Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA

KELAS VIII A DI MTs PONDOK PESANTREN AL-IKHLAS


LAMBUYA KABUPATEN KONAWE

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mengikuti Seminar Proposal
Penelitian Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:
M. ALIF MATARA
NIM: 170101011120

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB 1: PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1................................................................................................................... Latar
Belakang...................................................................................................1
1.2...................................................................................................................Fokus
Penelitian..................................................................................................5
1.3...................................................................................................................Rumusan
masalah.....................................................................................................5
1.4................................................................................................................... Tujuan
Penelitian..................................................................................................5
1.5................................................................................................................... Manfaat
Penelitian..................................................................................................5
1.6...................................................................................................................Definisi
Operasional...............................................................................................6

BAB II:TINJAUAN PUSTAKA..................................................................6


2.1. Al-Qur’an
2.1. 2 Pengertian Al-Qur’an....................................................................6
2.1.3. Membaca Al-Qur’an.....................................................................7
2.1.4. keutamaan membacaAl-Qur’an....................................................8
2.2. konsep kemampuan membaca Al-Qur’an...............................................10
2.2.1. Indikator kemampuan membaca Al-Qur’an..................................12
2.2.2. Tata cara/adab membaca Al-Qur’an.............................................16
2.2.3. Faktor yang mempengaruhi kemampuan membacaAl-Qur’an....18
2.3. Kajian Relevansi......................................................................................23
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN................................................25
3.1. Jenis penelitian ......................................................................................25
3.2. Lokasi dan waktu penelitian ..................................................................26
3.2.1. Lokasi penelitian.........................................................................26
3.2.2. Waktu penelitian.........................................................................26
3.3. data dan sumber penelitian.....................................................................26
3.3.1. Jenis data....................................................................................26
3.3.2. Sumber data................................................................................27
3.4. Teknik pengumpulan data.......................................................................27
3.5. Teknik analisis data.................................................................................28

i
3.6. Pengecekan keabsahan data.....................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah Kitabullah yang diturunkan lafal dan maknanya kepada

Rasulullah Saw.Al-Qur’an adalah kitab suci yang kekal abadi danterpelihara, serta

dijaga kemurniannya oleh Allah SWT sampai akhir zaman.(Ida Zusnani,hlm 12)

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw untukdisampaikan kepada

umat manusia, sudah barang tentu memiliki sekianbanyak fungsi, baik bagi Nabi

Muhammad itu sendiri maupun bagi kehidupanmanusia secara keseluruhan. Di

antara fungsi al-Qur’an adalah sebagaiberikut: 1) Bukti kerasulan Muhammad dan

kebenaran ajarannya; 2) Petunjukakidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh

manusia.(Erwin Yudi Prahara, hlm 13) Al-Qur’an adalah kitab yang tiada

keraguan sedikit pun didalamnyadan tidak ada kekurangan yang menodai

kesempurnaannya. Ia merupakan ruhyang di dalamnya bertumpu kehidupan,

kemuliaan, dan keluhuran umat. Iamerupakan cahaya yang menunjuk segala jalan

kebaikan,(Ida Zusnani, hlm 13) sebagaimanadalam firman-Nya berikut:




Terjemahnya: ”dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran)

dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab

(Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan

Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki

di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi

petunjuk kepada jalan yang lurus”

Kitab suci AlQur’an merupakan kalamullah yang tidak ada kesalahan ataupun

keragu-raguan di dalamnya, oleh karena itu sangat wajar apabila sesuatu yang

tanpa kesalahan tersebut dijadikan sebagai pedoman hidup.Terdapat beberapa

tahapan yang harus dilalui untuk mengetahui dan memahami isi kandungan dalam

Al-Qur’an.Pertama, membaca nashnya dengan baik dan benar yang dapat

didasarkan pada ilmu tajwid. Kedua, berusaha memahami maksud nash tersebut

yang didasarkan pada rujukan yang benar (tafsir al-Qur’an). Setelah itu tahapan

yang paling penting adalah ke tiga yaitu mengamalkan ajaran nash-nash itu dalam

kehidupan sehari-hari.(Zulfison dan Muharom, , 2003, hlm. 5-6).

Pendidikan merupakan upaya pengembangan potensi yang ada dalam diri

untuk menghasilkan manusia yang berkualitas, mencakup pengetahuan yang harus

dimiliki dan moral yang dibentuk dan dilandasi oleh nilai-nilai keimanan dan

ketakwaan. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, posisi dan keberadaan pesantren sebenarnya memiliki

tempat yang istimewa. Keistimewaan pesantren dalam sistem pendidikan nasional

dapat kita lihat dari ketentuan dan penjelasan pasal-pasal dalam Undang-Undang

Sisdiknas sebagai berikut: pertama, dalam pasal 3 UU Sisdiknas di jelaskan

bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

2
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.( Undang-Undang No.20

Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3).

Pendidikan Islam mempunyai peranan penting dalam pengembangan dan

peningkatan SDM. Sesuai dengan cirinya sebagai pendidikan agama, secara ideal

berfungsi dalam penyiapan SDM yang berkualitas tinggi, baik dalam penguasaan

terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi maupun hal karakter, sikap, moral, dan

penghayatan serta pengalaman ajaran agama.

Pondok pesantren sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan Islam

yang juga tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam

Undang-gundang sistim Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 tentang sistim

pendidikan nasional. Lembaga pondok pesantren ini telah banyak memberikan

kontribusi bagi masyarakat Indonesia.Sejalan dengan peranan tersebut, maka

pondok pesantren kini telah mengalami perubahan bentuk dari keadaan semula,

hal ini harus diakui, karena pondok pesantren kini tengah berada di dunia modern.

Oleh karena itu lembaga pondok pesantren harus menguasai sains dan teknologi,

Tantangan seperti ini harus mampu dihadapi oleh pondok pesantren di era

globalisasi ini.

Pondok Pesantren Al-Ikhlas Lambuya merupakan satu-satunya pondok

pesantren yang berada di kecamatan lambuya dan masih berstatus Swasta dengan

berbagai keterbatasan yang dimilki baik dalam bidang sumber daya manusia

3
maupun sarana dan prasarana akan tetapi kontibusinya sangat luar biasa bagi

perkembangan pendidikan di kabupaten konawe, karena telah mampu bersaing

dengan pondok pesantren lain dengan sejumlah prestasi diantaranya Pondok

Pesantren Al-Ikhlas lambuya berhasil mengirim empat orang alumni untuk

melanjutkan studi srata satu (S1) di Universitas Al-Azhar kairo mesir dan berhasil

membantu beberapa alumni untuk mendapatkan beasiswa di berbagai perguruan

tinggi. (ponpesalikhlaslambuya.blogspot.com)

Selain itu, santri pondok pesanren Al-Ikhlas Lambuya berhasil meraih juara I

hafalan hadits kategori putra dan putri, juara II kasidah rebana putri, juara II

hafalan Al-Qur’an I Juz putri, juara II hafalan Al-Qur’an 5 juz putra, yang di

peroleh pada STQ tingkat Kabupaten Konawe, dan dua orang berhasil menuju

tingkat Provinsi untuk kategori hafalan hadits.( Akun Facebook Ponpes Al-Ikhlas

Lambuya, diakses pada tanggal 23 Februari 2019)

Sebagai pondok pesantren yang masih belum cukup berkembang, tentunya hal

ini merupakan prestasi yang sangat baik dan merupakan salah satu bentuk

keberhasilan dari pondok pesantren tersebut. Karena dengan berbagai keterbatasan

yang dimiliki baik dalam bidang sumber daya manusia maupun sarana dan

prasarananya pondok pesantren ini mampu menghasilkan santri yang berprestasi.

Tentunya keberhasilan ini tidak lepas dari pengelolaan dan pembinaan yang

diterapkan di Pondok Pesantren tersebut.

Oleh karena itu calon peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana bentuk

pembinaan yang di lakukan disana terkhusus model pembelajaran membaca Al-

Qur’an di MTs pondok pesantren Al-ikhlas lambuya. Maka penulis tertarik untuk

4
melakukan penelitian dengan Judul “Analisis Kemampuan Membaca Al-

Qur’an Siswa kelas VIIIA Di MTs Pondok pesantren Al-Ikhlas Lambuya.

1.2. Fokus penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus penelitian yaitu:

1.2.1. Menganalisa Proses Pelaksanaan membaca Al-Qur’an serta Faktor-

Faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa

kelas VIII A di MTsAl-Ikhlas Lambuya

1.2.2. Menganalisa faktor penghambat dan pendukungdalam membaca al-

Qur’an Siswa kelas VIII A MTs Al-Ikhlas Lambuya

1.3. Rumusan masalah

1.3.1. Bagaimana Proses Pelaksanaan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas VIII

A MTs Al-Ikhlas Lambuya

1.3.2. Bagaimana kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa kelas VIIIA MTs

Al-Ikhlas Lambuya ?

1.3.3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kemampuanmembacaAl-Qur’an

Siswa kelas VIII A MTs Al-Ikhlas Lambuya ?

1.4. Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulis mengacu pada permasalahandiatas

adalah sebagai berikut:

1.4.1. Untuk mengetahui proses Pelaksanaan membaca al-Qur’an Siswa kelas

VIII MTs Al-Ikhlas Lambuya

1.4.2. Untuk mengetahui kemampuan membaca al-Qur’an Siswa kelas VIII A

MTs Al-Ikhlas Lambuya

5
1.4.3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca

Al-Qur’an Siswa kelas VIII A MTs Al-Ikhlas Lambuya

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat teoritis

Manfaat penelitian ini dapat berfungsi sebagai salah satu

sumbangan terhadapa khazanah kekayaan ilmu pengetahuan,

khususnya bermanfaat di bidang al-Qur‟an

1.5.2. Manfaat praktis

1.5.2.1. .Menambah dan memperkaya pengetahuan penulis dalam

bidang Al-Qur’an dan hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi dan sekaligusreferensi yang berupa

karya Ilmiah.

1.5.2.2. Bagi pihak sekolah yang diteliti hasil dari penelitian ini

dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang berharga dalam

rangka meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an serta

dapat dipergunakan sebagai bahan sumbangan pemikiran

bagi sekolah yang bersangkutan dalam rangka

mengembangkan usaha-usaha untuk meningkatkankualitas

pendidikan yang diselenggarakan.

1.5.2.3. Bagi guru, dapat meningkatkan semangat dan motivasi

dalam mengajar al-Qur‟an khususnya di MTs Al-Ikhlas

Lambuya

1.5.2.4. Bagi peneliti sendiri hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun

6
karya tulis ilmiah serta dapat dipergunakan sebagai

persyaratan menjadi sarjana.

1.6. Definisi Operasional

Kemampuan membaca Al-Qur’an yang penulis maksudkan dalam

penelitian ini adalah kemampuan para santri kelas VIII A dalam membaca Al-

Qur’an sesuai dengan standar dan aturan pondok pesantren Al-Ikhlas lambuya

yang telah di tetapkan .

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Al-Qur’an

2.1.1. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an secara etimologi di ambil dari kata qara’a ya’ra u qira

atan wa qur’anan yang berarti sesuatu yang dibaca. Secara terminologi, Al-

Qur’an berarti “Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW melalui malaikat jibril sampai kepada kita secara mutawatir. Dimulai

dari Surah Al-Fatihah dandiakhiri dengan Surat An-Nas, dan dinilai ibadah

(berpahala) bagi setiaporang yang membacanya”.Al-Qur’an itu ialah kitab

suci yang diwahyukan Allah Swt. Kepada nabi Muhammad Saw sebagai

rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupannya.Secara

harfiah, Al-Qur’an itu berarti bacaan. Arti ini dapat kita lihat dalam Surat

Al-Qiyamah ayat 17 dan 18 yang berbunyi



Terjemahnya:“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah

mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)

membacanya.apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah

bacaannya itu”

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa Al-Qur’an

merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

Saw sesuai dengankedudukannya sebagai kitab suci terakhir, Al-Qur’an

merupakan kitab yang paling lengkap dari semua kitab dan sempurna.
2.1.2. Membaca Al-Qur’an

Wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad

adalahperintah untuk membaca, dan melalui membaca Allah

mengajarkan manusiasesuatu atau pengetahuan yang tidak diketahuianya.

(Surat Al-Alaq, 96: 1-5)



Terjemahnya:“bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

Menciptakan, . Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. .

Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, .yang mengajar

(manusia) dengan perantaran kalam”

Secara tersirat dalam perintah membaca tersebut mengandung

artibahwa dengan membaca manusia akan memperoleh ilmu

pengetahuan.Selanjutnya dalam proses membaca ada dua aspek yang

saling berhubungandan merupakan sesuatu yang mesti ada yaitu pembaca

dan objek yangdibaca. Objek bacaan inilah yang kemudian akan

menjadikan si pembacamemperoleh pengetahuan baru dari apa yang

dibacanya itu.

Untuk bisa membaca dengan baik suatu bahan bacaan, seseorang

terlebih dahulu dituntut harus mengenal huruf-huruf tersebut dan mampu

melafadzkan dengan benar dan tepat sesuai kaidah-kaidah

pelafadzsannya. Dalam bacaan Al-Qur‟an seseorang dituntut untuk

mampu melafadzkan huruf-huruf dengan makhraj huruf yang sesuai

dengan kaidah-kaidah.Halitu sebagai dasar untuk bisa melafadzkan

secara fasih (benar dan tepat)mufradat, kalimat-kalimat, kalimat kalimat

7
terstruktur, jumlah dan kalam.Membaca Al-Qur‟an dengan niat ikhlas

dan maksud baik adalahsuatu ibadah yang karenanya seorang muslim

mendapat pahala. Begitujuga kegiatan membaca Al-Qur‟an per satu

hurufnya dinilai satukebaikan dan satu kebaikan ini dapat

dilipatgandakan hingga sepuluhkebaikan. Bayangkan bila satu ayat atau

satu surah saja mengandungpuluhan aksara arab, sebuah anugerah Allah

SWT, yang agung.Membaca al-Qur‟an merupakan sebagai obat (terapi)

jiwa yang gundah.Membaca Al-Qur‟an bukan saja amal ibadah, nnamun

juga bisa menjadiobat dan penawar jiwa gelisah, pikiran kusut, nurani

tidak tentram, dansebagainya, Sebagaimana firman Allah SWT dalam

QS. Al-Isra‟ ayat 82,



terjemahnya:“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi

penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu

tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”

2.1.3. Keutamaan membaca al-quran

Membaca Al-Qur’an merupakan pekerjaan yang utama, yang

mempunyai berbagai keistimewaan dan lelebihan dibandingkan dengan

membaca bacaan lainnya.Sesuai dengan arti Al Qur’an secara etimologi

adalah bacaan karena Al Qur’an memang untuk dibaca.Banyak sekali

keistimewaann bagi orang yang menyibukkan dirinya untuk membaca

Al Qur’an.

Secara terminology definisi Al-Qur’an, sebagaimana yang

disepakati para ulama’ dan ahli ushil fiqih, Al-Qur’an adalah kalam

8
Allah yang mengandung mu’jizat (sesuatu yang luar biasa yang

melemahkan lawan) diturunkan kepada penghulu para nabi dan Rasul

(yaitu Nabi Muhammad SAW) melalui malaikat jibril yang tertulis pada

mushaf, yang diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, dinilai ibadah

bagi yang membacanya, yang dimulai dari Surah Al Fatihah dan

diakhiri dengan surat An-Nas).

Dari dafinisi diatas dapat dikeluarkan 5 faktor penting yaitu

sebagai berikut: 1) Al-Qur’an dalah firman Allah SWT; 2) Al-Qur’an

hanya diberikan kepada Nabi Muhammad tidak kepada nabi-nabi yang

lain; 3) Al-Qur’an adalah mu’jizat; 4) diriwayatkan secara Mutawatir;

5) membacanya dicatat sebagai amal ibadah.(abd. Majid khon, h 1-2).

Banyak hadits yang menjelaskan tentang keutamaan membaca

AlQur’an, diantaranya sebagai berikut: 1) Menjadikan manusia yang

terbaik. 2) Derajat yang tinggi bersama malaikat. 3) Mendapatkan

Syafaat Al-Qur’an. 4) Serta mendapat Pahala yang berlipat ganda.

Membaca Al-Qur‟an dapatkan diartikan sebagai amalan

yangpaling utama dilakukan oleh lisan, dan memiliki

berbagaikeistimewaan serta kelebihan dibandingkan dengan membaca

bacaanyang lainnya.Sesuai dengan arti dari Al-Qur‟an secara bahasa

yaitubacaan, karena Al-Qur‟an diturunkan untuk umatnya agar

dibaca.Orang yang membaca Al-Qur‟an adalah orang yang terbaik

danpaling utama. Seorang muslim akan lebik baik dari muslim

yanglainnya apabila ia ingin belajar dan mengajarkan Al-Qur‟an

kepadaorang lain. Sesuai dengan hadist Rasulullah SAW:

9
ِ ِّّ‫ َ ع ِ نالن‬-‫ما َ ن – رضىاللهعنو‬Jd‫ع ْ ن ُع َْْث‬
َ‫صلىاللهعليووسلم‬- ‫ب‬

‫ ْقرآ َ ن َ َوعلَّم ُو»رواهالبخاري‬dُ‫قَاَل « َ ْخيُرُك ْ م َ م ْ نتَع ّل َ ما ُْْل‬

Terjemahnya : “Ustman r.a. berkata; bahwa Rasulullah SAW.

Bersabda; sebaik-baiknya kamu ialah orang yang mau belajar dan

mengajarkan Al-Qur’an”.

Hadis diatas dapat dipahami bahwa terdapat dua amalan

yangdapat membuat seorang muslim menjasi terbaik diantara

saudarasaudara yang lainnya, yaitu orang yang belajar membaca Al-

Qur‟andan mengajarkan Al-Qur‟an.Hadits Rasulullah SAW, ini juga

dapat dipahami bahwa, orangyang mengajarkan Al-Qur‟an harus

mengalami fase belajar terlebihdahulu. Orang tersebut harus sudah

pernah membaca Al-Qur‟an darisebelumnya. Orang yang belum pernah

membaca Al-Qur‟an namun iaberani untuk mengajarkan Al-Qur‟an

maka, apa yang ajarkan akanbanyak kesalahannya karena ia

mengajarkan sesuatu tidak sesuaidengan ilmu yang dia kuasa

2.2. Konsep Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Sebagaimana diketahui secara umum,Al-Qur’an adalah firman Allah

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAWmelalui malaikat jibril

sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia.

Al-Qur’anditurunkan dengan menggunakan Bahasa Arab, baik dari

segi lafal maupun uslubnya.(Said Agil Husin Al-Munawwar, Al-Qur’an

Membangun Tradisi Keshalehan Hakiki,hlm 3) Membangun Tradisi

Keshalehan HakikiAl-Qur’an diturunkan menggunakan Bahasa Arab sebab

beberapa keistimewaan yang dimilikinya, salah satunya adalah Bahasa Arab

10
merupakan bahasa tertua yang ada di muka bumi sebab Bahasa Arab

berkembang mulai Nabi Adam AS dan SitiHawa, Bahasa Arab merupakan

bahasa yang paling banyak memiliki kosa kata yang jarang ditemui pada

bahasa lainnya, serta bahasa inilah yang memiliki tingkat kesusastraan

paling tinggi.(Al-Qattan Manna, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Hlm 379.

Sebagai pedoman hidup, tentu umat manusia harus mempelajarinya

agar tidak tersesat pada akhirnya.Agar tidak terbawa oleh bujuk rayu

syaithan, Al-Qur’an wajib dikaji, dipahami, dihayati dan

kemudiandiamalkan. Sebab Al-Qur’anakan menjadi penolong bagi yang

istiqomah dalammembacanya. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi yang

artinya : “Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia datang pada hari kiamat

sebagai pemberi syafa’at bagi orang yang membacanya” (HR. Muslim)

Kemampuan merupakan kecakapan,kesanggupan dan kekuatan

seorangindividu untuk berusaha sendiri.(B. Suryosubroto, Proses Belajar

Mengajar diSekolah, hlm 16). Sedangkan pengertian membaca

adalahproses mengubah sebuah bentuklambang/tulisan/tanda menjadi

sebuahbacaan yang kemudian dapat dipahamiisinya.(Dalman, Keterampilan

Membaca, hlm 1)

Berdasarkan pengertian tersebutdapat disimpulkan bahwa membaca

merupakan kegiatan memahami suatubacaan dengan melisankan yang

sudahtertulis.Sedangkan pengertian Al-Qur’anmenurut para ahli adalah

wahyu Allahyang diturunkan kepada Nabi Muhammadyang ditulis

berbentuk mushaf.( Hasbi Ash Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar IlmuAl-

Qur’an/Tafsir, hlm 1) Menurutahli tafsir Al-Qur’an yang lain, Al-

11
Qur’anmerupakan kalamullah atau firman Allahyang diturunkan kepada

Nabi MuhammadSAW dan bagi yang membacanyamerupakan ibadah.15

Serta masih banyaklagi pengertian Al-Qur’an yang senadadengan yang

sudah disebutkan diatas.

Dari pengertian diatas dapatdisimpulkan bahwa kemampuan

membacaAl-Qur’an merupakan suatu kecakapan seorang individu untuk

membaca AlQur’an dengan baik dan benar sesuaidengan kaidah yang

berlaku.Untukmemahami isi dari suatu maksud, makaseseorang diwajibkan

terlebih dahuluuntuk membaca, begitupun dengan Al-Qur’an.Agar

memahami suatu maksud dantujuan yang termaktub dalam Al-

Qur’ansebagai pedoman hidup manusia, makaseseorang harus membacanya

terlebihdahulu.

2.2.1. Indikator Kemampuan Membaca AlQur’an

Adapun seseorang dapat dikatan mampu membaca Al-Qur’an

dengan baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku yakni apabila

seorang tersebut mampu membaca dengan memenuhi aspek-aspek

berikut(Al-Qattan Manna, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, hlm 367) :

2.2.1.1. Tajwid

Dalam membaca Al-Qur’an seseorang harus memahami

kaidah ilmu tajwid.Tajwid merupakan suatu ilmu yang

mempelajari tentang tempat keluarnya huruf (Makharijul

Huruf), sifat-sifat huruf (Shifatul Huruf) serta bacaan-

bacaannya. Ilmu tajwid bertujuan agar seseorang dapat

membaca Al-Qur’an dengan benar dan fasih sesuai dengan

12
ajaran Nabi Muhammad SAW dan menghindari terjadinya

kesalahan dalam AlQur’an.(hmad Soenarto, Pelajaran Tajwid

Praktis dan Lengkap, hlm 6) Hukum mempelajari ilmu tajwid

menurut para ulama’ adalah FardhuKifayah sedangkan

membaca AlQur’an dengan menerapkan kaidah tajwid

hukumnya adalah Fardhu ‘Ain yakni wajib bagi masing-masing

individu yang membaca Al-Qur’an. Oleh sebab itu, menjadi

wajib bagi setiap umat muslim untuk mempelajariilmu tajwid

guna menghindari kesalahan dalam membaca Al-Qur’an.

Dalam penerapan ilmu tajwid, Nabi Muhammad SAW

merupakan contoh pendidik yang dapat dijadikan sebagai

teladan.Nabi Muhammas SAW merupakan seorang guru dan

pendidik yang mengajarkan Al-Qur’an lengkap dengan

penerapan ilmu tajwid terutama kepada anak yang masih kecil.

Berkenaan dengan ini ruang lingkup ilmu tajwid yang akan

dipelajari meliputi sifat-sifat huruf, makhraj huruf, bacaan-

bacaan yang ada dalam ilmu tajwid, tanda waqaf serta yang

lainnya.(Dt. Tombak Alam, Ilmu Tajwid Populer 17 Kali

Pandai,hlm 23).

2.2.1.2. Makharijul Huruf

Makahrijul Huruf atau tempat keluarnya huruf berbeda-

beda sesuai dengan jenis hurufnya. Seorang peserta didik tidak

dapat membedakan suatu huruf tanpa tau darimana tempat

keluarnya huruf tersebut. Penting sekali mengetahui perbedaan

13
antara satu huruf dengan huruf lainnya agar terhindar dari

kesalahan membaca, jikabacaan tersebut salah maka akan

merubah arti yang sebenarnya. Sebagai contoh pada permulaan

surat At-Tin, kata pertama pada surat tersebut jika dibaca “Wa

at-Thin” yang artinya demi buah tiin, jika seseorang tidak dapat

membedakan hurufnya dan kemudian terbaca “Wa ats-Siin”

maka artinya akan berubah menjadi demi tanah. Ketika kita

membaca AlQur’an dengan kesalahan-kesalahan secara terus

menerus, maka bukan nilai ibadah yang didapatkan akan tetapi

sebaliknya, sebab ketika tidakmengetahui suatu ilmu

diwajibkan bagi seseorang untuk mempelajarinya. Adapun

tempat keluarnya huruf meliputi:

1) Al-Halq (tenggorokan) meliputi :Pangkal tenggorokan (

‫ه‬dan ,‫ )ا‬tengah tenggorokan ( ‫ع‬dan ‫)ح‬dan ujung

tenggorokan ( ‫غ‬dan ‫) خ‬

2) Al-Lisan (lidah) meliputi : Pangkallidah dengan langit-

langit (‫ )ق‬lidah hampir pangkal dengan langit-langit (

‫)ك‬lidah bagian tengah dengan langit-langit ( ‫ شج‬dan ,)

‫ي‬tepi lidah kanan atau kiri dengan memanjang dari

pangkal sampai depan ( ‫ )ض‬tepi lidah kanan dan kiri

sampai ujung lidah dengan gusi atas ( ‫) ل‬ujung lidah

dengan gusi atas (‫ )ن‬ujung lidah dengan gusi atas dekat

makhraj nun ( ‫ ) ر‬punggung kepala lidah dengan pangkal

gigi seri atas ( ‫)طد‬dan ,)‫ت‬ujung lidah dengan pangkal gigi

14
seri yang atas (‫ص‬dan ‫ز‬, ‫)س‬dan ujung lidah dengan ujung

dua buah gigi atas (‫)ظث‬

3) Asy-Syafatain (bibir) meliputi : Bibir bawah dengan ujung

gigi atas ‫ )ف‬bibir atas dan bawah dengan rapat (‫)بم‬dan

bibir atas dan bawah dengan agak renggang sedikit (‫)و‬

4) Al-Jauf (rongga mulut) meliputi : semua huruf mad yaitu

alif, ya’ dan wawu

5) Al-Khoisyum (Pangkal hidung) meliputi : Nun sukun atau

tanwin ketika di idgham bighunnahkan, di ikhfa;kan serta

di iqlabkan dan mim sukun yang di idghamkan pada mim

dan di ikhfa’kan pada ba’. (As’ad Humam, Cara Cepat

Belajar Tajwid Praktis, hlm 55) :

2.2.1.3. Shifatul Huruf

Setiap huruf memiliki sifat atau karakteristik masing-

masing sehingga memudahkan untuk membedakan antara satu

huruf dengan huruf lainnya.Sifat-sifat huruf tersebut adalah

Jahr, Rokhowah, Syiddah, dan sebagainya. Selain memiliki

sifat, huruf-huruf tersebut memiliki hokum bacaan diantara lain

hukum bacaan nun mati, hukum bacaan mim mati, bacaan

iamalah, bacaan naql dan lain sebagainya.(As’ad Humam, Cara

cepat, hlm. 57)

2.2.1.4. Kelancaran/At-Tartil

Dalam Al-Qur’ansurat AlMuzammil ayat 4 Allah berfirman

15

Terjemahnya:“ atau lebih dari seperdua itu. dan
bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.”
Berdasarkan firman Allah yangtermaktub dalam Al-

Qur’ansurat AlMuzammil ayat 4 tersebut,

Allahmemerintahkan kepada hamba-Nyauntuk membaca Al-

Qur’an dengantartil atau perlahan-lahan.Perintahtersebut

dimaksudkan agar yangmembaca Al-Qur’an

mampumenghayati bacaan Al-Qur’an danbenar-benar

memahami isinya. BacaanAl-Qur’an yang perlahan

danmenerapkan ilmu tajwid akanterdengar nyaman ditelinga

pembacadan pendengarnya.MenurutAli bin abi thalib ra.

Tartila adalah memperbaikibacaan Al-Qur’an serta mengerti

danmenerapkan hukum ibtida’ danwaqaf.( Ahmad Munir dan

Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al-Qur’an. hlm 9)

Sedangkan menurut As’adHumam dalam bukunya, tartil

adalahmemperindah bacaan-bacaan dalamAl-Qur’an dengan

perlahan, teratur,jelas dan terang serta menerapkanillmu

tajwid.( As’ad Humam, Cara Cepat Belajar Tajwid Praktis,

hlm 4)Dengan demikian bacaan Al-Qur’anyang baik adalah

bacaan Al-Qur’an. yang dilakukan dengan tenang, perlahan,

tidak terburu-buru dan benar sesuai aturan tajwid dan ilmu

AlQur’an lainnya.

2.2.2. Tata Cara/Adab Membaca Al-Qur’an

16
Dalam islam, Al-Qur’an mengajarkan segala sesuatu

lengkap dengan adab yang harus digunakan oleh seorang muslim.

Seperti ketika membaca Al-Qur’an, ada adab-adab yang harus

diperhatikan agar tidak melenceng dari aturan yang sudah

ditetapkan sehingga membacanya dapat bernilai sebagai ibadah.

Adapun adab-adab bagi orang yang hendak membaca Al-

Qur’anadalah :

1) Badan senantiasa suci dari hadast dan naji

2) Pakaian dan tempat membaca AlQur’an suci dari hadast

dan najis

3) Saat membaca Al-Qur’an jangan sambil mengunyah

makanan atau sejenisnya

4) Sebelum membaca Al-Qur’an hendaknya membaca

ta’awudz, bismillah, dan ketika sudah selesai membaca

bacalah Sadaqallahul adzim

5) Membaca Al-Qur’an dengan tenang, perlahan dan tidak

tergesa-gesa (Tartil)

6) Bersikap tenang, menghadap kiblat, dan tidak disertai

hati yang riya’ dan sombong

7) Niat membaca Al-Qur’an hanya karena ingin

mendapatkan ridlo Allah semata

8) Membaca Al-Qur’an dengan menghadap ke arah kiblat

9) Ketika ada bacaan ayat sajadah, hendaknya melakukan

sujud tiawahatau membaca tasbih

17
10) Berusaha memahmi isi dan kandungan setiap ayat

11) Mengagungkan dan mengesakan Allah ketika membaca

wahyu ilahi,dengan demikian diharapkan terasa ni’mat

dalam hati pembacanyA

12) Senantiasa berusaha agar becaan tersebut selalu

membekas dihati dan berusaha mengamalkan

kandungan Al-Qur’an.(Hidayatullah Hasani dkk,

Kaidah-kaidah Tajwid dalam membaca Al-Qur’an, hlm

13).

2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Kemampuan membaca Al-Qur’anberkaitan dengan kondisi

masing-masingindividu.Ada beberapa orang yang belajarAl-Qur’an

dengan istiqomah sampaiakhirnya benar-benar lancar, ada

yangsekedar belajar saja tanpa ada target untuk lancar, dan juga ada

yang belajar Al-Qur’ankarena paksaan atau tekanan darilingkungan

sekitar.Sehingga dapatdisimpulkan bahwa tingkat

kemampuanmembaca Al-Qur’an setiap individuberbeda sesuai dengan

faktor-faktor yangmempengaruhinya. Muhibbin Syahberpendapat

bahwa faktor tersebut adalahfaktor internal dan faktor eksternal.

(Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan denganPendekatan Baru, hlm

138).

2.2.3.1. Faktor Internal

18
Faktor internal merupakan faktordari dalam diri individu

masingmasing.Faktor ini terdiri atas faktorfisiologis dan faktor

psikologis.

2.2.3.1.1. Faktor Fisiologis

Adalah faktor yang berhubungandengan keadaan jasmani

atau fisiksetiap individu. Kondisi fisik yangnormal seperti pada

umumnyamenjadi faktor penentukeberhasilan individu dalam

prosesbelajar. Misalnya, seseorang yangmemiliki gangguan

pada lidahtentu akan mempengaruhi tingkatkejelasan saat

berbicara danmembaca terutama dalammembaca Al-Qur’an.

Kondisi fisikyang sehat juga mempengaruhitingkat

kemampuan seorang anak,fisik yang lemah dan sering

sakitsakitan juga akan berpengaruhpada proses pembelajaran

seoranganak.

2.2.3.1.2. Faktor Psikologis

Faktor ini berhubungan dengan kondisi kejiwaan dan

mental dalam diri seseorang yang dapat mendorong untuk

lebih giat dalam belajar. Faktor psikologis meliputi : (1)

Intelegensi, yaitu kemampuanuntuk mempermudah

melakukanpenyesuaian secara tepat terhadaplingkungan sosial

seseorang.(Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar,

hlm 89) Kecerdasan seseorang dapat dilihatdari beberapa

cirinya yaitu cepatmenangkap terhadap pelajaran,selalu ingin

tahu sesuatu yang baru,dorongan terhadap sesuatu yangpositif

19
kuat, banyak ide dan kreatif.Tingkat kecerdasan seseorang

jugamenjadi faktor penentu tingkatkemampuan seseorang

dalammembaca Al-Qur’an. (2) Minat,yaitu keingintahuan

dankecenderungan yang tinggiterhadap sesuatu.

Minat memilikipengaruh yang besar

terhadapkemampuan seseorang memahamisesuatu seperti

membaca AlQur’an.Minat yang tinggi akanmenghasilkan

kemampuan yangtinggi juga. Minat berhubungandengan

perasaan individu, ketikaseseorang melakukan sesuatudengan

senang maka tingkatkeberhasilan akan tinggi pula.

(3)Motivasi, merupakan sesuatu yangmendorong seseorang

untukmelakukan sesuatu. Motivasi dapatmenentukan tingkat

kemampuanseseorang dalam membaca AlQur’an.Motivasi

belajar yang tepatdan usaha yang tekun akanmembuahkan

hasil yang baik.

2.2.3.2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar

individu.Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor

eksternal lingkungan sosial dan faktor eksternal non sosial.

2.2.3.2.1. Faktor Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial berhubungan dengan keadaan

sosial disekitarnya, lingkungan sosial meliputi keluarga,

masyarakat disekitar, guru dan teman

sepermainan.Segala sesuatu yang ada di sekitar siswa

20
merupakan lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial

seorang siswa yang banyak memberikan pengaruh

terhadap proses pembelajaran siswa adalah lingkungan

sekolah, lingkungan keluarga serta lingkungan

masyarakat disekitarnya.

Misalnya seorang siswa tumbuh diantara keluarga

yang agamis maka dia akan tumbuh menjadi seorang

siswa yang agamis, jika seorang siswa tumbuh di

lingkungan keluarga yang tidak terlalu agamis dan

kondisi sosial masyarakatnya juga banyak yang

menganut agama yang berbeda, maka kemungkinan

besar siswa tersebut juga tumbuh sebagai siswa yang

tidak terlalu agamis dan tidak terlalu mengenal

perbedaan antara agamanya dan agama yang dianut

orang lain. Selain kondisi sosial keluarga

danmasyarakat, latar belakangpendidikan juga

mempengaruhikemampuan siswa dalam membacaAl-

Qur’an. Misal, siswa yangpernah mengenyam

pendidikan AlQur’an di Madrasah akan

berbedahasilnya dengan siswa yang tidakpernah

mengenyam pendidikan AlQur’an sebelumnya.

2.2.3.2.2. Faktor Lingkungan Non Sosial

21
Faktor lingkungan non sosial meliputi akses

pendukung bagi seorang individu. Seperti pada seorang

siswa, maka lingkungan non sosialnya meliputi gedung

rumah dan letaknya, gedung sekolah dan letaknya,

cuaca dan waktu belajar yang digunakan oleh siswa.

(Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan

Pendekatan Baru, hlm 138) Faktor tersebut dinilai

menjadi salah satu penentu kemampuan siswa dalam

membaca Al-Qur’an. Seperti contoh, siswa tidak akan

nyaman belajar di gedung sekolah yang kumuh, bocor

di saat hujan dan banyak hal lainnya. Letak sekolah

yang berada di tempat tidak semestinya (di tengah

kuburan, misal) juga menentukan tingkat kenyamanan

siswa ketika belajar.

2.3. Kajian Relevansi

NO JUDUL PERSAM PERBEDAAN


AAN
As’Adiyah dengan Metode penelitian
skripsi yang penelitian tersebut lebih
berjudul yang di berfokus pada
KEMAMPUAN gunakan perbedaan
1. MEMBACA AL- sama- kemampuan
QUR’AN SISWA sama membaca Al-
SISWI SMP IT mengguna Qur’an SMP IT

22
IHSANUL FIKRI kan Ihsanul Fikri
PABELAN metode yang berasaldari
KABUATEN deksriptif MI dan
MAGELANG kualitatif SD.sedangkan
YANG BERASAL serta Fokus
DARI MI DAN sama- penelitian yang
SD. Tahun 2008 sama saya lakukan
mengkaji adalah proses
kemampu pelaksanaan/pe
an mbinaan
membaca membaca Al-
Al-Qur’an Qur’an di kelas
VIII MTs Al-
Ikhlas Lambuya

2 Evi Riani dengan Penelitian Metode


skripsi yang ini sama- penelitian dari
berjudul sama skripsi tersebut
PENGARUH mengkaji yaitu metode
KEMAMPUAN kemampu dengan
MEMBACA AL- an pendekatan
QUR’AN membaca kuantitatif serta
TERHADAP Al-Qur’an membahas
HASIL BELAJAR siswa. kemampuan
PADA MATA baca tulis Al-
PELAJARAN Qur’an
QUR’AN HADITS sedangkan
SISWA KELAS metode
VII MTs penelitian yang
MATHOLI’ULFA saya lakukan
LAH adalah
KECAMATAN penelitian
JUWANA deskriptif

23
KABUPATEN kualitatif dan
PATI Tahun 2015 hanya
membahas
kemampuan
membaca Al-
Qur’an

24
BAB III

METODOLOGI

3.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Dimana, subjek penelitian dalam

penelitian ini ialah tertuju pada siswa dan guru pondok pesantren Al-Ikhlas

Lambuya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah

observasi, wawancara serta dokumentasi. Adapun sumber data yang diberoleh

berasal dari metode analisis adta.Dalam penelitian ini menggunakan langkah-

langkah reduksi data, sajian data serta penarikan kesimpulan.

Menurut Bogdan dan Taylor, sebagaimmana yang dikuutip oleh Lexy J.

Moleong (2000), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang diamati. Sementara itu penelitian deskriptif adalah suatu bentuk

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia

(Moleong, 2000. h. 17).

Adapun tujuan dari penelitian dari penelitian deskriptif kualititaf adalah

adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan akutar

mengenai fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini

25
digunakan untuk mengetahui kemampuan membacaAl-Qur’ansiswa kelas VIII A

MTs Pondok Pesanttren Al-Ikhlas Lambuya.

3.2. Lokasi dan waktu penelitian

3.2.1. Lokasi

Tempat atau lokasi penelitian ini dilaksanakan di Pondok

Pesantren Al-Ikhlas lambuya kabupaten konawe.

3.2.2. Waktu penelitian

Penelitian ini direncanakan berlangsung selama dua bulan

setelah proposal ini diseminarkan, dengan pertimbangan bahwa waktu

selama dua bulan tersebut sudah sangat cukup bagi peneliti untuk

mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

3.3. Data dan sumber penelitian

3.3.1. Jenis data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian yakni

data Primer serta data Sekunder.

3.3.1.1. Data Primer

Data primermerupakan data yang diperoleh peneliti

secara langsung, yang dikumpulkan dalam bentuk hasil

wawancara, observasi dan dokumentasi terhadap narasumber

yang berasal dari para pelaku yang terkait dengan kemampuan

membaca Al-Qur’an siswa-siswi Pondok pesantren Al-Ikhlas

Al-ikhlas Lambuya. Wawancara dan onbservasi dilakukan

26
dengan menggunakan instrumen wawancara dan instrumen

observasi penelitian yang telah disusun.

3.3.1.2. Data Sekunder

Data ini diperlukan untuk mendukung analisis dan

pembahasan yang maksimal.Data sekunder juga dibutuhkan

terkait pengungkapan fenomena sosial dalam penelitian.Data

sekunder dalam penelitian ini adalah buku, jurnal, skripsi,

artikel serta situs di internet yang berkaitan dengan penelitian.

3.4. Tehnik pengumpulan data

Data merupakan fakta empirik yang sudah dikumpulkan oleh peneliti

untuk memecahkan masalah/ menjawab pertanyaan penelitian.Data penelitian

dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan dengan menggunakan

berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.Data kuaitatif

diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan misalnya wawancara,

analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan

dalam catatan (transkrip). Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

3.4.1. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab yang mengarah pada

tujuan tertentu (Hanurawan, 2016, h. 110). Dalam hal ini wawancara

untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan fokus penelitian.

Dalam penelitian ini wawancara yang dipilih adalah wawancara

27
mendalam yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka

yang memungkinkan informan memberikan jawaban secara luas.

Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan instrumen wawancara

berupa pertanyaan-pertanyaan yang terstruktur.

3.4.2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang

mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamai hal-hal yang

berkaitan dengam ruang, tempat, perilaku, kegiatan, benda-benda,

waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan (Ghony & Almanshur, 2017, h.

165).

3.4.3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis data yang berupa catatan, transkip,

dokumen, gambar, dan buku. Disamping observasi dan wawancara

para peneliti kualitatif juga menggunakan berbagai dokumen dalam

menjaab pertanyaan terarah.Apabila tersedia dokumen-dokumen ini

dapat menambah pemahaman atau informasi untuk penelitian.

(Sukmadinata, 2006, h. 220).

3.5. Tehnik analisis data

Dalam menganalisis data yang terkumpul, peneliti menggunakan

metode analisis data kualitatif deskriptif, metode analisis deskriptif kualitatif

adalah setelah ada data yang berkaitan dengan penelitian, maka disusun dan

diklasifikasikan menggunakan data-data yang diperoleh untuk

menggambarkan jawaban dari pertanyaan yang telah dirumuskan.Prosedur

28
analisis data dalam penelitian ini adalah model Miles dan Huberman dalam

sugiono (2008) yaitu yang komponennya terdiri dari reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan.

3.5.1. Reduksi data

Reduksi data yaitu, penyederhanaan,pemilihan, serta

pemusatan perhatian pada hal-hal yang benar-benar dibutuhkan dari

data tersebut dalam penelitian ini.Tahap ini dilakukan untuk

mempermudah penulis dalam memproses data, memberikan gambaran

yang jelas, serta mencarinya jika diperlukan. Reduksi data yang

penulis dapatkan dari proses pengumpulan data dan menyediakan ke

dalam focus penelitian.

3.5.2. Penyajian data (Data display)

Setelah data direduksi maka data yang diperoleh didisplay,

yakni dengan menyajikan sekumpulan data dan informasi yang sudah

tersusun dan memungkinkan untuk diambil sebuah kesimpulan.

3.5.3. Penarikan kesimpulan

Prosedur penarikan kesimpulan didasarkan pada data informasi

yang tersusun pada bentuk yang terpola pada penyajian data.Melalui

informasi tersebut peneliti dapat melihat dan menentukan kesimpulan

yang benar mengenai objek penelitian karena penarikan kesimpulan

merupakan kegiatan penggambaran yang utuh dari objek penelitian.

Pengumpulan Penyajian Data


data

29
Ferifikasi/penarikan
Rediksi Data
kesipulan data

Bagan 1 : Model Analisis Data Miles dan Huberman

3.6. Pengecekan keabsahan data

Menurut Sugiyono (2008) dalam penelitian kualitatif perlu ditetapkan

pengujian keabsahan data untuk menghindari data bias atau tidak valid.

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu

diluar data itu dan untuk keperluan pengecekan atau perbandingan dengan

kata tersebut. Dalam pengujian keabsahan data ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu (h. 273-274).

Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang

berbeda, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.Triangulasi ini selain

digunakan untuk mengecek kebenaran data juga digunakan untuk

memperkaya data.

Dalam pengujian keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan tiga macam triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi

teknik dan triangulasi waktu:

3.6.1. Triangulasi sumber yaitu dengan membandingkan dan mengecek

kembali tingkat kebenaran suatu informasi yang diperoleh dari

lapangan penelitian melalui beberapa sumber , yaitu dengan

mngajukan berbagai macam variasi pertanyaan.

30
3.6.2. Triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda.

3.6.3. Triangulasi waktu dilakukan untuk membuktikan apakah data yang

diperoleh dapat konsisten pada waktu yang berbeda

DAFTAR PUSTAKA

Alfabeta._, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta

Abdurrahman Saleh Abdullah, (1998) Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-

Ash Shiddiqy, Hasbi. 1992. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir.

Jakarta : PT Bulan BintangQur’an, Bandung

Alam, Dt. Tombak. 1995. Ilmu Tajwid Populer 17 Kali Pandai.Jakarta :

BumiAksara

Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Humam, As’ad. 2005. Cara Cepat Belajar Tajwid Praktis. Yogyakarta : Tim

Tadarus AMM

Manna, Al-Qattan.2009.Studi Ilmu-ilmu AlQur’an.Surabaya : CV Rasma Putra

Moleong. L. J. (2000), Metodologi Penellitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,

Muhammad Ibn ‘Alawi Al-Maliki Al-Hasani,(2002) Samudra Ilmu-Ilmu Al-

Qur’an, Ringkasan Kitab Al-Itqan Fi Ulum Al-Qur’an Karya Al-Imam Jalal Al-

Din Al-Suyuthi, Penerjemah: Tarmana Abdul Qosim, (Bandung: Mizan, )

Munir, Ahmad dan Sudarsono.1994.Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al-Qur’an.Jakarta

: PT Rineka Cipta

31
Hasani, Hidayatullah dkk. 2007. Kaidahkaidah Tajwid dalam membaca AlQur’an

Humam, As’ad. 2005. Cara Cepat Belajar Tajwid Praktis. Yogyakarta : Tim

Tadarus AMM

Soenarto, Ahmad. 2009. Pelajaran Tajwid Praktis dan Lengkap.Jakarta : Bintang

Terang

Sugiyono, 2006, Metode Peneliian Kuantitatif Kualitatif, Bandung:

.Yogyakarta : LembagaPendidikan Al-Qur’an MasjidSyuhada

Yusuf Qardhawi, (1998)Berinteraksi dengan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, )

Zusnani, Ida. Masih Bocah Tapi Hafal & Paham Al-Qur’an.Yogyakarta: Kamea

Pustaka, 2013

32
LAMPIRAN

A. PEDOMAN WAWANCARA

1. Pedoman wawancara untuk Kepala sekolah

a. Apa Latar Belakang pendidikan bapak?

b. Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai kepala sekolah disini?

c. Apakah penempatan guru disekolah ini sudah sesuai dengan

bidangnyamasing-masing?

d. Bagaimana upaya yang dilakukan bapak untuk meningkatkan kualitas

pengajaran guru terhadap peserta didik, khususnya guru yang mengajarkan

pembelajaran Alquran disekolah ini?

e. Apakah masing-masing guru mengajar sesuai dengan latar

belakangpendidikanya.?

2. Pedoman Wawancara Untuk Guru

a. Apa latar belakang pendidikan bapak /ibu ?

b. Dengan latar belakang yang bapak/ibu miliki, apakah bapak/ibu mempunyai

hambatan dalam kegiatan belajar mengajar ?

c. Sudah berapa lama bapak/ibu mengajar disini ?

d. Sebelum mengajar disini apakah bapak/ibu pernah mengajar ditempat lain ?

33
e. Apakah bapak pernah mengikuti kegiatan pelatihan pendidikan

atausejenisnya yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam

dalam memberikan pendidikan kepada siswa ?

f. Apa saja buku pegangan yang bapak/ibu gunakan dalam

mengajarPembelajaran Alquran ?

g. Mulai tahun berapa bapak/ibu bertugas sebagai guru pembelajaran Alquran ?

h. Apakah bapak/ibu membuat perencanaan terlebih dahulu sebelum

memberikanpengajaran ?

i. Metode apa yang biasanya digunakan ketika mengajar pembelajaranAl-

Qur’an?

j. Strategi apa yang biasanya digunakan ketika mengajar pembelajaranAl-

Qur’an?

k. Media apa yang biasanya digunakan ketika mengajar pembelajaranAl-

Qur’an?

l. Jenis pembelajaran apa yang biasanya digunakan untuk pembelajaranAl-

Qur’an?

m. Faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan ketika melakukanpendekatan,

metode, strategi, dan media pembelajaran Alquran ?

n. Apakah dengan metode dan media yang ada santri mampu menyerap

pelajaran yang diberikan ?

o. Bagaimana upaya bapak/ibu agar dapat menarik perhatian peserta didik

dalammemberikan pelajaran ?

p. Menurut bapak/apakah waktu yang tersedia dapat menyelesaikan materi yang

ada ?

34
q. Apakah bapak/ibu sering mengingatkan siswa terhadap materi yang

diberikan?

r. Apakah bapak/ melaksanakan pra tes dan pos tes pada setiap tatap muka?

s. Apakah bapak/ sering mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran

berlangsung?

t. Apakah pembelajaran Alquran sudah terlaksana dengan baik disekolah ini?

u. Bagaimana hasil dari pembelajaran Alquran yang selama ini sudah bapak/ibu

laksanakan di sekolah ini?

v. Apakah ada laporan atau dokumentasi tentang pelaksanaan dan hasil

yangsudah dicapai dalam kegiatan pembelajaran Alquran di sekolah ini?

3. PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA

a. Siapa nama lengkap adik?


b. Menurut adik bagaimana pembelajaran Al-Qur’an di sekolah ini?
c. Apakah adik senang membaca Al-Qur’an?
d. Bagaimana kualitas membaca Al-Qur’an ?
e. Apa yang adik ketahui tentang ilmu tajwid?
f. Apa saja hambatan yang di alami ketika membaca Al-Qur’an?
g. Apa saja yang mampu meningkatkan kemampuan adik membaca Al-
Qur’an ?

B. PEDOMAN DOKUMENTER

1. Gambaran umum MTs Al-Ikhlas Lambuya

2. Sejarah singkat berdirinya MTs Al-Ikhlas Lambuya

3. Visi dan misi MTs Al-Ikhlas Lambuya

4. Arsip data peserta didik MTs Al-Ikhlas lambuya

5. Arsip data guru dan karyawan MTs Al-Ikhlas Lambuya

35
6. Keadan sarana dan prasarana MTs Al-Ikhlas Lambuya

C. PEDOMAN OBSERVASI

1. Mengamati keadan fisik dan lokasi MTs Al-Ikhlas Lambuya

2. Memngamati proses interaksi santri dan guru Pembina pondok

pesantren Al-ikhlas lambuya

3. Keadaan sarana dan prasarana MTs Al-Ikhlas Lambuya

4. Mengamati kegiatan proses belajar mengajar MTs Al-Ikhlas Lambuya

36

Anda mungkin juga menyukai