Anda di halaman 1dari 5

MENGEMBANGKAN MANAJEMEN HATI DALAM PERUSAHAAN ISLAMI

Oleh: Arsidna Dinda Lutfiana (12401173536)

Manajemen secara sederhana adalah pengelolaan atau pembinaan. Artinya sekecil apapun
potensi yang ada apabila dikelola dengan tepat maka akan menghasilkan hasil yang tepat, jelas
dan nantinya akan dapat berkembang secara optimal. Sedangkan hati adalah suatu pusat dimana
manusia dapat menentukan pilihannya antara baik dan buruk, hati adalah tempat bersemayamnya
niat, yakni dengan menentukan nilai perbuatan seseorang tersebut berharga ataukah hanya sia-
sia. Jika digabungkan, manajemen hati adalah suatu cara pengelolaan dimana yang kita kelola
adalah niat atau perilaku baik dan buruk kita. Dalam berwirausaha maka kita membutuhkan
suatu manajemen hati yang baik, agar suatu usaha tersebut tidak hanya menghasilkan pundi-
pundi material saja, namun juga menghasilkan immaterial dimana itu sangat berguna untuk
kenyamanan diri kita sendiri. Dan dimana itu dapat membawa kita ke jalan yang lebih baik lagi.

Manajemen hati adalah memahami diri, dan kemudian mau dan mampu mengendalikan
diri setelah memahami siapa diri ini sebenarnya. Dan dari hati lah yang menunjukkan watak dan
diri sebenarnya. Manajemen hati ini nantinya akan menghasilkan prinsip apabila seseorang yang
berhati bersih maka perilakunya pun juga akan bersih sesuai dengan hatinya. Dengan kata lain,
setiap kegiatannya telah tersaring sedemikian rupa oleh proses manajemen hati yang dikelolanya.
Dan dalam manajemen hati seseorang selalu mengendalikan kegiatan atau pun perkataan nya
sesuai dengan hati yang bersih sehingga munculah kebersihan atau kejujuran dalam perkataan
dan perbuatannya.

Manajemen hati adalah membersihkan diri atau hati kita dari perilaku-perilaku buruk yang
ada, agar bisnis atau wirausaha yang kita jalankan sesuai dengan syariat atau aturan yang ada.
Apabila semua wirausahawan mendasarkan seluruh aktifitasnya berdasarkan pada hati yang
bersih, maka hatinya tidak akan ditanami oleh sifat-sifat buruk. Misalnya kedengkian,
keprihatinan, dan kesombongan dalam hati ataupun perbuatan. Dengan mengelola manajemen
hati yang baik kita dapat melihat perubahan nyata dalam kehidupan seseorang yaitu perubahan
ke arah yang lebih positif dari sebelumnya.
Dalam manajemen hati terdapat beberapa proses-proses agar suatu manajemen hati
tersebut berhasil dengan baik, dengan dapat menjalani proses-proses tersebut maka seseorang
tersebut berhasil melakukan manajemen hati dengan baik.

1. Mengarahkan hati
Hati seseorang sebenarnya dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan dan mood
seseorang. Namun, jika kita bisa mengarahkan hati dengan baik maka kita dapat berhasil
mengubah hati, dan nantinya hati kita akan senantiasa berbuat baik dan mengingat-Nya.
Terdapat dua faktor yang dapat merubah hati seseorang yaitu, hawa nafsu dari dalam diri
seseorang tersebut dan lingkungan yang mengelilingi seseorang tersebut. Terdapat beberapa
cara untuk mengarahkan hati agar lebih baik, yautu paksa hati untuk berbuat taat. Dengan
memaksa hati agar selalu berbuat taat maka kita merasa ringan terhadap semua perintah Allah
dan akan selalu menaatinya, seperti contoh dalam sebuah wirausaha jika kita mencoba taat
maka kita akan berusaha menjauhi riba dan berusaha melalukan yang terbaik dalam wirausaha
kita dan tentunya tidak melanggar aturan agama. Dan setelah kita mencoba memaksa hati
maka kita harus mengendalikan hati tersebut, jika kita sudah berhasil memaksa hati untuk taat
kita harus mengendalikan hati tersebut agar selalu taat dan selalu sesuai dengan perintahnya.
Dengan kita selalu taat pada perintahnya maka semua kegiatan bisnis kita akan selalu terpaku
kepada anjuran atau menjauhi segala larangan Allah. Bisnis atau wirausaha kita selalu
berusaha mencari ketenangan hati dan juga untuk mencari pahala bukan hanya untuk mencari
pundi-pundi materi saja.

2. Mengatasi penyakit hati.


Setelah kita memaksa hati agar selalu taat perintah Allah dan mengendalikan hati untuk
selalu taat selanjutnya kita mengatasi penyakit-penyakit hati yang mungkin masih bersarang
dalam hati maupun kehidupan kita. Pertama, kita harus menyiasati kegundahan hati dengan
mengatasi kegundahan hati kita akan bias melakukan kegiatan apapun dengan baik. Kedua,
meredam rasa gelisah hati dengan cara lebih mendekatkan diri kepada pencipta dan tidak
memikirkan sesuatu yang negatif dalam kehidupan dan bisnis. Ketiga, mengelola hati dengan
memupus rasa dendam dengan kita mengelola hati maka kita akan damai apalagi dalam bisnis
ini sangat diperlukan karena jika kita tetap memikirkan rival kita dalam bisnis maka kita akan
tetap dendam kepadanya berbeda jika kita dapat mengelola hati dengan baik maka perasaan
dendam tersebut akan hilang dengan sendirinya. Keempat, menata hati dalam bergaul dengan
menata perasaan dalam bergaul maka kita dapat memilih pergaulan mana yang baik dan buruk
dengan begitu kita akan terjauh dari pergaulan yang salah. Kelima, menata keikhlasann
dengan keikhlasan kita bisa banyak belajar contohnya jika rival bisnis kita menjatuhkan kita
maka kita dapat belajar bagaimana ikhlas tersebut. Keenam, meraih beningnya hati dengan
kita sudah melakukan cara-cara diatas kita akan mendapatkan bagaimana beningnya hati kita
dan bagaimana perasaan kita tenang karena kita sudah mencoba mengelola dan menata hati.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen hati memerlukan beberapa
kiat agar manajemen tersebut dapat menghasilkan hasil yang terbaik bagi seorang wirausaha.
Jika dalam suatu perusahaan kita dapat mengembangkan manajemen hati yang baik maka kita
akan mendapatkan suatu manajemen sumber daya manusia yang baik dalam perusahaan tersebut.
Karena terkadang dalam suatu perusahaan karyawan atau pekerja tidak memiliki iman yang kuat
dan masih ada beberapa yang cenderung rendah yang dimana mereka bekerja hanya mencari
kebutuhan dunia saja tanpa mencari ketenangan akhirat kelak. Perusahaan tentunya tidak mau
memiliki karyawan yang dalam kondisi “fluktuasi iman” tersebut. Fluktuasi iman tersebut
dampak berdampak dalam suatu perusahaan contoh dari dampaknya adalah mempengaruhi
kinerja perusahaan tersebut. Misalnya jika seorang tersebut bagian keuangan dan dengan
rendahnya iman yang dimiliki maka dia tidak segan-segan untuk korupsi, dengan begitu dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut.
Tentunya perusahaan tersebut tidak akan mau jika terdapat tindakan-tindakan diatas,
disinilah pentingnya manajemen hati bagi karyawan dalam perusahaan. Kondisi defisit iman atau
pun fluktuasi iman dapat menurunkan kinerja dan produktivitas suatu perusahaan. Maka dari itu,
harus adanya program pemberdayaan pembangunan ruhiyah bagi karyawan dengan menanamkan
nilai-nilai islami dalam hatinya. Dan dengan menanamkan manajemen hati yang baik untuk
setiap individu dalam perusahaan tersebut.
Selain faktor fluktuasi iman tersebut terdapat faktor-faktor lain yang juga menjadi
penghambat karyawan untuk berkembang atau karyawan yang malah menurun kinerjanya.
Pertama, diskriminasi karyawan ini biasanya terdapat pada karyawan baru biasanya diskriminasi
ini bersifat sementara jika ada teguran langsung dari atasan, biasanya karyawan satu dengan
karyawan lain mendiskriminasi dengan menjauhi atau melakukan sesuatu yang tidak adil. Kedua,
kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman atau melanggar undang-undang tentang
keselamatan karyawan ini biasanya terjadi di perusahaan-perusahaan konstruksi seharusnya
pemimpin dalam perusahaan tersebut memikirkan bagaimana keslamatan karyawan itu adalah
hal utama dan adalah hal penting, dengan begitu karyawan akan merasa tenang dan nyaman
dalam pekerjaannya. Ketiga, kurangnya pelatihan serta pengembangan skill karyawan, dengan
kurangnya pelatihan maka karyawan kurang bisa mengembangkan skillnya dan karyawan akan
tetap bekerja seperti biasanya tanpa adanya motivasi dan inovasi untuk maju. Dengan adanya
tiga faktor diatas maka seharusnya perusahaan juga berusaha untuk menaikkan dan
mengembangkan fasilitas perusahaan dan lainnya.
Tidak hanya karyawan saja yang dapat terkena fluktuasi iman, seorang pimpinan suatu
perusahaan pun dapat juga terkena fluktuasi iman, dan dampak dari seorang pemimpin terkena
fluktuasi iman adalah besar sekali. Karena dengan pemimpin terkena fluktuasi iman maka
berdampak mana kinerja perusahaan dan berdampak pada semua staff dan karyawan. Sekali lagi
manajemen hati adalah cara yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut. Karena hati
merupakan sentral penentu baik dan buruknya diri atau pribadi seseorang. Jadi dari hati dapat
dilihat bagaimana seseorang tersebut, jika seorang pemimpin memiliki hati yang baik maka
kegiatan perusahaan tersebut juga akan baik begitupun sebaliknya,
Dalam memimpin suatu perusahaan dibutuhkan ciri-ciri dan karakter yang baik agar
perusahaan tersebut dapat meningkat dan lebih maju:
1. Mandiri dan jujur
2. Mempunyai profesionalisme bisnis
3. Disiplin, inisiatif, kreatif dan inofatif
4. Berorientasi pada prestasi dan masa depan
5. Ulet, optimis dan bertanggung jawab.
Dengan adanya ciri-ciri tersebut maka pemimpin tersebut layak menjadi pemimpin yang baik
bagi suatu perusahaan, dengan adanya pemimpin yang baik maka suatu perusahaan akan baik
pula.
Menurut Islam juga dalam membangun perusahaan Islami juga perlu memunculkan
karakter pemimpin yang Islami. Karakter pemimpin yang Islami harus lah mengikuti beberapa
persyaratan:
1. Memiliki sifat takwa, tawakal, zikir dan syukur.
Pemimpin yang bertakwa kepada Allah SWT akan menjadi cerminan yang baik bagi anak
buahnya dengan begitu maka perusahaan Islami tersebut dapat berjalan dengan baik dan
lancer karena karakter pemimpin tersebut.
2. Jujur
Dengan jujur maka semua yang dilakukan tidak ada yang disembunyikan, jika terjadi
kekeliruan maka pemimpin tersebut akanlah sadar karena ada yang menilai setiap
pekerjaannya yaitu Allah SWT.
3. Niat suci dan ibadah
Berniat suci dalam bekerja adalah suatu hal yang baik, dengan berniat bekerja adalah ibadah
maka pekerjaan tersebut akan berkah. Dan perusahaan Islami tersebut dapatlah tercapai
dengan mudah.
4. Toleransi
Toleransi adalah hal yang penting dalam suatu bisnis. Misalnya pemimpin harus mentoleransi
perbedaan yang ada dalam perusahaan, perbedaan pekerjaan pegawai dan lain-lain.
5. Silaturahmi
Silaturahmi adalah kunci utama dalam bisnis, dengan silaturahmi yang baik maka akan
membuka jaringan yang lebih luas, dengan jaringan yang luas maka akan dengan mudah
mengembangkan suatu bisnis tersebut agar berkembang lebih maju.

Semua kriteria pemimpin yang baik tersebut dapat dicapai dengan mudah jika pemimpin
tersebut juga menerapkan manajemen hati yang baik dalam hatinya, dengan bisa mengendalikan
hati dan mengelola hatinya dengan baik. Pada intinya untuk membangun perusahaan Islami
tersebut haruslah semua mengaplikasikan manajemen hati yang baik. Baik bagi pemimpin
maupun bagi karyawan, karena jika satu saja melakukan penyimpangan maka semua isi
perusahaan akan menyimpang. Begitupun sebaliknya, jika semua staff dan karyawan perusahaan
dapat melakukan manajemen hati dengan baik maka akan tercapailah perusahaan Islami tersebut.

Anda mungkin juga menyukai