TUTORIAL III
PELAYANAN SEDIAAN FARMASI
PENYAKIT HIV DAN INFEKSI OPORTUNISTIK
KELAS : A
Nama anggota :
Amira Nadita Q. A 2108020110
Refi Dwi Sundari 2108020111
Heni Septiana 2108020112
Aziz Ahmad Dinata 2108020113
Muliana 2108020114
Mardiatun Sholehah 2108020115
Intan Prameswari 2108020116
Nur Faidah Abd Muin B 2108020117
Erisya Mutiara R.D 2108020118
Evi Marlina 2108020119
Kintan Nurhafifah 2108020120
Ulfa Tari 2108020121
Wiwi Widyanti U 2108020122
120/80 120/80 110/80 120/80 115/75 120/80 110/80 120/80 105/67 105/67 120/80 110/71 120/80
TD (mmHg) 120/80
b.Laboratorium
Data Normal 27/1 30/1 6/2
Hematologi
Hemoglobin 11,4 - 15,1 12 10,10 10
g/Dl
Eritrosit 4,0 - 5,0 . 4,98 4,39 4,17
106/L
Leukosit (WBC) 4,7 - 11,3 . 5,82 6,46 4,99
103/L
Hematokrit 38 – 42 % 36,20 31,90 30,60
Trombosit (PLT) 142 - 424 . 293 231 246
103/L
MCV 80-93 Fl 72,70 72,70 73,40
MCH 27-31 pg 24,10 24,40 24,00
MCHC 32-36 g/dL 33,10 33,00 32,70
RDW 11,5 – 14,5 % 13,90 14,40 16,10
PDW 9 – 13 fL 10,6 12,5 15,7
MPV 7,2 – 11,1 fL 9,8 10,8 11,8
P-LCR 15 – 25 % 24,2 31,5 37,9
PCT 0,15 - 0,40 % 0,29 0,25 0,29
NRBC Absolut 0,00 0,00 0,01
NRBC Percent 0,00 0,00 0,2
Eosinofil 0-4% 13,7 14,7 22,4
Basofil 0–1% 0,2 0,2 0,2
Neutrofil 51 – 67 % 43,8 51,5 40,1
Limfosit 25 – 33 % 32,0 21,5 27,1
Monosit 2–5% 10,2 12,1 10,2
Eosinofil 0,80 0,95 1,12
Absolut
Basofil Absolut 0,01 0,01 0,01
Neutrofil 2,55 3,33 2,00
Absolut
Limfosit Absolut 1,86 1,39 1,35
3
Monosit Absolut 0,16-1. 10 /µL 0,60 0,78 0,51
Immature 0,30 0,30 0,20
Granulosit (%)
Immature 0,02 0,02 0,01
Granulosit
Faal Ginjal
Ureum 16,6-48,5 20 17,1
mg/Dl
Kreatinin <1,2 mg/dL 0,39 0,56
Faal Hati
SGOT/AST 11-41 U/l 18 16
SGPT/ALT 10-41 U/l 9 7
Imunoserologi
CD4 637-1085 28 cell/µl
cell/µl
Virus
Anti CGV IgM Negative < 0,7 Negative 0,624
COI Index 0.624
Indeterminate
≥ 0,7 - < 1,0
Positif ≥ 1,0
COI
Anti CGV IgG Negative < 0.5 176,2 176,2
u/mL
Indeterminate
0,5 < 1,0 u/mL
Positif ≥ 1,0
u/mL
Microorganisme
Anti Negative < 0.8 Indetermina 0,839
toxoplasma u/mL te 0,839
IgM Indeterminate
≥ 0,8 - < 1,0
COI
Positif ≥ 1,0
Terminologi Definisi
ARV Anti retoviral adalah pengobatan pada pasien hiv dan untuk
menghambat perburukan infeksi oportunistik
Infeksi toxoplasma Infeksi pada otak yang disebabkan karena infeksi parasit dimana
cerebri terjadi penurun nilai CD4
Chronic Diare Diare kronik yang terjadi kebih dari 2 minggu disebabkan karena
infeksi
Diabetes mellitus Suatu penyakit gangguan metabolisme karbohidrat di tandai dengan
hiperglikemia sebagai akibat kekurangan insulin, ketidakmampuan
tubuh memproduksi insulin atau mengontrol kadar gula darah
Imunoserologi
CD4 637-1085 28 Kadar CD4 dibawah batas
cell/ 𝜇L cell/ 𝜇L normal hal ini menunjukkan
pasien mengalami infeksi HIV
resiko infeksi opportunistic
Meningkat (Kemenkes RI, 2011)
Virus
Anti CGV IgM Negative <0,7 Negatif 0,624 Jika kadar igM anti CMV
COI Index negative, artinya tidak sedang
Indeterminate 0,624 menderita Infeksivirus CMV
0,7-<1,0 (Permenkes, 2019)
positif 1,0
COI
Anti CGV IgG Negative <0,5 17,6 176,2 Kadar Anti CGV IgG dibawah
u/mL batas normal, hal ini
Indeterminate menunjukkan pasien
0,5<1,0 u/mL mengalami infeksi toxoplasma
Positif 1,0
u/Ml
Microorganism
Anti Negative <0,8 Indeter 0,839 IgM yang tinggi menunjukkan
toxoplasma u/mL minate bahwa seseorang sedang
IgM Indeterminate 0,839 terinfeksi Toxoplasma
0,8<1,0 COI
Positif 1,0
Anti Negative <01 >650,0 >650 IgG yang tinggi menunjukkan
toxoplasma IgG u/mL bahwa seseorang pernah
Indeterminate terinfeksi Toxoplasma
1-<3iu/mL
Positif 3
iu/Ml
Chyntia pradiftha sari, Hilda yunita indriani, yosi febrianti. 2018. Respon pengobatan pada pasien
diare spesifik rawat inap di rumah sakut swasta provinsi banten. Jurnal ilmiah farmasi vol 14
no 1
Diatmi, K., & Fridari, D. (2014). Hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup orang
dengan hiv dan aids (odha) di Yayasan Spirit Paramacita. Jurnal Psikologi Udayana, 1(2),
335.
DiPiro Joseph T et al, 2020. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach Eleven Edition
USA: McGraw-Hills Education.
Drugs.com. 2022. Presciption Drug Information, Interactions & Side Effects. Terdapat di :
https://www.drugs.com/drug_interactions.html [Diakses pada 3 Februari, 2022]
Fauziah, S., Cahyo, K., & Husodo, B. T. (2019). Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Drop-Out
Arv Pada Penderita Tb-Hiv Di Kelompok Dukungan Sebaya Arjuna Semarang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 7(1), 519–526
Hidayati dkk, 2019. Manajemen HIV/AIDS: Terkini, Komprehensif, dan MultidisiplinSurabaya:
Airlangga University Press.
Ikatan Apoteker Indonesia.2021. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: PT Pharma Tekno
Solusi.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi
Antiretroviral. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Melinda, F., Laksmi, D. A. A. S., & Damayanti, P. A. A. Hubungan Antara Kejadian Diare
Dengan Kadar Cd4 Dan Pengobatan Pencegahan Kotrimoksasol Sebagai Terapi
Profilaksis Infeksi Oportunistik Pada Pasien Hiv/Aids Di Rsup Sanglah Januari 2014–
September 2015.
Menteri Kesehatan RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun
2014 Tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral.
Menteri Kesehatan. 2019. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/90/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata
Laksana HIV. Jakarta : Menteri Kesehatan
Menteri Kesehatan. 2019. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/90/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata
Laksana HIV. Jakarta : Menteri Kesehatan
Munir.dkk, 2014. Continuing neurologi education. Malang : Danar Wijaya PERDOSSI. 2014.
Pedoman Tatalaksana Epilepsi. Surabaya : Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia
Yostila; Armen. (2018). Toxoplasmosis Cerebri Pada HIV AIDS. Jurnal Kesehatan Andalas, 7
(Supplement-4)
LAMPIRAN
No. 10-xxx-SA-xx
RM Nn.SA
Nama Jl. Y
Daftar semua jenis obat yang digunakan pasien atau dibawa dari rumah baik obat resep, OTC,
herbal atauTCM
No Nama Obat Dosis/Frekuensi Berapa Lama Alasan makan obat Berlanjut saat
rawat inap
Ya Tidak
- - - - - - -
Petugas,
Kategori
VI Data rekam medik Ya
lengkap
V Ada indikasi Ya Data lab pasien menunjukkan
penggunaan pasien mengalami infeksi
antibiotik parasite toxoplasma dan
didiagnosa toxoplasma
cerebri
IV A Ada antibiotic lain Ya Tatalaksana toxoplasma
yang lebih efektif cerebri adalah kombinasi
sulfadiazine dan pirimetamine
()
IV B Ada antibiotic lain Tidak Antibiotik sulfodiazine dan
yang kurang toksik kotrimoksazole memiliki
atau lebih aman toksik pada fungsi hati dan
ginjal (PIONAS)
IV C Ada antibiotic lain Tidak Antibiotic klindamycin lebih
yang lebih murah murah
IV D Ada antibiotic lain Tidak Antibiotic sulfodiazine dan
yang spektrumnya kotrimoksazole termasuk
lebih sempit spectrum luas
III A Penggunaan Tidak Penggunaan antibiotic
antibiotic terlalu klindamysin untuk
lama pengobatan toxoplasma pada
pasien HIV dilakukan selama
21 hari ()
III B Penggunaan Ya Penggunaan klindamysin
antibiotic terlalu digunakan hanya selama 6
singkat hari
II A Penggunaan Ya Menurut PNPK, dosis
antibiotic tepat dosis klindamycin diberikan
sebanyak 600 mg/6 jam
(PNPK)
II B Penggunaan Ya Pasien menggunakan
antibiotic tepat antibiotic 6 jam sekali
pemberian (PNPK)
II C Penggunaan Ya Antibiotic klindamysin
antibiotic tepat cara digunakan melalui parenteral
atau rute pemberian (PNPK)
I Penggunaan Ya Sudah tepat waktu
antibiotic tepat penggunaan tiap 6 jam sekali
interval (PNPK)
0 Penggunaan Ya Karena memenuhi kriteria
antibiotic tepat atau
bijak
Kesimpulan : clindamycin masuk dalam kategori 0 karena memenuhi kriteria
Sulfadiazine
Kategori
VI Data rekam medik Ya
lengkap
V Ada indikasi ya Data lab pasien menunjukkan pasien
penggunaan mengalami infeksi parasitetoxoplasma
antibiotic dan didiagnosa
toxoplasma cerebri
IV A Ada antibiotic lain Tidak Tatalaksana toxoplasma cerebri adalah
yang lebih efektif kombinasi sulfadiazine dan
pirimetamine ()
IV B Ada antibiotic lain Ya Antibiotik clindamycin dan
yang kurang toksik kotrimoksazole memiliki toksik
atau lebih aman pada fungsi hati dan ginjal
(PIONAS)
IV C Ada antibiotic lain Ya Antibiotic klindamycin lebih
yang lebih murah Murah
IV D Ada antibiotic lain Tidak Antibiotic clindamycin dan
yang spektrumnya kotrimoksazole termasuk
lebih sempit spectrum luas
III A Penggunaan Tidak Penggunaan antibiotic sulfadiazine
antibiotic terlalu untuk pengobatan
lama toxoplasma pada pasien HIV
dilakukan selama 21 hari ()
III B Penggunaan Ya Penggunaan klindamysin digunakan
antibiotic terlalu hanya selama 7 hari
singkat
II A Penggunaan Tidak Menurut PNPK, dosis sulfadiazine
antibiotic tepat dosis diberikan sebanyak 1-2 gram/6
jam (PNPK)
II B Penggunaan Tidak Pasien menggunakan antibiotic 2x
antibiotic tepat 2000 mg sekali (PNPK)
interval
II C Penggunaan Ya Antibiotic klindamysin digunakan
antibiotic tepat cara melalui oral (PNPK)
atau rute pemberian
I Penggunaan Tidak Pasien menggunakan antibiotic 2x
antibiotic tepat 2000 mg sekali (PNPK)
waktu
0 Penggunaan Tidak Karena tidak memenuhi kriteria
antibiotic tepat atau
bijak
Kesimpulan sulfadizine masuk kategori 0 karena memenuhi kriteria
Cotrimoksazole
Kategori
VI Data rekam medik Ya
Lengkap
V Ada indikasi Ya Data lab pasien menunjukkan
penggunaan pasienmengalami infeksi
antibiotic parasite toxoplasma dan
didiagnosa toxoplasma cerebri.
Kotrimoksazole sebegai
profilaksis primer
toxoplasma cerebri (PNPK)
IV A Ada antibiotic lain Tidak Kotrimoksazole sebagai
yang lebih efektif profilaksisprimer Pasien HIV
dengan CD4 <
100 sel/μL (PNPK)
IV B Ada antibiotic lain Tidak Antibiotik clindamycin dan
yang kurang toksik sulfadiazine memiliki toksik
atau lebih aman pada
fungsi hati dan ginjal (PIONAS)
IV C Ada antibiotic lain Tidak Antibiotic kotrimoksazole lebih
yang lebih murah Murah
IV D Ada antibiotic lain Tidak Antibiotic kotrimoksazole
yang spektrumnya termasukspectrum luas
lebih sempit
III A Penggunaan Tidak Penggunaan antibiotic
antibiotic terlalu sulfadiazine untuk pengobatan
lama toxoplasma pada pasien HIV
dilakukan selama 14 hari
(PNPK)
III B Penggunaan Ya Penggunaan klindamysin
antibiotic terlalu digunakanhanya selama 6 hari
singkat
II A Penggunaan Ya Menurut PNPK, dosis
antibiotic tepat dosis kotrimoksazole diberikan
sebanyak 1
x 960 mg (PNPK)
II B Penggunaan Ya Pasien menggunakan antibiotic
antibiotic tepat satukali sehari (PNPK)
interval
II C Penggunaan Ya Antibiotic kotrimoksazole
antibiotic tepat cara digunakanmelalui oral (PNPK)
atau rute pemberian
I Penggunaan Ya Menurut PNPK, dosis
antibiotic tepat kotrimoksazole diberikan
Waktu sebanyak 1
x 960 mg (PNPK)
0 Penggunaan Y Karena tidak memenuhi kriteria
antibiotic tepat atau
Bijak
Kesimpulan Cotrimoksazol masuk kategori 0 karena memenuhi kriteria
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama
Nama Terang
Tanggal Catatan Perkembangan Dokter Tanggal Catatan Perkembangan Apoteker Terang &
TTD
TTD
27/2/2022 S: Nn.SA 28 tahun dr. AG, Sp.Pd 27/2/2022 S: Nn.SA 28 tahun Apt. Amira
TB/BB 151 cm/40 kg ɮ TB/BB 151 cm/40 kg Nadita,
Kejang, lemas, nyeri skala 2, mual, Kejang, lemas, nyeri skala 2, mual, muntah, pusing, diare, GCS S.Farm
muntah, pusing, diare, GCS 456 456 ɝ
O: TD 120/80 mmHg, HR: 98x/menit, O: TD 120/80 mmHg, HR: 98x/menit, RR: 20x/menit, T: 36˚C
RR: 20x/menit, T: 36˚C
A:
A: - Interaksi obat
Infeksi Toxoplasma cerebri Moderate: Cotrimoksazol + Pirimetamin
Diare kronik Meningkatkan resiko anemia megaloblastik dan
HIV st IV dropout ARV (CD4 <50) pansitopenia (Drugs.com)
Post GTK (Generalized Tonik Klonik)
Seizure DT no.1 P:
Blurred vision - Disarankan pemberian asam folat untuk anemia 1 mg/hari
Severe headache + history of seizure (Hidayati. dkk, 2019)
Epilepsy symptomatic
Terapi farmakologi:
P: Infus NaCl 0,9 %
Infus NaCl 0,9 % Cotrimoxazol 1x 960 mg
Cotrimoxazol 1x 960 mg Attapulgit 2 tab/diare
Attapulgit 2 tab/diare Paracetamol 3x500 mg
Paracetamol 3x500 mg Pirimetamin 1x200 mg
Clindamycin 4x600 mg
Pirimetamin 1x200 mg
Valgancyclovir 2x900 mg
Clindamycin 4x600 mg Asam folat 1 mg/hari
Valgancyclovir 2x900 mg Attapulgit 2 tab/diare
28/2/2022 S: Nn.SA 28 tahun dr. AG, Sp.Pdɮ 28/2/2022 S: Nn.SA 28 tahun Apt. Amira
TB/BB 151 cm/40 kg TB/BB 151 cm/40 kg Nadita,
Nyeri skala 2, mual, muntah, pusing, Nyeri skala 2, mual, muntah, pusing, diare, GCS 456. S.Farmɝ
diare, GCS 456.
O: TD 120/80 mmHg, HR: 84x/menit, RR: 20x/menit, T: 36˚C
O: TD 120/80 mmHg, HR: 84x/menit,
RR: 20x/menit, T: 36˚C A:
- Interaksi obat
A: Moderate: Cotrimoksazol + Pirimetamin
Infeksi Toxoplasma cerebri Meningkatkan resiko anemia megaloblastik dan
Diare kronik pansitopenia (Drugs.com)
HIV st IV dropout ARV (CD4 <50) P:
Post GTK (Generalized Tonik Klonik) - Disarankan pemberian asam folat untuk anemia 1 mg/hari
Seizure DT no.1 (Hidayati. dkk, 2019)
Blurred vision
Severe headache + history of seizure Terapi Farmakologi:
Epilepsy symptomatic Infus NaCl 0,9 %
Cotrimoxazol 1x 960 mg
P: Attapulgit 2 tab/diare
Infus NaCl 0,9 % Paracetamol 3x500 mg
Cotrimoxazol 1x 960 mg Pirimetamin 1x75 mg
Attapulgit 2 tab/diare Clindamycin 4x600 mg
Paracetamol 3x500 mg Valgancyclovir 2x900 mg
Pirimetamin 1x75 mg Asam folat 1 mg/hari
Clindamycin 4x600 mg
Valgancyclovir 2x900 mg
1/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun dr. AG, Sp.Pdɮ 1/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun Apt. Amira
TB/BB 151 cm/40 kg TB/BB 151 cm/40 kg Nadita,
Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS 456 dan blurred vision S.Farmɝ
456 dan blurred vision ++ ++
O: TD 110/80 mmHg, HR: 81x/menit, O: TD 110/80 mmHg, HR: 81x/menit, RR: 21x/menit, T: 36,1˚C,
RR: 21x/menit, T: 36,1˚C,
A:
A: - Interaksi obat
Infeksi Toxoplasma cerebri Moderate: Cotrimoksazol + Pirimetamin Meningkatkan
Diare kronik resiko anemia megaloblastik danpansitopenia
HIV st IV dropout ARV (CD4 <50) (Drugs.com)
Post GTK (Generalized Tonik Klonik) - Pasien mengalami gejala baru yaitu blurred vision
Seizure DT no.1
Blurred vision P:
Severe headache + history of seizure - Disarankan pemberian asam folat untuk anemia 1
Epilepsy symptomatic mg/hari (Hidayati. dkk, 2019)
- Diberikan tetes mata cendo lyteers.
P: Terapi Farmakologi:
Infus NaCl 0,9 % Infus NaCl 0,9 %
Cotrimoxazol 1x 960 mg
Attapulgit 2 tab/diare
Attapulgit 2 tab/diare
Cotrimoxazol 1x 960 mg
Paracetamol 3x500 mg
paracetamol 3x500 mg
Pirimetamin 1x75 mg
Pirimetamin 1x75 mg
Clindamycin 4x600 mg
Clindamycin 4x600 mg
Valgancyclovir 2x900 mg
Valgancyclovir 2x900 mg
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS
Asam folat 1 mg/hari
2/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun dr. AG, Sp.Pdɮ 2/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun Apt. Amira
TB/BB 151 cm/40 kg TB/BB 151 cm/40 kg Nadita,
Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS 456 dan blurred vision S.Farmɝ
456 dan blurred vision ++ ++
O: TD 120/80 mmHg, HR: 82x/menit, O: TD 120/80 mmHg, HR: 82x/menit, RR: 20x/menit, T: 36,5˚C
RR: 20x/menit, T: 36,5˚C,
A:
A: - Interaksi obat
Infeksi Toxoplasma cerebri Moderate: Cotrimoksazol + Pirimetamin Meningkatkan
Diare kronik resiko anemia megaloblastik danpansitopenia
HIV st IV dropout ARV (CD4 <50) (Drugs.com)
Post GTK (Generalized Tonik Klonik) - Pasien masih mengalami blurred vision
Seizure DT no.1
Blurred vision P:
Severe headache + history of seizure - Disarankan pemberian asam folat untuk anemia 1
Epilepsy symptomatic mg/hari (Hidayati. dkk, 2019)
- Diberikan tetes mata cendo lyteers.
Terapi Farmakologi:
P:
Infus NaCl 0,9 % Cotrimoxazol
Infus NaCl 0,9 %
1x 960 mg
Cotrimoxazol 1x 960 mg
Attapulgit 2 tab/diare
Attapulgit 2 tab/diare
Paracetamol 3x500 mg
Paracetamol 3x500 mg
Pirimetamin 1x75 mg
Pirimetamin 1x75 mg
Clindamycin 4x600 mg Valgancyclovir Clindamycin 4x600 mg
2x900 mgCendo Lyteers 6 x 1 ODS Valgancyclovir 2x900 mg
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS
Asam folat 1 mg/hari
3/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun dr. AG, Sp.Pdɮ 3/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun Apt. Amira
TB/BB 151 cm/40 kg TB/BB 151 cm/40 kg Nadita,
Nyeri skala 6, mual, pusing, diare, GCS Nyeri skala 6, mual, pusing, diare, GCS 456 dan blurred vision S.Farmɝ
456 dan blurred vision ++ ++
O: TD 115/75 mmHg, HR: 108x/menit, O: TD 115/75 mmHg, HR: 108x/menit, RR: 20x/menit, T: 36˚C,
RR: 20x/menit, T: 36˚C,
A:
A: - Interaksi obat
Infeksi Toxoplasma cerebri Moderate: Cotrimoksazol + Pirimetamin Meningkatkan
Diare kronik resiko anemia megaloblastik danpansitopenia
HIV st IV dropout ARV (CD4 <50) (Drugs.com)
Post GTK (Generalized Tonik Klonik) - Pasien masih mengalami blurred vision
Seizure DT no.1 - Nyeri meningkat dengan skala 6
Blurred vision P:
Severe headache + history of seizure Disarankan pemberian asam folat untuk anemia 1 mg/hari
Epilepsy symptomatic (Hidayati. dkk, 2019)
- Diberikan tetes mata cendo lyteers
- Diberikan terapi analgesic kekuatan sedang yaitu codein
P: 3 x 10 mg (Menkes, 2019)
Terapi Farmakologi:
Infus NaCl 0,9 % Infus NaCl 0,9 %
Cotrimoxazol 1x 960 mg Attapulgit 2 Cotrimoxazol 1x 960 mg kali sehari
tab/diare Paracetamol 3x500 mg Attapulgit 2 tab/diare
Pirimetamin 1x75 mg Clindamycin 4x600
mg Valgancyclovir 2x900 mgCodein Paracetamol 3x500 mg
3x10mg Omeprazole 1x40 mg Cendo Pirimetamin 1x75 mg
Lyteers 6 x 1 ODS Clindamycin 4x600 mg
Valgancyclovir 2x900 mg
Codein 3x10mg
Omeprazole 1x40 mg Cendo,Lyteers 6 x 1 ODS,sam folat 1
mg/hari
4/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun dr. AG, Sp.Pdɮ 4/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun Apt. Amira
TB/BB 151 cm/40 kg TB/BB 151 cm/40 kg Nadita,
Nyeri skala 7, mual, pusing, diare, GCS Nyeri skala 7, mual, pusing, diare, GCS 456, kejang dan blurred S.Farmɝ
456, kejang dan blurred vision ++ vision ++
O: TD 120/80 mmHg, HR: 91x/menit, O: TD 120/80 mmHg, HR: 91x/menit, RR: 20x/menit, T: 35,8˚C, A
RR: 20x/menit, T: 35,8˚C, - Interaksi obat
A: Moderate: Cotrimoksazol + Pirimetamin
Infeksi Toxoplasma cerebri Meningkatkan resiko anemia megaloblastik danpansitopenia
Diare kronik (Drugs.com)
HIV st IV dropout ARV (CD4 <50) - Pasien masih mengalami blurred vision
Post GTK (Generalized Tonik Klonik) - Nyeri meningkat dengan skala 7
Seizure DT no.1 - Pasien mengalami kejang
Blurred vision P:
Severe headache + history of seizure - Disarankan pemberian asam folat untuk anemia 1
Epilepsy symptomatic mg/hari (Hidayati. dkk, 2019)
- Diberikan tetes mata cendo lyteers
- Diberikan terapi analgesic kekuatan sedang yaitu codein3 x
P:
10 mg (Menkes, 2019)
Infus NaCl 0,9 % - Diberikan diazepam 5 mg IV dan O2 2-4 lpm
Cotrimoxazol 1x 960 mg (PERDOSSI, 2014)
Attapulgit 2 tab/diare Diberikan omeprazole untuk mengurangi gangguansaluran pencernaan
Paracetamol 3x500 mg Terapi Farmakologi:
Pirimetamin 1x75 mg Infus NaCl 0,9 % Cotrimoxazol 1x
Clindamycin 4x600 mg 960 mg kali sehari
Valgancyclovir 2x900 mg Attapulgit 2 tab/diare Paracetamol
Codein 3x10mg 3x500 mg Pirimetamin 1x75 mg
Omeprazole 1x40mg Clindamycin 4x600 mg
Diazepam 5mg Valgancyclovir 2x900 mg
O2 2-4 lpm Codein 3x10mg
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS Omeprazole 1x40mg
Diazepam 5mg
O2 2-4 lpm
Cendo Lyteers 6 x 1 ODSAsam folat 1 mg/hari
5/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun dr. AG, Sp.Pdɮ 5/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun Apt. Amira
TB/BB 151 cm/40 kg TB/BB 151 cm/40 kg Nadita,
Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS 456 dan blurred vision S.Farmɝ
456 dan blurred vision ++ ++
O: TD 110/80 mmHg, HR: 90x/menit, O: TD 110/80 mmHg, HR: 90x/menit, RR: 19x/menit, T: 36.1˚C,
RR: 19x/menit, T: 36.1˚C,
A:
A: - Pasien masih mengalami blurred vision
Infeksi Toxoplasma cerebri - Skala nyeri menurun dengan nilai 2
Diare kronik - Ketidaktepatan penghentian obat
HIV st IV dropout ARV (CD4 <50) Penghentian obat kotrimoksazol sebagai terapi profilaksis
Post GTK (Generalized Tonik Klonik) - Ketidaktepatan pemilihan obat
Seizure DT no.1
Blurred vision P:
Severe headache + history of seizure - Diberikan tetes mata cendo lyteers
Epilepsy symptomatic - Diberikan terapi analgesic kekuatan sedang yaitu codein
3 x 10 mg (Menkes, 2019)
- Pemberian obat kotrimoksazol sebagai terapi profilkasis
P:
disarankan dilanjutkan karena kotrimoksazol tidak
Infus NaCl 0,9 % menggantikan ARV.
Attapulgit 2 tab/diare Penghentian kotrimoksazol dilakukan bila pasien telah sehat
Paracetamol 3x500 mg kembali dengan parameter nilai CD4 > 200 cell/µlselama 3 bulan
Pirimetamin 1x50mg berturut-turut (Menkes RI, 2019).
Valgancyclovir 2x900 mg Pemberian ARV di berikan 2 minggu setelah pemberian
Codein 3x10mg kotrimoksazol (Menkes RI, 2017)
Omeprazole 1x40mg Asam
folinat 1x15 mg
Sulfadiazine 2x2000mg
Fenitoin 2x100mg Terapi Farmakologi :
Vitamin B6 1x25mg Infus NaCl 0,9 %
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS Attapulgit 2 tab/diare
Paracetamol 3x500 mg
Pirimetamin 1x50mg
Valgancyclovir 2x900 mg
Codein 3x10mg
Omeprazole 1x40mg
Asam folinat 1x15 mg
Sulfadiazine 2x2000mg
Fenitoin 2x100mg
Vitamin B6 1x25mg
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS
Asam folat 1 mg/hari
6/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun dr. AG, Sp.Pdɮ 6/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun Apt. Amira
TB/BB 151 cm/40 kg TB/BB 151 cm/40 kg Nadita,
Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS 456 dan blurred vision S.Farmɝ
456 dan blurred vision ++ ++
O: TD 120/80 mmHg, HR: 90x/menit, O: TD 120/80 mmHg, HR: 90x/menit, RR: 19x/menit, T: 36.3˚C,
RR: 19x/menit, T: 36.3˚C,
A:
A: - Pasien masih mengalami blurred vision
Infeksi Toxoplasma cerebri - Skala nyeri dengan nilai 2
Diare kronik - Ketidaktepatan penghentian obat
HIV st IV dropout ARV (CD4 <50) Penghentian obat kotrimoksazol sebagai terapi profilaksis
Post GTK (Generalized Tonik Klonik) - Kemungkinan terjadi toksisitas hematologi akibat
Seizure DT no.1 toksisitas pirimetamin
Blurred vision - Interaksi obat
Severe headache + history of seizure Moderate: Pirimetamin + Sulfadiazin Meningkatkan
Epilepsy symptomatic resiko anemia megaloblastik danpansitopenia
(Drugs.com)
P:
NaCl 0,9 % P:
Attapulgit 2 tab/diare - Diberikan tetes mata cendo lyteers
Paracetamol 3x500 mg - Diberikan terapi analgesic kekuatan sedang yaitu codein
3 x 10 mg (Menkes, 2019)
Pirimetamin 1x50mg
- Pemberian obat kotrimoksazol sebagai terapi profilkasis
Valgancyclovir 2x900 mg disarankan dilanjutkan karena kotrimoksazol tidak
Codein 3x10mg menggantikan ARV.
Omeprazole 1x40mg Asam Penghentian kotrimoksazol dilakukan bila pasien telah sehat
folinat 1x15 mg kembali dengan parameter nilai CD4 > 200 cell/µlselama 3 bulan
Sulfadiazine 2x2000mg berturut-turut (Menkes RI, 2019).
Fenitoin 2x100mg Vitamin Pemberian ARV di berikan 2 minggu setelah pemberian
B6 1x25mg Cendo Lyteers kotrimoksazol (Menkes RI, 2017)
6 x 1 ODS - Diberikan asam folinat 1 x 15 mg
- Disarankan pemberian asam folat untuk anemia 1
mg/hari (Hidayati. dkk, 2019).
- Untuk mencegah kekambuhan kejang, dibeikan fenitoin 2
x 100 mg (PERDOSSI, 2014)
- Attapulgit 2 tab/diare
Terapi Farmakologi :
NaCl 0,9 %
Attapulgit 2 tab/diare
Paracetamol 3x500 mg
Pirimetamin 1x50mg
Valgancyclovir 2x900 mg
Codein 3x10mg
Omeprazole 1x40mg
Asam folinat 1x15 mg
Sulfadiazine 2x2000mg
Fenitoin 2x100mg
Vitamin B6 1x25mg
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS
Asam folat 1 mg/hari
7/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun dr. AG, Sp.Pdɮ 7/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun Apt. Amira
TB/BB 151 cm/40 kg TB/BB 151 cm/40 kg Nadita,
Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS 456 dan blurred vision + S.Farmɝ
456 dan blurred vision +
O: TD 105/67 mmHg, HR: 92x/menit, RR: 20x/menit, T: 36.3˚C,
O: TD 105/67 mmHg, HR: 92x/menit,
RR: 20x/menit, T: 36.3˚C, A:
- Pasien masih mengalami blurred vision
A: - Skala nyeri dengan nilai 2
Infeksi Toxoplasma cerebri - Ketidaktepatan penghentian obat
Diare kronik Penghentian obat kotrimoksazol sebagai terapi profilaksis
HIV st IV dropout ARV (CD4 <50) - Kemungkinan terjadi toksisitas hematologi akibat
Post GTK (Generalized Tonik Klonik) toksisitas pirimetamin
Seizure DT no.1 - Interaksi obat
Blurred vision Moderate: Pirimetamin + Sulfadiazin Meningkatkan
Severe headache + history of seizure resiko anemia megaloblastik danpansitopenia
Epilepsy symptomatic (Drugs.com)
P:
Infus NaCl 0,9 %
Attapulgit 2 tab/diare
Paracetamol 3x500 mg P:
Pirimetamin 1x50 mg - Diberikan tetes mata cendo lyteers
Valgancyclovir 2x900 mg - Diberikan terapi analgesic kekuatan sedang yaitu codein
Codein 3x10mg 3 x 10 mg (Menkes, 2019)
Omeprazole 1x40mg Asam - Pemberian obat kotrimoksazol sebagai terapi profilkasis
disarankan dilanjutkan karena kotrimoksazol tidak
folinat 1x15 mg
menggantikan ARV.
Sulfadiazine 2x2000mg Penghentian kotrimoksazol dilakukan bila pasien telah sehat
Fenitoin 2x100mg Vitamin kembali dengan parameter nilai CD4 > 200 cell/µlselama 3 bulan
B6 1x25mg Cendo Lyteers berturut-turut (Menkes RI, 2019).
6 x 1 ODS Pemberian ARV di berikan 2 minggu setelah pemberian
kotrimoksazol (Menkes RI, 2017)
- Diberikan asam folinat 1 x 15 mg
- Disarankan pemberian asam folat untuk anemia 1
mg/hari (Hidayati. dkk, 2019).
- Untuk mencegah kekambuhan kejang, dibeikan fenitoin 2
x 100 mg (PERDOSSI, 2014).
Terapi Farmakologi :
NaCl 0,9 %
Attapulgit 2 tab/diare
Paracetamol 3x500 mg
Pirimetamin 1x50mg
Valgancyclovir 2x900 mg
Codein 3x10mg
Omeprazole 1x40mg
Asam folinat 1x15 mg
Sulfadiazine 2x2000mg
Fenitoin 2x100mg
Vitamin B6 1x25mg
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS
Asam folat 1 mg/hari
8/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun dr. AG, Sp.Pdɮ 8/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun Apt. Amira
TB/BB 151 cm/40 kg TB/BB 151 cm/40 kg Nadita,
Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS 456 dan blurred vision + S.Farmɝ
456 dan blurred vision +
O: TD 105/67 mmHg, HR: 90x/menit, RR: 20x/menit, T: 36.3˚C,
O: TD 105/67 mmHg, HR: 90x/menit,
RR: 20x/menit, T: 36.3˚C, A:
- Pasien masih mengalami blurred vision
A: - Skala nyeri dengan nilai 2
Infeksi Toxoplasma cerebri - Ketidaktepatan penghentian obat
Diare kronik Penghentian obat kotrimoksazol sebagai terapi profilaksis
HIV st IV dropout ARV (CD4 <50) - Kemungkinan terjadi toksisitas hematologi akibat
Post GTK (Generalized Tonik Klonik) toksisitas pirimetamin
Seizure DT no.1 - Interaksi obat
Blurred vision Moderate: Pirimetamin + Sulfadiazin Meningkatkan
Severe headache + history of seizure resiko anemia megaloblastik danpansitopenia
Epilepsy symptomatic (Drugs.com).
- Ketidaktepatan pemilihan obat
P: Attalpugit tidak tepat diberikan pada pasien HIV dandiare.
Infus NaCl 0,9 %
Attapulgit 2 tab/diare P:
Paracetamol 3x500 mg - Diberikan tetes mata cendo lyteers
Pirimetamin 1x50 mg - Diberikan terapi analgesic kekuatan sedang yaitu codein
Valgancyclovir 2x900 mg 3 x 10 mg (Menkes, 2019)
- Pemberian obat kotrimoksazol sebagai terapi profilkasis
Codein 3x10mg
disarankan dilanjutkan karena kotrimoksazol tidak
Asam folinat 3 x 1tab menggantikan ARV.
Sulfadiazine 2x2000mg
Fenitoin 2x100mg
Vitamin B6 1x25mg
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS Penghentian kotrimoksazol dilakukan bila pasien telah sehat
kembali dengan parameter nilai CD4 > 200 cell/µlselama 3 bulan
berturut-turut (Menkes RI, 2019).
Pemberian ARV di berikan 2 minggu setelah pemberian
kotrimoksazol (Menkes RI, 2017)
- Diberikan asam folinat 1 x 15 mg
- Disarankan pemberian asam folat untuk anemia 1
mg/hari (Hidayati. dkk, 2019).
- Untuk mencegah kekambuhan kejang, dibeikan fenitoin 2
x 100 mg (PERDOSSI, 2014
- Attapulgit 2 tab/diare
Terapi Farmakologi :
Infus NaCl 0,9 %
Attapulgit 2 tab/diare
Paracetamol 3x500 mg
Pirimetamin 1x50 mg
Valgancyclovir 2x900 mg
Codein 3x10mg
Asam folinat 3 x 1tab
Sulfadiazine 2x2000mg
Fenitoin 2x100mg
Vitamin B6 1x25mg
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS
Asam folat 1 mg/hari
9/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun dr. AG, Sp.Pdɮ 9/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun Apt. Amira
TB/BB 151 cm/40 kg TB/BB 151 cm/40 kg Nadita,
Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS 456 dan blurred vision + S.Farm
456 dan blurred vision + ɝ
O: TD 120/80 mmHg, HR: 80x/menit, RR: 20x/menit, T: 36˚C,
O: TD 120/80 mmHg, HR: 80x/menit, A:
RR: 20x/menit, T: 36˚C, - Pasien masih mengalami blurred vision
- Skala nyeri dengan nilai 2
A: - Ketidaktepatan penghentian obat
Infeksi Toxoplasma cerebri Penghentian obat kotrimoksazol sebagai terapi profilaksis
Diare kronik - Kemungkinan terjadi toksisitas hematologi akibat
HIV st IV dropout ARV (CD4 <50) toksisitas pirimetamin
Post GTK (Generalized Tonik Klonik) - Interaksi obat
Seizure DT no.1 Moderate: Pirimetamin + Sulfadiazin Meningkatkan
Blurred vision resiko anemia megaloblastik danpansitopenia
Severe headache + history of seizure (Drugs.com)
Epilepsy symptomatic P:
- Diberikan tetes mata cendo lyteers
P: - Diberikan terapi analgesic kekuatan sedang yaitu codein
Infus NaCl 0,9 % 3 x 10 mg (Menkes, 2019)
Attapulgit 2 tab/diare - Pemberian obat kotrimoksazol sebagai terapi profilkasis
disarankan dilanjutkan karena kotrimoksazol tidak
Paracetamol 3x500 mg
menggantikan ARV.
Pirimetamin 1x50 mg Penghentian kotrimoksazol dilakukan bila pasien telah sehat
Valgancyclovir 2x900 mg kembali dengan parameter nilai CD4 > 200 cell/µlselama 3 bulan
Codein 3x10mg berturut-turut (Menkes RI, 2019).
Asam folinat 3x1 tab Pemberian ARV di berikan 2 minggu setelah pemberian
Sulfadiazine 2x2000mg kotrimoksazol (Menkes RI, 2017)
Fenitoin 2x100mg - Diberikan asam folinat 1 x 15 mg
Vitamin B6 1x25mg - Disarankan pemberian asam folat untuk anemia 1
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS mg/hari (Hidayati. dkk, 2019).
- Untuk mencegah kekambuhan kejang, dibeikan fenitoin 2
x 100 mg (PERDOSSI, 2014)
Terapi Farmakologi :
Infus NaCl 0,9 %
Attapulgit 2 tab/diare
Paracetamol 3x500 mg
Pirimetamin 1x50 mg
Valgancyclovir 2x900 mg
Codein 3x10mg
Asam folinat 3x1 tab
Sulfadiazine 2x2000mg
Fenitoin 2x100mg
Vitamin B6 1x25mg
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS
Asam folat 1 mg/hari
10/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun dr. AG, Sp.Pdɮ 10/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun Apt. Amira
TB/BB 151 cm/40 kg TB/BB 151 cm/40 kg Nadita,
Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS 456 dan blurred vision + S.Farmɝ
456 dan blurred vision +
O: TD 110/71 mmHg, HR: 80x/menit, RR: 20x/menit, T: 36,5˚C,
O: TD 110/71 mmHg, HR: 80x/menit,
RR: 20x/menit, T: 36,5˚C, A:
- Pasien masih mengalami blurred vision
A: - Skala nyeri dengan nilai 2
Infeksi Toxoplasma cerebri - Ketidaktepatan penghentian obat
Diare kronik Penghentian obat kotrimoksazol sebagai terapi profilaksis
HIV st IV dropout ARV (CD4 <50) - Kemungkinan terjadi toksisitas hematologi akibat
Post GTK (Generalized Tonik Klonik) toksisitas pirimetamin
Seizure DT no.1 - Interaksi obat
Blurred vision Moderate: Pirimetamin + Sulfadiazin Meningkatkan
Severe headache + history of seizure resiko anemia megaloblastik danpansitopenia
Epilepsy symptomatic (Drugs.com)
P: P:
Infus NaCl 0,9 % - Diberikan tetes mata cendo lyteers
Attapulgit 2 tab/diare - Diberikan terapi analgesic kekuatan sedang yaitu codein
Paracetamol 3x500 mg 3 x 10 mg (Menkes, 2019)
Pirimetamin 1x50 mg - Pemberian obat kotrimoksazol sebagai terapi profilkasis
Valgancyclovir 2x900 mg disarankan dilanjutkan karena kotrimoksazol tidak
menggantikan ARV.
Codein 3x10mg
Penghentian kotrimoksazol dilakukan bila pasien telah sehat
Asam folinat 1 x 15mg
kembali dengan parameter nilai CD4 > 200 cell/µlselama 3 bulan
Sulfadiazine 2x2000mg
berturut-turut (Menkes RI, 2019).
Fenitoin 2x100mg
Pemberian ARV di berikan 2 minggu setelah pemberian
Vitamin B6 1x25mg
kotrimoksazol (Menkes RI, 2017)
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS
- Diberikan asam folinat 1 x 15 mg
- Disarankan pemberian asam folat untuk anemia 1
mg/hari (Hidayati. dkk, 2019).
- Untuk mencegah kekambuhan kejang, dibeikan fenitoin 2
x 100 mg (PERDOSSI, 2014)
-
Terapi Farmakologi :
Infus NaCl 0,9 %
Attapulgit 2 tab/diare
Paracetamol 3x500 mg
Pirimetamin 1x50 mg
Valgancyclovir 2x900 mg
Codein 3x10mg
Asam folinat 1 x 15mg
Sulfadiazine 2x2000mg
Fenitoin 2x100mg
Vitamin B6 1x25mg
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS
Asam folat 1 mg/hari
11/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun dr. AG, Sp.Pdɮ 11/3/2022 S: Nn.SA 28 tahun Apt. Amira
TB/BB 151 cm/40 kg TB/BB 151 cm/40 kg Nadita,
Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS Nyeri skala 2, mual, pusing, diare, GCS 456 dan blurred vision + S.Farmɝ
456 dan blurred vision +
O: TD 120/80 mmHg, HR: 80x/menit, RR: 20x/menit, T: 36˚C,
O: TD 120/80 mmHg, HR: 80x/menit, A:
RR: 20x/menit, T: 36˚C, - Pasien masih mengalami blurred vision
- Skala nyeri dengan nilai 2
A: - Ketidaktepatan penghentian obat
Infeksi Toxoplasma cerebri Penghentian obat kotrimoksazol sebagai terapi profilaksis
Diare kronik - Kemungkinan terjadi toksisitas hematologi akibat
HIV st IV dropout ARV (CD4 <50) toksisitas pirimetamin
Post GTK (Generalized Tonik Klonik) - Interaksi obat
Seizure DT no.1 Moderate: Pirimetamin + Sulfadiazin Meningkatkan
Blurred vision resiko anemia megaloblastik danpansitopenia
Severe headache + history of seizure (Drugs.com)
Epilepsy symptomatic
P:
P: - Diberikan tetes mata cendo lyteers
Diberikan terapi analgesic kekuatan sedang yaitu codein 3
Infus NaCl 0,9 %
x 10 mg (Menkes, 2019)
Attapulgit 2 tab/diare
Paracetamol 3x500 mg
Pirimetamin 1x50 mg
Valgancyclovir 2x900 mg - Pemberian obat kotrimoksazol sebagai terapi profilkasis
Codein 3x10mg disarankan dilanjutkan karena kotrimoksazol tidak
Asam folinat 1 x 15mg menggantikan ARV.
Sulfadiazine 2x2000mg Penghentian kotrimoksazol dilakukan bila pasien telah sehat
Fenitoin 2x100mg kembali dengan parameter nilai CD4 > 200 cell/µlselama 3 bulan
Vitamin B6 1x25mg berturut-turut (Menkes RI, 2019).
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS Pemberian ARV di berikan 2 minggu setelah pemberian
kotrimoksazol (Menkes RI, 2017)
- Diberikan asam folinat 1 x 15 mg
- Disarankan pemberian asam folat untuk anemia 1
mg/hari (Hidayati. dkk, 2019).
- Untuk mencegah kekambuhan kejang, dibeikan fenitoin 2
x 100 mg (PERDOSSI, 2014)
Terapi Farmakologi :
Infus NaCl 0,9 %
Paracetamol 3x500 mg
Attapulgit 2 tab/diare
Pirimetamin 1x50 mg
Valgancyclovir 2x900 mg
Codein 3x10mg
Asam folinat 1 x 15mg
Sulfadiazine 2x2000mg
Fenitoin 2x100mg
Vitamin B6 1x25mg
Cendo Lyteers 6 x 1 ODS
Asam folat 1 mg/hari