Anda di halaman 1dari 26

SOAL TRYOUT UJI KOMPETENSI GIZI DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN

PROFESI IKATAN LEMBAGA MAHASISWA GIZI INDONESIA


1. Seorang ibu X mengeluh mata sering berkunang-kunang dan cepat lelah selama 1 bulan
terakhir, ibu X mempunyai kebiasaan minun teh setelah makan (tiga kali sehari) dan
seorang vegetarian. Kekurangan zat gizi mikro apa yang dialami ibu X?
a. Zn
b. Fe
c. Mg
d. Ca
e. Mn
2. Seorang ibu mengeluh persendian kaku dan nyeri setelah mengkonsumsi sea food dan
bayam. Berkaitan dengan kandungan atau senyawa yang terdapat dalam sea food dan
bayam. Senyawa apa yang dapat menimbulkan keluhan tersebut?
a. Protein
b. Purin
c. Pirimidin
d. Sitokin
e. Amonia
3. Beberapa tahun terakhir marak sekali iklan susu formula yang menggemborkan adanya
kandungan DHA pada produk mereka. Berkaitan dengan hubungan DHA sebagai
komponen membrane sel. Bagaimana peran zat gizi pada kasus tersebut?
a. DHA merupakan asam lemak jenuh yang dapat meningkatkan regiditas membrane sel
b. DHA merupakan asam lemak jenis omega 6 yang dapat meningkatkan fluiditas
membrane sel
c. DHA merupakan asam lemak jenis omega 3 yang dapat meningkatkan rigiditas
membrane sel
d. DHA merupakan asam lemak tak jenuh yang dapat mengurangi kadar asam lemak trans
e. DHA merupakan asam lemak tak jenuh yang dapat meningkatkan fluiditas
membrane sel
4. Jenis beras yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia adalah beras padi dan beras
ketan. Beras mengandung banyak pati, dimana pati tersusun dari rangkaian unit glukosa
yang terdiri dari amilopektin dan amilosa. Seperti yang kita tahu bahwa beras ketan
memiliki sifat yang lebih pulen dibandingkan dengan beras padi. Jenis pati yang
menyusun dua jenis beras tersebut ialah ...
a. Beras ketan memiliki kandungan amilopektin yang lebih tinggi
b. Beras padi memiliki kandungan amilopektin yang lebih tinggi
c. Kandungan amilosa dan amilopektin dalam beras ketan seimbang
d. Beras ketan memiliki kandungan amilosa yang lebih tinggi
e. Beras padi memiliki kandungan amilosa yang lebih tinggi
5. Salah satu fungsi Fe adalah membantu proses pembentukan eritrosit di sumsum tulang.
Kekurangan mineral ini menyebabkan eritrosit yang dihasilkan berbentuk kecil dan
kandungan Hb dalam sel tersebut kurang (hipokromik mikrositik). Mengapa fungsi zat gizi
tersebut lebih baik pada bahan makanan hewani?
a. Besi heme yang lebih mudah proses penyerapannya ada pada bahan makan
hewani
b. Besi heme yang proses penyerapannya membutuhkan vitamin C ada pada bahan makan
hewani.
c. Besi non heme yang lebih mudah proses penyerapannya ada pada bahan makan nabati
d. Besi heme yang proses penyerapannya membutuhkan vitamin C ada pada bahan makan
nabati
e. Besi non heme yang lebih mudah proses penyerapannya ada pada bahan makan hewani
6. Zat gizi dalam tubuh ada yang digunakan untuk membentuk sel baru, memelihara dan
mengganti sel – sel yang rusak. Zat gizi tersebut misalnya protein, mineral dan air.
Berdasarkan fungsinya pengelompokan zat gizi tersebut digolongkan menjadi?
a. Zat Pengatur
b. Zat Gizi Imunitas
c. Zat Pembangun
d. Zat Gizi Esensial
e. Zat Gizi Mikro
7. Karbohidrat loading adalah strategi pengaturan asupan Karbohidrat yang diintegrasikan
dengan strategi latihan dengan tujuan untuk meningkatkan simpanan glikogen di otot
menjelang pertandingan. Bagaimanakah prinsip karbohidrat loading?
a. Mengkonsumsi karbohidrat sebanyak- banyak sebelum pertandingan.
b. Pengurasan simpanan glikogen hingga sel menjadi lapar dan mampu
menyerap glukosa lebih banyak, kemudian asupan karbohidrat ditingkatkan.
c. Pengurasan simpanan lemak, kemudian mengganti dengan asupan karbohidrat
yang tinggi sehingga cadangan glikogen lebih banyak.
d. Melakukan olahraga intensitas tinggi dengan keadaan puasa, kemudian menambah
asupan karbohidrat secara bertahap.
e. Melakukan olahraga dalam keadaan puasa dan menambah asupan lemak dan
karbohidrat sebanyak- banyaknya.
8. Prebiotik merupakan nondigestible food yang menguntungkan bagi inangnya dengan
merangsang aktivitas sejumlah bakteri dalam kolon sehingga mampu meningkatkan
kesehatan. Salah satu syarat food ingredient yang dapat diklasifikasikan sebagai jenis zat
gizi diatas adalah...
a. Tidak mampu diserap oleh saluran cerna bagian atas.
b. Berbentuk substrat yang mengandung protein dan asam lemak.
c. Menghambat pertumbuhan bakteri Bifidobacterium.
d. Bersifat pathogen terhadap kesehatan inangnya.
e. Diisolasi dari spesies yang sama dengan lingkungan tubuh.
9. Sayur dan buah merupakan pangan fungsional yang memiliki komponen bioktive
bermanfaat bagi tubuh, salah satunya adalah Bromelin pada buah nanas. Apakah peran
bioaktif tersebut?
a. Mampu memecah struktur molekul lemak menjadi asam- asam lemak sederhana,
sehingga mampu dimetabolisme tubuh.
b. Mampu mengurangi radang sendi dan infeksi saluran pernafasan.
c. Mampu memecah struktur molekul protein menjadi asam amino, sehingga
mampu melunakkan daging.
d. Mampu meredam reaksi radikal bebas dalam tubuh sehingga menekan terjadinya
penyakit kanker.
e. Menekan resiko infeksi dan penyakit degenerative.
10. Seorang balita mengalami kekurangan vitamin A yang ditandai dengan bagian putih mata
kering, kusam, dan tidak bersinar. Apakah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
kondisi tersebut?
a. Xerosis Konjungtiva
b. Bercak bitot
c. Xerosis kornea
d. Keratomalasia
e. Ulserasi kornea
11. Ny.D, umur 40 tahun, memiliki keluhan kejang, denyut nadi cepat namun lemah, hipotensi
dan pusing, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar natrium dalam serum 165
mEq/L dan kadar natrium dalam urin 225 mEq/L/24 jam serta kadar kalium dalam darah
3,5 mEq/L, dan diketahui pasien memiliki riwayat penyakit diabetes dan banyak
melakukan aktivitas olahraga yang berlebihan untuk menurunkan berat badan. Masalah
gizi apa yang terjadi pada pasien Ny.D ?
a. Hipernatremia
b. Hiponatremia
c. Hiperkalemia
d. Hipokalemia
e. Hiperkalsemia
12. Seorang wanita berusia 28 tahun datang ke ahli gizi, memiliki tinggi badan 160 cm dan
berat badan 80 kg. Dari hasil wawancara kebiasaan makan didapatkan data sebagai berikut:
Minum teh 2 kali sehari, suka cemilan kripik dan gorengan. Pola makan 3 kali sehari dan
2 kali selingan. Wanita ini hanya tinggal sendiri dengan seorang pembantunya.Wanita ini
bermaksud ingin menurunkan berat badannya dengan cara mengatur pola makannya.
Memperhatikan kondisi wanita tersebut, berapakah pengurangan kalori sehari yang
sebaiknya diterapkan?
a. 250 kkal
b. 500 kkal
c. 750 kkal
d. 1000 kkal
e. 1500 kkal
13. Asuhan gizi yang tepat memiliki peranan yang penting dalam menunjang keberhasilan
terapi pasien. Pada pasien anak gizi buruk pemberian terapi diet harus diperhatikan sesuai
dengan kondisi pasien. Terdapat beberapa jenis formula standart bagi anak gizi buruk
diantaranya adalah F75. Apa indikasi dari asuhan tersebut terhadap anak gizi buruk?
a. Pasien berada pada tahap stabilisasi
b. Kondisi pasien sudah stabil
c. Keseimbangan elektrolit pasien tidak seimbang
d. Pasien dipersiapkan sebelum pulang
e. Nafsu makan anak bertambah
14. Ny NN, sedang hamil 8 minggu dan sering mengalami rasa panas pada ulu hati. Berikut
merupakan pengaturan makan yang sesuai untuk Ny. NN ...
a. Makan makanan berprotein rendah dan tinggi lemak dalam porsi kecil
b. Minum bersamaan dengan makan
c. Hindari makan dengan bumbu tajam, pedas, makanan yg menimbulkan gas
d. Makanan dengan tinggi serat dan banyak cairan
e. Pilih makanan dalam bentuk kering (biscuit,roti)
15. Seorang ahli gizi mendapatkan pasien yang kekurangan protein kronis. Dari hasil FFQ.
Asupan pasien tersebut mempunyai asam amino pembatas valin, sehingga mutu proteinnya
rendah. Apakah sumber pangan protein yang dapat mengatasi masalah diatas?
a. Ayam
b. Daging
c. Ikan
d. Kacang-kacangan
e. Serealia
16. Treatment yang diberikan kepada anak gizi buruk dilakukan secara bertahap, misalnya
dalam tahap stabilisasi, hal yang perlu dilakukan adalah mencegah anak mengalami
hipoglikemi dan dehidrasi. Asupan gizi apakah yang dapat diberikan kepada anak dalam
tahap tersebut?
a. ASI dan makanan pendamping ASI
b. Cukup ASI saja karena mudah dicerna
c. Formula WHO dan rehidrasi malnutrisi
d. Asupan protein tinggi untuk memperbaiki jaringan tubuh anak
e. Makanan lengkap (makanan pokok, sayur, lauk pauk, dan buah)
17. Tn.K 60 tahun, dirawat di ruang bedah, dengan nephrolithiasis (batu ginjal) sejak 3 hari
yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan saat ini sedang dalam perencanaan
operasi. BB 70 kg, TB 168 cm, tensi 150/120 mmHg, nadi 90x/menit, pernapasan
20x/menit, suhu 37,5oC. Bentuk makanan yang sebaiknya diberikan untuk pasien tersebut
adalah...
a. Makanan biasa
b. Makanan lunak
c. Makanan saring
d. Makanan cair kental
e. Makanan cair jernih
18. Seorang laki-laki, usia 61 tahun, sesak nafas, nafsu makan menurun. Pasien menderita
adalah perokok aktif sejak 20 tahun yang lalu. Pasien mengaku sulit untuk merubah
kebiasaan makannya selama ini yaitu merokok 2 bungkus setiap hari. Pola makan pasien
adalah 3 kali sehari dan 1-2 kali selingan. Pasien tidak suka makan sayur dan buah. Hasil
pemeriksaan Berat badan saat ini adalah 47 kg, dan tinggi badan adalah 165 cm. Leu
12.000/ul. Terapi diet apakah yang paling tepat dianjurkan kepada pasien tersebut?
a. Batasi gula sedehana, rendah protein
b. Batasi gula sederhana, cukup protein
c. Rendah karbohidrat, rendah protein dan lemak
d. Rendah karbohidrat, cukup energy, protein dan lemak
e. Rendah karbohidrat tinggi protein
19. Pasien laki-laki usia 60 tahun dengan BB 61 kg dan TB 170 cm dengan gejala sering
kencing dan haus. Pasien memiliki kebiasaan konsumsi makanan yang digoreng dan jarang
makan sayur dan buah, pasien selalu minum kopi/teh manis 2 kali/hari, jarang berolahraga.
Pasien tinggal dengan anaknya dan seorang pembantu. Hasil pemeriksaan laboratorium
GDP 145 gr/dl, GDA 250 gr/dl, Kolestrol 190 gr/dl, Hb 14 gr/dl. Manakah diagnosa gizi
yang paling tepat disimpulkan?
a. Penurunan kebutuhan karbohidrat berkaitan dengan kondisi fisiologis ditandai
dengan sering kencing dan haus, GDP 145 gr/dl, GDA 250 gr/dl
b. Peningkatan kebutuhan karbohidrat berkaitan dengan kondisi fisiologis ditandai
dengan BB 61 kg dan TB 170 cm
c. Ketidaksesuaian konsumsi jenis karbohidrat berkaitan dengan pola makan
yang salah ditandai dengan minum kopi/teh manis 2x/hari, GDP 145 gr/dl,
GDA 250 gr/dl
d. pola makan yang salah berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang pangan
dan gizi ditandai dengan jarang makan sayur dan buah
e. Pola makan yang salah berkaitan dengan berat badan yang kurang ditandai dengan
BB 50 kg dan TB 160
20. Pasien wanita usia 65 tahun dengan BB 45 kg dan TB 155 cm mengeluh berak darah (+),
ascites (+), sering merasa lelah dan letih. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa Hb 10
g/dl, albumin 2 g/dl, SGOT 90 u/L, SGPT 70 u/L. Pola makan 3 x sehari dan 1-2 x selingan,
pasien mempunyai kebiasaan merokok dan konsumsi makanan bersantan dan gorengan
serta jarang makan sayur dan buah. Hasil pemeriksaan laboratorium Kolesterol >200
mg/dl. Manakah diagnosa gizi yang paling tepat disimpulkan?
a. Penurunan kebutuhan energy dan penurunan kebutuhan lemak berkaitan dengan
malnutrisi ditandai dengan BB 45 kg dan TB 155 cm, kolesterol >200 mg/dl
b. Peningkatan kebutuhan protein dan penurunan kebutuhan lemak berkaitan
dengan kondisi fisiologis ditandai dengan berak darah (+), ascite (+), Hb 10
g/dl, albumin 2 g/dl, SGOT 90 u/L, SGPT 70 u/L
c. Penurunan kebutuhan natrium dan peningkatan kebutuhan lemak berkaitan dengan
kondisi fisiologis ditandai dengan Hb 10 g/dl, albumin 2 g/dl, SGOT 90 u/L, SGPT
70 u/L
d. Peningkatan kebutuhan lemak dan penurunan kebutuhan energy berkaitan dengan
hiperlipidemia ditandai dengan kolesterol >200 mg.dl, suka merokok dan konsumsi
makanan bersantan dan gorengan
e. Pola makan yang salah berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi
ditandai dengan konsumsi makanan bersantan dan gorengan serta jarang makan
sayur dan buah

Komunikasi Efektif
1. Pasien laki-laki usia 60 tahun dengan BB 61 kg dan TB 170 cm dengan gejala sering kencing
dan haus. Pasien memiliki kebiasaan konsumsi makanan yang digoreng dan jarang makan
sayur dan buah, pasien selalu minum kopi/teh manis 2 kali/hari, jarang berolahraga. Pasien
tinggal dengan anaknya dan seorang pembantu. Hasil pemeriksaan laboratorium GDP 145
gr/dl, GDA 250 gr/dl, Kolestrol 190 gr/dl, Hb 14 gr/dl.
Media apakah yang tepat digunakan dalam rangka konseling gizi pada kasus tersebut ?
a Leaflet diabetes mellitus tipe 1
b Leaflet diabetes mellitus tipe 2
c Leaflet diabetes ketoasidosis
d Leaflet rendah gula dan rendah lemak
e Leaflet dislipidemia
.
Jawaban :b. Leaflet diabetes mellitus tipe 2
Referensi :

2. Ibu D mempunyai bayi pertama usia 2,5 bulan dan tinggal bersama mertua dan suaminya.
Ibu D sudah mulai kembali bekerja 1 bulan yang lalu. Selama ini Ibu D mempumping
ASInya di tempat kerja. Ibu D mendatangi ahli gizi karena ASI yang keluar berkurang.
Apa yang perlu dilakukan ahli gizi untuk memulai konseling?
a Ahli gizi melakukan evaluasi diri mengenai kemampuan yang dimiliki
b Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien
c Menggali informasi dan memberikan terapi gizi
d Menyepakati langkah yang akan diambil
e Mengevaluasi pemahaman klien terhadap hasil
Jawaban : b. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien
Referensi : Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI; 2018

3. Ibu D mempunyai bayi pertama usia 2,5 bulan dan tinggal bersama mertua dan suaminya.
Ibu D sudah mulai kembali bekerja 1 bulan yang lalu. Selama ini Ibu D mempumping
ASInya di tempat kerja. Ibu D mendatangi ahli gizi sambil menangis karena ASI yang keluar
berkurang.
Komunikasi nonverbal apa yang bias dilakukan ahli gizi kepada ibu D?
a. Menganggukkan kepala untuk jawaban ibu D
b. Mengatakan kembali apa yang ibu D katakan
c. Memberi sentuhan secara wajar kepada ibu D
d. Menyepakati langkah yang akan diambil
e. Menghindari kata-kata yang menghakimi
Jawaban : c. Memberi sentuhan secara wajar kepada ibu D
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018

4. Ibu D mendatangi ahli gizi sambil menangis karena ASI yang keluar berkurang. Berdasar
konseling yang dilakukan ahli gizi diperoleh informasi bahwa Ibu D mempunyai bayi
pertama usia 2,5 bulan. Mulai bekerja 1 bulan yang lalu dan tinggal bersama mertua dan
suami.
Langkah konseling apa yang dilakukan ahli gizi kepada ibu D?
a. Membangun dasar-dasar konseling
b. Menggali permasalahan
c. Memilih solusi dengan menegakkan diagnosis
d. Memilih rencana
e. Memperoleh komitmen
Jawaban : c. Memilih solusi dengan menegakkan diagnosis
Referensi : Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI; 2018
5. Pasien Y ibu hamil kurang energi kronis dengan anemia defisiensi besi. Ibu Y berasal dari
suku tengger yang beragama Hindu. Tidak mengkonsumsi ayam ataupun ikan karena trauma
saat masa kecil. Ahli gizi diminta melakukan konseling terhadap Ibu Y.
Bentuk perilaku apa yang dilakukan pasien Y sesuai prinsip komunikasi bersifat irreversible?
a. Ibu Y tidak makan daging sapi karena berasal dari suku Tengger
b. Ibu Y tidak makan daging sapi karena beragama Hindu
c. Ibu Y tidak makan daging ayam karena berasal dari suku Tengger
d. Ibu Y tidak makan daging ikan karena trauma saat kecil
e. Ibu Y tidak makan daging sapi karena trauma saat kecil
Jawaban : b. Ibu Y tidak makan daging sapi karena berasal dari beragama Hindu
Referensi :Kemenkes. Pedoman Strategi Komunikasi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018

6. Pasien Y ibu hamil kurang energi kronis dengan anemia defisiensi besi. Ibu Y berasal dari
suku tengger yang beragama Hindu. Tidak mengkonsumsi ayam ataupun ikan karena trauma
saat masa kecil. Ahli gizi diminta melakukan konseling terhadap Ibu Y.
Apa yang bisa disampaikan ahli gizi saat konseling untuk menyampaikan empati?
a. “Saya mengerti, baiknya ibu mencoba terlebih dahulu ”
b. “Saya paham, Ibu harus mencoba dulu ikan dan daging ayam agar sehat”
c. “Saya mengerti, tidak nyaman bagi Ibu, jika mengkonsumsi ikan”
d. “Saya mengerti, Tetapi Ibu tidak boleh pilih – pilih makanan kalau mau sehat”
e. “Saya paham, saya pun tidak suka ikan”
Jawaban :c. “Saya mengerti, tidak nyaman bagi Ibu, jika mengkonsumsi ikan”
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018

7. Pasien Y ibu hamil kurang energi kronis dengan anemia defisiensi besi. Ibu Y berasal dari
suku Tengger yang beragama Hindu. Tidak mengkonsumsi ayam ataupun ikan karena
trauma saat masa kecil. Ahli gizi diminta melakukan konseling terhadap Ibu Y.
Apa yang bisa disampaikan ahli gizi saat konseling untuk klarifikasi diet Ibu Y?
a “Jadi apakah benar Ibu beragama Hindu dan berasal dari Tengger?”
b “Jadi dalam agama dan suku ibu apakah benar ada pembatasan dalam pemilihan
makanan?”
c “Apakah ibu benar-benar tidak dapat mengonsumsi ikan dan daging ayam?”
d “Apakah selama hidup Ibu tidak pernah makan ikan ataupun daging ayam?”
e “Apakah ibu pernah mengonsumsi tablet tambah darah?”
Jawaban : b. “Jadi dalam agama dan suku ibu apakah benar ada pembatasan dalam pemilihan
makanan?”

Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018

8. Pasien Y ibu hamil Hipertensi beresiko preeklamsia. Mempunyai riwayat keluarga


hipertensi. Suka mengkonsumsi makanan instant karena kesibukannya. Ahli gizi diminta
melakukan konseling terhadap Ibu Y. Apa yang bisa disampaikan ahli gizi saat konseling
untuk rencana tindak lanjut diet Ibu Y?
a “Ibu bisa melakukannya, silahkan menghubungi saya bila ada kesulitan”
b “Yakinlah ibu bisa melakukannya, mulailah pelan-pelan merubah gaya hidup ibu”
c “Ibu harus yakin dapat melakukannya, yakinlah tekanan darah ibu pasti turun saat kontrol
selanjutnya”
d “Ibu sebaiknya kurangi konsumsi makanan instant, sampai jumpa minggu depan”
e “Ibu sebaiknya mulai membiasakan diri memasak dirumah, silahkan menghubungi saya
bila ada kesulitan”
Jawaban :a. “Ibu bisa melakukannya, silahkan menghubungi saya bila ada kesulitan”

Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI; 2018

9. Bapak E mendatangi ahli gizi untuk konseling diet karena permintaan dokter. Data biokimia
menunjukkan kadar kolesterol Bapak E tinggi. Bapak E cenderung pendiam dan menjawab
seperlunya.
Bagaimana setting ruang konseling yang baik untuk konseling ke klien seperti Bapak E?
a. Luas ruang konseling luas, sehingga klien tidak merasa terkurung
b. Waktu konseling tidak terlalu lama, sehingga permasalahan dapat segera terselesaikan
c. Terdapat almari untuk tempat food model, sehingga klien dapat menginterpretasikan
makanan secara langsung
d. Ruang tersendiri, sehingga klien merasa nyaman
e. Waktu konseling tidak perlu dibatasi sehingga klien merasa leluasa
Jawaban :d. Ruang tersendiri, sehingga klien merasa nyaman
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018

10. Seorang ahli gizi di puskesmas X berkeinginan memberikan edukasi gizi kepada masyarakat
di wilayah kerjanya mengenai pemanfaatan sumber daya lokal dalam menuntaskan masalah
kurang gizi di daerah tersebut. Di wilayah tersebut masih dijumpai balita kurang gizi dan di
bawah garis merah, serta bayi lahir dengan BBLR. Berdasarkan pengakajian, salah satu
faktor penyebabnya adalah rendahnya pendapatan dan daya beli masyarakat terhadap
pangan. Selain itu, daerah tersebut merupakan penghasil terbanyak tanaman kedelai. Ia ingin
mengajarkan pembuatan produk pangan berbahan dasar kedelai yang dapat digunakan
sebagai PMT maupun dijadikan usaha kecil menengah sehingga diharapkan dapat
menurunkan angka kekurangan gizi sekaligus meningkatkan perekonomian dan daya beli
masyarakat.
Metode apa yang tepat digunakan dalam memberikan edukasi kepada masayrakat di daerah
tersebut?
a. Ceramah b. Role play c. Simulasi
d. Demonstrasi e. Diskusi panel
Jawaban : d. demonstrasi
Referensi : Aswan Yulinda. (2014, 03 Oktober). LATIHAN SOAL UJI KOMPETENSI.
Diperoleh 28 Oktober 2019 dari https://www.scribd.com/doc/241750416/LATIHAN-
SOALUJI-KOMPETENSI-docx

11. Laki-laki berusia 55 tahun, pekerjaan wiraswasta, mempunyai IMT 27. Hasil pemeriksaan
lab menunjukan TG 190 mg/dl, LDL 280 mg/dl, HDL 15 mg/dl, Kreatinin 0,8, Albumin 4,2.
Cepat lelah, pusing, tekanan darah 150/100 mmHg. Pola makan 3 x sehari dan 2 x selingan,
sering mengonsumsi kopi setiap hari serta selalu menambahkan penyedap rasa dalam setiap
masakannya karena dirasa tidak sedap jika tidak ditambahkan. Pasien dianjurkan untuk
melakukan diet yang tepat.
Media konseling apa yang sebaiknya dipakai dalam memberikan konseling pada klien
tersebut
?
a Leaflet Diet Rendah Garam dan Tinggi Protein
b Leaflet Diet Rendah Lemak dan Seimbang
c Leaflet Diet Rendah Garam dan Rendah Protein
d Leaflet Diet Rendah Garam dan Rendah Lemak
e Leaflet Diet Dislipidemia
Jawaban :d. Leaflet Diet Rendah Garam dan Rendah Lemak
Referensi :Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta

12. Ibu A mempunyai bayi pertama usia 20 hari dan tinggal bersama mertua serta suaminya. Ibu
A akan kembali bekerja minggu depan. Selama ini Ibu A hanya memberikan Air Susu Ibu
(ASI) saja ke bayinya. Ibu A mendatangi ahli gizi untuk meminta saran agar dapat tetap
memberikan ASI walaupun bekerja, karena tahu bahwa ASI baik untuk bayi.
Apa yang perlu respon ahli gizi terhadap hal tersebut?
a Ahli gizi melakukan evaluasi diri mengenai kemampuan yang dimiliki
b Menggali informasi kebiasaan makan klien
c Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien
d Menyepakati langkah yang akan diambil
e Mengevaluasi pemahaman klien terhadap hasil Jawaban :d. Menyepakati langkah yang
akan diambil
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018

13. Ibu A mempunyai bayi pertama usia 20 hari dan tinggal bersama mertua serta suaminya. Ibu
A akan kembali bekerja minggu depan. Selama ini Ibu A hanya memberikan Air Susu Ibu
(ASI) saja ke bayinya. Ibu A mendatangi ahli gizi untuk meminta saran agar dapat tetap
memberikan ASI walaupun bekerja, karena tahu bahwa ASI baik untuk bayi.
Apa yang perlu dilakukan ahli gizi untuk memulai konseling?
a. Mengajak bicara hingga mengenali karakter klien
b. Menanyakan identitas dan kebiasaan makan klien
c. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien
d. Melakukan perjanjian sebelum konseling
e. Memberikan pretest sebelum konseling sebagai acuan pemahaman klien
Jawaban :c. Memperkenalkan diri dan menanyakan nama klien
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Konseling Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018

Etika Moral Profesi Gizi


1. Beberapa waktu ini sedang marak aksi untuk melarang pemberian susu formula bagi bayi
sebelum 6 bulan di berbagai daerah. Hal ini dikarenakan masih banyaknya fasilitas
pelayanan kesehatan yang memberikan susu formula pada bayi baru lahir serta mudahnya
akses mendapatkan susu formula di bawah 6 bulan. Hal ini dirasa perlu ada Perda yang
mengatur penjualan susu formula bagi pihak produsen dan penjual. Apa yang seharusnya
dilakukan ahli gizi dalam kasus tersebut ?
a. Ikut serta dalam advokasi kepada pemerintah terkait perda susu formula
b. Penyuluhan kepada tenaga kesehatan di pusat-pusat pelayanan kesehatan
c. Melakukan aksi demonstrasi ke pabrik/produsen susu formula
d. Melakukan pemboikotan produk susu formula di bawah 6 tahun
e. Aksi sweeping door to door di rumah yang masih menggunakan susu formula Jawaban :a.
Ikut serta dalam advokasi kepada pemerintah terkait perda susu formula
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Etika Profesi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018

2. Di rumah sakit X penentuan diet pasien seringkali masih dilakukan oleh peawat ruangan, hal
ini dikarenakan masih terbatasnya tenaga ahli gizi di rumah sakit tersebut. Suatu ketika
terjadi pemberian diet yang kurang tepat dilakukan oleh perawat ruangan, namun hal tersebut
diketahui oleh ahli gizi sehingga dapat segera diperbaiki.
Apa yang sebaiknya dilakukan oleh ahli gizi pada kasus tersebut ?
a. Membuat SOP terstandar yang dapat diakses oleh seluruh tenaga kesehatan di rumah sakit
b. Memberikan informasi dan edukasi diet yang tepat kepada perawat
c. Meminimalisir kesalahan dengan tidak mengalihkan tugas yang berhubungan dengan diet
kepada perawat maupun tenaga kesehatan lain
d. Melakukan penyesuaian diet dengan tetap berkolaborasi dengan perawat dan
dokter
e. Menambah jumlah ahli gizi di rumah sakit
Jawaban :d Melakukan penyesuaian diet dengan tetap berkolaborasi dengan perawat dan
dokter
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Etika Profesi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018

3. Isu mengenai sertifikasi, registrasi dan legislasi profesi sedang marak di kalangan ahli gizi.
Saat ini sertifikasi, registrasi dan legislasi profesi gizi telah menjadi keharusan dan sebagai
persyaratan tempat bekerja sebagai simbol diakuinya ahli gizi tersebut. Bagaimana
pentingnya dilakukan sertifikasi, registrasi dan legislasi ahli gizi? a. Sebagai wujud
eksistensi profesi gizi di masyarakat
b. Sebagai filter bagi pencari kerja untuk mendapatkan tenga gizi yang professional
c. Menimbulkan rasa aman dan kepercayaan antara ahli gizi dan klien
d. Menunjukkan pencapaian kompetensi yang terstandart dan layak untuk bekerja
e. Dilakukan ahli gizi sebagai formalitas dan wujud taat prosedur
Jawaban :d. Menunjukkan pencapaian kompetensi yang terstandart dan layak untuk bekerja
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Etika Profesi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018

4. Di puskesmas Y penanggung jawab program gizi ternyata bukan seorang ahli gizi, hal ini
dikarenakan masih terbatasnya tenaga ahli gizi di daerah tersebut. Dengan demikian
dikhawatirkan program gizi kurang dapat dijalankan dengan baik sesuai bidangnya.
Apa yang sebaiknya dilakukan ahli gizi mengetahui hal tersebut ?
a. Advokasi pada pemerintah terkait penambahan tenaga gizi di
daerah/puskesmas/desa
b. Memperingatkan PJ program tersebut untuk berkonsultasi dengan ahli gizi terlebih dahulu
c. Membantu PJ program tersebut menyusun perencanaan program gizi
d. Melaporkan hal tersebut kepada asosiasi profesi gizi, dalam hal ini PERSAGI
e. Ikut mengawasi pelaksanaan dan ikut memonitoring keberhasilan program
Jawaban :a. Advokasi pada pemerintah terkait penambahan tenaga gizi
di daerah/puskesmas/desa
Referensi :Pradipta, Young ki. (2018, 18 Maret). Soal Uji Kompetensi. Diperoleh 28
Oktober 2019 dari https://www.scribd.com/document/374161285/Soal-Uji-Kompetensi

5. Indonesia kaya akan suku bangsa beserta kebudayaan dan kepercayaan setempat. Menurut
ilmu kesehatan, beberapa di antara kebudayaan dan kepercayaan tersebut diketahui
berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat, misalnya perlakuan khusus pada ibu dan bayi.
Sebagai seorang ahli gizi bagaimanakah sikap dan perilaku Anda jika Anda adalah ahli gizi
di daerah tersebut?
a. Tidak perlu mengubah budaya yang telah ada karena budaya merupakan hal yang harus
dihormati dan dilestarikan
b. Melakukan gerakan yang masif terkait dampak dari budaya yang salah dan menganjurkan
kepada ibu dan bayi untuk tidak mengikuti budaya dan kepercayaan daerah setempat
c. Mengadvokasi kepada pemerintahan tertinggi untuk mendapatkan izin tidak mematuhi
budaya setempat agar dapat mengingkatkan kesehatan ibu dan anak
d. Melakukan kampanye terbuka kesehatan ibu dan anak di daerah tersebut untuk
mengajak masyarakat berubah dari budaya dan kepercayaannya
e. Melakukan pendekatan kepada ketua adat dengan membawa data-data kesehatan dan
menawarkan solusi dari masalah kesehatan tersebut, salah satunya dengan merubah
budaya dan kepercayaan setempat
Jawaban :d. Melakukan kampanye terbuka kesehatan ibu dan anak di daerah tersebut untuk
mengajak masyarakat berubah dari budaya dan kepercayaannya
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Etika Profesi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018
6. Nn. Y, seorang lulusan sarjana gizi yang baru lulus ingin bekerja di bidang food product &
technology. Setelah melalui tahapan seleksi akhirnya ia diterima bekerja di sebuah
perusahaan yang memproduksi susu formula skala nasional. Dalam pekerjaannya ternyata ia
ditempatkan di divisi penjualan yang mana bertanggungjawab untuk memasarkan produk
yang didalamnya termasuk susu formula untuk usia 0-6 bulan.
Sebagai seorang ahli gizi yang profesional, apa yang dapat dilakukan oleh Nn. Y?
a. Memutuskan untuk segera mengundurkan diri dari pekerjaannya karena dirasa
pekerjaannya tidak sesuai dan bertentangan dengan ilmu yang dimilikinya
b. Memohon agar dipindahkan ke bidang lain yang sesuai dengan keahliannya
c. Menolak dengan tegas deskripsi job yang diberikan kepadanya dan bersedia mundur dari
jabatan tersebut
d. Menjelaskan pada pimpinannya bahwa hal itu bertentangan dengan kode etik
profesinya
e. Menerima tugas dan menjalankannya sesuai prosedur yang berlaku di perusahaan dengan
harapan dapat melakukan perbaikan di kemudian hari
Jawaban :d. Menjelaskan pada pimpinannya bahwa hal itu bertentangan dengan kode etik
profesinya
Referensi :Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Etika Profesi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018

7. Pelaksanaan pelayanan Gizi Rumah Sakit memerlukan sebuah pedoman sebagai acuan untuk
pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses penyembuhan pasien, memperpendek
lama hari rawat dan menghemat biaya perawatan.
Pelayananan apa saja yang harus dilakukan oleh seorang ahli Gizi di rumah sakit?
a. Dalam melakukan pelaksanaan pelayanan makanan dirumah sakit ahli gizi harus
profesional dan harus menjadi mitra kerja dengan tenaga palaksanan lainnya di rumah
sakit
b. Pelayanan gizi rawat jalan, rawat inap, penyelenggaraan makanan dan penelitian
dan pengembangan gizi
c. Melakukan asuhan gizi terstandart pada setiap tahapan pelayanan
d. Untuk melayani pasien diperlukan tenaga S-1 Gizi
e. Melakukan semua pelayanan sesuai dengan kebijakan rumah sakit serta menjalankannya
sesuai SOP yang berlaku
Jawaban : b. Pelayanan gizi rawat jalan, rawat inap, penyelenggaraan makanan dan
penelitian dan pengembangan gizi
Referensi : Kemenkes. Bahan ajar Gizi : Etika Profesi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;
2018

8. Perusahaan A mempunyai tenaga kerja Wanita lebih banyak dari pada Pria. Perbandingan
nya adalah 20 persen laki dan 80 wanita. Pada general cek up yang dilakukan sebulan yang
lalu di dapati data sebagai berikut untuk tenaga kerja wanita 80 % HB <9.5 mg/dl dan 20 %
> 9.5 mg/dl. Perusahaan berkonsultasi dengan Seorang ahli gizi untuk menilai pemerisaan
tersebut.
Ahli gizi mendapatkan data sebagai berikut:
- Ada beberapa ibu yang masih menyusui
- Kebanyakan jarak tempuh antara perusahan dan tempat tingal pekerja kurang lebih 1 jam
perjalanan
- Perusahaan tidak menyiapkan makan siang hanya diberikan gaji dan uang makan Sebagai
seorang ahli gizi hal apa saja yang harus di komunikasikan dengan perusahaan? a. Meminta
perusahaan untuk menyiapkan klinik dan tenaga dokter
b. Memberikan masukan untuk menaikan gaji atau menyiapkan mess perusahaan
sehingga tenaga kerja yang jauh tempat tinggalnya di mess kan
c.Mengusulkan untuk tenaga kerja wanita yang menyusui dibuatkan ruang menyusui dan
untuk tenaga kerja semua disiapkan makan siang gratis agar supaya tenaga kerja bisa bekerja
dengan baik
d. Jam kerja diatur sesuai dengan kebijakan pemerintah dan tidak di adakan lembur
dahulu sampai semua tenaga kerja wanita yang kurang Hb nya bisa normal lagi
e.Meminta perusahaan lebih memperhatikan lagi tenaga kerjanya dalam hal jam
istirahat karena karyawan sangat berperan penting dalam perusahaan
Jawaban :e. Meminta perusahaan lebih memperhatikan lagi tenaga kerjanya dalam hal jam
istirahat karena karyawan sangat berperan penting dalam perusahaan
Referensi : Pradipta, Young ki. (2018, 18 Maret). Soal Uji Kompetensi. Diperoleh 28
Oktober 2019 dari https://www.scribd.com/document/374161285/Soal-Uji-Kompetensi

9. Instalasi Gizi menerima keluhan dari pasien tentang keterlambatan makanan. Keluhan ini
disampaikan oleh petugas distribusi kepada Kepala Instalasi Gizi. Sebagai pimpinan, beliau
harus segera bertindak untuk menangani masalah tersebut.
Apakah peran pemimpin pada kasus diatas?
a. Disseminator b. Disturbance handler c. Entrepreneur
d. Negotiator e. Spokesperson
Jawaban : b. Disturbance handler
Referensi : Pradipta, Young ki. (2018, 18 Maret). Soal Uji Kompetensi. Diperoleh 28
Oktober 2019 dari https://www.scribd.com/document/374161285/Soal-Uji-Kompetensi

Penelitian terapan
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola makan dan status gizi anak usia sekolah dasar.
Dipilh 2 sekolah dasar di Kota Pare-pare Propinsi Sulawesi Selatan, yaitu murid SDN 63
yang berjumlah 135 orang, dan murid SD Muhammadiyah 3 yang berjumlah 140 orang. Data
diperoleh dengan observasi langsung yaitu pola makan siswa diukur berdasarkan beda jenis
konsumsi (BJK) dan status gizi berdasarkan antropometri yaitu ukuran berat badan dan
tinggi badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kualitas pola makan murid
SDN 63 Pare-pare dikategorikan sedang (BJK 5-7), sedangkan di SD Muhammadiyah 3
dikategorikan baik (BJK < 11), lalu secara umum status gizi pada kedua SD tersebut dalam
kategori baik (lebih dari 55%). Namun demikian, masih ada murid yang berstatus gizi sedang
(sekitar 40%), bahkan ada yang berstatus gizi kurang (lebih dari 1%). Apa kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian tersebut?
a. Pola makan yang beragam dapat dilihat dari beda jenis konsumsi dan hasil antropometri
b. Status gizi baik atau buruk dapat dilihat dari hasil IMT setelah pengukuran
antropometri
c. Kategori pola makan yang baik dilihat apabila skor menunjukan >10
d. Masih ada murid yang memiliki status gizi kurang di kedua sekolah yang diteliti
e. Secara umum pola makan di SDN 63 Pare-pare lebih baik jika dibandingkan dengan SD
Muhammadiyah 3
Jawaban : b. Status gizi baik atau buruk dapat dilihat dari hasil IMT setelah pengukuran
antropometri
Referensi : Aswan Yulinda. (2014, 03 Oktober). LATIHAN SOAL UJI KOMPETENSI.
Diperoleh 28 Oktober 2019 dari https://www.scribd.com/doc/241750416/LATIHAN-
SOALUJI-KOMPETENSI-docx

Soal Penelitian Terapan


21. Praktek ASI Eksklusif di Kota A masih kurang dari 11%. Sebanyak 85% dari bayi yang
baru di lahirkan di wilayah Kota A langsung diberi susu formula setelah bayi dilahirkan.
65% di antaranya karena pemberian susu formula merupakan bagian dari standar pelayanan
di fasilitas kesehatan tempat bayi tersebut dilahirkan, 15% karena penolong persalinan
merasa pemberian susu formula yang paling praktis agar bayi tercukupi kebutuhan gizinya.
Apakah penyebab paling dominan kegagalan ASI Eksklusif pada kasus di atas?
a. Persepsi ibu yang salah tentang ASI eksklusif
b. Kurangnya pengetahuan ibu tentangnya pentingnya ASI eksklusif
c. Kurangnya motivasi penolong persalinan untuk menerapkan inisiasi menyusu dini
d. Kurangnya kesadaran penolong persalinan tentang pentingnya ASI eksklusif
e. Standar pelayanan rumah sakit yang belum menerapkan konsep baby
friendly hospital
22. Sebuah penelitian dilakukan terhadap anak sekolah dasar di daerah endemik GAKY. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat > 30% responden yang mengalami
pembesaran kelenjar gondok grade I, dan hampir separuh dari total responden
mengkonsumsi garam dengan kandungan yodium < 30 ppm. Upaya apa yang segera dapat
dilakukan untuk menurunkan prevalensi tersebut?
a. penyuluhan tentang bahan makanan goitrogenik pada masyarakat setempat
b. menggalakkan penggunaan garam beryodium pada setiap rumah tangga
c. pemberian suplementasi kapsul yodium kepada anak-anak SD yang mengalami
pembesaran kelenjar gondok
d. pemberian edukasi tentang bahan-bahan makanan sumber yodium yang mudah
diperoleh masyarakat setempat
e. memberikan subsidi garam beryodium
23. Jarak terjauh antara posyandu A dengan rumah warga di Kecamatan Amanuban Barat Nusa
Tenggara Timur adalah 5 km, warga datang ke posyandu dengan berjalan kaki selama 1
jam karena sangat jarang yang mempunyai kendaraan bermotor, kontur jalanan sangat
buruk, berkelok-kelok, belum beraspal, dan becek. D/S di posyandu tersebut sebesar 61%.
Intervensi sensitif apa yang bisa dilakukan atau diadvokasikan untuk meningkatkan D/S di
wilayah tersebut?
a. Perbaikan jalan menuju posyandu A
b. Penambahan tenaga kader di posyandu A
c. Kunjungan tenaga gizi di posyandu A secara rutin
d. Pengembangan posyandu baru di lokasi yang mendekati rumah warga
e. Pemberian motivasi pada warga akan pentingnya pemantauan status gizi anak di
posyandu
1. Untuk melaksanakan program higiene sanitasi, Kepala instalasi gizi menjalankan suatu program
dengan mempersiapkan dokumen-dokumen penting, diantaranya dokumen spesifikasi pembeli,
spesifikasi produk makanan, jadwal training pegawai, manual prosedur, resep/instruksi
pengolahan bahan makanan, prosedur FIFO, sertifikat rekanan, dan daftar alat yang dipunyai.
Apakah nama program yang dimaksud di atas? a. Good hygine practice
b. Good manufacturing practice
c. hazard analysis of critical control point
d. Pre-requisite program
e. standart operating procedure
2. Untuk melaksanakan program higiene sanitasi, Kepala instalasi gizi menjalankan suatu program
dengan mempersiapkan dokumen-dokumen penting, diantaranya dokumen spesifikasi pembelian,
spesifikasi produk makanan, jadwal training pegawai, manual prosedur, resep/instruksi
pengolahan bahan makanan, prosedur FIFO, sertifikat rekanan, dan daftar alat yang dipunyai.
Program tersebut digunakan sebagai syarat program apa?
a. Good hygine practice
b. Good manufacturing practice
c. hazard analysis of critical control point
d. d. Pre-requisite program
e. standart operating procedure
3. Ahli gizi rumah sakit menemukan bahwa saat penerimaan bahan makanan tidak dilakukan
penimbangan ulang oleh petugas dikarenakan petugas mengaku sudah biasa memperkirakan berat
bahan makanan, selain itu, petugas tidak memeriksakesesuaian bahan makanan yang telah diterima
dengan spesifikasi bahan makanan. Padahal SOP tentang penerimaan sudah tersedia. Apa yang
harus dilakukan ahli gizi untuk mencegah kejadian tersebut terulang kembali?
f. Melakukan perubahan SOP penerimaan
g. Melakukan sosialisasi ulang tentang prosedur penerimaan
h. Menegur petugas penerimaan tersebut
i. Mengedukiasi petugas tentang pentingnya menimbang bahan makanan
j. Mengevaluasi ketersediaan alat penimbangan
4. Instalasi gizi Rumah Sakit tipe D di kepulauan mengalami keterbatasan dalam variasi bahan
makanan karena akses dengan pasar/produsen yang sulit. Kegiatan apa yang dilakukan ahli gizi?
a. Menetapkan bahan makanan alternative
b. Mencari supplier dari pusat kota
c. Menyusun anggaran yang lebih besar
d. Menaikan harga menu
e. Mengubah siklus menu
5. Sebagian besar pasien di RS X memiliki kebiasaan mengkonsumsi ubi dan daun singkong padahal
pasien tersebut diharuskan untuk menghindari makanan yang bergas dan berserat tinggi. Apa yang
harus dilakukan oleh ahli gizi?
a. Modifikasi menu
b. Modifikasi standar bumbu
c. Mengubah peraturan pemberian makanan RS
d. Menyesuaikan dengan menu yang biasa dikonsumsi pasien
e. Pengembangan menu baru
6. Dalam proses produksi makanan instalasi gizi rumah sakit Salsabilla Husada masih sering
mengalami underproduction sehingga ada beberapa pasien yang mendapatkan diet yang tidak
sesuai dengan diet yang seharusnya dia terima. Jika anda sebagai ahli gizi di rumah sakit Salsabilla
Husada apa yang akan anda lakukan untuk mencegah hal tersebut? a. Menambah jumlah tenaga
produksi
b. Menggunakan jasa catering
c. Membuat analisis forcasting yang tepat
d. Menerapkan system produksi ready prepared
e. Mendata jumlah rata-rata pasien setiap harinya
7. Ahli gizi A sering menemukan ayam goreng dengan konsidi bagian dalam yang masih merah dan
berair, jika dikaitkan dengan keamanan pangan tentu hal tersebut tidak aman untuk dikonsumsi
oleh pasien. Apa yang sebaiknya anda lakukan terkait hal tersebut?
a. Menyediakan termometer sebagai controlling saat menggoreng
b. Memberikan teguran dan punishment kepada tenaga pemasak
c. Menetapkan dan sosialisasi SOP cara menggoreng bahan
d. Selalu mengawasi secara langsung proses penggorengan ayam
e. Menerapkan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP

Manajemen Program dan Pelayanan Pangan dan Gizi


1. Seorang petugas gizi melakukan penyuluhan mengenai jenis bahan makanan yang
mengandung kolesterol seperti yang terdapat dalam bahan makanan hewani (telur, ikan,
daging). Manakah yang kandungan kolesterolnya paling rendah ?
a. Ikan bawal
b. Telur bebek
c. Daging sapi
d. Udang lobster
e. Ayam kampong

2. Seorang Ahli Gizi Puskesmas sedang menyusun program Pemberian Makanan Tambahan
bagi ibu hamil yang menderita kurang gizi. Tahap awal adalah melakukan screening dalam
menentukan sasaran kegiatan. Indikator antropometri apakah yang dapat digunakan dalam
kegiatan tersebut
a. Umur
b. Berat badan
c. Tinggi Badan
d. Lingkar Lengan Atas
e. Penambahan berat badan

3. Berdasarkan hasil recall konsumsi makanan 2 x 24 jam , diketahui asupan energi pada hari
I 1800 Kalori dan hari II 2200 Kalori . Kecukupan energi sehari 2400 Kalori Berapa
tingkat kecukupan energi orang tersebut ?
a. 75 %
b. 83,33 %
c. 91,67 %
d. 95,83 %
e. 100 %
4. Berdasarkan Pengambilan Data Dasar di Kab” D” ditemukan bahwa 10,3 % Balita
menderita Kurang Energi Protein (KEP) yang berkaitan dengan kurangnya ketersediaan
makanan di tingkat rumah tangga. Dinas Kesehatan setempat memiliki stok Blended Food
untuk program perbaikan gizi. Di setiap desa memiliki kader posyandu yang aktif dan
kooperatif. Intervensi apa yang tepat digunakan untuk mengatasi masalah gizi tersebut di
atas?
a. Konseling Gizi
b. Pemberian PMT
c. Penyuluhan Gizi
d. Pemberian Vitamin A
e. Demonstrasi Pembuatan PMT
5. Kemenkes melaksanakan program suplementasi vitamin A kepada kelompok rawan gizi
yaitu kepada bayi, anak balita dan ibu nifas. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara berkala
dengan dosis dan frekuensi yang telah ditetapkan Kapan sebaiknya kapsul vitamin
diberikan pada bayi ? a. Saat bayi lahir
b. Setiap datang ke posyandu
c. Setiap berobat ke dokter
d. 1 kali pada bulan Februari atau Agustus
e. 2 kali pada bulan Februari dan Agustus

6. Angka persentase penggunaan garam beryodium pada suatu daerah yaitu masih 60 %
sehingga Dinas Kesehatan daerah tersebut membuat usulan kegiatan promosi gizi untuk
meningkatkan persentase keluarga yang menggunakan garam beryodium dalam memasak.
Apakah langkah awal yang dilakukan untuk merencanakan program promosi gizi pada
kasus tersebut?
a. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga
b. Melakukan advokasi ke tingkat provinsi
c. Menetapkan tujuan, metode dan media
d. Merencanakan pencetakan leaflet
e. Monitoring penggunaan garam ber-yodium

Soal Gizi Pangan – Perencanaan anggaran belanja

1) Komponen dalam biaya produksi terdiri dari 3 bagian yaitu biaya bahan makanan, biaya
overhead, dan biaya tenaga kerja. Persentase ideal untuk biaya bahan makanan yaitu? A.
35%

B. 40%
C. 50%

D. 60%

2) Penentuan tarif dalam pelayanan makanan perlu memperhatikan komponen material cost,
labor cost, overhead cost, margin, dan jasa layanan. Persentase ideal dalam penentuan jasa
layanan sebesar?
A. 20%

B. 30%

C. 40%

D. 50%

3) Langkah-langkah dalam penyusunan biaya overhead salah satunya yaitu mengelompokkan


macam overhead berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel. Contoh salah satu biaya
variabel adalah?
A. Biaya bahan makanan

B. Biaya depresiasi mesin

C. Biaya depresiasi gedung

D. Biaya kitchen utensil


4) Diketahui unit cost di Rumah Sakit A pada kelas rawat II sebesar 44.700. Perencanaan
margin yaitu 10% dan jasa layanan 20%. Maka usulan tarif untuk pelayanan makan di RS
Amanah sebesar?
A. 54.110 – 54.200

B. 55.110 – 55.200

C. 56.110 – 56.200

D. 58.110 – 58.200

5) Diketahui unit cost di Rumah Sakit B pada kelas rawat VIP sebesar 85.500. Perencanaan
margin yaitu 15% dan jasa layanan 20%. Berapa usulan tarif untuk pelayanan makan di RS
tersebut?
A. 115.425 – 116.000

B. 117.425 – 118.000

C. 118.425 – 119.000
D. 119.425 – 120.000

6) Untuk kegiatan penyelenggaraan makanan pasien di rumah sakit, biaya yang dikeluarkan
untuk masing komponen juga tidak sama. Komponen apa yang mempunyai pengeluaran
terbesar pada kegiatan tersebut?
A. Biaya tenaga kerja

B. Biaya overhead

C. Biaya bahan baku

D. Biaya pembelian alat

E. Biaya listrik dan air

7) Dalam menentukan tarif biaya makan atau biaya asuhan gizi di rumah sakit banyak metode
yang bisa digunakan. Metode apa yang paling tepat digunakan untuk memperhitungkan
biaya tersebut?
A. Berdasarkan standar makanan
B. Berdasarkan biaya aktual dalam produksi

C. Berdasarkan biaya satuan normatif

D. Berdasarkan biaya pedoman menu

Sumber:
Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. 2018. Sistem Penyelenggaraan Makanan
Institusi. Jakarta: Kemenkes RI.

Soal Gizi Masyarakat

1. Berikut pernyataan yang benar mengenai SKDN, kecuali…


a. Hasil analisis SKDN digambarkan dalam suatu balok SKDN
b. SKDN merupakan hasil penimbangan balita yang dilakukan tiga bulan sekali
c. Sistem pencatatan dan pelaporan hasil penimbangan balita di posyandu
d. SKDN diperoleh dari hasil posyandu dan dimuat dalam KMS

2. Arti kata D pada singkatan SKDN adalah…


a. Jumlah Balita yang datang di posyandu dan menimbang berat badan badannya
b. Jumlah seluruh balita yang ada dlam wilayah kerja posyandu
c. Jumlah balita yang ditimbang berat badannya mengalami peningkatan berat badan
disbanding dengan bulan sebelumnya dengan garis pertumbuhan
d. Jumlah anak yang ditimbang bulan lalu

3. Memberikan gambaran tentang tingkat keberhasilan program di posyandu. Indikator ini


menunjukkan balita yang ditimbang dan naik berat badannya., merupakan definisi…
a. Indikator K/S
b. Indikator D/S
c. Indikator N/S
d. Indikator N/D
4. indikator yang menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan di posyandu,
merupakan definisi…
a. Indikator K/S
b. Indikator D/S
c. Indikator N/S
d. Indikator N/D

5. Jarak terjauh posyandu 3 dengan rumah warga di Kecamatan Pesawahan adalah 2,5 km, warga
datang ke posyandu dengan kendaraan umum atau pribadi dan jalan menuju posyandu 3 sangat
mudah di akses oleh kendaraan. Posyandu rutin dilakukan sebulan sekali dan terdapat tenaga
kerja yang cukup. Namun pesentase D/S di posyandu tersebut adalah 65 % maka intervensi
apa yang bisa dilakukan untuk warga agar datang ke posyandu?
a. Perbaikan jalan menuju posyandu 3
b. Kunjungan tenaga gizi ke posyandu 3 secara rutin
c. Pengembangan posyandu baru yang mendekati rumah warga
d. Pemberian motivasi dan edukasi pada warga akan pentingnya pemantauan status
gizi anak di posyandu

Untuk soal No. 6 dan 7


Pada bulan November 2018 di posyandu B Kecamatan Wanayasa didapatkan data bahwa
terdapat 50 balita yang mendapatkan KMS (Kartu Menuju Sehat) di wilayah posyandu B, 45
balita yang menimbang berat badannya di Posyandu B pada bulan November, dari 45 balita
yang menimbang berat badannya hanya 25 balita yang megalami kenaikan berat badan pada
bulan November, dan jumlah seluruh balita di wilayah posyandu B kecamatan wanayasa ada
70 balita.
6. Berapakah presentase K/S di posyandu B Kecamatan Wanayasa pada bulan November ?
a. 64,2 %
b. 71.4 %
c. 35,7 %
d. 55,5
7. Dibawah ini, manakah balok SKDN yang benar sesuai hasil analisis SKDN di posyandu B
Kecamatan Wanayasa pada bulan November?

80,00% 80,00%
a. b.
70,00% 70,00%
60,00% 60,00%
N/S N/S
50,00% 50,00%
40,00% N/D 40,00% N/D
30,00% D/S 30,00% D/S
20,00% 20,00%
K/S K/S
10,00% 10,00%
0,00%
0,00%
K/S D/S N/D N/S
K/S D/S N/D N/S

c. 80,00% 80,00%
d.
70,00% 70,00%
60,00% 60,00%
N/S N/S
50,00% 50,00%
N/D 40,00% N/D
40,00%
30,00% 30,00% D/S
D/S
20,00%
20,00% K/S K/S
10,00%
10,00%
0,00%
0,00% K/S D/S N/D N/S
K/S D/S N/D N/S

Anda mungkin juga menyukai