Anda di halaman 1dari 12

Apa yang dimaksud dengan protokol:

Protokol adalah etiket berdiplomasi dan urusan negara. protokol adalah sebuah aturan yang


membimbing bagaimana sebuah aktivitas selayaknya dijalankan terutama dalam bidang diplomasi.
Protokol adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau
acara resmi yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan
sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya
dalam negara, pemerintah, atau masyarakat.[1]
Dalam hukum internasional dan hubungan internasional, sebuah protokol adalah
sebuah perjanjian atau persetujuan internasional yang menambah perjanjian atau persetujuan
internasional sebelumnya.
Perkembangan selanjutnya, protokol berarti kebiasaan-kebiasaan dan perturan-peraturan
yang berkaitan dengan formalitas,tata urutan dan etiket diplomatik. Aturan-aturan protokoler ini
menjadi acuan institusi pemerintahan dan berlaku secara unuversal.

Sumber :
- https://id.wikipedia.org

Apa yang dimaksud dengan keprotokolan?

Pengertian keprotokolan :
 
Dalam pengertian luas protokoler adalah seluruh hal yang mengatur pelaksanaan suatu
kegiatan baik dalam kedinasan/kantor maupun masyarakat.

Secara estimologis istilahprotokol dalam bahasa Inggris protocol, bahasa


Perancis protocole, bahasa Latinprotocoll(um),dan bahasa Yunaniprotocollon

Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara


kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata
Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan Jabatan dan
atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.
Sebutkan fungsi protoko?
TUGAS DAN FUNGSI PROTOKOL

Tugas Protokol
1. Tata Ruang. Pengaturan ruangan (classroom, teater, conference, dsb).
Lambang negara, bendera, gambar Presiden dan Wakil Presiden. Meja,
kursi, dan podium. Tata cahaya. Tata suara. Dekorasi. Perlengkapan upacara
(sirine, gong, prasasti, dll).
2. Tata Tempat. Adalah norma yang berlaku dalam hal tata tempat duduk para
pejabat yang didasarkan atas kedudukannya dalam ketatanegaraan,
kedudukan administratif / struktural dan kedudukan sosialnya.
3. Tata Upacara. Adalah tata urutan kegiatan, yaitu bagaiamana acara harus
dilaksanakan sesuai jenis aktivitasnya. Yang perlu diperhatikan adalah: jenis
kegiatan, bahasa pengantar, materi aktivitas, menyusun acara dengan urutan
yang benar, menyiapkan personil yang terlibat dalam suatu
acara, menetapkan urutan dan menghubungi yang akan memberikan
sanbutan sesuai jenjang jabatannya, pejabat tertinggi memberikan sambutan
terakhir.
4. Tata Busana. Menetapkan pakaian yang harus dikenakan pada suatu
kegiatan protokoler baik oleh para pejabat / undangan maupun petugas
pelaksana kegiatan.
5. Tata Warkat. Penataan administrasi surat menyurat dan undangan yang
berkaitan langsung dengan acara yang dilaksanakan. 

Fungsi Protokol
1.Perancanaan (planning)
2.Pengorganisasian (organizing)
3.Penggerakkan (actuating)
4.Pengawasan (controlling)
5.Pengkoordinasian (coordinating)
6.Pengambilan keputusan (decision  making)

https://nurazizaharham.blogspot.com/2016/08/tugas-dan-fungsi-protokol.html
AKTIVITAS DAN LINGKUP PROTOKOL

RUANG LINGKUP PROTOKOL

Setelah mengetahui pengertian dan sejarah protokol, maka ruang lingkup dari protokol itu
dibagi atas beberapa macam. Diantaranya Penghormatan kedudukan, kebangsaan dan
penghormatan, Perlakuan terhadap lambang kehormatan NKRI, pejabat negara, pejabat
pemerintah dan tokoh masyarakat tertentu. Pengaturan kunjungan dan upacara dalam acara
kenegaraan dan acara resmi

1.      Jenis Lingkup Kegiatan Keprotokolan

a.   Jenis kegiatan umum/kenegaraan, jenis kegiatan yang bersifat umum dapat pula berlaku di


tingkat Universitas/ Perguruan tinggi/ Kedinasan instansi, antara lain berbentuk:
1)      Upacara pelantikan dan serah terima jabatan
2)      Upacara penandatanganan naskah kerjasama
3)       Upacara sumpah pegawai
4)      Upacara peresmian/ pembukaan gedung baru
5)      Peresmian pembukaan seminar, symposium, diskusi dan sebagainya

b.   Jenis kegiatan yang bersifat Universitas/ Perguruan tinggi


1) Upacara Dies Natalies
2) Upacara wisuda sarjana
3) Upacara pengukuhan guru besar
4) Upacara promosi Doktor/ Doktor Honoris Causa.

2.      Aktivitas Lingkup Protokol


Aktivitasnya terdiri atas 5 hal:
a.    Tata ruang, adalah pengatur ruang tempat-tempat yang akan digunakan sebagai tempat aktivitas.
Ruang harus dipersiapkan sesuai ketentuan, tergantung dari jenis aktivitas.
1)      Perangkat keras, adalah berbagai macam perlengkapan yang diperlukan untuk maksud suatu
kegiatan berupa media, kursi/sofa, sound system/public address,
dekorasi,permadani,bendera,taman, dan lain sebagainya.
2)      Perangkat lunak, adalah personil yang terlibat dalam rangka pelaksanaan suatu kegiatan seperti,
penerima tamu, pemandu acara, petugas keamanan, petugas konsumsi, dan sebagainya. Yang
perlu diperhatikan:
a)      Ruang harus sesuai dengan kebutuhan (jumlah kursi dan meja)
b)      Papan nama petunjuk yang diperlukan
c)      Tata suara yang memadai, disesuaikan dengan tata ruang dan tempat
d)     Tata lampu yang mencukupi kebutuhan.

b.      Tata upacara, adalah tata urutan kegiatan, yaitu bagaimana suatu acara harus disusun sesuai
dengan jenis aktivitasnya. Untuk keperluan itu diperhatikan:
1)      Jenis kegiatan
2)      Bahasa pengantar yang dipergunakan
3)      Materi aktivitas

c.       Tata tempat, adalah ketentuan atau norma yang berlaku dalam hal tata duduk para pejabat, yang
biasanya didasarkan atas kedudukan ketatanegaraan dari pejabat yang bersangkutan, kedudukan
administratif/struktural dan kedudukan sosial
d.      Tata busana, adalah pakaian yang harus dikenakan pada suatu aktifitas protokoller, baik oleh
para pejabat undangan ataupun pelaksana kegiatan. Tata busana harus ditentukan atau
dicantumkan pada surat undangan yang dikirimkan baik formal maupun informal.

e.       Tata warkat, pengaturan mengenai undangan yang akan dikirim untuk suatu kegiatan. Hal yang
perlu diperhatikan ialah:
1)      Daftar nama tamu yang akan diundang hendaknya sudah disiapkan sesuai dengan
jenis/keperluan kegiatan
2)      Jumlah undangan disesuaikan dengan kapasitas tempat, kepentingan serta tercapainya tujuan
kegiatan sendiri
3)      Untuk undangan sedapat mungkin dibakukan untuk setiap jenis kegiatan, baik mengenai formal,
isi, dan sebagainya
4)      Menulis nama orang yang diundang hendaknya secara benar dan jelas baik mengenai nama,
pangkat, jabatan, dan alamatnya
5)      Dalam undangan perlu dijelaskan undangan diperuntukkan beserta istri/suami atau tidak. Tidak
dibenarkan dalam undangan resmi disebutkan undangan berlaku untuk beberapa orang.
6)      Mencantumkan kode undangan pada sampul undangan untuk mempermudah penempatan
duduknya.
7)      Mencantumkan ketentuan mengenai pakaian yang dikenakan
8)      Menentukan batas waktu penerimaan tamu
9)      Catatan dalam undangan agar memberitahukan kehadirannya atau ketidakhadirannya.
10)      Undangan dikirim dalam waktu relatif tidak terlalu lama dengan waktu pelaksanaan kegiatan
(seminggu sebelumnya hendaknya sudah terkirim)

http://adeputrasetiawansyah01.blogspot.com/2016/10/ruang-lingkup-protokol.html

PROTOKOLER
    Pengertian Protokoler

Dalam pengertian luas protokoler adalah seluruh hal yang mengatur pelaksanaan suatu kegiatan
baik dalam kedinasan/kantor maupun masyarakat.
 Persyaratan Menjadi Protokoler.

Persyaratan untuk menjadi protokoler yaitu :


1.      Mempunyai pengetahuan dan pengaiaman luas terutama dalam hubungan antar manusia
2.      Bermental kuat dan kepribadian tangguh
3.      Trampil dan cekatan menguasai situasi
4.      Mampu mengambil keputusan dengan cepat tetapi cermat
5.      Sangat peka terhadap permasalahan yang timbul
6.      Sangat memahami perasaan orang lain
7.      Sederhana dan sopan serta hormat pada setiap orang
8.      Pandai membawa diri dan selalu mawas diri
9.      Rendah hati tetapi tidak rendah diri
10.  Penampilan menarik
11.  Pandai berbusana sesuai dengan suasana
12.  Berbahasa dengan tekanan dan suara yang baik
13.  Memiliki pengetahuan tentang ketatausahaan dan unsure-unsur manajemen
14.  Menguasai istilah-istilah baru dan bahasa asing
Adapun yang mengatur kegiatan protokol adalah pejabat protokol yang berkompenten dalam
menyelenggarakan keprotokolan dan seseorang yang memiliki tugas dan fungsi yang berkaitan
dengan keprotokolan.

3.      Jenis-jenis Kegiatan Protokol

Jenis-jenis kegiatan keprotokolan dapat meliputi:


a.      Jenis kegiatan Umum/ Kenegaraan
Jenis Kegiatan yang bersifat umum dapat pula berlaku di tingkat Universitas/ Perguruan tinggi/
Kedinasan instansi, antara lain berbentuk:
1)      Upacara pelantikan dan serah terima jabatan
2)      Upacara penandatanganan naskah kerjasama
3)      Upacara sumpah pegawai
4)      Upacara peresmian/ pembukaan gedung baru
5)      Peresmian pembukaan seminar, symposium, siskusi dan sebagainya

b.      Jenis kegiatan yang bersifat Universitas/ Perguruan tinggi


1)      Upacara Dies Natalies
2)      Upacara wisuda sarjana
3)      Upacara pengukuhan guru besar
4)      Upacara promosi Doktor/ Doktor Honoris Causa

4.      Aktivitas Protokoler

Aktivitasnya terdiri atas 5 hal yaitu


a.       Tata ruang,
b.      Tata upacara,
c.       Tata Tempat,
d.      Tata Busana,
e.       Tata Warkat.

a.      Tata ruang,

Tata ruang adalah pengatur ruang atau tempat yang akan dipergunakan sebagai tempat aktivitas. 
Ruang harus dipersiapkan sesuai dengan ketentuan, tergantung dari jenis aktivitas. 
1)      Perangkat keras, adalah berbagai macam perlengkapan yang diperlukan untukmaksud suatu
kegiatan berupa meja, kursi/sofa, sound system/ public address, dekorasi, permadani, bendera,
taman dan lain sebagainya
2)      Perangkat lunak, antara lain personil yang terlibat dalam rangka pelaksanaan suatu kegiatan
seperti, penerima tamu, pemandu acara, petugas keamanan, petugas konsumsi dan sebagainya.

Yang perlu diperhatikan :


1)   Ruang harus sesuai dengan kebutuhan (jumlah kursi dan meja)
2)      Papan nama petunjuk yang diperlukan
3)      Tata suara yang memadai, disesuaikan dengan tata ruang dan tempat
4)      Tata lampu yang mencukupi kebutuhan.
Penjelasan mengenai perangkat keras sudah disebutkan, namun masih perlu diingat mengenai :
1)      Jumlah kursi, meja dan perlengkapan sound system, perlengkapan konsumsi
2)      Perangkat lunak, terdiri dari personil yang bertugas sebagai pelaksana di lapangan, termasuk
pemandu acara/pembawa acara, penerima tamu, konsumsi, keamanan dan sebagainya
3)      Khusus Pemandu Acara (MC), dapat dijelaskan sebagai berikut:
a)Sebagai pemandu acara ia akan melaksanakan tugas sebagai MC
                             (1).      Sikap yang tegas dan berdisiplin tinggi

                             (2).      Volume suara yang konstan dan mantap

                                  (3).      Kemampuan menguasai bahasa secara baik, bahasa Indonesia maupun bahasa asing.

                                  (4).      Kepekaan terhadap situasi, dalam arti mampu menguasai keadaan dan mampu mengambil

keputusan
                                  (5).      Sifat yang tidak mudah tersinggung

                                  (6).      Berkepribadian

b)      Pemandu acara adalah kemudi dari seluruh pelaksanaan kegiatan acara, oleh sebab itu harus
trampil dengan cepat tanggap membaca situasi.
c)      Harus dapat menempatkan diri cukup sopan dan simpatik
d)      Mengetahui  tempat  posisi  berdiri  yang  tepat  (menguasai  arena kegiatan)
e)      Pandai mengatur volume suara
f)        Tidak dibenarkan pemandu acara mengulas (memberikan komentar) pidato seseorang
g)      Mampu menguasai massa

b. Tata upacara,

Tata upacara adalah tata urutan kegiatan, yaitu bagaimana suatu acara harus disusun sesuai
dengan jenis aktivitasnya.  Untuk keperluan itu harus diperhatikan:
1)      jenis kegiatan;
2)      bahasa pengantar yang dipergunakan;
3)      materi aktivitas.

Dalam tata upacara, supaya direncanakan siapa yang akan terlibat dalam kegiatan upacara,
personil penyelenggara dan alat penunjang lain.  Pengisi acara, misal dalam memberikan
sambutan, diperhatikan jenjang jabatan mereka yang akan memberikan sambutan.  Kesediaan
mereka yang menyambut, jauh sebelumnya sudah dihubungi.  Untuk kelancaran suatu "upacara"
diperlukan seorang "stage manajer" yang bertugas menjadi penghubung antara pembawa acara
dan pelaksana upacara.

c. Tata Tempat (Preseance)

Kata preseance berasal dari bahasa Perancis atau dalam bahasa Inggris precende yang artinya


urutan. Maksudnya disini adalah urutan berdasarkan prioritas, atau siapa yang lebih dulu.
Secara keseluruhan, dapat diartikan preseance adalah ketentuan atau norma yang berlaku dalam
hal tata duduk para pejabat, yang biasanya didasarkan atas kedudukan ketatanegaraan dari
pejabat yang bersangkutan, kedudukan administratif/struktural dan kedudukan sosial. Tata urutan
tempat duduk di Indonesia diatur dengan Keputusan Presiden nomor 265 tahun 1968.

Pihak-pihak yang berhak didahulukan dalam preseance:


1)      Golongan Very Important Person (VIP), pihak yang didahulukan karena jabarannya atau
kedudukannya.
2)      Golongan Very Important Citizen (VIC), pihak yang didahulukan karena derajatya, misalnya
bangsawan dan sebagainnya.

Pedoman Preseance:
1)      Aturan dasar Preseance
a)      Orang yang dianggap paling utama atau tertinggi, mempunyai urutan paling depan atau
mendahului,
b)      Jika orang-orang dalam posisi duduk atau berdiri berjajar, yang paling penting adalah mereka
yang di sebelag kanan.
2)      Aturan umum tata tempat
a)      Jika duduknya menghadap meja, yang dianggap tempat pertama adalah menghadap pintu keluar.
Yang duduk di dekat pintu dianggap paling terakhir.
b)      Dalam pengaturan tempat suatu jajaran (dari sisi ke sisi), yaitu bila orang-orang tersebut berjajar
pada garis yang sama, maka tempat sebelah kanan di luar atau tempat yang paling tengah adalah
yang pertama tergantung situasi.
3)      Aturan tempat duduk
Urutan tempat duduk diatur menurut aturan sebagai berikut:
a)      Yang didahulukan adalah tempat duduk yang paling tinggi
b)      Berikutnya diatur secara berurutan berdasarkan letak tempat sebelah yang utama, sebelah kanan
merupakan urutan nomor tiga, sebelah kiri urutan nomor tiga.
4)      Atutan urutan memasuki kendaraan
Tata urutan memasuki kenderaan, bagi undangan resmi atau kenegaraan memerlukan perhatian
dan penanganan khusus bahkan perencanaan yang matang. Tipe kenderaan juga mempengaruhi
pengaturan itu. Peranan pengemudi, ia juga harus mengenal pengetahuan protokoler, termasuk
penampilannya.
Beberapa cara bagaimana memasuki pesawat udara, kapal laut, kenderaan mobil atau kereta api
sebagai berikut:
a)      Pesawat udara : Seorang dengan urutan pertama akan masuk pesawat udara yang paling akhir,
sedangkan kalau menuruni pesawat, orang yang utama akan turun lebih dahulu.
b)      Kapal laut: orang yang utama, naik terlebih dahulu dan akan turun akan turun lebih dahulu
c)      Kenderaan mobil atau kereta: orang yang paling utama baik sewaktu naik maupun sewaktu turun
akan mendahului yang lain.  Namun demikian apabila letak kendaraan tidak dapat diatur
sedemikian rupa karena keadaan,   hal tersebut merupakan suatu perkecualian.
d)      Letak kenderaan hendaknya dihadapkan ke kiri, artinya arah kenderaan akan menuju, berada di
sebelah kiri kita.
e)      Yang utama duduk di tempat duduk sebelah kanan, sedang berikutnya di sebelah kiri.
f)        Bila sampai ke tempat tujuan dan akan turun, hendaknya kenderaan dihadapkan ke sebelah
kanan, sehingga memudahkan yang utama dapat turun lebih dahulu.
g)      Jika penumpang mobil tiga orang dan duduk di belakang, maka orang yang paling terhormat
duduk disebelah kanan, orang ke dua duduk paling kiri, dan orang ketiga duduk di tengah.
h)      Jika mobil dimungkinkan di duduki oleh lebih dari 5 atau 6 orang, karena ada tambahan bak di
tengah, maka bak yang paling tengah diduduki oleh orang yang paling rendah kedudukannya,
yang lebih tinggi menduduki di sebelah kanan kirinya.

d. Tata Busana.
Tata busana disini ialah pakaian yang harus yang dimaksud ialah pakaian yang harus dikenakan
pada suatu aktivitas protokoler, baik oleh para pejabat undangan ataupun pelaksana kegiatan.
Tata busana harus ditentukan atau dicantumkan pada surat undangan yang dikirimkan baik
formal maupun informal.

Jenis tata busana yang perlu diketahui:


1)      Pakaian Sipil Lengkap (PSL)
2)      Pakaian Sipil Harian (PSH)
3)      Pakaian Oinas Lapangan (PDL)
4)      Pakaian Dinas Harian (PDH)
5)      Pakaian Dinas Upacara I, II, II, (PDU) untuk kalangan militer.
6)      Pakaian Resmi Jabatan (untuk pejabat tertentu)
7)      Pakaian Nasional atau pakaian resmi organisasi (Dharma Wanita, Korpri)
8)      Toga (Untuk Perguruan Tinggi/lnstitut)

e. TataWarkat.

Pengaturan mengenai undangan yang akan dikirim untuk suatu kegiatan. Hal yang perlu
diperhatikan ialah:
1)      Daftar nama tamu yang akan diundang hendaknya sudah disiapkan sesuai dengan
jenis/keperluan kegiatan.
2)      Jumlah undangan disesuaikan dengan kapasitas tempat, kepentingan serta tercapainya tujuan
kegiatan sendiri.
3)      Bentuk undangan sedapat mungkin dibakukan untuk setiap jenis kegiatan, baik mengenai
format, isi dan sebagainya.
4)      Menulis nama orang yang diundang hendaknya secara benar dan jelas baik mengenai nama,
pangkat, jabatan dan alamatnya.
5)      Dalam undangan perlu dijelaskan undangan diperuntukkan beserta istri/suami atau tidak.  Tidak
dibenarkan dalam undangan resmi disebutkan undangan berlaku untuk beberapa orang.
6)      Mencantumkan kode undangan pada sampul undangan untuk mempermudah penempatan
duduknya.
7)      Mencantumkan ketentuan mengenai pakaian yang dikenakan.
8)      Menentukan batas waktu penerimaan tamu.
9)      Catatan dalam undangan agar memberitahukan kehadirannya atau ketidak hadirannya
(RSVP yang merupakan singkatan: Respondez s’il vous plaiz)
10)  Undangan dikirim dalam waktu relatif tidak terlalu lama dengan waktu pelaksanaan kegiatan
(seminggu sebelumnya hendaknya sudah terkirim).

5.      Tata Cara Mengatur Kegiatan Protokol

Dalam mengatur kegiatan keprotokolan harus memiliki:


a.       Tata cara, setiap kegiatan acara harus dilakukan secara tertib, khidmat serta setiap perbuatan
atau tindakan yang dilakukan menurut aturan dan urutan yang telah dilakukan.
b.      Tata krama, yaitu etiket dalam pemberian penghormatan
c.       Aplikasi aturan-aturan, yaitu penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
keprotokolan dan yang berkaitan dengan keprotokolan harus berlaku selaras dengan situasi dan
kondisi.
6.      Peran dan Fungsi Protokoler

Peran dan fungsi protokoler turut menentukan keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan oleh
organisasi atau institusi. Disamping itu, protokol juga merupakan bagian yang melekat dari
aktivitas perusahaan dan turut mewarnai budaya kerja, terutama bagi para petugas protokol yang
sangat dekat perannya dalam mendukung tugas kepemimpinan, baik di tingkat lokal maupun
nasional.
Diperlukan adanya keberadaan protokol dalam sebuah lembaga/ perusahaan adalah karena
protokol ikut menentukan terciptanya suasana yang memperngaruhi keberhasilan suatu acara
yang dibuat oleh perusahaan tersebut. Selain itu dapat menciptakan tata pergaulan yang
mndekatkan satu sama lain dan dapat diterima oleh semua pihak, terciptanya upacara yang
khidmat, megah, dan agung, serta terciptanya ketertiban dan rasa aman dalam menjalankan
tugas.

KEPROTOKOLAN

A.   Pengertian Keprotokolan
Keprotokolan adalah norma-norma atau aturan-aturan atau kebiasaan-kebiasaan
yang dianut atau diyakini dalam kehidupan bernegara,berbangsa,berpemerintahan dan
bermasyarakat. Metode keprotokolan di indonesia adalah undang-undang protokol yaitu
peraturan perundang-undangan dibidang “domain” keprotokolan dan yang berkaitan
“related” dengan keprotokolan.

Pengertian menurut UU No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan


 
Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam
acara kenegaraan atauacara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan
Tata Penghormatan sebagai
bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukan
nya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.

  Keprotokolan adalah  serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan 


dalam acara kenegaraan atau acara resmi, yang meliputi Tata Tempat, Tata
Upacara dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang
sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau
masyarakat. ( Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 ).

Acara kenegaraan adalah acara yang diatur dan dilaksanakan oleh panitia
negara secara terpusat, dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden, serta
Pejabat Negara dan Undangan lainnya. ( Pasal 1 ayat  (2) Undang-undang Nomor 
9 Tahun 2010 ).
Acara resmi adalah acara yang diatur dan dilaksanakan oleh pemerintah
atau lembaga negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dan dihadiri
oleh Pejabatt Negara dan/ atau Pejabat Pemerintahan serta undangan lainnya.
( Pasal 1 Ayat (3) Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 ).
Tata tempat adalah pengaturan tempat bagi pejabat negara, pejabat
pemerintah, perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional, serta tokoh
masyarakat tertentu dalam acara kenegaraan atau acara resmi.
Tata Upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam Acara
Kenegaraan atau Acara resmi.
   Tata penghormatan adalah aturan untuk melaksanakan pemberian hormat
bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau
organisasi internasional, dan Tokoh Masyarakat Tertentu dalam acara Kenegaraan
atau acara resmi.
   Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga negara sebagaimana
dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan Pejabat Negara yang secara tegas ditentukan dalam Undang Undang.

      Pejabat Pemerintah adalah pejabat yang menduduki jabatan tertentu dalam
pemerintahan, baik di pusat maupun daerah.
      Tamu Negara adalah pemimpin negara asing yang berkunjung secara
kenegaraan, resmi, kerja, atau pribadi ke negara Indonesia.
Tokoh Masyarakat Tertentu adalah tokoh masyarakat yang    berdasarkan
kedudukan sosialnya mendapat pengaturan Keprotokolan                             
  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah daerah.

ETIKA PROTOKOL DAN ETIKE KEPROTOKOLAN

A. Pengertian etika dan etiket


Etika berasal dari bahasa yunani yaitu etos yang berarti watak kesusilaan atau
kebiasaan.Menurut william benton etika asal kata yunani “ethos” yang berarti
karakter adalah studisistematis dari konsep-konsep nilai baik/buruk, benar/salah
atau prinsip-prinsip umum yang membenarkan sesuatu sebagai adat istiadat
(mores). sehinga etika juga sering diartikan dengan moral (tingkah
laku/akhlak).Etika protokol adalah nilai-nilai, norma-norma atau kaidah-kaidah,
ukuran-ukuran yang berupa aturan-aturan tatanan yang harus ditaati dalam acara
kenegaraan atau acara resmi yang meliputi pengaturan mengenai tata tempat, tata
upacara, dan tata penghormatan.Etika bertujuan meneliti tingkah laku manusia
yang dianggap merupakan cerminan dari apa yang terkandung dalam jiwa atau
dalam hati nuraninya.
Menurut Soleh Sumirat, etika adalah nilai-nilai dan asas moral yang dipakai
sebagai pegangan umum bagi penentuan baik buruknya perilaku manusia atau
benar salahnya tindakan manusia sebagai manusia.Etiket asal kata dari perancis
“etiquette” yaitu tata sopan santun atau kartu undangan atau label dalam suatu
kemasan.Pengertian luas etiket “etalase” yaitu objek/seseorang sehingga sangat
penting dalam membentuk citra seseorang atau sebuah lembaga.Etiket terkait
dengan pergaulan manusia, yang mengandung arti “tata krama”,”sopan santun”
dan “tata tertib”. Etiket berkonotasi dengan sesuatu yang indah, cantik atau
estetika.
B. Perbedaan Etika dan Etiket
1.    Etika
  Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan namun memberi
norma pada perbuatan itu sendiri.
  Etika selalu berlaku tanpa batas ruang dan waktu atau bersifat universal.
  Etika bersifat absolut/mutlak dengan sanksi yang jelas.
  Etika menyangkut hidup manusia fisik dan non fisik (dunia akhirat).

2.    Etiket
  Etiket menyangkut suatu perbuatan yang harus dilakukan manusia.
  Etiket hanya berlaku dalam pergaulan manusia.
  Etiket bersifat relatif.
  Etiket hanya memfokuskan perhatian pada manusi dari segi lahiriah.

C.    Posisi Etiket keprotokolan


1.    Al-Qur’an Dan Hadist (kebenaran dunia akhirat)
2.    Etika dan Filsafat (kebenaran manusia secara universal)
3.    Norma-Norma (kebenaran perspektif budaya)
4.  Hukum/Aturan (kebenaran sosial/negara)
5.  Etiket/Tata sopan Santun (kebenaran relatif) 

E.   Tata Upacara Bendera (TUB)

Tata : mengatur,menata,menyusun

Upa : rangkaian

Cara : tindakan, gerakan

            Upacara bendera adalah tindakan dan gerakan yang dirangkaikan dan ditata dengan tertib
dan disiplin. Pada hakekatnya upacara bendera adalah pencerminan dari nilai-nilai budaya
bangsa yang merupakan salah satu pancaran peradaban bangsa, hal ini merupakan ciri khas yang
membedakan dengan bangsa lain.

Pejabat upacara antara lain adalah :

         Pembina upacara

         Pemimpin upacara

         Pengatur upacara

         Pembawa upacara

Petugas upacara antara lain adalah :

         Pembawa naskah pancasila

         Pembacaan pembukaan teks undang-undang 1945

         Pembaca do’a
         Pemimpin lagu

         Kelompok pengibar/penurun bendera

         Kelompok pembawa lagu

         Cadangan tiap perangkat.

Perlengkapan upacara antara lain adalah :

         Bendera Merah Putih Ukuran perbandingan 2 : 3, Ukuran terbesar 2 X 3 meter, Ukuran


terkecil 1 X 1,5 Meter.

         Tiang Bendera Minimal 5 meter maksimal 17 meter, Perbandingan bendera dengan tiang 1 :
5.

         Tali Bendera Diusahakan tali yang digunakan adalah tali layar dan bukan tali plastik.

          Naskah-naskah

1.    Pancasila

2.    Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

3.    Naskah Do’a

4.    Naskah Acara

Daftar Pustaka

Atie Rachmiatie, 2007. Etiket Keprotokolan,www.kopertis4.or.i d diakses pada


tanggal 15 juni 2011
Materi Keprotokolan. www.google.com  diakses pada tanggal 20 juni 2011
PP 62/1990, ketentuan keprotokolan mengenai tata tempat. www.google.com di
akses pada tanggal 20 juni 2011

Anda mungkin juga menyukai