Anda di halaman 1dari 4

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS FITOKIMIA 1

NAMA : AMLIATI

STAMBUK : 15020180134

KELAS : C7

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
RESUME MATERI “ PARTISI”

 Langkah – langkah dalam isolasi senyawa yaitu: ekstraksi, pemisahan


senyawa
 Metode partisi pelarut
- Partisi (ekstraksi) padat cair : zat yang diekstraksi berada dalam
campuran yg berupa
- Partisi (ekstraksi) cair cair : zat yang diekstraksi berada dalam
campuran yg berupa cairan.
 Tujuan partisi
- Preparative
- Pemurnian
 Hukum partisi
Jika solut dilarutkan sekaligus kedalam dua pelarut yang tidak saling
bercampur, maka solut akan terdistribusi diantara kedua pelarut.
Pada keadaan setimbang, perbandingan konsentrasi solut berharga tetap
(pada suhu tetap)
 Masalah dalam partisi
Namun, pemisahan dengan partisi pelarut tidak selalu dapat dilakukan
dengan cara tebang habis, tumpang tindih senyawa dalam fraksi berturut-
turut biasanya ditemukan
Bila terjadi overlap compound pada hasil partisi/fraksinasi ekstrak.

 Partisi padat cair


Proses pemisahan untuk memperoleh komponen zat terlarut
(solute) dari campurannya dalam padatan dengan menggunakan pelarut
yang sesuai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
a. Temperatur / suhu
b. Waktu kontak
c. Pemilihan pelarut yang sesuai
Interaksi pada solute dan solvent
1. Interaksi disperse
2. Interaksi dipol
3. Interaksi ikatan hydrogen
4. Interaksi dielektrik
 Partisi cair cair
Partisi cair-cair adalah pemisahan komponen senyawa dalam dua
macam pelarut (pelarut yang tidak saling bercampur satu sama lain).
Biasanya menggunakan air dan pelarut yang tidak bercampur dengan air.
Proses pemisahan komponen kimia dalam ekstrak dengan
menambahkan suatu cairan ke dalam cairan lain yang tidak saling
bercampur. Alat yang digunakan adalah Corong Pisah. Rasio kosentrasi
senyawa dalam kedua fase disebut koefisien partisi (K).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut:
1. Kelarutan rendah dalam air
2. Kekentalan rendah dan mempunyai perbedaan kerapatan yang cukup
besar dari fase airnya, untuk mencegah terbentuknya emulsi dengan air
3. Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun
4. Mempunyai harga Kd yang lebih besar utk melarutkan komponen yang
diinginkan
5. Pelarut yg dipilih mudah utk dipisahkan dengan komponen yang
diinginkan.

Ekstraksi cair-cair dilakukan dengan cara pemisahan komponen


diantara 2 fase pelarut yang tdk saling bercampur. Sebagian komponen
larut pada fase pertama dan sebagian larut pada fase kedua. Kedua fase
yang mengandung zat terdispersi dikocok, dan didiamkan sampai terjadi
pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan. Fase air dan komponen
kimia yang terpisah.

Partisi cair-cair secara berturut-turut dapat dilakukan dengan cairan


yang tidak dapat bercampur dengan berbagai derajat kepolaran.
Dalam Ekstraksi Berganda, lebih baik menggunakan partisi
berturutan dengan volume relatif kecil dibandingkan satu kali partisi
dengan keseluruhan volume.

Fraksinasi asam dan basa dari ekstrak dapat dilakukan dengan


perubahan pH dari senyawa-senyawa asam maupun basa yang relatif
polar. Alkaloid (basa-basa N organik) dapat diekstraksi dalam suasana
basa dengan kloroform.

Rumus : Wn = Wo (Va/(KVo+Va)n

Wn = kosentrasi zat X yang tertinggal dalam fase air setelah n


kali ekstraksi.

n = berapa kali ekstraksi

Wo = Jumlah zat X mula-mula

Va = volume pelarut air

Vo = volume pelarut organik

K = koefisien distribusi

Mekanisme reaksi yg tjd pd partisi cair-cair :

a. Pembentukan kompleks tdk bermuatan yg merupakan gol.ekstraksi


b. Distribusi dari kompleks yg terekstraksi
c. Interaksinya dlm fase organik

Anda mungkin juga menyukai