Anda di halaman 1dari 21

Laporan Usaha Sayuran Hidroponik

Disusun sebagai tugas Mata Kuliah Kewirausahaan


Dosen Pengampu: Juanda Astarani, S.E, M.Sc

Disusun Oleh

Andika ( B1031191109 )

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
ABSTRAK

Perlu diketahui bahwa dalam berwirausaha memang memerlukan modal,


keterampilan, keuletan serta tekad yang kuat untuk bisa mengembangkan bisnisnya.
Banyak dari mereka yang sudah memulai berwirausaha mengalami kegagalan yang
menyebabkan mereka terauma dan kapok untuk mencoba lagi karena sudah
kehilangan waktu dan uangnya, namun sebaliknya, banyak pula dari mereka yang
mencoba dan terus mencoba sehingga usahanya menjadi sukses. Dalam proposal ini
saya mengangkat usaha menanam sayuran selada dengan sistem hidroponik karena
melihat potensi pasar sayuran hidroponik yang sangat bagus. Menanam sayuran
dengan sistem hidroponik lebih banyak keunggulannya dibandingkan dengan sistem
tanam konvensional. Lebih cepat, banyak, higienis dan lebih terjaga kandungan
nutrisinya serta tidak mudah layu. Tujuan dari usaha ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan pasar diarea kudus dan sekitarnya agar masyarakat lebih mudah
mendapatkan sayuran yang lebih fresh dan sehat.

Keywords; menanam  hidroponik, proposal hidroponik, usaha hidroponik,estimasi


hidroponik
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia membuat semakin
bertambah kecilnya peluang untuk diterima bekerja di perusahaan. Banyak orang
yang lebih memilih bekerja di sebuah perusahaan ketimbang membuka usaha
sendiri. Banyak alasan mengapa kebanyakan orang lebih memilih bekerja di
perusahaan ketimbang berwirausaha, tidak punya modal, tidak punya
keterampilan, dan ada yang takut karena gagal.
Perlu diketahui bahwa dalam berwirausaha memang memerlukan modal,
keterampilan, keuletan serta tekad yang kuat untuk bisa mengembangkan
bisnisnya. Banyak dari mereka yang sudah memulai berwirausaha mengalami
kegagalan yang menyebabkan mereka terauma dan kapok untuk mencoba lagi
karena sudah kehilangan waktu dan uangnya, namun sebaliknya, banyak pula dari
mereka yang mencoba dan terus mencoba sehingga usahanya menjadi sukses.
Dalam laporan ini saya mengangkat usaha menanam sayuran sawi dengan
sistem hidroponik karena melihat potensi pasar sayuran hidroponik yang sangat
bagus. Menanam sayuran dengan sistem hidroponik lebih banyak keunggulannya
dibandingkan dengan sistem tanam konvensional. Lebih cepat, banyak, higienis
dan lebih terjaga kandungan nutrisinya serta tidak mudah layu. Tujuan dari usaha
ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar diarea Singkawang dan sekitarnya
agar masyarakat lebih mudah mendapatkan sayuran yang lebih fresh dan sehat.

B. Visi dan Misi


a. Visi
Menjadi produsen sayuran terbesar yang menghasilkan produk sayuran yang
sehat untuk masyarakat Indonesia.
b. Misi
Beorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar dan Menghasilkan produk
sayuran yang sehat dan berkualitas.

C. Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan Usaha
1. Meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik untuk memperoleh
keuntungan
2. Untuk menerapkan jiwa berwirausaha
3. Melatih kemandirian.
b. Manfaat Usaha
1. Mampu memenuhi kebutuhan dan selera konsumen
2. Menciptakan lapangan pekerjaan
3. Meningkatkan pendapatan dan memperoleh keuntungan dari penjualan
4. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan
·     
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

Nama usaha                 : Tanaman Hidroponik


Jenis usaha                  : Perseorangan
Lokasi                         : Jl. Ratu Sepudak, GG. Asrama Guru Setapuk Besar,
Singkawang.
Luas lahan                   : 18 m2
Produksi                      : Sayuran Sawi
Pemilik                        : Roni Hidayat dan Andika
BAB III

PRODUK

A. Produk
Tanaman Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman (buah, sayur dan
bunga) dengan memanfaatkan air dan tidak menggunakan tanah sebagai media
tanamnya. Jenis tanaman hidroponik akan menghasilkan jenis tanaman yang bebas
dari hama dan penyakit. Menanam tanaman dengan sistem hidroponik merupakan
suatu metode yang ramah lingkungan. Karena dalam pembudidayaannya tidak
perlu menggunakan pestisida atau bahkan herbisida yang beracun.
Meskipun sistem hidroponik menggunakan air sebagai media tanamnya akan
tetapi dalam prakteknya air yang diperlukan dalam bercocok tanam tidaklah
sebanyak seperti budidaya dengan cara konvensional. Dan dalam perawatannya
juga tidak perlu dilakukan penyiraman secara rutin. Sehingga ini menjadi faktor
mengapa hasil tanamannya lebih aman dan sehat. Produk yang saya hasilkan
dalam usaha ini adalah sayuran sawi. Mengapa sawi? Karena kebutuhan pasar
sawi sangat banyak tak hanya kalangan menengah atas berbagai rumah makan
restoran, dan hotel juga merupakan target pasar saya. Selain itu pedagang kaki
lima yang menjual bakso dan lainnya sekarang juga semakin menjamur, oleh
karena itu saya memilih menanam sayuran sawi.

B. Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik

a. Kelebihan
1. Tidak membutuhkan tanah atau lahan yang luas
2. Pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat
3. Lebih efisiensi dalam menggunakan air
4. Hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja
5. Proses pemanenan menjadi lebih mudah
6. Buah dan sayuran yang ditanam tetap steril
7. Resiko terserang hama dan penyakit lebih kecil
8. Tidak terlalu tergantung pada cuaca
9. Penggunaan pupuk lebih efisien
b. Kekurangan
1. Membutuhkan modal yang besar
2. Alat dan bahan yang dibutuhkan masih langka
3. Membutuhkan ketelitian yang ekstra

C. Istilah dalam Hidroponik

a. Sistem sumbu ( Wick System )


Cara kerja sistem ini adalah larutan nutrisi yang berada di bawa media tanam, di
hubungkan dengan sumbu atau kain flanel agar tanaman tetap mendapat nutrusi
yang cukup.
b. Water Culture System
Cara kerja sistem ini adalah menggenai tanaman. Papan sebagai tempat
menaruh tanaman, biasanya berbahan styrofoam yang berfungsi untuk menahan
tanaman agar tetap mengapung. Selain itu, pompa air akan memberikan udara
ke air stone berupa gelembung yang akan memberi oksigen pada akar tanaman.
c. NFT ( Nutrient Film Technique )
Cara kerja sistem ini adalah memberi asupan nutrisi pada tanaman dengan
aliran air yang tipis, secara terus-menerus.
d. DFT System ( Deep Flow Technique System )
Cara kerja sistem ini adalah mensirkulasi larutan nutrisi secara terus-menerus
selama 24 jam pada rangkaian aliran tertutup dengan menggunnakan pompa
aquarium.
e. Drip System ( Sistem Tetes )
Cara kerja sistem ini adalah dengan meneteskan sedikit demi sedikit air ke
dalam media tanam secara terus-menerus. Sistem ini membutuhkan energi
listrik dan pompa yang menyala 24 jam.
f. Sistem Pasang Surut ( Ebb And Flow System )
Cara kerja sistem ini adalah tanaman mendapatkan air, oksugen dan nutrisi dari
pemompaan bak penampung yang dipasang ke media dengan menggunakan
selang. Air akan surut pada waktu tertentu dan akan naik, sehingga
menggenang pada waktu tertentu. Dalam hal ini menggunakan timer sebagai
penghitung waktu.
g. Aeroponik System
Cara kerja sistem ini adalah dengan cara menyemprotkan air pada akar tanaman
yang menggantung, dan menyerap nutrisi yang berbentuk kecil serupa dengan
kabut.
h. Bubbleponics ( Sistem Gelembung )
Cara kerja sistem ini adalah menumbuhkan secara mengambang diatas larutan
nutrisi, tanaman ditahan menggunakan jaring dengan akar tanaman didalam air.
Aliran larutan nutrisi akan memperkaya akar tanaman dengan oksigen untuk
tumbuh, melalui gelembung udara yang di berikan oleh air stone dengan
kandungan larutan nutrisi didalamnya.
i. Sistem Fertigasi
Cara kerja sistem ini adalah menanam tumbuhuhan dengan media arang sekam
yang dicampuri dengan full cocopeat, yang selalu dialiri unsur hara melalui
pipa.
j. Bioponic
Cara kerja sistem ini adalah menggunakan nutrisi organik yang berasal dari
bahan-bahan alami, metode ini adalah metode penggabungan antara sistem
hidroponik dengan sistem pertanian organik.
BAB IV

ASPEK PEMASARAN

A. Target Pasar
Target pasar sayuran sawi hidroponik adalah kalangan menengah atas untuk
memudahkan mencapai target saya akan bekerja sama dengan supermarket
resotran hotel dan pedagang sayuran serta pedagang bakso, rumah makan dan
usaha lain yang menggunakan sayuran sawi.

B. Pesaing
Untuk pesaing sayuran sawi adalah petani konvensional dan petani hidroponik
lain, namun sayuran sawi hidroponik lebih berkualitas dan lebih unggul
dibandingkan dengan sayuran dengan cara tanam konvensional.

C. Sasaran Pembeli
Sasaran utama usaha ini adalah restotan, hotel, rumah makan, dan catering dan
kalangan masyarakat menengah atas yang sering mengkonsumsi sayuran –
sayuran yang fresh.

D. Strategi Pemasaran
Untuk strategi pemasaran saya menggunakan media internet dan medsos. Produk
akan dipasarkan berdasarkan koneksi yang kami miliki kemudian mulai
melakukan paid promote untuk promosi produk.
BAB V

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Ringkasan Biaya
No Barang Jumlah Keterangan Harga Total Harga
1 Paralon 1 Paket Rp 525.000 Rp 525.000
2 Kayu dan Paku 1 Paket Rp 148.000 Rp 148.000
3 Pompa Air 1 Buah Rp 130.000 Rp 130.000
4 Bibit Sawi 2 Bungkus Rp 17.000 Rp 34.000
5 Pot Tanaman+ ongk 1 Paket Rp 217.500 Rp 217.500
6 Nutrisi AB Mix 5 Liter Rp 16.400 Rp 82.000
7 Baskom 4 Buah Rp 5.000 Rp 20.000
8 Elbo 1 Paket Rp 292.000 Rp 292.000
9 Plastik 1 Paket Rp 225.000 Rp 225.000
10 Kain Planel 6 Buah Rp 4.000 Rp 24.000
11 Wadah Air Nutrisi 2 Buah Rp 7.500 Rp 15.000
12 Gelas Ukur 1 Buah Rp 20.000 Rp 20.000
Jumlah Rp 1.732.500

B. Jadwal Kegiatan
bulan ke-1 bulan ke-2
No Rincian Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pelatihan                
Pengadaan
2                
Peralatan
Penanaman Bibit
4 dan Persiapan                
Awal
Proses
5 Pemeliharaan                
Tanaman
6 Panen                
7 Promosi                
8 Pemasaran                
BAB VI

ANALISIS KEUANGAN

Panen 1 : 168 Lubang (56 Ikat)

Pendapatan : 56 Ikat @ 10.000 = Rp 560.000,00

Panen 2 : 150 Lubang (50 Ikat)

Pendapatan : 50 Ikat @ 10.000 = Rp 500.000,00

Note : Panen Kedua terjadi penurunan panen karena ada sayuran yang mengalami

pembusukan dan bewarna kuning, jadi sayuran dibuang.

Total Pendapatan Rp 560.000,00 + Rp 500.000,00 = Rp 1.060.000,00

Total Rugi Usaha : Rp 1.732.500,00-Rp 1.060.000

: Rp 672.500

Balik Modal dan laba usaha diperkirakan akan terjadi pada Panen keempat.
BAB VI

KEGIATAN USAHA

A. Pelatihan

Pada minggu pertama saya melakukan pelatihan bersama seseorang narasumber


kenalan saya. Pelatihan adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk
memperoleh sebuah ilmu. Disini saya melakukan pelatihan dengan seorang
teman saya yang mana sudah terlebih dahulu berkecimbung dibidang ini.
Narasumber sudah melakukan panen beberapa kali dan hasilnya sangat bagus
dan memuaskan sehingga membuat saya tertarik untuk mencoba menanam sayur
menggunakan hidroponik ini. Saya mencoba belajar dari dia mulai belajar dari
pembibitan awal dan mengatur PH air untuk proses produksi. Berikut hasil yang
saya peroleh saat belajar :
Gambar 6.1 Tanaman Berusia sekitar seminggu setelah dimasukan kedalam
wadah yang mengandung air nutrisi.

Gambar 6.2 Gambar yang diambil sekitar berusia 10 hari setelah pembibitan
yang dilakukan.
Seperti gambar diatas tanaman menggunakan pot dan kain planel sehingga akar
dapat menempel di kain dan memudahkan mencari air dan menyimpan air.

B. Pengadaan Peralatan
Pada Minggu kedua dan memasuki minggu ketiga saya mulai menyiapkan dan
membeli peralatan baik itu berupa kayu, paralon, pot, pompa akuarium, bibit dan
nutrisi untuk tanaman. Pada minggu ini saya memerlukan waktu yang cukup
lama karena saya memesan paralon yang telah dilubangi langsung, memesan pot
di Shopee yang memerlukan waktu sekitar seminggu baru datang, dan saya
menyiapkan kayu untuk menopang paralon nantinya.

Gambar 6.3 Kayu yang sudah disusun dan dibuat untuk menopang paralon untuk
kegiatan pemeliharaan tanaman nantinya.

C. Penanaman Bibit dan Persiapan Awal


Pada Minggu ketiga dan mulai minggu keempat saya mencoba melakukan
pembibitan dan persiapan awal untuk pot. Pembibitan saya lakukan diwadah atau
baskom dengan memotong busa berbentuk busa dan melubangi tengahnya
menggunakan paku sehingga ada ruang untuk memasukan bibit. Bibit dimasukan
satu untuk setiap lubangnya. Persiapan untuk pot disini saya mulai memotong
kain planel dan memasukan dalam pot untuk nantinya digunakan dalam proses
pemeliharaan tanaman dipot.
Gambar 6.4 Pembibitan yang sudah dilakukan 1 hari dimana bibitnya mulai
kelihatan dan tidak berbentuk bibit hitam lagi.

Gambar 6.5 Memasukan kain planel yang sudah dipotong seukuran lubang
bawah pot agar bisa dimasukan dalam pot.
D. Proses Pemeliharaan Tanaman
Pada minggu keempat Proses pemeliharaan bibit terjadi namun untuk
pemeliharaan tanaman menggunakan air nutrisi didalam pot masih belum bisa
karena bibit yang saya tanam belum cukup umur jadi masih memerlukan waktu
sekitar 4 atau 5 hari lagi untuk siap dipelihara dalam paralon yang sudah kita
siapkan. Keterlambatan pemeliharaan ini sebenarnya karena keterlambatan saya
membeli perlengkapan sehingga saya harus menunggu barang terlebih dahulu
baru mencoba pembibitan.

Gambar 6.6 Bibit yang sudah dipelihara sekitar 2-3 hari dimana sudah mulai
tumbuh dan berkembang.
E. Panen
Panen ini diperikirakan sekitar kurang lebih 3 Minggu setelah dibibitkan didalam
Paralon. Setiap harinya kita harus mempertahankan tinggat Ph air yaitu sebesar
1.200 ppm.
F. Promosi
Promosi saya lakukan melalui online dan offline. Saya memulai promosi melalui
WhatsApp dan Instagram agar memudahkan orang-orang untuk memesan.

G. Pemasaran

Say
a melakukan pemasaran melalui jasa antar dan menitipkan sayuran saya
kewarung-warung. Jasa antar saya bebas ongkir jika membeli lebih dari 2 ikat.
Dan sampai saat ini saya sudah melakukan 2 kali panen.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.anneahira.com
www.maxmanroe.com
wahyugustypranataxitkr5.blogspot.co.id
belajarberkebun.com/kelebihan-dan-kekurangan-hidroponik.html
www.sistemhidroponik.com/teknik-menjalankan-sistem-hidroponik-fertigasi/

Anda mungkin juga menyukai