Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN FIELD TRIP

USAHA BUDIDAYA TANAMAN JENIS JAMBU BIJI (Psidium


Guajava) DAN SALAK PONDOH (Salacca Edulis Reinw)
KECAMATAN PENANGGALAN KOTA SUBULUSSALAM

Disusun Oleh :

CUT MAISARAH
192010007
DIANITA PUTRI
192010001
AHMAD HUSEIN
192110004
RIZA FAHLEPI
192010003
FADHIL MUHAMMAD
192110001
IRFAN
192010009

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS/AGROTEKNOLOGI


SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIP)
YAYASAN SYEKH HAMZAH FANSURY (YASHAFA)
ACEH SINGKIL
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN FIELD TRIP


USAHA BUDIDAYA TANAMAN JENIS JAMBU BIJI (Psidium
Guajava) DAN SALAK PONDOH (Salacca Edulis Reinw)
KECAMATAN PENANGGALAN KOTA SUBULUSSALAM
Disusun Oleh :
CUT MAISARAH
192010007
DIANITA PUTRI
192010001
AHMAD HUSEIN
192110004
RIZA FAHLEPI
192010003
FADHIL MUHAMMAD
192110001
IRFAN
192010009

Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing Field Trip

KASRIN, SP

Mengetahui:
PK. I Bid. Akademik

HELENA HASIBUAN, SP, MP


KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang teramat dalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Field Trip yang berjudul “USAHA BUDIDAYA TANAMAN JENIS JAMBU
BIJI DAN SALAK PONDOH (Salacca Edulis Reinw) KECAMATAN
PENANGGALAN KOTA SUBULUSSALAM”. Shalawat dan salam penulis
sanjungkan kepangkuan junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW, yang telah
membawa umat manusia dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan. Semoga keberkahan selalu bersama beliau.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kelemahan dan
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun.
Pada kesempatan penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih atas
bimbingan dan arahan dari semua pihak yang telah membantu penulis untuk
menyelesaikan proses pelaksanaan dan penyusunan laporan Field Trip ini. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Arif Hidayat,SE, M.Si Selaku Ketua STIP YASHAFA.
2. Ibuk Helena Hasibuan, SP, MP Selaku PK.I.
3. Bapak Soni Vonolda, S.ST, M.Si Selaku Ketua Prodi Agribisnis.
4. Ibuk Ekanita Familiana, S,Hut,.M,Sc Selaku Ketua Prodi Agroteknologi.
5. Bapak kasrin, SP. Selaku Dosen Pembimbing Kunjungan Lapangan
(FIELD TRIP).
6. Rekan-Rekan Mahasiawa/i STIP YASHAFA yang selalu memberikan
semangat untuk menyelesaikan laporan ini.
7. Teristimewa kepada Ibu/bapak yang telah memberi Do’a dan semangat
kepada penulis.
Kiranya seluruh perhatian, bimbingan serta bantuan dari seluruh pihak di
atas bagi penulis menjadi berkat yang abadi.Semoga penulisan laporan Field Trip
ini bermanfaat bagi seluruh pembaca amin yarabbal‘alamin.

Singkil Utara, 29 Juli


2021
Hormat Saya,

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

DAFTAR GAMMBAR ...........................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Tujuan Kunjungan Lapangan (Field Trip)...............................................1

C. Manfaat Kunjungan Lapangan (Field Trip) ............................................2

BAB II Gambaran Umum Tempat field trip..........................................................3

A. Kebun Jambu Biji Pak Deni...........................................................................3

B. Kebun Salak Pondoh......................................................................................3

BAB III TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5

A. Tanaman jambu Biji.................................................................................5

B. Klasifikasi dan Morpologi jambu Biji......................................................7

C. Syarat Tumbuh jambu Biji.......................................................................8

D. Tanaman Salak Pondoh............................................................................10

E. Klasifikasi dan Morpologi salak pondoh.................................................10

F. Syarat Tumbuh Salak Pondoh..................................................................11

BAB IV METODE FIELD TRIP............................................................................12


A. Waktu dan Tempat...................................................................................12

B. Metode Penggumpulan Data....................................................................12

C. Bahan dan Alat.........................................................................................12

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................13

A. Hasil.........................................................................................................13

Ppembahasan............................................................................................13

BAB VI PENUTUP..................................................................................................14

A. Kesimpulan..............................................................................................15

B. Saran ........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

LAMPIRAN..............................................................................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Poto Bersama di kebun Jambu biji pak domi.............................................3

Gambar 2. Poto Bersama di Kebun Salak Pondoh.....................................................4


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Field trip sebuah perjalanan lapangan atau ekskursi, yang dikenal sebagai

perjalanan sekolah. Pengertian field trip adalah perjalan oleh sekelompok orang ke

tempat yang jauh dari lingkungan normal mereka. Tujuan perjalanan biasanya

untuk penelitian pendidikan, non eksperimental atau untuk menyediakan

pengalaman luar kegiatan sehari-hari.

Metode field trip dianggap sebagai salah satu metode yang efektif

digunakan sebagai metode pembelajaran khususnya dalam melatih keterampilan

menulis karangan deskripsi mahasiswa, karena dengan mengamati lingkungan

secara nyata mahasiswa akan lebih bersemangat dalam mengembangkan ide,

pendapat, dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Field trip yang dilakukan

adalah untuk mengembangkan wawasan para mahasiswa dengan mengamati dan

mengunjungi tempat sebuah usaha budidaya tanaman dan Agrowisata Bukit

Harapan.

B. Tujuan Kunjungan Lapangan (Field Trip)

Adapun tujuan dari kunjungan lapangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahu informasi tentang bagaimana latar belakang lokasi

tujuan kunjungan lapangan

2. Untuk mengetahu tanaman apa saja yang ada pada lokasi kunjungan

lapanagn.
3. Agar mahasiswa/i memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan

beradaptasi dengan lingkungan masyarakat.

C. Manfaat Kunjungan Lapangan (Field Trip)

Adapun manfaat dari kunjungan lapangan (Field Trip) ini adalah sebagai

berikut:

1. Menambah wawasan dan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.

2. Mahasiswa/i memperoleh pengalaman belajar yang tidak didapatkan

diperkuliahan, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan

bakat khusus atau keterampilan.

3. Dalam kegiatan field trip dapat merangsang kreativiras mahasiswa/i.

4. Mahasiswa/i dapat memperoleh informasi lansung yang berasal dari

pengamatan sendiri.
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI FIELD TRIP

A. Sejarah Singkat Kebun Jambu Pak Deni Ardianto

Kebun Bapak Deni yang terletak di desa Lae Bersih Kecamatan

Penanggalan Kota Subulussalam mulanya merupakan lahan kosong yang

diolah kembali menjadi lahan usaha budidaya tanaman jambu biji. Selain itu

pak pak deni juga membuka sedikit lahan untuk bibit jambu air dan alpukat.

degan lahan berukuran 180 m x 100 m.(Deni:2021)

Ada beberapa jenis jambu biji yang ditanam oleh pak deni, yaitu sebagai

berikut

1) Jambu hong pousek

2) Jambu siumic

3) Jambu bipara

4) Jambu keristal

5) Jambu sukun merah

6) Jambu kristal merah


7) Jambu guava

B. Sejarah singkat kebun salak pondoh

Lahan Agrowisata milik pak sumardi yang berada tepatnya di desa

penuntungan kecamatan simpang kiri kota subulussalam dulunya

merupakan lokasi kebun sawit yang kemudian diselingi dengan tanaman

salak pondoh tanaman buah yang berasal dari sleman Yogyakarta, usaha

salak pondoh pak sumardi ini dimulai dari tahun 2002. (Sumardi: 2021)
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Jambu Biji (Psidium Guajava )

1. Tanaman Jambu Biji

Tanaman Jambu biji (Psidium guajava) atau sering juga

disebut jambu batu, jambu siki dan jambu klutuk adalah tanaman tropis yang

berasal dari Brasil, disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Jambu batu

memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau

merah dan berasa asam-manis. Buah jambu batu dikenal mengandung

banyak vitamin C. (Pratama: 2020)

2. Hama dan penyakit jambu biji

a. Hama

Organisme pengganggu tanaman (OPT) yang ditemukan pada

pertanaman jambu biji adalah tungau (Acarina: Tetranychidae dan

Mycobatidae), Valanga spp., Helopeltis sp., kepik penghisap pucuk

(Hemiptera: Coreidae dan Tessaratomidae), Lawana candida, kutukebul

(Hemiptera: Aleyrodidae),

Aphis gossypii, Icerya seychellarum, Coccus viridis, kututempurung

hitam, Aspidiotus destructor, kutu perisai spesies 1, kutu putih (Hemiptera:

Pseudococcidae), kumbang moncong (Coleoptera: Curculionidae),

kumbang penggerek buah (Coleoptera: Nitidulidae), Bactrocera

carambolae, ulat pucuk (Lepidoptera), ulat penggulung daun

(Lepidoptera), Trabala spp., ulat api (Lepidoptera: Limacodidae), ulat


penggerek batang (Lepidoptera: Metarbelidae), ulat kantung (Lepidoptera:

Psychidae), ulat penggerek buah (Lepidoptera: Pyralidae), dan Attacus

atlas. OPT yang berpotensi sebagai hama penting yang menyebabkan

kerugian secara langsung adalah lalat buah, ulat pucuk, kumbang

penggerek buah, kutu putih, dan ulat penggerek buah. Namun OPT lainnya

seperti Helopeltis sp., hama menusuk menghisap lain, dan hama

menggigit-mengunyah juga berpotensi sebagai penyebab kehilangan hasil

karena berpotensi dapat menyebarkan inokulum patogen di pertanaman.

b. Penyakit

Penyakit yang ditemukan adalah penyakit antraknosa, bercak daun

kelabu dan kanker buah Pestalotia, karat merah, busuk buah Botryodiplodia,

penyakit layu, embun jelaga, bercak merah daun, dan kerusakan fisik

mekanis pada buah. Budidaya yang dilakukan oleh petani di Rancabungur

masih beragam. Pemupukan dan aplikasi pestisida yang dilakukan

bergantung pada keadaan ekonomi petani. Pembungkusan buah merupakan

salah satu pengelolaan hama dan penyakit yang intensif dilakukan oleh

petani terutama untuk mencegah serangan hama lalat buah (Rama: 2014)
B. Klasifikasi Dan Morpologi Tanaman Jambu Biji

1. Klasifikasi Ilmiah Tanaman Jambu Biji

Sistematika dan klasifikasi tanaman jambu biji adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Myrtales

Suku : Myrtaceae

Marga : Psidium

Jenis : Psidium guajava L.

(Disingn: 2016)

2. Morfologi Tanaman Jambu Biji (Psidium Guajava)

Morfologi dan Karakteristik Jambu Biji Jambu biji berasal dari

Amerika tropik, tumbuh pada tanah yang gembur maupun liat, pada

tempat terbuka, dan mengandung air yang cukup banyak. Tanaman jambu

biji (P. Guajava L.) ditemukan pada ketinggian 1 m sampai 1.200 m dari

permukaan laut. Jambu biji berbunga sepanjang tahun. Perdu atau pohon

kecil, tinggi 2 m sampai 10 m, percabangan banyak. Batangnya berkayu,

keras, kulit batang licin, berwarna coklat kehijauan. Jambu biji (P.

Guajava L.) tersebar meluas sampai ke Asia Tenggara termasuk

Indonesia, sampai Asia Selatan, India dan Sri Lanka. Jumlah dan jenis

tanaman ini cukup banyak, diperkirakan kini ada sekitar 150 spesies di
dunia. Tanaman ini (P. Guajava L.) mudah dijumpai di seluruh daerah

tropis dan subtropis.

C. Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji

Tanaman jambu merupakan tanaman yang tak membutuhkan lingkungan

yang khusus agar dapat tumbuh. Tanaman jambu dapat dikatakan merupakan

tanaman yang adaptif. Kendati demikian, tanaman jambu tetap memiliki

beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat tumbuh dengan optimal

dan produktif. Beberapa syarat tumbuh tanaman jambu biji antara lain;

1. Iklim

Faktor iklim pada pertumbuhan meliputi suhu, curah hujan,

kelembapan dan cahaya matahari. Pada tanaman jambu, suhu rata-rata yang

dimiliki oleh tempat ditanamnya tanaman jambu berkisar antara 23-28ºC.

Pada suhu yang terlalu rendah maka kelembapan akan makin

meninggi dan hal ini dapat menyebabkan tanaman jambu mudah terserang

penyakit daun yang disebabkan oleh cendawan. Selain suhu udara, suhu

tanah juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Pada tanaman jambu, suhu tanah yang mencapai di bawah 15ºC

akan menyebabkan tanaman terganggu proses pembuahannya karena

sulitnya penyerapan unsur mikro yang dibutuhkan tumbuhan. Sedangkan

apabila suhu tanah mencapai di atas 35ºC, maka produksi bunga akan

semakin sedikit dan bunga serta buah pun akan cepat hangus.
Tanaman jambu merupakan tanaman yang peka terhadap

kekurangan air, sehingga curah hujan yang dibutuhkan tanaman jambu agar

tumbuh dengan baik berkisar antara 1500-2800 mm per tahun.

Sedangkan kelembapan udara yang dapat ditolerir oleh tanaman

jambu tergolong rendah karena apabila terlalu tinggi maka tanaman

akan mudah diserang penyakit. Selain kelembapan udara, penyinaran

cahaya matahari juga menjadi faktor yang penting bagi pertumbuhan

tanaman jambu.

Penyinaran yang didapatkan oleh tanaman jambu harus cukup agar

tanaman tak mengalami etiolasi yaitu tanaman yang melemah karena

kekurangan cahaya matahari.

2. Media tanam

Tanah yang berfungsi sebagai penyedia unsur hara tanaman

merupakan hal yang tak boleh luput diperhatikan kesesuaiannya ketika

akan menanam tanaman.

Pada tanaman jambu jenis tanah yang dapat menunjang

pertumbuhan tanaman jambu adalah tanah dengan jenis andosol yang

gembur dan memiliki kadar bahan organik yang tinggi maupun tanah

berpasir dengan keasaman atau pH tanah yang berkisar antara 4,5-8,2.

3. Ketinggian tempat

Ketinggian tempat akan berpengaruh pada suhu, kecepatan angin

serta kelembapan dari suatu tempat. Tanaman jambu merupakan

tanaman yang tumbuh dengan suhu yang tidak terlalu dingin namun

tak juga panas sehingga akan dapat tumbuh pada tempat dengan
ketinggian 1-1200 m di atas permukaan laut. Sedangkan ketinggian

tempat yang dapat membuat tanaman jambu tumbuh secara optimal

berkisar antara 30-1000 m di atas permukaan laut.

Apabila tanaman jambu ditanam pada tempat di bawah 30 mdpl

maka perkembangan tanaman akan lebih lambat, begitu juga bila

ditanam pada tempat di atas 1800 mdpl maka tanaman jambu tidak

akan berbunga. (Agrotek. 2020)

D. Tanaman Salak Pondoh ( Salacca Edulis Reinw )

Salak pondoh adalah salah satu kultivar salak yang banyak tumbuh di

wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, di lereng Merapi.

Salak pondoh memiliki ciri rasa yang manis atau tidak sepet sejak buah masih

muda. Salak pondoh (Salacca zalacca Gaertner Voss) termasuk famili palmae,

berduri dan bertunas banyak, tumbuh menjadi rumpun yang rapat. Salak

pondoh termasuk dalam buah tropis. Salak pondoh memiliki berbagai macam

varietas di Indonesia sendiri salak pondoh yang dibudidayakan adalah salak

pondoh merah, salak pondoh super, salak pondoh hitam dan salak pondoh

kuning.

E. Morpologi dan Klasifikasi Salak Pondoh

1. Morfologi Salak Pondoh

Tinggi tanaman 1.5-5 meter, memiliki batang pokok yang

berbentuk stolon di dalam tanah yang berbentuk silinder dengan diameter

10–15 cm. Bentuk daun menyirip, panjang 3-7 meter. Pelepah, tangkai dan


anak daun bentuknya panjang, lancip, warnanya kelabu hingga

kehitaman. Bunga salak berbentuk majemuk, tertutup

oleh seludang. Panjang seludang bunga jantan 50–100 cm, warna bunga

jantan coklat kemerahan, terdiri dari 4-12 malai, panjang malai bunga jantan

4–15 cm dan bunga jantan mekar selama 1-3 hari. Sedangkan bunga

betina panjangnya mencapai 20–30 cm, bunga betina berwarna hijau,

berbintik merah dan mempunyai 3 petal. Panjang malai bunga malai 7–

10 cm, bunga mekar selama 1-3 hari. Bunga yang telah siap diserbuki di

tandai dengan bunga berwarna merah dan mengeluarkan aroma harum,

waktu yang paling baik untuk penyerbukan adalah hari ke dua saat bunga

mekar.

2. Klasifikasi ilmiah tanaman salak pondoh

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae

Genus : Salacca

Spesies : S. zalacca

(Dian: 2020)

F. Syarat Tumbuh Buah Salak

1. Tumbuh optimal di daerah beriklim tropis.

2. Tumbuh baik diketinggian 400-700 meter dpl.

3. Struktur tanah gembur,lempung berpasir,lempung berliat dan kaya

bahan organik.
4. Menginginkan curah hujan rata-rata bulanan 100-200 mm/bln.

5. Menginginkan sinar matahari 50-70 % (sebagai tanaman peneduh).

6. Suhu udara optimal pertumbuhan 20-30°Celcius,membutuhkan

kelembapan tinggi dan tidak tahan akan genangan air berlebih.

7. Derajat Keasaman Tanah (pH) antara 5,5-6,5.

BAB IV

METODE FIELD TRIP

A. Waktu dan tempat

Field Trip ini dilaksanakan mulai dari jam 10.30 wib s/d 16.00 wib, yaitu

pada hari kamis tepatnya pada tanggal 27 Juli 2021. Field Trip dilaksanakan

di dua tempat yang berbeda. Tempat pertama yaitu kebun Pak Deni di desa

Lae Bersi kecamatan penanggalan kota subulussalam dan di kebun pak

sumardi desa penuntungan kecamatan penanggalan kota subulussalam.

B. Metode pengumpulan data

Data yang diperoleh dalam kegiatan Field Trip ini adalah data primer yaitu

data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan menggunakan metode

sebagai berikut:

1. Metode observasi, yaitu data yang diperoleh dari kegiatan terjun langsung

mengikuti tahapan yang sedang dipeljari.

2. Metode interview, yaitu data diperoleh dari wawancara dengan narasumber

dilapangan.

C. Bahan dan alat

1. Bahan
Bahan yang akan diamati dalam kunjungan fieldtrip diantaranya

tanaman yang dibudidayakan di lokasi tujuan fieldtrip yang akan dituju.

2. Alat

Alat yang digunakan untu mengamati bahan dalam kunjungan

fieldtrip diantaranya: buku, pulpen, dan camera untuk dokumentasi.

BAB V
HASIL DANPEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan

Setelah melakukan studi lpangan fildtrip ini, dapat memperoleh ilmu dan

pengalaman tentang bagimana cara budidaya tanaman yang lebih baik.

Budidaya tanaman buah jambu dan salak pondoh sangat menguntungkan,

karna permintaan pasar untuk buah ini yang besar, dan dapat diliat seberapa

besar prospek tanaman tersebut untuk dibudidayakan di Aceh Singkil. Prospek

yang begitu besaar untuk membudidayakan tanamn buah di daerah

Subulusalam, sehingga dapat menarik perhatian untuk dapat membudidyakan

tanaman buah khususnya di daerah Aceh Singkil

B. Pembahasan

Mempelajari dan berbagi pengalaman cara budidaya tanaman jambu biji

dan salak pondoh. Pemasaran hasil panen tanaman yang baik dan

mempelajari cara penanaman tanaman mulai dari proses penyediaan bibit

yang secara generatif maupun pegetatif hingga proses penanaman tanaman di

tempat budidaya, perawatan, dam pemanenan. Setelah melaksanakan setudi

lapangan filedtrip ini, dapat memperoleh ilmu dn pengalaman tentang


bagaimana cara budidaya tanaman yang lebih baik dan yang lebih

menguntungkan, karna permintaan pasar untuk tanaman buah yang begitu

besar.

Prorpek yang begitu besar di daerah subulusalam, dapat menarik

perhatian untuk dapat membudidayakan tanaman tersebut khususnya di Aceh

Singkil.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Usaha budidaya tanaman yaitu pemanfaatan lahan tanah atau media tanam

lainnya disuatu lahan untuk membesarkan dan menikmati hasil

tanamannya yang bernilai ekonomi dikemudian hari. Bagian ini dapat

berupa biji, buah, daun, bunga, batang, tunas, serta semua bagian yang

bernilai ekonomi.

2. Perkembangan agrowisata merupakan yang paling cepat bertumbuh

diantara model pengembangan pariwisata yang lainnya diseluruh dunia,

dan memperoleh sambutan yang sangat serius. Agrowisata dikembangkan

di negara berkembang sebagai sebuah model pengembangan yang

potensial untuk memelihara sumber data alam dan mendukung proses

perbaikan ekonomi masyarakat lokal

B. Saran
Melihat uraian di atas, maka kita tentu menjadi yakin bahwa usaha

budidaya tanaman dan pengembangan agrowisata mempunyai prospek yang

cukup bagus. Karena masyarakat saat ini juga makin tertarik unutk

mengkomsumsi sayuran dan buah apalagi bila tanaman tersebut berbahan

organik.
DAFTAR PUSTAKA

Agrotek, 2020. Sarat tumbuh tanaman jambu biji

Deni, A, 2021. Lokasi Usaha Budidaya Tanaman.Subulussam.

Dian, S, 2020. Menjelaskan Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman salak


pondoh.

Disign, A, 2016. Klasifikasi dan Morfologi Buah jambu biji Menurut Para Ahli.

Rama, 2014. Hama dan Penyakit tanaman jambu biji:

Sumardi, 2021. Agrowisata Budidaya Salak Pondoh Penuntugan.Subulussalam.

Pratama, I, 2020. Tanaman Jambu, Jenis, Klasifiksasi,Ciri Morfologi, Manfaat

dan Cara budidaya.

Anda mungkin juga menyukai