Anda di halaman 1dari 17

MEMBANGUN

KELOMPOK VI
MORAL ANGGOTA
ORGANISASI
Maesin Sin’ain Rika Gustiani Sultan Chandra
Musthafa A1A.19.0038 Akbar
A1A.19.0040 A1A.19.0022

Fandi Ahmad Ligar Kurnia Shelpan Diza


A1A.19.0041 A1A.19.0042
Dinasty
A1A.19.0023
MEMBANGUN MORAL ANGGOTA
ORGANISASI

KEPUASAN MANAJEMEN
PERILAKU ETIS
KERJA MOTIVASI
DAN TIDAK ETIS
DI TEMPAT KERJA
Kepuasan kerja

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada
dirinya. Kepuasan kerja adalah kadar kesenangan dalam diri seorang karyawan atas peran dan
pekerjaannya dalam suatu perusahaan. Kepuasan kerja merupakan evaluasi yang mengambarkan
seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Ada beberapa hal yang mempengaruhi kadar kepuasan kerja


karyawan, diantaranya:

Job description sesuai


01 dengan kompetensi
Lingkungan kerja yang
02 mendukung

03 Upah

04 Tantangan baru dan


jenjang karier
Manfaat Kepuasan Kerja

Tingkat kepuasan kerja karyawan


dapat mendatangkan sejumlah manfaat
untuk perusahaan. Adapun beberapa
manfaatnya sebagai berikut.

•Meningkatkan produktivitas

•Menumbuhkan sikap loyalitas

•Meningkatkan pelayanan perusahaan


pada pelanggan atau klien
Manajemen Motivasi
Motivasi berasal dari kata movere yang berarti
dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam
manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia
Pentingnya manajemen motivasi karena motivasi
umumnya dan bawahan khususnya. Manajemen motivasi
adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan
mempersoalkan bagaimana cara seorang manajer
mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja
mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja
giat dan antusias untuk mencapai hasil yang
sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan
tujuan yang telah ditentukan. optimal.
Manfaat Manajemen Motivasi
• Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan • Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
• Meningkatkan produktivitas kerja karyawan • Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
• Meningkatkan kedisiplinan karyawan • Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
• Mengefektifkan pengadaan karyawan • Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap
tugas-tugasnya.

Jenis – Jenis Manajemen Motivasi


Manajemen Motivasi Positif Manajemen Motivasi Negatif

Manajemen Motivasi Positif adalah Manajer Manajemen Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan
memotivasi (merangsang) bawahan dengan dengan standar mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam waktu
berprestasi pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk
jangka panjang dapat berakibat kurang baik.
Perilaku Etis dan Tidak Etis di Tempat Kerja

Perilaku etis di tempat kerja merupakan perilaku seluruh anggota


karyawan maupun atasan yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma
yang berlaku di dalam perusahaan dalam konteks tindakan-tindakan yang
baik dan benar.

Sedangkan perilaku tidak etis di tempat kerja merupakan kebalikanya


yaitu perilaku karyawan maupun atasan yang menyimpang dari norma-
norma yang ada dan umumnya cenderung bersifat merugikan dan buruk.
Pentingnya Perilaku Etis di Tempat Kerja
Perilaku etis di tempat kerja penting karena berbagai alasan. Orang dan pengguna jasa (klien) merasa aman saat bekerja dengan
perusahaan jika mereka tahu karyawan-karyawan mengikuti pedoman yang baik secara moral. Banyak perusahaan yang tidak
akan bertahan jika publik tidak merasa bahwa karyawan atau perusahaan tersebut beroperasi secara etis. Pedoman perilaku etis
juga mengatur cara perusahaan menangani konflik. Ketika pelanggan mengeluh atau jika rekan kerja menuduh orang lain
melakukan kesalahan, perusahaan yang etis dapat membuka buku pegangan karyawannya dan mengikuti prosedur adil yang
ditetapkan untuk mendapatkan penyelesaian. Dengan menerapkan perilaku etis juga dapat meningkatkan karir seorang
karyawan
Cara Menghindari Perilaku Tidak
Etis di Tempat Kerja
• Jadikan agama sebagai pedoman dalam
berperilaku

• Selektif dalam memilih rekan kerja

• Intropeksi diri

• Isi waktu luang dengan kegiatan positif


Jenis-Jenis Perilaku Etis di Jenis-Jenis Perilaku Tidak
Tempat Kerja Etis di Tempat Kerja

● Disiplin ● Suka mengambil barang milik orang lain


● Penampilan dan kerapian di ● Bergosip
tempat kerja ● Mengobrol
● Menerima kritik atau masukan ● Melakukan hal pribadi saat jam kerja
● Menghargai waktu ● Hobi menjilat atau cari muka kepada atasan
● Menghormati rekan kerja ● Melakukan intimidasi atau bullying
● Bertanggung jawab
Keterkaitan antara Kepuasan Kerja dengan Moral Anggota
Organisasi

Moral merupakan pendorong timbulnya perbuatan, dimana moral dapat membuat individu atau dalam
kelompok dapat melakukan suatu perbuatan agar dapat mencapai hal yang diinginkan demi kepuasan diri.
Dalam melakukan sebuah aktivitas sehari-hari baik itu secara individu Dalam melakukan sebuah aktivitas
sehari-hari baik itu secara individu atau dalam kelompok, moral dapat menjadikannya lebih bersemangat
dalam menjalankan aktivitas tersebut. Moral menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terciptanya
kepuasan kerja pada karyawan. Ketika moral dalam bekerja terbentuk dengan sangat baik dan harmonis
diantara para karyawan maupun pimpinan. Maka hal tersebut dapat menyebabkan karyawan yang bekerja
akan merasa puas ketika sedang mengerjakan pekerjaannya, begitupun sebaliknya ketika moral yang
terbentuk tidak baik dan tidak harmonis maka karyawan cenderung akan merasa tidak nyaman dalam
bekerja. Hal ini menjadikan pentingnya membangun moral yang baik dalam suatu perusahaan. Kepuasan
kerja yang dipengaruhi oleh moral yang baik akan menciptakan karyawan yang senantiasa produktif dan
kreatif dalam bekerja.
Proses Manajemen Motivasi dalam Membangun Moral Anggota
Organisasi
Satu hal yang menjadi tolok ukur atau kriteria membangun moral yang baik adalah manajemen. Manajemen menjadi penentu
utama apakah karyawan betah bekerja atau tidak. Jika manajemen sebuah perusahaan tidak baik, maka hal tersebut akan
menghasilkan turnover rate (presentase karyawan mengundurkan diri) yang tinggi. Karyawan tidak akan betah berlama-lama
tinggal di sebuah perusahaan dengan manajemen yang tidak baik dan tidak mendukung. Namun, jika manajemen sebuah
perusahaan termasuk yang baik dan selalu memberi motivasi, maka hal tersebut akan meningkatkan kinerja karyawan.

Berikut proses manajemen motivasi dalam membangun moral anggota organisasi :

1) Tujuan, Dalam proses manajemen motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru kemudian para karyawan
dimotivasi kearah tujuan.

2) Mengetahui kepentingan, hal yang penting dalam proses manajemen motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan tidak
hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.
3) Komunikasi efektif, dalam proses manajemen motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan harus
mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya. Integritas
tujuan, Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah
needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian
motivasi.

4) Integrasi tujuan, Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah
needscomplex yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian
motivasi.

5) Fasilitas, Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu karyawan yang akan mendukung
kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.

6) Team work, Manajer harus membentuk team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan perusahaan. Team Work penting
karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.
Perilaku Etis dan Tidak Etis di Tempat Kerja dalam Membangun
Moral Anggota Organisasi

Perilaku etis dan tidak etis di tempat kerja dapat mempengaruhi moral anggota organisasi. Ketika rekan kerja dan
atasan berperilaku etis dalam lingkungan kerja maka akan terciptanya moral karyawan yang baik, karyawan menjadi
lebih nyaman dan betah dalam bekerja. Karyawan juga akan merasa bersemangat dan penuh ide jika bekerja di
lingkungan kerja yang rekan kerja maupun atasannya menerapkan perilaku etis. Maka sebaliknya jika rekan kerja dan
atasan menerapkan atau sering terjadi perilaku tidak etis dalam perusahaan maka beberapa karyawan mengikuti dan
menerapkan perilaku tidak etis tersebut dan menjadikan sebuah moral atau kebiasaan yang buruk. Bahkan ada
karyawan yang merasa perusahaan tempat bekerja terasa tidak nyaman, maka bisa jadi akan tidak betah dan akan
memutuskan untuk resign jika bekerja di lingkungan kerja yang rekan kerja maupun atasannya menerapkan perilaku
tidak etis.
Contoh dan analisis kasus
• Menurunnya Kepuasan Kerja Karyawan di PT Garuda Indonesia. Emiten maskapai
penerbangan BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), memutuskan untuk
memangkas gaji karyawan sebesar 30% sampai dengan 50% untuk sementara
waktu. Hal ini dilakukan sebagai upaya Garuda tetap bertahan dari dampak
pandemi Covid-19 yang terjadi mulai awal tahun 2020 yang memukul industri
penerbangan tanah air. Manajemen menyebutkan, selama pandemi, tingkat
keterisian penumpang mengalami penurunan signifikan yang berimbas pada
anjloknya pendapatan perusahaan.
• Analisis : Seharusnya pihak manajemen maupun atasan memberikan solusi atau
alternatif pada saat pandemi COVID-19 dalam rangka menjaga tingkat kepuasan
kerja karyawan dan upaya menjaga keberlangsungan operasional Perseroan
melalui pengelolaan biaya dan arus kas seperti menjalankan berbagai langkah
strategis lainnya dalam mengelola cost structure, yang antara lain dilakukan
melalui efisiensi biaya operasional, restrukturisasi biaya sewa pesawat maupun
biaya penunjang lainnya.
• Kasus Jiwasraya adalah Perilaku Tidak Etis yang Mencerminkan Jiwasraya Tidak
Bermoral. Kasus Jiwasraya yang merugikan negara lebih dari Rp 13,7 dan Asabri yang
diduga juga merugikan negara sekitar Rp 10 triliun. perusahaan itu ternyata tidak
mampu membayar pada nasabahnya yang sebagian adalah warga negara asing
(WNA). terkuaknya kasus ini menyebabkan kepercayaan publik hancur dalam sekejap.
Tentu hal ini disebabkan kekecewaan masyarakat terhadap perusahaan yang
melanggar moral dan etika dalam berbisnis maupun berorganisasi dan berdampak
besar merugikan masyarakat dan negara.
• Analisis : perusahaan yang melanggar etika dalam ini sudah mengabaikan perilaku
etis dan melakukan perilaku tidak etis serta norma-norma moral yang seharusnya
dipegang teguh tanpa terkecuali. Dengan potensi kerugian negara yang sangat besar
itu, langkah hukum dan politik pun ditempuh. Padahal, keadilan sebagaimana
tercantum dalam Pancasila sila kelima seharusnya menjadi budaya dan cermin
bangsa Indonesia. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia ini harus dijunjung tinggi
dengan kesadaran hati dan tanggung jawab bagi semua masyarakat, termasuk para
pemangku kepentingan. Jangan sampai akibat permasalahan ini banyak masyarakat
yang dibungkam haknya dan kepercayaan masyarakat menjadi nasabah akan sirna.
Kesimpulan
Kepuasan kerja, manajemen motivasi dan perilaku etis dan tidak etis di tempat
kerja merupakan komponen penting dalam membangun moral anggota
organisasi. Dimana ketiga hal tersebut dalam membangun moral anggota
organisasi dapat memberi dampak seperti terciptanya moral anggota organisasi
yang baik akan menciptakan sebuah lingkungan kerja yang dapat membuat
anggota akan merasa bersemangat dan penuh ide. Jika terciptanya moral
organisasi yang buruk maka anggota yang merasa perusahaan tempat bekerja
terasa tidak nyaman bisa jadi akan tidak betah dan akan memutuskan untuk
mengundurkan diri atau resign.

Anda mungkin juga menyukai