Anda di halaman 1dari 13

SOAL LATIHAN UKOM

ASUHAN GIZI KLINIK

1. Seorang ibu membawa anak A yang berusia 50 bulan ke puskesmas Y karena merasa
pertumbuhan anaknya terganggu. Hasil pengukuran antropometri menunjukkan Z-
skor BB/TB < -3, LiLA 10 cm, nafsu makan baik dan tidak ada komplikasi medis.
Apakah pelayanan yang tepat untuk anak tersebut?
A. Rawat inap di puskesmas
B. PMT pemulihan untuk gizi kurang
C. PMT penyuluhan untuk gizi buruk
D. Diet dengan makanan terfortifikasi
E. Rawat jalan dengan therapeutic feeding center

2. Nyonya C berusia 31 Tahun dirawat di rumah sakit Z dengan diagnosis penyakit


sindrom nefrotik. Nyonya C memilik riwayat hipertensi dan saat ini tekanan darahnya
150/100 mmHg.
Apa diet yang tepat untuk kasus ini?
A. Diet rendah sisa
B. Diet rendah serat (hipertensi butuh serat)
C. Diet rendah cairan
D. Diet rendah garam
E. Diet rendah kalium

3. Tuan C berusia 54 Tahun, BB 47 kg, TB 171 cm, diagnosis kanker paru, disfagia, dan
sulit mengunyah. Selama sakit, tidak mau mengkonsumsi ikan, telur, dan ayam. Hasil
pemeriksaan menunjukan albumin 2,13 g/dl, Hb 10,5 g%, total protein 3,8 g/dl. Hasil
recall 1x24 jam menunjukan asupan energi 52%, protein 10%, karbohidrat 65%,
lemak 30% dari kebutuhan.
Apakah parameter prioritas yang harus dimonitor dan diecaluasi pada kasus di atas?
A. Anemia
B. Hipoalbuminemia
C. Asupan inadekuat
D. Perubahan berat badan
E. Kesulitan mengunyah dan menelan

4. Nona C berusia 18 Tahun ingin berkonsultasi mengenai pola makannya kepada


nutrisionis. Pemeriksaan antropometri BB 40 kg dan TB 170 cm. Hasil laboratorium
Hb 10,0 g%, hapusan darah hipokrom mikrositik, kadar ferritin rendah. Tidak
didapatkan abnormalitas lain. Pemeriksaan klinis tampak pucat, pasien juga mengeluh
cepat lelah dan mengantuk
Apakah minuman yang sebaiknya dihindari oleh nona C?
A. Teh
B. Susu
C. Es jeruk
D. Air kelapa
E. Jus mangga

5. Saaf konseling gizi, klien dengan kategori IMT overwight menyampaikan bahwa
dirinya masih sulit mengontrol nafsu makan dan masuh mengkonsumsi gorengan dan
makanan bersantan. Materi konseling gizi yang suda diberikan adalah diey rendah
energi dan rendah lemak dengan target penurunan berat badan 0,5 kg per minggu.
Apakah yang dapat dilakukan nutrisionis untuk membktikan bahwa konseling gizi
yang di berikan berhasil?
A. Memastikan klien mengkonsumsi sayur dan buah
B. Memastikan target penurunan berat badan tercapai
C. Memastikan klien sudag tidak mengkonsumsi gorengan
D. Memastikan klien sudah tidak mengkonsumsi makanan bersantan
E. Memastikan klien selalu menimbang berat badan secara berkala

6. Tuan B usia 65 Tahun mengalami kecelakaan kendaraan bermotor dan dirawat di


rumah sakit Z dengan diagnosis pasca bedah eksplorasi laparotomi. Sekarang pasien
dalam tahap pemulihan pasca bedah hari ke lima setelah operasi. Berat badan pasien
48 kg, tinggi badan 168 cm, pasien tampak pucat ,kehilangan lemak subkutan dan
kehilangan massa otot.
Apakah rencana terapi gizi bagi tuan B selama dirawat di rumah sakit terkait degan
kondisi status gizinya saat ini?
A. Tinggi lemak rendag serat
B. Tinggi kalori tinggi protein
C. Tinggi lemak tinggi protein
D. Rendah kalori tinggi protein
E. Rendah lemak itnggi protein

7. Anak B berumur 14 Bulan setiap hari anak B lebih banyak memakan bubur lunak.
Satu-satunya makanan bersumber hewani yang dimakan anak B adalah susu sapi,
sedangkan makanan bersumber nabati hanya tahu. Anak B makan 3 (tiga) kali dalam
sehari dengan porsi kecil namun tanpa makanan selingan.
Apa nasihat gizi yang diperlukan sehubung dengan pemberian makan pada anak B?
A. Berikan makanan lumat
B. Tambahkan susu pada bubur
C. Dikenalkan makanan keluarga
D. Kenaikan berbagau jenis bubur
E. Berikan bubur sedikit-demi sedikit

8. Perempuan B berusia 53 tahun masuk ke Rumah Sakit Y dengan keluhan buang air
kecil tidak lanca dalam 3 bulan terkahir, pusing, mual dan nafsu makakn menurun.
Pasien compos mentis, kadar Hb 11,8 g%, protein total 6,2%, ureum 27 mg/dl dan
tidak ada riwayat penyakit yang sama pada keluarga. Di ketahui berat badan 45 kg,
tinggi badan 150 cm, didiagnosis batu kalsium oksalat.
Apakah data yang harus dilengkapi pada pengkajian kasus pasien tersebut?
A. Fisik
B. Biokimia
C. Riwayat gizi
D. Antropometri
E. Riwayat hidupnya

9. Tuan A, pasien rawat inap di rumah sakit X, berusia 48 Tahun memiliki berat badan
85 kg, tinggi badan 165 cm, lingkar pinggang 102 cm, keluhan sulit tidur, sering sakit
kepala dan nafas pendek, tuan A mempunyai kebiasaan merokok 1-2 bungkus/sehari.
Mengkonsumsi mie instan 2-3 bungkus/minggu, minum kopi 2 kali sehari dan tidak
pernah berolahraga.
Apakah prioritas tujuan pemberian diet pada tuan A?
A. Membatasi asupan garam
B. Menurunkan asupan lemak (karena recall tidak ada)
C. Menurunkan asupan karbohidrat
D. Membatasi asupan protein
E. Menurunkan berat bada secara bertahap (karena ada data anttropometri saja)

10. Nyonya A 48 tahun didiagnosis TBC paru. Hasuk pemeriksaan didapatkan IMT 17,0
kg/m2 dan lingkaran lengan atas 22 cm. Nyonya A mendapatkan terapu obat anti
tuberculosa (OAT) sejak 2 minggu terkahir. Nyonya A mengeluh sesak nafas,
anoreksia, mual dan muntah. Hasil laboratorium didapatkan albumin 2,9 g/dl,ALT 90
mg/dl, AST 85 mg/dl, Hb 8,0 g%.
Apakah problem gizi prioritasa pada kasus diatas?
A. Infeksi TBC
B. Asupan oral inadekuat
C. Gangguan gastrointestinal (karena kalo GI bagus asupan makan juga akan ikut
bagus dan laboratorium akan bagus.)
D. Perubahan nilai laboratorium (ALT dan AST)
E. Perubahan nilai laboratorium (Hemoglobin)

11. Nyonya C berusia 31 Tahun dirawat di rumah sakit Y dengan diagnosis peyakit
sindroma nefrotik. Pasien mengalami mual dan anokresia sehingga berat badan turun
4 kg selama 2 bulan, IMT 16,27 kg/m2. Kebiasaan makan pasien teratur namun
jumlah sedikit dan kurang bervariasi, recall asupan energi 46,2%.
Apakah masalah domain intake yang dialami oleh nyonya C?
A. Asupan oral inadekuat
B. Asupan protein inadekuat
C. Asupan vitamin inadekuat
D. Asupan kasbohidrat inadekuat
E. Peningkatan kebutuhan energi

12. Nyonya A idiagnosis gagal ginjal kronis stadium IV dan mendapatkan suplemen
formula enteral rendah protein. Saat ini nyonya A mengalami edema, sehinga dokter
melakukan pembatasan asupan cairan maksimal 1500 ml/hari. Prediksi asupan cairan
dari makanan per oral adalah 500 ml. Energi dari suplemen formula enteral adalag
600 kkal, diberikan 2 kali sehari. Rekomendasi konsumsi air putih seharu sejumlah
500 ml.
Berapakah energi densitas formula enteral yang sesuai dengan kebutuhan nyonya A?
A. 0,8 kkal/ml
B. 0,9 kkal/ml
C. 1,0 kkal/ml
D. 1,1 kkal/ml
E. 1,2 kkal/ml (600 ml : 500 ml = 1,2 kkal/mL)

13. Nyonya B umur 35 tahun mengalami obesitas dengan IMT 31,0 kg/m2. Saat ini
nyonya B hanya mengkonsumsi jus buah dan sayur setiap hari, tidak makan nasi dan
lauk, hal tersebut dilakukannya karena mendapat informasi dari temannya bahwa
dengan menerapkan pola makan tersebut, maka berat badanya akan cepat menurun.
Nutrisionis ingin menegakan diagnosis gizi berdasarkan perilaku.
Apakah problem gizi yang paling sesuai berdasarkan kasus tersebut?
A. Tidak siap untuk diet
B. Gangguan pola makan
C. Kurang monitor diri sendiri
D. Keterbatasan akases terhadap makanan
E. Kepercayaan yang salah terhadap makanan terkait gizi

14. Anak B berusia 7 tahun, didiagnosis KEP tingkat berat dan tampak edema anasarka
dengan berat badan aktual 10 kg dan tidak ada riwayat infeksi berat saat ini masuk ke
dalam fase stabilisasi. Berdasarkan analisis keseimbangan cairan tubuh, perlu
pembatasan asupan cairan. Namun karena merasa haus, anak tersebut meminta minum
lebih banyak dari kebutuhannya.
Bagaimana sika anda sebagai nutrisionis terhadap permintaan tersebut?
A. Melarang untuk minum
B. Memmberinkan cairan isotonik (menganduk elektrolit, diberikan untuk
olahragawan. Kalo KEP pasien perlu pembatasan cairan. Kalo diberi isotonik
nanti tetap akan haus terus)
C. Memberikan minum sesuai permintaan
D. Memberikan minum ssampau rasa hausnya hilang
E. Memberikan mminum sesuai perhitungan kebutuhan cairan. Karena ada oedema,
kecuali tidak ada oedem boleh diberi isotonik.

15. Tuan B usia 42 Tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan rasa sakit saat buang air
kecil, pusing dan mual. Tuan B didiagnosis menderita batu ginjal jenis kalsium
oksalat.
Apakah intevensi gizi yang tepat untuk tuan B?
A. Batasi cairan dan kalsium
B. Tingkatkan asupan protein dan kalsium
C. Banyak minum dan batasi sayuran hijau. Karena sayuran hijau tinggi oksalat
D. Banyak minum dan konsumsi protein cukup
E. Batasi asupan kalsium dan sayuran beraneka warna
16. Nona A mengalami penurunan nafsu makan setiap kali menjalani kemoterapi akibat
kanker getah bening yang diderita, nona A mengalami penurunan berat badan 20%
dari berat badan awal selama 3 bulan menjalani proses kemoterapi ini.
Apakah problem dari diagnosis gizi yang ditegakkan pada nyonya A?
A. Asupan menurun = nafsu makan menurun. Jadi a dan c tidak mungkin
B. Proses kemoterapi
C. Kanker getahbening
D. Nafsu makan menururn
E. Penurunan berat badan yang tiak diinginkan

17. Nyonya A berusia 55 Tahun sering merasa nyeri pda persendian, memiliki gout
arthritis. Hasul asesmen riwayat gizi menunjukan nyonya A mempunyai kebiasaan
makan usus dan hati sapi sebagai lauk dan menyukai makan berkuah kaldu nyonya A
berkonsultasi dengan nutrisionis untuk mengatur dietnya agar penyakitnya tidak
kambuh kembali.
Apakahjenis makanan yang sebaiknya dihindari nyonya A?
A. Makanan tinggi purin dan lemak
B. Makanan rendah protein dan tinggi lemak
C. Makanan renda karbohidrat dan tinggi lemak
D. Makanan tinggi karbohidrat dan tinggi lemak
E. Makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat

18. Anak A umur 22 bulan dirawat di rumah sakit Y dengan diagonisis diare akut. Dari
anamnesis terhadap orang tua pasien diketahuisudah 2 hari anak BAB cair 5-7 kali
perhari, anak juga mengalami demam. Saat ini anak masih mendapatkan ASI dan di
selingi dengan susu formula ketika ibunya bekerja. Selain itu anak juga sudah
mendapatkan MPASI.
Apakah prinsi diet yang tepat untuk anak tersebut?
A. Hentikan ASI, Susu formula dan MPASI
B. Teruskan pemberian ASI, MP ASI, dan forrmula
C. Hentikan ASI dan MPASI, lanjutkan susu formula
D. Hentikan ASI dan susu formula, lanjutkan MP ASI
E. Teruskan pemberian ASI dan susu formula hentikan MPASI (karena diare disertai
demam, dan bisa jadi karena bakteri dari pemberian MPASI)

19. Tuan A berusiia dengan Diabetes Millitus tipe II. Pada saat ini beliau masuk tahap
pemulihan di rumah pasca perawatan gangren dan diwajibkan setiap minggu kontrol
ke dokter. Berdasarkan hasil laboratorium kemarin kadar glukosa darah puasa 145
mg/dl, 2 jam setelah makan 230 mg/dl. IMT Tuan A berada pada kisarana normal dan
tidak ada komplikasi penyerta.
Apakah anjuran makanan untuk rehabilitasi tuan A tersebut?
A. Meghindari makanan sumber lemak
B. Mengperhatikan asupan energi sesuai kebutuhan.
C. Mengkonsumsi sayur buah sebanyak mungkin setiap hari
D. Menghindari makanan sumber protein hewani dan nabati
E. Mengkonsumsi makanan tinggi protein dan tingi karbohidrat
20. Nona B berusia 20 tahun, datang dengan keluhan mual muntah sejak 1 minggu yang
lalu. Badan terasa lemah dan tidak nafsu makan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
suhu tubuh 37,8oC, sklera mata ikterik, kulit berwarna kuning, bilirubin, SGOT dan
SGPT menignkat, serta IgM anti HVA (+). Hasil diagnosis dokter, nona B hepatitis A.
Apakah patofisiologi penyebab tanda klinis pada mata dan kulit nona B?
A. Demam
B. Penumpukan IgM
C. Tidak nafsu makan
D. Peningkatan bilirubin (karena tanda klinis dari hepatitis)
E. Peningkatan SGOT dan SGPT

21. Nyonya C berusia 70 Tahun dibawa ke UGD karena jatuh di kamar mandi. Hasil
pemeriksaan menunjukan adanya fraktur pada tulang pinggul dan penurunan densitas
tulang (osteoporosis). Nyonya C diketahui menderita osteoporosis sejak 5 tahun lalu
dan sejak saat itu terbiasa meminm susu tinggi kalsium sau gelas/hari serta melakukan
senam lansia.
Apakah kemungkinan faktor resiko penyakit pada nyonya C?
A. Defisiensi estrogen
B. Aktivitas fisis kurang
C. Aktifitas fisik berlebih
D. Kurangnya asupan kalsium (karena osteoporosis)
E. Asupan kalsium yang berlebih

22. Tuan C berumur 30 tahun dirawat pasca operasi farrktur femur akibat kecelakaan lalu
lintas. Hasil pemeriksaan kaa glukosa dara sewaktu 230 mg/dl. Riwayat DM tuan C
tidak diketahui, dan tidak pernah diperiksa glukosa darah sebellumnya.
Bagaimanakah sikap yang dilakukan nutrisionis pada kasus tersebut?
A. Memberikan diet DM kepada pasien
B. Berdiskusi dengan perawat mengenai jenis diet
C. Meminta dokter penanggung jawab untuk menentukan diet
D. Memberikan diet rendah karbohidrat dan lemak kepada pasien
E. Berdiskusi dengan dpkter penggung jawa terkait penyebab hiperglikemia

23. Anak B berjenis kelamin laki-laki berusia 3 tahun dirawat dengan diagnosis medis
kwashiorkor. Pada pemeriksaan fisik tampak asisten dan edema pada kedua kaki.
Apakah parameter biokimia darah yang spesifik berhubung dengan kondisi kasus
tersebut?
A. Glukosa (DM)
B. Albumin
C. Bilirubin (hepatitis)
D. Hematokrit (sirosis hepatitis)
E. Hemoglobin (anemia)

24. Nona A berusia 21 Tahun datang ke pojok gizi di puskesmas Y dengan keluhan tidak
nafsu makan, pucat, dan badan terasa kemah. Hasil pengukuran menunjukan berat
badan 45 kg tinggi badan 155 cm, dan kadar Hb 10,5 mg/dl. Nona A ingin menaikan
berat badanya.
Mengikuti tahapan asuhan gizi, manakah kegiatan yang telah dilakukan nutrisionis
tersebut?
A. Melakukan monitoring
B. Melakukan asesmen gizi
C. Menegakan diagnosis gizi
D. Memberikan intevensi gizi
E. Melakukan evaluasi status gizi

25. Nona B berusia 20 tahun diraat di rumah sakit X dengan keluhan lemas sering pingsan
dan mudah lelah. Data rekam medis menunjukan Hb 9,8 g%, tekanan 90/60 mmHg,
kadar MVC dan MCH rendah, denyut nadi 100 kali/menit, wajah dan konjungtiva
anemis. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui selama 3 bulan terakhir pasien
melakukan diet ketat dengan hanya menonsumsi kacang-kacangan, sayur dan buah
saja.
Apakah kemungkinan penyebab maslah gizi pada kasus tersebut?
A. Kurang asupan air
B. Kurang asupan protein
C. Kurang asupan vitamin
D. Kurang asupan zat besi heme (hb rendah, mvc dam mch rendah. Asupan tidak ada
hewani)
E. Kurang asupan zat besi non-heme

26. Seorang pasien didiagnosis medis penyakit ginjal kronis, dirawat sejak 1 hari yang
lalu. Pemeriksaan laboratoriumnya diperoleh sebagai berikut: kadar ureum 66 mg/dl,
kreatinin 3,7 mg/dl, Hb 8 g% dan mengeluh mual, muntah. Usia pasien 40 tahun,
berat badan 58 kg dan tinggi badan 160 cm. Asupan sehari-hari energi 1550 kkal,
protein 60 gram, lemak 44 gram, karbohidrat 267 gram.
Apa paramete yang harus dimonitoring unutk mengetahui keberhasilan interbensi?
A. Penurunan asupan protein
B. Penurunan asupan energi
C. Penurunan asupan lemak
D. Peningkatan kreatinin (karena mengalami ginjal kronis dan bisa diukur dg PKK.
Klo PKK rendah gijal tidak bermasalah)
E. Peningkatan ureum

27. Anak laki-laki B umur 3 tahun memiliki status gizi buruk dibawa ke puskesmas rawat
inap. Anak tersebut ditanganin sesuai dengan protokol tatalaksana gizi buruk
(kemnkes). Saat ini telah masuk fase transisi.
Kapan tatalaksana pada fase tersebut dilakukan?
A. Hari ke 1 sampai2 (stabilisasi)
B. Hari ke 3 sampai 7 (transisi)
C. Minggu ke 2 sampai 3 (rehabilitasi)
D. Minggu ke 2 sampau 6
E. Minggu ke 7 sampai 26
28. Anak C laki-laku umur 5 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnosis tetanus
dengan kelluhan utama anak kejang. Anak C tampakk lemah dan kesadaran menurun.
Pemeriksaan klinis memperlihatkan pasien kesulitan menelan. Suhu tubuh anak C
39,9oC dengan berat badan 15 kg dan panjang badan 98 cm. Asupan makanan di
rumah kurang dari 75% kebutuhan.
Apakah bentuk makanan yang tepat diberikan untuk anak C?
A. Makanan biasa
B. Makanan lunak
C. Makanan saring
D. Makanan cair/enteral (karena kesadaran menurun)
E. Makanan biasa dengan modifikasi

29. Tuan B berusia64 tahun didiagnosis ensefalopati hepatikum, dyspepnea dan melena
ec hipertensi portal. Data antropometri LiLA 30 cm dan panjang ulna 27 cm.
Pemerikasaan biokimian menunjukan Hb 6,22 g%, hematokrit 19,1%. Tekanan darah
tuan B 150/90 mmHg, suhu afebris, nadi dan respirasi normal.
Apakah jenis diet yang disarankan untuk tuan B?
A. Diet rendah gara, dan diet protein tinggi BCAA (td tinggi, hb rendah. Bcaa untuk
enselopati)
B. Diet rendah garam dan diet protein rendah BCAA
C. Diet rendah protein dan diet tinggi lemak tidak jenuh
D. Diet rendah garam dan diet tinggi asam amino aromatik
E. Diet rendah garam dan diet protein rendah asam amino aromatik

30. Nyonya A berusia 45 tahun dirawat inap di rumah sakit dengan keluhan anoreksia,
mual, muntah disertai menggigil, rasa sakit di perut kuadran kanan menjalar ke bahu.
Nyonya A didiagnosis kolesistitis. Diketahui berat badan 60 kg dan tinggi badan 150
cm, Hb 12 g% dan albumin 3,3 g/dl. Pasien compos mentis, RR 20 Kali/menit, TD
110/70 mmHg, suhu 36oC .
Apa asupan zat gizi yang perlu dibatasi unutk nyonya A?
A. Asupan serat
B. Asupan lemak (karena penyakit hati)
C. Asupan protein
D. Asupan natrium
E. Asupan karbohidrat

31. Tuan A berusia 66 tahun perokok berat dirawat di rumah sakit X dengan diagnosis
medis stroke thrombosis. Tuan A menderita DM sejak 10 tahun lalu, sebelum terkena
stroke, tuan A rutin olahraga berenang dan memiliki kebiasaan makan jeroan, durian,
dan gorengan. Pada pemeriksaan darah didapatkan kolesterol total 250 mg/dl.
Apakah faktor resiko penyakit stroke pada kasus di atas yang tidak dapat
dikendalikan?
A. Usia dan jenis kelamin
B. Jenis kelamin dan asupan makanan
C. Diabeten mellitus dan hipertensi
D. Riwayat merokok dan DM
E. Kolesterol total yang tinggi dan hipertensi

32. Tuan B berusia 35 tahun, berat badan 82 kg dan tinggi badan 170 cm, checkup ke
rumah sakit dan didapatkan hasul pemeriksaan tekanann darah 160/90 mmHg. Tuan B
memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan siap jadi dan makanan kemasan serta
memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung.
Apakah rencana edukasi gizi yang tepat untuk tuan B?
A. Menyarankan diet tinggi zinc
B. Menyarankan diet tinggi kalium
C. Menyarankan diet tinggi zat besi
D. Menyarankan diet tinggi natrium
E. Menyarankan diet tinggi chromium

33. Nyonya B hamil anak kedua (trimester pertama) memiliki berat badan sebelum hamil
sebesar 55 kg dan tinggi badan 160 cm. Nyonya B datang ke pelayanan konseling gizi
dan dietetik untuk mengetahui perencanaan makan selama hamil agar kehamilan dan
bayinya sehat, berdasarkan perhitungan kebutuhan gizi perhari, nutrisionis
menambahkan 200 kkal/hari dari kebutuhan ibu sebelum hamil.
Apakah contoh tambahan makanan untuk nyonya B berdasarkan porsi penukar?
A. 1P sayur dan 1P buah
B. 1P lauk nabati dan 1P nasi
C. 1P nasi/penukar dan 1 P susu
D. 1P susu full cream dan 1P buah
E. 1P buah dan 1 P lauk hewani (telur)

34. Tuan A berusia 45 tahun bekerja sebagai karyawan bank dengan gaya hidup sedentari,
datang ke klinik gizi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutuin. Hasil
pemeriksaan menunjukan BB 73 kg, TB 160 cm, tekanan darah 130/80 mmhg, kadar
trigliserida 160 mg/dl, kolesterol HDL 39 mg/dl, dan LDL 160 mg/dl.
Apa rekomendasi yang seharusnya diberikan oleh nutrisionis?
A. Aktivitas fisik tetap, asupan karbohidrat (50%), protein (15%), dan lemak total
(20%), serat (<20 g)
B. Aktivitas fisik tetap, asupan karbohidrat (45%), protein (15%), dan lemak total
(30%), serat (>20 g)
C. Meningkatkan aktivitas fisik tetap, asupan karbohidrat (45%), protein (15%), dan
lemak total (30%), serat (>20 g)
D. Meningkatkan aktivitas fisik tetap, asupan karbohidrat (50%), protein (15%), dan
lemak total (20%), serat (>20 g)
E. Meningkatkan Aktivitas fisik tetap, asupan karbohidrat (50%), protein (15%), dan
lemak total (20%), serat (<20 g)

35. Anak A berusia 21 bulan, perempuan BB 12 kg, TB 85 cm masuk rumah sakit Z


dengan keluhan diare berulang selama lebih dari dua minggu. Pada pengkahian gizi
awal didapatkan data penurunan BB anak A sebesar >10% dalam waktu 6 bulan
terakhir, nafsu makan menurun, tampak lemah dan hanya mobilisasi di tempat tidur,
tampak ada kehilangan lemak subkutan dan massa otot serta mulai tampak edema
pada pergelangan kaki.
Dengan mengunakan metode penilaian SGA (Subjective Global Assesment),
termasuk dalam kategori apakah status gizi anak A tersebut?
A. Status gizi baik
B. Malnutrisi berat
C. Malnutrisi ringan
D. Malnutrisi sedang
E. Malnutrisi sangat berat
36. Nyonya B berusia 31 tahun dirawt di rumah sakit X dengan diagnosis penyakit
sindrom nefrotik. Salah satu intervensi diet yang di dapat di berikan untuk nyonya B
adalah dengan memberikan protein dengan nilai biologis tinggi.
Apakah jenis makanan yang paling dianjurkan?
A. Tempe
B. Daging
C. Seafood
D. Putih telur
E. Susu full cream

37. Nyonya C berusia 50 tahun dengan berat badan lebih melakukan kontrol ke dokter
terkait kondisi penyembuhan pasca patah tulang ringan yang dialami. Dokter
meresepkan suplemen kalsium untuk mempercepat pemulihan dan merujuk ke
nutrisionis untuk mengatur dietnya.
Apakah yang disarankan oleh nutrisionis kasus tersebut?
A. Menggantikan suplemen dengan bahan makanan
B. Melakukan pemeriksaan penunjang di laboratorium
C. Menghentikan aktivitas fisik untuk sementara waktu
D. Konsumsi makanan sumber vitamin D dan suplemen dari dokter
E. Konsumsi suplemen saja karena lebih baik dalam proses penyembuhan

38. Nyonya B mengeluh badan sebelah kiri tidak bisa digerakan sulit berbicara, dan tidak
bisa menelan. Nyonya B akan mendapatkan terapi menelan untuk mengembalikan
kemampuan menelanya minimal selama 2 bulan setelah didiagnosis mengalami stroke
dengan disfagia berat. Dalam masa itu nyonya B mendapatkan formula nteral.
Apakah monitoring dan evaluasi gizi yang dapat diukur pada nyonya B?
A. Total asupan makanan enteral setiap hari
B. Tes menelan/FEED dilakukan setiap hari
C. Konsisten feses dilakukan 2 hari sekali
D. Urine tampung 24 jam dilakukan setiap minggu
E. Gejala dan tanda edema dilakukan setiap minggu

39. Seorang anak laki0laki berusia 3 tahun dengan nilai z-skor BB/U -2,7 dan menderita
sakit ISPA A. Anak ini tidak suka lauk pauk sayur dan buah. Sehari-hari
mengonsumsi nasu atau mie dan kerupuk 1-2 kali sehari. Anak tersebut diasuh oleh
neneknya di rumah agak kumuh karena orang tuanya bekerja di luar kota. Anak
tersebut telah diterapi oleh dokter dan dirujuk untuk konseling ke nutrisionis.
Apa sebaiknya tujuan konseling gizi untuk pencegahan ISPA agar tidak terulang lagi?
A. Meningkatkan stimulasi anak
B. Anak diasuh oleh ibu dan ayah
C. Memperbaiki rumah dan dapur
D. Meeningkatkan higiene dan sanitasi
E. Meningkatkan penyediaan air bersih

40. Tuan B berusia 62 tahun TB 166 BB 75 kg, datang ke klinik gizi dengan keluhan sulit
buang air besar. Tuan B biasa mengkonsumsi makanan siap saji dan tidak suka
sayuran. Oleh dokter, tuan B didiagnosis menderita penyakit divertikulosis.
Apakah diet yang tepat diberikan untuk pasien tersebut?
A. Rendah sisa
B. Tinggi serat
C. Rendah garam
D. Rendah lemak
E. Tinggi protein

41. Seorang ibu berusia 50 tahun memiliki BB 68 kg, TB 150 cm memilki 2 orang anak
berusia 20 dan 15 tahun. Aktivitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. Suaminya
sering mengingatkan untuk menurunkan berat badan dengan cara mengatur pola
makan dan rajin berolahraga.
Jika dinilai dari IMT, termasuk dalam kategori apakah status gizi ibu tersebut?
A. Obes
B. Kurus
C. Normal
D. Sangat kurus
E. Kelebihan BB

42. Tuan A usia 21 tahun datang ke puskesmas Z dengan keluhan merasa cepat lelah.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva yang pucar dan kuku sendok.
Pemeriksaan darah rutin menunjukan kada Hb sebesar 9,0 g% pada apusan darah tepi
didapatkan bentuk sel mikrositik hipokrom.
Apakah intervensi zat gizi yang sebaiknya di berikan pada tuan A?
A. Asam folat
B. Riboflavin
C. Thiamin
D. Zat besi
E. Zinc

43. Tuan C usia 20 tahun dengan diagnosis medis gaga; ginjal akut dan mempunyai
diagnosis gizi perubahan data laboratorium (kreatinin dan hemoglobin) yang
disebabkan karena gangguan fungsi ginjal ditandai oleh kreatinin 6.1 g/dl dan
hemoglobil 10,0 g%. Nutrisionis melakukan monitorung dan evaluasi satu minggu
kemudian.
Apakah tanda dan gejala yang harus di perhatikan dan dicatat oleh nutrisionis pada
dokumen rekam medis tuan C?
A. Kreatinin
B. Hemoglobin
C. Tinggi badan
D. Aktivitas fisik
E. Riwayat teman

44. Mahasiswi B berusia 20 tahun dibawa ke rumah sakit X karena mengeluh nyeri di ulu
hati, mual dan kembung. Pasien dirujuk ke pelayanan konseling gizi. Hasil pengkajian
gizi diketahui bahwa pasien tidak pernah sarapan, sering melewatkan waktu makan,
menyukai makanan gorengan, guri dan pedas. Pasien sangat padat dan sibuk
berorganisasi.
Apakah maslah gizi domain perilaku padakasus tersebut?
A. Tidak siap untuk melakukan diet
B. Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi
C. Pilihan makanan yang diberikan tidak dinginkan
D. Kurangnya kepatuhan terhadap saran terkait gizi yang di anjurkan
E. Kepercayaan yang salah dan membahayakan terkait makanan dan zat gizi

45. Nutrisionis B yang bertugas di klinik gizi melkukan perhitungan energi dengan
menggunakan rumus Harris Benedict pada seorang pria berusia 35 tahun yang
memiliki riwayat obesitas. Saat ini klien memiliki status gizi normal. Klien tersebut
ingin status gizinya tetap dalam kisaran normal.
Apakah tahapan awal yang harus diketahui untuk perhitungan tersebut?
A. Mengetahui panjang badan
B. Mengetahui berat badan ideal
C. Mengetahui berat bada aktual
D. Mengetahui total energy expenditure
E. Mengetahui basal energy expenditure

46. Seorang balerina C berusia 26 tahun harus memantau dan mempertahankan berat
badanya agar selalu stabil. Menjelang acara Asia Ballet Competition, pelatih balet
meminta bantuan nutrisionis untuk memantau danmengevaluasi diet balerina tersebut.
Apakah upaya yang dilakukan nutrisionis terkait kasus tersebut?
A. Edukasi dan konseling manajemen berat badan
B. Manajemen stress menjelang pertandingan
C. Menjalankan diet penurunan berat badan
D. Edukasi dan konseling die rendah kalori
E. Meningkatkan aktivitas fisik

47. Anak B, dengan diagnosa gizi buruk saat ini diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Nutrisionis ingin memberikan keterampilan kepada keluarga pasien agar dapat
membuat F-135 untuk anak B di rumah.
Apakah metode yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut?
A. Diskusi
B. Simulasi
C. Ceramah
D. Demonstrasi
E. Curah pendapat

48. Seorang ibu berusia 35 tahun berbadan gemuk denga pola makan menyimpang daru
kaidah, ditandai dengan asupan kalori 3500 kkal perhari, tidak diikuti dengan
aktifittas fisik. Ibu tersebut pernah mengalami kecelakaan sehingga sendi pergelangan
kaku terasa sakit bila digerakkan terlalu sering
Apa intervensi aktivitas fisi yang tepat untuk meningkatkan pengeluaran energi klien?
A. Squat
B. Cycling
C. Jogging
D. Running
E. Swimming

49. Menu makan malam nyonya B umur 28 tahun yang sedang hamil trimester tiga terdiri
dari nasi (energi 290 kkal, protein 5 g, lemak 1g, karbohidrat 60 g), sayur lodeh
nangka muda (energi 75 kkal, protein 5 g, lemak 5 g, karbohidrat 8 g),tempe goreng
(energi 70 kkal, protein 5 g, lemak 5 g, karbohidrat 3 g), pepes jamur dan ampela
(energi50 kkal, protein 2 g, lemak 1 g, karbohidrat 1 g), pisang (energi 115 kkal,
protein 1 g, lemak 1 g, karbohidrat 31 g).
Berapa asupan energi ibu hamil dari makan malam tersebut?
A. 500 kkal
B. 600 kkal
C. 610 kkal
D. 615 kkal
E. 700 kkal

50. Nona A, seorang model yang merasa memiliki berat badan lebih menemui nutrisionis
untuk melakukan program penurunan berat badan. Berdasarkan pengukuran
antropometri, IMT klien sebesar 18,6 kg/m2. Sehari-hari klien membatasi asupan
makannya.
Apa jenis diet yang disarankan pada saat konseling gizi?
A. Gizi seimbang
B. Rendah energi
C. Rendah lemak
D. Tinggi protein
E. Tinggi serat

Anda mungkin juga menyukai