Komunikasi Efektif
1. Pasien laki-laki usia 60 tahun dengan BB 61 kg dan TB 170 cm dengan gejala sering kencing
dan haus. Pasien memiliki kebiasaan konsumsi makanan yang digoreng dan jarang makan
sayur dan buah, pasien selalu minum kopi/teh manis 2 kali/hari, jarang berolahraga. Pasien
tinggal dengan anaknya dan seorang pembantu. Hasil pemeriksaan laboratorium GDP 145
gr/dl, GDA 250 gr/dl, Kolestrol 190 gr/dl, Hb 14 gr/dl.
Media apakah yang tepat digunakan dalam rangka konseling gizi pada kasus tersebut ?
a Leaflet diabetes mellitus tipe 1
b Leaflet diabetes mellitus tipe 2
c Leaflet diabetes ketoasidosis
d Leaflet rendah gula dan rendah lemak
e Leaflet dislipidemia
.
Jawaban :b. Leaflet diabetes mellitus tipe 2
Referensi :
2. Ibu D mempunyai bayi pertama usia 2,5 bulan dan tinggal bersama mertua dan suaminya.
Ibu D sudah mulai kembali bekerja 1 bulan yang lalu. Selama ini Ibu D mempumping
ASInya di tempat kerja. Ibu D mendatangi ahli gizi karena ASI yang keluar berkurang.
Apa yang perlu dilakukan ahli gizi untuk memulai konseling?
a Ahli gizi melakukan evaluasi diri mengenai kemampuan yang dimiliki
b Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien
c Menggali informasi dan memberikan terapi gizi
d Menyepakati langkah yang akan diambil
e Mengevaluasi pemahaman klien terhadap hasil
Jawaban : b. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien
Referensi : Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI; 2018
3. Ibu D mempunyai bayi pertama usia 2,5 bulan dan tinggal bersama mertua dan suaminya.
Ibu D sudah mulai kembali bekerja 1 bulan yang lalu. Selama ini Ibu D mempumping
ASInya di tempat kerja. Ibu D mendatangi ahli gizi sambil menangis karena ASI yang keluar
berkurang.
Komunikasi nonverbal apa yang bias dilakukan ahli gizi kepada ibu D?
a. Menganggukkan kepala untuk jawaban ibu D
b. Mengatakan kembali apa yang ibu D katakan
c. Memberi sentuhan secara wajar kepada ibu D
d. Menyepakati langkah yang akan diambil
e. Menghindari kata-kata yang menghakimi
Jawaban : c. Memberi sentuhan secara wajar kepada ibu D
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018
4. Ibu D mendatangi ahli gizi sambil menangis karena ASI yang keluar berkurang. Berdasar
konseling yang dilakukan ahli gizi diperoleh informasi bahwa Ibu D mempunyai bayi
pertama usia 2,5 bulan. Mulai bekerja 1 bulan yang lalu dan tinggal bersama mertua dan
suami.
Langkah konseling apa yang dilakukan ahli gizi kepada ibu D?
a. Membangun dasar-dasar konseling
b. Menggali permasalahan
c. Memilih solusi dengan menegakkan diagnosis
d. Memilih rencana
e. Memperoleh komitmen
Jawaban : c. Memilih solusi dengan menegakkan diagnosis
Referensi : Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI; 2018
5. Pasien Y ibu hamil kurang energi kronis dengan anemia defisiensi besi. Ibu Y berasal dari
suku tengger yang beragama Hindu. Tidak mengkonsumsi ayam ataupun ikan karena trauma
saat masa kecil. Ahli gizi diminta melakukan konseling terhadap Ibu Y.
Bentuk perilaku apa yang dilakukan pasien Y sesuai prinsip komunikasi bersifat irreversible?
a. Ibu Y tidak makan daging sapi karena berasal dari suku Tengger
b. Ibu Y tidak makan daging sapi karena beragama Hindu
c. Ibu Y tidak makan daging ayam karena berasal dari suku Tengger
d. Ibu Y tidak makan daging ikan karena trauma saat kecil
e. Ibu Y tidak makan daging sapi karena trauma saat kecil
Jawaban : b. Ibu Y tidak makan daging sapi karena berasal dari beragama Hindu
Referensi :Kemenkes. Pedoman Strategi Komunikasi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018
6. Pasien Y ibu hamil kurang energi kronis dengan anemia defisiensi besi. Ibu Y berasal dari
suku tengger yang beragama Hindu. Tidak mengkonsumsi ayam ataupun ikan karena trauma
saat masa kecil. Ahli gizi diminta melakukan konseling terhadap Ibu Y.
Apa yang bisa disampaikan ahli gizi saat konseling untuk menyampaikan empati?
a. “Saya mengerti, baiknya ibu mencoba terlebih dahulu ”
b. “Saya paham, Ibu harus mencoba dulu ikan dan daging ayam agar sehat”
c. “Saya mengerti, tidak nyaman bagi Ibu, jika mengkonsumsi ikan”
d. “Saya mengerti, Tetapi Ibu tidak boleh pilih – pilih makanan kalau mau sehat”
e. “Saya paham, saya pun tidak suka ikan”
Jawaban :c. “Saya mengerti, tidak nyaman bagi Ibu, jika mengkonsumsi ikan”
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018
7. Pasien Y ibu hamil kurang energi kronis dengan anemia defisiensi besi. Ibu Y berasal dari
suku Tengger yang beragama Hindu. Tidak mengkonsumsi ayam ataupun ikan karena
trauma saat masa kecil. Ahli gizi diminta melakukan konseling terhadap Ibu Y.
Apa yang bisa disampaikan ahli gizi saat konseling untuk klarifikasi diet Ibu Y?
a “Jadi apakah benar Ibu beragama Hindu dan berasal dari Tengger?”
b “Jadi dalam agama dan suku ibu apakah benar ada pembatasan dalam pemilihan
makanan?”
c “Apakah ibu benar-benar tidak dapat mengonsumsi ikan dan daging ayam?”
d “Apakah selama hidup Ibu tidak pernah makan ikan ataupun daging ayam?”
e “Apakah ibu pernah mengonsumsi tablet tambah darah?”
Jawaban : b. “Jadi dalam agama dan suku ibu apakah benar ada pembatasan dalam pemilihan
makanan?”
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI; 2018
9. Bapak E mendatangi ahli gizi untuk konseling diet karena permintaan dokter. Data biokimia
menunjukkan kadar kolesterol Bapak E tinggi. Bapak E cenderung pendiam dan menjawab
seperlunya.
Bagaimana setting ruang konseling yang baik untuk konseling ke klien seperti Bapak E?
a. Luas ruang konseling luas, sehingga klien tidak merasa terkurung
b. Waktu konseling tidak terlalu lama, sehingga permasalahan dapat segera terselesaikan
c. Terdapat almari untuk tempat food model, sehingga klien dapat menginterpretasikan
makanan secara langsung
d. Ruang tersendiri, sehingga klien merasa nyaman
e. Waktu konseling tidak perlu dibatasi sehingga klien merasa leluasa
Jawaban :d. Ruang tersendiri, sehingga klien merasa nyaman
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018
10. Seorang ahli gizi di puskesmas X berkeinginan memberikan edukasi gizi kepada masyarakat
di wilayah kerjanya mengenai pemanfaatan sumber daya lokal dalam menuntaskan masalah
kurang gizi di daerah tersebut. Di wilayah tersebut masih dijumpai balita kurang gizi dan di
bawah garis merah, serta bayi lahir dengan BBLR. Berdasarkan pengakajian, salah satu
faktor penyebabnya adalah rendahnya pendapatan dan daya beli masyarakat terhadap
pangan. Selain itu, daerah tersebut merupakan penghasil terbanyak tanaman kedelai. Ia ingin
mengajarkan pembuatan produk pangan berbahan dasar kedelai yang dapat digunakan
sebagai PMT maupun dijadikan usaha kecil menengah sehingga diharapkan dapat
menurunkan angka kekurangan gizi sekaligus meningkatkan perekonomian dan daya beli
masyarakat.
Metode apa yang tepat digunakan dalam memberikan edukasi kepada masayrakat di daerah
tersebut?
a. Ceramah b. Role play c. Simulasi
d. Demonstrasi e. Diskusi panel
Jawaban : d. demonstrasi
Referensi : Aswan Yulinda. (2014, 03 Oktober). LATIHAN SOAL UJI KOMPETENSI.
Diperoleh 28 Oktober 2019 dari https://www.scribd.com/doc/241750416/LATIHAN-
SOALUJI-KOMPETENSI-docx
11. Laki-laki berusia 55 tahun, pekerjaan wiraswasta, mempunyai IMT 27. Hasil pemeriksaan
lab menunjukan TG 190 mg/dl, LDL 280 mg/dl, HDL 15 mg/dl, Kreatinin 0,8, Albumin 4,2.
Cepat lelah, pusing, tekanan darah 150/100 mmHg. Pola makan 3 x sehari dan 2 x selingan,
sering mengonsumsi kopi setiap hari serta selalu menambahkan penyedap rasa dalam setiap
masakannya karena dirasa tidak sedap jika tidak ditambahkan. Pasien dianjurkan untuk
melakukan diet yang tepat.
Media konseling apa yang sebaiknya dipakai dalam memberikan konseling pada klien
tersebut
?
a Leaflet Diet Rendah Garam dan Tinggi Protein
b Leaflet Diet Rendah Lemak dan Seimbang
c Leaflet Diet Rendah Garam dan Rendah Protein
d Leaflet Diet Rendah Garam dan Rendah Lemak
e Leaflet Diet Dislipidemia
Jawaban :d. Leaflet Diet Rendah Garam dan Rendah Lemak
Referensi :Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
12. Ibu A mempunyai bayi pertama usia 20 hari dan tinggal bersama mertua serta suaminya. Ibu
A akan kembali bekerja minggu depan. Selama ini Ibu A hanya memberikan Air Susu Ibu
(ASI) saja ke bayinya. Ibu A mendatangi ahli gizi untuk meminta saran agar dapat tetap
memberikan ASI walaupun bekerja, karena tahu bahwa ASI baik untuk bayi.
Apa yang perlu respon ahli gizi terhadap hal tersebut?
a Ahli gizi melakukan evaluasi diri mengenai kemampuan yang dimiliki
b Menggali informasi kebiasaan makan klien
c Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien
d Menyepakati langkah yang akan diambil
e Mengevaluasi pemahaman klien terhadap hasil Jawaban :d. Menyepakati langkah yang
akan diambil
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018
13. Ibu A mempunyai bayi pertama usia 20 hari dan tinggal bersama mertua serta suaminya. Ibu
A akan kembali bekerja minggu depan. Selama ini Ibu A hanya memberikan Air Susu Ibu
(ASI) saja ke bayinya. Ibu A mendatangi ahli gizi untuk meminta saran agar dapat tetap
memberikan ASI walaupun bekerja, karena tahu bahwa ASI baik untuk bayi.
Apa yang perlu dilakukan ahli gizi untuk memulai konseling?
a. Mengajak bicara hingga mengenali karakter klien
b. Menanyakan identitas dan kebiasaan makan klien
c. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien
d. Melakukan perjanjian sebelum konseling
e. Memberikan pretest sebelum konseling sebagai acuan pemahaman klien
Jawaban :c. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018
2. Di rumah sakit X penentuan diet pasien seringkali masih dilakukan oleh peawat ruangan, hal
ini dikarenakan masih terbatasnya tenaga ahli gizi di rumah sakit tersebut. Suatu ketika
terjadi pemberian diet yang kurang tepat dilakukan oleh perawat ruangan, namun hal tersebut
diketahui oleh ahli gizi sehingga dapat segera diperbaiki.
Apa yang sebaiknya dilakukan oleh ahli gizi pada kasus tersebut ?
a. Membuat SOP terstandar yang dapat diakses oleh seluruh tenaga kesehatan di rumah sakit
b. Memberikan informasi dan edukasi diet yang tepat kepada perawat
c. Meminimalisir kesalahan dengan tidak mengalihkan tugas yang berhubungan dengan diet
kepada perawat maupun tenaga kesehatan lain
d. Melakukan penyesuaian diet dengan tetap berkolaborasi dengan perawat dan
dokter
e. Menambah jumlah ahli gizi di rumah sakit
Jawaban :d Melakukan penyesuaian diet dengan tetap berkolaborasi dengan perawat dan
dokter
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Etika Profesi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018
3. Isu mengenai sertifikasi, registrasi dan legislasi profesi sedang marak di kalangan ahli gizi.
Saat ini sertifikasi, registrasi dan legislasi profesi gizi telah menjadi keharusan dan sebagai
persyaratan tempat bekerja sebagai simbol diakuinya ahli gizi tersebut. Bagaimana
pentingnya dilakukan sertifikasi, registrasi dan legislasi ahli gizi? a. Sebagai wujud
eksistensi profesi gizi di masyarakat
b. Sebagai filter bagi pencari kerja untuk mendapatkan tenga gizi yang professional
c. Menimbulkan rasa aman dan kepercayaan antara ahli gizi dan klien
d. Menunjukkan pencapaian kompetensi yang terstandart dan layak untuk bekerja
e. Dilakukan ahli gizi sebagai formalitas dan wujud taat prosedur
Jawaban :d. Menunjukkan pencapaian kompetensi yang terstandart dan layak untuk bekerja
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Etika Profesi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018
4. Di puskesmas Y penanggung jawab program gizi ternyata bukan seorang ahli gizi, hal ini
dikarenakan masih terbatasnya tenaga ahli gizi di daerah tersebut. Dengan demikian
dikhawatirkan program gizi kurang dapat dijalankan dengan baik sesuai bidangnya.
Apa yang sebaiknya dilakukan ahli gizi mengetahui hal tersebut ?
a. Advokasi pada pemerintah terkait penambahan tenaga gizi di
daerah/puskesmas/desa
b. Memperingatkan PJ program tersebut untuk berkonsultasi dengan ahli gizi terlebih dahulu
c. Membantu PJ program tersebut menyusun perencanaan program gizi
d. Melaporkan hal tersebut kepada asosiasi profesi gizi, dalam hal ini PERSAGI
e. Ikut mengawasi pelaksanaan dan ikut memonitoring keberhasilan program
Jawaban :a. Advokasi pada pemerintah terkait penambahan tenaga gizi
di daerah/puskesmas/desa
Referensi :Pradipta, Young ki. (2018, 18 Maret). Soal Uji Kompetensi. Diperoleh 28
Oktober 2019 dari https://www.scribd.com/document/374161285/Soal-Uji-Kompetensi
5. Indonesia kaya akan suku bangsa beserta kebudayaan dan kepercayaan setempat. Menurut
ilmu kesehatan, beberapa di antara kebudayaan dan kepercayaan tersebut diketahui
berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat, misalnya perlakuan khusus pada ibu dan bayi.
Sebagai seorang ahli gizi bagaimanakah sikap dan perilaku Anda jika Anda adalah ahli gizi
di daerah tersebut?
a. Tidak perlu mengubah budaya yang telah ada karena budaya merupakan hal yang harus
dihormati dan dilestarikan
b. Melakukan gerakan yang masif terkait dampak dari budaya yang salah dan menganjurkan
kepada ibu dan bayi untuk tidak mengikuti budaya dan kepercayaan daerah setempat
c. Mengadvokasi kepada pemerintahan tertinggi untuk mendapatkan izin tidak mematuhi
budaya setempat agar dapat mengingkatkan kesehatan ibu dan anak
d. Melakukan kampanye terbuka kesehatan ibu dan anak di daerah tersebut untuk
mengajak masyarakat berubah dari budaya dan kepercayaannya
e. Melakukan pendekatan kepada ketua adat dengan membawa data-data kesehatan dan
menawarkan solusi dari masalah kesehatan tersebut, salah satunya dengan merubah
budaya dan kepercayaan setempat
Jawaban :d. Melakukan kampanye terbuka kesehatan ibu dan anak di daerah tersebut untuk
mengajak masyarakat berubah dari budaya dan kepercayaannya
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Etika Profesi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018
6. Nn. Y, seorang lulusan sarjana gizi yang baru lulus ingin bekerja di bidang food product &
technology. Setelah melalui tahapan seleksi akhirnya ia diterima bekerja di sebuah
perusahaan yang memproduksi susu formula skala nasional. Dalam pekerjaannya ternyata ia
ditempatkan di divisi penjualan yang mana bertanggungjawab untuk memasarkan produk
yang didalamnya termasuk susu formula untuk usia 0-6 bulan.
Sebagai seorang ahli gizi yang profesional, apa yang dapat dilakukan oleh Nn. Y?
a. Memutuskan untuk segera mengundurkan diri dari pekerjaannya karena dirasa
pekerjaannya tidak sesuai dan bertentangan dengan ilmu yang dimilikinya
b. Memohon agar dipindahkan ke bidang lain yang sesuai dengan keahliannya
c. Menolak dengan tegas deskripsi job yang diberikan kepadanya dan bersedia mundur dari
jabatan tersebut
d. Menjelaskan pada pimpinannya bahwa hal itu bertentangan dengan kode etik
profesinya
e. Menerima tugas dan menjalankannya sesuai prosedur yang berlaku di perusahaan dengan
harapan dapat melakukan perbaikan di kemudian hari
Jawaban :d. Menjelaskan pada pimpinannya bahwa hal itu bertentangan dengan kode etik
profesinya
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Etika Profesi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018
7. Pelaksanaan pelayanan Gizi Rumah Sakit memerlukan sebuah pedoman sebagai acuan untuk
pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses penyembuhan pasien, memperpendek
lama hari rawat dan menghemat biaya perawatan.
Pelayananan apa saja yang harus dilakukan oleh seorang ahli Gizi di rumah sakit?
a. Dalam melakukan pelaksanaan pelayanan makanan dirumah sakit ahli gizi harus
profesional dan harus menjadi mitra kerja dengan tenaga palaksanan lainnya di rumah
sakit
b. Pelayanan gizi rawat jalan, rawat inap, penyelenggaraan makanan dan penelitian
dan pengembangan gizi
c. Melakukan asuhan gizi terstandart pada setiap tahapan pelayanan
d. Untuk melayani pasien diperlukan tenaga S-1 Gizi
e. Melakukan semua pelayanan sesuai dengan kebijakan rumah sakit serta menjalankannya
sesuai SOP yang berlaku
Jawaban : b. Pelayanan gizi rawat jalan, rawat inap, penyelenggaraan makanan dan
penelitian dan pengembangan gizi
Referensi : Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Etika Profesi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018
8. Perusahaan A mempunyai tenaga kerja Wanita lebih banyak dari pada Pria. Perbandingan
nya adalah 20 persen laki dan 80 wanita. Pada general cek up yang dilakukan sebulan yang
lalu di dapati data sebagai berikut untuk tenaga kerja wanita 80 % HB <9.5 mg/dl dan 20 %
> 9.5 mg/dl. Perusahaan berkonsultasi dengan Seorang ahli gizi untuk menilai pemerisaan
tersebut.
Ahli gizi mendapatkan data sebagai berikut:
- Ada beberapa ibu yang masih menyusui
- Kebanyakan jarak tempuh antara perusahan dan tempat tingal pekerja kurang lebih 1 jam
perjalanan
- Perusahaan tidak menyiapkan makan siang hanya diberikan gaji dan uang makan Sebagai
seorang ahli gizi hal apa saja yang harus di komunikasikan dengan perusahaan? a. Meminta
perusahaan untuk menyiapkan klinik dan tenaga dokter
b. Memberikan masukan untuk menaikan gaji atau menyiapkan mess perusahaan
sehingga tenaga kerja yang jauh tempat tinggalnya di mess kan
c.Mengusulkan untuk tenaga kerja wanita yang menyusui dibuatkan ruang menyusui dan
untuk tenaga kerja semua disiapkan makan siang gratis agar supaya tenaga kerja bisa bekerja
dengan baik
d. Jam kerja diatur sesuai dengan kebijakan pemerintah dan tidak di adakan lembur
dahulu sampai semua tenaga kerja wanita yang kurang Hb nya bisa normal lagi
e.Meminta perusahaan lebih memperhatikan lagi tenaga kerjanya dalam hal jam
istirahat karena karyawan sangat berperan penting dalam perusahaan
Jawaban :e. Meminta perusahaan lebih memperhatikan lagi tenaga kerjanya dalam hal jam
istirahat karena karyawan sangat berperan penting dalam perusahaan
Referensi : Pradipta, Young ki. (2018, 18 Maret). Soal Uji Kompetensi. Diperoleh 28
Oktober 2019 dari https://www.scribd.com/document/374161285/Soal-Uji-Kompetensi
9. Instalasi Gizi menerima keluhan dari pasien tentang keterlambatan makanan. Keluhan ini
disampaikan oleh petugas distribusi kepada Kepala Instalasi Gizi. Sebagai pimpinan, beliau
harus segera bertindak untuk menangani masalah tersebut.
Apakah peran pemimpin pada kasus diatas?
a. Disseminator b. Disturbance handler c. Entrepreneur
d. Negotiator e. Spokesperson
Jawaban : b. Disturbance handler
Referensi : Pradipta, Young ki. (2018, 18 Maret). Soal Uji Kompetensi. Diperoleh 28
Oktober 2019 dari https://www.scribd.com/document/374161285/Soal-Uji-Kompetensi
Penelitian terapan
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola makan dan status gizi anak usia sekolah dasar.
Dipilh 2 sekolah dasar di Kota Pare-pare Propinsi Sulawesi Selatan, yaitu murid SDN 63
yang berjumlah 135 orang, dan murid SD Muhammadiyah 3 yang berjumlah 140 orang. Data
diperoleh dengan observasi langsung yaitu pola makan siswa diukur berdasarkan beda jenis
konsumsi (BJK) dan status gizi berdasarkan antropometri yaitu ukuran berat badan dan
tinggi badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kualitas pola makan murid
SDN 63 Pare-pare dikategorikan sedang (BJK 5-7), sedangkan di SD Muhammadiyah 3
dikategorikan baik (BJK < 11), lalu secara umum status gizi pada kedua SD tersebut dalam
kategori baik (lebih dari 55%). Namun demikian, masih ada murid yang berstatus gizi sedang
(sekitar 40%), bahkan ada yang berstatus gizi kurang (lebih dari 1%). Apa kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian tersebut?
a. Pola makan yang beragam dapat dilihat dari beda jenis konsumsi dan hasil antropometri
b. Status gizi baik atau buruk dapat dilihat dari hasil IMT setelah pengukuran
antropometri
c. Kategori pola makan yang baik dilihat apabila skor menunjukan >10
d. Masih ada murid yang memiliki status gizi kurang di kedua sekolah yang diteliti
e. Secara umum pola makan di SDN 63 Pare-pare lebih baik jika dibandingkan dengan SD
Muhammadiyah 3
Jawaban : b. Status gizi baik atau buruk dapat dilihat dari hasil IMT setelah pengukuran
antropometri
Referensi : Aswan Yulinda. (2014, 03 Oktober). LATIHAN SOAL UJI KOMPETENSI.
Diperoleh 28 Oktober 2019 dari https://www.scribd.com/doc/241750416/LATIHAN-
SOALUJI-KOMPETENSI-docx
2. Seorang Ahli Gizi Puskesmas sedang menyusun program Pemberian Makanan Tambahan
bagi ibu hamil yang menderita kurang gizi. Tahap awal adalah melakukan screening dalam
menentukan sasaran kegiatan. Indikator antropometri apakah yang dapat digunakan dalam
kegiatan tersebut
a. Umur
b. Berat badan
c. Tinggi Badan
d. Lingkar Lengan Atas
e. Penambahan berat badan
3. Berdasarkan hasil recall konsumsi makanan 2 x 24 jam , diketahui asupan energi pada hari
I 1800 Kalori dan hari II 2200 Kalori . Kecukupan energi sehari 2400 Kalori Berapa
tingkat kecukupan energi orang tersebut ?
a. 75 %
b. 83,33 %
c. 91,67 %
d. 95,83 %
e. 100 %
4. Berdasarkan Pengambilan Data Dasar di Kab” D” ditemukan bahwa 10,3 % Balita
menderita Kurang Energi Protein (KEP) yang berkaitan dengan kurangnya ketersediaan
makanan di tingkat rumah tangga. Dinas Kesehatan setempat memiliki stok Blended Food
untuk program perbaikan gizi. Di setiap desa memiliki kader posyandu yang aktif dan
kooperatif. Intervensi apa yang tepat digunakan untuk mengatasi masalah gizi tersebut di
atas?
a. Konseling Gizi
b. Pemberian PMT
c. Penyuluhan Gizi
d. Pemberian Vitamin A
e. Demonstrasi Pembuatan PMT
5. Kemenkes melaksanakan program suplementasi vitamin A kepada kelompok rawan gizi
yaitu kepada bayi, anak balita dan ibu nifas. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara berkala
dengan dosis dan frekuensi yang telah ditetapkan Kapan sebaiknya kapsul vitamin
diberikan pada bayi ? a. Saat bayi lahir
b. Setiap datang ke posyandu
c. Setiap berobat ke dokter
d. 1 kali pada bulan Februari atau Agustus
e. 2 kali pada bulan Februari dan Agustus
6. Angka persentase penggunaan garam beryodium pada suatu daerah yaitu masih 60 %
sehingga Dinas Kesehatan daerah tersebut membuat usulan kegiatan promosi gizi untuk
meningkatkan persentase keluarga yang menggunakan garam beryodium dalam memasak.
Apakah langkah awal yang dilakukan untuk merencanakan program promosi gizi pada
kasus tersebut?
a. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga
b. Melakukan advokasi ke tingkat provinsi
c. Menetapkan tujuan, metode dan media
d. Merencanakan pencetakan leaflet
e. Monitoring penggunaan garam ber-yodium
1) Komponen dalam biaya produksi terdiri dari 3 bagian yaitu biaya bahan makanan, biaya
overhead, dan biaya tenaga kerja. Persentase ideal untuk biaya bahan makanan yaitu? A.
35%
B. 40%
C. 50%
D. 60%
2) Penentuan tarif dalam pelayanan makanan perlu memperhatikan komponen material cost,
labor cost, overhead cost, margin, dan jasa layanan. Persentase ideal dalam penentuan jasa
layanan sebesar?
A. 20%
B. 30%
C. 40%
D. 50%
B. 55.110 – 55.200
C. 56.110 – 56.200
D. 58.110 – 58.200
5) Diketahui unit cost di Rumah Sakit B pada kelas rawat VIP sebesar 85.500. Perencanaan
margin yaitu 15% dan jasa layanan 20%. Berapa usulan tarif untuk pelayanan makan di RS
tersebut?
A. 115.425 – 116.000
B. 117.425 – 118.000
C. 118.425 – 119.000
D. 119.425 – 120.000
6) Untuk kegiatan penyelenggaraan makanan pasien di rumah sakit, biaya yang dikeluarkan
untuk masing komponen juga tidak sama. Komponen apa yang mempunyai pengeluaran
terbesar pada kegiatan tersebut?
A. Biaya tenaga kerja
B. Biaya overhead
7) Dalam menentukan tarif biaya makan atau biaya asuhan gizi di rumah sakit banyak metode
yang bisa digunakan. Metode apa yang paling tepat digunakan untuk memperhitungkan
biaya tersebut?
A. Berdasarkan standar makanan
B. Berdasarkan biaya aktual dalam produksi
Sumber:
Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. 2018. Sistem Penyelenggaraan Makanan
Institusi. Jakarta: Kemenkes RI.
5. Jarak terjauh posyandu 3 dengan rumah warga di Kecamatan Pesawahan adalah 2,5 km, warga
datang ke posyandu dengan kendaraan umum atau pribadi dan jalan menuju posyandu 3 sangat
mudah di akses oleh kendaraan. Posyandu rutin dilakukan sebulan sekali dan terdapat tenaga
kerja yang cukup. Namun pesentase D/S di posyandu tersebut adalah 65 % maka intervensi
apa yang bisa dilakukan untuk warga agar datang ke posyandu?
a. Perbaikan jalan menuju posyandu 3
b. Kunjungan tenaga gizi ke posyandu 3 secara rutin
c. Pengembangan posyandu baru yang mendekati rumah warga
d. Pemberian motivasi dan edukasi pada warga akan pentingnya pemantauan status
gizi anak di posyandu
80,00% 80,00%
a. b.
70,00% 70,00%
60,00% 60,00%
N/S N/S
50,00% 50,00%
40,00% N/D 40,00% N/D
30,00% D/S 30,00% D/S
20,00% 20,00%
K/S K/S
10,00% 10,00%
0,00%
0,00%
K/S D/S N/D N/S
K/S D/S N/D N/S
c. 80,00% 80,00%
d.
70,00% 70,00%
60,00% 60,00%
N/S N/S
50,00% 50,00%
N/D 40,00% N/D
40,00%
30,00% 30,00% D/S
D/S
20,00%
20,00% K/S K/S
10,00%
10,00%
0,00%
0,00% K/S D/S N/D N/S
K/S D/S N/D N/S