Drs. Suratmono, MP
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Pendahuluan
Gizi
Keamanan
Kemasan Mutu
Mutu
Gizi
Bahan
Baku
Keamanan Batas Cemaran Mikroba dan Kimia
Bahan Tambahan Pangan
Bahan Penolong
Kemasan Pangan
Peraturan
Kualitas/mutu SNI
Label
Iklan
PENGAWASAN PANGAN
6/07/2018 5
PERATURAN KEPALA BADAN POM
• Perka BPOM tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (27 Peraturan)
• No.HK.00.06.1.52.4011 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia (untuk
cemaran logam berat dan kimia lain)
• No. HK.00.06.51.0475 tahun 2005 tentang Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi, dengan
perubahan No.HK.03.1.23.11.11.09605 tahun 2011
• No. HK.03.1.23.07.11.6664 tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan, dengan
Amandemen Perka BPOM No 16 Tahun 2014 tentang Pengawasan Kemasan Pangan
• No. 2 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Pengawasan Iklan Pangan Olahan
• No. 8 Tahun 2016 tentang Persyaratan BTP Campuran
• No. 10 Tahun 2016 tentang Penggunaan Bahan Penolong Golongan Enzim dan Golongan
Penjerap Enzim dalam Pengolahan Pangan
• No. 13 Tahun 2016 tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan
• No. 16 Tahun 2016 tentang Kriteria Mikrobiologi dalam Pangan Olahan
• No. 21 Tahun 2016 tentang Kategori Pangan
• No. 23 Tahun 2016 tentang Pencantuman Informasi Tanpa BTP pada Label dan Iklan Pangan
• No. 1 Tahun 2017 tentang Pengawasan Pangan Olahan Organik
• No. 23 Tahun 2017 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam Pangan Olahan
• No. 27 Tahun 2017 tentang Pendaftaran Pangan Olahan
• No. 1 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pangan Olahan Untuk Keperluan Gizi Khusus
1 Kategori Pangan
01.7 Makanan Pencuci Mulut Berbahan Dasar Susu (Misalnya Puding, Yogurt
Berperisa/rasa atau Yogurt dengan Buah)
Perubahan
Dampak Perubahan
pengaturan BTP
Perubahan Codex kategori pangan
dan Cemaran
12
Kualitas/Mutu : Kategori Pangan vs SNI
• Kategori Pangan adalah • Standar Nasional Indonesia (SNI)
pengelompokan pangan adalah standar yang ditetapkan
berdasarkan jenis pangan yang oleh Badan Standardisasi nasional
bersangkutan dan berlaku secara nasional
• bersifat sukarela
• Peraturan ini bersifat wajib.
Pangan yang dibuat di dalam negeri • SNI dapat diberlakukan wajib oleh
atau yang diimpor untuk instansi teknis yang terkait, dalam
diperdagangkan dalam kemasan hal berkaitan dengan
eceran, wajib memenuhi ketentuan keselamatan, keamanan,
mengenai Kategori Pangan kesehatan, pelestarian fungsi
lingkungan hidup dan/atau
• UU No 18 Tahun 2012 tentang Pangan pertimbangan ekonomi.
• PP No 28 Tahun Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan • UU Nomor 20 Tahun 2014 tentang
• PP No 69 Tahun 1999 tentang Label Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian
dan Iklan Pangan • PSN No. 301 Tahun 2011 ttg Pedoman
• Peraturan Kepala Badan POM No 21
pemberlakuan SNI Secara Wajib
Tahun 2016 tentang Kategori Pangan
SNI Produk SUSU
No SNI Judul SNI
SNI 3950:2014 Susu UHT (Ultra High Temperature)
SNI 2970:2015 Susu Bubuk
SNI 2971:2011 Susu kental manis
SNI 3141.1:2011 Susu segar-Bagian 1: Sapi
SNI 3752:2009 Susu coklat bubuk
SNI 01-6054-1999 Susu kuda
SNI 01-3951-1995 Susu pasteurisasi
SNI 01-2780-1992 Susu evaporasi, Mutu dan cara uji
http://sispk.bsn.go.id/SNI/DaftarList
14
2 Peraturan Bahan Tambahan Pangan
Permenkes 033 tahun 2012 tentang BTP telah diatur
Jenis dan Golongan BTP (27 golongan BTP)
1. Antibuih (Antifoaming agent); 15. Pengembang (Raising agent);
2. Antikempal (Anticaking agent); 16. Pengemulsi (Emulsifier);
3. Antioksidan (Antioxidant); 17. Pengental (Thickener);
4. Bahan pengkarbonasi (Carbonating 18. Pengeras (Firming agent);
agent); 19. Penguat rasa (Flavour enhancer);
5. Garam pengemulsi (Emulsifying salt); 20. Peningkat volume (Bulking agent);
6. Gas untuk kemasan (Packaging 21. Penstabil (Stabilizer);
gas) 22. Peretensi warna (Colour retention
7. Humektan (Humectant); agent);
8. Pelapis (Glazing agent); 23. Perisa (Flavouring);
9. Pemanis (Sweetener); 24. Perlakuan tepung (Flour treatment
10. Pembawa (Carrier); agent);
11. Pembentuk gel (Gelling agent); 25. Pewarna (Colour);
12. Pembuih (Foaming agent); 26. Propelan (Propellant); dan
13. Pengatur keasaman (Acidity 27. Sekuestran (Sequestrant)
regulator);
14. Pengawet (Preservative);
Peraturan Kepala Badan POM terkait Batas Maksimum
Penggunaan BTP (Terdapat 27 golongan)
17
• Jika penggunaan BTP diatur pada nomor sub-sub kategori,
maka penggunaan BTP tersebut juga diizinkan pada nomor
sub-sub-sub kategori pangan yang ada dibawah sub-sub
kategori pangan tersebut, namun tidak diatur untuk sub
kategori lainnya.
Contoh:
Trikalsium sitrat sebagai BTP Penstabil diatur pada sub-sub
kategori pangan 01.4.2; 01.4.3; dan 01.4.4. Artinya trikalsium sitrat
hanya diatur pada katpang 01.4.2; 01.4.3; dan 01.4.4 dan tidak
diatur pada kategori pangan 01.4.1.
18
AYO CEK BTP BERBASIS ANDROID
KATEGORI PENCARIAN
Jenis BTP
DOWNLOAD
Golongan BTP
Kategori Pangan
INS
Jenis Pangan (Baru)
FITUR APLIKASI
Kamus Istilah
Perhitungan Rasio 1
(Baru)
Komposisi:
Susu sapi, gula, susu bubuk
skim, cokelat bubuk, penstabil
nabati, lemak susu, perisa
identik alami susu, vitamin A
dan D3 (mengandung
antioksidan tokoferol).
3 PERATURAN TERKAIT CEMARAN PANGAN
Peraturan Kepala Badan POM Nomor 16 Tahun 2016
tentang Kriteria Mikrobiologi dalam Pangan Olahan
22
Contoh Implementasi Regulasi Produk Susu
24
• Cemaran :
a. Cemaran Mikrobiologi
Jenis Mikroba n c m M Metode Analisis
ALT 5 2 104 koloni/g 105 koloni/g ISO 4833-1: 2013; SNI 2897:2008
Enterobacteriaceae 5 0 10 koloni/g NA ISO 21528-2:2004
Staphylococcus 5 2 10 koloni/g 102 koloni/g SNI ISO 6888-1:2012; SNI 2897:2008
aureus
Salmonella 5 0 negatif/25 g NA ISO 6579:2002; SNI 2897:2008
Elvyra
Komposisi:
Nama Dagang Susu bubuk skim,
susu sapi, lemak
susu, minyak nabati,
sukrosa, inulin,
madu, premiks
mineral, pengemulsi
lesitin kedelai,Komposisi:
premiks vitamin.
Saran Dicantumkan
Penyajian mulai dari
komposisi
Halal Saran Penyajian
yang terbesar
Diproduksi oleh: Tanggal dan Kode
Nama dan Elvyra Mandiri Produksi:
Jl. Madani No. 88 Berat Bersih 800 g 150216 ACD01
Alamat Makassar 90141
Baik Digunakan
Indonesia
Produsen BPOM RI MD 123456789012 Sebelum : 16 Des 19
• Disertai pernyataan bahwa pangan mengandung vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya yang
ditambahkan; atau
• Dipersyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang
mutu dan gizi pangan, wajib ditambahkan vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya
% AKG *
Lemak Total …. g …….. %
Lemak, Lemak Jenuh …. g ……… %
Lemak tidak jenuh tunggal …. g
protein, dan Lemak tidak jenuh ganda g
karbohidrat Lemak trans …. g
Kolesterol …. mg …….. % Jumlah gizi dan
Protein …. g …….. %
Karbohidrat Total …. g …….. % persentase AKG
Serat pangan …. g …….. %
Serat pangan larut …. g
Serat pangan tidak larut …. g Persentase AKG : Jumlah zat gizi
Gula …. g per saji dibandingkan dengan
Gula alkohol …. g
Karbohidrat lain …. g acuan label gizi dikali 100%
Natrium …. mg …….. %
Kalium …. mg …….. % Biru : wajib dicantumkan
(mandatory)
Vitamin A …….. % Merah : wajib dicantumkan
Vitamin dan Vitamin C …….. %
Vitamin lain …….. %
dengan persyaratan
mineral Kalsium …….. % tertentu
Zat Besi …….. % Hijau : dapat dicantumkan
Mineral lain …….. % secara sukarela
Catatan * Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2150 kkal. (voluntary)
kaki Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih 29
rendah.
FORMAT PENULISAN INFORMASI NILAI GIZI
FORMAT UMUM
INFORMASI NILAI GIZI
Natrium …. mg …….. % INFORMASI NILAI GIZI Takaran saji : ... sachet, Jumlah saji per
Kalium …. mg …….. %
kemasan :.. : JUMLAH PER SAJIAN : Energi total …kkal, Energi dari
Vitamin A …….. % lemak ….kkal, Lemak Total …g (….% AKG), Lemak Jenuh ….g ( …%
Vitamin C …….. %
Vitamin lain …….. % AKG ), Kolesterol …g ( ….% AKG), Protein …..g (...% AKG),
Kalsium …….. % Karbohidrat total …..g ( ...% AKG), Serat …g (…% AKG), Gula ….g,
Zat Besi …….. %
Mineral lain …….. % Natrium …g (…% AKG), Kalium …g (…% AKG), Vitamin A (….% AKG),
•Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2150 kkal.
Vitamin C (….%AKG), Vitamin D (….%AKG), Kalsium (…% AKG), Besi
Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih (….% AKG). Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2150 kkal.
Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.
Simulasi perhitungan zat gizi
untuk dicantumkan pada ING
Sertifikat Analisa
(Certificate of Analysis) Zat gizi Hasil ALG * Perhitungan % ALG
analisa
per saji
Kadar lemak :7g
Lemak 7g 67 g 7/67*100 = 10,4 10
Contoh :
(hasil uji untuk produk susu, 1 saji 35 gram) *) Perka BPOM No.9 Tahun 2016 Tentang Acuan Label Gizi, nilai ALG
untuk kelompok usia umum
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan POM
Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta
Telp. 021-42875584, Fax. 021-42875780