DIETETIK DEGENERATIF
Kelompok 3
KELAS 6B
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PRODI S1 GIZI
2021
BAB I
STUDI KASUS
Ny. BP MRS usia 55 tahun dgn keluhan Sesak nafas, badan lemas dan nafsu makan menurun. +- 6
HSMRS (Hari Sebelum Masuk Rumah Sakit) pasien mengeluh sesak nafas memberat namun tdk ada
mual muntah. MHRS pasien mengeluh sesak nafas semakin berat, lemas, selera makan dan minum
menurun. Pasien menurun keadaannya +- 1 bulan ini. Selera makan dan minum sangat menurun, BB
turun +- 6 kg 1 bulan ini. Riwayat operasi tumor payudara kanan 2 tahun yang lalu. Riwayat operasi
tumor payudara kiri 1 tahun yang lalu. Riwayat kemoterapi (+) namun tidak selesai. Riwayat radioterapi
tahun 2009. Px juga mengaku mengalami konstipasi dan sulit menelan.
Diketahui RL 102 cm dan LILA 21cm. dan hasil lab biokimia sbg berikut :
AE 4.0-5.0 4 Normal
o
Kesan umum : Compos mentis lemah, tampak sesak dan lemas. Suhu 37 C, nadi 112, respirasi 24, TD
110/70. Terapi medis px : Ceftriaxone, Ketolorac, Ranitidin 1A x 2, Infuse RL, Nebulizer NaCl. Recall
24jam RS L TKTP :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker payudara adalah suatu pertumbuhan abnormal sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan
penunjang payudara yang tumbuh infiltratif dan destruktif, serta dapat bermetastasis. Ditinjau
dari biomolekuler, kanker payudara merupakan penyakit akibat mutasi gen yang dipicu oleh
multifaktor seperti faktor diet, faktor lingkungan, dan faktor keturunan yang dikenal sebagai
faktor risiko. Faktor risiko yang erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara
antara lain jenis kelamin wanita, usia > 50 tahun, riwayat keluarga dan genetik (Pembawa mutasi
gen BRCA1, BRCA2, ATM atau TP53 (p53)), riwayat penyakit payudara sebelumnya (DCIS
pada payudara yang sama, LCIS, densitas tinggi pada mamografi), menarche dini (< 12 tahun)
atau menstruasi lambat (>55 tahun), riwayat reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak
menyusui), hormonal, obesitas, konsumsi alkohol, riwayat radiasi dinding dada dan faktor
lingkungan.
Kanker payudara menjadi salah satu kanker yang paling menakutkan bagi perempuan di dunia
dan juga di Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2004, menyatakan bahwa 5
besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker
lambung, dan kanker hati. Menurut data Globocan tahun 2012 diketahui bahwa terdapat 1,67 juta
kasus baru kanker payudara yang terdiagnosis pada tahun 2012 atau sekitar 25% dari seluruh
kanker. Kanker payudara lebih sering terjadi pada negara berkembang dibandingkan negara
maju. Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, jumlah penderita kanker
payudara mencapai 61.682 kasus di Indonesia.
Diagnosis kanker payudara diterapkan dengan pendekatan bertahap yang melibatkan pengenalan
gejala dan tanda, pencitraan klinis melalui ultrasonografi (USG) atau mamografi, biopsi, dan
diagnosis patologis guna membedakan tumor payudara jinak dengan kanker payudara.
Terapi pada kanker payudara harus didahului dengan diagnosa yang lengkap dan akurat
( termasuk penetapan stadium ). Diagnosa dan terapi pada kanker payudara haruslah dilakukan
dengan pendekatan humanis dan komprehensif. Selain itu juga harus dipertimbangkan mengenai
faktor usia, comorbid, evidence-based, cost effective, dan kapan menghentikan seri pengobatan
sistemik termasuk end of life issues.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2015), berikut beberapa faktor resiko
penyakit kanker payudara pada wanita :
Wanita yang mengalami haid pertama pada usia di bawah 12 tahun
Wanita yang tidak menikah
Wanita menikah tetapi tidak memiliki anak
Wanita yang melahirkan anak pertama pada usia 30 tahun
Wanita yang tidak Menyusui
Wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal dan atau mendapat terapi hormonal
dalam waktu yang cukup lama
Wanita yang mengalami menopause pada usia lebih dari 55 tahun
Wanita yang pernah melakukan operasi tumor jinak payudara
Wanita yang mempunyai riwayat kanker dalam keluarga
Wanita yang mengalami stres berat
Wanita yang mengonsumsi lemak dan alkohol secara berlebih
Wanita yang merupakan perokok aktif dan pasif
Menurut Suyatno & Pasaribu (2010), ada beberapa tanda dan gejala kanker payudara di
antaranya yaitu:
1. Terdapat benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit.
2. Bentuk puting mengalami perubahan yaitu adanya retraksi nipple atau terasa sakit terus
menerus dan atau puting mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge).
3. Terdapat perubahan kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit jeruk (peau
d’orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan ada borok (ulkus).
4. Terdapat benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul satelit).
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel tidak terkendali dan
kemampuan sel abnormal tersebut untuk menyerang jaringan biologis di sekitarnya baik dengan
pertumbuhan langsung (invasi) maupun menyebar ke organ yang jauh (metastasis) (Indrawati,
2009).
Penyebab timbulnya kanker payudara belum diketahui secara pasti karena bersifat
multifaktorial atau banyak faktor. Adapun faktor risiko kanker payudara termasuk: (1) Mutasi
pada gen BRCA1 BRCA2 dan TP53. Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker
payudara memiliki resiko dua kali lipat terkena kanker payudara dibanding wanita tanpa riwayat
keluarga kanker payudara (2) Estrogen dan pgestin yang digunakan dalam terapi pengganti
hormon diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara melalui efeknya yang
memicu tahap promosi (3) Menarche pada usia kurang dari 12 tahun berhubungan dengan
peningkatan resiko kanker payudara. Sementara usia menopause lebih dari 50 tahun
meningkatkan resiko kanker payudara sebesar 3% (4) Obesitas merupakan faktor resiko
terjadinya kanker payudara pasca menopause. Rekomendasi pencegahan berbasis bukti telah
dirilis oleh Dana Penelitian Kanker Dunia dan Amerika Institute for Cancer Research seperti
hindari makanan padat energi dan konsumsi alkohol. Makan variasi buah-buahan sayuran biji-
bijian dan kacang- kacangan. Kepatuhan atas rekomendasi dikaitkan dengan penurunan risiko
kanker secara keseluruhan sebesar 5% (5) Rendah aktivitas fisik merupakan faktor risiko utama
untuk beberapa kanker termasuk kanker payudara baik secara tidak langsung melalui pengaruh
pada indeks massa tubuh (BMI) maupun secara langsung melalui mekanisme lainnya (6)
Karsinogen lingkungan seperti arsenik aflatoksin dan lain- lain.
Malnutrisi yang paling sering ditemui pada pasien kanker payudara adalah defisiensi
protein. Dalam keadaan normal orang mendapatkan nitrogen dalam bentuk protein yang
dikonsumsi. Asam-asam amino dilepas ketika protein dicerna dan kemudian digunakan untuk
mensintesis protein tubuh. Dalam keadaan kelaparan yang lama ketika tidak terdapat nitrogen
untuk dikonsumsi tubuh akan berusaha untuk mempertahankan massa tubuh tanpa lemak (otot
rangka) dan membakar simpanan lemak untuk menghasilkan energi. Namun pada kaheksia
kanker tubuh tidak dapat mempertahankan massa tubuh tanpa lemak. Sebaliknya protein rangka
akan dikatabolisasi dan asam-asam amino ditarik untuk proses glukoneogenesis guna
memenuhi kebutuhan tumor terhadap glukosa. Diperkirakan bahwa kehilangan 30% atau lebih
protein jaringan akan mengakibatkan kematian.
Ny. BP memiliki riwayat tumor payudara yang sudah dioperasi dan melalui tahap kemoterapi
namun tidak selesai sehingga sel kanker masih tersisa dan bermetastasis ke hati dan ginjal. Nilai
GDs yang tinggi pun menjadi pertimbangan untuk diet yang dipilih. Diet yang dipilih adalah diet
kanker dan dikombinasikan dengan diet DM PERKENI dan akan diberikan berupa makanan cair
dan melalui enteral (NGT) karena pasien mengalami kesulitan menelan.
BAB III
PATOFISIOLOGI KASUS
Px BP memiliki riwayat tumor payudara, payudara kanan 2 tahun yang lalu dan payudara kiri 1
tahun yang lalu. Pasien sempat menjalani kemoterapi namun tidak selesai sehingga
memungkinkan sel kanker dapat berkembang kembali dan menjadi tidak terkontrol. Sel kanker
yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya hiperplasia. Hiperplasia pada kanker
payudara memungkinkan adanya metastasis pada kelenjar adrenal pada ginjal dan hati
(Irianto,2015). Sel kanker yang mengalami bermetastasis ke hati mengakibatkan gangguan
fungsi hati yang ditandai dengan nilai SGPT dan SGOT meningkat, serta kadar protein albumin
serum rendah.
Kanker yang tidak terkontrol menyebabkan aktivasi sistem imun meningkat. Beberapa
sitokin yang dihasilkan oleh sistem imun seperti tumor necrosing factor (TNF) dan interleukin-2
(IL-2) merupakan bahan-bahan yang merangsang untuk terjadinya anemia karena menekan
produksi eritropoietin. Produksi eritropoietin yang rendah akan menyebabkan hemoglobin dan
hematokrit rendah sehingga terjadi anemia normositik normokromik yang memiliki gejala klinis
nilai MCV dan MCHC normal. Pelepasan sitokin inflamasi selanjutnya menyebabkan terjadinya
resistensi insulin dan pembongkaran protein pada px. Akibat terjadi pembongkaran protein maka
cadangan protein dalam otot akan menurun, sehingga otot melemah dan terjadi atrofi yang
selanjutnya menyebabkan px mengalami penurunan berat badan kurang lebih 6 kg selama satu
bulan dan px dikategorikan dalam status gizi kurang.
4.1 Assessment
Food History
FH-1.1.1 Asupan
Energi 2.8 gram 71.3 gram
Rendah
FH-1.5.1 Asupan ( 3% )
Lemak
12 gram 48.9 gram
FH-1.5.2 Asupan
Protein Rendah
( 24% )
FH-1.5.3 Asupan Kh 27 gram 172 gram
Rendah
( 15.6% )
Konsumsi Obat
Infuse RL
FH-1.3.2 Asupan
Cairan Parenteral
Kesimpulan Domain Food History: Asupan makanan Ny. BP rendah dan menerima
terapi medis berupa infuse RL, Ceftriaxone, Ketolorac, Ranitidin 1A x 2, dan
Nebulizer NaCl.
Antropometri
=63,18+64,26-9,35
= 118.09
Biokimia
Fisik/Klinis
PD-1.1 Lemas
PD-1.1.3 Sesak nafas
Pulmonary
Normal
Suhu 37 C
o
<120/80 mm/Hg
Normal
TD 110/70 mm/Hg 12 - 20x / mnt
Tinggi
Respirasi 24 x/mnt 60 - 100x / mnt
Normal
Denyut nadi 112 x/mnt
Pasien menunjukkan gejala lemas, sesak nafas, konstipasi dan sulit menelan.
Biokimia
AE = 4 AT = 150-400 Normal
Cl = 98.00 - 107.00
Client History
Pasien berusia 55 tahun memiliki riwayat tumor payudara, riwayat kemoterapi tidak selesai,
radioterapi pada tahun 2009, operasi tumor payudara kanan 2 tahun yang lalu dan kiri 1 tahun
yang lalu.
4.2 Diagnosis
Kode Diagnosis
NI-2.1 Kekurangan asupan oral (P) berkaitan dengan penurunan nafsu makan akibat
efek kemoterapi (E) ditandai dengan hasil recall asupan energi rendah (10.8%),
asupan protein rendah (24%), asupan karbohidrat rendah (15.6%) dan asupan
lemak rendah (3%) (S).
NI-5.4 Penurunan kebutuhan karbohidrat (P) berkaitan dengan hiperglikemia (E)
ditandai dengan gula darah tinggi 320 mg/dl (S).
NC-2.1 Gangguan utilisasi zat gizi (P) berkaitan dengan efek kemoterapi (E) ditandai
dengan gejala anemia normositik normokromik yaitu Hb rendah, Hmt rendah,
MCV dan MCHC normal (S).
NC-1.4 Perubahan saluran fungsi cerna (P) berkaitan dengan motilisasi usus besar
akibat hipokalemia (E) ditandai dengan kadar serum kalium rendah 3,1 mmol/L
(S).
4.3 Intervensi
Tujuan:
Prinsip Diet:
Syarat Diet
1. Kebutuhan energi tinggi sebesar 35 Kkal/Kg BB sesuai dengan diet kanker dengan
hipermetabolik dan faktor stress
2. Kebutuhan protein sebesar 1.5 gram/kg BB sesuai dengan diet kanker dengan
hipermetabolik dan faktor stress
3. Kebutuhan lemak sebesar 38% energi dengan pertimbangan diet kanker makanan cair
karena pasien mengalami sulit menelan, sesak nafas, dan kesadaran menurun. Jenis
lemak : asam lemak essensial seperti omega-3 dengan tujuan mengurangi inflamasi
pada penderita kanker (antiinflamasi)
4. Kebutuhan karbohidrat sebesar 45% (PERKENI). Jenis karbohidrat : Karbohidrat
kompleks.
5. Pemberian makanan 1.5 kkal / 1 ml → supaya makanan bisa diberikan porsi kecil
namun densitas energi tinggi.
6. Tingkat kematangan makanan → matang, tidak boleh mentah.
7. Hindari makanan berkolesterol
8. Tidak boleh daging merah
9. Porsi kecil dengan frekuensi lebih sering.
10. Mengonsumsi sayur dan buah.
Perhitungan Kebutuhan
= 40.79 kg
Kebutuhan Energi Menggunakan Diet Kanker dengan hipermetabolik dan faktor stress
Energi = 35 kkal/kg BB
= 35 x 40.79
Kebutuhan Protein = 1.5 g/kg BB (pertimbangan diet kanker dengan hipermetabolik dan
faktor stress )
- Kedelai
Isoflavon Menghambat aktivitas enzim penyebab
kanker, aktivitas antioksidan, dan
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
Flavonida Penghambatan pembelahan/proliferasi sel
(baik sel normal, sel yang terinduksi oleh
faktor pertumbuhan sitokinin, maupun sel
kanker payudara yang terinduksi dengan
nonil-fenol atau bi-fenol A) yang diakibatkan
oleh penghambatan pembentukan membran
sel, khususnya penghambatan pembentukan
- Jahe Fenol protein yang mengandung tirosin.
Kecambah, Sulforaphane
Brokoli senyawa tersebut dapat berinteraksi dengan
glutathione S-transferase-µ-1 (GSTM1)
genotipe untuk mengganggu jalur sinyal
onkogenik yang mana menghambat
pembelahan pada sel tumor
a tokoferol (vitamin E)
Bekatul vitamin E berperan dalam mengurangi
oksidasi dari katekol estrogen (2-OH dan 4-
OH). Secara umum, antioksidan berperan
dalam metabolisme estrogen dengan
menurunkan oksidasi 4-Hydroxyestrone (4-
0H) menjadi 3,4 Quinones yang memiliki
potensi sebagai karsinogenesis
-minyak asam oleat, lignan, dan
secoiridoid. menghambat overekspresi dari gen Her-2/neu
zaitun yang merupakan salah satu gen yang berperan
dalam terjadinya kanker payudara
4.7 Konseling
Tujuan:
Materi:
Media:
Sasaran:
keluarga.
Metode, Durasi:
Minggu ke- Makanan yang dianjurkan dan dibatasi. Poli gizi 15 Diskusi
2 menit
Minggu ke- Aktivitas fisik yang dianjurkan sesuai kondisi Poli 15 Diskusi
3 pasien Gizi menit
Antropometri
Pengukuran antropometri (berat Berat badan naik 0.5 -
AD- 1.1.4 3x sehari badan) menggunakan LLA jika 1 kg
pasien tidak bisa bangun dari
Perubahan Berat
kasur. Menggunakan timbangan
Badan
digital jika kondisi normal.
Biokimia
2 minggu Kadar albumin
BD-1.11.1 setelah Membaca hasil pemeriksaan data menunjukkan angka
Albumin penanganan laboratorium mendekati batas
bawah normal ( 3,5
g/dl )
Membaca hasil pemeriksaan data
BD-1.5.1 GDs Setiap hari laboratorium
GDs menunjukkan
angka mendekati
batas atas normal
( 140 mg/dL)
Fisik/Klinis
Cek Fisik, wawancara Dapat BAB minimal
1-3x sehari
PD-1.1.5
Konstipasi Setiap hari
Food History
food weighing Memenuhi 50% dari
FH-1.1.1 Setiap hari total energi
Asupan Energi
Memenuhi 50% dari
FH-1.5.1 food weighing total lemak.
Asupan Lemak Setiap hari
food weighing Memenuhi 50% dari
FH-1.5.2 Setiap hari total protein.
Asupan Protein
Memenuhi 50% dari
FH-1.5.3 food weighing total karbohidrat.
Asupan Setiap hari
Karbohidrat
4.5 Perencanaan Menu sesuai Preksripsi Diet
Sdm
Air - 662 0 0 0 0 0 0
Air 285 0 0 0 0 0 0
URT Gram
Jenis Makanan : Makan Waktu Makan: 07.00, 13.00, 19.00
Makanan Kentang 1.7 bh 170 158.1 3.4 0.2 36.7 22.1 0.7
Cair Oral sdg
Air 659ml
Air 270ml
Makanan Cair Telur ayam 1 btr 60 93.1 7.6 10.4 0.7 0.7 3.6
Kedele Kuning 3 sdm 20 83 7.3 4 6.1 1 1.2
½ iris
Gula aren 73.8 0.1 0 18.8 0.6 0.6
sedang 20
5/4
Air 0 0 0 0 0 0
gelas 700
Bentuk Makanan : cair Digunakan : Selama satu hari (2x pemberian PAGI 12.5%; SIANG; 12.5%)
Cair kurma 3 btr 40 111.6 1.2 0.2 15.4 0.1 0.4
4
Nutrijell
bungku 31.8 0.3 0.1 3.9 0.2 0.2
tanparasa
s 20
alpukat 4 sdm 40 86.9 0.8 9.4 0.2 0.2 0.5
Jenis Makanan : Makan dan selingan Waktu Makan: Satu hari penuh
Jenis Makanan : Makan utama dan selingan Waktu Makan: Makanan Utama 3x (07.00,
13.00, 19.00) ; Makanan selingan 3x (10.00, 16.00, 22.00)
Makanan Cair 8
tepung
Utama maizena 50 sdm 190,5 0,2 0,1 45,7 0 0,3
2
minyak
zaitun 20 sdm 176,3 0 19,9 0 0 0
3 ptg
ikan tuna 120 sdg 129,6 28,1 5,9 0 0 1,2
¼
susu kedelai 50 gls 26,9 2,3 1 2,5 0 0,3
½ bh
wortel 50 sdg 12,9 0,5 0,1 2,4 3,5 1
daun
4 lbr
pepaya 100 60 5,3 0,9 11,2 31 2,3
minyak 2
jagung/corn
oil 20 sdm 160,1 0 18 0 0 0
air 657 - 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan
999 42,84 42,14 112,42 52,5 5,6
Makanan Cair susu kedelai 200 1 gls 107,6 9,3 4 10,2 0 1,2
Selingan
5
perasan
lemon 50 sdm 50,1 0,3 0,2 9,9 14,1 0,2
tepung 1,6
beras
merah 10 sdm 35,8 0,7 0,3 7,5 0 0,2
½ bh
wortel 50 sdg 12,9 0,5 0,1 2,4 3,5 1
pisang
¼ bh
ambon 20 18,4 0,2 0,1 4,7 1,8 0,1
minyak 1
jagung/corn
oil 10 sdm 80,1 0 9 0 0 0
air 246 - 0 0 0 0 0 0
Komposisi Berat
Nama Menu E P L KH Zn Vit C
Bahan URT Gram
Jenis Makanan : Makan pagi, Makan siang dan Makan malam Waktu makan : 07.00, 13.00, 19.00
Makanan Cair Wortel 100 21 1 0,2 3,6 0,5 4,5
Oral Kurma 2 bh 10 27,9 0,3 0,1 7,4 0 0,3
Tempe 2 ptg kcl 80 159,3 15,2 6,2 13,6 1,4 0
tepung maizena 6 sdm 30 114,3 0,1 0 27,4 0 0
Susu skim 5 sdm
bubuk 25 92 8,9 0,5 12,9 1 2,8
gula pasir 2 ½ sdm 25 96,7 0 0 25 0 0
telur ayam 2 btr bsr 70 108,6 8,8 7,4 0,8 0,8 0
Susu bubuk 8 sdm 40 185,6 8,6 7,6 20,6 1,4 14,8
Olive oil 4 sdt 20 176,3 0 19,9 0 0 0
Air 2 gls 500 0 0 0 0 0 0
Subtotal 900 981,7 42,9 41,9 111,3 5,1 22,4
% Pemenuhan 68,76 70,098 69,60 69,302 63,75 29,87
Jenis Makanan : Selingan Waktu makan : 10.00, 16.00, 22.00
7. Qayra Syifadhiya/101811233065
URT Gram
Air 700 0 0 0 0 0 0
Minyak 2 10 88.2 0 10 0 0 0
Zaitun sdm
Air 200
Jenis Makanan : Makan utama dan selingan Waktu Makan: Makanan Utama 3x (07.00,
13.00, 19.00) ; Makanan selingan (10.00, 16.00, 22.00)
Makanan Cair Jagung ½ 135 494 13.2 9.9 93.3 5.5 106.7
Utama pipil gelas
Air 3½ 700 0 0 0 0 0 0
gls
Air ¾ 170 0 0 0 0 0 0
gelas
10 Ashlikhatul Khanif/101811233078
Jenis Makanan : Makan Utama dan Selingan Waktu Makan: Makanan Utama 3 kali
(07.00, 13.00, 19.00), Makanan Selingan (10.00, 16.00, 22.00)
Air - 644,8 0 0 0 0 0 0
Tepung 1 5 19 0 0 4,6 0 0
Maizana sdm
Air - 271,3 0 0 0 0 0 0
Total 406, 18,4 16,1 49,3 3,6 0,8
9
DAFTAR PUSTAKA