Anda di halaman 1dari 131

BAB1: PENDAHULUAN

Definisi Auditing

Konrath mendefinisikan auditing sebagai:


Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai asersi (pernyataan) tentang kegiatan dan kejadian ekonomi untuk menetapkan
tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
menyampaikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Alvin A. Arens:


Auditing merupakan pengumpulan dan pengevaluasian bukti tentang informasi untuk
menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi yang disajikan dengan
kriteria yang ditetapkan. Auditing dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Dari kedua definisi auditing tersebut tergambar aspek-aspek penting dalam auditing
(Mulyadi , 2002), yaitu:
1. Auditing suatu proses yang sistematis.
Hal ini menyatakan bahwa auditing tidak dapat dilaksanakan secara acak dan
sembarangan, tetapi harus dilakukan dengan serangkaian langkah atau prosedur yang
logis yang terencana, terorganisir dan memiliki tujuan. Untuk itu, auditing harus
dilakukan dengan berpedoman kepada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia

2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif


Pekerjaan dalam audit adalah mengumpulkan bukti-bukti pendukung dari asersi yang
dibuat oleh manajemen atau badan usaha, kemudian mengevaluasi validitas dan
keabsahan dari bukti-bukti tersebut tanpa berprasangka atau tanpa memihak
(independen), baik kepada pemberi kerja maupun kepada pihak pemakai hasil audit.
Oleh karena itu auditing harus dilaksanakan oleh orang yang kompeten dan
independen.

3. Asersi (pernyataan) tentang kegiatan dan kejadian ekonomi


Maksud dari asersi (pernyataan) tentang kegiatan dan kejadian ekonomi atau informasi
adalah hasil dari proses akuntansi. Proses akuntansi ini menghasilkan pernyataan atau
informasi yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan, yang terdiri dari neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan. Laporan tersebut juga dapat berbentuk laporan kinerja untuk
kepentingan manajemen.

4. Penetapan tingkat kesesuaian dengan kriteria yang ditetapkan


Bukti-bukti yang terkumpul dievaluasi untuk menetapkan kesesuaian pernyataan
(informasi yang disajikan) dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria yang
ditetapkan dapat berupa:
a. Peraturan-peraturan pemerintah
b. Anggaran atau ukuran kinerja lainnya yang ditetapkan manajemen
c. Prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum

Penggunaan kriteria-kriteria tersebut tergantung pada jenis audit yang dilakukan.


Peraturan pemerintah merupakan kriteria yang digunakan oleh BPK, BPKP dalam
mengaudit laporan pertanggungjawaban instansi pemerintah. Sedangkan anggaran
atau ukuran kinerja lainnya digunakan dalam audit manajemen, sedangkan Prinsip-
prinsip akuntansi yang berterima umum digunakan auditor independen (Kantor
Akuntan Publik) dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan.

5. Penyampaian hasil audit kepada pihak yang berkepentingan


Hasil auditing disampaikan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (Audit Report).
Laporan audit tersebut dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan
pemakai terhadap pernyataan atau informasi yang disajikan oleh manajemen atau
badan usaha. Pada perusahaan, pemakai laporan audit adalah para pemakai laporan
keuangan, seperti pemegang saham, kreditur, calon investor, Bank, kantor pelayanan
pajak, dan lain-lain. Dalam laporan audit, auditor memberikan salah satu opini berikut
sesuai dengan hasil dan kesimpulan auditnya:
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian/ syarat (Unqualified Opinion)
b. Pendapat wajar tanpa pengecualian/ syarat dengan bahasa penjelasan
(Unqualified Opinion Report with Explanatory Language)
c. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
d. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
e. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)

Tujuan Auditing:

Tujuan umum auditing atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat
atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berterima umum. Sedangkan hubungan antara asersi manajemen
dengan tujuan khusus audit disajikan pada peraga berikut:

Asersi manajemen Tujuan Khusus Audit

1. Keberadaan atau keterjadian Aktiva dan kewajiban perusahaan ada pada


( Existence or Occurance) tanggal tertentu, dan transaksi pendapatan dan
beban terjadi dalam periode tertentu
2. Kelengkapan (Completeness) Semua transaksi dan akun seharusnya telah
disajikan dalam laporan keuangan
3. Hak dan Kewajiban (Rights and Aktiva adalah benar-benar hak perusahaan dan
Obligation) utang adalah benar-benar kewajiban
perusahaan pada tanggal tertentu

4. Penilaian atau Alokasi Aktiva, utang, pendapatan dan beban telah


( Valuation or Allocation) disajikan dalam keuangan pada jumlah yang
seharusnya
5. Penyajian dan pengungkapan Komponen-komponen dalam laporan keuangan
(Presentation and Disclosure) telah digolongkan, dan diungkapkan dengan
semestinya

Proses Akuntansi dan Proses Pelaksanaan Auditing

Secara manual proses akuntansi bermula dari adanya bukti transaksi, dicatat dalam
jurnal, diposting ke Buku Besar dan diakhiri dengan menyusun Laporan Keuangan.
Sedangkan auditing adalah proses pembuktian asersi manajemen terkait kondisi dan operasi
perusahaan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Oleh karena itu, proses
pelaksanaan auditing bermula dari Laporan Keuangan, dibuktikan ke buku besar, dari buku
besar dibuktikan ke jurnal dan dari jurnal dibuktikan kepada bukti/dokumen transaski. Hal ini
dapat digambarkan dalam skema berikut:
PROSES AKUNTANSI

Jurnal Laporan
Bukti Buku
Keuangan
Transaksi Besar

PROSES PELAKSANAAN AUDIT

STANDAR AUDITING

Standar umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar pekerjaan lapangan


1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keungan yang diaudit.

Standar pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul
oleh auditor
Soal Diskusi:
1. Apa yang akan dibuktikan dalam proses auditing ?
2. Kenapa seorang auditor harus independen ?
3. Apakah setiap laporan keuangan perusahaan harus diaudit ?
4. Apa gunanya laporan keuangan diaudit ?
5. Kenapa proses pelaksanaan auditing dimulai dari Laporan Keuangan?
BAB2: PROSES AUDITING
Proses auditing merupakan urutan-urutan pekerjaan dari awal penerimaan penugasan
sampai dengan penyerahan laporan audit kepada klien.
A. Penerimaan perikatan audit
B. Perencanaan audit
C. Pelaksanaan audit
D. Penyelesian dan Pelaporan audit

A. PENERIMAAN PERIKATAN AUDIT

Dalam memutuskan apakah suatu perikatan atau penugasan audit dapat diterima atau
tidak oleh Kantor Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik harus melakukan hal-hal berikut:
1. Mengevaluasi integritas manajemen
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa manajemen perusahaan
klien (client) dapat dipercaya, sehingga laporan keuangan yang diaudit terbebas dari
salah saji yang material sebagai akibat adanya integritas manajemen. Evaluasi dapat
dilakukan dengan cara:
a. Melakukan komunikasi dengan auditor terdahulu
b. Meminta keterangan kepada pihak ketiga, misalnya dengan pihak Bank,
Suplier, pelanggan dan pihak lainnya yang mempunyai hubungan bisnis
dengan calon klien
c. Melakukan review terhadap pengalaman auditor terdahulu dalam berhubungan
dengan calon klien yang bersangkutan.

2. Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko luar biasa


a. Mengidentifikasi pemakai laporan audit.
Perlu dipahami bahwa perusahaan yang sudah go public berbeda
tuntutannya terhadap jasa audit dengan perusahaan perorangan atau PT
tertutup.

b. Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan Status Hukum Calon


Klien dimasa yang akan datang
Auditor harus mempertimbangkan untuk menolak perikatan audit, jika
auditor memperoleh informasi bahwa calon kliennya menghadapi kesulitan
keuangan, misalnya dalam membayar hutangnya, kekurangan modal kerja
atau kesulitan menambah modalnya. Kesulitan keuangan ini dapat mendorong
manajemen untuk melakukan salah saji yang material dalam laporan
keuangannya untuk menutupi masalah keuangan tersebut. Atau jika diperoleh
informasi bahwa calon klien sedang menghadapi tuntutan dipengadilan dan
ada kemungkinan auditor akan terlibat dalam perkara yang dihadapi calon
klien, maka sebaiknya auditor juga harus mempertimbangkan untuk menolak
perikatan audit tersebut.

c. Mengevaluasi dapat tidaknya laporan keuangan calon klien diaudit.


Dapat tidaknya laporan keuangan diaudit dapat dinilai dari ketersediaannya
catatan utama akuntansi, yaitu jurnal, buku besar, buku pembantu dan
ketersediaan dokumen-dokumen (bukti) yang mendudkung transaksi yang
dicatat dalam catatan akuntansi, serta memadai tidaknya sistem pengendalian
intern yang diterapkan oleh perusahaan. Dan juga perlu dievaluasi
keterbatasan-keterbatasan yang mungkin terjadi dalam melakukan audit.
3. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit
Auditor harus mempertimbangkan apakah kantor akuntannya memiliki
kompetensi yang memadai untuk menyelesaikan penugasan audit sesuai dengan
standar profesional akuntan publik. Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan
asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.

4. Menilai independensi
Auditor harus memastikan apakah ia mampu bersikap mental secara
independen dalam melaksanakan tugasnya yang meliputi independen dalam fakta (in
fact) dan dalam penampilan (in appearance) sebelum menerima penugasan audit dari
calon klien.

5. Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan


cermat dan seksama.
Hal ini berkaitan dengan ketersedian waktu untuk merencanakan dan
melaksanakan audit.

6. Membuat surat perikatan (kontrak kerja) audit


Setelah melakukan kelima langkah di atas dan dapat disimpulkan bahwa audit
dapat dilaksanakan maka auditor membuat surat perikatan audit atau kontrak kerja dengan
calon klien.

B. PERENCANAAN AUDIT

Standar pekerjaan lapangan yang pertama menyatakan bahwa pekerjaan audit harus
direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

Perencanaan audit dilakukan setelah surat perikatan audit disepakati dan ditanda
tangani kedua belah pihak (auditor dan pihak yang meminta audit dilaksanakan). Tahapan-
tahapan dalam perencanaan audit meliputi:
1. Memahami bisnis dan industri klien
2. Melaksanakan prosedur analitik
3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
4. Mempertimbangkan resiko bawaan
5. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal (jika audit
pertama kali dilakukan)
6. Mengembangkan strategi audit awal
7. Memahami pengendalian intern klien

1. Memahami bisnis dan industri klien, antara lain:


a. Bidang usaha klien
b. Peraturan pemerintah yang berdampak signifikan terhadap klien
c. Proses produksi, jenis produk yang dihasilkan
d. Volume transaksi klien

2. Melaksanakan prosedur analitik


Prosedur ini dilakukan dengan cara mempelajari perbandingan dan hubungan antara
data yang satu dengan yang lain dalam laporan keuangan dibandingkan dengan harapan yang
dikembangkan auditor. Tujuan dari prosedur analitik ini adalah untuk membantu auditor
merencanakan sifat, saat dan luas prosedur audit yang akan digunakan. Prosedur analitik ini
dapat mengungkapkan:
o peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
o perubahan akuntansi
o perubahan usaha
o fluktuasi acak, atau
o salah saji
Tipe analisis yang umum dibuat auditor adalah:
a. Perbandingan data absolut
b. Common size income statements
c. Ratio Analysis
d. Trend Analysis

3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal


Ada dua tingkat materialitas awal yang yang harus dipertimbangkan auditor, yaitu:
a. Tingkat laporan keuangan, yaitu jumlah salah saji yang dianggap material dalam
penyajian laporan keuangan
b. Tingkat saldo akun (perkiraan) yaitu jumlah salah saji yang dianggap material
dalam penyajian setiap akun dalam laporan keuangan.

4. Mempertimbangkan resiko bawaan


Resiko bawaan merupakan suatu resiko salah saji yang melekat pada saldo akun atau
asersi tentang saldo akun. Yang harus dipertimbangkan oleh auditor berkaitan dengan resiko
bawaan ini adalah:
a. Resiko pengendalian, yaitu suatu resiko tidak dapat dicegahnya salah saji material
dalam saldo akun oleh pengendalian intern, misalnya karena kolusi
b. Resiko deteksi, yaitu resiko tidak terdeteksinya salah saji material dalam suatu
saldo akun oleh prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor.

5. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal


(jika audit pertama kali dilakukan).
Auditor harus memperoleh bukti kompoten yang cukup untuk meyakinkan bahwa:
a. Saldo awal tidak mengandung salah saji yang mempunyai dampak material
terhadap laporan keuangan tahun berjalan
b. Saldo awal tahun telah ditransfer dengan benar ke tahun berjalan atau telah
dinyatakan kembali
c. Kebijakan akuntansi telah diterapkan secara konsisten.

Sifat dan lingkup bukti audit yang harus diperoleh auditor berkenaan dengan saldo
awal tergantung pada:
a. Kebijakan akuntansi yang dipakai
b. Apakah laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit atau belum dan opini
yang diberikan auditor
c. Sifat akun dan resiko salah saji dalam laporan keuangan tahun berjalan.

6. Mengembangkan Strategi Audit Awal


Pengembangan strategi audit awal pada dasarnya adalah penentuan titik berat atau
penekanan pengujian yang akan dilakukan oleh auditor , apakah pada pengujian
substantif atau pengujian pengendalian. Strategi audit awal dibagi menjadi 2 macam,
yaitu pendekatan dengan mengutamakan substantif (primarly substantive approach)
dan pendekatan tingkat resiko pengendalian taksiran rendah(lower assessed level of
control risk approach).
a. Pendekatan dengan mengutamakan substantif
Pendekatan ini digunakan pada saat auditor memiliki tingkat keyakinan
yang rendah atau tidak mempercayai sistem pengendalian intern klien,
sehingga auditor mengumpulkan semua atau hampir semua bukti audit
dengan pengujian substantif. Akibatnya penaksiran resiko pengendalian
berada pada level atau mendekati maksimum.
Alasan auditor menggunakan pendekatan ini:
1. Hanya ada sedikit kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang
relevan dengan perikatan audit, misalnya laporan keuangan
perusahaan kecil yang langsung dijalankan oleh pemiliknya
2. Kebijakan dan prosedur pengendalian intern untuk akun dan
sekumpulan transaksi signifikan tidak efektif, misalnya transaksi
pembelian dan pengeluaran kas
3. Menempatkan kepercayaan besar terhadap pengujian substantif lebih
efisien untuk asersi tertentu, misalnya dalam mengaudit Aset Tetap,
auditor melakukan pengujian substantif untuk penambahan,
penghentian, penjagaan fisik aset tetap untuk membuktikan asersi
eksistensi aset tetap tersebut.

b. Pendekatan Resiko Pengendalian Rendah


Auditor meletakan kepercayaan yang tinggi terhadap pengendalian
sehingga hanya sedikit melakukan pengujian substantif.

Unsur dalam Pengembangan Strategi Audit Awal


1. Tingkat Resiko Pengendalian taksiran yang direncanakan
2. Luasnya pemahaman atas pengendalian intern yang harus diperoleh
3. Pengujian pengendalian yang harus dilakukan untuk menaksir resiko
pengendalian
4. Tingkat pengujian substantif yang direncanakan untuk mengurangi resiko
audit ke tingkat yang cukup rendah

7. Memahami pengendalian intern klien

Soal Diskusi:
1. Apa hubungan antara integritas manajemen dengan kewajaran laporan
keuangan ?
2. Kenapa ketersediaan catatan utama akuntansi merupakan faktor penentu
dapat tidaknya laporan keuangan diaudit ?
3. Kenapa kondisi keuangan perusahaan dapat mempengaruhi kewajaran
laporan keuangan ?
4. Kenapa pekerjaan audit harus direncanakan ?
BAB3: PEMAHAMAN ATAS PENGENDALIAN INTERN KLIEN
Standar audit untuk pekerjaan lapangan yang kedua berbunyi:

“Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan”

Pengendalian intern merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan, karena tujuan pertama dari pengendalian intern adalah
untuk memberikan keyakinan terhadap keandalan informasi laporan keuangan. Bagi auditor
pemahaman terhadap pengendalian intern klien akan digunakan untuk:

• Menilai salah saji material yang potensial dapat terjadi


• Menilai resiko tidak terdeteksinya salah saji yang material
• Perancangan pengujian substantif

Jika pemahaman dan evaluasi terhadap pengendalian intern klien hasilnya sangat
lemah atau sangat jelek maka tidak mungkin bagi auditor untuk memberikan pendapat
terhadap kewajaran laporan keuangan klien, karena banyaknya kemungkinan transaksi yang
tidak dicatat sebagaimana mestinya atau banyak transaksi yang dilakukan tanpa mendapat
otorisasi pejabat perusahaan yang berwenang.

Pemahaman terhadap pengendalian intern klien dilakukan dengan cara mengevaluasi


sistem pengendalian intern yang dijalankan oleh perusahaan klien. Hasil evaluasi sistem
pengendalian intern tersebut juga menentukan luasnya cakupan audit yang akan dilakukan
auditor, dalam hal:
1. Pemilihan prosedur audit yang akan digunakan
2. Pemilihan saat pelaksanaan prosedur audit
3. Penentuan jumlah pengujian (test) yang diperlukan untuk mendukung pendapat auditor
atas laporan keuangan yang diaudit.

Evaluasi untuk memahami sistem pengendalian klien, lazimnya dilakukan oleh auditor
dengan menggunakan:
1. Kuesioner pengendalian intern (Internal Control Questionnaire).
2. Uraian tertulis
3. Bagan Aliran Sistem (Flowchart)

Kuesioner pengendalian intern ini dapat dikelompokkan menjadi kuesioner pengendalian


intern umum (lingkungan pengendalian) dan kuesioner pengendalian intern khusus, yaitu
untuk setiap pos (objek)audit, seperti pengendalian intern kas, piutang, persediaan dan lain-
lain.
Contoh Kuesioner untuk mengevaluasi pengendalian intern umum:

KUESIONER PENGENDALIAN INTERN


UMUM

Klien : PT……………

No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Ket.


Diterapkan
1 Apakah perusahaan memiliki bagan struktur
organisasi ?

2 Apakah terdapat job description ?

3 Apakah ada pembagian tugas, wewenang dan


tanggungjawab yang jelas ?

4 Apakah terdapat internal auditor ?

5 Apakah ada fungsi akuntansi terpisah dari fungsi:


a. Pembelian
b. Penjualan
c. Produksi
d. Pemberian kredit
e. Penerimaan kas
f. Pengeluaran Kas
g. Penyimpanan

6 Apakah ada terdapat hubungan kekeluargaan


diantara fungsi-fungsi di atas?

7 Jika ya, apakah dapat dicegah kemungkinan terjadi


kolusi antara karyawan yang memiliki hubungan
kekeluargaan tersebut ?

8 Apakah 2 fungsi dapat dipegang oleh orang yang


sama?

……………………………………………
……………………………………………
12 Apakah perusahaan memberi cuti tahunan kepada
karyawan yang melaksanakan suatu fungsi ?

……. Dan seterusnya sesuai kondisi perusahaan

Dibuat Oleh Direview oleh

Tanggal Tanggal

Paraf Paraf
Contoh kuesioner untuk evaluasi pengendalian intern khusus untuk setiap akun.

KUESIONER PENGENDALIAN INTERN


PENERIMAAN KAS

Klien : PT……………

No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Ket.


Diterapkan
1 Apakah digunakan kwitansi khusus perusahaan
untuk penerimaan kas ?
Bila ya, apakah
c. Bernomor urut tercetak
d. Bentuk pembayaran dinya takan
dalam kwitansi
e. Buku kwitansi teregister

2 Bila tidak menggunakan kwitansi khusus, apakah


perusahaan menggunakan cash register untuk
mengadministrasikan penerimaan kas ?

3 Apakah bagian yang menerima kas terpisah dengan


bagian pengeluaran kas ?

4 Apakah hasil penerimaan kas disetorkan secara


utuh ke Bank paling lambat keesokan harinya ?

5 Apakah setiap pengeluaran tidak diambilkan dari


penerimaan kas ?

6 Apakah terpisah antara bagian penerimaan kas


terpisah dengan bagian akuntansi
……………………………
……………………………

10 Apakah dilakukan pemeriksaan secara mendadak


terhadap kasir penerima kas ?

11 Apakah kasir penerima kas diberikan cuti, dan


pekerjaannya digantikan karyawan lain ?

12 ……. Dan seterusnya

Dibuat Oleh : Direview oleh :

Tanggal : Tanggal :

Paraf : Paraf :

KUESIONER PENGENDALIAN INTERN


BANK
Klien : PT……………
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Ket.
Diterapkan
1 Apakah semua penerimaan kas disetorkan secara utuh
ke Bank paling lambat keesokan harinya ?

2 Apakah penyetoran ke Bank dilakukan oleh pegawai


yang bukan pemegang buku piutang atau penjualan?

3 Apakah bukti setoran dicocokkan dengan kwitansi


penerimaan kas oleh bagian akuntansi ?

4 Apakah total yang tertera pada bukti setoran dicocokkan


dengan dengan Debet pada buku Bank yang
bersangkutan ?

5 Apakah memo debet dari Bank diterima langsung oleh


pejabat selain kasir untuk diinvestigasi ?

6 Apakah semua pembayaran kecuali yang jumlahnya kecil


dilakukan dengan Cek ?

7 Apakah semua cek yang belum digunakan, disimpan


oleh orang tertentu secara aman ?

8 Apakah Cek menggunakan nomor urut ?

9 Apakah Cek yang dibatalkan tetap melekat buku Cek dan


dicap Batal agar tidak disalahgunakan ?

10 Apakah untuk penulisan Cek ditunjuk satu orang pegawai


khusus ?

11 Apakah dipisahkan antara pegawai yang memegang


Buku Cek, yang menulis Cek, yang menandatangani Cek
dan bagian pembayaran?

12 Apakah setiap penulisan dan penandatanganan Cek


dilengkapi dengan bukti pendukung ?

13 Apakah Rekonsiliasi Bank:


- Dibuat paling sedikit sebulan sekali ?
- Dibuat oleh pejabat yang terpisah dari kasir dan
penyetor kas ke Bank ?
- Direview oleh pejabat yang lebih senior ?

14 Apakah Rekening Koran langsung dikirim dan diterima


oleh pejabat yang membuat rekonsiliasi Bank ?

Dan seterusnya sesuai kebutuhan ….

Dibuat Oleh: Direview oleh:


Tanggal : Tanggal :
Paraf : Paraf :
KUESIONER PENGENDALIAN INTERN
PENJUALAN
Klien : PT……………

No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Ket.


Diterapkan
1 Apakah penjualan menggunakan daftar harga ?

2 Apakah penyimpangan dari daftar harga harus disetujui


oleh pejabat perusahaan yang berwenang ?

3 Apakah perusahaan mempunyai pedoman pemberian


potongan secara tertulis ?

4 Apakah setiap penjualan diminta surat pesanan (order)


dari pembeli ?

5 Apakah order pembelian diotorisasi oleh pejabat


perusahaan yang berwenang mengenai harga, syarat
kredit dan syarat lainnya ?

6 Apakah setiap pengiriman barang berdasarkan delivery


order (DO) ?

7 Jika Ya, apakah DO:


a. Terkontrol dengan pemberian nomor urut
tercetak ?
b. Diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
c. Barang yang dikirim dicocokkan dengan DO nya
?
d. Isi DO diawasi oleh bagian Akuntansi ?
e. Langsung dikirim ke bagian pembuat faktur ?

8 Apakah Faktur Penjualan:


a. Diberi nomor urut tercetak ?
b. Nomor urut diawasi oleh Bagian Akuntansi ?
c. Bagian Akuntansi memeriksa ketepatan:
- Jumlah kuntitas barang
- Harga
- Perhitungan matematisnya
- Syarat kreditnya

9 Apakah faktur yang batal disimpan dengan baik untuk


pemeriksaan ?

10 Apakah fungsi penjualan dipisahkan dari:


a. bagian keuangan
b. Bagian Akuntansi
c. Bagian Penyimpanan (Gudang)
d. Bagian Pengiriman

Dan seterusnya sesuai kebutuhan ….

Dibuat Oleh: Direview oleh:


Tanggal : Tanggal :
Paraf : Paraf :
KUESIONER PENGENDALIAN INTERN
PIUTANG USAHA
Klien : PT……………
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Ket.
Diterapkan
1 Apakah dibuat kartu (Buku Pembantu) Piutang Usaha untuk
setiap langganan ?
2 Jika Ya:
a. Apakah dilakukan pencocokan saldo kartu piutang
usaha dengan saldo buku besar piutang secara
periodik (misalnya bulanan) ?
b. Apakah kartu piutang disimpan dengan baik ?
c. Apakah kartu piutang dipegang oleh seorang petugas
khusus ?
3 Apakah pencatatan ke kartu piutang dilakukan oleh orang yang
berbeda dengan pencatatan ke Buku Besar Piutang ?

4 Apakah kartu piutang pelanggan secara periodik diteliti


mengenai:
a. Pelanggan yang sering terlambat
b. Pelunasan yang dilakukan sebagian-sebagian
c. Salah pembebanan
d. Adanya penghapusan piutang yang tidak dilaporkan
5 Apakah setiap bulan dikirimkan rekening koran piutang kepada
setiap pelanggan ?

6 Apakah perselisihan dengan pelanggan tentang jumlah


piutang ditangani oleh bagian kredit atau petugas lain yang
diberi kewenangan dan tidak dilakukan oleh kasir atau petugas
administrasi piutang ?

7 Apakah koreksi atas faktur penjualan dan penghapusan


piutang harus mendapat persetujuan dari pejabat yang
berwenang ?
Jika Ya, Manejer apa ? sebutkan …

8 Apakah bukti piutang yang telah dihapuskan disimpan dengan


aman untuk mencegah penyalahgunaan ?

9 Apakah secara periodik dilakukan analisis umur piutang dan


yang sudah lewat jatuh tempo ditindak lanjuti ?

10 Apakah terdapat kebijakan manajemen untuk penghapusan


piutang ?
11 Apakah ada petugas khusus untuk melakukan penagihan
piutang ?
12 Apakah untuk penagihan piutang dibuatkan kwitansinya ?
Jika Ya, apakah:
a. Kwitansi tersebut diberi nomor urut tercetak ?
b. Kwitansi dibuat dengan dicocokkan terlebih dahulu ke
kartu piutang ?
c. Bagian akuntansi memperhatikan nomor urutnya ?
13 Apakah hasil penagihan langsung diserahkan kepada kasir?
Dan seterusnya sesuai kebutuhan ….
Dibuat Oleh: Direview oleh:
Tanggal : Tanggal :
KUESIONER PENGENDALIAN INTERN
PEMBELIAN BAHAN/BARANG DAGANGAN
Klien : PT……………
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Ket.
Diterapkan
1 Apakah pembelian dilakukan oleh Pejabat atau Bagian
Khusus ?

2 Apakah yang melakukan pembelian terpisah dari


a. Bagian keuangan (Pembayaran)
b. Bagian Akuntansi
c. Bagian Penyimpanan (Gudang)
d. Bagian Penerimaan Barang
e. Bagian Pencatatan persediaan

3 Apakah pembelian dilakukan dengan membuat order


pembelian (Purchase order) ?
Jika Ya, apakah:
a. Dibuat untuk setiap pembelian ?
b. Ada dasar pembuatan purchase order ?,
yaitu:…………….
c. Diotorisasi pejabat berwenang ?
d. Diberi nomor urut tercetak ?
4 Apakah ada batasan minimum dan maksimum pembelian

5 Apakah harga penawaran dari suplier ditinjau secara


berkala untuk memastikan bahwa harga beli merupakan
harga yang bersaing ?

6 Apakah pembelian hanya dilakukan pada satu suplier ?

7 Apakah ada bagian yang khusus untuk penerimaan barang


yang dibeli ?
Jika ada, apakah terpisah dari:
Bagian keuangan (Pembayaran)
b. Bagian Akuntansi
c. Bagian Penyimpanan (Gudang)
d. Bagian Penerimaan Barang
e. Bagian Pencatatan persediaan
8 Apakah barang yang diterima disertai dengan Surat jalan,
DO, Faktur dari Supplier ?

9 Apakah setiap penerimaan barang diperiksa :


a. Kuantitasnya
b. Kondisinya
c. Kecocokan dengan order pembelian
10 Apakah penerimaan barang dibuat laporannya ?
Jika Ya, apakah tembusannya:
a. Disampaikan kepada bagian akuntansi untuk
dicocokkan dengan order pembelian dan faktur
b. Disampaikan kepada bagian pembelian sebagai
informasi barang sudah diterima
Dan seterusnya sesuai kebutuhan ….
Dibuat Oleh: Direview oleh:
Tanggal : Tanggal :
Paraf : Paraf :
KUESIONER PENGENDALIAN INTERN
PERSEDIAAN
Klien : PT……………
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Ket.
Ditrpkan
1 Apakah dalam penyimpanan persediaan:
a. Dipisahkan sesuai dengan jenisnya ?
b. Diatur dengan rapi ?
c. Tercegah dari:
- Pencurian
- Kerusakan
2 Apakah digunakan kartu Gudang ?

3 Apakah Persediaan secara berkala dicocokkan dengan Kartu


Gudang ?

4 Apakah kartu gudang dibuat oleh petugas yang menguasai


pisik persediaan ?

5 Apakah persdiaan selalu berada dibawah pengawasan petugas


yang ditunjuk sebagai penjaga gudang ?

Apakah setiap pengeluaran persediaan dari gudang hanya


6 dapat dilakukan jika ada surat perintah atau DO yang
diotorisasi oleh pejabat yang berwenang ?

7 Sistem pencatatan persediaan apakah yang digunakan ?


………………………………..
8 Jika Sistem Perpetual:
a. Apakah dibuat kartu persediaan untuk setiap macam
persediaan ?
b. Apakah total jumlah menurut kartu persediaan dicocokkan
secara berkala dengan buku besar persediaan ?
c. Apakah dilakukan stock opname paling sedikit setahun
sekali untuk mencocokan dengan kartu persediaan ?
d. Bila terdapat selisih, apakah diinvestigasi oleh orang yang
tidak menguasai persediaan ?
9 Jika Sistem Periodik/Pisik, uraikan dengan ringkas prosedur
pengawasan yang diterapkan ……….

10 Apakah dilakukan stock opname setiap akhir periode ?

11 Jika Ya, apakah stock opname dilakukan dan diawasi serta


dilaporkan oleh petugas yang berbeda dengan:
a. Petugas yang menguasai pisik persediaan (mis:
penjaga gudang) ?
b. Petugas pencatat ke kartu persediaan ?
12 Apakah dibuat intruksi tertulis dalam pelaksanaan stock
opname ?

13 Apakah dilakukan cut-off penerimaan dan pengeluaran barang


selama stock opname ?

Apakah barang yang usang / rusak dipisahkan ?

Apakah persediaan di asuransikan


Dan seterusnya sesuai kebutuhan ….
KUESIONER PENGENDALIAN INTERN
AKTIVA TETAP

Klien : PT……………

No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Ket.


Diterapkan
1 Apakah setiap penambahan atau pengurangan aktiva tetap:
a. Diotorisasi oleh pejabat yang berwenang secara tertulis ?
b. Penamabahan aktiva tetap diusulkan dengan surat yang
berisikan:
1) Pertimbangan ?
2) Estimasi harga ?
3) Suplier ?
4) Spesifikasi
5) Cara perolehan ?

c. Apakah bukti atas dilepaskannya suatu aktiva tetap yang


akan diganti diotorisasi ?

2 Apakah setiap pemindahan (mutasi) aktiva tetap dilaporkan


kepada bagian Akuntansi ?

3 Apakah Dokumen/Registrasi Aktiva Tetap:


1. Disimpan dengan baik?
2. Di up date
3. Menunjukkan perincian mengenai: nomor
identifikasi, Lokasi, taksiran umur, persentase
penyusutan ?

4 Apakah semua aktiva tetap ?:


- Diamankan dengan baik
- Dirawat dengan baik
- Diasuransikan dengan cukup

5 Apakah terdapat pengawasan dan pengamanan yang baik


terhadap bukti-bukti kepemilikan aktiva tetap ?

6 Apakah perusahaan telah menetapkan perumusan kebijakan


yang jelas untuk membedakan pengeluaran modal dan
pengeluaran pendapatan ? Jika Ya, jelaskan:
………………………………………………….

7 Apakah dibuat daftar/buku aktiva tetap ?

8 Apakah jumlah total pada daftar aktiva tetap dicocokkan


secara berkala dengan buku besar aktiva tetap ?

9 Apakah setiap terjadi perubahan pada aktiva tetap segera


dilaporkan ke bagian akuntansi ?

Dan seterusnya …

Dibuat Oleh: Direview oleh:


Tanggal : Tanggal :
Paraf : Paraf :
KUESIONER PENGENDALIAN INTERN
EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Klien : PT……………
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak Ket.
Diterapkan
1 Apakah perusahaan mempunyai akte pendirian ?

2 Apakah akte pendirian sudah disahkan Mentri


Kehakiman dan diumumkan dalam lembaran
Negara ?

3 Apakah sertifikat saham sudah diterbitkan ?

4 Apakah sertifikat saham sudah dibagikan kepada


pemegang saham ?

5 Apakah perusahaan membuat Daftar Induk


Pemegang Saham ?

6 Jika Ya, apakah daftar tersebut selalu di up-date?

7 Apakah setiap perubahan pada akun modal


mendapat otorisasi dari:
a. Dewan Komisaris ?
b. RUPS ?
c. Menteri Kehakiman
d. …….

8 Apakah pembagian dan pembayaran deviden


sudah mendapat otorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenang ( Direksi dan RUPS) ?

9 Apakah setiap koreksi atas akun Laba Ditahan:


a. Diotorisasi oleh pejabat yang berwenang ?
b. Didukung oleh bukti-bukti yang lengkap ?

10 Apakah akumulasi kerugian sudah melebihi modal


disetor ?

11 Jika Ya,
a. Apakah ada rencana perusahaan
menambah setotan modal ?
b. Apakah ada rencana lainnya untuk
memperbaiki defisit yang terjadi ?

Dan seterusnya ……

Dibuat Oleh: Direview oleh:


Tanggal : Tanggal :
Paraf : Paraf :
Pengujian Pengendalian (Test of Control)

Pemahaman terhadap sistem pengendalian intern berbeda dengan pengujian


pengendalian. Pemahaman terhadap sistem pengendalian intern klien untuk mengetahui
seberapa baik sistem pengendalian intern yang dijalankan oleh perusahaan, sedangkan
pengujian pengendalian untuk menguji efektivitas dari sistem pengendalian intern tersebut
apakah sudah mencapai tujuan yang ditetapkan.

Pengujian adanya kepatuhan (compliance tests)

Untuk menguji apakah sistem pengendalian intern yang diterapkan telah benar-benar
diikuti. Dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Dengan mengamati pelaksanaan (observasi) suatu transaksi yang dipilih dari awal
sampai pencatatan ke buku besar dan buku pembantu (tracing)
b. Dengan menelusuri kembali (vouching) bukti-bukti pendukung transaksi yang sudah
terjadi atau dicatat kemudian membandingkannya dengan buku pedoman sistem
akuntansi perusahaan

Dalam pengujian ini yang perlu diperhatikan auditor adalah:


1. Kelengkapan bukti-bukti pendukung transaksi (misalnya untuk transaksi pembelian,
adanya surat permintaan pembelian dari Bagian Gudang, surat permintaan penawaran
harga, order pembelian, faktur pembelian, laporan penerimaan barang)
2. Kebenaran perhitungan matematis (pengalian, penjumlahan)
3. Tanda tangan otorisasi dari pejabat yang berwenang
4. Kebenaran perkiraan yang di debet dan dikredit
5. Kebenaran posting ke buku besar dan buku pembantu

Soal Diskusi

1. Pada dasarnya apa yang dikendalikan oleh sistem pengendalian intern ?


2. Apa indikasi adanya pengendalian intern ?
3. Kenapa pemisahan fungsi menjadi hal yang sangat penting dalam sistem
pengendalian intern?
4. Hal apakah yang tidak dapat diatasi oleh sistem pengendalian intern ?
BAB4: PERANCANGAN PROGRAM AUDIT
Program audit merupakan kumpulan prosedur audit yang akan dilaksanakan dan
dibuat secara tertulis untuk seluruh objek audit. Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk
mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat audit. Prosedur audit
yang lazim dilaksanakan auditor adalah:
➢ Inspeksi
➢ Observasi
➢ Permintaan keterangan (enquiry)
➢ Konfirmasi
➢ Penelusuran (tracing)
➢ Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)
➢ Perhitungan (counting)
➢ Scanning
➢ Pelaksanaan ulang (reperforming)
➢ Audit berbantuan komputer

Dalam program audit, selain berisikan uji kepatuhan (compliance test), juga berisikan
pengujian substantif (substantive test) yaitu prosedur yang dirancang untuk untuk menemukan
kemungkinan kesalahan moneter (nilai uang) yang secara langsung mempengaruhi kewajaran
penyajian laporan keuangan. Kesalahan moneter yang terjadi dapat disebabkan oleh:
a. Kesalahan dalam penerapan prinsip-prinsip akuntansi
b. Tidak diterapkannnya prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
c. Ketidak tepatan pisah batas (cut-off)
d. Kesalahan perhitungan matematis
e. Kesalahan penyalinan, penggolongan dan peringkasan informasi
f. Kesalahan pengungkapan.

Perancangan program audit untuk pengujian substantif dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Tentukan prosedur audit awal
Untuk memperoleh keyakinan bahwa asersi dalam laporan keuangan didukung oleh
catatan akuntansi yang andal. Prosedur audit awal terdiri dari lima langkah, yaitu:
a. Usut saldo akun yang tercantum dalam neraca ke saldo akun yang
bersangkutan di buku besar
b. Hitung kembali saldo akun yang bersangkutan di buku besar
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
postingnya
d. Usut saldo awal akun yang bersangkutan ke kertas kerja tahun lalu atau laporan
keuangan tahun lalu
e. Usut pendebetan/pengkreditan akun tersebut ke jurnal yang bersangkutan
f. Lakukan rekonsiliasi akun tersebut ke buku pembantu

2. Tentukan pengujian terhadap transaksi rinci


Terdiri dari pengusutan (tracing) dan pemeriksan bukti pendukung (vouching) untuk
membuktikan keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban,
penilaian atau alokasi, penyajian dan pengungkapan transaksi tertentu

3. Tentukan pengujian terhadap akun rinci


Berupa prosedur audit untuk membuktikan keberadaan atau keterjadian, kelengkapan,
hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, penyajian dan pengungkapan saldo akun
tertentu

Berikut akan diberikan contoh program audit untuk kas:


Program Audit : Kas
Nama Klien :
Tahun Audit :

No. Prosedur Audit No. KKP Pelaksana Tanggal


1 Siapkan skedul utama (Top Schedule) Kas

2 Pindahkan saldo kas pada neraca ke Skedul Utama Kas

3 Usut saldo kas yang tercantum pada neraca ke Saldo


Buku Besar Kas

4 Hitung kembali saldo kas di buku besar kas

5 Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah


dan sumber posting dalam akun kas

6 Periksa pendebetan dan pengkreditan kas yang ada


dalam jurnal dan postingnya ke buku besar kas.

7 Lakukan vouching ke bukti kas masuk dan kas keluar


untuk mengetahui apakah setiap penerimaan dan
pengeluaran kas telah didukung oleh dokumen pendukung
yang lengkap dan telah mendapat otorisasi dari pejabat
yang berwenang (test of transaction)

8 Lakukan perhitungan pisik kas (Cash opname/cash count)


yang ada pada kasir

9 Buat berita acara perhitungan pisik kas

10 Lakukan trace back saldo kas ke tanggal neraca untuk


menentukan pisik kas pada tanggal neraca

11 Jika terdapat perbedaan, identifikasi penyebab perbedaan

Jika kas kecil menggunakan sistem dana tetap (Imperest


12 fund system), periksa apakah sudah dilakukan pengisian
kembali dana kas kecil pada tanggal neraca

Buat jurnal koreksi yang diperlukan


13 Buat catatan dan kesimpulan audit
14

Audit Tick Mark (Audit Legend)

Merupakan simbol-simbol yang digunakan untuk menandai suatu prosedur audit yang
sudah dilaksanakan auditor. Tidak ada aturan bentuk simbol-simbol ini. Setiap Kantor Akuntan
Publik dapat mengembangkan dan mendefinisikan sendiri simbol-simbol yang dibuatnya.
Berikut beberapa contoh simbol-simbol yang umum digunakan dalam pelaksanaan prosedur
audit.
Tick Mark Keterangan Letak
Footing (Penjumlahan /pengurangan ke
^ bawah sudah benar) Dibawah angka total

Cross footing (Penjumlahan kesamping


< sudah benar) Disamping kanan angka

L Cocok dengan buku besar Disamping kanan angka

V/ Cocok dengan saldo awal (KKP tahun lalu) Disamping kanan angka

Vo Sudah di Vouching Disamping kanan angka

Tr Sudah ditracing Disamping kanan angka

dan lain-lain

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (KKP)


Audit Working Paper

Kertas kerja pemeriksaan (KKP) adalah semua catatan yang dibuat oleh auditor
mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang
diperolehnya, dan kesimpulan audit yang dibuat sehubungan dengan auditnya.
Contoh kerja kerja pemeriksaan adalah program audit, berita acara cash opname, surat
konfirmasi, copy akta pendirian perusahaan, dan lain-lain.

Tujuan kertas kerja pemeriksaan:


Kertas kerja merupakan dokumentasi pekerjaan audit yang dibuat oleh auditor yang
bertujuan untuk:
1. Mendukung opini auditor atas laporan keuangan yang diaudit
Untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya auditor harus
memperoleh bukti kompeten yang cukup. Kertas kerja pemeriksaan merupakan
dokumen pendukung atas kecukupan bukti kompeten yang telah dikumpulkan auditor
sebelum menyatakan pendapatnya atas kewajaran laporan keuangan yang diauditnya.

2. Bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai sesuai dengan standar
profesional akuntan publik.

3. Menguatkan kesimpulan auditor dan sebagai tameng bagi auditor untuk melindungi
dirinya jika dikemudian hari ada pihak-pihak yang mempertanyakan kesimpulan
auditnya, maka auditor dapat memeriksa kembali kertas kerja pemeriksaan yang telah
dibuatnya.
4. Mengkoordinasikan dan mengorganisasi semua tahapan audit
5. Memberikan pedoman dalam audit tahun berikutnya

Tipe Kertas Kerja Pemeriksaan


Kertas kerja pemeriksaan tediri dari:
1. Program Audit
Merupakan daftar prosedur audit untuk setiap audit unsur tertentu

2. Working Trial Balance


Merupakan daftar yang berisikan saldo-saldo akun buku besar pada akhir tahun yang
diaudit, koreksi audit, reklasifikasi, dan Saldo per audit. Working trial balance ini
berguna untuk untuk meringkas adjustment audit yang diusulkan oleh auditor.
Selanjutnya working trial balance ini akan digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk
menyusun draft laporan keuangan hasil auditannya. Working trial balance ini terdiri dari
working balance sheet (Kertas kerja neraca) dan Working Profit and Loss (Kertas Kerja
Laba Rugi)

1. Kertas Kerja Neraca

Klien: PT. _____________


KERTAS KERJA: NERACA
Per 31 Desember …..
KKP No:
Kode Nama Akun KKP Saldo Buku Adjustment Saldo Per Audit
Akun No. 31 Desember … Audit 31 Desember …
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit

Tanggal T.Tangan
Dibuat Oleh :

Direview Oleh :
2. Kertas Kerja Laba Rugi

Klien: PT.____________
KERTAS KERJA: LAPORAN LABA RUGI
Periode Tahun:
KKP No:
Kode Nama Akun Indeks Saldo Buku Adjustment Audit Per Audit
Akun KKP 31 Des. 2005 Debet Kredit 31 Des. 2005

Tanggal T. Tangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

3. Top Schedule (Skedul Utama)

Skedul utama ini berguna untuk meringkas informasi yang dicatat dalam skedul
pendukung untuk akun-akun yang berhubungan. Skedul utama ini merupakan
gabungan dari akun-akun yang sejenis yang saldonya akan dicantumkan dalam
laporan keuangan dalam satu jumlah. Contohnya, Skedul utama Kas dan Bank
merupakan gabungan dari akun: Kas Kecil, Kas di Tangan (Cash on hand) dan Bank.
Bentuk Skedul Utama adalah sebagai berikut:

Klien: PT…..
Skedul Utama: ____________
Per :
KKP No.
Uraian KKP Saldo Buku Koreksi Audit Saldo Peraudit
Per 31 Des
Ref. … Debet Kredit 31 Des ….

Tanggal T. Tangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

4. Skedul Pendukung (Supporting Schedule)


Merupakan semua catatan, hasil pengujian, hasil perhitungan, verfikasi yang dibuat
dan dikumpulkan auditor untuk mendukung skedul utama. Skedul pendukung dapat
berupa kertas kerja berkolom seperti skedul utama, berita acara cash opname, hasil
konfirmasi, dan lain-lain.

5. Ringkasan Jurnal Penyesuaian (Koreksi Audit)


Merupakan draft jurnal koreksi atau penyesuaian yang dibuat auditor sehubungan
dengan temuan-temuan auditnya yang nantinya akan dibicarakan dengan klien. Setiap
jurnal penyesuaian atau koreksi yang disarankan auditor harus dilengkapi dengan
penjelasan yang cukup agar mudah dipahami oleh klien.

Pemberian Nomor / Indeks Kertas Kerja


Setiap kertas kerja pemeriksaan harus diberi nomor atau indeks untuk memudahkan
penentuan hubungan antara satu kertas kerja dengan kertas kerja yang lain dan untuk
memudahkan dalam melakukan review terhadap kertas. Metode pemberian indeks atau
nomor kertas kerja yang paling lazim adalah:

1. Indeks Angka (Numeric)


Contoh:
Neraca : 1
- Kas dan Bank : 1.1
- Kas Kecil : 1.1.1
- Kas di Tangan : 1.1.2
- Bank : 1.1.3
- Piutang Dagang : 1.2
- Persediaan : 1.3

2. Indeks Kombinasi Huruf dan Angka


Contoh:
Neraca :A
- Kas dan Bank A-1
- Kas Kecil A-1.1
- Kas di Tangan A-1.2
- Bank A-1.3
- Piutang dagang A-2

Pengarsipan Kerja Kerja Pemeriksaan

1. Current File
Yaitu arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah selesai dilakukan yang
informasinya hanya mempunyai manfaat untuk tahun yang diaudit saja. Contohnya:
KKP Neraca, Laba Rugi, Skedul Utama, Berita-berita Acara, hasil konfirmasi,
rekalkulasi dan lain-lain.

2. Permanent File
Kertas kerja yang berisikan informasi yang secara relatif tidak mengalami perubahan
setiap tahun. Contohnya:
▪ Copy akte pendirian perusahaan
▪ Bagan organisasi dan job descriptions
▪ Pedoman akuntansi dan prosedur-prosedur yang berhubungan dengan
pengendalian intern
▪ Copy perjanjian-perjanjian jangka panjang
▪ Tata letak pabrik, proses produksi dan produk
▪ Copy notulen rapat direksi, pemegang saham
Arsip ini hanya dirview setiap tahun untuk mengantisipasi adanya perubahan-
perubahan yang terjadi.

Soal Diskusi:
1. Seberapa penting program audit dalam pelaksanaan audit ?
2. Kenapa auditor harus membuat audit tickmark ?
3. Apa akibatnya jika Auditor tidak membuat kertas kerja pemeriksaan ?
4. Apa hubungan kertas kerja pemeriksaan (KKP) dengan standar audit pekerjaan
lapangan yang ketiga ?

45
BAB5: PELAKSANAAN AUDIT
Audit dilaksanakan untuk setiap pos neraca dan pos laba rugi. Sebelum pelaksanaan audit
yang harus dipersiapkan oleh klien selain laporan keuangan adalah:
o Buku-buku jurnal, buku-buku memo
o Buku Besar, buku pembantu, neraca saldo
o Bukti-bukti transaksi
o Dokumen-dokumen pendukung, seperti polis asuransi, BPKB/ STNK Kendaraan,
Sertifikat tanah dan lainnya sesuai kebutuhan audit.

Pada permulaan pekerjaan mengaudit, kertas kerja pertama yang harus disiapkan
adalah Kertas Kerja Neraca dan Kertas Kerja Laba Rugi. Kemudian pindahkan semua akun
yang ada pada Neraca dan Laba Rugi perusahaan ke kolom Debet dan Kredit yang ada pada
Kertas Neraca dan Kertas Kerja Laba Rugi :

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana pelaksanaan audit akan
diberikan contoh sebuah perusahaan ilustratif bernama Syarikah 3SA. Berikut laporan
keuangan Syarikah 3SA untuk tahun 2015 dengan pembanding tahun 2014:

SYARIKAH 3SA
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2015 DAN 2014
2015 2014
Penjualan 3.345.354.000 2.230.236.000

Harga Pokok Penjualan 2.117.879.100 1.411.919.400


Laba Kotor 1.227.474.900 818.316.600

Beban Operasional 863.742.800 636.699.300


Laba Operasional 363.732.100 181.617.300

Pendapatan dan Beban Lain-Lain


Pendapatan Bagi Hasil bank 20.564.760 17.653.300
Penjualan Kendaraan 27.400.000

Beban Adiministrasi Bank (18.445.200) (16.224.500)


Laba Bersih 393.251.660 183.046.100
Pajak 110.110.465 51.252.908
Laba Bersih Setelah Pajak 283.141.195 131.793.192

46
SYARIKAH 3SA
Daftar Perincian Beban Operasional
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014
Tahun 2015 Tahun 2014
Gaji 472.583.250 315.055.500
Beban Perbaikan dan Perawatan Aset Tetap 42.511.300 31.244.500
Perlengkapan 25.180.200 16.786.800
Listrik 38.969.700 25.979.800
Telepon 76.855.350 51.236.900
Beban Depresiasi Bangunan 22.430.000 22.430.000
Beban Depresiasi Kendaraan 124.527.000 113.057.000
Beban Depresiasi Inventaris 32.162.500 32.162.500
Beban Piutang Ragu-Ragu 12.640.000 10.100.000
Beban Rupa-rupa 15.883.500 12.764.300
Jumlah Beban Operasional 863.742.800 630.817.300

SYARIKAH 3SA
Laporan Laba Ditahan
Per 31 Desember 2015 dan 2014 sebagai Pembanding
2015 2014
Saldo 1 Januari 340.310.800 208.517.608
Laba bersih tahun berjalan 283.141.195 131.793.192
623.451.995 340.310.800
Pembagian Laba tahun
berjalan 340.310.800 0
Laba ditahan 31 Desember 283.141.195 340.310.800

47
SYARIKAH 3SA
NERACA
Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 sebagai Pembanding

AKTIVA Catatan 2015 2014


Aktiva Lancar
Kas 2b, 3 18.423.600 11.573.600
Bank 78.633.200 98.137.400
Piutang Usaha 4 150.094.000 162.673.700
Peny. Piutang Ragu-Ragu 5 -12.007.520 138.086.480 -12.648.400 150.025.300
Pers. Barang Dagang 2c, 6 226.364.050 192.402.600
Perlengkapan 5.467.800 8.675.000
Jumlah Aktiva Lancar 466.975.130 460.813.900

Aktiva Tetap 2d, 8


Tanah 328.400.000 328.400.000
Bangunan 448.600.000 448.600.000
Akum. Depr. Bangunan -67.290.000 381.310.000 -44.860.000 403.740.000
Kendaraan 787.920.000 673.220.000
Akum. Depr. Kendaraan -314.641.000 473.279.000 -190.114.000 483.106.000
Inventaris 128.650.000 128.650.000
Akum.Depr. Inventaris -96.487.500 32.162.500 -64.325.000 64.325.000
Jumlah Aktiva Tetap 1.215.151.500 1.279.571.000

TOTAL AKTIVA 1.682.126.630 1.740.384.900

KEWAJIBAN DAN MODAL Cttn 2015 2014

Hutang Lancar
Hutang Usaha 9 54.190.000 60.654.400
Biaya Ymh Dibayar 10 44.795.435 39.419.700

98.985.435 100.074.100

Ekuitas
Modal Syarikah 11 1.300.000.000 1.300.000.000
Laba Ditahan 283.141.195 340.310.800
Jumlah Modal 1.583.141.195 1.640.310.800

TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL 1.682.126.630 1.740.384.900

48
Klien: Syarikah 3SA
KERTAS KERJA: NERACA
Per 31 Desember 2015
KKP No. BS
Nama Akun KKP Saldo Buku Adjustment Saldo Per Audit
No. 31-Dec-15 Audit 31-Dec-15
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
Kas 18.423.600
Bank 78.633.200
Piutang Usaha
Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Persediaan Barang Dagang
Perlengkapan
Biaya Bayar Dimuka
Tanah
Bangunan
Akum. Depresiasi Bangunan
Kendaraan
Akum. Depresiasi Kendaraan
Inventaris
Akum. Depresiasi Inventaris
Hutang Usaha
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang Jangka Panjang
Modal Syarikah
Laba Ditahan
Total
Piutang Karyawan
Pajak bayar Dimuka

Tgl Tanda Tangan


Dibuat Oleh :
Direview Oleh:

49
Klien: Syarikah 3SA
KERTAS KERJA: LABA RUGI
Periode Tahun 2015
KKP No:PL
Kode Nama Akun No. Saldo Buku Adjustment Audit Per Audit
31 Des.
Akun KKP 31 Des. 2015 Debet Kredit 2015

Penjualan 3.345.354.000
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor

Beban Operasional
Laba Operasional

Pendapatan dan Beban


Lain-lain
Pendapatan Bagi
hasil Bank
Penjualan Kendaraan
Beban Adimin. Bank
Rugi Pelepasan
Kendaraan

Laba Bersih
Pajak 28 %
Laba Setelah Pajak

Catatan Audit:

Tanda
Tanggal Tangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

Soal Diskusi :

Dapatkah pekerjaan audit dilakukan tanpa turun ke perusahaan kilen (lapangan)., kenapa ?

50
BAB6: AUDIT KAS
Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan. Pengertian kas ini tidak terbatas hanya pada uang tunai (uang
kertas/logam) tetapi juga termasuk saldo rekening giro di Bank, dan Cek Tunai. Pada
beberapa perusahaan dalam penyajian neracanya sering menggabungkan akun Kas dengan
Bank, dengan nama akun Kas atau Kas dan Bank. Dan ada juga perusahaan yang
memisahkan penyajiannya dalam dua akun, yaitu akun Kas dan akun Bank.
Kas merupakan aset perusahaan yang sangat menarik dan paling sering
diselewengkan, dan sebagian besar transaksi perusahaan berkaitan dengan penerimaan dan
pengeluaran kas. Untuk meminimalisir terjadinya kecurangan dan penyelewengan terhadap
kas perusahaan, maka sangat diperlukan adanya pengendalian intern yang baik. Hal ini juga
harus menjadi perhatian bagi auditor dalam mengaudit kas.

Tujuan Audit Kas


Untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa:
1. Kas perusahaan benar-benar ada pada tanggal neraca (Keberadaan) dan
merupakan milik perusahaan
2. Semua transaksi telah dicatat dengan lengkap dan merupakan transaksi yang
sah dan didukung oleh bukti yang cukup
3. Kas di bank seperti dinyatakan dalam rekonsiliasi telah dihitung dengan benar
dan telah sesuai dengan buku besar
4. Kas di bank sebagaimana dinyatakan dalam rekonsiliasi adalah valid
5. Transaksi penerimaan dan pembayaran kas telah dicatat dalam periode yang
tepat
6. Jika ada kas dalam valuta asing telah dikurskan dengan menggunakan kurs
tengah Bank Indonesia
7. Kas sudah disajikan dan diungkapkan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum.

Program Audit Kas


Untuk mencapai tujuan audit tersebut maka disusunlah program audit untuk kas.
Tahap pertama adalah mengembangkan Internal Control Questionnaire (ICQ) Kas untuk
mengevaluasi kuat lemahnya Internal Control Kas perusahaan (Contohnya sudah disajikan
sebelumnya). Selanjutnya Program audit dikembangkan Auditor berdasarkan hasil evaluasi
terhadap sistem pengendalian intern dan berpedoman kepada Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP). Jadi, ada kemungkinan terdapat sedikit perbedaan antara program audit
antara satu auditor dengan Auditor lain karena adanya perbedaan tingkat keyakinan yang
dinginkan oleh setiap auditor berdasarkan evalauasi internal controlnya dan kondisi
dilapangan yang ditemui namun program audit tersebut harus tetap mengacu pada standar-
standar pokok audit yang ada. Berikut adalah contoh program audit kas untuk Syarikah 3SA.

51
Kasus Syarikah 3SA
Data tambahan Kas.
Kas perusahaan terdiri dari Kas Umum dan Kas Kecil yang dikelola secara terpisah
oleh kasir yang berbeda. Kas Kecil menggunakan sistem pengelolaan “ Imperest Fund
System” dengan jumlah sebesar Rp 3.000.000. Pengisian kembali dana kas kecil
dilakukan setiap tanggal 20 bulan berikutnya.

Saldo Kas 31 Desember 2015 terdiri dari: Kas Umum Rp 15.423.600


Kas Kecil Rp 3.000.000

Program Audit : Kas


Nama Klien : Syarikah 3SA
Tahun Audit : 2015
No. Prosedur Audit No. Pelaksana Tanggal
KKP
1 Siapkan skedul utama (Top Schedule) Kas dan
Skedul Pendukung

2 Pindahkan saldo kas pada neraca ke Skedul


Utama Kas dan cocokkan dengan saldo kas yang
tercantum pada Saldo Buku Besar Kas (jika
cocok beri tick mark pada skedul utama)

3 Hitung kembali saldo kas di buku besar kas

4 Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam


jumlah dan sumber posting dalam akun kas

5 Periksa pendebetan dan pengkreditan kas yang


ada dalam jurnal dan postingnya ke buku besar
kas.

6 Lakukan vouching ke bukti kas masuk dan kas


keluar untuk mengetahui apakah setiap
penerimaan dan pengeluaran kas telah didukung
oleh dokumen pendukung yang lengkap dan
telah mendapat otorisasi dari pejabat yang
berwenang (test of transaction)

7 Lakukan perhitungan pisik kas (Cash


opname/cash count) yang ada pada kasir secara
mendadak dan serentak

8 Buat berita acara perhitungan pisik kas

9 Lakukan trace back saldo kas ke tanggal neraca


untuk menentukan pisik kas pada tanggal
neraca. Jika terdapat perbedaan, identifikasi
penyebab perbedaan

Jika kas kecil menggunakan sistem dana tetap


10 (Imperest fund system), periksa apakah sudah
dilakukan pengisian kembali dana kas kecil pada
tanggal neraca

52
No. Prosedur Audit No. Pelaksana Tanggal
KKP
Bila ada kas dalam mata uang asing, periksa
11 apakah telah dikonversikan ke dalam kurs yang
benar pada tanggal neraca

Periksa apakah penyajian dan pengungkapan


12 kas telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum

Buat catatan, koreksi audit dan kesimpulan audit


13

Tanggal T. Tangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

53
Kertas Kerja Pemeriksaan Kas

Klien: Syarikah 3SA


Top Schedule: Kas
Per 31 Desember 2015
KKP No.BS-1
Uraian KKP Saldo Buku Koreksi Audit Saldo Peraudit
Ref. per 31 Des.’15 Debet Kredit 31 Des. 2015
Kas Umum 15.423.600
Kas Kecil 3.000.000

18.423.600 L

Catatan dan Koreksi Audit:

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat Oleh:

Direview Oleh :

54
Klien: Syarikah 3SA
Supporting Schedule: Kas Umum
Per 31 Desember 2015
KKP No. BS-1.1
Uraian KKP Saldo Buku Koreksi Audit Saldo Peraudit
Ref. per 31 Des.’15 Debet Kredit 31 Des. 2015
Kas Umum 15.423.600 SL

Catatan dan Koreksi Audit:

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat Oleh:

Direview Oleh :

55
Klien: Syarikah 3SA
Supporting Schedule: Kas Kecil
Per 31 Desember 2015
KKP No.BS-1.2
Uraian KKP Saldo Buku Koreksi Audit Saldo Peraudit
Ref. per 31 Des.’15 Debet Kredit 31 Des. 2015

Kas Kecil 3.000.000 SL

Catatan dan Koreksi Audit:

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat Oleh:

Direview Oleh :

Test of Transaction
Uji transaksi dilakukan dengan mengambil beberapa bukti (sampel) transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas setiap bulannya secara acak. Jumlah sampel yang diambil
sesuai dengan luas cakupan audit dan tingkat keyakinan yang diinginkan. Bukti-bukti yang
terpilih tersebut selanjutnya diperiksa dan ditracing apakah bukti tersebut merupakan bukti
yang valid yang dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung (seperti faktur penjualan,
surat tagihan dll) dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan apakah bukti
transaksi tersebut telah dicatat dengan benar.

56
Kertas Kerja Uji Transaksi Kas:

Klien: Syarikah 3SA


Test Transaksi Penerimaan Kas
Periode 2015
KKP No: BS-1.1.1
Tanngal No. Uraian Jumlah No. A B C D
Bukti (Rp) Akun
6 jan 15 006/KM/15 Piutang Tn. Emir 2.940.000 1.2

Keterangan:
A : Kelengkapan Supporting Document
B : Kebenaran perhitungan matematis
C : Otorisasi
D : Kebenaran posting ke Buku Besar dan Buku
Pembantu
Pengambilan Sampel:
Sampel diambil dari bukti penerimaan kas dengan ketentuan
…………

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat
Oleh
Direview
Oleh

57
Klien: Syarikah 3SA
Test Transaksi Pengeluaran Kas
Periode 2015
KKP No: BS-1.1.2
Tanngal No. Uraian Jumlah No. A B C D
Bukti (Rp) Akun

Keterangan:
A : Kelengkapan Supporting Document
B : Kebenaran perhitungan matematis
C : Otorisasi
D : Kebenaran posting ke Buku Besar dan Buku Pembantu
Pengambilan Sampel:
Sampel diambil dari bukti pengeluaran kas dengan ketentuan
…………

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat
Oleh
Direview
Oleh

Teknik Cash Opname (Perhitungan Pisik Kas)

Cash opname harus dilakukan secara mendadak tanpa memberitahukan terlebih


dahulu kepeda kasir selaku pengelola kas perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk
menemukan kecurangan yang mungkin dilakukan oleh kasir, misalnya penggunaan kas untuk
kepentingan pribadi. Jika dilakukan secara mendadak maka kasir tidak punya kesempatan
untuk menutupi kekurangan kas yang terjadi akibat disalahgunakan. Jika kas dikelola oleh
beberapa orang atau berada dibeberapa lokasi, misalnya kas kantor, kas pabrik dan kas toko
maka cash opname harus dilakukan secara serentak untuk menghindari perpindahan pisik
kas.

Dalam melakukan perhitungan pisik kas, auditor harus selalu didampingi oleh kasir untuk
menghindari terjadinya pemindahan tanggung jawab dari kasir kepada Auditor jika terjadi
kekurangan kas. Waktu pelaksanaan cash opname sebaiknya dipilih waktu yang tidak
mengganggu aktivitas perusahaan, misalnya pagi-pagi sebelum kas dibuka atau sore hari
setelah kas tutup.

58
Temuan Audit:

Cash Opname (Cash Count) dilakukan serentak pada tanggal 5 Januari 2016 jam 7.30
sampai jam 10.00.
Hasil cash opname (cash count) yang dilakukan terhadap kas umum adalah:

Uang Kertas Pecahan Banyaknya(lembar)


100,000 104
50,000 76
20,000 42
10,000 33
5,000 14
1,000 6
Uang Logam Pecahan
1,000 8
500
200
100

Hasil cash opname (cash count) yang dilakukan terhadap kas kecil adalah:

Uang Kertas Pecahan Banyaknya(lembar)


100,000 2
50,000 4
20,000 7
10,000 12
5,000 23
1,000 2
Uang Logam Pecahan
1,000 5
500 6

Bukti-bukti pengeluaran kas kecil yang ada dalam brankas kas kecil:

22 Des. 2015 Kertas 290,000


26 Des. 2015 Tinta 150,000
28 Des. 2015 Kas Bon (Pinjaman) Karyawan 1.000,000
2 Jan. 2016 Retribusi Sampah 125,000
3 Jan. 2016 Iuran Keamanan 650,000

Penerimaan kas umum dari tanggal 2 – 4 Januari 2016 Rp 4,547,000


Pengeluaran kas umum dari tanggal 2 – 4 Januari 2016 Rp 7,210,000

59
Cash Opname terhadap Kas Umum

Klien: Syarikah 3SA

BERITA ACARA CASH OPNAME


KAS UMUM
KKP No: BS-1.1.3

Pada hari ini ___________tanggal _______________mulai pukul _____s/d_________telah


dilakukan perhitungan pisik kas (cash opname) umum milik Syarikah 3SA dihadapan Sdr.
_______________ selaku Kasir perusahaan bertempat di ruangan Kasir Kas Umum Jalan
________________________ Pekanbaru.

Rekapitulasi hasil perhitungan pisik kas umum tersebut adalah:

A. Uang Kertas
Pecahan Banyaknya Jumlah (Rp)
100,000 104 10.400.000
50,000
20,000
10,000
5,000
1,000
Jumlah
B. Uang Logam
1,000
500
200
100
Jumlah
C. Surat Berharga
Total

( …………………………………………………………………………………………………………)

Uang sejumlah Rp ______________ (………………………………………………..rupiah)


tersebut telah dikembalikan dan diterima secara utuh oleh Sdr.______________ selaku kasir
kas umum perusahaan.

Kasir, Petugas Kantor Akuntan,

_____________ ____________________

Catatan:

60
Cash Opname terhadap Kas Kecil

Klien: Syarikah 3SA


BERITA ACARA CASH OPNAME
KAS KECIL
KKP No:BS-1.2.1

Pada hari ini ____________ tanggal ______________ mulai pukul ____s/d_____ telah
dilakukan perhitungan pisik kas (cash opname) umum milik Syarikah 3SA dihadapan Sdr.
______________selaku pengelola kas kecil perusahaan bertempat di ruangan Kasir Kas
Kecil Jalan _____________________ Pekanbaru.

Rekapitulasi hasil perhitungan pisik kas kecil tersebut adalah:

A. Uang Kertas
Pecahan Banyaknya Jumlah (Rp)
100,000
50,000
20,000
10,000
5,000
1,000
Jumlah Rp
B. Uang Logam
1,000
500
Jumlah Rp
Jumlah uang tunai Rp

Bukti Kas Keluar:


22 Des. 2015 Kertas
26 Des. 2015 Tinta
Kas Bon (Pinjaman)
28 Des. 2015 Karyawan
2 Jan. 2016 Retribusi Sampah
3 Jan. 2016 Iuran Keamanan Rp
Total Rp
Uang tunai sejumlah Rp ______________ (………………………………………………..rupiah)
dan bukti-bukti kas keluar tersebut telah dikembalikan dan diterima secara utuh oleh Sdr.
________________selaku kasir kas kecil perusahaan.

Kasir, Petugas Kantor Akuntan,

________________ ___________________
Catatan Audit:
Pengisian kembali dana kas kecil sampai dengan 31 Desember 2015 belum dilakukan
sehingga pengeluaran-pengeluaran dana kas kecil dari tanggal 21-31 Desember 2015
belum tercatat

61
Klien: Syarikah 3SA

Trace Back Saldo Kas Umum


Per 31 Desember 2015
KKP No: BS-1.1.4

Hasil Cash opname tanggal 5 Januari 2016 Rp


Ditambah:
Pengeluaran kas 1 – 4 Januari 2016 Rp __________
Rp
Dikurangi:
Penerimaan Kas 1 – 4 Januari 2016 Rp __________
Saldo Kas per 31 Desember 2015 Rp

Saldo menurut buku perusahaan Rp____________


Perbedaan : Lebih (Kurang)

Penyebab Perbedaan (hasil penelusuran):


_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_____

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat Oleh
Direview Oleh

Hasil penelusuran penyebab perbedaan berupa kelebihan pisik kas, ditemukan bukti
penerimaan kas dari penjualan tunai tanggal 30 Desember 2015 yang belum dicatat sebesar
Rp 2.693.400 dengan harga pokok penjualan Rp 1.885.300

62
Perhatian:

Jika terjadi perbedaan berupa kekurangan pisik kas yang tidak diketahui penyebabnya
harus didiskusikan dengan manajemen untuk mengetahui penyelesaiannya dan untuk
membuat jurnal koreksi yang diperlukan. Perbedaan yang tidak ditemukan bukti penyebabnya
ini apabila jumlahnya material dapat mempengaruhi opini yang akan diberikan terhadap
laporan keuangan karena ini mengindikasikan adanya penyelewengan terhadap kas.

Kas Kecil

Kebijakan perusahaan dalam pengisian kembali dana kas kecil dilakukan tanggal 20
setiap bulannya. Hal ini berarti pada tanggal neraca 31 Desember 2015 belum dilakukan
pengisian kembali dana kas kecil. Akibatnya, pengeluaran-pengeluaran dana kas kecil dari
tanggal 21 Desember 2014 sampai dengan 31 Desember 2015 belum dicatat karena dalam
sistem imperest fund system pengeluaran kas kecil akan dicatat pada saat pengisian kembali
dana kas kecil tanggal 20 Januari 2016. Untuk itu perlu dibuat jurnal penyesuaian untuk
mencatat pengeluaran-pengeluaran dana kas kecil dari tanggal 21 – 31 Desember 2014
dengan dua cara, yaitu:

1. Pada tanggal 31 Desember 2015 dibuat jurnal pengisian kembali dana kas kecil
dengan mengkreditkan semua pengeluaran langsung ke kas umum sehingga dana
kas kecil tetap jumlahnya dalam laporan keuangan
2. Pada tanggal 31 Desember 2015 dibuat jurnal untuk mencatat pengeluaran dengan
mengkredit langsung ke kas kecil. Akibatnya dana kas kecil yang disajikan di neraca
tidak tetap (berubah) dan jurnal ini memerlukan jurnal pembalik pada awal periode.

Dalam kasus ini diambil cara pertama, dimana jumlah pengeluaran kas kecil dari tanggal 21
– 31 Desember 2015 berjumlah Rp 1.440.000,-

Soal Diskusi:
1. Kenapa auditor harus sangat hati-hati dan teliti melakukan audit terhadap Akun
Kas dan bank ?
2. Apa tujuan yang ingin dicapai oleh auditor dalam cash opname ?
3. Kenapa cash opname harus dilakukan secara mendadak dan serentak ?
4. Kapan sebaiknya cash opname dilaksanakan: 1) sebelum proses pekerjaan
lapangan audit dilaksanakan, 2) saat proses pekerjaan lapangan sedang
dilaksanakan atau 3) saat selesainya proses pekerjaan lapangan audit
dilaksanakan. Berikan alasan logis pilihan anda
5. Kenapa dalam melakukan cash opname yang pertama dihitung adalah jumlah unit
dari setiap pecahaan uang yang ada ?
6. Dalam kondisi bagaimana dilakukan traceback dan trace forward ?

63
BAB7: AUDIT AKUN BANK

Akun Bank merupakan bagian dari kas sehingga kebanyakan perusahaan sering
menggabungkan akun bank ini dengan akun kas dengan nama Kas dan Bank. Namun dalam
pembahasan ini sengaja dipisah untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman.

Program Audit : BANK


Nama Klien : Syarikah 3SA
Tahun Audit : 2015

No. Prosedur Audit No. KKP Pelaksana Tanggal

1 Siapkan Skedul Utama (Top Schedule) Bank

2 Pindahkan saldo Bank pada KKP neraca ke


Skedul Utama Bank dan cocokkan saldo Buku
Besar Bank (jika cocok beri tick mark pada
skedul utama)

3 Hitung kembali saldo Bank di buku besar Bank

4 Minta Rekening Koran Bank bulan Desember


dan bandingkan saldonya dengan Saldo Buku
Besar Bank dan minta rekonsiliasi bank bulan
sebelumnya

5 Jika terdapat perbedaan, identifikasi faktor-


faktor penyebab perbedaan

6 Buat Rekonsiliasi Bank

7 Periksa inter Bank transfer 1 minggu sebelum


dan sesudah tanggal neraca, untuk
mengetahui adanya praktek kitting dengan
tujuan window dressing

8 Yakinkan bahwa semua rekening di Bank atas


nama perusahaan bukan perorangan

9 Periksa apakah saldo akun Bank telah


disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum

10 Buat catatan dan penyesuaian audit yang


diperlukan serta kesimpulan audit

64
Kertas Kerja Pemeriksaan Bank
Klien: Syarikah 3SA

Top Schedule: Bank


Per 31 Desember 2015
KKP No. BS-2
Uraian KKP Saldo Buku Koreksi Audit Saldo Peraudit
Ref. per 31 Des.'15 Debet Kredit 31 Des. 2015
Buku 78.633.200L

Catatan dan Koreksi Audit:

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat Oleh:
Direview Oleh :

65
Buku Bank
Rekening Giro: Bank Syariah Ummah

Tanggal Uraian Debet Kredit Saldo


Des 1 Pindahan 73.174.000
2015 1 Setoran Tunai 10.805.000 83.979.000
1 Cek 740 2.375.000 81.604.000
3 Setoran 8.541.700 90.145.700
Cek 741 4.951.500 85.194.200
Cek 742 5.019.000 80.175.200
8 Setoran 8.405.000 88.580.200
7 Cek 743 6.713.000 81.867.200
7 Cek 744 5.068.800 76.798.400
8 Cek 745 1.172.500 75.625.900
Cek 746 2.986.600 72.639.300
9 Cek 748 4.509.000 68.130.300
Cek 749 6.401.300 61.729.000
10 Setoran 8.966.100 70.695.100
Cek 750 2.767.700 67.927.400
Cek 751 2.993.700 64.933.700
11 Cek 752 3.370.100 61.563.600
13 Cek 753 3.809.500 57.754.100
15 Setoran 8.829.500 66.583.600
16 Cek 754 4.497.500 62.086.100
Cek 755 2.727.500 59.358.600
17 Setoran 16.067.400 75.426.000
Cek 756 1.139.500 74.286.500
Cek 757 4.079.500 70.207.000
22 Setoran 5.373.400 75.580.400
22 Cek 758 2.596.000 72.984.400
23 Cek 759 9.015.000 63.969.400
Cek 760 4.863.900 59.105.500
24 Setoran 9.427.100 68.532.600
30 Setoran 10.100.600 78.633.200

66
BANK SYARIAH UMMAH
REKENING KORAN
Bulan Desember 2015
Rekening : Syarikah 3SA
No. Rekening: 02.04.040304.17
Tanggal Uraian Debet Kredit Saldo
Des 1 Saldo Awal 74.472.000
2015 Setoran 6.902.500 81.374.500
Cek 731 1.621.500 79.753.000
Cek 738 2.514.000 77.239.000
2 Setoran 10.805.000 88.044.000
Cek 739 605.500 87.438.500
Cek 740 2.375.000 85.063.500
4 Setoran 8.541.700 93.605.200
Cek 741 4.951.500 88.653.700
Cek 742 5.019.000 83.634.700
9 Setoran 8.405.000 92.039.700
Cek 743 6.713.000 85.326.700
Cek 744 5.068.800 80.257.900
Cek 745 1.172.500 79.085.400
Cek 746 2.986.600 76.098.800
Cek 748 4.509.000 71.589.800
Cek 749 6.401.300 65.188.500
11 Setoran 8.966.100 74.154.600
Cek 750 2.767.700 71.386.900
Cek 751 2.993.700 68.393.200
16 Setoran 8.829.500 77.222.700
Cek 752 5.370.100 71.852.600
Cek 753 3.809.500 68.043.100
18 Setoran 16.067.400 84.110.500
Cek 754 4.497.500 79.613.000
Cek 756 1.139.500 78.473.500
23 Setoran 8.973.400 87.446.900
Cek 757 4.079.500 83.367.400
Cek 760 4.863.900 78.503.500
25 Setoran 9.427.100 87.930.600
Transfer PT.
26 Badam 10.000.000 97.930.600
Transfer PT.
27 Matahati 16.250.000 114.180.600
28 Not Sufficent Funds 2.919.000 111.261.600
29 Bagi Hasil 1.240.000 112.501.600
30 Beban Adm 344.000 112.157.600

67
Memo Bank:
Memo Kredit
- Transfer dari PT. Badam Rp 10.000.000
- Transfer dari PT. Mata Hati Rp 16.250.000
- Bagi hasil bulan Desember Rp 1.240.000
Memo Debet:
- Cek Bank BCA dari PT. Gurun Rp 2.919.000 tak cukup dana
- Beban Administrasi bank bulan Desember Rp 344.000

Syarikah 3SA
REKONSILIASI BANK
30-Nop-15

Saldo Menurut Laporan Bank 74.472.000


Setoran Dalam Perjalanan 6.902.500
81.374.500

Cek Yang Masih Beredar


No. 731 1.621.500
No. 736 3.459.500
No. 738 2.514.000
No. 739 605.500 8.200.500
Saldo yang Disesuaikan 73.174.000

Saldo Menurut Catatan Perusahaan 73.525.000


Beban Adm. Bank 351.000
Saldo yang Disesuaikan 73.174.000

68
Syarikah 3SA

Faktor-faktor Penyebab Perbedaan Saldo Buku Bank dengan Rekening Koran Bank
Per 31 Desember 2015
KKP No: BS-2.1

1. Setoran dalam perjalanan Rp ………………………………..

2. Salah mencatat setoran

3. Cek yang masih beredar:


Cek No. Rp……………………………..
Cek No. Rp……………………………..
Cek No. Rp……………………………..
Cek No. Rp……………………………..
Cek No. Rp……………………………..
Cek No. Rp……………………………..

4. Kesalahan mencatat Cek (oleh ……………………..)


Cek No. untuk PT. sebesar Rp dicatat Rp

________________________________________________________________________
._______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

.
Tanggal T. Tangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

Hasil penelusuran:
1. Cek tak cukup dana dari PT. Gurun merupakan cek untuk pembayaran atas penjualan secara
tunai
2. Cek no. 752 adalah cek pembayaran beban perbaikan dan Perawatan
3. Setoran salah catat merupakan setoran berbentuk cek tunai yang diterima dari CV. Banto atas
angsuran utangnya.

Susun Rekonsilasi Bank


Jika perusahaan sudah membuat Rekonsiliasi Bank maka periksa kembali apakah
sudah benar sesuai dengan temuan faktor-faktor penyebab perbedaan.

69
Syarikah 3SA
Rekonsiliasi Bank
Bulan Desember 2015
KKP No: BS-2.2

Saldo menurut rekening Koran Bank Rp…………………


Ditambah:

Dikurangi:

Saldo yang diperbaiki Rp


………………...

Saldo menurut Buku Rp


………………...
Ditambah:

Dikurangi:

Saldo yang diperbaiki Rp


………………...
L To BS-2
Tanggal Tanda Tangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh :

70
Soal Diskusi:
1. Kenapa bisa terjadi perbedaan saldo antara catatan (buku) perusahaan dengan saldo
rekening koran Bank (Catatan Bank)
2. Kitting merupakan salah satu bentuk kecurangan yang paling sering dilakukan
berkaitan dengan Akun bank:
• Dalam kondisi perusahaan bagaimana kitting tersebut bisa dilakukan ?
• Bagaimana proses kitting tersebut dan bagaimana prosedur audit untuk
menemukannya ?
3. Apa tujuan disusunnya rekonsiliasi Bank ?

71
BAB8: AUDIT PIUTANG USAHA DAN PENJUALAN

Standar Akuntansi Keuangan membedakan piutang berdasarkan sumbernya menjadi


piutang usaha (dagang) dan piutang lain-lain. Piutang Usaha merupakan piutang yang timbul
dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Sedangkan piutang lain-lain timbul dari kegiatan
diluar kegiatan normal perusahaan, contoh piutang karyawan, piutang bunga dan lain-lain.
Piutang kepada pemegang saham dan piutang pada perusahaan afiliasi harus dilaporkan
secara terpisah dengan perkiraan piutang karena sifatnya yang berbeda.

Piutang Usaha dan piutang lain-lain yang diharapkan dapat ditagih dalam jangka
waktu satu tahun atau kurang disajikan sebagai aktiva lancar. Piutang disajikan di Neraca
sebesar jumlah brutonya dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih.
Penyajiannya adalah jumlah Piutang dikurangi penyisihan piutang tak tertagih.

Oleh karena piutang usaha bersal dari penjualan secara kredit maka audit piutang
usaha harus dilakukan bersamaan dengan audit penjualan, sebab transaksi-transaksi dan
pencatatan penjualan kredit akan langsung mempengaruhi piutang usaha

Tujuan Audit Piutang Usaha


Untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa:
1. Piutang yang disajikan merupakan tagihan yang sah dan merupakan milik perusahaan
2. Semua piutang sudah dicatat dengan lengkap dan tepat dalam pisah batas
3. Penyisihan piutang tak tertagih telah dinilai dengan cukup memadai
4. Piutang yang dijaminkan telah diungkapkan dalam laporan keuangan
5. Piutang telah diklasifikasikan dengan tepat

Tujuan Audit Penjualan


Untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa:
1. Hasil penjualan yang dicatat merupakan milik sah perusahaan
2. Semua hasil penjualan telah dicatat dengan akurat, lengkap dan dengan pisah batas
yang tepat
3. Hasil penjualan telah diklasifikasikan dengan tepat
4. Metode pengakuan penjualan telah sesuai dengan jenis kegiatan perusahaan dan
prinsip akuntansi yang tepat
5. Hal-hal yang perlu telah diungkapkan dengan jelas dalam laporan keuangan dan
catatan atas laporan keuangan.

Kasus Syarikah 3SA

1. Perusahaan menggunakan sistem pencatatan persediaan perpetual


2. Pendapatan diakui saat penjualan
3. Syarat penyerahan barang berdasarkan FOB Shipping Point

72
PROGRAM AUDIT : PENJUALAN
Nama Klien : Syarikah 3 SA
Tahun Audit : 2015
No. Prosedur Audit No. Pelaksana Tanggal
KKP
1 Siapkan Skedul Utama penjualan

2 Pindahkan saldo penjualan pada KKP Rugi Laba ke


Skedul Utama penjualan dan cocokkan dengan buku
besar penjualan

3 Minta buku penjualan dan cocokkan dengan buku besar


penjualan

4 Bandingkan jumlah penjualan tahun ini dengan tahun lalu


dan:
a. Cermati jumlah penjualan yang tidak
lazim pada buku penjualan
b. Lakukan perhitungan kembali penjualan
pada buku penjualan

5 Lakukan pengujian transaksi penjualan dan


pencatatannya dengan memeriksa (tracing dan
vouching):
a. Kelengkapan bukti-bukti pendukung (faktur, DO,
Surat jalan dan lain-lain)
b. Otorisasi dari pejabat berwenang
c. Akurasi perhitungan matematisnya
d. Pencatatan ke Buku Penjualan, Kartu Piutang,
dan ke Buku Besar
6
Periksa apakah pengakuan pendapatan yang digunakan
telah sesuai dengan Prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

7 Pelajari kebijakan pemberian kredit, syarat dan waktu


pembayarannya.

8 Periksa secara sampel harga pada faktur dengan daftar


harga, perkaliannya, penjumlahan, potongan serta
syarat-syarat penjualannya

9 Lakukan Uji Cut-off dengan memeriksa transaksi-


transaksi penjualan ke jurnal dan buku besar seminggu
sebelum tanggal neraca dan seminggu setelah tanggal
neraca.
10
Buat catatan, koreksi audit yang diperlukan dan buat
kesimpulan audit.
Tanggal T. Tangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

73
Kertas Kerja Pemeriksaan Penjualan:

Klien: Syarikah 3 SA
Top Schedule: Penjualan
Per 31 Desember 2015
KKP No.PL-1
Uraian KKP Saldo Buku Koreksi Audit Saldo Peraudit
Ref. per 31 Des.'15 Debet Kredit 31 Des. 2015
Buku

Catatan dan Koreksi Audit:

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat Oleh:
Direview Oleh :

Tes Transaksi Penjualan


Tes transaksi penjualan dilakukan dengan mengambil sampel faktur penjualan dan
bukti pendukungnya setiap bulan secara acak. Besar kecilnya sampel tergantung pada kuat
lemahnya sistem pengendalian intern penjualan. Selanjutnya faktur yang terpilih sebagai
sampel diteliti dan ditracing sampai dengan pencatatannya ke buku besar penjualan dan
piutang. Kertas kerja pada halaman berikutnya.

74
Klien: Syarikah 3SA
Kertas Kerja Test Transaksi Penjualan dan Pencatatan Piutang

KKP No.
: PL-1.1
No. Faktur Surat Langganan Jumlah Bukti Otorisasi Footing Periksa Pencatatan ke Catatan
No./Tgl Jalan (Rp) Pendukung Buku Kartu Buku
Penjualan Piutang Besar
1 004/3-01-15 004/SJ CV. Banto 12.000.000 v v v v v v
2 012/10-01-15 012/SJ PT. Mansiro 15.000.000 v v v v v v
3 022/24-01-15 022/SJ PT. Badam 10.000.000 v v v v v v
….
…..
…..
…..
16 123/03-06-15 123/SJ CV. Tarok 11.760.000 v v v v v v
….




63 v

Catatan Audit:

Direview
Dibuat Oleh: Oleh
Tanggal : Tanggal

75
Uji cut-off penjualan

Uji cut-off penjualan ini sangat penting untuk meyakinkan bahwa penjualan sudah
diakui (dicatat) pada periode terjadinya dan tidak adanya pergeseran pengakuan penjualan.
Pemeriksaan dilakukan dengan mentracing transaksi –transaksi penjualan yang terjadi dan
yang dicatat selama seminggu terakhir bulan Desember dan seminggu pertama bulan
Januari tahun berikutnya.

Hasil pemeriksaan (temuan audit) yang dilakukan terhadap Syarikah 3SA berikut:
Penjualan kepada pada tanggal 30 Desember 2015 CV. Barokah sebesar Rp
15.400.000 dengan Harga Pokok Rp 11.445.000, Barang dikirim tanggal 31
Desember 2015. Penjualan dicatat perusahaan tanggal 2 Januari 2016

Klien: Syarikah 3SA


Kertas Kerja Cut-off
Penjualan
Per 31 Des. 2015

KKP No: PL-1.2


Faktur Surat Jalan Langganan Jumlah Tanggal
No. Tgl No. Tgl. Pencatatan
245 23/12-15 245/SJ 24/12-15 PT. Berkat Yakin 16.980.000 Vo 24/12-15
246 26/12-15 246/SJ 26/12-15 PT. Mulia Jaya 14.676.000 Vo 26/12-15
247 30/12-15 247/SJ 31/12-15 CV. Barokah 15.400.000 Vo 2/01-16

001 03/01-16 001/SJ 03/01-16 PT. Gema 12.000.000 Vo 06/01-16


002 05/01-16 002/SJ 06/01-16 CV. Kiwi 8.600.000 Vo 06/01-16
003 07/01-16 003/SJ 07/01-16 UD. Bersama 6.000.000 Vo 07/01-16

Catatan Audit:

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap transaksi penjualan seminggu sebelum dan


seminggu sesudah tanggal neraca, ditemukan adanya kekeliruan yang dilakukan perusahaan
yaitu:

Penjualan kepada CV. Barokah sebesar Rp 15.400.000 dengan Harga pokok Rp 11.445.000,
barang dikirim tanggal 31 Desember 2015 dicatat tanggal 2 januari 2016

Tanggal T. Tangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

76
PROGRAM AUDIT : PIUTANG USAHA
Nama Klien : Syarikah 3SA
Tahun Audit : 2015
No. Prosedur Audit No. Pelaksana Tanggal
KKP

1 Siapkan Skedul Utama dan Skedul Pendukung BS-3


(kalau diperlukan) untuk Piutang Usaha

2 Minta daftar piutang usaha yang terdiri dari nama


langganan, alamat , nomor faktur, tanggal faktur

3 Pindahkan saldo Piutang Usaha dengan


rinciannya pada KKP Neraca ke Skedul Utama
Piutang Usaha dan cocokkan total jumlahnya
dengan buku besar Piutang Usaha

4 Bandingkan jumlah piutang masing-masing


langganan pada daftar piutang dengan saldo buku
pembantu piutangnya

5 Periksa kebenaran perhitungan matematisnya

6 Lakukan konfirmasi piutang: tentukan dan tuliskan


dasar pemilihan dan jumlah pelanggan yang akan
dikirimi konfirmasi
a. Tentukan dasar yang akan digunakan
untuk memilih konfirmasi yang dipilih,
apakah konfirmasi poistif atau negatif
b. Buat daftar konfirmasi dan jawaban
konfirmasi
c. Jawaban konfirmasi yang berbeda harus
diberitahukan kepada manajemen untuk
ditindak lanjuti dan mencari penyebab
perbedaannya.
d. Lakukan subsequent receipt test terhadap
pembayaran piutang setelah tanggal
neraca.
7 Buat catatan dan koreksi audit yang diperlukan
berkaitan dengan piutang usaha

8 Siapkan Skedul Utama Penyisihan Piutang ragu-


Ragu

9 Pindahkan saldo Penyisihan Piutang Ragu-ragu


pada KKP Neraca ke Skedul Utama Penyisihan
Piutang ragu-Ragu dan cocokkan dengan saldo
buku besar

Periksa metode penentuan penyisihan piutang


10 ragu-ragu dan periksa apakah jumlah penyisihan
piutang ragu-ragu sudah cukup dengan melakukan
perhitungan terhadap pembentukan penyisihan
piutang ragu-ragu.

77
No. Prosedur Audit No. Pelaksana Tanggal
KKP

Periksa apakah penyajian piutang di Neraca sudah


11 sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

Buat catatan, koreksi audit yang diperlukan dan


12 buat kesimpulan audit.

Tanggal T. Tangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

Kasus Syarikah 3SA

Syarikah 3SA
DAFTAR PIUTANG USAHA
Per 31 Desember 2015

No. Langganan Jumlah Tgl.Transaksi


1 PT. Arumba 8.775.000 12 Sep. 2013
2 PT. Mansiro 6.337.000 08-Mar-14
3 CV. Banto 15.786.000 06-Apr-15
4 PT. Labu 27.988.000 16-Mei-15
5 CV. Tarok 9.675.000 03-Juli-15
6 Toko Surket 5.667.000 22-Agust-15
7 PT. Badam 22.450.000 6 Okt. 2015
8 PT. Matahati 21.760.000 12 Okt. 2015
9 PT. Berkat Yaqin 16.980.000 24 Des. 2015
10 PT. Mulia Jaya 14.676.000 26 Des. 2015
Jumlah 150.094.000
Syarat pembayaran Piutang ditetapkan perusahaan n/30.
Kebijakan pembentukan penyisihan piutang ragu-ragu:
Belum Jatuh Tempo 0,5%
Lewat Jatuh Tempo:
1 – 30 hari 2%
31 - 60 hari 4%
61 – 120 hari 8%
121 – 180 hari 12 %
181 – 360 hari 20 %
> 360 hari 40 %

78
Syarikah 3SA
DAFTAR PEMBAYARAN PIUTANG SETELAH TANGGAL NERACA
Per 31 Desember 2015

Pembayaran
Jumlah Piutang Tanggal
No. Langganan setelah Tanggal
Usaha Pembayaran
Neraca
1 PT. Arumba 8.775.000 4.000.000 06-Jan-16
2 PT. Mansiro 6.337.000
3 CV. Banto 15.786.000 12.186.000 16 Jan. 2016
4 PT. Labu 27.988.000 25.000.000 10 Jan. 2016
5 CV. Tarok 9.675.000 9.675.000 4 Jan. 2016
6 Toko Surket 5.667.000
7 PT. Badam 22.450.000
8 PT. Matahati 21.760.000
9 PT. Berkat Yaqin 16.980.000
10 PT. Mulia Jaya 14.676.000
Jumlah 150.094.000

79
Kertas Kerja Pemeriksaan Piutang Usaha

Klien: Syarikah 3SA


Top Schedule: Piutang Usaha
Per 31 Desember 2015
KKP No.BS-3
Uraian KKP Saldo Buku Koreksi Audit Saldo Peraudit
Ref. per 31 Des.'15 Debet Kredit 31 Des. 2015
PT. Arumba
PT. Mansiro
CV. Banto
PT. Labu
CV. Tarok
Toko Surket
PT. Badam
PT. Matahati
PT. Berkat Yaqin
PT. Mulia Jaya

^
Catatan dan Koreksi Audit:

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat Oleh:
Direview Oleh :

80
Konfirmasi Piutang (Prosedur Wajib)

Pada prinsipnya konfirmasi piutang merupakan permintaan penegasan dari pelanggan


klien tentang kecocokan jumlah piutang yang dicatat oleh klien dengan yang dicatat oleh
pelanggannya.

Terdapat dua teknik konfirmasi yang dapat digunakan auditor:

1. Konfirmasi positif
Konfirmasi yang meminta jawaban penegasan kepada debitur (pelanggan), baik
terdapat kecocokan mapun terjadi perbedaan antara saldo menurut catatan akuntansi
debitur dengan saldo yang tercantum dalam surat konfirmasi.
Konfirmasi positif digunakan dalam kondisi: 1) saldo piutang klien kepada debitur
secara individual berjumlah besar (material menurut judgement auditor) , 2) auditor
menduga adanya sangketa antara klien dengan debiturnya mengenai jumlah piutang
atau terdapat ketidaktelitian dalam pencatatan piutang.

2. Konfirmasi negatif
Jawaban dari debitur tidak terlalu diharapkan, kecuali dalam hal terdapat
ketidaksesuaian saldo menurut surat konfirmasi dengan saldo menurut catatan
debitur.
Konfirmasi negatif digunakan dalam kondisi: 1) pengendalian intern terhadap piutang
dinilai baik, 2) jumlah debitur klien banyak dengan saldo piutang berjumlah kecil-kecil
(kurang material menurut judgement auditor).

Teknik konfirmasi yang akan digunakan sangat tergantung pada pertimbangan


(judgement) auditor. Debitur-debitur (langganan) yang akan dikirimi konfirmasi positif dan
negatif ditetapkan oleh Auditor dan surat konfirmasi juga disiapkan oleh Auditor. Selanjutnya
auditor meminta klien mengirimkan surat konfirmasi tersebut kepada debiturnya. Sedangkan
surat jawaban konfirmasi langsung dikirimkan kepada Auditor tanpa melalui klien.Data
langganan yang akan dikirimi konfirmasi piutang usaha adalah daftar piutang klien yang
dibuat oleh klien:

Contoh Surat Konfirmasi:

Tidak ada aturan baku atau standar bunyi surat konfirmasi. Setiap Kantor Akuntan
dapat membuat gaya dan tatakalimatnya sendiri. Yang paling penting isinya meminta
penegasan kepada pelanggan tentang saldo piutang usaha menurut catatan klien dengan
catatan yang ada pada pelanggannya.

81
Surat Konfirmasi Positif

Syarikah 3SA

BUKAN SURAT TAGIHAN PEMBAYARAN

No. Konfirmasi: 001/KP/2016

Kepada Yth:

Di
________________

Dengan hormat,
Berhubung laporan keuangan kami untuk periode yang berakhir 31 Dsember 2015 sedang di
Audit oleh KAP” Abrar & Rekan”, maka kami mohon kepada Saudara untuk mencocokkan
saldo piutang kami dengan saldo menurut catatan Saudara.

Catatan kami per 31 Dsember 2015 menunjukkan saldo piutang kami kepada Saudara
berjumlah Rp ………………….. Kami mohon untuk mengisi dan mengembalikan lembar
jawaban yang telah disediakan kepada KAP” Abrar & Rekan “ dengan amplop surat terlampir.

Atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih

Pekanbaru, ……………………
Hormat kami,

(_________________________)

Jangan mengrimkan uang tunai kepada Kantor Akuntan kami


……………………………………………………………………………………………potong disini

JAWABAN KONFIRMASI
No.001/KP/2005
Kepada
KAP” Abrar & Rekan”

Saldo hutang kami kepada Syarikah 3SA per 31 Desember 2015 sebesar Rp ………………….
Adalah cocok/ tidak cocok dengan catatan kami. Menurut catatan kami saldo hutang kami
adalah Rp ………………….. Perbedaan ini disebabkan oleh
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………….……………………………………………………………..
……………………, …………………….

(____________________)
Tanda tangan
Contoh Surat Konfirmasi Negatif

82
Syarikah 3SA

BUKAN SURAT TAGIHAN PEMBAYARAN


No. Konfirmasi:

Kepada Yth:

Di
_______________

Berhubung laporan keuangan kami untuk periode yang berakhir 31 Dsember 2015 sedang di
Audit oleh KAP” Abrar & Rekan”, maka kami mohon kepada Saudara untuk mencocokkan
saldo piutang kami dengan saldo menurut catatan Saudara.

Catatan kami per 31 Dsember 2015 menunjukkan saldo piutang kami kepada Saudara
berjumlah Rp …………………..Apabila terdapat perbedaan mohon dijelaskan dengan
mengrimkan surat langsung ke KAP” Abrar & Rekan “ Jalan Ramalah No.38 Pekanbaru

Atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih

Pekanbaru, ……………………
Hormat kami,

(_________________________)

Catatan:
Jangan mengrimkan uang tunai kepada Kantor Akuntan kami

Kasus Syarikah 3SA

Auditor menetapkan PT. Mansiro dan Toko Surket dikirimi konfirmasi negative
sedangkan debitur yang lainnya konfirmasi positif

Jawaban yang diberikan debitur atas konfirmasi positif adalah:

1. PT. Badam menjawab jumlah hutangnya Rp 12.450.000 karena sudah mentransfer


lewat Bank tanggal 26 Des. 2015 Rp 10.000.000

2. PT. Matahati menjawab jumlah hutangnya Rp 5.510.000 karena sudah mentransfer


lewat Bank tanggal 27 Des. 2015 Rp 16.250.000

3. CV. Tarok tidak menjawab

4. CV. Banto menjawab, jumlah hutangnya hanya sebesar Rp 12.186.000 karena sudah
membayar pakai cek tanggal 22 Des. 2015 sebesar Rp 8.973.400

5. Debitur yang lain menjawab jumlahnya cocok


Jawaban yang diberikan debitur atas konfirmasi negatif adalah:
1. PT. Mansiro menjawab sudah tutup karena Bankrut dengan melampirkan surat
keputusan Pengadilan
2. Toko Surket tidak menjawab yang berarti cocok

83
Untuk jawaban yang menyatakan adanya tidak cocok atau ada perbedaan, harus
ditelusuri lebih lanjut untuk mencari kesesuaian alasan perbedaan yang diberikan oleh debitur
dengan catatan perusahaan.

Hasil penelusuran penyebab perbedaan:


1. Transfer PT. Badam dan PT. Matahati seuai dengan rekening koran bulan Desember
2015,
2. Piutang Usaha kepada CV. Tarok sama dengan jumlah yang dibayar pada bulan
Januari 2016

Kertas Kerja Konfirmasi:


Klien: Syarikah 3SA
DAFTAR KONFIRMASI POSITIF

KKP No.
Pembayaran
No. Pelanggan Alamat Jumlah Setelah Keterangan
Jawaban Tanggal
Per Klien Konfirmasi Perbedaan Neraca
1 PT. Arumba 8.775.000
2
3
4
5
6
7

Jumlah
…. Lbr (100
Total Piutang Usaha Rp 100% Juml. Konfirmasi dikirim %)
Dikirimi Konfirmasi …..lbr (….
Positif Rp …% Juml. Jawaban %)
…..lbr (….
Juml. Perbedaan Rp …% Tidak Dijawab %)
Tanggal T.Tangan
Dibuat Oleh:
Direview oleh

84
Klien: Syarikah 3SA
DAFTAR KONFIRMASI NEGATIF

KKP No.
Pembayaran
No. Pelanggan Alamat Jumlah Setelah Keterangan
Jawaban Tanggal
Per Klien Konfirmasi Perbedaan Neraca
1 PT. Mansiro 6.337.000
2
3
4
5
6
7

Jumlah
…. Lbr (100
Total Piutang Usaha Rp 100% Juml. Konfirmasi dikirim %)
Dikirimi Konfirmasi …..lbr (….
Negatif Rp …% Juml. Jawaban %)
…..lbr (….
Juml. Perbedaan Rp …% Tidak Dijawab %)
Tanggal T.Tangan
Dibuat Oleh:
Direview oleh

85
Kertas Kerja Pemeriksaan Penyisihan Piutang Ragu-Ragu

Klien: Syarikah 3SA


Top Schedule: Penyisihan Piutang Ragu-Ragu
Per 31 Desember 2015
KKP No.BS-4
Uraian KKP Saldo Buku Koreksi Audit Saldo Peraudit
Ref. per 31 Des.'15 Debet Kredit 31 Des. 2015
Buku

Catatan dan Koreksi Audit:

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat Oleh:
Direview Oleh :

86
Klien: PT. Syariqah
Skedul Analisis Umur Piutang
Per 31 Desember 2015
KKP No.BS-
Langganan Jumlah Tgl. Transaksi Belum Jatuh Lewat Jatuh Tempo (Hari)
Tempo 1 -- 30 31 - 60 61 - 120 121- 180 181 - 360 > 360
PT. Arumba 8.775.000 12/09/2013
CV. Banto 12.186.000 06/04/2015
PT. Labu 27.988.000 16/05/2015
CV. Tarok 9.675.000 03/07/2015
Toko Surket 5.667.000 22/08/2015
PT. Badam 12.450.000 06/10/2015
PT. Matahati 5.510.000 12/10/2015
PT. Berkat Yaqin 16.980.000 24/12/2015
PT. Mulia Jaya 14.676.000 26/12/2015
PT. Gurun 2.919.000 02/12/2015
CV. Barokah 15.400.000 31/12/2015
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0
% Penyisihan 0,5% 2% 4% 8% 12% 20% 40%
Penyisihan Piutang Ragu 0 0 0 0 0 0 0
Total Penyisihan Piutang ragu-ragu yang harus disajikan di Neraca

Catatan Audit:
Penyisihan Piutang Ragu-ragu di Neraca 0
Saldo Buku 12.007.520
Dikurangi:
Penghapusan Piutang kepada PT Mansiro
Penyisihan harus ditambah 0
To BS-

87
Soal Diskusi:

1. Apa yang harus diantisipasi oleh auditor ketika mengaudit Penjualan, kenapa ?
2. Prosedur apa yang paling penting ketika mengaudit Penjualan, kenapa ?
3. Apa yang harus diantisipasi oleh auditor ketika mengaudit Piutang Usaha
4. Apa tujuan dari Konfirmasi Piutang Usaha per tanggal Neraca
5. Jelaskan kenapa untuk piutang prosedur wajibnya bukan Account Receivable
Opname
6. Uraikan teknis anda melakukan konfimasi Piutang usaha secara ringkas tapi lengkap
7. Prosedur audit apa yang anda gunakan untuk menemukan Piutang Usaha yang
sengaja tidak dicatat pada tanggal neraca ?

88
BAB9: AUDIT PERSEDIAAN
Persediaan merupakan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang dimaksudkan untuk
dijual dalam kegiatan normal perusahaan, baik secara langsung maupun melalui proses
produksi terlebih dahulu. Yang termasuk kategori persediaan:
1. Persediaan barang dagang
2. Bahan untuk proses produksi
3. Barang Dalam Proses produksi
4. Barang Jadi

Harga perolehan (Cost) persediaan meliputi semua pengorbanan sumber daya untuk
memperoleh persediaan sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap
dijual atau dipakai. Untuk persediaan barang dagang harga perolehan dapat meliputi harga
beli, biaya angkut, biaya bongkar muat, biaya asuransi pengangkutan dan lain-lain.

Persediaan dapat dicatat dengan menggunakan sistem perpetual atau sistem


pisikal/periodikal. Persediaan diukur berdasarkan harga perolehan atau dalam kondisi tertentu
dinilai berdasarkan harga yang terendah antara harga perolehan dengan harga pasar.
Sedangkan metode penilaian persediaan menurut SAK terdiri dari metode FIFO, Rata-rata
tertimbang dan metode LIFO.

Karakteristik khusus persediaan:

1. Merupakan aktiva lancar yang jumlahnya besar pada perusahaan dagang dan
manufaktur
2. Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi jika
terjadi kesalahan dalam menetapkan nilai persediaan akhir dan kesalahan tersebut
akan terbawa ke periode berikutnya.

Persediaan mendapat perhatian khusus dari auditor karena karakteristik khusus dari
persediaan tersebut sehingga sangat berpengaruh terhadap opini yang akan diberikan
auditor.

Tujuan audit persediaan:


Untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa:
1. Persediaan yang dicantumkan di Neraca betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan
pada tanggal neraca
2. Persediaan telah dinilai sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
3. Pos-pos persediaan telah diklasifikasikan dengan tepat
4. Semua persediaan telah dicatat dengan pisah batas (cut-off) pembelian dan penjualan
yang tepat pada akhir periode
5. Barang-barang kedaluwarsa sudah dibuatkan allowance yang cukup.
6. Semua persediaan yang dijaminkan telah diungkapkan dengan lengkap dalam catatan
atas laporan keuangan dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

89
Program Audit untuk Persediaan
Persediaan tidak dapat dipisahkan dengan dengan transaksi pembelian (bahan atau
barang dagang) karena persediaan merupakan sisa pembelian yang belum dipakai atau
terjual. Oleh karena itu, audit terhadap persediaan dapat digabungkan dengan audit
pembelian bahan atau barang dagangan.

PROGRAM AUDIT : PERSEDIAAN BARANG DAGANG

Nama Klien : Syarikah 3SA


Tahun Audit : 2015
No. Prosedur Audit No. Pelaksana Tanggal
KKP
1 Siapkan Skedul Utama dan Skedul Pendukung (kalau
diperlukan) untuk Persediaan

2 Pindahkan saldo Persediaan pada KKP Neraca ke Skedul


Utama Persediaan dan cocokkan dengan buku besar
Persediaan

3 Minta daftar persediaan dan bandingkan jumlahnya dengan


saldo Persediaan di Buku Besar

4 Bandingkan saldo persediaan pada kartu persediaan dengan


daftar persediaan

5 Lakukan pengujian transaksi pembelian dan pencatatannya


dengan memeriksa (vouching):
a. Kelengkapan bukti-bukti pendukung (faktur
pembelian, Purchase Order, Surat Penerimaan
barang, Surat jalan dan lain-lain)
b. Otorisasi dari pejabat berwenang
c. Akurasi perhitungan matematisnya
d. Pencatatan ke Buku Persediaan, buku Hutang,
Kartu Hutang dan Kartu Persediaan
Pengujian dilakukan dengan mengambil beberapa sampel
dari Bukti-Bukti transaksi pembelian setiap bulannya .

6 Periksa secara sampel harga pada faktur dengan daftar


harga dari supplier, potongan serta syarat-syarat
pembeliannya

7 Periksa ketepatan penentuan harga perolehan persediaan


dengan memeriksa faktur pembelian yang sudah dibayar,
biaya-biaya lain yang dibebankan oleh supplier seperti biaya
angkut.

8 Lakukan Uji Cut-off dengan memeriksa transaksi pembelian


dan penjualan ke jurnal dan buku besarnya seminggu
sebelum tanggal neraca dan seminggu setelah tanggal
neraca.

9 Lakukan perhitungan (pengamatan perhitungan) pisik


persediaan (Stock Opname)

10 Buat berita Acara Stock Opname dan minta persetujuan dari


pejabat perusahaan yang berwenang

11

90
No. Prosedur Audit No. Pelaksana Tanggal
KKP
Lakukan trace forward ke tanggal neraca jika stock opname
dilakukan sebelum tanggal neraca atau trace back ke tanggal
neraca jika stock opname dilakukan setelah tanggal neraca
12
Lakukan konfirmasi persediaan jika ada persediaan berada
pada lokasi diluar perusahaan (misalnya ada barang yang
dititipkan kepada pihak lain)
13
Periksa metode penilaian persediaan yang digunakan,
apakah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum dan diterapkan secara konsisten
14
Lakukan Rekalkulasi nilai persediaan
15
Periksa apakah persediaan dijaminkan kepada kreditur dan
apakah telah diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan
16
Periksa apakah persedian sudah disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan
penjelasan yang cukup
17
Buat catatan, koreksi audit yang diperlukan dan buat
kesimpulan audit.
Tanggal T. Tangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

Kasus: Persediaan Syarikah 3SA

Syarikah 3SA
Daftar Persediaan
Per 31 Desember 2015
Jenis Persediaan Unit Harga Pokok Jumlah
Barang HT 9,320 12,730 118.643.600
Barang QF 6,436 8,450 54,384,200
Barang DK 7,758 6,875 53.336.250
Total Persediaan 226.364.050

Kebijakan Akuntansi Persediaan:


1. Sistem Pencatatan Persediaan: Sistem Perpetual
Setiap jenis persediaan memiliki kartu persediaan yang dikendalikan oleh Buku Besar
Persediaan
2. Metode Penilaian persediaan: Rata-Rata Bergerak (Moving Average)
3. Harga perolehan (pokok) persediaan ditetapkan berdasarkan harga beli ditambah
dengan biaya angkut dan biaya lainnya yang berkaitan dengan perolehan persediaan

91
Kertas Kerja Pemeriksaan Persediaan

Klien: Syarikah 3SA


Top Schedule: Persediaan
Per 31 Desember 2015
KKP No.BS-5
Uraian KKP Saldo Buku Koreksi Audit Saldo Peraudit
Ref. per 31 Des.'15 Debet Kredit 31 Des. 2015
Buku

Catatan dan Koreksi Audit:

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat Oleh:
Direview Oleh :

92
Tes Transaksi Pembelian dan Persediaan

Tes transaksi pembelian dilakukan dengan mengambil sampel order pembelian dan
faktur pembelian setiap bulannya secara acak. Besar kecilnya sampel tergantung pada kuat
lemahnya sistem pengendalian intern pembelian perusahaan. Selanjutnya order pembelian
dan faktur pembelian yang terpilih sebagai sampel diteliti dan ditracing sampai dengan
pencatatannya ke buku besar persediaan (pembelian) dan utang dagang.

Klien: Syarikah 3SA


Test Transaksi Pembelian dan Persediaan
Periode 2015
KKP No: BS-5.1
Order
Tanggal Pembelian Supplier Jumlah A B C D E
No. (Rp)

Keterangan:
A : Kelengkapan Supporting
Document
B : Kebenaran perhitungan
Matematis
C : Otorisasi
D: Posting ke Kartu Stock
E : Kebenaran posting ke Buku Besar Persediaan
dan Hutang, serta ke Buku Pembantu Hutang
Pengambilan Sampel:
Sampel diambil dari bukti order pembelian dengan ketentuan
…………

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat
Direview

93
Test Cut-Off Pembelian dan Persediaan

Pemeriksaan cut-off pembelian ini sangat penting untuk meyakinkan bahwa pembelian
sudah diakui (dicatat) pada periode terjadinya dan tidak adanya pergeseran pengakuan
pembelian. Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan tracing terhadap transaksi –transaksi
pembelian yang terjadi dan yang dicatat selama seminggu terakhir bulan Desember dan
seminggu pertama bulan Januari tahun berikutnya.

Temuan Audit:
Barang HT yang dibeli dari PT. Ceria sebanyak 1.200 unit @ Rp 13.275 telah dikirim
tanggal 30 Desember 2015 tetapi belum diterima sampai dengan 31 Desember 2014.
Syarat Penyerahan Barang FOB. Shipping Point. Biaya Angkut Rp 1.350.000,-Dicacat
perusahaan tanggal 2 Januari 2016

Klien: Syarikah 3SA


Kertas Kerja Cut-Off Pembelian
Per 31 Desember 2015
KKP No: BS-5.2
Order Pembelian Faktur Syarat Supplier Jumlah Tanggal
No. Tgl No. Tgl. Penyerahan Pencatatan
023 26/12-15 FJ/0178 27/12-15 FOB-SP PT. Megah 14.200.000 28/12-15
024 28/12-15 P/1102 29/12-15 FOB-SP PT. Oriental 8.756.000 30/12-15
025 28/12-15 SF/233 30/12-15 FOB-SP PT. Ceria 17.280.000 02/01-16

Catatan Audit:

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap transaksi pembelian seminggu sebelum dan


seminggu sesudah tanggal neraca, ditemukan pembelian kepada PT. Ceria denagn harga
pokok Rp 17.280.000 dengan syarat FOB-Shipping Point yang dikirim tanggal 30 Desember
2015 dicatat tanggal 2 Januari 2016 saat barang diterima, seharusnya dicatat saat barang
dikirim tanggal 30 Desember 2015.

Tanggal T. Tangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

94
Stock Opname (Inventory Taking)
Stock opname merupakan prosedur audit yang wajib untuk persediaan, karena hanya
dengan melakukan stock opname dapat diperoleh keyakinan yang memadai terhadap
keberadaan pisik persediaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan auditor dalam pelaksanaan
stock opname ini adalah:
1. Pelajari instruksi perhitungan persediaan yang dibuat perusahaan dan nilai
kelayakannya
2. Minta Daftar persediaan mencakup nama barang, lokasi, kuantitas dan harga pokok
pertanggal stock opname dimulai
3. Periksa ketelitian pelaksanaan prosedur cut-off persediaan untuk penerimaan dan
pengiriman barang dengan mencatat nomor terakhir laporan penerimaan barang,
surat jalan dan faktur penjualan
4. Pisahkan barang konsinyasi dan barang yang sudah dipesan tetapi belum dikirim
kepada pembeli
5. Awasi semua kegiatan perhitungan pisik persediaan di seluruh Gudang.
6. Waspadai penumpukan barang dan kemungkinan adanya lubang dalam tumpukan
7. Waspadai barang-barang yang rusak, usang atau kedalu warsa dan barang-barang
yang bukan merupakan persediaan
8. Bandingkan hasil perhitungan barang dengan kartu gudang dan kartu persediaan yang
ada pada bagian akuntansi.
9. Perhitungan pisik perhitungan dilakukan oleh karyawan gudang, diawasi oleh Auditor
dan kepala Gudang.

Hasil Stock Opname:


Stock Opname dilakukan tanggal 7 Januari 2016 jam 8.00 – 17.00 didampingi
kepala Gudang. Hasil Stock Opname:
Barang HT 8.400 unit
Barang QF 5.566 unit, 214 unit diantaranya rusak dan sudah tak bisa dijual
Barang DK 8.098 unit
Belum dilakukan pembelian barang sampai dengan tanggal 6 Januari 2016
Penjualan dari tanggal 1 – 6 Januari 2016:
Barang HT 720 unit
Barang QF 870 unit
Barang DK 660 unit

95
Berita Acara Stock Opname

Klien : Syarikah 3SA


Berita Acara Stock Opname
KKP No:BS-5.3

Pada hari ………………………. Tanggal 7 Januari 2016 Telah dilaksanakan perhitungan pisik
terhadap persediaan milik Syarikah 3SA bertempat di Gudang milik Syarikah 3SA
yang beralamat di jalan:

1. ……………………………..
2. ……………………………..
3. ……………………………..

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Pisik Persediaan tersebut adalah:

Hasil Stock Rusak/


Jenis Persediaan Opname Daluwarsa
Barang HT unit
Barang QF unit unit
Barang DK unit

Pekanbaru,
Mengetahui dan menyetujui,
Kepala Gudang, Petugas Kantor Akuntan,

(…………………………..) (………………………..)

Trace Back Jumlah Pisik Persediaan ke Tanggal Neraca:

Hasil penelusuran penyebab perbedaan


1. Barang HT sebanyak 200 unit diambil sebagai sampel dalam acara promosi tahun
baru dan masih berada ditempat pameran
2. Ditemukan barang DK sebanyak 1000 unit yang merupakan barang titipan

96
Klien: Syarikah 3SA
Trace Back Pisik Persediaan
Per 31 Desember 2015
KKP No:BS-5.4

Barang HT:
Hasil Stock Opname unit
Ditambah:Penjualan 1 –6 Januari 2016 unit +
unit
Dikurangi :Pembelian 1 – 6Januari 2016 ( unit)
Pisik Persediaan 31 Des. 2015 unit
Menurut Catatan perusahaan unit
Kelebihan (Kekurangan) unit
Barang QF:
Hasil Stock Opname unit
Ditambah: Penjualan 1 – 6 Januari 2016 unit
unit
Dikurangi: Pembelian 1 – 6 Januari 2016 unit
Pisik Persediaan 31 Des. 2015 unit
Menurut Catatan perusahaan unit
Kelebihan (Kekurangan ) unit
Rusak unit
Baik unit
Barang DK:
Hasil Stock Opname unit
Ditambah: Penjualan 1 – 6 Januari 2016 unit
unit
Dikurangi :Pembelian 1 – 6 Januari 2016 unit
Pisik Persediaan per 31 Des. 2015 unit
Menurut Catatan perusahaan unit
Kelebihan (Kekurangan)
Catatan Audit:

1. Kekurangan pisik barang HT sebanyak 200 unit karena dipajang dilokasi pameran dan telah
ditelusuri keberadaannya
2. Persediaan barang QF rusak sebanyak 214 unit belum dicatat perusahaan yang nilainya 214
x Rp 8.450 = Rp 1.808.300
3. Kelebihan barang DK sebanyak 1.000 unit karena ada barang titipan

Tanggal T. Tangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

97
Soal Diskusi:

1. Apa tujuan dari prosedur audit stock opname ?


2. Kenapa Stock Opname merupakan prosedur wajib dalam mengaudit persediaan?
3. Kenapa Stock opname tidak harus dilakukan dengan tiba-tiba (mendadak) ?
4. Kenapa apabila tidak bisa melaksanakan Stock Opname langsung dapat
mempengaruhi Opini yang diberikan Auditor ?

98
BAB10: AUDIT AKTIVA TETAP
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, yang tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun.

Dari definisi ini diperoleh kriteria dari aktiva tetap, yaitu:


1. Aktiva berwujud yaitu aktiva yang memiliki ujud pisik
2. Untuk digunakan dalam operasi perusahaan, tidak akan dijual dalam kondisi normal
3. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Aktiva tetap dapat berbentuk:


- Tanah
- Bangunan
- Kendaraan
- Inventaris Kantor, Toko, Pabrik
- Mesin dan Peralatan Pabrik
- Dan lain-lain

Beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian dalam mengaudit aktiva tetap:

1. Ketepatan penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap


Harga perolehan aktiva tetap meliputi semua pengorbanan ekonomi yang
dapat didistribusikan secara langsung untuk memperoleh dan menempatkan aktiva
tetap hingga siap untuk digunakan. Untuk aktiva tetap yang diperoleh dengan cara
dibeli, harga perolehannya dapat meliputi harga beli, PPN, Biaya angkut, biaya
persiapan tempat, Biaya pemasangan dan biaya-biaya lainnya yang berhubungan
langsung dengan perolehan aktiva tetap tersebut.
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara. Cara perolehannya tersebut dapat
mempengaruhi komponen biaya yang akan diperhitungkan sebagai harga
perolehannya. Berbagai cara perolehan Aktiva Tetap:
- Dibeli tunai
- Dibeli dengan kredit atau cicilan jangka panjang
- Pertukaran
- Dibangun sendiri
- Donasi
- Capital Lease

2. Penyusutan Aktiva Tetap


Semua aktiva tetap harus disusutkan, kecuali tanah karena memiliki masa
manfaat yang tidak terbatas. Penyusutan adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap
sepanjang masa manfaat aktiva tetap yang diestimasi. Penyusutan dapat dilakukan
dengan menggunakan metode-metode berikut:
a) Berdasarkan waktu – metode garis lurus, metode jumlah angka tahun, metode
saldo menurun
b) Berdasarkan penggunaan – metode jam jasa, metode unit produksi
c) Berdasarkan kriteria lainnya- metode kelompok, metode anuitas, sistem
persediaan.

3. Pengeluaran setelah masa perolehan aktiva tetap

99
Pengeluaran-pengeluaran yang terjadi untuk aktiva tetap setelah masa
perolehan dapat dikategorikan sebagai:
a) Pengeluaran Modal (capital expenditure) yang ditambahkan ke aktiva tetap
yang bersangkutan apabila pengeluaran tersebut berjumlah material dan dapat
menambah manfaat atau meningkatkan kinerja aktiva tetap tersebut
b) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) yang langsung dibebankan ke
Laba Rugi periode terjadinya apabila pengeluaran tersebut tidak menambah
manfaat atau meningkatkan kinerja aktiva tetap tetapi hanya untuk
mempertahankan kinerja atau manfaatnya.

4. Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap


Penghentian atau pelepasan aktiva tetap ketika aktiva tetap secara permanen
ditarik dari penggunaannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian
atau pelepasan suatu aktiva tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam
laporan laba rugi periode terjadinya penghentian atau pelepasan.
5. Penyajian dan Pengungkapan
Aktiva tetap disajikan di Neraca sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan diikuti oleh pengungkapan dalam catatan dan penjelasan laporan
keuangan

Tujuan Audit Aktiva Tetap

Untuk memperoleh keyakinan yang memadai tentang:


1. Aktiva tetap yang dicantum di Neraca benar-benar milik perusahaan dan ada pada
tanggal neraca serta masih digunakan oleh perusahaan
2. Penambahan aktiva tetap dalam tahun berjalan telah diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang, didukung oleh bukti-bukti yang lengkap, dan telah dicatat dengan benar
3. Aktiva tetap yang ditarik atau dilepaskan sudah dicatat dengan benar dan sudah
mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang
4. Pembebanan penyusutan telah dilakukan dengan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum, konsisten dan perhitungannya telah dilakukan secara
akurat
5. Aktiva tetap yang dijaminkan atau disewakan telah diungkapkan
6. Kewajaran penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan.

Kasus Syarikah 3SA:

1. Penambahan kendaraan Toyota Kijang


Kendaraan merupakan mobil bekas yang dibeli tanggal 8 April 2015 dengan harga
faktur Rp 114.700.000,- Biaya Balik Nama kendaraan tersebut Rp 2.300.000
dibebankan perusahaan sebagai beban lain-lain. Agar kendaraan layak pakai
dilakukan perbaikan untuk jok, AC, sound System, pergantian veleg dan ban yang
dengan biaya sebesar Rp 12.400.000 yang dibebankan sebagai beban
pemeliharaan pada tahun 2015. Perusahaan menyusutkan kendaraan tersebut satu
tahun penuh.

2. Hasil temuan Inventarisai pisik.


Ketika anda melakukan inventarisasi pisik, tidak ditemukan mobil truk
bermerek Hino tapi masih disajikan oleh perusahaan dalam daftar aktiva tetap per 31
Desember 2015 sebesar Harga perolehannya Rp 180.000.000,- di kurangi Akumulasi
penyusutannya Rp 72.000.000,- Truk diperoleh tanggal 10 Januari 2014. Truk tersebut
disusutkan dengan Metode penyusutan garis lurus dengan tarif 20%

100
Dari hasil penelusuran diketahui mobil Truk tersebut mengalami kecelakaan masuk
jurang sehingga rusak parah dan tidak layak diperbaiki lagi. Kecelakaan mobil
tersebut terjadi pada tanggal 24 Juni 2015. Perusahaan menjual rongsokan kendaraan
tersebut Rp 27.400.000 dan dicatat oleh perusahaan dengan mendebetkan Kas dan
mengkreditkan Penjualan kendaraan sebesar Rp 27.400.000

1. Biaya Perbaikan dan Perawatan Aktiva Tetap

Syarikah 3SA
Perincian Biaya Perbaikan dan Perawatan Aktiva Tetap
Tahun 2015
No. Uraian Jumlah
1 Perawatan Rutin Kendaraan 32,486,300
2 Perawatan Rutin Komputer 1,347,000
3 Pengecatan Gedung 6,478,000
5 Lain-lain 2.200.000
Total 42.511.300

101
SYARIKAH 3SA
DAFTAR AKTIVA TETAP
Per 31 Desember 2015

No. Nama Aktiva Tetap Unit Harga Perolehan Tarif Penambahan Harga Perolehan Akum. Depr. Beban Depr. Akum. Depr. Nilai Buku

31/12/2014 Deprs. (Pengurangan) 31/12/2015 31/12/2014 Tahun 2015 31/12/2015 31/12/2015

840
Tanah M2 328.400.000 328.400.000 0 0 0 328.400.000

Bangunan 448.600.000 5% 448.600.000 44.860.000 22.430.000 67.290.000 381.310.000

Kendaraan

1 Truk Mitsubishi PS 1 168.600.000 20% 168.600.000 67.440.000 33.720.000 101.160.000 67.440.000

2 Truk Hino 180.000.000 20% 180.000.000 36.000.000 36.000.000 72.000.000 108.000.000

3 L-300 Pick Up 1 108.750.000 20% 108.750.000 43.500.000 21.750.000 65.250.000 43.500.000

4 Sedan Corolla 1 215.870.000 10% 215.870.000 43.174.000 21.587.000 64.761.000 151.109.000

5 Toyota Kijang*) 1 10% 114.700.000 114.700.000 11.470.000 11.470.000 103.230.000

Jumlah Kendaraan 673.220.000 114.700.000 787.920.000 190.114.000 124.527.000 314.641.000 473.279.000

Inventaris 128.650.000 25% 128.650.000 64.325.000 32.162.500 96.487.500 32.162.500

TOTAL 1.578.870.000 114.700.000 1.693.570.000 299.299.000 179.119.500 478.418.500 1.215.151.500

102
PROGRAM AUDIT : AKTIVA TETAP
Nama Klien : Syarikah 3SA
Tahun Audit : 2015
No. Prosedur Audit No. KKP Pelaksana Tanggal
1 Siapkan Skedul Utama dan Skedul Pendukung (kalau
diperlukan) untuk Aktiva tetap

2 Minta daftar aktiva tetap yang berisikan saldo awal,


penambahan, pengurangan, dan saldo akhir baik untuk
harga perolehan maupun akumulasi penyusutan.

3 Pindahkan saldo Aktiva tetap pada KKP Neraca (dari


Daftar Aktiva Tetap) ke Skedul Utama aktiva tetap dan
cocokkan dengan buku besar aktiva tetap

4 Periksa footing, cross footing daftar aktiva tetap dan


bandingkan total jumlahnya dengan saldo aktiva tetap di
Buku Besar

5 Lakukan Vouching untuk penambahan dan pengurangan


aktiva tetap:
- Untuk penambahan aktiva tetap lihat persetujuaan dan
kelengkapan dokumen pendukungnya, ketepatan
penentuan harga perolehannya dan pencatatannya
- Untuk pengurangan, periksa otorisasi dan jurnalnya
apakah sudah dicatat dengan benar

6 Minta dan periksa bukti kepemilikan aktiva tetap

7 Lakukan inspeksi (inventarisasi) terhadap aktiva tetap,


periksa kondisi pisiknya dan sesuaikan dengan bukti
kepemilikannya

8 Pelajari apakah kebijakan kapitalisasi dan kebijakan


penyusutan yang dijalankan konsisten dengan tahun-
tahun sebelumnya

9 Buat analisa terhadap Biaya Perbaikan dan Perawatan


untuk menguji ketepatan pembenannya sebagai Capital
Expenditure atau Revenue Expenditure

10 Test perhitungan penyusutan dan cocokkan dengan


beban penyusutan yang ada pada laporan laba rugi

11 Periksa apakah aktiva tetap sudah diasuransikan dengan


cukup

12 Periksa apakah ada aktiva tetap yang dijaminkan,


komitmen perusahaan untuk membeli dan menjual aktiva
tetap

13 Periksa apakah aktiva tetap sudah disajikan dalam


laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum dengan penjelasan yang
cukup
14 Buat catatan, koreksi audit yang diperlukan dan buat
kesimpulan audit.

103
Klien. Syarikah 3SA
Top Schedule: Aktiva Tetap
Per 31 Desember 2015
KKP No: BS-6
Uraian KKP Saldo Buku Penamba Pengura Koreksi Audit Per Audit
Ref 31-12-2014 Han Ngan Debet Kredit 31-12- 2015
H. Perolehan
Tanah
Bangunan
Kendaraan
Inventaris
Total

Akum.Depr
Tanah
Bangunan

Kendaraan

Inventaris
Total
Catatan

Kesimpulan

Tanggal TandaTangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

104
Klien: Syarikah 3SA BS-6.1
Supporting Schedule: Aktiva Tetap
Penambahan Kendaraan
Per 31 Desember 2015

Harga perolehan
Menurut perusahaan 114.700.000
Hasil Temuan Audit:
8 April 2015: harga beli 114.700.000
10 April 2015: Bea Balik Nama 2.300.000
12 April 2015: Biaya perbaikan dan penggantian
Sparepart 12.400.000
Total Harga Perolehan 129.400.000
Kekurangan harga perolehan menurut perusahaan (14.700.000)

Penyusutan
Menurut perusahaan 11.470.000
Hasil Temuan Audit:
129.400.000 x 10 % x 9/12 9.705.000
Kelebihan penyusustan menurut perushaan 1.765.000

Catatan Audit:
1. Perusahaan tidak menambahkan bea balik nama dan biaya perbaikan serta
penggantian sparepart kendaraan baru sebagai harga perolehan

2. Perusahaan telah keliru menyusutkan kendaraan baru setahun penuh yang


mulai dipakai sejak tanggal 13 April 2015

Tanggal T.tangan
Dibuat Oleh:
Direview oleh:

105
Inventarisasi (Cek) Pisik Aktiva Tetap
Inventarisasi (pemeriksaan) pisik aktiva tetap bertujuan untuk membuktikan bahwa
setiap aktiva tetap yang disajikan dalam laporan keuangan benar-benar ada dan digunakan
untuk operasi perusahaan, dalam kondisi yang baik, benar-benar milik perusahaan, dan
sesuai dengan spesifikasinya

Klien : Syarikah 3SA


Berita Acara Inventarisasi Pisik Aktiva Tetap
KKP No:BS-6.2

Pada hari ………………………. Tanggal …………………………. Telah dilaksanakan


inventarisasi (pemeriksaan) pisik terhadap Aktiva Tetap milik Syarikah 3SA

Hasil Inventarisasi Pisik Aktiva Tetap tersebut adalah:

No. Nama Aktiva Tetap Kondisi Kecocokkan Dengan


Bukti
Kepemilikan Spesifikasi
1 Tanah Baik √ √
2 Bangunan Baik √ √
3
4 Truk Hino Tidak ada

Pekanbaru, …………. 2016

Mengetahui dan menyetujui,


Kepala …………. Petugas Kantor Akuntan,

(…………………………..) (………………………..)

Catatan:

106
Klien: Syarikah 3SA BS-6.3
Supporting Schedule: Aktiva Tetap
Pelepasan Kendaraan Truk
Per 31 Desember 2015

Harga perolehan Truk 180.000.000


Penyusutan Truk tahun 2015
Menurut Perusahaan 36.000.000
Hasil Audit
180.000.000 x 20% x 6/12 18.000.000
Kelebihan beban penyusutan 18.000.000

Perhitungan keuntungan/kerugian pelepasan


Kendaraan
Harga Perolehan Truk 180.000.000
Penyusutan 2014 36.000.000
Penyusutan 2015 18.000.000 54.000.000
Nilai Buku 24 Juni 2015 126.000.000
Hasil penjualan rongsokan Truk 27.400.000
Rugi pelepasan Truk 98.600.000

Catatan Audit:
1 Perusahaan menyusutkan Truk setahun penuh pada tahun 2015
2 Perusahaan tidak membuat jurnal pelepasan Truk

Tanggal T.tangan
Dibuat Oleh:
Direview oleh:

107
Analisis Biaya Perbaikan dan Perawatan Aktiva Tetap

Analisis biaya perbaikan dan perawatan aktiva tetap bertujuan untuk menemukan
kemungkinan kesalahan dalam membebankan biaya perbaikan dan perawatan Capital
Expenditure sebagai Revenue Expenditure oleh perusahaan. Analisis dilakukan dengan cara
mem-vouching ke bukti-bukti pengeluaran biaya perbaikan dan perawatan untuk jumlah yang
material dan jarang terjadi. Selanjutnya ditelusuri apakah pengeluaran tersebut menambah
manfaat atau meningkatkan kinerja aktiva tetap atau tidak. Jika menambah manfaat atau
meningkatkan kinerja aktiva tetap, maka harus dikapitalisir

Klien: Syarikah 3SA


Analisis Biaya Perbaikan dan Perawatan
Tahun 2015
KKP No:BS-6.4
No. Bukti Tanggal Uraian Jumlah
Perawatan Rutin Kendaraan 32,486,300
Perawatan Rutin Komputer 1,347,000
Pengecatan Gedung 6,478,000
Lain-lain 2.200.000
Total 42,511,300

Catatan Audit:

Tidak ditemukan pembebanan yang menyimpang dari prinsip-rinsip akuntansi yang


berlaku umum

Tanggal T. Tangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

108
SYARIKAH 3SA
DAFTAR AKTIVA TETAP
Hasil Audit
Per 31 Desember 2015

Beban
No. Nama Aktiva Tetap Unit Harga Perolehan Tarif Penambahan Harga Perolehan Akum. Depr. Depr. Akum. Depr. Nilai Buku
31/12/2014 Deprs. (Pengurangan) 31/12/2015 31/12/2014 Tahun 2015 31/12/2015 31/12/2015

Tanah 840 M2 328.400.000 328.400.000 0 0 0 328.400.000


Bangunan 448.600.000 5% 448.600.000 44.860.000 22.430.000 67.290.000 381.310.000

Kendaraan
1 Truk Mitsubishi PS 1 168.600.000 20% 168.600.000 67.440.000 33.720.000 101.160.000 67.440.000
3 L-300 Pick Up 1 108.750.000 20% 108.750.000 43.500.000 21.750.000 65.250.000 43.500.000
4 Sedan Corolla 1 215.870.000 10% 215.870.000 43.174.000 21.587.000 64.761.000 151.109.000
5 Toyota Kijang*) 1 10% 129.400.000 129.400.000 9.705.000 9.705.000 119.695.000

Jumlah Kendaraan 493.220.000 129.400.000 622.620.000 154.114.000 86.762.000 240.876.000 381.744.000

Inventaris 128.650.000 25% 128.650.000 64.325.000 32.162.500 96.487.500 32.162.500

TOTAL 1.398.870.000 129.400.000 1.528.270.000 263.299.000 141.354.500 404.653.500 1.123.616.500


Tanggal T.tangan
Dibuat Oleh:
Direview oleh:

109
Soal Diskusi dan Kasus:
1. Inventarisasi pisik terhadap aktiva tetap merupakan salah satu prosedur wajib audit
aktiva Tetap:
a. Apa yang anda persiapkan sebelum turun ke lapangan untuk melakukan
inventarisasi pisik aktiva tetap.
b. Apa tujuan audit yang ingin dicapai oleh prosedur inventarisasi pisik aktiva tetap.
c. Aspek apa saja yang anda periksa ketika menjalankan prosedur inventarisasi pisik
?

2. Ketika anda melakukan inventarisasi pisik, anda menemukan sebuah mesin yang
masih dipakai tetapi tidak tercantum dalam daftar aktiva tetap yang dibuat perusahaan.
Setelah anda telusuri ternyata Mesin tersebut telah habis disusutkan atau telah
berakhir masa manfaatnya sehingga perusahaan membuat jurnal pelepasan aktiva
tetap. Menurut anda, apakah yang dilakukan perusahaan sudah tepat dan kenapa ?
Jika tidak tepat jurnal koreksi audit apa yang sarankan ? Harga perolehan Mesin Rp
100.000.000 Nilai Residu Rp 10.000.000. Akumulasi Penyusutan Mesin sampai
dengan pelepasan Rp 90.000.000

110
BAB11: AUDIT HUTANG USAHA
Hutang dagang merupakan komponen dari hutang lancar atau hutang jangka pendek.
Hutang lancar adalah semua kewajiban yang akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun
atau kurang dari tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancar atau menimbulkan
hutang lancar yang lain. Hutang lancar selain hutang dagang (usaha) terdiri uang muka
pembeli, pendapatan diterima dimuka, hutang pajak, hutang Bank jangka pendek, hutang
jangka panjang yang jatuh tempo, biaya-biaya yang masih harus dibayar dan lain-lain.

Hutang dagang /usaha (account payable) adalah kewajiban yang timbul dari transaksi
pembelian bahan baku, bahan penolong atau barang dagangan, suplies, suku cadang, dan
bahan habis dipakai lainnya secara kredit. Hutang usaha ini lazimnya merupakan bagian
terbesar dari hutang lancar perusahaan, oleh karena itu pembahasan audit difokuskan pada
hutang usaha ini.

Perbedaan Karakterisitik Hutang Lancar dengan Aktiva Lancar

Perbedaan karakterisitik dalam hal ini dimaksudkan sebagai perbedaan perlakuan dan
permasalahan yang dihadapi perusahaan terhadap hutang lancar dan aktiva lancar.
Perbedaan ini harus menjadi perhatian auditor dalam mengaudit hutang lancar. Perbedaan
tersebut adalah:
1. Aktiva lancar cendrung disajikan perusahaan lebih tinggi dari yang sebenarnya
(overstated). Hal ini dilakukan dimotivasi atau untuk memberikan kesan bahwa
perusahaan memiliki modal kerja yang cukup dan likuiditas yang baik. Cara lain
untuk memberikan kesan ini adalah mengurangi atau merendahkan jumlah hutang
lancar yang disajikan di neraca, yaitu dengan cara tidak mencatat atau menunda
mencatat hutang lancar pada tanggal neraca.

2. Dalam penyajian aktiva lancar, perusahaan menghadapi masalah penilaian unsur-


unsur aktiva lancar per tanggal neraca. Misalnya, persediaan harus ditentukan
kuantitasnya, kondisinya untuk dapat disajikan pada nilai bersih yang dapat
direalisasikan di Neraca. Sedangkan untuk hutang lancar perusahaan tidak
mengalami masalah ini karena hutang adalah fakta yang tidak memerlukan
penilaian.

Perbedaan karakteristik antara aktiva lancar dengan hutang lancar tersebut


mempengaruhi pengujian substantif terhadap kedua objek audit tersebut, yaitu:

1. Pengujian substantif terhadap aktiva lancar ditujukan untuk menemukan adanya


penyajian yang lebih tinggi dari yang seharusnya (overstated), sedangkan pengujian
substantif terhadap hutang lancar ditujukan untuk menemukan adanya hutang yang
belum dicatat dalam mendeteksi kemungkinan penyajian hutang lebih rendah dari
yang seharusnya (understated).

2. Dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor menghadapi masalah


penentuan kewajaran nilai aktiva lancar yang disajikan di neraca. Penentuan nilai ini
berkaitan dengan penaksiran apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
Sedangkan, dalam pengujian substantif terhadap hutang lancar, auditor menghadapi
fakta dan data historis mengenai kewajiban perusahaan yang terjadi dimasa lalu yang
akan dilunasi dalam jangka pendek. Akibatnya pengujian substantif terhadap hutang

111
lancar memerlukan waktu dan prosedur yang lebih pendek dari pada pengujian
substantif terhadap aktiva lancar.

Tujuan Audit Hutang Usaha

Untuk memperoleh keyakinan yang memadai tentang:


1. Keandalan catatan akuntansi yang berkaitan dengan hutang dagang
2. Hutang usaha yang disajikan benar-benar ada dan terjadi
3. Kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan hutang
usaha yang disajikan di neraca
4. Kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang usaha di neraca

Audit Program Hutang Usaha

1. Evaluasi Pengendalian Intern Hutang Usaha


Saldo Hutang Usaha hanya merupakan akibat dari transaksi pembelian barang secara
kredit dan transaksi pengeluaran kas untuk. Oleh karena itu, pada saat melakukan
evaluasi terhadap sistem pengendalian intern pembelian dan pengeluaran kas
sekaligus akan terevaluasi sekaligus pengendalian intern hutang usaha.

2. Pengujian Substantif Hutang Usaha


Audit program untuk pengujian substantif hutang usaha sebagaian juga sudah
terlaksana pada saat pengujian substantif terhadap pembelian atau persediaan,
misalnya pengujianterhadap transaksi pembelian, pengujian cut off pembelian.
Berikut contoh program audit untuk pengujian substantif saldo hutang usaha.

Kasus Hutang Usaha Syarikah 3SA

Syarikah 3SA
DAFTAR HUTANG USAHA
Per 31 Desember 2015

No. Nama Suplier Jumlah


1 PT. Megah 24,650,000
2 PT. Oriental 29,540,000
Total 54,190,000

112
PROGRAM AUDIT : HUTANG USAHA

Nama Klien : Syarikah 3SA


Tahun Audit : 2015

No. Prosedur Audit No. Pelaksana Tanggal


KKP

1 Siapkan Skedul Utama dan Skedul Pendukung


(kalau diperlukan) untuk Hutang Usaha

2 Minta daftar hutang usaha yang terdiri dari nama


kreditur, alamat , nomor faktur, tanggal faktur dan
bandingkan jumlahnya dengan saldo buku besar
Hutang Usaha.

3 Bandingkan jumlah Hutang kepada masing-masing


Suplier pada daftar Hutang Usaha dengan saldo
buku pembantu Hutangnya

4 Periksa kebenaran perhitungan matematisnya

5 Catat dan cermati hutang usaha yang bersaldo


debet. Periksa penyebabnya, sejak kapan terjadinya
dan lakukan konfirmasi

6 Lakukan konfirmasi Hutang Usaha dan telusuri


penyebab terjadinya perbedaan jika ada.

7 Lakukan test subsequent payment (pembayaran


hutang setelah tanggal neraca) untuk menemukan
hutang usaha yang tidak dicatat pada tanggal
neraca.

8 Periksa apakah hutang usaha sudah disajikan dalam


laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum dengan penjelasan
yang cukup

9 Buat catatan, koreksi audit yang diperlukan dan buat


kesimpulan audit.

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

113
Kertas Kerja Pemeriksaan Hutang Usaha

Klien: Syarikah 3SA


Top Schedule: Hutang Usaha
Per 31 Desember 2015
KKP No.BS-7
Uraian KKP Saldo Buku Koreksi Audit Saldo Peraudit
Ref. per 31 Des.'15 Debet Kredit 31 Des. 2015
PT. Megah 24.650.000
PT. Oriental 29.540.000
PT. Ceria BS-5 10)17.280.000

Jumlah 54.190.000 17.280.000 71.470.000 <


^ ^ To BS

Kesimpulan Audit:
Menurut pendapat kami, saldo hutang usaha telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

114
Contoh Surat Konfirmasi Hutang Usaha

Syarikah 3SA

No. Konfirmasi:

Kepada Yth:

Di
_______________

Berhubung laporan keuangan kami untuk periode yang berakhir 31 Dsember 2015 sedang di Audit ,
maka kami mohon kepada Saudara untuk mengirimkan kepada akuntan publik kami “ Abrar dan Rekan
“ yang berlamat di Jl…………………………………mengenai perincian hutang kami kepada perusahaan
saudara per 31 Desember 2015:

Jumlah Hutang kami yang belum jatuh tempo Rp ……………………..


Jumlah hutang kami yang sudah jatuh tempo Rp ……………………..
Total Rp ……………………..

Jawaban segera atas surat kami ini sangat kami harapkan .Atas kerjasamanya kami ucapkan terima
kasih
Pekanbaru, ……..…………………
Hormat kami,

(_________________________)

Kertas Kerja Konfirmasi:

Klien: Syarikah 3SA


DAFTAR KONFIRMASI HUTANG USAHA
KKP No: BS-7.1
No. Suplier Alamat Jumlah Hasil konfirmasi Keterangan
Pembayaran
setelah
Jawaban tanggal
Per Klien konfirmasi Perbedaan neraca
1 PT. Megah 24.650.000 24.650.000
2 PT. Oriental 29.540.000 29.540.000

Jumlah 54.190.000 54.190.000

Total Hutang Usaha 54.190.000 100% Juml. Konfir. Dikirim …2. Lbr

Dikirimi Konfir 54.190.000 …% Juml. Jawaban …2..lbr


Jum.Perbedaan …% Tidak Dijawab …..lbr
Tanggal T. Tangan
Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

115
Soal Diskusi:
1. Kenapa Piutang Usaha dan Utang Usaha sama-sama memerlukan prosedur
Konfirmasi?
2. Untuk audit hutang usaha yang harus diantisipasi oleh auditor
3. Jelaskan : a) apa yang dimaksud dengan menunda mencatat hutang usaha dan tidak
mencatat hutang usaha beserta contohnya, b) apa akibatnya terhadap laporan
keuangan dan c) bagaimana anda menemukan hutang usaha yang sengaja ditunda
mencatatnya atau hutang usaha yang tidak dicatat
4. Kenapa dalam konfirmasi Utang Usaha tidak dikenal istilah konfirmasi positif dan
negatif ?
5. Kenapa perusahaan cendrung menyajikan Piutang Usaha Over Stated sedangkan
Utang usaha under stated ?

116
BAB12: AUDIT HUTANG JANGKA PANJANG
Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang timbul dari transaski atau kegiatan
masa lalu yang akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca.
Contoh yang termasuk hutang jangka panjang adalah kredit jangka panjang (kredit investasi)
dari Bank, Hutang Obligasi, Hutang Sewa Jangka Panjang (Capital Lease), hutang wesel
jangka panjang. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo dalam jangka waktu satu
tahun sejak tanggal disajikan di neraca secara terpisah sebagai hutang lancar atau hutang
jangka pendek.

Tujuan Audit Hutang Jangka Panjang

Untuk memperoleh keyakinan yang memadai tentang:


1. Keandalan catatan akuntansi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang
2. Bahwa saldo hutang jangka panjang mencerminkan kepentingan kreditur pada tanggal
neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi hutang jangka panjang dalam tahun
yang diaudit
3. Kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan hutang
jangka panjang yang disajikan di neraca
4. Kewajaran penilaian hutang jangka panjang yang dicantumkan di neraca
5. Kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang jangka panjang di neraca

Prinsip Akuntansi Penyajian Hutang Jangka Panjang

1. Setiap jenis hutang jangka panjang harus disajikan terpisah di neraca dan diberi
catatan kaki yang cukup. Penjelasan yang bersangkutan dengan utang jangka
panjang: nama hutang, jumlah hutang yang disetujui, jumlah hutang yang sudah
ditarik, tanggal jatuh tempo, tarif bunga, penjelasan aktiva yang dijaminkan.
2. Hutang jangka panjang dipisahkan menjadi dua kelompok; 1)yang disertai janji tertulis
, contohnya hutang pada Bank dan obligasi, dan 2) tidak disertai janji tertulis uang
jaminan dari pelanggan, hutang garansi produk
3. Hutang Obligasi dapat disajikan di Neraca pada nilai nominalnya, atau disajikan
sebesar nilai nominalnya ditambah premi obligasi yang belum diamortisasi atau
dikurangi dengan diskonto obligasi yang belum diamortisasi
4. Obligasi yang dilunasi, yang dibeli sebagai treasury bond, dan yang belum dikeluarkan
disajikan di neraca sebagai pengurang obligasi yang diizinkan untuk dikeluarkan
sebesar nilai nominalnya. Treasury Bond tidak boleh disajikan sebagai aktiva.

Audit Program Hutang Jangka Panjang

Aspek terpenting dalam pengendalian intern terhadap hutang jangka panjang adalah
pada saat akan dilakukannya hutang jangka panjang seperti kredit investasi dari Bank atau
Obligasi yaitu harus adanya persetujuan tertulis dari Dewan Direksi, Dewan Komisaris, dan
RUPS.

117
Berikut contoh Audit program untuk pengujian substantif saldo hutang jangka panjang berupa
kredit investasi dari Bank.

PROGRAM AUDIT : HUTANG JANGKA PANJANG


KREDIT INVESTASI BANK
Nama Klien :
Tahun Audit :

No. Prosedur Audit No. KKP Pelaksana Tanggal

1 Siapkan Skedul Utama dan Skedul Pendukung


(kalau diperlukan) untuk Hutang jangka
panjang

2 Minta copy perjanjian kredit untuk permanent


file. Periksa besarnya pokok pinjaman (plafond
kredit), tingkat bunga, cara pembayaran,
besarnya angsuran pokok pinjaman.

Usut penerimaan uang dari hutang jangka


3 panjang.

Kirim surat konfirmasi ke Bank tentang plafond


4 kredit, saldo per tanggal neraca, tingkat bunga,
jangka waktu pinjaman, dan jaminan kredit.

Periksa dokumen yang mendukung transaksi


pembayaran pokok pinjaman dan bunga.
5
Periksa aktiva yang dijaminkan

6 Periksa klasifikasi hutang jangka panjang yang


segera jatuh tempo dalam satu tahun ke depan
7 dari tanggal neraca.

Periksa apakah hutang jangka panjang sudah


disajikan dalam laporan keuangan sesuai
8 dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum dengan penjelasan yang cukup

Buat catatan, koreksi audit yang diperlukan dan


buat kesimpulan audit.
9

Kasus: Hutang Jangka Panjang Syarikah 3SA

Tidak memiliki hutang jangka panjang

118
BAB13 :AUDIT EKUITAS
Modal sendiri (owner’s equity) merupakan jumlah komulatif yang diberikan oleh pemilik
kepada perusahaan sebagai entitas, ditambah dengan bagian laba yang ditahan di dalam
perusahaan. Dari sisi perusahaan, Modal ini merupakan kewajiban perusahaan kepada
pemilik, sedangkan dari sisi pemilik modal ini merupakan bagian hak pemilik atas kekayaan
bersih perusahaan (aktiva dikurangi kewajiban).

Modal Saham
Kebanyakan perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT). Pada perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas(PT), modal sendiri perusahaan ditunjukkan oleh akun Modal
Saham (Capital Stock), Treasury Stock, Laba ditahan, Agio atau Diasagio.

Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam penyajian ekuitas pemegang


saham di neraca, adalah:

1. Modal Saham
Penjelasan yang lengkap terhadap modal saham harus dibuat di neraca yang disajikan
dalam bentuk catatan kaki atau catatan atas laporan keuangan, yang meliputi:
a. Jenis saham yang dikeluarkan dan nilai nominal
b. Untuk saham preferen (istimewa), dijelaskan keistimewaan yang dimiliki oleh
pemegang sahamnya
c. Jumlah modal saham yang diizinkan untuk dikeluarkan (Modal dasar), Modal
saham yang ditempatkan, dan modal disetor (beredar).
d. Jumlah kumulatif deviden saham preferen yang belum dapat dibayar
perusahaan
e. Jumlah saham yang disediakan untuk stock option plans, misalnya ditukar
dengan obligasi atau saham preferen.

2. Treasury Stock
Disajikan sebesar harga perolehannya, sebagai pengurang jumlah modal dan laba
ditahan.

3. Laba di tahan
Perubahan yang terjadi pada laba ditahan dalam tahun berjalan, dapat disajikan dalam
laporan tersendiri, yaitu Laporan Laba Ditahan atau digabungkan dengan Laporan
Laba Rugi. Informasi yang berkaitan dengan pembatasan penggunaan laba ditahan
harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

Tujuan Audit Ekuitas Pemegang Saham


Untuk memperoleh keyakinan yang memadai tentang:
1. Keandalan catatan akuntansi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham
2. Bahwa saldo mencerminkan kepentingan pemegang saham pada tanggal neraca dan
mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang dalam
tahun yang diaudit
3. Kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo
ekuitas pemegang saham yang disajikan di neraca
4. Kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca
5. Kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca

119
Program Audit Ekuitas Pemegang Saham

Pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham berbeda dengan pengujian


substantif terhadap aktiva dan hutang lancar. Dalam pengujian substantif terhadap aktiva dan
hutang lancar, auditor menghadapi transaksi perubahan dengan frekuensi yang tinggi dengan
jumlah rupiah yang relatif kecil. Sedangkan dalam pengujian substantif terhadap ekuitas
pemegang saham, auditor mengahadapi transaksi perubahan yang sangat jarang, tetapi
melibatkan jumlah rupiah yang cukup besar. Mungkin sekali dalam satu periode laporan
keuangan yang diaudit, auditor tidak menemukan perubahan terhadap akun ekuitas
pemegang saham tersebut dan hanya menemukan satu atau dua jurnal perubahan terhadap
akun laba ditahan. Oleh karena itu, auditor melakukan pemeriksaan secara seksama terhadap
setiap perubahan akun ekuitas pemegang saham dan umumnya dalam waktu yang relatif
pendek.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengaudit ekuitas pemegang saham:

1. Jika akte pendirian suatu PT belum mendapat pengesahan dari Mentri Kehakiman,
menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas No.1 tahun 1995 yang mulai berlaku
tanggal 7 Maret 1996, transaksi hukum perusahaan (perjanjian-perjanjian yang dibuat
perusahaan) belum dianggap sah

2. Modal disetor tidak boleh melebihi Modal Dasar. Jika Modal Disetor melebihi modal
dasar maka harus dilakukan perubahan akte pendirian yang disahkan oleh Menteri
Kehakiman. Selama akte pendirian perubahan belum disahkan Menteri Kehakiman,
kelebihan modal disetor di atas modal dasar dianggap sebagai Hutang kepada
Pemegang Saham.

3. Modal yang dicantumkan di neraca adalah modal disetor.


Contoh:
Modal Dasar 200.000 lembar Saham Biasa
(Nominal Rp 10.000/ lembar) Rp 2.000.000.000,-
Modal Ditempatkan 100.000 lembar saham biasa Rp 1.000.000.000,-
Modal Disetor 50 % dari Modal Ditempatkan Rp 500.000.000,-

Jumlah modal yang dicantumkan di Neraca adalah sebesar Rp 500.000.000

4. Tujuan pembelian kembali saham (Treasury Stock) adalah:


a. Untuk meningkatkan harga pasar saham perusahaan
b. Untuk dibagikan sebagai bonus kepada para manajer/ karyawan perusahaan
Oleh karena itu, treasury stock tidak berhak atas pembagian deviden.

5. Penyesuaian terhadap laba ditahan hanya diperbolehkan jika menyangkut laba rugi
tahun lalu atau menyangkut pembayaran pajak yang berasal dari Surat Tagihan Pajak
(STP)

6. Setoran saham dalam bentuk barang harus menggunakan nilai wajar barang yang
diserahkan, yaitu nilai appraisal yang disetujui Dewan Komisaris untuk PT yang go
public.

120
Pengujian Substantif Ekuitas Pemegang Saham

PROGRAM AUDIT : EKUITAS PEMEGANG SAHAM

Nama Klien :
Tahun Audit :

No. Prosedur Audit No. KKP Pelaksana Tanggal


1 Siapkan Skedul Utama dan Skedul Pendukung (kalau
diperlukan) untuk Ekuitas Pemegang Saham

2 Bandingkan saldo ekuitas pemegang saham yang


tercantum di neraca dengan saldo buku besar ekuitas
pemegang saham

3 Periksa kebenaran perhitungan matematisnya

4 Lakukan review terhadap muatasi luar biasa dalam


jumlah dan sumber posting dalam akun ekuitas
pemegang saham

5 Usut pendebetan dan pengkreditan akun ekuitas


pemegang saham ke jurnal yang bersangkutan.

6 Minta copy akte pendirian, SK Pengesahan Mentri


Kehakiman, SK BKPM/BKPMD sebagai permanent file

7 Cocokkan data yang pada dalam akte pendirian


tersebut dengan modal yang tercantum di neraca dan
catatan atas laporan keuangan.

8 Periksa dokumen pendukung setiap perubahan pada


akun laba ditahan untuk mengetahui apakah perubahan
tersebut sudah diotorisasi

9 Jika ada pembagian deviden, periksa:


c. bentuk deviden yang dibagikan
d. pencatatannya sudah benar
e. sudah diotorisasi yang berwenang

10 Jika ada treasury stock, periksa:


a. Bukti pembelian dan otorisasinya
b. Tujuan manajemen melakukan pembelian
kembali saham

11 Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan:


a. berapa modal dasar, modal
ditempatkan, modal disetor, agio atau
disagio saham
b. jenis saham yang dimiliki perusahaan
c. rincian pemegang saham
12 Periksa apakah ekuitas pemegang saham sudah
disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan
penjelasan yang cukup

13 Buat catatan, koreksi audit yang diperlukan dan buat


kesimpulan audit.

121
Kasus: Ekuitas Syarikah 3SA

Syarikah 3SA merupakan perusahaan dengan bentuk akad mudharabah antara pemilik modal
dengan pengelola. Pemilik Modal berjumlah 3 (tiga) orang dengan modal yang sama besar
yaitu:

1. Nn. Salsa Rp 500.000.000


2. Nn. Shadiqa Rp 400.000.000
3. Nn. Syazwana Rp 400.000.000

Pengeloa: Ny. Arya

Dalam akad pendirian usaha disepakati pembagian hasil yang merata diantara pemilik modal
dan pengelola yaitu masing-masing 25%, sedangkan kerugian usaha seluruhnya ditanggung
pemilik modal.

Kertas Kerja Pemeriksaan Ekuitas Syarikah:

Klien: Syarikah 3SA


Top Schedule: Ekuitas Syarikah
Per 31 Desember 2015
KKP No.BS-9
Uraian KKP Saldo Buku Koreksi Audit Saldo Peraudit
Ref. per 31 Des 2014 Debet Kredit 31 Des 2014
Modal Syarikah 1.300.000.000 L 1.300.000.000

Jumlah 1.300.000.000 1.300.000.000


Catatan dan Koreksi Audit:

Dari pemeriksaan yang sudah dilakukan tidak ada perubahan pada ekuitas syarikah
selama tahun berjalan

Kesimpulan Audit:
Berdasarkan prosedur yang dijalankan sesuai dengan audit program ekuitas syarikah,
menurut pendapat kami, saldo ekuitas pemilik telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

Audit Laba Ditahan

Laba ditahan merupakan bagian dari ekuitas pemilik. Namun oleh karena laba ditahan
dipengaruhi oleh laba bersih yang diperoleh perusahaan pada tahun berjalan maka audit laba
ditahan sebaiknya dilaksanakan setelah audit akun-akun laba rugi.

122
BAB14: AUDIT PERKIRAAN LABA RUGI
Pada kebanyakan literatur Auditing tidak terdapat pembahasan khusus terhadap
perkiraan (Akun) laba rugi karena pada saat melakukan audit terhadap akun-akun neraca
sekaligus sudah melakukan pengujian-pengujian terhadap akun-akun laba rugi sebagai
berikut:

Akun Neraca Akun Laba Rugi

Kas Penjualan tunai, Pembayaran biaya-biaya


tunai, pembelian tunai.

Bank Pendapatan Jasa Giro, Biaya-biaya Bank

Piutang Usaha Penjualan kredit, Beban Piutang Ragu-ragu

Persediaan Pembelian, Harga pokok penjualan

Biaya Bayar Dimuka Beban sewa, beban asuransi

Aktiva Tetap Beban Penyusutan, keuntungan atau


kerugian pelepasan aktiva tetap, Biaya
pemeliharaan AT

Disamping itu, masih diperlukan tambahan pengujian lainnya yaitu untuk siklus penggajian
dan siklus produksi untuk perusahaan manufaktur.

Kertas kerja pemeriksan (KKP) laba rugi dibuat untuk menampung koreksi-koreksi audit yang
berasal dari akun-akun neraca.

Audit Penjualan
Audit penjualan sudah dilakukan pada saat melakukan audit piutang yang sudah
dibahas pada bagian sebelumnya

Audit Harga Pokok Penjualan


Berkaitan langsung dengan audit persediaan, pembelian dan penjualan yang sudah
dibahas sebelumnya.

Audit Beban (Biaya) Operasional

Tujuan audit beban Usaha (operasional)

Untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa:


1. Semua beban perusahaan telah dicatat dengan lengkap dan tepat dalam pisah
batas (cut-off)
2. Beban yang dicatat merupakan beban perusahaan yang didukung oleh bukti-bukti
yang sah dan telah dihitung dengan tepat
3. Ketepatan klasifikasi menurut kelompok atau jenis bebannya dan juga dalam
hubungannya dengan usaha perusahaan
4. semua hal-hal yang perlu diungkapkan dalam laporan keuangan telah diberikan
penjelasan yang memadai

123
Walaupun beban operasional mempunyai hubungan dengan akun-akun neraca, namun
demikian tetap diperlukan program-program audit tambahan, yaitu:

PROGRAM AUDIT : BEBAN OPERASIONAL

Nama Klien : Syarikah 3SA


Tahun Audit : 2015

No. Prosedur Audit No. Pelaksana Tanggal


KKP

1 Siapkan Skedul Utama dan Skedul Pendukung


(kalau diperlukan) untuk Beban Operasional

2 Bandingkan jumlah beban tahun ini dengan tahun


sebelumnya untuk menilai kewajaran fluktuasinya

3 Jika ada fluktuasi yang menyolok, minta


penjelasan dari manajemen, kemudian cocokkan
dengan bukti-bukti pendukungnya

4 Periksa perhitungan matematis, footing dan cross


footing buku besar beban

5 Lakukan test of transaction untuk akun-akun


beban secara sampling dengan memeriksa:
- Kelengkapan bukti-bukti pendukungnya
- Otorisasinya
- Kebenaran pencatatan dan postingnya

6 Lakukan uji cut-off terhadap beban

7 Periksa penklasifikasian beban sehubungan


kelayakan penyajiannya dalam laporan keuangan
sesuai dengan usaha perusahaan dan prinsip
akuntansi yang berlaku umum

8 Untuk beban yang berhubungan dengan


penyusutan aktiva tetap lakukan cross check
dengan kertas kerja pemeriksaan aktiva tetap

9 Buat catatan, koreksi audit yang diperlukan dan


buat kesimpulan audit.

124
Klien:
SYARIKAH 3SA
Top Schedule: Beban Operasional
Periode tahun 2015
KKP No. PL-2
Uraian KKP Saldo Buku Koreksi Audit Peraudit Saldo
31 Des
Ref. 31 Des.2015 Debet Kredit 31 Des 2015 2014
Gaji 472.583.250 315,055,500
Perbaik
&Perawatan AT. 42.511.300 31,244,500

Perlengkapan 25.180.200 16,786,800


Listrik 38.969.700 25,979,800
Telepon 76.855.350 51,236,900
Depr. Bangunan 22.430.000 22,430,000
Depr. Kendaraan 124.527.000 113.057,000

Depr. Inventaris 32.162.500 32,162,500


Piutang Ragu-
Ragu 12.640.000 10,100,000
Beban Rupa-rupa 15.883.500 12,764,300
Rugi Pers. Rusak

863.742.800 630.817.300
Jumlah ^ ^ ^

Catatan Audit: To PL

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap beban tidak ditemukan hal-hal yang
menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum dan tidak ada yang memerlukan
koreksi audit

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

125
Selesaikan terlebih dahulu Kertas Kerja Laba Rugi

Audit Laba Ditahan

Klien: Syarikah 3SA


Top Schedule: Laba Ditahan
Per 31 Desember 2015
KKP No.RE
Uraian KKP Per Buku Koreksi Audit Saldo Peraudit
Ref. Debet Kredit 31 Des 2015
Saldo awal 1/1-2015 340.310.800 340.310.800
Pembagian laba tahun
2014 340.310.800 340.310.800
Laba bersih setelah
pajak 2015 PL 283.141.195 70.661.603 212.479.592

Saldo 31/12/15 283.141.195 L 70.661.603 212.479.592


Jumlah ^ ^ To BS

Catatan dan Koreksi Audit:


Menutup semua jurnal Koreksi/penyesuaian Audit yang mempengaruhi Akun laba rugi ke
Akun Laba Ditahan:

Laba Ditahan Rp 70.661.603


Penjualan 2.693.400
Penjualan 15.400.000
Pendapatan Bagi hasil 1.240.000
Beban Depresiasi Kendaraan 18.000.000
Beban Depresiasi Kendaraan 1.765.000
Beban Rupa-rupa 2.300.000
Beban Perbaikan dan Perawatan Aktiva Tetap 12.400.000
Pajak 27.479.512
Harga Pokok Penjualan Rp 1.885.300
Harga Pokok Penjualan 11.445.000
Beban Perbaikan dan Perawatan 2.000.000
Beban Adm. Bank 344.000
Beban Piutang Ragu Ragu 8.456.915
Rugi Persediaan Rusak 1.808.300
Penjualan Kendaraan 27.400.000
Rugi Pelepasan Kendaraan 98.600.000

Kesimpulan Audit:
Berdasarkan prosedur yang dijalankan sesuai dengan audit program laba ditahan, menurut
pendapat kami, saldo laba ditahan telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Tanggal Tanda Tangan


Dibuat Oleh:
Direview Oleh:

126
BAB15: PENYELESAIAN PEKERJAAN AUDIT

Setelah semua program audit dan pengujian-pengujian dilaksanakan, auditor


mengumpulkan semua kertas kerja pemeriksaan, mulai dari top schedule (skedul utama),
supporting schedule (skedul pendukung), catatan-catatan audit, jurnal koreksi atau
penyesuaian yang akan diusulkan kepada klien.
Jurnal koreksi atau penyesuaian yang tercantum dalam skedul utama atau skedul
pendukung beserta penjelasannya disalin ke kertas kerja yang disebut dengan daftar jurnal
penyesuaian atau koreksi audit. Dalam daftar ini setiap jurnal diberi nomor urut dan diberi
indeks silang untuk menunjukkan skedul utama atau skedul pendukung yang menjadi
sumbernya. Auditor harus mereview kembali semua jurnal koreksi atau penyesuaian yang
tercantum dalam daftar jurnal koreksi sebelum meninggalkan perusahaan klien. Yang perlu
diperhatikan oleh auditor dalam mereview jurnal-jurnal koreksi tersebut adalah:
1. Kebenaran akun yang didebet dan dikredit serta ketelitian perhitungannya
2. Kelengkapan penjelasannya
3. Reaksi klien yang mungkin timbul atas jurnal koreksi tersebut
Semua koreksi harus dibuat untuk menjadikan laporan keuangan yang diaudit menyajikan
informasi yang wajar bagi pemakai laporan keuangan tersebut.
Copy daftar ringkasan jurnal koreksi tersebut diserahkan kepada klien untuk dibahas
dan dibicarakan. Jika klien menyetujui jurnal koreksi yang diusulkan tersebut, maka jurnal
koreksi tersebut tidak disajikan dalam laporan audit. Hanya angka yang telah dikoreksi yang
dicantumkan dalam laporan keuangan yang telah diaudit.Berikut contoh ringkasan jurnal
koreksi/penyesuaian tersebut

SYARIKAH 3SA
RINGKASAN JURNAL KOREKSI AUDIT
31 DESEMBER 2015

Indek No. Nama Akun dan Penjelasan Debet Kredit


KKP Akun Jurnal Koreksi/Penyesuaian
BS-1.1 1) Kas 2.693.400
Penjualan 2.693.400

Koreksi penjualan tunai yang belum


dicatat sampai dengan 31 Des. 2015

2) Suplies Kantor 440.000


Piutang Karyawan 1.200.000
Kas Umum 1.640.000
Untuk mencatat pengeluaran-
pengeluaran kas kecil dari tanggal 21 –
31 Desember 2015 dan kekurangan
dana kas kecil

127
PERISTIWA KEMUDIAN (SUBSEQUENT EVENT)

Peristiwa kemudian adalah peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam periode sejak
tanggal neraca sampai dengan selesainya pekerjaan lapangan yang mempunyai akibat yang
material terhadap penyajian informasi dalam laporan keuangan sehingga memerlukan
penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan yang bersangkutan. Peristiwa
kemudian dapat digambarkan sebagai berikut:

Tanggal awal Tanggal Tanggal Tanggal


Laporan Keuangan Neraca Selesainya Penerbitan
Yang diaudit Pekerjaan Laporan
Lapangan Audit

1 Januari 31 Desember 10 Maret 31 Maret

Periode Laporan Keuangan Periode peristiwa


Yang diaudit kemudian

Peristiwa kemudian yang mempunyai dampak terhadap penyajian informasi dalam laporan
keuangan klien dapat dibagi dua:
1. Peristiwa kemudian yang secara langsung mempengaruhi laporan keuangan yang
diaudit, sehingga auditor berkewajiban mengusulkan penyesuaian terhadap laporan
keuangan tersebut kepada klien
2. Peristiwa kemudian yang tidak memerlukan penyesuaian terhadap laporan keuangan
yang diaudit tetapi memerlukan penjelasan dalam bentuk catatan kaki atau catatan
atas laporan keuangan

Peristiwa kemudian yang secara langsung mempengaruhi laporan keuangan yang diaudit,
adalah peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang
ada sebelum atau pada tanggal neraca dan berdampak terhadap taksiran yang melekat
(dibuat) dalam proses penyusunan laporan keuangan.

Contoh:
1. Penghapusan piutang kepada yang pelanggan setelah tanggal neraca karena
bangkrut merupakan indikasi keadaan pelanggan tersebut pada tanggal neraca,
sehingga hal ini mempengaruhi kecukupan penyisihan piutang ragu-ragu yang
dibentuk pada tanggal neraca. Oleh karena itu, penyisihan piutang ragu-ragu di neraca
harus disesuaikan sebelum laporan keuangan diterbitkan.
Akan tetapi, penghapusan piutang kepada pelanggan setelah tanggal neraca yang
disebabkan pelanggan mengalami kebangkrutan karena terbakar, atau meninggal
dunia bukan merupakan kondisi yang ada pada tanggal neraca sehingga laporan
keuangan tidak perlu disesuaikan.

2. Penyelesaian tuntutan hukum yang jumlahnya berbeda dengan jumlah utang yang
sudah dicatat membutuhkan penyesuaian laporan keuangan jika peristiwa yang
menyebabkan timbulnya tuntutan hukum tersebut telah terjadi atau ada sebelum
tanggal neraca.

Peristiwa kemudian yang tidak memerlukan penyesuaian terhadap laporan keuangan, yaitu
peristiwa kemudian yang tidak ada atau belum ada sebelum atau pada tanggal neraca, tetapi
peristiwa tersebut betul-betul adanya setelah tanggal neraca. Contoh peristiwa kemudian
yang memerlukan penjelasan dalam laporan keuangan antara lain adalah:
1. Penurunan harga pasar surat-surat berharga jangka pendek

128
2. Pengeluaran Obligasi atau saham
3. Kerugian karena kebakaran, atau bencana alam lainnya.
4. Penyelesaian perkara pengadilan yang penyebabnya terjadi setelah tanggal neraca

Prosedur Audit terhadap Peristiwa Kemudian


1. Pelajari notulen Rapat Pemegang Saham, Dewan Komisaris
2. Review laporan keuangan yang dibuat klien (laporan internal) dari tanggal neraca
sampai dengan tanggal penerbitan laporan audit
3. Lakukan wawancara dengan pimpinan perusahaan mengenai peristiwa yang
kemungkinan berdampak material terhadap penyajian laporan keuangan.
4. Lakukan wawancara dengan penasehat hukum klien
5. Review penagihan piutang usaha yang dilakukan setelah tanggal neraca
6. Review jurnal penerimaan kas terutama mengenai transaksi penerimaan kas dari
penarikan kredit atau penjualan aktiva tetap yang jumlahnya material

SURAT PERNYATAAN KLIEN


(Client Representation Letter)
Dalam penyelesaian pekerjaan auditnya, auditor juga diharuskan meminta surat
pernyataan dari klien, yaitu surat pernyataan yang dibuat oleh klien yang ditujukan kepada
Kantor Akuntan Publik (Auditor) tentang:
1. Kewajaran penyajian laporan keuangan merupakan tanggungjawab manajemen
2. Bahwa semua data, catatan akuntansi, notulen rapat direksi dan pemegang saham
serta semua informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan audit seluruhnya sudah
diperlihatkan kepada auditor dan tidak ada yang disembunyikan
3. Penjelasan mengenai pos-pos laporan keuangan, misalnya:
- Piutang yang disajikan di neraca semua diharapkan bisa ditagih atau sudah
dibuatkan penyisihan yang cukup untuk piutang ragu-ragu
- Aktiva tetap yang dicantumkan di neraca semuanya milik perusahaan dan
dicatat berdasarkan harga perolehannya
4. Menyatakan ada tidaknya aktiva perusahaan yang diajdikan jaminan atas kredit yang
diberikan Bank. Jika ada, aktiva apa saja yang dijaminkan dan kepada siapa
5. Menyatakan ada tidaknya kewajiban bersyarat per tanggal neraca, jika ada dalam
bentuk apa
6. Menyatakan ada tidaknya transaksi-transaksi hubungan istimewa
7. Menyatakan ada atau tidaknya kejadian penting setelah tanggal neraca yang
mempunyai pengaruh yang penting dan material terhadap kewajaran laporan
keuangan. Misalnya terjadinya kebakaran setelah tanggal neraca
Isi terperinci dari Surat Pernyataan Klien ini dinyatakan lebih jelas dan lengkap oleh Ikatan
Akuntan Indonesia dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) PSA No. 17

Kegunaan Surat Pernyataan Klien bagi Auditor


Bagi Auditor surat pernyataan klien ini merupakan tameng jika dikemudian hari ada
tuntutan hukum dari pemakai laporan keuangan hasil auditannya yang merasa dirugikan atas
adanya informasi yang disembunyikan oleh klien kepada auditor.

Surat pernyataan klien ini diminta oleh auditor sebelum menyerahkan laporan audit
kepada klien. Tanggal surat pernyataan klien harus sama dengan tanggal selesainya
pekerjaan lapangan dan tanggal laporan audit. Surat pernyataan klien ditanda tangani oleh
pejabat perusahaan yang berwenang. Konsep surat pernyataan klien dapat disiapkan oleh
auditor dan disetujui managemen.

129
Contoh: Surat Pernyataan Klien

Syarikah 3SA
Pekanbaru,25 Maret 2016
No : 13/II/2003
Hal : Representation Letter

Kepada Yth.
Kantor Akuntan Publik “ Drs. Abrar & Rekan “
Jl.Marpoyan Raya 007
Pekanbaru

Dengan hormat,
Pernyataan Laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015

Sehubungan dengan pemeriksaan Saudara atas laporan keuangan Syarikah 3SA untuk tahun buku
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desenber 2015, untuk tujuan memberikan pendapat mengenai
ewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan dan perusahaan
anak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK) dengan ini kami
menegaskan kepada Saudara bahwa sepanjang pengetahuan kami, pernyataan-pernyataan berikut
yang diberikan pada saat pemeriksaan Saudara berlangsung adalah benar.

A. UMUM
Kami menyadari bahwa sebagai anggota manajemen perusahaan, kami bertanggungjawab atas
kewajaran penyajian dalam laporan keuangan mengenai posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang diterapkan
secara konsisten.
Kami telah memberikan semua catatan dan data keuangan yang berhubungan dengan hal tersebut
kepada saudara sehingga laporan keuangan yang kami sajikan dapat digunakan semua pihak yang
berkepentingan dan kesimpulan yang diambil oleh masing-masing pihak dalam pengambilan
keputusan tidak akan saling bertentangan.
Tidak ada transaksi penting yang belum dibukukan secara benar dalam catatan pembukuan yang
menjadi dasar penyusunan laporan keuangan. Semua pengeluaran dalam tahun berjalan telah
mendapat persetujuan pejabat perusahaan yang berwenang dan dikeluarkan untuk keperluan
perusahaan.
Kami tidak mempunyai rencana ataupun tujuan yang dapat secara berarti mempengaruhi
kewajaran nilai buku atau pengklasifikasian aktiva dan pasiva.
Kami menyadari bahwa pemeriksaan saudara dilakukan sesuai dengan Standar Profesional
Akuntan Publik dan dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan perusahaan
secara keseluruhan, dan karenanya pengujian yang saudara lakukan terhadap catatan-catatan
pembukuan maupun prosedur pemeriksaan lainnya terbatas pada apa yang saudara anggap penting
untuk tujuan tersebut.

B. AKTIVA
a. Piutang
4. Semua piutang per tanggal 31 Desember 2015 telah dicatat dan disajikan dalam
laporan keuangan sebagaimana mestinya dan merupakan tagihan-tagihan yang sah
terhadap debitur-debitur yang bersangkutan yang belum diterima pembayarannya
sampai dengan tanggal neraca
5. Perusahaan telah membuat penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan analisis umur
piutang
6. Tidak ada piutang yang diajminkan atau dialihkan kepada pihak lain

c. Persediaan
1. Perhitungan pisik persediaan telah dilakukan sebagaimana mestinya disaksikan oleh
Akuntan Publik. Saldo persediaan telah disesuaikan setelah diadakan pisah batas
terhadap pesediaan.
2. Persediaan yang dilaporkan seluruhnya merupakan milik perusahaan
3. Sistem pencatatan persediaan: Sistem Perpetual

130
4. Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan dengan menerapkan metode Rata-
rata bergerak

d. Aktiva Lancar lainnya


Semua aktiva lancar lainnya benar-benar merupakan hak perusahaan yang sah yang dicatat
dan dilaporkan dalam laporan keuangan sebagaimana mestinya

e. Aktiva Tetap
1. Aktiva tetap yang dilaporkan dalam keuangan semuanya merupakan milik sah
perusahaan yang dicatat dan dilaporkan berdasarkan harga perolehannya
2. Metode penyusutan yang digunakan Garis Lurus

C. KEWAJIBAN
a. Kewajiban lancar
1. Semua hutang jangka pendek (lancar) perusahaan per tanggal neraca telah dicatat
dan dilaporkan sebagaimana mestinya
2. Per tanggal neraca tidak ada tuntutan hukum yang pengaruhnya harus
dipertimbangkan untuk diungkapkan dalam laporan keuangan sebagai suatu
kewajiban bersyarat
b. Kewajiban Jangka Panjang
Tidak ada

D. EKUITAS
Ekuitas yang terdiri dari Modal Syarikah yang telah Disetor dan Laba ditahan telah dicatat dan
dilaporkan sebagaimana mestinya

E. PENDAPATAN DAN BEBAN


1. Semua pendapatan dari kegiatan perusahaan dan sumber lainnya telah dicatat dan dilaporkan
dalam laporan keuangan sebagaimana mestinya dengan menerapkan prinsip cut-off
2. Penjualan diakui sebagai pendapatan pada saat penyerahan barang kepada pembeli
3. Harga pokok penjualan, beban usaha (operasional), dan beban lainnya telah dicatat dan
dilaporkan dalam laporan keuangan dengan sebagaimana mestinya.
4. Taksiran beban pajak telah dilakukan sesuai dengan UU Pajak yang berlaku

F. PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL NERACA


Semua peristiwa penting setelah tanggal neraca sampai dengan tanggal laporan audit telah
disampaikan kepada Kantor Akuntan dan telah diungkapkan dalam laporan keuangan

H. HAL-HAL PENTING LAINNYA


1. Seluruh hasil rapat Direksi, sampai dengan tanggal laporan audit telah
diperlihatkan/disampaikan kepada Akuntan Publik
2. Sampai dengan tanggal laporan audit tidak ada persengketaan yang berhubungan dengan
transaksi usaha, perjanjian pinjaman lainnya.
3. Semua catatan akuntansi dan keuangan perusahaan telah diperlihatkan kepada Akuntan
Publik perusahaan dan tidak ada yang disembunyikan
4. Tidak ada kecurangan maupun ketidakberesan yang dijumpai selama periode laporan
keuangan sampai dengan tanggal laporan audit

Demikianlah pernyataan kami, dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Syarikah 3SA

(Salsabila Arya)
Direktur Utama

Soal Diskusi:

131
1. Dua hari menjelang anda menyelesaikan pekerjaan lapangan, gudang persediaan
klien anda mengalami kebakaran yang menghabiskan lebih dari 60 % persediaannya
dan tidak diasuransikan. Sebagai Auditor apa yang menjadi tanggungjawab anda
terkait peristiwa tersebut ?
2. Kenapa setelah selesainya pelaksanaan pekerjaan lapangan, auditor harus cepat-
cepat meninggalkan perusahaan klien ?

132
BAB16: LAPORAN AUDIT

Akhir dari proses audit adalah diterbitkannya laporan audit. Laporan audit diterbitkan
setelah auditor menyelesaikan semua pekerjaan lapangan. Dua bentuk laporan audit yang
diterbitkan auditor, yaitu laporan audit bentuk pendek dan laporan audit bentuk panjang.
Pertimbangan bentuk laporan audit ini tergantung pada kebutuhan klien. Sedangkan
kebutuhan klien ditentukan oleh pemakai laporan audit, misalnya Bank, pemegang saham.

Laporan audit bentuk pendek baku terdiri dari tiga paragraf: paragraf pengantar,
paragraf lingkup audit, dan paragraf pendapat. Dalam penyajiannnya laporan audit bentuk
pendek ini dilampiri dengan laporan keuangan hasil audit dan catatan atas laporan keuangan
auditan tersebut. Perlu diingat bahwa hanya laporan audit yang menjadi tanggung jawab
auditor, sedangkan laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan hasil audit
merupakan tanggungjawab manajemen. Laporan audit bentuk panjang merupakan perluasan
dari laporan audit bentuk pendek.

Isi Laporan Audit Baku (Standar)

Laporan Audit baku adalah laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa
pengecualian (syarat). Bentuk dan isi laporan audit baku disajikan pada halaman berikutnya:

Judul Laporan
Kata independen pada judul laporan untuk menegaskan kepada pemakai laporan
tentang tidak adanya keberpihakan disemua aspek audit yang dilaksanakan auditor.

Pihak yang dituju


Pihak yang dituju adalah pihak yang meminta agar audit dilaksanakan melalui surat
permintaan audit yang diterima dari klien

Paragraf pengantar
Berisikan pernyataan auditor tentang:
1. laporan keuangan yang diaudit
2. laporan keuangan merupakan tanggungjawab manajemen
3. tanggungjawab auditor adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
yang diaudit

Paragraf Lingkup

Paragraf ini menyatakan ruang lingkup pelaksanaan audit, yaitu bahwa audit
dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
dan pernyataan bahwa dengan audit yang telah dilaksanakannya auditor telah memberikan
dasar yang memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Dengan pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing, maka secara
implisit auditor menyatakan bahwa:

1. Auditor adalah terlatih dan ahli dalam auditing


2. Auditor adalah independen dalam hubungannya dengan klien
3. Auditor telah menjalankan kemahiran profesionalnya dengan seksama
4. Pekerjaan audit telah direncanakan dan disupervisi pelaksanaannya
5. Pengendalian intern klien telah dipahami dan dinilai
6. Telah diperoleh bukti kompeten dalam jumlah yang cukup

133
Contoh: Laporan Audit Baku

Isi Laporan Unsur Penting

Laporan Auditor Independen Judul Laporan

Kepada Yth:
Dewan Komisaris Pihak yang dituju
PT. Salsadiqa
Jl. Amal Salihan No: 5
Pekanbaru

Kami telah mengaudit neraca PT. Salsadiqa tanggal 31 Desember 2014 serta Paragraf Pengantar
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggungjawab
manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Paragraf lingkup
Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan
melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan yang memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi
pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah
dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas
prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk
menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan Paragraf pendapat
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. Salsadiqa
tanggal 31 Desember 2014, dan hasil usaha, perubahan ekuitas serta arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.

Kantor Akuntan Publik


“Abrar & Rekan” Tanda tangan

(Drs. Abrar, MSi. Akt)


Reg. Neg. D-9030
NIAP:09.007.02

Pekanbaru, 24 Maret 2015 Tanggal laporan

Jika salah satu atau lebih standar auditing tersebut di atas tidak dapat dipenuhi oleh
auditor, maka auditor harus membuat pengecualian (kualifikasi) terhadap lingkup auditnya.
Jika auditor mencantumkan pengecualian dalam lingkup auditnya, berarti auditor harus
menambahkan uraian yang menjelaskan standar auditing yang tidak dipenuhinya dan
mengapa hal tersebut terjadi. Pengecualian tersebut kemungkinan disebabkan auditor tidak
independen dalam hubungannya dengan klien, karena kurangnya jumlah dan kompetensi
bukti yang dikumpulkannya, atau karena pembatasan klien terhadap prosedur audit yang
dilaksanakan oleh auditor.

134
Paragraf Pendapat
Dalam paragraf ini auditor menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit
berdasarkan pekerjaan audit yang sudah dilaksanakan.

Tanda Tangan
Tanda tangan menunjukkan pengesahan laporan audit oleh auditor. Penandatangan
laporan audit adalah partner dalam kantor akuntan yang bersangkutan.

Tanggal Laporan
Tanggal laporan audit adalah tanggal selesainya pekerjaan lapangan. Setelah
selesainya pekerjaan lapangan dilakukan, auditor beserta asistennya meninggalkan
perusahaan klien dan mengolah penerbitan laporan audit dikantornya. Tanggal ini
menunjukkan batasan tanggungjawab auditor terhadap peristiwa-peristiwa kemudian.

TIPE PENDAPAT AUDITOR


Pendapat yang dapat diberikan auditor terhadap laporan keuangan yang diauditnya,
yaitu:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan
dalam laporan audit baku (Unqualified Opinion with explanatory language)
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
4. Pendapat tidak wajar (Adverse opnion)
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer opinion)

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian


Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor jika kondisi berikut ini dipenuhi:
1. Semua laporan: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan
arus kas terdapat dalam laporan keuangan
2. Dalam pelaksanaan audit, seluruh standar umum dapat dipenuhi oleh auditor
3. Bukti yang cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah melaksanakan
perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkannya untuk melaksanakan tiga
standar pekerjaan lapangan.
4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di
Indonesia. Hal ini juga berarti bahwa pengungkapan telah dilakukan memadai dalam
catatan kaki atau catatan atas laporan keuangan.
5. Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambahkan paragraf
penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.

Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan


dalam laporan audit baku
Ada kondisi tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf
penjelasan dalam laporan audit, walaupun kondisi tersebut tidak mempengaruhi pendapat
wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan yang diaudit. Paragraf penjelasan
dicantumkan setelah paragraf pendapat.

Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelasan


dalam laporan audit baku:
1. Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang
berpengaruh material terhadap laporan keuangan. Contoh bunyi paragraf penjelasan
sebagai berikut:

135
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan PT. Salsadiqa tanggal 31 Desember 2015, dan hasil
usaha, perubahan ekuitas serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
denganprinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Sebagaimana dijelaskan pada catatan kaki No. 10 atas laporan keuangan, perusahaan telah
mengubah perhitungan beban depresiasi dalam tahun 2014

Kantor Akuntan Publik


“Abrar & Rekan”

2. Keraguan besar tentang kelangsungan hidup perusahaan


Adanya peristiwa-peristiwa atau keadaan berikut dapat menyebab keraguan besar
terhadap kemampuan perusahaan mempertahankan kelansungan hidupnya:
a. Kerugian signifikan yang terjadi terus menerus dari usaha perusahaan atau
kekurangan modal kerja
b. Ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya saat jatuh
tempo
c. Kehilangan pelanggan utama, terjadinya bencana yang tidak tercakup dalam
asuransi, atau kesulitan besar dalam hubungan dengan buruh
d. Tuntutan pengadilan, pemberlakuan aturan perundangan, atau hal-hal
semacam yang kemungkinan membahayakan kelangsungan hidup
perusahaan.

Contoh Paragraf Penjelasan:

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan PT. Salsadiqa tanggal 31 Desember 2014, dan hasil
usaha, perubahan ekuitas serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Laporan keuangan terlampir disusun dengan anggapan bahwa PT. Salsadiqa akan
beroperasi sebagai entitas yang berkelangsungan hidup. Sebagaimana dijelaskan pada
catatan kaki no. 12 atas laporan keuangan, PT. Salsadiqa telah mengalami kerugian yang
terus menerus dan kekurangan modal bersih sehingga menimbulkan keraguan besar atas
kemampuannya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Rencana manajemen untuk
mengatasi hal ini juga dijelaskan dalam catatan kaki tersebut. Laporan keuangan terlampir
tidak mencantumkan penyesuaian apapun sebagai akibat ketidakpastian ini.

Kantor Akuntan Publik


“Abrar & Rekan”

3. Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
4. Penekanan pada suatu hal
5. Laporan audit yang melibatkan auditor lain

Pendapat Wajar dengan Pengecualian

Pendapat wajar dengan pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan


menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan
arus kas perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
kecuali untuk dampak yang dikecualikan.

136
Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam kondisi:
1. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang
mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat memberikan pendapat
wajar tanpa pengecualian dan ia tidak berkesimpulan untuk tidak memberikan
pendapat.
2. Auditor yakin atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan bersisi penyimpangan
dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material dan ia tidak
berkesimpulan untuk memberikan pendapat tidak wajar.

Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, auditor harus menjelaskan
semua alasan yang menyebabkan ia berkesimpulan bahwa terdapat penyimpangan dari
prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam paragraf tambahan yang terpisah sebelum
paragraf pendapat dalam laporan audit.

Contoh bunyi paragraf pendapat wajar dengan pengecualian:

Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak tidak diakuinya aktiva dan kewajiban sewa guna
usaha tertentu seperti yang kami uraikan dalam paragraf di atas, laporan keuangan yang kami
sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT.
Salsadiqa tanggal 31 Desember 2014, dan hasil usaha, perubahan ekuitas serta arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.

Pendapat Tidak Wajar


Pendapat tidak wajar diberikan jika laporan keuangan perusahaan tidak disusun sesuai atau
tidak mematuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum

Contoh bunyi paragraf pendapat tidak wajar:

Menurut pendapat kami, karena dampak hal yang kami uraikan dalam paragraf di atas, laporan
keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan secara wajar, sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, posisi keuangan PT. Salsadiqa tanggal 31 Desember
2014, dan hasil usaha, perubahan ekuitas serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut

Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat

Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat atas


laporan keuangan yang di auditnya:
1. Ruang lingkup pelaksanaan audit tidak memadai untuk auditor memberikan pendapat
atas laporan keuangan
2. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien

137
Contoh bunyi paragraf pendapat yang menyatakan tidak memberikan pendapat:

Karena perusahaan tidak melaksanakan penghitungan pisik persediaan dan kami tidak dapat
menerapkan prosedur audit untuk meyakinkan kami atas kuantitas persediaan dan harga perolehan
aktiva tetap, lingkup audit kami tidak cukup untuk memungkinkan kami menyatakan, dan kami tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan

MANAGEMENT LETTER

Menurut Whittington, O. ray dan Kurt Pany, management letter adalah suatu laporan
yang dibuat auditor kepada manajemen yang berisi rekomendasi untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang diungkapkan auditor setelah mempelajari dan mengevaluasi
pengendalian intern perusahaan. Disamping itu, management letter juga membantu
membantasi tanggungjawab auditor seandainya dikemudian hari kelemahan-kelemahan
dalam pengendalian intern mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

Management letter ini dibuat sebagai pelengkap laporan audit yang diserahkan
kepada manajemen setelah pekerjaan audit selesai.

138
Contoh Management Letter.

Pekanbaru, Maret 2016


No : 007/ML/2015
Hal : Management Letter

Kepada Yth:
Direksi Syarikah 3SA
Jalan.
Pekanbaru

Dengan hormat,
Kami telah melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Syarikah 3 SA untuk tahun buku
yang berakhir tanggal 31 Desember 2015 dan telah mengeluarkan laporan audit tertanggal Maret 2016.
Sebagai bagian dari pemeriksaan tersebut, kami telah melakukan studi dan evaluasi terhadap
pengendalian intern perusahaan, seperti yang diharuskan dalam Standar Profesional Akuntan Publik.
Tujuannya adalah untuk menentukan sifat dan luasnya ruang lingkup pemeriksaan serta jenis audit
prosedur yang harus dilakukan.

Evaluasi terhadap pengendalian intern perusahaan ini, bukanlah merupakan suatu


pemeriksaan khusus terhadap pengendalian intern perusahaan, dan laporan yang kami buat ini
merupakan suatu laporan tambahan dari laporan audit kami.

Keadaan administrasi serta pengendalian intern perusahaan secara umum cukup baik, akan
tetapi selama pemeriksaan berlangsung kami menemukan beberapa kelemahan yang perlu mendapat
perhatian manajemen untuk diperbaiki.

Untuk tercapainya pengendalian intern yang lebih baik, berikut ini kami sampaikan beberapa
kelemahan dalam pengendalian intern perusahaan dan saran perbaikannya.

1. Anggaran
Perusahaan belum menggunakan anggaran dalam menjalankan aktivas opersionalnya. Kami
sarankan agar perusahaan mulai menggunakan anggaran sebagai alat perencanaan dan
pengendalian. Dengan demikian, dapat dilakukan monitor secara periodik apakah ada penyimpangan
aktivitas dari yang dianggarkan dan jika ada segera dapat diambil tindakan korektif. Anggaran juga
dapat digunakan untuk mengukur kinerja para manajer dan dasar untuk memberikan reward.

Komentar Manajemen:
Kami akan mencoba menggunakan Sistem Anggaran mulai tahun 2017

2. Internal Auditor
Perusahaan belum mempunyai internal auditor yang mempunyai tanggungjawab atas
penyediaan informasi mengenai cukup efektifnya suatu pengendalian intern dan mutu pekerjaan
organisasi perusahaan. Kami sarankan agar perusahaan mempunyai bagian internal audit untuk
membantu setiap bagian organisasi dalam melksanakan tanggungjawab mereka secara efektif. Juga
untuk memeriksa ketelitian dan keandalan data dan informasi akuntansi yang dihasilkan bagian
akuntansi serta memastikan bahwa setiap kebijakan yang telah ditetapkan manajemen sudah ditaati
oleh setiap bagian.

Komentar Manajemen:
Tahun 2016 akan dimulai membentuk Bagian Internal Audit

3. Kas
Dari hasil cash opname ditemukan adanya selisih antara pisik kas dengan catatan kas. Hal ini
disebabkan oleh kesalahan kasir. Agar kasus ini jangan terulang kembali kami sarankan agar
perusahaan melakukan cash opname secara periodik yang dilakukan secara mendadak dan
melakukan mutasi semetara terhadap kasir.

Komentar Manajemen:
Tahun 2016 akan mulai dilaksanakan

139
4. Inventarisasi Pisik Aktiva Tetap
Perusahaan tidak pernah melakukan inventarisasi pisik aktiva tetap. Kami sarankan agar
minimal setahun sekali perusahaan melakukan inventarisasi pisik aktiva tetap untuk memeriksa
kelengkapan dan kondisinya. Setiap Aktiva Tetap milik perusahaan perlu diberi kode untuk
mempermudah pengawasannya

Komentar Manajemen:
Tahun 2016 akan mulai dilaksanakan

Surat komentar ini hanya untuk memberikan informasi kepada manajemen perusahaan, bukan
untuk disajikan pada pihak-pihak di luar perusahaan untuk mencegah kemungkinan salah pengertian
dari pihak-pihak yang kurang memahami mengenai tujuan dan keterbatasan dari suatu pengendalian
intern dan evaluasi yang kami lakukan atas pengendalian intern tersebut.

Seandainya ada hal-hal yang kurang jelas atau memerlukan penjelasan lebih lanjut, kami
bersedia untuk mendiskusikan hal tersebut. Kami mengucapkan terima kapada manajemen dan
seluruh staf perusahaan yang telah memberikan bantuan dan kerja sama yang baik selama
pelaksanaan audit.

Kantor Akuntan Publik


“Abrar & Rekan”

(Drs. Abrar, MSi. Akt)


Reg. Neg. No. D-9030

140
SYARIKAH 3SA

LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2015

141
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
ABRAR & REKAN
(Registered Public Accountant)
NIAP:09.007.02
Jln. Marpoyan Raya No. 007
Telp: 0761-65669
Pekanbaru

Laporan Auditor Independen

Kepada Yth:
Direksi Syarikah 3SA

Jl. Amal Salihan No: 38


Pekanbaru

Kami telah mengaudit neraca Syarikah 3SA tanggal 31 Desember 2015 serta laporan laba
rugi, laporan perubahan Laba Ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggungjawab manajemen perusahaan.
Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit
agar kami memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan Syarikah 3SA tanggal 31 Desember 2015,
dan hasil usaha, perubahan laba ditahan serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Kantor Akuntan Publik


“Abrar & Rekan”

(Drs. Abrar, MSi. Akt)


Reg. Neg. D-9030
NIAP:09.007.02

Pekanbaru, 10 Juni 2016

142
SYARIKAH 3SA
NERACA
Per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 sebagai Pembanding

AKTIVA Catatan 2014 2013


Aktiva Lancar
Kas 2b, 3 19.677.000 11.573.600
Bank 104.460.200 98.137.400
Piutang Usaha 4 132.226.000 162.673.700
Peny. Piutang Ragu-Ragu 5 -14.127.435 118.098.565 -12.648.400 150.025.300
Piutang Karyawan 1.000.000
Pers. Barang Dagang 2c, 6 230.390.750 192.402.600
Perlengkapan 5.907.800 8.675.000
Pajak Bayar Dimuka 7 26.951.628
Jumlah Aktiva Lancar 506.485.943 460.813.900

Aktiva Tetap 2d, 8


Tanah 328.400.000 328.400.000
Bangunan 448.600.000 448.600.000
Akum. Depr. Bangunan -67.290.000 381.310.000 -44.860.000 403.740.000
Kendaraan 622.620.000 673.220.000
Akum. Depr. Kendaraan -240.876.000 381.744.000 -190.114.000 483.106.000
Inventaris 128.650.000 128.650.000
Akum.Depr. Inventaris -96.487.500 32.162.500 -64.325.000 64.325.000
Jumlah Aktiva Tetap 1.123.616.500 1.279.571.000

TOTAL AKTIVA 1.630.102.443 1.740.384.900

KEWAJIBAN DAN MODAL Cttn 2014 2013


Hutang Lancar
Hutang Usaha 9 71.470.000 60.654.400
Biaya Ymh Dibayar 10 44.795.435 39.419.700

116.265.435 100.074.100
Ekuitas
Modal Syarikah 11 1.300.000.000 1.300.000.000
Laba Ditahan 213.837.008 340.310.800
Jumlah Modal 1.513.837.008 1.640.310.800
TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL 1.630.102.443 1.740.384.900

143
SYARIKAH 3SA
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2015 DAN 2014
Catatan 2015 2014
Penjualan 2f, 12 3.363.447.400 2.230.236.000

Harga Pokok Penjualan 13 2.131.209.400 1.411.919.400


Laba Kotor 1.232.238.000 818.316.600

Beban Operasional 14 841.543.015 636.699.300


Laba Operasional 390.694.985 181.617.300

Pendapatan dan Beban


Lain-Lain
Pendapatan Bagi Hasil
bank 21.804.760 17.653.300
Rugi Pelepasan
Kendaraan (98.600.000)
Beban Adiministrasi
Bank (18.789.200) (16.224.500)
Laba Bersih 295.110.545 183.046.100
Pajak 82.630.953 51.252.908
Laba Bersih Setelah Pajak 212.479.592 131.793.192

SYARIKAH 3SA
LAPORAN PERUBAHAN LABA DITAHAN
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014

Tahun 2015 Tahun 2014


Saldo 1 Januari 2011 340.310.800 208.517.608
Penyesuaian Periode
0
Lalu 0
Pembagian Laba (340.310.800)
0 208.517.608
Laba bersih tahun
131.793.192
berjalan 212.479.592

Saldi Laba ditahan 212.479.592 340.310.800

144
SYARIKAH 3SA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2015

Arus Kas dari Operasi


Penerimaan Kas dari Pelanggan 3,161,377,090
Pemb. Kas kpd Pemasok dan Karyawan (2.956.396.813)
Kas dari Hasil Operasi 204.980.277
Pembayaran PPh (83.158.837)

Arus Kas Bersihdari Aktivitas Operasi 121.821.440

Arus Kas dari Aktivitas Investasi


Penerimaan Bunga 21,804.760
Penambahan Kendaraan (129.400.000)

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (107,595,240)

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan


Hasil dari Pinjaman Jangka Panjang
Pembayaran Hutang Jangka Panjang

Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan

Kenaikan Bersih Kas dan setara Kas 14.226.200

Kas dan Setara Kas Awal Periode 109.711.000

Kas dan Setara Kas 31 Desember 2015 123.937.200

145
SYARIKAH 3SA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015
1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan
Syarikah 3SA didirikan pada akhir tahun 2008.

Seperti yang dinyatakan dalam Anggaran Dasar perusahaan, ruang lingkup perusahaan
meliputi perdagangan besar dan importir. Perusahaan mulai beroperasi tahun 2008.
Perusahaan berkedudukan di Indonesia dengan alamat kantor Jalan Amal Salihan No: 38
Pekanbaru.

b. Susunan Pengurus
Pada tanggal 31 Desember 2008, susunan Pengurus Syarikah adalah sebagai berikut:

Direktur Utama : Salsabila Arya

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Berikut ini adalah kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan
perusahaan, yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan harga perolehan. Laporan Arus Kas disusun menggunakan
metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan
pendanaan.

b. Kas dan Setara Kas


Kas dan setara Kas adalah Kas Umum, Kas Kecil dan rekening Giro di Bank yang dapat ditarik
setiap saat

c. Persediaan
Persediaan diakui pada nilai terendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga
perolehan ditentukan dengan menggunakan Rata-rata bergerak. Sistem pencatatan
persediaan yang digunakan sistem perpetual.

d. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dinyatakan sebesar harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi
penyusutan. Semua aktiva tetap selain Tanah disusutkan dengan menggunakan metode Garis
Lurus selama masa manfaatnya, yaitu:
Bangunan 20 tahun
Kendaraan Truk 5 tahun
Kendaraan Sedan dan Niaga 10 tahun
Inventaris 4 tahun

e. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan atas penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pembeli.

f. Pengakuan Beban
Beban diakui dengan menggunakan prinsip matching cost with revenue

3. KAS DAN SETARA KAS


Kas dan setara kas per 31 Desember 2015 terdiri dari:
Kas Umum Rp 16.677.000
Kas Kecil Rp 3.000.000
Bank Riau Maju Rp 104.460.200
Jumlah Rp 124.137.200

146
4. PIUTANG USAHA

Piutang Usaha sebesar Rp 132.226.000 merupakan saldo piutang usaha kepada pelanggan
per 31 Desember 2015 dengan perincian sebagai berikut:

Langganan Jumlah

PT. Arumba 8.775.000


CV. Banto 12.186.000
PT. Labu 27.988.000
CV. Tarok 9.675.000
Toko Surket 5.667.000
PT. Badam 12.450.000
PT. Matahati 5.510.000
PT. Berkat Yaqin 16.980.000
PT. Mulia Jaya 14.676.000
PT. Gurun 2.919.000
CV. Barokah 15.400.000
132.226.000

5. PENYISIHAN PIUTANG RAGU-RAGU


Penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 14.127.435 merupakan saldo penyisihan piutang
ragu-ragu per 31 Desember 2015 yang dibentuk dengan menggunakan metode analisis umr
piutang.

6. PERSEDIAAN
Persediaan barang dagang sebesar Rp 228.505.450 merupakan saldo persediaan barang
dagang per 31 Desember 2015

7. Pajak bayar dimuka sebesar Rp 27.479.512 merupakan kelebihan pembayaran Pajak per 31
Desember 2015

8. AKTIVA TETAP
Aktiva tetap per 31 Desember 2015 terdiri dari:
Harga Perolehan Akum. Depresiasi Nilai Buku
Tanah Rp 328.400.00 Rp 328.400.000
Bangunan Rp 448.600.000 Rp 67.290.000 Rp 381.310.000
Kendaraan Rp 622.620.000 Rp 240.876.000 Rp 381.744.000
Inventaris Rp 128.650.000 Rp 96.487.500 Rp 32.162.500

Jumlah Rp 1.528.270.000 Rp 404.653.500 Rp 1.123.616.500


Perincian selengkapnya disajikan pada lampiran

9. HUTANG USAHA
Hutang Usaha per 31 Desember 2015 merupakan hutang kepada Supplier yang terdiri dari:
PT. Megah Rp 24.650.000
PT. Oriental Rp 29.540.400
PT. Ceria Rp 17.280.000
Jumlah Rp 71.470.400
10. Biaya yang masih harus dibayar
Merupakan beban terutang per 31 Desember 2015 dengan rincian sbb:
Gaji Rp 32.443.000

147
Listrik Rp 8.356.435
Telepon Rp 3.996.000
Jumlah Rp 44.795.435

11. MODAL SYARIKAH


Rincian pemilikan Modal Syarikah per 31 Desember 2015 adalah:

Jumlah
(Rp)
Salsabila Arya Rp 500.000.000
Shadiqa Arya Rp 400.000.000
Syazwana R. Arya Rp 400.000.000

Jumlah Rp1.300.000.000

12. Penjualan
Penjualan sebesar Rp 3.363.447.400 merupakan penjualan selama tahun 2015 yang terdiri
dari penjualan tunai dan kredit

13. Harga Pokok Penjualan


Harga pokok penjualan Rp 2.129.324.100 merupakan harga pokok penjualan selama tahun
2015

14. BEBAN OPERASIONAL


Beban Operasional sebesar Rp 841.543.015 merupakan beban operasional selama tahun
2015 dengan perincian sebagai berikut:

SYARIKAH 3SA
Daftar Perincian Beban Operasional
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014
Tahun 2015 Tahun 2014
Gaji 472.583.250 315.055.500
Beban Perbaikan dan Perawatan Aset Tetap 32.111.300 31.244.500
Perlengkapan 25.180.200 16.786.800
Listrik 38.969.700 25.979.800
Telepon 76.855.350 51.236.900
Beban Depresiasi Bangunan 22.430.000 22.430.000
Beban Depresiasi Kendaraan 104.762.000 113.057.000
Beban Depresiasi Inventaris 32.162.500 32.162.500
Beban Piutang Ragu-Ragu 21.096.915 10.100.000
Beban Rupa-rupa 13.583.500 12.764.300
Rugi Persediaan Rusak 1.808.300
Jumlah Beban Operasional 841.543.015 630.817.300

148
SYARIKAH 3SA
DAFTAR AKTIVA TETAP
Per 31 Desember 2015

Beban
No. Nama Aktiva Tetap Unit Harga Perolehan Tarif Penambahan Harga Perolehan Akum. Depr. Depr. Akum. Depr. Nilai Buku
31/12/2014 Deprs. (Pengurangan) 31/12/2015 31/12/2014 Tahun 2015 31/12/2015 31/12/2015

840
Tanah M2 328.400.000 328.400.000 0 0 0 328.400.000
Bangunan 448.600.000 5% 448.600.000 44.860.000 22.430.000 67.290.000 381.310.000

Kendaraan
1 Truk Mitsubishi PS 1 168.600.000 20% 168.600.000 67.440.000 33.720.000 101.160.000 67.440.000
3 L-300 Pick Up 1 108.750.000 20% 108.750.000 43.500.000 21.750.000 65.250.000 43.500.000
4 Sedan Corolla 1 215.870.000 10% 215.870.000 43.174.000 21.587.000 64.761.000 151.109.000
5 Toyota Kijang*) 1 10% 129.400.000 129.400.000 9.705.000 9.705.000 119.695.000

Jumlah Kendaraan 493.220.000 129.400.000 622.620.000 154.114.000 86.762.000 240.876.000 381.744.000

Inventaris 128.650.000 25% 128.650.000 64.325.000 32.162.500 96.487.500 32.162.500

TOTAL 1.398.870.000 129.400.000 1.528.270.000 263.299.000 141.354.500 404.653.500 1.123.616.500

149
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, Auditing (Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik), Edisi 3, Lembaga
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 2004

Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati, Auditing (Petunjuk Pembuatan Kertas Kerja
Pemeriksaan), Lembaga Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 2004

Arens, Alvin A., James K. Loebecke, Auditing Pendekatan Terpadu, terjemahan Amir Abadi
Jusuf, Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 1996

Boynton, William C., Raymond N. Johnson and Walter G. Kell, Modern Auditing, Seventh
Edition, John Wiley and Sons, New York, 2001

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2002

____________________, Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta,


2001

Mulyadi, Auditing, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta, 2002

150

Anda mungkin juga menyukai