Resume Inulin
Resume Inulin
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Inulin
Inulin dalam tanaman disimpan pada akar atau umbi. Kebanyakan tanaman yang
mensintesis dan menyimpan inulin tidak menyimpan bahan dalam bentuk pati
(Hidayat, 2006). Inulin merupakan polimer alami dengan monomer fruktosa. Jumlah
monomer fruktosa pada satu rantai polimer bervariasi tergantung sumbernya. Inulin
adalah salah satu jenis fruktan atau polimer fruktosa (rantai gabungan monomer
fruktosa) yang sebagian besar mengandung sekitar 35 unit fruktosa yang dihubungkan
satu sama lain dalam rantai lurus oleh ikatan β-2,1 glikosida (Ma’aruf, 2011). Inulin
merupakan serbuk berwarna putih, tidak berasa, tidak berbau, dan tahan panas
(Roberfroid, 2007). Struktur kimia inulin dapat dilihat pada gambar 2.1.
Inulin didefinisikan sebagai komponen pangan yang tidak dapat dicerna dan
pencernaan atas dan kemudian difermentasi di usus besar. Selain itu, karakter inulin
yang juga memperbaiki dan melindungi usus, inulin dapat mengurangi risiko penyakit
di saluran cerna di usus. (Roberfroid, 2007). Dengan definisi inulin sebagai komponen
pangan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, maka inulin termasuk dalam kelompok
dimanfaatkan sebagai bahan pangan fungsional karena memiliki kandungan serat yang
tinggi. Inulin sering digunakan dalam medis dan farmasi karena dapat mengurangi
resiko kandker usus besar dan menormalkan kadar gula darah pada penderita diabetes.
Inulin komersil yang tersedia memiliki rasa netral, bersih dan digunakan untuk
meningkatkan cita rasa,stabilitas dan daya terima makanan rendah lemak. Inulin sudah
banyak digunakan di banyak Negara untuk menggantikan lemak atau gula dan
mengurangi kalori makanan seperti es krim, produk susu, permen dan kue. Inulin
memiliki kalori yang lebih rendah dibandingkan dengan karbohidrat jenis lain. Inulin
memiliki kadar kalori yang lebih rendah dari karbohidrat jenis lain sehingga inulin
juga cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes karena tidak mempengaruhi serum
glukosa, tidak merangsang pengeluaran insulin, dan tidak berpengaruh pada sekresi
glukagon (Niness,1999)
Inulin terdapat pada tanaman seperti umbi dahlia, akar chirory, dan gandum.
Tanaman chirory dan artichoke tumbuh baik di Amerika Utara sedangkan tanaman
dahlia dapat tumbuh baik di dataran tinggi Indonesia. Pada umbi dahlia kadar inulin
yang terdapat di dalamnya cukup besar yaitu sekitar 65,7% berat kering. Inulin juga
terdapat pada bawang merah, bawang putih, dandelion, asparagus dan pisang (Yustini
ma’aruf, 2011). Kandungan inulin pada beberapa pangan manusia terdapat pada tabel
2.1.
Dalam kelompok pangan yang terlihat pada tabel 2.1, jerussalem artichoke,
chirory, dan camas memilki kandungan inulin yang tinggi dibandingkan yang lainnya.
Namun tanaman tersebut tidak banyak ditemukan di Indonesia. Contoh pangan lokal
yang memilki kandungan inulin yang cukup tinggi adalah umbi gembili yaitu sebesar
Selain gembili, pisang juga termasuk pangan yang banyak dikonsumsi masyrakat.
fungsional yang sangat baik. Inulin dapat digunakan untuk menggantikan fungsi dari
gula, lemak dan tepung pada makanan. Keuntungan penggunaan inulin dalam
menggantikan gula adalah inulin hanya memiliki kalori 1/3 sampai ¼ kalori gula dan
1/9 kalori lemak. Selain itu, juga membantu penyerapan kalsium dan mendukung
Inulin banyak digunakan secara luas di industri pangan sebagai salah satu
bersifat lebih kental sehingga dapat digunakan sebagai pengganti lemak. Daya ikatnya
terhadap air dapat memodifikasi tekstur pada es krim. Inulin membentuk mikrokristal
apabila dilarutkan dalam air dan susu. Mikrokristal ini tidak dapat dirasakan di mulut
tetapi dapat mempengaruhi pembentukan tekstur yang halus dan creamy serta terasa
hiperglisemia dan atau hiperinsulinemia. Hal ini disebabkan karena inulin tidak dapat
dicerna enzim manusia yaitu ptyalin dan amylase yang dirancang untuk mencerna pati.
Akibatnya inulin akan melewati sistem pencernaan. Dalam diet tradisional, inulin
dapat dikonsumsi sampai sebanyak 20 gram per hari. Saat ini inulin diproduksi secara
komersial berasal dari umbi chirory yang telah lama digunakan sebagai pengganti
kopi. Inulin dari chirory masih mengandung gula sampai 10 % (Hidayat, 2006).
Dalam penentuan kadar inulin, metode yang pernah dilakukan adalah HPLC,
Metoda ini dapat digunakan secara luas untuk mengidentifikasi dan menentukan
kromatografi cair dengan mempertinggi laju alir eluen menggunakan tekanan tinggi.
HPLC merupakan pilihan, jika zat yang akan dianalisa tidak mudah menguap dan
Semua sel hidup dalam tubuh manusia diperkirakan 95% adalah bakteri usus
besar. Oleh sebab itu kolon manusia merupakan ekosistem yang sangat sarat dengan
kolonisasi mikrobiota. Mikroflora yang ada di usus ada yang menguntungkan seperti
Staphylococci dan ada yang mempunyai sifat keduanya seperti Bacteroides dan
Enterococci.(Gibson, 1995)
dipertahankan karena mempunyai efek kesehatan yang luas pada hostnya. Diantaranya
preparat yang terdiri dari mikroba hidup yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia
atau hewan secara oral. Mikroba hidup itu diharapkan mampu memberikan pengaruh
positif terhadap kesehatan manusia atau hewan dengan cara memperbaiki sifat-sifat
yang dimiliki mikroba alami yang tinggal di dalam tubuh manusia atau hewan
tersebut. Syarat-syarat probiotik yang baik adalah probiotik harus tetap dalam keadaan
hidup, daya untuk bertahan hidup ketika melalui saluran pencernaan dan manfaat
Pendekatan yang dilakukan agar bakteri tersebut tetap survival adalah dengan
bahan prebiotik akan difermentasi oleh bakteri probiotik terutama Bifidobacterium dan
Lactobacillus dan menghasilkan asam lemak rantai pendek dalam bentuk asam asetat,
propionat, butirat, L-laktat, CO2 dan hidrogen. Asam lemak rantai pendek tersebut
yang mengonsumsinya (Roberfroid, 2007). Syarat suatu pangan bisa dikatakan sebagai
prebiotik adalah resistensi terhadap keasaman lambung, hidrolisis oleh enzim dan
usus, dan yang ketiga adalah selektif merangsang pertumbuhan dan/ atau aktivitas
bakteri di usus yang dihubungkan dengan kesehatan dan keadaan yang lebih baik.
dicerna namun harus menjamin bahwa jumlah yang cukup dapat mencapai kolon.
Sementara itu, criteria yang ketiga merupakan kriteria yang sulit untuk dipenuhi.
Ingredient juga harus aman dan memiliki sifat sensori yang disukai. Oligosakarida
yang telah banyak digunakan sebagai prebiotik dan memenuhi syarat di atas adalah
diperoleh antara lain dengan ekstraksi bahan tanaman yang mengandung inulin dengan
air panas atau dengan polimerisasi monomer fruktosa secara enzimatis, sedangkan
Inulin juga berfungsi sebagai dietary fiber, yaitu kelompok karbohidrat yang
tidak dapat dihidrolisis oleh enzim tubuh manusia tetapi difermentasi oleh mikroflora
usus sehingga berpengaruh pada fungsi usus dan parameter lipid darah. Sifat inulin
yang dapat larut membuatnya cepat difermentasi oleh Bifidobacteria dan Lactobacilli.
Oleh sebab itu, inulin dikelompokkan sebagai food ingredient yang diklasifikasikan
atau aktivitas bakteri dalam usus, inulin juga mampu mengoptimalkan penyerapan
yang dikonsumsi khususnya inulin. Di Eropa konsumsi rata-rata inulin adalah 2-12
g/hari, sedangkan Belgia sebesar 5-8 g/hari, dan di Spanyol konsumsi rata-ratanya
adalah 7-12 g/hari (Valeria, et al, 2011). Di Indonesia, berdasarkan peraturan BPOM
mengenai pengawasan klaim dalam label dan iklan pangan olahan menyebutkan
g/sajian harian.
Menurut Veereman (2007), dari hasil studi kliniknya, selama lebih dari 5 tahun
menyebutkan bahwa kombinasi campuran inulin rantai panjang (5-60 monomer) 10%
klostridia dalam feses selama mengonsumsi, ada kecenderungan feses lebih lunak dan
kejadian demam serta gejala infeksi saluran percernaan lebih sedikit. Campuran inulin
rantai panjang dengan oligofruktosa memiliki efek sinergi yaitu melindungi flora
kemungkinan terkena diare termasuk resiko tinggi hingga menengah untuk terkena
diare, diberikan inulin sebanyak 10 g/hari selama 2 minggu perjalanan dan hasilnya
al, 2012). Hal ini berarti inulin memberikan pengaruh yang baik pada saluran
dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan tambahan inulin. Heuvel (1999)
juga membuktikan bahwa pemberian oligofruktosa sebanyak 15 gram per hari mampu
5. Efek terhadap produksi vitamin, seperti biotin, asam folat, dan vitamin K.
Penelitian lain yang menunjukkan peran inulin adalah penelitian Seifert (2007)
dimana dikatakan bahwa karbohidrat yang tidak dapat dicerna memiliki pengaruh
terhadap system imun. Hasil penelitian dari intervensi terhadap manusia dewasa
pengaruh pada jaringan limfosit usus. Pada tingkatan sistem imun, bagaimanapun,
hanya sedikit pengaruh yang sudah diamati pada manusia dewasa. Sebaliknya, data
feses.
Inulin sebagai prebiotik juga dibuktikan dengan penelitian Artanti (2009) yang
dan L.Casei strain Shirota. Hasilnya bahwa prebiotik inulin dapat dimanfaatkan
Shirota.
2.4 Pisang
Pisang telah dikonsumsi manusia sejak zaman dahulu kala. Kata pisang berasal
dari bahasa Arab, yaitu maus yang oleh linneus dimasukkan dalam keluarga
memakan pisang. Itulah sebabnya dalam bahasa latin, pisang disebut sebagai Musa
Menurut sejarah, pisang berasal dari Asia Tenggara yang disebarkan ke Afrika
seluruh dunia, meliputi daerah tropis dan subtropis. Negara-negara penghasil pisang
termasuk penghasil pisang terbesar karena sekitar 50% produksi dari pisang Asia
1. Golongan pertama adalah yang dapat dimakan langsung setelah makan, disebut
juga dengan pisang meja. Contohnya adalah pisang kepok, susu, hijau, mas,
2. Golongan kedua adalah yang dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu.
3. Golongan ketiga adalah pisang yang dapat dimakan langsung baik setelah
masak maupun setelah diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah pisang kepok
4. Golongan empat adalah pisang yang dapat dimakan sewaktu masih mentah.
Misalnya pisang klutuk (pisang batu) yang berasa sepat dan enak untuk dibuat
rujak. Pisang klutuk beserta kulitnya sering ditambahkan ke dalam rujak untuk
Zat gizi diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh, diperoleh dari makanan
yang dikonsumsi. Kebutuhan akan masing-masing zat gizi juga berbeda dan berbeda
pula pada setiap bahan pangan. Zat gizi yang terkandung dalam pisang adalah
karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral serta air. Untuk setiap jenis pisang,
kandungan zat gizinya juga berbeda. Untuk kandungan gizi dari buah pisang
Melihat banyaknya varietas pisang yang ada di Indonesia saat ini maka
pisangnya. Adapun karakteristik dari pisang barangan, kepok, dan awak adalah:
Malaysia dikenal dengan pisang berangan. Pisang ini juga dikenal dengan
nama pisang Ayam di Aceh. Pisang jenis ini sangat popular sebagai pisang
meja. Berat rata-rata per tandan berkisar 12-20 kg terdiri dari 8-12 sisir.
Setiap sisirnya terdiri dari 12-20 buah. Ukuran buahnya 12-18 cm dengan
diameter 3-4 cm. warna kulit buahnya kuning kemerahan dengan bintik-
bintik cokelat. Warna daging buahnya agak oranye, rasanya enak dan
Pisang kepok memiliki batang besar, kekar, tinggi 3-3,5 m dan warna hijau
muda. Daun berwarna hijau tua, lebar dan kuat sehingga bisa dijadikan
bahan pembungkus nasi seperti pada pisang batu. Pisang kepok hampir
mirip dengan pisang siem atau pisang batu. Berat tandan buah 10-50 kg.
yang sangat besar sehingga dikenal dengan kepok raksasa. Sementara ada
jenis pisang kepok yang daging buahnya berwarna putih (kepok putih) dan
Rusuk buah masih jelas, ada 4-5 garis. Rasa buah matang (warna kulit
buah kekuningan) agak manis. Setiap tandan terdapat 6-12 sisir dan setiap
sisir terdapat 10-20 buah. Umur panen 4 bulan sejak keluar jantung.
(Sunarjono, 2004)
Pisang ini disebut juga dengan pisang raja siam atau pisang sale. Pisang
jenis ini panjangnya sekitar 15 cm dengan diameter 3,7 cm. Dalam satu
lurus dengan pangkal bulat. Warna daging buah putih kekuningan dengan
kulit yang tebalnya 0,3 cm. Setiap buah beratnya rata-rata 67,5 gr.
Supriyadi,1999)
Kandungan gizi pada pada buah pisang sangat baik untuk kesehatan tubuh
karena hampir semuanya dapat diserap oleh tubuh. Mengonsumsi buah pisang secara
teratur, pada anak sekolah sangat baik untuk aktivitas otak dalam berpikir dan
mempengaruhi daya ingat. Sebab buah pisang mengandung piridoksin (vitamin B6)
sedikit garam lalu dimakan. Selain itu, kandungan kalium dalam buah pisang
berperan penting pada fungsi syaraf dan sel otot, terutama fungsi sel otot jantung. Itu
dianjurkan makan pisang oleh dokter. Makin tinggi kadar kalium dalam tubuh, risiko
terkena serangan jantung dan stroke makin rendah, karena kalium mengimbangi
Makanan yang paling baik untuk bayi yang masih berumur 0-6 bulan adalah
ASI Ekslusif. Bayi hanya menerima ASI saja selama 6 bulan berturut-turut tanpa ada
tambahan apapun. Namun, pada kenyataannya banyak sekali bayi yang tidak
mendapatkan ASI esklusif dan justru memberikan MP ASI lebih dini. MP ASI yang
bahwa kelompok umur yang paling banyak mulai diberikan MP ASI berupa pisang
adalah kelompok umur 0-6 bulan yaitu sebanyak 96,8%. Hal serupa juga ditemukan
oleh Saragih (2008) bahwa pada kelompok usia bayi 0-6 bulan sudah diberikan MP
ASI yaitu sebanyak 91,8% di kabupaten Nias Selatan. Sedangkan sebanyak 83,3%
kelompok usia 0-6 bulan juga ditemukan sudah diberikan MP ASI di Desa Weujengka
Pisang dipilih sebagai MP ASI karena teksturnya yang lembut sehingga hal ini
akan memudahkan bayi untuk mengenal dan menelannya. Pisang juga mempunyai
rasa yang manis, sehingga rasa manis ini mudah dikenali karena ASI juga mempunyai
rasa yang manis sehingga bayi cepat beradaptasi dengan pisang. Pisang juga mudah
terbaik untuk diperkenalkan kepada bayi dan buah pisang masak dapat dijadikan
makanan bayi yang sangat sederhana dan sehat. Pisang sangat mudah dicerna dan
zat gizi. Dalam studi tersebut, 57 bayi usia 5-12 bulan yang mengalami diare persisten
selama minimal 14 hari diberi pengobatan satu minggu dengan diet berbasis beras
yang salah satunya mengandung pisang hijau, pectin apel atau beras saja. Pengobatan
dengan pisang hijau dan pectin apel mengakibatkan penurunan 50% berat kotoran
bayi, yang menunjukkan bahwa penyerapan zat gizi pada bayi secara signifikan lebih
baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Scriver dan Ross (1928) terhadap 59 bayi
berusia 2-24 bulan yang dibagi menjadi empat kelompok perlakuan dimana makanan
bayi tersebut disubstitusi dengan pisang matang menggantikan kentang dan sereal.
menuju hal yang sama yaitu para bayi mau mengonsumsi buah pisang dan tidak
Pisang sebagai MP ASI diberikan dengan beberapa cara. Ada pisang yang
dikerok saja dan langsung diberikan kepada bayi, ada yang dilumatkan terlebih
dahulu, ada pula yang dilumatkan dan dicampur dengan nasi, dan ada juga yang
dilumatkan lalu dicampur dengan susu (Puspita, 2011). Masih berdasarkan penelitian
Puspita (2011) frekuensi pemberian pisang yang diberikan kepada bayi sebanyak dua
kali sehari adalah 53,3% dengan jumlah satu buah pisang setiap kali pemberian.
Pemberian MP ASI kepada bayi khususnya yang berumur 0-6 bulan dirasakan
terlalu dini. Hal ini sangat berisiko terhadap gangguan pencernaan seperti risiko bayi
terkena diare, muntah, ataupun sembelit. Namun, berdasarkan hasil penelitian Puspita
(2011), sebanyak 72,2% bayi justru tidak mengalami gangguan pencernaan, dan hanya
27,8% yang mengalami gangguan pencernaan, termasuk diare, muntah, atau sembelit.
Keadaan yang baik pada pencernaan bayi salah satunya dipengaruhi oleh
faktor imunitas tubuh. Semakin baik imunitas tubuhnya maka semakin baik pula
kondisi tubuhnya untuk bisa mencegah datangnya penyakit. Gizi yang baik adalah
salah satu jalan untuk mendapatkan imunitas yang baik. Gizi tersebut dapat diperoleh
dari makanan. Pisang yang dikonsumsi oleh bayi juga memiliki gizi yang baik.
Apalagi dalam pisang ternyata mengandung zat yang berfungsi sebagai prebiotik, zat
Sumber prebiotik alami menurut Surono (2004) adalah air susu ibu (ASI) dalam
glucosamine, yang hanya sedikit sekali dapat dicerna di usus (<5%) dan mendukung
pertumbuhan bakteri Bifidobacterium. Salah satu jenis prebiotik tersebut adalah inulin.
berbeda, mekanisme yang berbeda dan target lawan potensial yang berbeda. Salah satu
objek utama dari ilmu pangan fungsional adalah untuk mengidentifikasi komponen
makanan yang memiliki kapasitas untuk mengatur fungsi pertahanan tubuh secara
merupakan bahan pangan yang potensial untuk memainkan peran tersebut. Inulin
membawa efek yang baik pada fungsi saluran pencernaan dengan mengatur stuktur
dan komposisi dengan baik seperti bermacam-macam aktivitas dari mukosa dan
Kadar inulin yang terdapat pada buah pisang diketahui sebesar 0,3-0,7%
berdasarkan penelitian dari Van Lo et al (1995). Namun tidak diketahui jenis pisang
apa yang digunkan dalam penelitian. Sedangkan pisang yang dijadikan bahan
makanan bayi tidaklah sama pada setiap tempat. Seperti pisang awak digunakan oleh
masyarakat Desa Paloh Gedeng Aceh (Puspita 2011), pisang barangan diberikan pada
bayi di Desa Weujengka (Sari, 2010), dan pisang kepok diberikan pada bayi etnis
Banjar di Lerong Ilir (Suriah, 2012). Hal ini jelas menimbulkan pertanyaan seberapa
banyak kandungan inulin yang terdapat pada setiap jenis pisang tersebut.
Selain jenis pisang, jumlah pisang yang dimakan oleh bayi juga menentukan
banyaknya inulin yang diperoleh bayi setiap harinya. Ada yang mendapatkan 2 kali
pemberian dengan satu buah pisang setiap kali pemberian, namun ada juga yang lebih
dari dua kali dengan setengah buah pisang setiap kali pemberian. Ini tentu saja akan
diketahui hanya sekitar 0,3-0,7%, yaitu dalam setiap 100 gram pisang terdapat inulin
Jumlah kandungan inulin pada pisang sebelumnya masih sangat jauh dari
rekomendasi BPOM (2011) pada pengawasan klaim dalam label dan iklan pangan
olahan yang menyatakan bahwa kebutuhan akan prebiotik termasuk inulin adalah
Surono (2004) yang menyarankan jumlah prebiotik yang efektif adalah 1-3 gram per
hari untuk anak-anak dan 5-15 gram per hari untuk orang dewasa.