Anda di halaman 1dari 3

PENGORGANISASIAN MUHAMMADIYAH

A. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah suatu perkumpulan yang terdiri dari 2-3 orang atau lebih
yang bersepakat untuk bekerjasama dalam mewujudkan keinginan bersama. Fungsi
organisasi dalam suatu perjuangan adalah suatu alat untuk mencapai tujuan yang telah
dicita-citakan. Adapun unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam organisasi meliputi:
tujuan, usaha (kerjasama) dan pengorganisasian (pengelolaan). Tujuan dan manfaat
organisasi bagi manusia selain membuat pekerjaan dalam meraih cita-cita menjadi
ringan, baik tenaga dan biayanya juga untuk sarana berinteraksi sekaligus
meningkatkan kemampuan diri dalam membangun sebuah jaringan dan jalinan
kerjasama antarkelompok yang pada akhirnya dapat menguntungkan semua pihak.
Dasar berorganisasi adalah firman Allah SWT yang terdapat dalam Q.s. Ash-Shaff
(61) ayat 4, sebagaimana berikut:
‫إن هللا يحب الذين يقاتلون في سبيله ها هم با م وض‬
Artinya : "Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun
kokoh."
Berdasarkan dalil tersebut, maka keberadaan Muhammadiyah sebagai suatu
organisasi merupakan sebuah 'keniscayaan' sebagai realisasi atau konsekuensi logis
dari pemahaman yang mendalam dari Q.s. ash-Shaff ayat 4 di atas. Jadi jelaslah
bahwa Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi yang bermula dari pemahaman
dan kecerdasan K.H. Ahmad Dahlan dalam mengaktualisasikan al-Qur'an sebagai
sumber inspirasinya. Budaya orang Muhammadiyah selalu mengedepankan dan saling
menghargai satu dengan yang lainya. Yang muda menghormati dan mencintai yang
tua, dan begitu sebaliknya. Sehingga terjalin ukhuwah Islamiyah yang sangat erat
demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
B. AD/ART Muhammadiyah
Untuk menjalankan sebuah organisasi, apapun namanya. termasuk
Muhammadiyah, diperlukan sebuah komitmen dan loyalitas bagi para pemimpin dan
anggota-anggotanya. Bentuk dari komitmen dan loyalitas dalam berorganisasi adalah
dipatuhinya aturan-aturan yang telah disepakati bersama dalam Anggaran Dasar
(AD), maupun Anggaran Rumah Tangga (ART) organisasi.
AD merupakan kejelasan dan penegasan keberadaan sebuah organisasi yang di
dalamnya memuat tentang nama, pendiri dan tempat kedudukan organisasi; identitas,
asas, lambang, maksud, tujuan dan usaha organisasi; keanggotaan, keorganisasian
permusyawaratan dan rapat-rapat, serta keuangan dan pelaporan. Semua kejelasan
maupun penegasan tertulis secara garis besar untuk dijadikan sebagai pedoman dalam
menjalankan roda organisasi. Adapun peraturan-peraturan dalam organisasi secara
rinci dan bersifat intern, karena belum diatur dalam AD, dituangkan di dalam ART.
Dengan demikian, ART merupakan penjelasan tentang peraturan-peraturan organisasi
yang tidak diatur dalam AD.
Dalam organisasi Muhammadiyah, AD dan ART adalah hal penting dalam
menjalankan persyarikatan. Sebab, keduanya merupakan landasan dasar dalam
berorganisasi. Dalam Statuten (Anggaran Dasar) Muhammadiyah yang pertama kali
dirumuskan tahun 1912 setelah gerakan Islam ini didirikan, dari kandungan isi
sebenarnya telah tersirat adanya cita-cita Muhammadiyah. Dalam Anggaran Dasar
tersebut dirumuskan maksud dan tujuan perhimpunan Muhammadiyah, yaitu: "Maka
perhimpunan itu maksudnya: (1) Menyebarluaskan pengajaran agama kanjeng Nabi
Muhammad SAW kepada penduduk Bumi putera di dalam residensi Yogyakarta., dan
(2) Memajukan hal agama kepada anggota anggotanya".
Jadi jelaslah bahwa berorganisasi di persyarikatan Muham madiyah tidak
hanya sekedar melakukan aktivitas kumpul-kumpul semata. Akan tetapi, yang
dilandasi oleh perintah Allah SWT. serta adanya komitmen bersama yang tertuang di
dalam AD maupun ART. Keduanya dijadikan sebagai pedoman dalam melangkah
atau berusaha benarnya dalam menggapai baldatun thayyibatun warabbun ghafuur.
C. Keanggotaan Muhammadiyah
Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab IV pasal & disebutkan bahwa
anggota persyarikatan Muhammadiyah terdiri atas Anggota Biasa, Anggota Luar
Biasa dan Anggota Kehormatan Anggota Biasa adalah Warga Negara Indonesia,
beragama Islam, menyetujui dan bersedia mendukung, melaksanakan usaha-usaha
dalam mencapai maksud dan tujuan persyarikatan Muhammadiyah. Anggota Luar
Biasa adalah seorang bukan warga Negara Indonesia, beragama Islam, setuju dengan
maksud dan tujuan Muhammadiyah serta bersedia mendukung amal usahanya.
Sedangkan Anggota Kehormatan adalah seorang beragama Islam, berjasa terhadap
Muhammadiyah dan atau karena kewibawaannya dan keahliannya diperlukan atau
bersedia membantu Muhammadiyah.
Setelah seseorang menyatakan bersedia menjadi anggota Muhammadiyah,
maka hendaknya berusaha untuk melakukan proses ketetapan menjadi anggota
dengan memiliki Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah. Hal itu diperlukan sebagai
bentuk komitmen dan loyalitasnya terhadap pergerakan Muhammadiyah. Dengan
memiliki Kartu Tanda Anggota tersebut, maka dirinya telah memiliki hak suara, baik
untuk memilih maupun dipilih. Aturan tentang keanggotaan selanjutnya diatur dalam
ART. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap calon anggota Muhammadiyah
ketika hendak mendaftarkan diri untuk mendapatkan Kartu Tanda Anggota telah
diatur dalam ART.
Syarat-syarat menjadi anggota Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
1. WNI beragama Islam
2. L/P berumur 17 tahun atau sudah menikah
3. Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah
4. Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha Muhammadiyah;
5. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal.
Prosedur menjadi anggota Muhammadiyah diatur sebagai berikut;
1. Mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pimpinan Pusat
Muhammadiyah dengan mengisi formulir yang disediakan. Adapun
kelengkapan syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah membayar uang
pangkal dan administrasi, menyerahkan pas foto berwarna terbaru ukuran
2x2 cm (2 lembar) dan ukuran 4x6 cm (2 lembar) melalui Pimpinan
Ranting atau Pimpinan amal usaha ditempat yang belum ada Ranting,
kemudian diteruskan kepada Pimpinan Cabang.
2. Pimpinan Cabang kemudian meneruskannya kepada Pimpinan Pusat dan
dengan disertai pertimbangan.
3. Pimpinan Cabang dapat mengeluarkan Kartu Tanda Anggota sementara
kepada calon anggota, sebelum yang bersangkutan menerima Kartu Tanda
Anggota dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Bentuk tanda anggota
sementara ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.
4. Pimpinan Pusat memberi Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah kepada
calon anggota biasa yang telah disetujui melalui Pimpinan Cabang yang
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai