. Kriteria inklusi
d. Kooperatif
2. Kriteria eksklusi
tidak memenuhi criteria inklusi karena adanya penyakit yang tidak memenuhi
criteria inklusi karena adanya penyakit yang menggangu, hambatan etis dan
eksklusinya adalah :
62
keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2013). Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini dilakukan dengan cara non probability sampling atau
dengan pertimbangan tertentu sesuai yang peneliti kehendaki yaitu sampel yang
sesuai dengan kriteria inklusi (Setiadi, 2007). Pada penelitian ini, dilaksanankan
Kriteria inklusi
d. Kooperatif
yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subyek penelitian),
variabel yang akan diteliti, dan variabel yang mempengaruhi dalam penelitian
(Hidayat, 2007).
63
Populasi:
Sample :
Desain Penelitian :
Teknik Sampling
Purposive sampling
Kuesioner Dokumentasi
Pengolahan Data
Analisa Data
Sperman Rank
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Kepatuhan Diet Diabetes mellitus dengan
Tingkat Kadar Gula Darah Pasiem diabetes mellitus di RSUD dr.
Sayidiman Magetan
64
4.5 Variabel Peneltian dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
respon, dan output (Saryono & Setiawan, 2010) variabel dependent dalam
penelitian ini adalah tingkat kadar gula darah pasien diabetes mellitus.
65
Tabel 4.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat ukur skala Skor
Independent Ketaatan pasien a. Tepat jadwal Kuesioner Ordinal Skor untuk :
Kepatuhan diet. DM dalam diet Jawaban pertanyaan
penatalaksanaan b. Tepat jenis diet favorable :
diet dalam bentuk c. Tepat jumlah • Tidak pernah : 0
tepat jadwal, tepat diet • Kadang-kadang : 1
jenis dan tepat • Sering : 2
jumlah. Sedangkan untuk jawaban
pertanyaan unfavorable :
Tidak pernah : 2
Kadang-kadang:1
Sering : 0
Dependent Suatu perubahan GD 2 Jam Setelah Dokumentasi Ordinal 1. Buruk : ≥ 180 mg/dL
Perubahan kadar untuk mencapai makan/postprandia 2. Sedang : 145-179 mg/d
gula darah kadar gula darah l 3. Baik : 80-144 mg/dL
sesuai yang
diharapkan
66
4.6 Instrumen Penelitian
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui
(Arikunto, 2010)
Instrumen pada penelitian ini ialah kuesioner kepatuhan diet yang berisi
jadwal ada 4 pertanyaan yang terdiri dari 3 pertanyaan favorable yaitu nomor 1, 2,
3 dan 1 pertanyaan unfaboreble yaitu nomor 4, untuk tepat jenis terdiri dari 11
10dan 5 pertanyaan unfavorable pada nomor 11, 12, 13, 14, 15, dan untuk tepat
unfavorablepada nomor 32 dan untuk variabel tingkat kadar gula darah, peneliti
67
hitung didapatkan lebih besar dari r table pada taraf signifikasi 5%, maka
hitung kita bandingkan dengan r tabel dimana df = n-2 dengan sig 5%. Jika r tabel
< r hitung maka valid (Sujarweni, 2014). Untuk uji validitas kuesioner kepatuhan
kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam
tersebut dengan cara yang sama dengan komputerisasi menggunakan teknik Alpha
Cronbach (α) dalam uji reliabilitas r hasil adalah alpha. Jika r alpha > r tabel
reliable jika memberikan nilai Alpha Cronbach> 0,60 (Sujarweni, 2014). Setelah
dilakukan uji reabilitas pada kuesioner kepatuhan diet DM didapatkan hasil nilai
antara 0,563-0,789 yang berarti semua item pertanyaan telah realible dengan nilai
Alpha Cronbach>0,60.
68
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Magetan.
dr Sayidiman Magetan.
3. Setelah semua surat izin penelitian sudah didapatkan, peneliti datang secara
69
kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan bila bersedia responden
Consent ).
responden dengan cara mengisi pertanyaan dan memberikan tanda (√) pada
lembar jawaban (kuesioner) dan yang terakhir peneliti memberikan skor pada
1. Editing
pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Alimul Aziz, 2007). Yang
meliputi :
2. Coding
70
data bertujuan mengindentifikasi kualitatif atau membedakan aneka
a. Jenis Kelamin
Laki-laki :1
Perempuan :2
b. Pendidikan
Tidak sekolah :1
SD :2
SMP :3
SLTA :4
Diploma/ Sarjana :5
c. Pekerjaan
Tidak bekerja :1
Pedagang :2
Petani :3
Pegawai negeri :4
Pegawai swasta :5
TNI / Polisi :6
d. Umur
40-50 tahun :1
51-60 tahun :2
61-70 tahun :3
>70 tahun :4
71
e. Lama menderita DM Tipe 2
<5 tahun :1
5-10 tahun :2
>10 tahun :3
Ya :1
Tidak :0
darah adalah:
a. Kepatuhan diet DM
Patuh :3
Cukup patuh :2
Tidak patuh :1
Baik :3
Sedang :2
Buruk :1
3. Scoring
diberi skor “2”. Kadang-kadang diberi skor “1”. Tidak pernah diberi
72
= 0 sampai dengan 20x2 = 40. Dengan demikian setiap atuan standart
x< (µ - σ)
(µ - σ) ≤ x< (µ + σ)
(µ + σ) ≤ x
Atau
Keterangan :
µ : Mean teoritis
skor :
>27 : Patuh
73
4. Tabulating
diolah.Keluaran akhir dari analisis data harus memperoleh makna atau arti dari
hasil penelitian.
dalam bentuk distribusi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Variabel pada penelitian ini adalah variable indepent adalah kepatuhan diet dan
berikut :
P
f x100%
N
Keterangan :
P : Prosentase
N : Jumlah populasi
74
f : Frekuensi jawaban
tingkat kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di RSUD dr Sayidiman
komputerisasi SPSS 16, Uji statistik yang digunakan adalah Uji Sparman Rank,
sperman rank merupakan korelasi non parametrik yang tepat digunakan untuk
menganalisis suatu hubungan di antara dua variabel yang memiliki skala data
ordinal by ordinal.
Selain itu juga untuk melihat kemaknaan perhitungan jika nilai p value ≤
0,05 berarti terdapat hubungan yang bermakna (signifikan) atau Ha diterima dan
H0 ditolak, artinya ada hubungan antara kepatuhan diet dengan tingkat kadar gula
value≥ 0,05 berarti tidak ada hubungan bermakna atau H0diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak ada hubungan anatara kepatuhan diet dengan tingkat kadar gula
75
Tabel 4.2 Daftar nilai keeratan hubungan antar variabel
Nilai Kategori
0,00 – 0,199 Sangat lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
Sumber : (Sugiyono, 2011).
kepada seluruh subyek yang akan diteliti. Tujuanya bersedia untuk diteliti,
mencantumkan nama yang diisi oleh subyek, lembaran tersebut hanya diisi
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
kerahasiaan oleh peneliti hanya kelompok tertentu yang akan disajikan pada
hasil penelitian.
76
BAB 5
Pada bab ini disajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data
kuesioner yang telah diisi oleh responden mengenai hubungan kepatuhan diet
Diabetes Mellitus dengan tingkat kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus di
Pada penelitian ini untuk variabel kepatuhan diet Diabetes Mellitus menggunakan
instrumen penelitian berupa kuesioner dan untuk variabel tingkat kadar gula darah
analisa data menggunakan uji statistik korelasi Sperman Rank dengan taraf
signifikasi 0,05.
ini dilakukan diklinik penyakit dalam dengan total responden sebanyak 56 pasien
DM yang menjalani rawat jalan dan dipilih sesuai dengan kriteria inklusi.
77
5.2 Hasil Penelitian
pekerjaan dan lama menderita penyakit diabetes mellitus di klinik penyakit dalam
sistem komputerisasi.
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi jenis kelamin pasien Diabetes Mellitus Klinik
Penyakit Dalam RSUD dr Sayidiman Magetan
No Jenis Kelamin f %
1 Laki-laki 26 46.4
2 Perempuan 30 53.6
Total 56 100
Sumber :Data Primer diolah
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa usia minimal 33 tahun dan
usia maksimal 79 tahun, dengan rata-rata usia responden 58,83 tahun dan
tingkat kepercayaan pada rentang 56,43 tahun sampai dengan 61,23 tahun.
78
3. Karateristik responden berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan f %
1 Tidak sekolah 2 3.6
2 SD 29 51.8
3 SMP 11 19.6
4 SLTA 11 19.6
5 Diploma/ Sarjana 3 5.4
Jumlah 56 100
Sumber :Data Primer diolah
No. Pekerjaan f %
1 Tidak Bekerja 1 1.8
2 Pedagang 4 7.1
3 Petani 27 48.2
4 Pegawai Negeri 16 28.6
5 Pegawai Swasta 5 8.9
6 TNI/Polisi 3 5.4
Jumlah 56 100
Sumber : Data Primer diolah
(1,8%).
79
5. Karakteristik berdasarkan lama menderita Diabetes Mellitus
dari 10 tahun.
independen yaitu Kepatuhan Diet DM dan variabel dependen yaitu Tingkat Kadar
komputerisasi.
Tabel 5.6 Kepatuhan Diet pada Pasien Diabetes Mellitus di klinik penyakit
dalam RSUD dr Sayidiman Magetan.
80
2. Tingkat Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus
Tabel 5.7 Tingkat kadar gula darah pada Pasien Diabetes Mellitus di klinik
penyakit dalam RSUD dr Sayidiman Magetan.
No Kategori f %
1 Buruk 16 28.6
2 Sedang 23 41,1
3 Baik 17 30,4
Jumlah 56 100
Sumber : Kuesioner responden pada pasien di klinik penyakit dalam RSUD dr Sayidiman
Magetan
(30,4%) menunjukan tingkat kadar gula darah baik dan sebagaian kecil
3. Hubungan kepatuhan diet diabetes mellitus dengan Tingkat kadar gula darah
pada pasien diabetes mellitus
Tabel 5.8 Tabel silang kepatuhan dietdiabetes mellitus dengan tingkat kadar
gula darah pada pasien diabetes mellitus di klinik penyakit dalam
RSUD dr.Sayidiman Magetan.
serta tingkat kadar gula darah responden paling banyak adalah sebanyak
(41,1%) sedangkan untuk tingkat kadar gula darah baik (30,4%) dan buruk
(28,6%)
81
Berdasarkan hasil uji spearman rank dengan 𝛼 = 0,05 diperoleh P
Value 0,000 < 0,05 maka Ha diterima dan Hₒ ditolak, yang berarti ada
hubungan antara kepatuhan diet diabetes mellitus dengan tingkat kadar gula
0,723 yaitu positif, yang berarti semakin patuh terhadap diet diabetes mellitus
maka semakin baik tingkat kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus.
Nilai keeratan hubungan dapat dilihat dari nilai r = 0,723 yang dikategorikan
kuat yang artinya keeratan hubungan kepatuhan diet diabetes mellitus dengan
tingkat kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di klinik penyakit
5.3 Pembahasan
respondenpada bulan Juni 2017 yang telah diolah, maka penulis akan membahas
mengenai hubungan kepatuhan diet diabetes mellitus dengan tingkat kadar gula
darah pada pasien diabetes mellitus di klinik penyakit dalam RSUD dr Sayidiman
Magetan.
mellitus terdapat kepatuhan diet yang patuh (32,1%), cukup patuh (41,1%) dan
tidak patuh (26,8%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pasien Diabetes
82
mematuhi anjuran atau instruksi petugas kesehatan yang dimana pasien tersebut
mempercepat proses penyembuhan, diet ini berupa 3J yaitu tepat jadwal, tepat
jenis dan tepat jumlah (Hartono 1995 dari Esti Windusari 2013). Sementara itu
makan bagi penderita diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis dan jadwal
pemberian makan.
Diabetes Mellitus dibagi menjadi dua yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.
dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan. Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan
hasil bahwa karakteristik tingkat pendidikan responden yang paling banyak yaitu
83
(19,6%). Menurut Niven, (2002) Pendidikan pasien dapat meningkatkan
aktif seperti penggunaan buku-buku dan kaset oleh pasien secara mandiri.
yang kurang maksimal dapat menyebabkan tingkat kadar gula darah semakin
buruk karena makanan dan minuman yang masuk tidak dikontrol dengan baik.
Hal ini sesuai dengan fakta bahwa meskipun dengan latar belakang pendidikan
diet yang cukup (19,6%). Disini jelas terlihat mengapa pasien yang berpendidikan
SD menunjukan kepatuhan dietnya hanya sebatas cukup patuh saja bukan pada
tingkat patuh, hal ini dikarenakan dengan melihat latar belakang pendidikan itu
sendiri yang hanya pada tingkat dasar sehingga memungkinkan pasien kurang
dietnya. Oleh karena itu pasien diabetes mellitus harus meperbaiki kepatuhan
84
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ninda Fauzi (2015) yang
menyatakan bahwa kepatuhan diet yang terbesar adalah dalam kategori cukup
(66%) dan yang paling sedikit adalah kategori tidak patuh (15,2%) pada pasien
Diabetes Mellitus.
tingkat kadar gula darah yang sedang dan sebagian kecil yaitu sebanyak 16
Gula darah merupakan istilah yang mengacu pada kadar atau banyakanya
kandungan gula di dalam sirkulasi darah di dalam tubuh. Gula di dalam tubuh
sebenarnya terdapat dalam beberapa bentuk.Gula yang ada di dalam darah disebut
glukosa, yakni bentuk gula yang paling sederhana.Kadar glukosa darah adalah
jumlah atau konsentrasi glukosa yang terdapat dalam darah (Qurratuaeni, 2009).
Faktor yang mempengaruhi perubahan kadar gula darah ada 2 yaitu faktor
internal dan eksternal. Pada faktor internal meliputi penyakit dan stress, obesitas,
makanan, latihan atau olahraga, konsumsi OHO dan Insulin, pemantauan kadar
gula darah serta usia. Serta factor eksternalnya meliputi pendidikan dan
pengetahuan.
penangganan penyakit diabetes mellitus. Untuk karakterisktik usia sesuai tabel 5.2
diketahui bahwa sebagian besar responden berusia antara 33-79 tahun dengan
85
rata-rata usia 58,83 tahun, sebagian besar responden menunjukan tingkat kadar
gula darah sedang (41,1%). Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Sudoyo (2009) yang dikutip dari Damayanti (2015) bahwa setelah seseorang
mencapai umur 30 tahun, maka kadar glukosa darah naik 1-2%, tiap tahun saat
puasa dan akan naik 6-13% pada 2 jam setelah makan, berdasarkan hal tersebut
bahwa umur merupakan faktor utama terjadinya kenaikan relevansi diabetes serta
mempunyai kaitan yang tinggi terhadap perilaku pasien untuk menjaga dan
86
glukosa darah agar tetap stabil. Diharapkan semakin tinggi tingkat pendidikan
dengan baik apabila didasari dengan pengetahuan mengenai penyakit DM, baik
tanda dan gejala serta penatlaksanaannya. Hasil atau perubahan perilaku dengan
cara ini membutuhkan waktu yang lama, namun hasil yang dicapai bersifat tahan
Hasil penelitian ini sesuai dengan Aulia (2016) yang menyatakan bahwa
(38,9%) pasien Diabetes Mellitus tipe 2 dengan tingkat kadar gula darah baik,
kemudian tingkat kadar gula darah sedang (25%), tingkat kadar gula darah buruk
(36,1%).
Hasil analisa data dari tabel 5.8 diketahui bahwa terdapat 18 responden
tingkat kadar gula darah baik, dan 2 responden (3,6%) tingkat kadar gula darah
patuhdimana 21 responden (37,5%) tingkat kadar gula darah sedang, dan untuk
tingkat kadar gula darah baik dan buruk masing-masing 1 responden (1,8%). Dan
15 reponden (26,8%) menunjukan kepatuhan diet yang tidak patuh dan tingkat
Hasil uji korelasi spearman rank didapat p-value 0,000 (p<α0,05). Hal
hubungan yang bermakna antara kepatuhan diet diabetes mellitus dengan tingkat
87
kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di klinik penyakit dalam RSUD dr
diabetes mellitus dengan tingkat kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di
klinik penyakit dalam RSUD dr Sayidiman Magetan adalah kuat dan berpola
positif yang artinya bahwa semakin patuh dalam menjalankan kepatuhan diet
maka semakin baik tingkat kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus.
internal dan eksternal. Pada faktor internal meliputi penyakit stress, obesitas,
makanan, latihan atau olahraga, konsumsi OHO dan Insulin, pemantauan kadar
Adapun faktor yang dapat mempengruhi penelitian ini yaitu usia menurut
hasil tabel 5.2 menunjukkan bahwa usia responden antara 33-79 tahun dengan
rata-rata 58,83 tahun dimana usia yang semakin lanjut maka pengeluaran insulin
oleh pankreas juga akan semakin berkurang (Reni, 2014) karena setelah seseorang
mencapai umur 30 tahun, maka kadar glukosa darah naik 1-2 %, tiap tahun saat
puasa dan akan naik 6-13% pada 2 jam setelah makan, berdasarkan hal tersebut
bahwa umur merupakan faktor utama terjadinya kenaikan relevansi diabetes serta
88
pasien DM banyak yang tersiksa sehubung jenis dan jumlah makanan yang
mematuhi terapi dietnya maka akan membantu dalam pengendalian tingkat kadar
gula darahnya karena dengan kepatuhan diet tersebut dapat membantu proses
memperbaiki tingkat kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tersebut.
Kadar gula darah yang tidak setabil atau buruk perlu segera diatasi karena akan
diet yang disebut 3J yaitu tepat jadwal, tepat jumlah dan tepat jenis agar tercapai
kontrol metabolik yang optimal, karena kepatuhan pasien terhadap diet adalah
kadar gula darah serta komponen utama dalam penatalaksanaan diabetes mellitus.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Fahrun dan Rustini (2010) yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara kepatuhan diet diabetes mellitus dengan
89
5.4 Keterbatasan Penelitian
90
BAB 6
PENUTUPAN
6.1 KESIMPULAN
gula darah pada pasien diabetes mellitus di klinik penyakit dalam RSUD dr
2. Tingkat kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus mellitus diklinik
darah buruk.
3. Ada hubungan kepatuhan diet diabetes mellitus dengan tingkat kadar gula
hitung = 0,723 yaitu positif, yang berarti semakin patuh diet DM maka
semakin baik tingkat kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus.
91
6.2 SARAN
program dalam terapi diet bagi penderita diabetes agar dapat lebih
b. Dirumah sait sendiri sebaiknya pada tiap ruang rawat inap dan klinik
dan hasil penelitian dan dapat menambah sumber referensi dan daftar
kepatuhan diet diabetes mellitus dengan tingkat kadar gula darah pada
92
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, P, R. 2009. Faktor Resiko Perilaku yang Berhubungan dengan Kadar Gula
Darah pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Kabupaten
Karanganyar.[Jurnal].
93
Een Setiawan. 2013. Hubungan Dukugan Keluarga dengan Kepatuhan Pasein
DM dalam Menjaga Kadar Gula Darah di RSUD DR.A. DADI
TJORODIPO. [Jurnal] Bandar Lampung; Stikes Aisyah Pringsewu
Lampung.
Fahrun dan Rustini. 2010. Hubungan kepatuhan diit dengan kadar glukosa darah
sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di klinik pratama gracia
ungaran kabupaten semarang [Jurnal].
Handoko, R. 2009. Statistik Kesehatan :Belajar mudah teknik analisis data dalam
Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Yogyakarta : Mitra
Cendekia.
Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan: Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Masfufah. Dkk. 2014. Pengetahuan Kadar Glukosa Darah dan Kualitas Hidup
penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan di wilayah kerja
Puskesmas Kota Makkasar. [Jurnal] FKM UNHAS.
94
Nurlaili, H.K. P & Muhammad .A. Isfandiari. 2013. Hubungan Empat Pilar
Pengendalian DM Tipe 2 dengan Rerata Kadar Gula Darah . [jurnal].
FKM UNAIR.
Priyoto. 2015. Perubahan dalam Perilaku Kesehatan Konsep dan Aplikasi: Graha
ilmu.
95
Sarwono, S, W. 1997. Psikologi Remaja, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
96
Lampiran 1
97
Lampiran 2
98
99
Lampiran 3
100
101
102
Lampiran 4
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Saya adalah mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan
sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan kepatuhan diet diabetes mellitus
dengan tingkat kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di klinik penyakit
dalam RSUD dr.Sayidiman Magetan. Saya mengharapkan partisipasi
Saudara/Saudari, Bapak/Ibu yang menjadi subjek dalam penelitian ini dengan
menjawab pernyataan-penyataan yang ada pada kuesioner. Identitas dan jawaban
Saudara/Saudari dan Bapak/Ibu akan dijamin kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan. Responden dapat memilih
untuk menolak berpartisipasi dalam penelitian ini kapan pun tanpa ada tekanan
dari siapa pun.
Jika Saudara/Saudari, Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian
ini perhatikan petunjuk pengisian kuesioner untuk menjawab pernyataan yang ada
dan menandatangani formulir persetujuan ini. Terimakasih atas partisipasinya.
(Nuning Rahayu)
103
Lampiran 5
Nama :
Alamat :
Responden
( )
104
Lampiran 6
KISI-KISI KUESIONER
HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DIABETES MELLITUS DENGAN
TINGKAT KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
DI KLINIK PENYAKIT DALAM RSUD dr.SAYIDIMAN MAGETAN
Komponen
No No pertanyaan Favorabel Unfavorabel Jumlah
Pertanyaan
1. Tepat Jadwal 1-4 1-3 4 4
2. Tepat Jenis 5-15 5-10 11-15 11
3. Tepat Jumlah 16-32 16-31 32 17
105
Lampiran 7
Tanggal Pengisian :
A. Data Umum
b. Umur :
c. Pendidikan : TS SLTA
SD
Diploma / Sarjana
SMP
d. Pekerjaan : TB PNS
Petani TNI/Polisi
106
f. Pernah mendapatkan informasi tentang Diabetes Mellitus :
Ya Tidak
g. JikaYa, Sumbernya :
Televisi Internet
Ya Tidak
107
KUESIONER KEPATUHAN DIET DIABETES MELLITUS
Petunjuk pengisian :
Bacalah beberapa pernyataan dibawah ini, lalu pilihlah satu pilihan yang tersedia
di sampingnya dengan memberikan tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia,
dengan keterangan sebagai berikut :
Kadang- Tida
No Pertanyaan Sering
kadang pernah
Tepar jadwal
1. Apakah anda makan teratur minimal makan 3x sehari?
2. Apakah anda memperhatikan jadwal makan?
3. Apakah anda makan dengan jarak 3 jam?
4. Apakah anda makan lebih dari jadwal yang dianjurkan?
Tepat jenis
5. Apakah anda makan sayur daun papaya?
6. Apakah anda makan tahu?
7. Apakah anda makan tempe?
8. Apakah anda makan daging sapi?
9. Apakah anda menghindari buah jeruk manis?
10. Apakah anda makan pisang kapok?
11. Apakah anda makan sayur bayam merah?
12. Apakah anda makan sayur daun singkong?
13. Apakah anda makan sayur kacang panjang?
14. Apakah anda makan sayur nangka muda?
15. Apakah anda makan jagung muda?
108
Tepat jumlah
Untuk kebutuhan kalori : 1100-1300 kalori
16. Apakah anda makan nasi 60-100 gram setiap kali makan ?
17. Apakah anda makan tempe 1-2 potong besar atau 25-
50 gram setiap kali makan?
18. Apakah anda makan tahu 1-2 biji besar atau 25-50
gram setiap kali makan?
19. Apakah anda makan daging ayam 1-2 potong sedang
atau 25-50 gram setiap kali makan?
Untuk kebutuhan kalori :1500-1900 kalori
20. Apakah anda makan nasi ¾ gelas atau 200g setiap kali
makan?
21. Apakah anda makan tempe 1-3 potong besar atau 50-
75g setiap kali makan?
22. Apakah anda makan tahu 1-3 biji besar atau 100g-200g
setiap kali makan?
23. Apakah anda makan daging ayam 1-2 potong sedang
atau 50g-100g setiap kali makan?
109
LEMBAR OBSERVASI TINGKAT KADAR GULA DARAH
Tanggal Pengisian :
110
43. Ny. Tm √ 170 √
44. Ny. Smi √ 145 √
45. Ny. Tt √ 180 √
46. Ny. Sn √ 143 √
47. Ny. Ks √ 133 √
48. NySk √ 130 √
49. Ny. Sh √ 145 √
50. Ny. My √ 516 √
51. Ny. Kd √ 552 √
52. Ny. Smm √ 125 √
53. Tn. Dj √ 144 √
54. Tn. Srd √ 180 √
55. Tn. Rd √ 150 √
56. Ny. Sti √ 165 √
Keterangan :
Baik : 17
Sedang : 23
Buruk : 16
111
Lampiran 8
112
Lampiran 9
Jenis_Kelamin
Descriptives Usia
Median 58.0000
Variance 80.319
Minimum 33.00
Maximum 79.00
Range 46.00
113
Pendidikan
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lama_Menderita_Diabetes_Mellitus
114
Kepatuhan_Diet_DM
Tingkat_KGD
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Buruk 16 28.6 28.6 28.6
Sedang 23 41.1 41.1 69.6
Baik 17 30.4 30.4 100.0
Total 56 100.0 100.0
115
Lampiran 10
Jenis_Kelamin * Kepatuhan_Diet_DMCrosstabulation
Kepatuhan_Diet_DM
Total
TIdakPatuh CukupPatuh Patuh
Jenis_Kelamin Laki-laki Count 8 8 10 26
Usia * Kepatuhan_Diet_DMCrosstabulation
Kepatuhan_Diet_DM
TIdakPatuh CukupPatuh Patuh Total
Usia 33 Count 0 1 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total .0% 1.8% .0% 1.8%
35 Count 0 1 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total .0% 1.8% .0% 1.8%
40 Count 1 1 0 2
Expected Count .5 .8 .6 2.0
% of Total 1.8% 1.8% .0% 3.6%
45 Count 1 0 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total 1.8% .0% .0% 1.8%
51 Count 1 0 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total 1.8% .0% .0% 1.8%
53 Count 0 1 2 3
Expected Count .8 1.2 1.0 3.0
% of Total .0% 1.8% 3.6% 5.4%
54 Count 1 1 1 3
Expected Count .8 1.2 1.0 3.0
% of Total 1.8% 1.8% 1.8% 5.4%
116
55 Count 1 3 4 8
Expected Count 2.1 3.3 2.6 8.0
% of Total 1.8% 5.4% 7.1% 14.3%
56 Count 1 1 1 3
Expected Count .8 1.2 1.0 3.0
% of Total 1.8% 1.8% 1.8% 5.4%
57 Count 1 2 0 3
Expected Count .8 1.2 1.0 3.0
% of Total 1.8% 3.6% .0% 5.4%
58 Count 0 3 1 4
Expected Count 1.1 1.6 1.3 4.0
% of Total .0% 5.4% 1.8% 7.1%
60 Count 1 0 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total 1.8% .0% .0% 1.8%
61 Count 1 2 0 3
Expected Count .8 1.2 1.0 3.0
% of Total 1.8% 3.6% .0% 5.4%
62 Count 1 1 1 3
Expected Count .8 1.2 1.0 3.0
% of Total 1.8% 1.8% 1.8% 5.4%
63 Count 1 1 1 3
Expected Count .8 1.2 1.0 3.0
% of Total 1.8% 1.8% 1.8% 5.4%
64 Count 1 0 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total 1.8% .0% .0% 1.8%
65 Count 0 0 1 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total .0% .0% 1.8% 1.8%
66 Count 0 1 1 2
Expected Count .5 .8 .6 2.0
% of Total .0% 1.8% 1.8% 3.6%
67 Count 0 0 1 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total .0% .0% 1.8% 1.8%
68 Count 1 2 0 3
Expected Count .8 1.2 1.0 3.0
% of Total 1.8% 3.6% .0% 5.4%
69 Count 1 1 3 5
Expected Count 1.3 2.1 1.6 5.0
% of Total 1.8% 1.8% 5.4% 8.9%
70 Count 0 0 1 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total .0% .0% 1.8% 1.8%
117
75 Count 1 0 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total 1.8% .0% .0% 1.8%
79 Count 0 1 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total .0% 1.8% .0% 1.8%
Total Count 15 23 18 56
Pendidikan * Kepatuhan_Diet_DMCrosstabulation
Kepatuhan_Diet_DM
Pekerjaan * Kepatuhan_Diet_DMCrosstabulation
Kepatuhan_Diet_DM
118
% of Total 1.8% 1.8% 3.6% 7.1%
Petani Count 7 12 8 27
Expected Count 7.2 11.1 8.7 27.0
% of Total 12.5% 21.4% 14.3% 48.2%
PegawaiNegri Count 1 9 6 16
Expected Count 4.3 6.6 5.1 16.0
% of Total 1.8% 16.1% 10.7% 28.6%
PegawaiSwasta Count 2 1 2 5
Expected Count 1.3 2.1 1.6 5.0
% of Total 3.6% 1.8% 3.6% 8.9%
TNI/Polisi Count 3 0 0 3
Expected Count .8 1.2 1.0 3.0
% of Total 5.4% .0% .0% 5.4%
Total Count
15 23 18 56
Lama_Menderita_Diabetes_Mellitus * Kepatuhan_Diet_DMCrosstabulation
Kepatuhan_Diet_DM
Jenis_Kelamin * Tingkat_KGDCrosstabulation
Tingkat_KGD
119
Perempuan Count 8 13 9 30
Expected Count 8.0 12.9 9.1 30.0
% of Total 14.3% 23.2% 16.1% 53.6%
Total Count
15 24 17 56
Usia * Tingkat_KGDCrosstabulation
Tingkat_KGD
Buruk Sedang Baik Total
Usia 33 Count 0 0 1 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total .0% .0% 1.8% 1.8%
35 Count 1 0 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total 1.8% .0% .0% 1.8%
40 Count 1 0 1 2
Expected Count .5 .9 .6 2.0
% of Total 1.8% .0% 1.8% 3.6%
45 Count 0 1 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total .0% 1.8% .0% 1.8%
51 Count 1 0 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total 1.8% .0% .0% 1.8%
53 Count 0 2 1 3
Expected Count .8 1.3 .9 3.0
% of Total .0% 3.6% 1.8% 5.4%
54 Count 1 2 0 3
Expected Count .8 1.3 .9 3.0
% of Total 1.8% 3.6% .0% 5.4%
55 Count 1 3 4 8
Expected Count 2.1 3.4 2.4 8.0
% of Total 1.8% 5.4% 7.1% 14.3%
56 Count 1 2 0 3
Expected Count .8 1.3 .9 3.0
% of Total 1.8% 3.6% .0% 5.4%
57 Count 0 2 1 3
Expected Count .8 1.3 .9 3.0
% of Total .0% 3.6% 1.8% 5.4%
58 Count 0 3 1 4
Expected Count 1.1 1.7 1.2 4.0
% of Total .0% 5.4% 1.8% 7.1%
60 Count 1 0 0 1
120
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total 1.8% .0% .0% 1.8%
61 Count 0 0 3 3
Expected Count .8 1.3 .9 3.0
% of Total .0% .0% 5.4% 5.4%
62 Count 3 0 0 3
Expected Count .8 1.3 .9 3.0
% of Total 5.4% .0% .0% 5.4%
63 Count 1 0 2 3
Expected Count .8 1.3 .9 3.0
% of Total 1.8% .0% 3.6% 5.4%
64 Count 0 0 1 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total .0% .0% 1.8% 1.8%
65 Count 0 1 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total .0% 1.8% .0% 1.8%
66 Count 0 2 0 2
Expected Count .5 .9 .6 2.0
% of Total .0% 3.6% .0% 3.6%
67 Count 0 1 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total .0% 1.8% .0% 1.8%
68 Count 0 1 2 3
Expected Count .8 1.3 .9 3.0
% of Total .0% 1.8% 3.6% 5.4%
69 Count 2 3 0 5
Expected Count 1.3 2.1 1.5 5.0
% of Total 3.6% 5.4% .0% 8.9%
70 Count 0 1 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total .0% 1.8% .0% 1.8%
75 Count 1 0 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total 1.8% .0% .0% 1.8%
79 Count 1 0 0 1
Expected Count .3 .4 .3 1.0
% of Total 1.8% .0% .0% 1.8%
Total Count
15 24 17 56
121
Pendidikan * Tingkat_KGDCrosstabulation
Tingkat_KGD
Buruk Sedang Baik Total
Pendidikan TidakSekolah Count 2 0 0 2
Expected Count .5 .9 .6 2.0
% of Total 3.6% .0% .0% 3.6%
SD Count 10 13 6 29
Expected Count 7.8 12.4 8.8 29.0
% of Total 17.9% 23.2% 10.7% 51.8%
SMP Count 1 6 4 11
Expected Count 2.9 4.7 3.3 11.0
% of Total 1.8% 10.7% 7.1% 19.6%
SLTA Count 2 5 4 11
Expected Count 2.9 4.7 3.3 11.0
% of Total 3.6% 8.9% 7.1% 19.6%
Diploma/Sarjana Count 0 0 3 3
Expected Count .8 1.3 .9 3.0
% of Total .0% .0% 5.4% 5.4%
Total Count
15 24 17 56
Pekerjaan * Tingkat_KGDCrosstabulation
Tingkat_KGD
122
% of Total 5.4% 3.6% .0% 8.9%
TNI/Polisi Count 2 0 1 3
Expected Count .8 1.3 .9 3.0
% of Total 3.6% .0% 1.8% 5.4%
Total Count 15 24 17 56
Lama_Menderita_Diabetes_Mellitus * Tingkat_KGDCrosstabulation
Tingkat_KGD
123
Lampiran 11
Tingkat_KGD
Correlations
Kepatuhan_Diet_ Tingkat_Kadar_G
DM ula_Darah
N 56 56
N 56 56
124
Lampiran 12
Tabulasi data
Lama
No. JK Umur Pendidikan Pekerjaan Menderita S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32 TS Kriteria
DM
Tidak
1 Laki-laki 69 SD Petani 5-10 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10
Patuh
2 Laki-laki 65 SLTP Pedagang 5-10 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 28 Patuh
Cukup
3 Laki-laki 62 TS P.Swasta < 5 tahun 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 22
Patuh
Diploma/ Cukup
4 Laki-laki 58 Petani > 10 tahun 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 23
Sarjana Patuh
Tidak
5 Laki-laki 68 SLTA TB 5-10 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11
Patuh
Cukup
6 Laki-laki 58 SLTA P.Swasta < 5 tahun 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 24
Patuh
7 Laki-laki 62 SD P.Swasta < 5 tahun 2 1 1 0 2 2 2 1 1 1 0 2 2 2 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 28 Patuh
Cukup
8 Laki-laki 63 SD Petani 5-10 tahun 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 25
Patuh
Tidak
9 Laki-laki 40 SD PNS 5-10 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10
Patuh
10 Perempuan 66 SLTP PNS 5-10 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 27 Patuh
Tidak
11 Perempuan 55 SLTP TNI/Polisi < 5 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 12
Patuh
Cukup
12 Perempuan 68 SLTA P.Swasta 5-10 tahun 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 21
Patuh
Tidak
13 Perempuan 60 TS TNI/Polisi < 5 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12
Patuh
Diploma/
14 Laki-laki 55 Petani < 5 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 29 Patuh
Sarjana
15 Laki-laki 56 SD Pedagang 5-10 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 30 Patuh
Cukup
16 Perempuan 55 SD Petani 5-10 tahun 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 25
Patuh
Tidak
17 Laki-laki 63 SD TNI/Polisi 5-10 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 12
Patuh
18 Perempuan 67 SLTA Petani 5-10 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 29 Patuh
Tidak
19 Perempuan 57 SLTA Pedagang < 5 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 12
Patuh
Diploma/ Cukup
20 Perempuan 40
Sarjana
Pedagang 5-10 tahun 2 2 2 0 1 2 2 1 1 1 0 1 2 1 1 0 0 0 0 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 26
Patuh
21 Perempuan 53 SD Petani > 10 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 29 Patuh
22 Perempuan 54 SD P.Swasta 5-10 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 31 Patuh
Tidak
23 Perempuan 61 SD Petani 5-10 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11
Patuh
24 Laki-laki 55 SLTP P.Swasta < 5 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 29 Patuh
Cukup
25 Laki-laki 61 SD Petani < 5 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 16
Patuh
Tidak
26 Laki-laki 64 SLTP P.Swasta > 10 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10
Patuh
Tidak
27 Laki-laki 56 SD Petani > 10 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12
Patuh
125
Cukup
28 Laki-laki 69 SD Petani 5-10 tahun 1 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 19
Patuh
Cukup
29 Perempuan 57 SLTA P.Swasta 5-10 tahun 2 2 2 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 22
Patuh
30 Laki-laki 69 SLTA Petani < 5 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 31 Patuh
31 Perempuan 58 SD PNS < 5 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 29 Patuh
Tidak
32 Laki-laki 45 SLTP Petani 5-10 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12
Patuh
33 Perempuan 53 SD Petani 5-10 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 28 Patuh
34 Laki-laki 69 SD Petani 5-10 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 28 Patuh
35 Laki-laki 69 SLTP P.Swasta < 5 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 31 Patuh
36 Perempuan 70 SD Petani 5-10 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 28 Patuh
Cukup
37 Laki-laki 55 SD Petani > 10 tahun 2 1 0 1 2 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 22
Patuh
Cukup
38 Perempuan 54 SLTP Petani > 10 tahun 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 24
Patuh
39 Laki-laki 55 SLTA Petani 5-10 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 0 0 1 29 Patuh
Cukup
40 Perempuan 79 SLTA Petani 5-10 tahun 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 23
Patuh
Cukup
41 Perempuan 35 SD Petani < 5 tahun 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 25
Patuh
Cukup
42 Perempuan 61 SLTP Petani 5-10 tahun 2 2 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 22
Patuh
Cukup
43 Perempuan 33 SLTA Petani < 5 tahun 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 23
Patuh
Cukup
44 Perempuan 56 SLTA PNS < 5 tahun 2 2 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 22
Patuh
Tidak
45 Perempuan 54 SLTP Petani 5-10 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12
Patuh
Cukup
46 Perempuan 68 SD Petani 5-10 tahun 1 1 0 1 1 2 2 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 19
Patuh
Cukup
47 Perempuan 53 SD P.Swasta > 10 tahun 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 23
Patuh
Cukup
48 Perempuan 57 SD P.Swasta 5-10 tahun 1 1 0 1 1 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 14
Patuh
Cukup
49 Perempuan 58 SD P.Swasta 5-10 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 16
Patuh
Tidak
50 Perempuan 51 SD PNS < 5 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11
Patuh
Tidak
51 Perempuan 62 SD Petani < 5 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 1 1 0 0 0 0 0 12
Patuh
52 Perempuan 55 SD P.Swasta 5-10 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 29 Patuh
53 Laki-laki 63 SD P.Swasta 5-10 tahun 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 2 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 28 Patuh
Tidak
54 Laki-laki 75 SD Petani < 5 tahun 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11
Patuh
Cukup
55 Laki-laki 55 SLTA P.Swasta < 5 tahun 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 15
Patuh
Cukup
56 Perempuan 66 SD P.Swasta 5-10 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 16
Patuh
Keterangan :
Patuh : 18 responden
Cukup Patuh : 23 responden
Tidak Patuh : 15 reponden
126
Lampiran 13
127