Anda di halaman 1dari 32

Disampaikan oleh:

Drs. Suratmono, MP
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Badan Pengawas Obat dan Makanan

Disampaikan pada acara In-Depth Seminar Foodreview Indonesia


Bogor, 12 Juli 2018
Outline

Pendahuluan

Regulasi terkait produk susu

Implementasi regulasi pada produk susu


Pendahuluan
Apa yang perlu diawasi dari pangan olahan?

Gizi
Keamanan
Kemasan Mutu
Mutu

Gizi

Label BTP Cemaran

Bahan
Baku
Keamanan  Batas Cemaran Mikroba dan Kimia
 Bahan Tambahan Pangan
 Bahan Penolong
 Kemasan Pangan

Peraturan

Kualitas/mutu  SNI

Gizi  Kategori Pangan

Label
Iklan

PENGAWASAN PANGAN

EVALUASI PRE-MARKET EVALUASI POST -MARKET


REGULASI
TERKAIT PRODUK
SUSU

6/07/2018 5
PERATURAN KEPALA BADAN POM
• Perka BPOM tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (27 Peraturan)
• No.HK.00.06.1.52.4011 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia (untuk
cemaran logam berat dan kimia lain)
• No. HK.00.06.51.0475 tahun 2005 tentang Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi, dengan
perubahan No.HK.03.1.23.11.11.09605 tahun 2011
• No. HK.03.1.23.07.11.6664 tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan, dengan
Amandemen Perka BPOM No 16 Tahun 2014 tentang Pengawasan Kemasan Pangan
• No. 2 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Pengawasan Iklan Pangan Olahan
• No. 8 Tahun 2016 tentang Persyaratan BTP Campuran
• No. 10 Tahun 2016 tentang Penggunaan Bahan Penolong Golongan Enzim dan Golongan
Penjerap Enzim dalam Pengolahan Pangan
• No. 13 Tahun 2016 tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan
• No. 16 Tahun 2016 tentang Kriteria Mikrobiologi dalam Pangan Olahan
• No. 21 Tahun 2016 tentang Kategori Pangan
• No. 23 Tahun 2016 tentang Pencantuman Informasi Tanpa BTP pada Label dan Iklan Pangan
• No. 1 Tahun 2017 tentang Pengawasan Pangan Olahan Organik
• No. 23 Tahun 2017 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam Pangan Olahan
• No. 27 Tahun 2017 tentang Pendaftaran Pangan Olahan
• No. 1 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pangan Olahan Untuk Keperluan Gizi Khusus
1 Kategori Pangan

Pangan yang dibuat di Kategori Pangan wajib


Kategori Pangan dalam negeri atau digunakan dalam
adalah yang diimpor untuk penyusunan
pengelompokan diperdagangkan dalam ketentuan mengenai
pangan berdasarkan kemasan eceran, wajib standar dan
jenis pangan yang memenuhi ketentuan persyaratan
bersangkutan. mengenai Kategori keamanan, mutu, dan
Pangan. gizi Pangan.
Peraturan Ka BPOM Nomor 21 Tahun 2016 tentang Kategori Pangan
Kategori Pangan 01.0 Produk-produk susu dan analognya
01.1 Susu dan Minuman Berbasis Susu
01.1.1 Susu dan buttermilk (plain)
01.1.1.1 Susu (plain)
Susu segar
Susu pasteurisasi
Susu UHT
Susu steril
Susu skim
Susu skim sebagian
Susu lemak nabati/susu minyak nabati
01.1.1.2 Buttermilk (plain)
Buttermilk
Dadih
01.1.2 Minuman Berbasis Susu yang Berperisa dan atau Difermentasi (Contohnya Susu
Cokelat, Eggnog, Minuman Yogurt, Minuman Berbasis Whey)
Susu (rasa)
Susu berperisa/susu rasa
Minuman susu
Minuman mengandung susu
Minuman susu fermentasi
Lassi
01.2 Susu Fermentasi dan Produk Susu Hasil Hidrolisa Koagulasi Enzim Renin (Plain),
Kecuali yang Termasuk Kategori 01.1.2
01.2.1 Susu Fermentasi (plain)
01.2.1.1 Produk susu fermentasi (plain) tanpa pemanasan
01.2.1.2 Produk susu Produk susu fermentasi (plain) dengan pemanasan
01.2.2 Susu yang digumpalkan dengan enzim renin (plain)

01.3 Susu Kental dan analognya


01.3.1 Susu kental
01.3.2 Krimer minuman

01.4 Krim (plain) dan sejenisnya


01.4.1 Krim pasteurisasi
01.4.2 Krim yang disterilkan atau secara UHT, Krim “Whipping”, krim :Whipped”,
dan Krim rendah Lemak (plain)
01.4.3 Krim yang digumpalkan (plain)
01.4.4 Krim analog

01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk analog


01.5.1 Susu bubuk dan krim bubuk (plain)
01.5.2 Susu dan krim bubuk analog
01.6 Keju dan analognya
01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah)
01.6.2 Keju peram
01.6.2.1 Keju peram total, termasuk kulit kejunya
01.6.2.2 Kulit keju peram
01.6.2.3 Bubuk keju
01.6.3 Keju whey
01.6.4 Keju olahan
01.6.4.1 Keju olahan plain
01.6.4.2 Keju olahan berperisa, keju olahan dengan tambahan buah, sayur
dan atau daging
01.6.5 Analog keju
01.6.6 Keju protein whey

01.7 Makanan Pencuci Mulut Berbahan Dasar Susu (Misalnya Puding, Yogurt
Berperisa/rasa atau Yogurt dengan Buah)

01.8 Whey dan Produk Whey, Kecuali Keju Whey


01.8.1 Cairan Whey dan Produknya, Kecuali Keju Whey
01.8.2 Bubuk Whey dan Produknya, Kecuali Keju Whey
SUB SUB
Kategori SUB
KATEGORI
Pangan SUB SUB SUB
KATEGORI KATEGORI
• Setiap kategori
pangan (01 – 16)
terdiri dari beberapa • 01.1.1 Susu dan
sub-kategori buttermilk
• Setiap sub-kategori (plain)
terdiri dari sub-sub • 01.1 Susu dan • 01.1.1.1 Susu
minuman • 01.1.2 Minuman (plain)
kategori berbasis susu Berbasis Susu • 01.1.1.2
• Setiap sub sub- yang Berperisa Buttermilk
kategori terdiri dari • 01.2 Susu dan atau (plain)
sub sub-sub-kategori Fermentasi dan Difermentasi
(4 digit) Produk Susu (Contohnya
Hasil Hidrolisa Susu Cokelat,
Koagulasi Enzim Eggnog,
Renin (Plain), Minuman

Contoh Kecuali yang


Termasuk
Yogurt,
Minuman
Kategori 01.1.2 Berbasis Whey)
Kategori Pangan
01.0 Produk Susu
Perubahan Codex terhadap kategori pangan 01.0 Produk susu
General Standard For Food Additives
(Codex Stan 192-1995 revision 2017)
Peraturan Kepala BPOM No 21 Tahun 2016 General Standard For Food
tentang Kategori Pangan Additives (Codex Stan 192-1995
01.1 Susu dan Minuman Berbasis Susu revision 2017)
01.1.1 Susu dan buttermilk (plain) 01.1 Fluid Milk and Milk
01.1.1.1 Susu (plain) Products
01.1.1.2 Buttermilk (plain) 01.1.1 Fluid Milk (plain)
01.1.2 Other Fluid Milk
01.1.2 Minuman Berbasis Susu yang (plain)
Berperisa dan atau Difermentasi 01.1.3 Fluid Buttermilk
(Contohnya Susu Cokelat, Eggnog, (plain)
Minuman Yogurt, Minuman Berbasis 01.1.4 Flavoured Fluid Milk
Whey) Drinks

Perubahan
Dampak Perubahan
pengaturan BTP
Perubahan Codex kategori pangan
dan Cemaran
12
Kualitas/Mutu : Kategori Pangan vs SNI
• Kategori Pangan adalah • Standar Nasional Indonesia (SNI)
pengelompokan pangan adalah standar yang ditetapkan
berdasarkan jenis pangan yang oleh Badan Standardisasi nasional
bersangkutan dan berlaku secara nasional
• bersifat sukarela
• Peraturan ini bersifat wajib.
Pangan yang dibuat di dalam negeri • SNI dapat diberlakukan wajib oleh
atau yang diimpor untuk instansi teknis yang terkait, dalam
diperdagangkan dalam kemasan hal berkaitan dengan
eceran, wajib memenuhi ketentuan keselamatan, keamanan,
mengenai Kategori Pangan kesehatan, pelestarian fungsi
lingkungan hidup dan/atau
• UU No 18 Tahun 2012 tentang Pangan pertimbangan ekonomi.
• PP No 28 Tahun Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan • UU Nomor 20 Tahun 2014 tentang
• PP No 69 Tahun 1999 tentang Label Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian
dan Iklan Pangan • PSN No. 301 Tahun 2011 ttg Pedoman
• Peraturan Kepala Badan POM No 21
pemberlakuan SNI Secara Wajib
Tahun 2016 tentang Kategori Pangan
SNI Produk SUSU
No SNI Judul SNI
SNI 3950:2014 Susu UHT (Ultra High Temperature)
SNI 2970:2015 Susu Bubuk
SNI 2971:2011 Susu kental manis
SNI 3141.1:2011 Susu segar-Bagian 1: Sapi
SNI 3752:2009 Susu coklat bubuk
SNI 01-6054-1999 Susu kuda
SNI 01-3951-1995 Susu pasteurisasi
SNI 01-2780-1992 Susu evaporasi, Mutu dan cara uji

http://sispk.bsn.go.id/SNI/DaftarList
14
2 Peraturan Bahan Tambahan Pangan
Permenkes 033 tahun 2012 tentang BTP telah diatur
Jenis dan Golongan BTP (27 golongan BTP)
1. Antibuih (Antifoaming agent); 15. Pengembang (Raising agent);
2. Antikempal (Anticaking agent); 16. Pengemulsi (Emulsifier);
3. Antioksidan (Antioxidant); 17. Pengental (Thickener);
4. Bahan pengkarbonasi (Carbonating 18. Pengeras (Firming agent);
agent); 19. Penguat rasa (Flavour enhancer);
5. Garam pengemulsi (Emulsifying salt); 20. Peningkat volume (Bulking agent);
6. Gas untuk kemasan (Packaging 21. Penstabil (Stabilizer);
gas) 22. Peretensi warna (Colour retention
7. Humektan (Humectant); agent);
8. Pelapis (Glazing agent); 23. Perisa (Flavouring);
9. Pemanis (Sweetener); 24. Perlakuan tepung (Flour treatment
10. Pembawa (Carrier); agent);
11. Pembentuk gel (Gelling agent); 25. Pewarna (Colour);
12. Pembuih (Foaming agent); 26. Propelan (Propellant); dan
13. Pengatur keasaman (Acidity 27. Sekuestran (Sequestrant)
regulator);
14. Pengawet (Preservative);
Peraturan Kepala Badan POM terkait Batas Maksimum
Penggunaan BTP (Terdapat 27 golongan)

1. Bahan Pengkarbonasi (No.4 ) 14. Gas untuk Kemasan (No.17)


2. Humektan (No.5) 15. Sekuestran (No.18)
3. Pembawa (No.6) 16. Pembentuk Gel (No.19)
17. Pengemulsi (No.20)
4. Perlakuan Tepung (No.7)
18. Peretensi Warna (No.21)
5. Pengatur Keasaman (No.8)
19. Pembuih (No.22)
6. Pengeras (No.9)
20. Penguat Rasa* (No.23)
7. Antikempal (No.10) 21. Penstabil (No.24)
8. Pengembang (No.11) 22. Peningkat Volume (No.25)
9. Pelapis (No.12) 23. Pengawet* (No. 36)
10.Antibuih (No.13) 24. Pewarna* (No.37)
11.Propelan (No.14) 25. Antioksidan* (No.38)
12.Pengental (No. 15) 26. Pemanis* (No. 4 Tahun 2014)
27. Perisa (No. 22 Tahun 2016)
13.Garam Pengemulsi (No.16)
*) PP 69/1999 : Pangan yang mengandung BTP ini
Semua peraturan tersebut dapat diunduh
harus mencantumkan pula nama BTP, dan nomor
di : http://jdih.pom.go.id/
indeks khusus untuk pewarna
• Jika penggunaan BTP diatur pada
nomor sub-kategori, maka Trikalsium sitrat sebagai BTP Penstabil
penggunaan BTP tersebut juga diatur pada Kategori pangan 01.5
diizinkan pada nomor sub-sub dengan batas maksimum CPPB. Hal ini
kategori dan sub-sub-sub kategori artinya bahwa trikalsium sitrat diatur
pangan yang ada dibawah sub- (diizinkan) pada sub-sub kategori yang
ada dibawah kategori pangan 01.5
kategori pangan tersebut.
(01.5.1 dan 01.5.2) dengan batas
maksimum CPPB.

17
• Jika penggunaan BTP diatur pada nomor sub-sub kategori,
maka penggunaan BTP tersebut juga diizinkan pada nomor
sub-sub-sub kategori pangan yang ada dibawah sub-sub
kategori pangan tersebut, namun tidak diatur untuk sub
kategori lainnya.

Contoh:
Trikalsium sitrat sebagai BTP Penstabil diatur pada sub-sub
kategori pangan 01.4.2; 01.4.3; dan 01.4.4. Artinya trikalsium sitrat
hanya diatur pada katpang 01.4.2; 01.4.3; dan 01.4.4 dan tidak
diatur pada kategori pangan 01.4.1.

18
AYO CEK BTP BERBASIS ANDROID

KATEGORI PENCARIAN
 Jenis BTP
DOWNLOAD
 Golongan BTP
 Kategori Pangan
 INS
 Jenis Pangan (Baru)

FITUR APLIKASI
 Kamus Istilah
 Perhitungan Rasio 1
(Baru)

6/07/2018 BPOM 27 Sept2016 19


BTP Ikutan (Carry over)
Adalah BTP yang berasal dari bahan baku baik yang dicampurkan
maupun yang dikemas secara terpisah tetapi masih merupakan satu
kesatuan produk

Contoh : Susu UHT

Komposisi:
Susu sapi, gula, susu bubuk
skim, cokelat bubuk, penstabil
nabati, lemak susu, perisa
identik alami susu, vitamin A
dan D3 (mengandung
antioksidan tokoferol).
3 PERATURAN TERKAIT CEMARAN PANGAN
Peraturan Kepala Badan POM Nomor 16 Tahun 2016
tentang Kriteria Mikrobiologi dalam Pangan Olahan

n = Jumlah sampel yang diambil dan dianalisis


c = Jumlah yang boleh melampaui batas mikroba untuk menentukan keberterimaan suatu produk pangan
m, M = Batas mikroba
ALT = Angka Lempeng Total 21
NA = Not Applicable
PERATURAN TERKAIT CEMARAN PANGAN
Peraturan Kepala BPOM Nomor 23 tahun 2017 tentang Batas Maksimum
Cemaran Logam Berat dalam Pangan Olahan

CEMARAN LOGAM BERAT UNTUK PRODUK SUSU

Jenis Cemaran Batas Maksimum

Arsen (As) 0,1 mg/kg (dihitung terhadap produk siap konsumsi)


Timbal (Pb) 0,02 mg/kg (dihitung terhadap produk siap konsumsi
Merkuri (Hg) 0,02 mg/kg (dihitung terhadap produk siap konsumsi
Kadmium (Cd) 0,05 mg/kg (dihitung terhadap produk siap konsumsi)
Timah (Sn) 40,0 mg/kg (Pangan Olahan yang Tidak Dikemas dalam
kaleng)

22
Contoh Implementasi Regulasi Produk Susu

Produk : Susu Bubuk Berlemak (Full Cream)


• Kategori Pangan : 01.5.1
• Definisi:
Susu bubuk berlemak (full cream) adalah produk susu berbentuk
bubuk yang diperoleh dari susu cair; atau susu hasil
pencampuran susu cair dengan susu kental atau krim bubuk; atau
susu hasil pencampuran susu cair dengan susu kental atau susu
bubuk, yang telah dipasteurisasi dan melalui proses pengeringan.
• Karakteristik dasar :
a. Kadar lemak susu tidak kurang dari 26%
b. Kadar air tidak lebih dari 5%
c. Kadar protein tidak kurang 32% dari padatan susu bukan
lemak
• Jenis Kemasan Pangan:
Kaleng Logam (Tin Plate, aluminium); Plastik laminasi dengan
aluminium foil 23
• Penggunaan BTP (contoh)
Pada kategori pangan 01.5.1 Susu Bubuk dan Krim Bubuk (Plain)

Golongan BTP Jenis BTP Batas Maksimum

Penstabil, Pengemulsi, Gelatin CPPB


Pengental, Pembentuk
Gel
Pengemulsi, Penstabill Ester asam lemak 10000 mg/kg
dan diasetiltartrat
dari gliserol

24
• Cemaran :
a. Cemaran Mikrobiologi
Jenis Mikroba n c m M Metode Analisis
ALT 5 2 104 koloni/g 105 koloni/g ISO 4833-1: 2013; SNI 2897:2008
Enterobacteriaceae 5 0 10 koloni/g NA ISO 21528-2:2004
Staphylococcus 5 2 10 koloni/g 102 koloni/g SNI ISO 6888-1:2012; SNI 2897:2008
aureus
Salmonella 5 0 negatif/25 g NA ISO 6579:2002; SNI 2897:2008

b. Cemaran Logam Berat dan Kimia Lain Keterangan:


Jenis Cemaran Batas Maksimum n: jumlah sampel yang diambil dan dianalisis
c: jumlah yang boleh melampaui batas untuk
Arsen (As) 0,1 mg/kg * keberterimaan
Kadmium (Cd) 0,05 mg/kg * m, M: batas bawah dan batas atas Mikroba

Merkuri (Hg) 0,02 mg/kg *


Timah (Sn) 40,0 mg/kg **
Timbal (Pb) 0,02 mg/kg *
Aflatoksin M1 5 mcg/kg * Dihitung terhadap produk siap konsumsi
Dioksin 3 pg WHO-PCDD/FTEQ/g ** Pangan Olahan yang Tidak Dikemas dalam kalen
lemak 25
5 Implementasi Regulasi Pelabelan pada Produk Susu
Keterangan Pada Label Sekurang-kurangnya berisi* :
1. nama produk
2. daftar bahan yang digunakan/komposisi
3. berat bersih atau isi bersih
4. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau
mengimpor
5. halal bagi yang dipersyaratkan
6. tanggal dan kode produksi
7. tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa
8. nomor izin edar
9. asal usul bahan pangan tertentu
 asal bahan: protein kedelai, lemak babi.
 proses khusus, seperti jagung pangan produk
rekayasa genetik/jagung pangan PRG, tahu pangan
iradiasi
*Sesuai dengan UU No. 18 tahun 2012 tentang Pangan
BAGIAN UTAMA LABEL BAGIAN LAIN
Nama Produk Susu bubuk

Elvyra
Komposisi:
Nama Dagang Susu bubuk skim,
susu sapi, lemak
susu, minyak nabati,
sukrosa, inulin,
madu, premiks
mineral, pengemulsi
lesitin kedelai,Komposisi:
premiks vitamin.
Saran Dicantumkan
Penyajian mulai dari
komposisi
Halal Saran Penyajian
yang terbesar
Diproduksi oleh: Tanggal dan Kode
Nama dan Elvyra Mandiri Produksi:
Jl. Madani No. 88 Berat Bersih 800 g 150216 ACD01
Alamat Makassar 90141
Baik Digunakan
Indonesia
Produsen BPOM RI MD 123456789012 Sebelum : 16 Des 19

Isi/berat bersih No. izin edar Tanggal Kedaluwarsa


Tanggal dan Kode produksi
Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan
Informasi Nilai Gizi (ING) adalah daftar kandungan zat gizi
pangan pada label pangan sesuai dengan format yang
dibakukan Tidak wajib
Wajib
jika

• Disertai pernyataan bahwa pangan mengandung vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya yang
ditambahkan; atau
• Dipersyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang
mutu dan gizi pangan, wajib ditambahkan vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya

Informasi yang wajib dicantumkan Zat gizi yang wajib dicantumkan

1. Takaran saji 1. Energi total


2. Jumlah sajian per kemasan 2. Lemak total
3. Catatan kaki 3. Protein
4. Karbohidrat total
5. Natrium 28
INFORMASI NILAI GIZI
FORMAT Takaran saji dan
INFORMASI Takaran saji ……. (URT) ......... (g/ml)
energi total
Jumlah Sajian per Kemasan : …….
NILAI GIZI
JUMLAH PER SAJIAN

Energi Total … kkal Energi dari Lemak ... kkal


Energi dari Lemak jenuh ... kkal

% AKG *
Lemak Total …. g …….. %
Lemak, Lemak Jenuh …. g ……… %
Lemak tidak jenuh tunggal …. g
protein, dan Lemak tidak jenuh ganda g
karbohidrat Lemak trans …. g
Kolesterol …. mg …….. % Jumlah gizi dan
Protein …. g …….. %
Karbohidrat Total …. g …….. % persentase AKG
Serat pangan …. g …….. %
Serat pangan larut …. g
Serat pangan tidak larut …. g Persentase AKG : Jumlah zat gizi
Gula …. g per saji dibandingkan dengan
Gula alkohol …. g
Karbohidrat lain …. g acuan label gizi dikali 100%
Natrium …. mg …….. %
Kalium …. mg …….. % Biru : wajib dicantumkan
(mandatory)
Vitamin A …….. % Merah : wajib dicantumkan
Vitamin dan Vitamin C …….. %
Vitamin lain …….. %
dengan persyaratan
mineral Kalsium …….. % tertentu
Zat Besi …….. % Hijau : dapat dicantumkan
Mineral lain …….. % secara sukarela
Catatan * Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2150 kkal. (voluntary)
kaki Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih 29
rendah.
FORMAT PENULISAN INFORMASI NILAI GIZI

FORMAT UMUM
INFORMASI NILAI GIZI

Takaran saji ……. (URT) ......... (g/ml)


Jumlah Sajian per Kemasan : …….
FORMAT TABULAR/HORIZONTAL
JUMLAH PER SAJIAN Jumlah per sajian %AKG* Jumlah persajian %AKG*
Lemak Total … g …% Karbohidrat total ...g
Energi Total … kkal Energi dari Lemak ... kkal
Energi dari Lemak jenuh ... kkal
INFORMASI Lemak jenuh…g ...% ...%
NILAI GIZI Kolesterol…mg ...% Serat …g ...%
% AKG * Protein …g ...% Gula ….g
Lemak Total …. g …….. %
Natrium …mg ...%
Lemak Jenuh …. g ……… % Takaran saji … (g )
Lemak tidak jenuh tunggal …. g Jumlah saji per kemasan:.. Vitamin A …% Vitamin C …%
Lemak tidak jenuh ganda …. g
Lemak trans …. g Energi Total .. kkal Vitamin B6 …% Vitamin D …%
Kolesterol …. mg …….. % Energi dari lemak . …..kkal Kalsium …% Besi …%
Protein …. g ....….. % Magnesium …% Iodium …%
Karbohidrat Total …. g …….. %
Serat pangan …. g …….. % *Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2150 kkal. Kebutuhan energi anda
Serat pangan larut …. g mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.
Serat pangan tidak larut …. g
Gula …. g
Gula alkohol …. g FORMAT LINIER
Karbohidrat lain .... g

Natrium …. mg …….. % INFORMASI NILAI GIZI Takaran saji : ... sachet, Jumlah saji per
Kalium …. mg …….. %
kemasan :.. : JUMLAH PER SAJIAN : Energi total …kkal, Energi dari
Vitamin A …….. % lemak ….kkal, Lemak Total …g (….% AKG), Lemak Jenuh ….g ( …%
Vitamin C …….. %
Vitamin lain …….. % AKG ), Kolesterol …g ( ….% AKG), Protein …..g (...% AKG),
Kalsium …….. % Karbohidrat total …..g ( ...% AKG), Serat …g (…% AKG), Gula ….g,
Zat Besi …….. %
Mineral lain …….. % Natrium …g (…% AKG), Kalium …g (…% AKG), Vitamin A (….% AKG),
•Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2150 kkal.
Vitamin C (….%AKG), Vitamin D (….%AKG), Kalsium (…% AKG), Besi
Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih (….% AKG). Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2150 kkal.
Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.
Simulasi perhitungan zat gizi
untuk dicantumkan pada ING
Sertifikat Analisa
(Certificate of Analysis) Zat gizi Hasil ALG * Perhitungan % ALG
analisa
per saji
Kadar lemak :7g
Lemak 7g 67 g 7/67*100 = 10,4 10

Kadar protein :5g


Protein 5g 60 g 5/60*100 = 8,3 8

Kadar karbohidrat : 14 g Karbohidrat 14 g 325 g 14/325*100 = 4,3 4

Kadar natrium : 125 mg Natrium 125 mg 1500 mg 125/1500*100 = 8,3 8

Contoh :
(hasil uji untuk produk susu, 1 saji 35 gram) *) Perka BPOM No.9 Tahun 2016 Tentang Acuan Label Gizi, nilai ALG
untuk kelompok usia umum
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan POM
Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta
Telp. 021-42875584, Fax. 021-42875780

Anda mungkin juga menyukai