Anda di halaman 1dari 40

Hubungan Anemia dengan Imunitas Tubuh

dalam Masalah Kesehatan

dr. Jusi Susilawati, SpPD-KHOM


Pokok Bahasan

• Definisi Anemia
• Prevalensi Anemia
• Penyebab Anemia
• Tatalaksana Anemia
• Definisi Imunitas
• Peran imunitas dalam tubuh
• Hubungan anemia dan imunitas
Pendahuluan

• Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah berkurang
sehingga kapasitas pembawa oksigen tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis.
• World Health Organization (WHO) memperkirakan 1,6 miliar populasi
dunia menderita anemia, baik di negara maju dan negara berkembang.
• Prevalensi tertinggi pada anak usia prasekolah (47,4%) dan wanita hamil
(41,8%)
• 50% kasus anemia disebabkan karena anemia defisiensi besi
• Anemia tidak hanya berdampak terhadap status kesehatan saja tetapi
juga terhadap status ekonomi dan sosial.
• Anemia merupakan gejala dari suatu penyakit sehingga harus dicari tahu
penyebabnya, agar pengobatannya menjadi tuntas.
The WHO Global Database on Anaemia

Anaemia as a public health problem by country: Anaemia as a public health problem by country:
Preschool-age children Pregnant women
Data WHO 2011 dan RISKESDAS 2018

• WHO : tahun 2011


anemia terjadi pada
29% (496 juta) wanita
tidak hamil dan 38%
(32,4 juta) wanita
Makin muda
hamil berusia 15-49 kelompok usia ibu
tahun hamil persetase
anemia makin tinggi
• Prevalensi anemia
tertinggi di Asia Selatan
dan Afrika Barat dan
Tengah
Kriteria Anemia Menurut WHO tahun 2011
Patofisiologi Anemia

Anemia akibat
perdarahan
Anemia akibat gangguan pembentukan sumsum tulang

Kekurangan bahan esensial


pembentuk eritrosit Kerusakan sumsum tulang
Gangguan penggunaan besi
1. Anemia defisiensi besi 1. Anemia aplastik
2. Anemia defisiensi asam folat 1. Anemia inflamasi 2. Anemia pada keganasan
hematologi
3.Anemia defisiensi vitamin B 12 2. Anemia penyakit kronis
3. Anemia sindrom
4. Anemia akibat kekurangan 3. Anemia sideroblastik mielodisplasia
eritropoetin pada CKD
Anemia akibat perdarahan

Anemia akibat perdarahan akut : Anemia akibat perdarahan kronik


Perdarahan saluran cerna Perdarahan saluran cerna
Perdarahan obstetric dan ginekologi Perdarahan obstetric dan ginekologi
Perdarahan saluran nafas Perdarahan saluran nafas
Perdarahan saluran kemih Perdarahan saluran kemih
Anemia akibat kerusakan eritrosit

Berdasarkan penyebab hemolitik Berdasarkan tempat terjadinya hemolitik

Hemolitik ekstrakorpuskuler
Ekstravaskuler
1. Akibat antibody Intravaskuler
Hemolitik intrakorpuskuler a. Hemolisis autoimun
a. Anemia hemolitik autoimun a. Hemolisis akibat infeksi
1. Gangguan membrane ertrosit : b. Hemoglobinopati
b. Reaksi transfusi ( alloantibody) b. Hemolisis akibat obat
spherositosis c. Hereditary
2. Akibat trauma langsung c. PNH
2. Gangguan enzim : defisiensi G6PD spherocytosis
terhadap eritrosit
d. Acute Hemoliytic d. Hypersplenisme
3. Gangguan struktur hemoglobin ; a. Infeksi ( malaria) transfusion reaction
thalasemia e. Hemolisis pada
b. Kelainan katup jantung e. Anemia akibat luka bakar
4. Gangguan komplemen : PNH penyakit hati
c. Haemodialisis luas
f. Delayed hemolytic
transfusion reaction
Anemia Akibat Defisiesi Nutrisi
(mikronutrien)
• Anemia nutrisi terjadi ketika asupan nutrisi tertentu tidak mencukupi
kebutuhan untuk sintesis hemoglobin dan eritrosit
• Kekurangan zat besi adalah penyebab utama anemia, terjadi 50%
wanita hamil, dan 42% kasus pada anak-anak di bawah 5 tahun di
seluruh dunia.
• Kekurangan vitamin A, B2 (riboflavin), B6 (pyridoxine), B12
(cobalamin), C, D dan E, folat dan tembaga juga bisa menyebabkan
anemia.
Siklus Besi
Dampak Anemia Pada Ibu Hamil Dan Perinatal

• Anemia pada trimester pertama atau kedua secara signifikan meningkatkan


risiko berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur
• Peningkatan hemoglobin sebesar 10 g / L diperkirakan dapat menurunkan
risiko kematian ibu sebesar 29%, dan kematian perinatal sebesar 28%
• Suplementasi zat besi prenatal meningkatkan berat badan lahir dan secara
signifikan mengurangi risiko berat badan lahir rendah, tetapi tidak untuk
kelahiran prematur
• Anemia pascapartum dikaitkan dengan penurunan kualitas hidup,
termasuk peningkatan kelelahan, sesak napas, palpitasi dan infeksi
• Wanita yang mengalami anemia pascapartum memiliki risiko mengalami
stres dan depresi yang lebih besar
Perkembangan Anak
• Kekurangan zat besi menyebabkan perubahan pada struktur dan
fungsi otak, yang mungkin tidak dapat diubah bahkan dengan
pengobatan zat besi, terutama jika defisiensi terjadi selama masa bayi
ketika neurogenesis dan diferensiasi.
• Dari delapan percobaan acak ganda suplementasi zat besi pada anak
usia di bawah 4 tahun, lima menunjukkan manfaat dalam
perkembangan motorik, satu menunjukkan manfaat dalam
perkembangan bahasa, dan satu lagi menunjukkan manfaat dalam
perkembangan mental.
• Suplementasi zat besi untuk anak-anak anemia berusia 5-12 tahun→
peningkatkan skor kognitif global dan kecerdasan serta perhatian dan
konsentrasi
Patogenesis Anemia pada Penyakit Kronik

Respon Sumsum tulang Gangguan metabolism zat


Pemendekan masa terhadap eritropoetin besi
eritrosit berkurang Infeksi, inflamasi dan kanker
menyebabkan aktivasi makrofag
Produksi sitokin yang sehingga merangsang produksi
Produksi sitokin TNF α, IL-1
berlebihan karena kerusakan interleukin 6 yang selanjutnya
dan IFN-g pada penyakit kronik
jaringan akibat infeksi, akan mengaktivasi sel RES di
dan kanker menyebabkan
inflamasi dan kanker→ hati untuk memproduksi
berkurangnya produksi
meningkatkan penghancuran hepsidin yang menyebakan
eritopoetin dan menekan
eritrosit di limpa absorpsi zat besi di usus dan
proses eritopoesis
menurunkan penglepasan besi
dari makropag
Pendekatan Diagnosis
Tanda Anemia

Koilonikia = kuku sendok

Thalasemia Anemia hemolitik


Facies Cooley Sklera ikterik/kuning

Cheilosis angularis Hoffbrand’s Essential Haematology


Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Pemeriksaan khusus :


• Hb, Ht, leukosit, • Defisiensi besi : SI,
TIBC, feritin,
trombosit, transferin
retikulosit, RDW
• Anemia hemolitik:
• MCV, MCH, MCHC bilirubin, tes
Coomb’s,
• Gambaran darah elektroforesis Hb
tepi • Pemeriksaan
sumsum tulang
Tatalaksana Anemia

Secara umum berdasarkan :


1. Berat ringannya anemia
2. Kecepatan penurunan kadar Hb
3. Kemampuan kompensasi tubuh ( Usia dan penyakit
penyerta)
Tatalaksana Anemia
THALASEMIA ANEMIA PADA
GAGAL GINJAL
• Transfusi darah
• Eritropoetin
• Terapi kelasi besi
• Transfusi darah

ANEMIA DEFISIENSI BESI


ANEMIA PADA PENYAKIT
• Diet makanan yang tinggi zat besi KRONIK
• Tablet zat besi Tatalaksana • Obati penyakit kroniknya
• Injeksi zat besi anemia ( infeksi, peradangan,
kanker )
• Transfusi darah

ANEMIA HEMOLITIK
AUTOIMUN
• Steroid
• Imunosupresan
Tatalaksana Anemia Defisiensi Besi

Tujuan terapi adalah : Mencari dan mengatasi


Pilihan jenis terapi penyebab anemianya
• Klinis perbaikan berdasarkan : Pendekatan harus terpadu
• Mencapai kadar Hb Untuk kelompok rentan :
normal • Beratnya keadaan suplemen besi
yang disebabkan
• Mencapai MCV anemianya
Untuk populasi umum :
normal meningkatkan asupan
• Kemampuan toleransi makanan melalui fortifikasi
• Memenuhi cadangan pasien terhadap terapi dan diversifikasi
besi tubuh oral
Sumber Zat Besi Ada 2 Bentuk:

• Besi hem : berasal dari daging


hewan seperti ayam,daging
sapi,hati,udang,kerang dan
telur.

• Besi non-heme: berasal dari


tumbuhan seperti kacang-
kacangan,brokoli,bayam,
kentang.
Contoh Modalitas Terapi Anemia

Tablet penambah darah

Zat besi injeksi Eritropoetin injeksi

Transfusi darah
Sistem Imun

• Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama infeksi bakteri


• Sistem imun adalah sistem yang terdiri dari gabungan sel, molekul dan
jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi
• Respon imun adalah reaksi yang dikoordinasikan oleh sel-sel dan
molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainya.
• Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya
terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan dalam
lingkungan hidup.
Sistem Imun Terdiri atas Sistem Imun Alamiah/Nonspesifik dan
Sistem Imun Didapat/Spesifik

SISTEM IMUN

NONSPESIFIK SPESIFIK

FISIK LARUT SELULAR HUMORAL SELULAR

Biokimia Sel B Sel T :


Kulit Fagosit
- Lisozim Humoral - IgG - Th1
Selaput lendir - Mononuklear,
- Sekresi sebaseus - Komplemen - IgA - Th2
Silia - Polimorfonukelar
- Asam lambung - Interferon - IgM -Ts/Treg/Th3
Batuk Sel NK
- Laktoferin - CRP - IgE -Tdth
Bersin Sel mast, - IgD -CTL/Tc
Basofil
Mekanisme Utama Imunitas Nonspesifik dan Spesifik
Mekanisme Imunitas Nonspesifik Terhadap
Bakteri Pada Tingkat Sawar Fisik
• Bakteri yang bersifat simbiotik atau komensal pada kulit mencegah
kolonisasi mikroorganisme pathogen di kulit sulit terjadi.
• Ph rendah karena produksi asam laktat dari sebum kelenjar keringat akan
menghambat pertumbuhan bakteri di kulit.
• Sekret di permukaan mukosa mengandung enzim destruktif seperti
lisozim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri.
• Saluran nafas dilindungi oleh gerakan mukosilier sehingga lapisan
mukosa secara terus menerus digerakkan menuju arah nasofaring.
Bakteri akan ditangkap oleh mucus sehingga dapat disingkirkan dari
saluran nafas.
• Sekresi mukosa saluran nafas dan saluran cerna mengandung peptide
yang dapat membunuh mikroba patogen
• Mikroba pathogen yang berhasil menembus sawar fisik dapat
dimusnahkan oleh komplemen dan dicerna oleh fagosit
Sistem Imun Spesifik

• Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda


yang dianggap asing bagi dirinya
• Paparan pertama benda asing→ terjadi sensitisasi sel sel imun
→terpajan ulang akan dikenal lebih cepat kemudian dihancurkan.
• Imunitas humoral melepas antibody untuk menyingkirkan mikroba
ekstraseluler.
• Pada imunitas seluler, sel T akan mengaktifkan makrofag untuk
menghancurkan mikroba atau mengaktifkan sel Tc untuk membunuh
sel yang terinfeksi
Perubahan Fungsional Non Anemia Pada Defisiensi Besi

• Besi selain untuk membentuk hemoglobin juga berguna untuk


pembentukan mioglobin dan berbagai enzim yang dibutuhkan untuk
penyediaan energi dan transpor eletron
• Dampak negatif selain anemia jika defisiensi besi akan terjadi :
1. Sistem neuromuscular yang menyebabkan gangguan kapasitas kerja
2. Gangguan terhadap proses mental dan kecerdasan
3. Gangguan imunitas dan ketahanan terhadap infeksi
4. Gangguan terhadap ibu hamil dan janin yang dikandungnya
• Defisiensi besi dapat menimbulkan :
• Penurunan fungsi miglobin, enzim sitokrom dan gliserofosfat
oksidase→ gangguan glikolisis→ penumpukan asam laktat→
mempercepat kelelehan otot→ menurunkan kesegaran jasmani dan
produktivitas kerja.
• Gangguan perkembangan kognitif dan non kognitif pada anak dan
bayi → menurunkan kapasitas belajar. Hal ini disebabkan gangguan
pada enzim aldehyde oksidase → penumpukan serotonin serta enzim
monoaminooksidase→penumpukan katekolamin dalam otak.
• Menurunnya imunitas seluler karena kekurangan enzim
mieloperoksidase netrofil dan enzim untuk sintesis DNA
Zat Besi diantara Imun dan Infeksi

• Sel mamalia dan mikroba keduanya membutuhkan besi untuk proses


metabolisme dan patogenisitas mikroba
• Interaksi pengaturan silang antara homeostatis besi dan fungsi imun juga
terjadi. Sitokin dan protein fase akut hepcidin memiliki efek dalam
homeostatis zat besi yang menyebabkan retensi dari besi di makrofag dan
hipoferemia.
• Mekanisme pertahanan tubuh dengan membatasi besi untuk patogen
ekstraseluler, namun dilain pihak mengurangi besi di sirkulasi yang
mengakibatkan anemia akibat inflamasi
• Makrofag yang penuh terisi besi kehilangan kemampuan membunuh
patogen intraseluler melalui jalur IFN yang dimediasi efektor seperti
pembentukan Nitric Oxide (NO)
Zat Besi diantara Imun dan Infeksi

• Makrofag yang telah diinvasi oleh bakteri intrasel meningkatkan


ekspresi protein eksporter besi ferroportin yang menyebabkan
berkurangnya ketersediaan besi untuk bakteri intramakrofag
• Dilain pihak meningkatkan efek antimikroba makrofag melalui jalur
efektor dengan meningkatkan formasi NO dan TNF alfa
Studi Tentang Hubungan Anemia Defisiensi Besi
Dengan Sistem Imum
• Studi perbandingan ini bertujuan untuk
mempelajari efek anemia defisiensi besi
(IDA) pada kekebalan.
• Subyek 32 anak dengan IDA dengan 29 anak
normal membandingkan :
1. Persentase subgrup limfosit T
2. Kadar interleukin-6 serum (IL-6)
3. Aktivitas fagositik, aktivitas oksidatif
neutrofil dan monosit, serta tingkat
imunoglobulin.
• Hasil studi menunjukkan bahwa imunitas
humoral, seluler dan nonspesifik serta
aktivitas sitokin yang berperan penting
dalam berbagai tahapan mekanisme
imunogenik dipengaruhi oleh anemia
defisiensi besi.
Systematic review dan meta-analisis tentang
anemia sebagai faktor risiko TBC
• Anemia merupakan faktor risiko
TB dan risikonya meningkat
seiring dengan keparahan
anemia.
• Skrining anemia, diagnosis dini
dan pengobatan dapat
mengurangi tingginya kejadian
TB di tingkat komunitas.
• Saran tenaga kesehatan harus
menangani anemia sedini
mungkin
Anemia sebagai faktor risiko TBC
• Studi lain menyatakan TB pada pasien anemia 2,01 kali lebih tinggi
dibandingkan pasien non-anemia→karena pasien anemia
kemungkinan mengalami ketidakseimbangan nutrisi dan gangguan
kekebalan
• Zat besi dipastikan menjadi elemen vital bagi pengembangan sistem
kekebalan ( proliferasi sel-sel imun)→ kekurangannya dapat
menyebabkan penurunan kekebalan.
• Aktivitas fagositik makrofag merupakan respon imunologi yang
penting dalam mengendalikan infeksi TB dengan membentuk
granuloma yang merupakan agregat sel imun dan dinding
mikobakterium yang membatasi replikasi dan penyebaran lebih lanjut
dari basil tuberkel
Contoh Studi-Studi Hubungan Anemia dengan Sistem Imun

• Das dkk (2014) mendapatkan anemia defisiensi besi mempengaruhi


imunitas seluler secara bermakna dan perbaikan setelah menadat
suplemen besi selama tiga bulan tetapi tidak memengaruhi imunitas
humoral.
• Penyebab lain anemia adalah adanya kekurangan mikronutrien lainnya,
termasuk vitamin A dan B12, folat, riboflavin, dan tembaga → Kekurangan
mikronutrien ini juga dapat menyebabkan gangguan imunologi.
• Erkurt dkk (2012) menyatakan bahwa vitamin B12 memiliki efek
imunomodulator yang penting pada imunitas seluler dan kelainan pada
sistem kekebalan pada anemia pernisiosa dipulihkan dengan terapi
penggantian vitamin B12
Kesimpulan

• Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang


prevalensinya tinggi pada wanita hamil dan anak usia pra sekolah.
• Riskesdas 2018 menyatakan terjadi peningkatan anemia pada ibu
hamil dibandingkan tahun 2013 terutama pada kelompok usia 15-24
tahun
• 50% penyebab anemia adalah anemia defisiensi besi
• Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara anemia
dengan sistem imunitas
• Perlu skrining dan penatalaksaan anemia sehingga pasien tidak
mudah terjadi infeksi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai