Anda di halaman 1dari 3

MUHAMMAD ALVIYO ZAKI ATHALLAH

XIA5 / 19

TUGAS AGAMA
1. Menganalisis Surat At Taubah / 9:105 Tentang Etos Kerja
Kandungan ayat ini memotivasi kita untuk terus beramal dan bekerja dengan sungguh-
sungguh. Proses itulah yang dilihat dan dinilai oleh Allah. Bukan hasilnya. Allah tidak
menilai kita berdasarkan hasil, tetapi berdasarkan proses sebagaimana kita melalukan
pekerjaan itu dengan seungguh-sungguh. Surat ini juga mengandung bahwa Allah
memerintahkan hambanya untuk beramal dan bekerja yang dilakukan dengan ikhlas,
bukan karena riya ataupun mendapat pujian dari orang.

2. Membuat Artikel Tentang Etos Kerja Orang Yang Berpendidikan


Dengan Orang Yang Tidak Berpendidikan

“Pengaruh Pendidikan Terhadap Etos Kerja Seseorang”

Etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran diri yang didasari
oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja. Sikap ini tidak aja dimilki oleh
individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Bagi orang yang berpendidikan
etos kerja sangatlah penting, dalam penilaian seseorang untuk etos kerja adalah
melalui sikap dan tingkah lakunya yang ditunjukkan oleh seseorang dalam melakukan
pekerjaan. Berikut ini adalah ciri-ciri etos kerja yang ada :

1. Kejujuran

Dalam etos kerja, faktor kejujuran adalah salah satu hal yang sangat baik dan penting
dalam melakukan sebuah pekerjaan. Hal ini bisa datang dari luar atau lingkungan, bisa
juga dipicu dari hati dan pikiran dasar yang baik. Untuk kejujuran sebenarnya harus
berasal dari keikhlasan bukan dari paksaan, sehingga kejujuran bisa merupakan sebuah
panggilan yang menunjukan sebuah keterikatan yang kuat.
2. Kuat Pada Pendirian

Point pertama ini bisa juga disebut dengan konsistensi seseorang dalam melakukan
sebuah pekerjaan baik ringan atau berat. Konsisten memiliki makna seperti suatu
kemampuan dalam bersikap taat kepada sebuah asas, sikap pantang menyerah, dan
mempertahankan sebuah prinsip baik dalam diri walau harus menghadapai berbagai
macam risiko yang mungkin besar.

Kelebihan lainnya pada konsistensi adalah kemampuan yang baik untuk mengelola
berbagai macam emosi dengan baik dan efektif. Ini penting agar ketika melakukan
tindakan selalu sesuai dengan keadaan dan bentuk lingkungan yang ada agar tetap
konsisten.

3. Komitmen

Komitmen bisa juga dibilang sebagai keyakinan yang membuat diri menjadi cukup
kukuh dan berusaha. Hal ini mengakibatkan seseorang terbelenggu atau terselimuti hati
nuraninya untuk melakukan sebuah hal yang bisa dibilang sesuai arah keyakinan
seseorang. Selain itu, hal ini juga sebagai penilaian tekad, keyakinan pada diri sendiri,
dan kegairahan untuk melakukan sesuatu dengan baik.

4. Moralitas Yang Bersih

Proses dalam melakukan pekerjaan adalah hati yang ikhlas dan moral yang baik.
Tentunya dalam etos kerja, hal ini menjadi hal yang penting dan cukup menjadi tolak
ukur apakah seseorang memiliki sikap yang baik dalam bekerja. Sikap ikhlas adalah hal
yang sangat berkaitan untuk menunjukan kepada seseorang akan cinta dalam
pekerjaan, serta pelayanan terbaik tanpa adanya ikatan khusus.

5. Kecanduan Dengan Waktu

Faktor yang membuat seseorang sangat baik dalam etos kerja adalah menghargai
waktu yang ada. Menghargai waktu yang ada membuat setiap detik demi detik tersebut
menjadi sangat berharga, sehingga akan menghasilkan karya yang akan berguna untuk
sesama.
Cara menumbuhkan etos kerja sangatlah mudah asal itu dimulai dari diri kita dengan
ikhlas tanpa riya ataupun ingin dipuji orang. Bagi seorang yang berpendidikan cara
untuk menumbuhkan etos kerja adalah sebagai berikut :

 Kerja sebagai rahmat (Aku bekerja tulus penuh rasa syukur).


 Kerja adalah amanah (Aku bekerja penuh tanggung jawab).
 Kerja adalah panggilan (Aku bekerja tuntas penuh integritas).
 Kerja adalah aktualisasi (Aku bekerja keras penuh semangat).
 Kerja adalah ibadah (Aku bekerja serius penuh kecintaan).
 Kerja adalah seni (Aku bekerja cerdas penuh kreativitas).
 Kerja adalah kehormatan (Aku bekerja penuh ketekunan dan keunggulan).
 Kerja adalah pelayanan (Aku bekerja paripurna penuh kerendahan hati).

Selain itu, juga terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja orang
berpendidikan seperti agama, budaya, kondisi lingkungan, pendidikan, struktur
ekonomi, dan motivasi intrinsik individu.

Beda halnya dengan orang yang tidak berpendidikan, mereka tidak bisa memanfaatkan
waktu dengan baik, selain itu mereka lebih sering membuang-buang waktu dan selalu
tidak bisa menyingkirkan rasa malas yang ada pada dirinya. Bagi orang yang tidak
berpendidikan mereka melakukan kerja tidak didasari oleh rasa ikhlas, artinya mereka
melakukan pekerjaan tersebut dengan terpaksa/riya bahkan melakukan pekerjaan
tersebut untuk mendapat pujian dari orang. Didalam duarta at-taubah Allah sangat
tidak menyukai orang-orang yang bekerja dengan tidak didasari rasa ikhlas apalagi
hanya ingin mendapat pujian. Allah tidak akan menilai orang tersebut sama halnya
dengan orang yang berpendidikan. Oleh karena itu, jika kita ingin melakukan sesuatu
lakukan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, karena Allah akan menilai proses kita
bukan hasil dari apa yang kita peroleh.

Anda mungkin juga menyukai