KELOMPOK VI
MORAL ANGGOTA
ORGANISASI
Maesin Sin’ain Rika Gustiani Sultan Chandra
Musthafa A1A.19.0038 Akbar
A1A.19.0040 A1A.19.0022
KEPUASAN MANAJEMEN
PERILAKU ETIS
KERJA MOTIVASI
DAN TIDAK ETIS
DI TEMPAT KERJA
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada
dirinya. Kepuasan kerja adalah kadar kesenangan dalam diri seorang karyawan atas peran dan
pekerjaannya dalam suatu perusahaan. Kepuasan kerja merupakan evaluasi yang mengambarkan
seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
03 Upah
•Meningkatkan produktivitas
Manajemen Motivasi Positif adalah Manajer Manajemen Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan
memotivasi (merangsang) bawahan dengan dengan standar mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam waktu
berprestasi pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk
jangka panjang dapat berakibat kurang baik.
Perilaku Etis dan Tidak Etis di Tempat Kerja
• Intropeksi diri
Moral merupakan pendorong timbulnya perbuatan, dimana moral dapat membuat individu atau dalam
kelompok dapat melakukan suatu perbuatan agar dapat mencapai hal yang diinginkan demi kepuasan diri.
Dalam melakukan sebuah aktivitas sehari-hari baik itu secara individu Dalam melakukan sebuah aktivitas
sehari-hari baik itu secara individu atau dalam kelompok, moral dapat menjadikannya lebih bersemangat
dalam menjalankan aktivitas tersebut. Moral menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terciptanya
kepuasan kerja pada karyawan. Ketika moral dalam bekerja terbentuk dengan sangat baik dan harmonis
diantara para karyawan maupun pimpinan. Maka hal tersebut dapat menyebabkan karyawan yang bekerja
akan merasa puas ketika sedang mengerjakan pekerjaannya, begitupun sebaliknya ketika moral yang
terbentuk tidak baik dan tidak harmonis maka karyawan cenderung akan merasa tidak nyaman dalam
bekerja. Hal ini menjadikan pentingnya membangun moral yang baik dalam suatu perusahaan. Kepuasan
kerja yang dipengaruhi oleh moral yang baik akan menciptakan karyawan yang senantiasa produktif dan
kreatif dalam bekerja.
Proses Manajemen Motivasi dalam Membangun Moral Anggota
Organisasi
Satu hal yang menjadi tolok ukur atau kriteria membangun moral yang baik adalah manajemen. Manajemen menjadi penentu
utama apakah karyawan betah bekerja atau tidak. Jika manajemen sebuah perusahaan tidak baik, maka hal tersebut akan
menghasilkan turnover rate (presentase karyawan mengundurkan diri) yang tinggi. Karyawan tidak akan betah berlama-lama
tinggal di sebuah perusahaan dengan manajemen yang tidak baik dan tidak mendukung. Namun, jika manajemen sebuah
perusahaan termasuk yang baik dan selalu memberi motivasi, maka hal tersebut akan meningkatkan kinerja karyawan.
1) Tujuan, Dalam proses manajemen motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru kemudian para karyawan
dimotivasi kearah tujuan.
2) Mengetahui kepentingan, hal yang penting dalam proses manajemen motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan tidak
hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.
3) Komunikasi efektif, dalam proses manajemen motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan harus
mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya. Integritas
tujuan, Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah
needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian
motivasi.
4) Integrasi tujuan, Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah
needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian
motivasi.
5) Fasilitas, Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu karyawan yang akan mendukung
kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
6) Team work, Manajer harus membentuk team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan perusahaan. Team Work penting
karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.
Perilaku Etis dan Tidak Etis di Tempat Kerja dalam Membangun
Moral Anggota Organisasi
Perilaku etis dan tidak etis di tempat kerja dapat mempengaruhi moral anggota organisasi. Ketika rekan kerja dan
atasan berperilaku etis dalam lingkungan kerja maka akan terciptanya moral karyawan yang baik, karyawan menjadi
lebih nyaman dan betah dalam bekerja. Karyawan juga akan merasa bersemangat dan penuh ide jika bekerja di
lingkungan kerja yang rekan kerja maupun atasannya menerapkan perilaku etis. Maka sebaliknya jika rekan kerja dan
atasan menerapkan atau sering terjadi perilaku tidak etis dalam perusahaan maka beberapa karyawan mengikuti dan
menerapkan perilaku tidak etis tersebut dan menjadikan sebuah moral atau kebiasaan yang buruk. Bahkan ada
karyawan yang merasa perusahaan tempat bekerja terasa tidak nyaman, maka bisa jadi akan tidak betah dan akan
memutuskan untuk resign jika bekerja di lingkungan kerja yang rekan kerja maupun atasannya menerapkan perilaku
tidak etis.
Contoh dan analisis kasus
• Menurunnya Kepuasan Kerja Karyawan di PT Garuda Indonesia. Emiten maskapai
penerbangan BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), memutuskan untuk
memangkas gaji karyawan sebesar 30% sampai dengan 50% untuk sementara
waktu. Hal ini dilakukan sebagai upaya Garuda tetap bertahan dari dampak
pandemi Covid-19 yang terjadi mulai awal tahun 2020 yang memukul industri
penerbangan tanah air. Manajemen menyebutkan, selama pandemi, tingkat
keterisian penumpang mengalami penurunan signifikan yang berimbas pada
anjloknya pendapatan perusahaan.
• Analisis : Seharusnya pihak manajemen maupun atasan memberikan solusi atau
alternatif pada saat pandemi COVID-19 dalam rangka menjaga tingkat kepuasan
kerja karyawan dan upaya menjaga keberlangsungan operasional Perseroan
melalui pengelolaan biaya dan arus kas seperti menjalankan berbagai langkah
strategis lainnya dalam mengelola cost structure, yang antara lain dilakukan
melalui efisiensi biaya operasional, restrukturisasi biaya sewa pesawat maupun
biaya penunjang lainnya.
• Kasus Jiwasraya adalah Perilaku Tidak Etis yang Mencerminkan Jiwasraya Tidak
Bermoral. Kasus Jiwasraya yang merugikan negara lebih dari Rp 13,7 dan Asabri yang
diduga juga merugikan negara sekitar Rp 10 triliun. perusahaan itu ternyata tidak
mampu membayar pada nasabahnya yang sebagian adalah warga negara asing
(WNA). terkuaknya kasus ini menyebabkan kepercayaan publik hancur dalam sekejap.
Tentu hal ini disebabkan kekecewaan masyarakat terhadap perusahaan yang
melanggar moral dan etika dalam berbisnis maupun berorganisasi dan berdampak
besar merugikan masyarakat dan negara.
• Analisis : perusahaan yang melanggar etika dalam ini sudah mengabaikan perilaku
etis dan melakukan perilaku tidak etis serta norma-norma moral yang seharusnya
dipegang teguh tanpa terkecuali. Dengan potensi kerugian negara yang sangat besar
itu, langkah hukum dan politik pun ditempuh. Padahal, keadilan sebagaimana
tercantum dalam Pancasila sila kelima seharusnya menjadi budaya dan cermin
bangsa Indonesia. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia ini harus dijunjung tinggi
dengan kesadaran hati dan tanggung jawab bagi semua masyarakat, termasuk para
pemangku kepentingan. Jangan sampai akibat permasalahan ini banyak masyarakat
yang dibungkam haknya dan kepercayaan masyarakat menjadi nasabah akan sirna.
Kesimpulan
Kepuasan kerja, manajemen motivasi dan perilaku etis dan tidak etis di tempat
kerja merupakan komponen penting dalam membangun moral anggota
organisasi. Dimana ketiga hal tersebut dalam membangun moral anggota
organisasi dapat memberi dampak seperti terciptanya moral anggota organisasi
yang baik akan menciptakan sebuah lingkungan kerja yang dapat membuat
anggota akan merasa bersemangat dan penuh ide. Jika terciptanya moral
organisasi yang buruk maka anggota yang merasa perusahaan tempat bekerja
terasa tidak nyaman bisa jadi akan tidak betah dan akan memutuskan untuk
mengundurkan diri atau resign.