Anda di halaman 1dari 18

Nama: Evi Nofrika Sinaga

Nim: 1794021

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Trauma mata merupakan masuknya benda asing yang keras atau tidak keras dimana
benda tersebut dapat mengenai mata dengan kencang atau lambat, yang pada umumnya dari
akibat tindakan sengaja atau tidak sengaja yang menimbulakan perlakuan mata yang terjadi pada
pria dan wanita dan akhirnya dapat menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata (Ilyas S. ,
Ilmu Penyakit Mata, 2002).

Trauma mata disebabkan oleh faktor pekerjaan, kimia, dan umur. Penyakit trauma mata
lama kelamaan bisa menimbulkan kebutaan sehingga dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari
(Ilyas, Ilmu Penyakit Mata, 2004).

Salah satu upaya penanggulangan trauma mata ialah dengan menghindari cedera yang
dapat menimbulkan trauma pada mata. Untuk itu setiap orang harus menjaga keselamatan diri
dalam bekerja dan beraktivitas agar penderita trauma mata menjadi rendah. Penanganan
medisnya dengan jalan dioperasi (Ilyas, Ilmu Penyakit Mata, 2004).
1.2         Rumusan Masalah

                 1.2.1               Bagaimana konsep teori dari trauma mata?

                 1.2.2               Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada trauma mata?

1.3         Tujuan

                 1.3.1               Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Sensori Dan
Persepsi I yang berjudul “Konsep Asuhan Keperawatan pada klien dengan Trauma Mata”
meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, dan perencanaan.

                 1.3.2               Tujuan Khusus

1.             Untuk mengetahui definisi dari Trauma Mata.

2.             Untuk mengetahui klasifikasi dari Trauma Mata.

3.             Untuk mengetahui manifestai klinis dari Trauma Mata.

4.             Untuk mengetahui etiologi dari Trauma Mata.

5.             Untuk mengetahui patofisiologi dari Trauma Mata.

6.             Untuk mengetahui pathway dari Trauma Mata.

7.             Untuk mengetahui kompilkasi dari Trauma Mata.

8.             Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan diagnostik dari Trauma Mata.

9.             Untuk mengetahui penatalaksanan medis pada Trauma Mata.

1.4         Manfaat Penulisan


1.4.1             Bagi individu

Agar lebih memahami penyakit retinoblastoma serta dapat mengenali tanda-


tandanya.

1.4.2             Bagi masyarakat umum

Agar masyarakat awam mengetahui apa yang dimaksud dengan retinoblastoma.

1.4.3             Bagi dunia pendidikan

Sebagai referensi bahan ajar dan dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai
penyakit retinoblastoma.

BAB 2

KONSEP TEORI

2.1         Definisi

Trauma mata ialah tindakan tidak sengaja yang menimbulkan perlukaan pada mata baik
ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata.

Trauma mata ialah masuknya benda asing yang keras atau tidak keras dimana benda
tersebut dapat mengenai mata dengan keras (kencang) ataupun lambat (Ilyas S. , 2002).

Gambar 1 trauma yang terjadi pada mata

2.2         Klasifikasi

Menurut (Ilyas S. , Ilmu Penyakit Mata, 2002): Klasifikasi trauma mata sebagai berikut.

                      2.2.1          Trauma tumpul

Yaitu trauma yang diakibatkan benda keras atau lunak yang masuk ke dalam mata, mengenai
mata yang keras (kencang) ataupun lambat.

1.         Trauma tumpul konjungtiva

a.         Jaringan konjungtiva yang bersifat selaput lendir dapat menjadi kemotik pada setiap
kelainan, demikian karena trauma mata.
b.        Hematoma subkonjungtiva terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada
atau di bawah konjungtiva, seperti arteri konjungtiva dan arteri apisklera.

2.         Trauma tumpul pada kornea

a.         Edema kornea yaitu trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mata dapat
mengakibatkan edema kornea.

b.        Erosi kornea rekuren biasanya terjadi akibat cedera yang masuk membran basal.

Gambar 2 trauma tumpul pada kornea

3.         Trauma tumpul Uvea

a.         Iridoplegia yaitu trauma tumpul pada uvea dapat mengakibatkan kelumpuhan otot
sfingter pupil atau iridoplegia sehingga pupil menjadi lebar.

b.        Iridodialisi yaitu trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada pangkal iris sehingga
bentuk pupil menjadi berubah.

c.         Hifemia atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul yang
merobek pembuluh darah iris atau badan silisar.

                      2.2.2          Trauma tembus bola mata

Yaitu trauma yang terjadi akibat masuknya benda asing ke dalam bola mata.

                      2.2.3          Trauma kimia

Yaitu trauma yang terjadi pada kecelakaan di dalam laboratorium, industri, pekerja yang
memakai bahan kimia.

1.   Trauma asam

Bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi pengendapan atau penggumpalan protein
permukaan.

Gambar 3 trauma asam yang terjadi pada mata

2.   Trauma basa atu alkali

Bahan basa akan memberikan akibat sangat gawat pada mata. Alkali akan menembus dengan
cepat kornea, bilik mata depan, dan sampai pada jaringan retina.

Gambar 4 trauma basa yang terjadi pada mata


      2.2.4          Trauma radiasi elektromagnetik

1.   Sinar infra merah dapat terjadi pada saat menatap gerhana matahari, mengakibatkan katarak
kortikal anterior-posterior.

2.   Sinar ultraviolet memberikan kerusakan terbatas pada kornea sehingga kerusakan pada lensa
dan retina tidak akan nyata terlihat.

3.   Sinar X dapat mengakibatkan katarak dan rusaknya retina.

Gambar 5 trauma sinar X yang terjadi pada mata

2.3         Manifestasi Klinis

2.3.1   Gejala yang timbul menurut (Ilyas S. , 2004) :

1.    Tajam penglihatan menurun

2.    Tekanan bola mata rendah

3.    Bilik mata dangkal

4.    Bentuk dan letak pupil yang berubah

5.    Terlihatnya ada ruptur pada kornea dan sklera

6.    Terdapat jaringan yang proplaps, seperti cairan mata, iris, lensa, badan kaca, atau retina

7.    Konjungtiva kemotis

2.3.2   Gejala yang tak biasa pada mata menurut (Suzanne C. Smeltzer, 2002):

1.    Nyeri pada mata

2.    Nyeri kepala menetap

3.    Nyeri disertai mata memerah, bengkak, atau kluar cairan (inflamasi dan cairan dari mata)

4.    Perubahan ketajaman penglihatan, kabur, pandangan ganda, selaput pada lapang
penglihatan, kilatan cahaya.

5.    Percikan atau bintik di depan mata.


2.4         Etiologi

Ada beberapa penyebab dari trauma mata menurut (Ilyas S. , Ilmu Penyakit Mata, 2002) :

2.4.1   Trauma tumpul pada mata

Misalnya disebabkan oleh benda-benda tumpul seperti pada saat olahraga terpukul bola, benturan
dll.

2.4.2   Trauma tembus bola mata

Misalnya disebabkan oleh benda tajam dan runcing seperti pisau, peluru, mata pancing dll.

2.4.3   Trauma kimia

1.    Trauma asam

Misalnya disebabkan oleh bahan organik (asetat, forniat), dan organik anhidrat (asetat).

2.    Trauma basa

Misalnya disebabkan oleh H2SO4

2.4.4   Trauma radiasi elektromagnetik

Misalnya disebabkan oleh sinar ultra violet, sinar x, sinar inframerah.

2.5         Patofisiologi

Trauma yang terjadi bisa mengenai :

2.5.1   Palpebra

Mengenai sebagian atau seluruhnya jika mengenai levator apaneurosis dapat menyebabkan suatu
ptosis yang permanen.

2.5.2   Saluran lakrimalis

Dapat merusak sistem pengaliran air mata dari pungtum lakrimalis sampai ke rongga hidung. Hal
ini dapat menyebabkan kekurangan air mat.

2.5.3   Konjungtiva

Dapat merusak dan ruptur pembuluh darah menyebabkan perdarahan subkonjungtiva.


2.5.4   Sklera

Bila ada luka tembus pada sklera dapat menyebabkan penurunan tekanan bola mata dan kamera
okuli jadi dangkal (obliteni), luka sklera yang lebar dapat disertai prolap jaringan bola mata, bola
mata menjadi injury.

2.5.5   Kornea

Bila ada tembus kornea dapat mengganggu fungsi penglihatan karena fungsi kornea sebagai
media refleksi. Bisa juga tembus kornea menyebabkan iris prolaps, korpus vitreum dan korpus
ciliaris prolaps, hal ini dapat menurunkan visus.

2.5.6   Uvea

Bila ada luka dapat menyebabkan pengaturan banyaknya cahaya yang masuk sehingga muncul
fotofobia atau penglihatan kabur.

2.5.7   Lensa

Bila ada trauma akan mengganggu daya fokus sinar pada retina sehingga menurunkan daya
refleksi dan sefris sebagai penglihatan menurun karena daya akomodasi tidak adekuat.

2.5.8   Retina

Dapat menyebabkan perdarahan retina yang dapat menumpuk pada rongga badan kaca, hal ini
dapat muncul fotopsia dan benda melayang dalam badan kaca bisa juga teri oblaina retin
2.6        Pathway

2.7         Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada trauma mata menurut (Ilyas S. , Ilmu Penyakit Mata, 2002) :

2.7.1   Gloukoma

Kelianan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra okuler di dalam bola mata sehingga
lapang pandang mengalami gangguan dan visus mata menurun.

2.7.2   Ablasia retina

Akibat danya robekan pada retina sehingga cairan kimia masuk ke belakang dan mendorong
retina atau terjadi penimbunan eksudet dibawah retina sehingga retina terangkat.

2.7.3   Infeksi

Infeksi bisa terjadi apabila perawatan yang dilakukan tidak adekuat.

2.8         Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada trauma mata menurut (Suzanne C. Smeltzer,
2002) :

2.8.1   Pemeriksaan tajam penglihatan

Dengan menggunakan snellens chart dan test brigshtess dilakukan untuk mengetahui ketajaman
penglihatan, normalnya tajam penglihatan 6/6, sedangkan pada pasien trauma mata hanya 1/30.

2.8.2   Pemeriksaan lapang pandang

Dapt diperiksa dengan cara konfrontasi yaitu dengan cara meminta pasien untuk memejamkan
salah satu matanya dan memfokuskan matanya pada salah satu tempat atau satu titik
dihadapannya, pada pasien trauma mata pada bagian mata yang trauma maka lapang
pandangannya agak sedikit kabur atau berkurang, namun pada mata yang normal lapang
pandangan masih normal atau jelas.
2.8.3   Foto rontgen orbila

Dilakukan untuk memastikan adanya benda asing di dalam mata, pada trauma mata apabila
terdapat benda asing yang masuk dalam mata maka akan terlihat dengan jelas.

2.8.4   Pengukuran tekanan IOL dengan tonography

Mengkaji nilai normal tekanan bola mata (normal 12-25 mmHg).

2.9         Penatalaksanaan

Berikut penatalaksanaan menurut(Suzanne C. Smeltzer, 2002) :

2.9.1    Penatalaksanaan Medis

1.    Diberikan antibiotika topikal, mata ditutup dan segera dilakukan pembedahan oleh dokter.

2.    Diberikan atibiotik sistemik secara oral atau intravena, anti tetanus, analgesik dan sedative.

3.    Pembedahan untuk mengeluarkan benda asing pada bola mata.

4.    Anastesi lokal untuk penanganan trauma mata ringan.

2.9.2   Penata laksanaan perawat

1.    Perawatan pasca pembedahan.

2.    Meningkatkan nurtisi.

3.    Membantu pasien menyesuaikan diri terhadap ketidakmampuan melihat atau hampir tidak
dapat melihat.

4.    Memberikan pendidikan dalam hal mata, keamanan mata, dan pencegahan penyakit mata.
BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1         Pengkajian

3.1.1   Jenis kelamin (banyak terjadi laki-laki); pekerjaan (tukang las, pegawai pabrik obat dll);

3.1.2   Riwayat Kesehatan

1.        Keluhan utama

Klien mengatakan adanya penurunan penglihatan, nyeri pada mata, dan keterbatasan gerak mata.

2.        Riwayat kesehatan sekarang

Selama kurang lebih 3 hari sebelum masuk rumah sakit, klien merasa nyeri pada kedua matanya.

3.        Riwayat kesehatan dahulu

Pasien mengatakan belum pernah menderita penyakit tersebut.

4.        Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga tidak memiliki penyakit seperti yang dialami pasien.

3.1.3   Fungsional Gordon

1.        Pola nutrisi dan metabolik

Sebelum sakit, intake makanan 3x sehari dan minum 6-8 gelas/ hari.

Selama sakit, intake makanan berkurang 2x sehari dan minum 5-7 gelas/ hari.

2.        Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit klien biasanya tidur pada pukul 21.00 malam dan bangun pukul 04.00 pagi.

Selama sakit klien mengalami gangguan pola tidur brhubungan dengan nyeri sendi yang diderita.

3.        Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit klien dapat melakukan aktivitas normal tanpa keluhan.

Selama sakit klien tiap kali melakukan aktivitas umum mengeluh sakit mata.

4.        Pola persepsi sensorik/ perseptual


Pasien mengatakan penglihatannya berkurang karena nyeri pada mata, pendengaran baik.

3.1.4   Pemeriksaan Fisik

1.        B3 (Brain)

Pasien merasa pusing atau nyeri karena adanya peningkatan TIO (Tekanan Intra Oral)

3.1.5   Pemeriksaan Khusus Pada Mata

1.    Visus : menurun atau tidak ada.

2.    Gerakan bola mata : terjadi pembatasan atau hilang sebagian pergerakan bola mata.

3.    Konjungtiva bulbi : adanya hiperemi atau adanya nekrosis.

4.    Kornea : adanya erosi, keratitis, sampai dengan nekrosis pada kornea.

3.1.6   Pemeriksaan Diagnostik

1.    Pengukuran tekanan IOL dengan tonography.

2.    Luas lapang pandang.

3.    Foto rontgen orbila.


3.2         Contoh Analisa Data

Pre Operatif

Data Etiologi Problem

DS  :Klien mengatakan matanya sakit Perdarahan Nyeri.

DO :

P : akibat benturan dan bertambah saat Prolap jaringan


terkena sinar matahari bola mata

Q : seperti ditusuk

R : nyeri menyebar sampai ke kening

S : skala nyeri 5

TTV :

N : 100x/ menit

T : suhu sekitar mata tersa lebih


hangat

DS  : Klien mengatakan Hilangnya barier Gangguan


pandangannya kabur alamiah/ epitel Sensori
kornea Perseptual
DO :

a.         Klien tidak merespon gerakan


lawan bicara

b.         Ketajaman penglihatan klien


menurun

DS : Klien mengeluh apakah operasi Kurang Ansietas


yang dilakukan sakit atau tidak, klien pengetahuan
terus menerus bertanya kapan operasi tentang prosedur
dilaksanakan pembedahan

DO:

a.      Klien gelisah, selalu bertanya


b.     Tidak menuruti anjuran untuk
bedrest total

c.      Takikardi

Post Operatif

DS : Klien mengeluhkan masih terasa Diskontinuetas Resiko infeksi


sakit setelah di operasi. jaringan sekunder
terhadap
DO: pembedahan
a.     Nyeri di sekitar mata.

b.     Kelopak mata bengkak dan


kemerahan, terjadi radang.

c.     TTV :

T : meningkat

TD : meningkat

DS : Klien mengatakan tidak tahu cara Kurang Pendidikan


perawatan luka setelah operasi pengetahuan Rendah
tentang perawatan
DO : luka post operasi
a.    Klien bertanya kepada perawat

b.    Klien mematuhi anjuran perawat

3.3         Diagnosa Keperawatan

3.3.1   Diagnosa Keperawatan Pre Op

1.     Nyeri b.d. prolaps jaringan bola mata

2.     Gangguan persepsi sensori melihat b.d. penurunan visus.

3.     Ansietas b.d. kurang pengetahuan dan informasi terhadap prosedur pembedahan.

3.3.2   Diagnosa Keperawatan Post Op

1.    Resiko infeksi b.d. diskontuinitas jaringan sekunder dengan pembedahan.

2.    Kurangnya pengetahuan perawatan luka b.d. keterbatasan informasi.


3.4         Rencana Keperawatan

Nama pasien : Ruang/ kelas :

Umur : No. Reg :

3.4.1   Pre Op

NO TUJUAN/ KH INTERVENSI RASIONAL

1 Setelah dilakukan 1.    Kaji derajat nyeri 1.    Nyeri merupakan


asuhan keperawatan selama 3 jam, dan keluhan utama, akibat
selama 2x24 jam catat hasilnya. kerusakan kornea.
dengan tujuan nyeri
hilang atau terkontrol 2.    Untuk
meningkatkan
KH : 2.    Berikan klien kenyamanan, agar
posisi nyaman, tidak terjadi tekanan
1. Klien dapat dengan posisi semi berlebih di sekirat
mengekspresikan nyeri fowler. mata.
berkurang/ hilang.
3.    Kompres dingin
2. Klien aktif dalam diperlukan untuk
melakukan tindakan trauma mata akut,
yang diberikan agar kondisi stabil.
perawat.
3.    Lakukan kompres 4.    TRUNAL-DX
3. Klien dapat dingin pada sekitar RETARD berfungsi
mendemonstrasikan mata. untuk menghilangkan
tehnik relaksasi nyeri akut.
4. Skala nyeri
menurun menjadi 3 4.    Kolaborasi
dengan dokter
TTV pemberian TRUNAL-
T : suhu sekitar mata DX RETARD.
normal

N : 80x/ menit

2. Setelah dilakukan 1.     Kaji ketajaman 1.    Untuk


asuhan keperawatan penglihatan, catat mengetahui keadaan
selama 2x24 jam apakah salah satu umum antara kedua
dengan tujuan mata masih dapat mata, tajam
meningkatkan melihat. penglihatan dan
ketajaman penglihatan lapang pandang.
terhadap penurunan
visus terjadi. 2.    Untuk
2.     Anjurkan pasien mengistirahatkan
KH : untuk bedrest. mata.

1.  Penglihatan klien 3.    Meringaankan


tidak kabur. pemenuhan kebutuhan
klien sehari-hari.
2.  Klien aktif dalam 3.     Bantu pasien
melakukan tindakan dalam melakukan
yang diberikan kegiatan sehari-hari.
perawat 4.    Mencegah
terjadinya pandangan
3.  Mengurangi bahaya kabur, dan iritasi
dalam lingkungan. 4.     Kurangi mata.
penggunaan lampu
4.  Tajam penglihatan yang terang.
5/5 atau 6/6

3. Setelah dilakukan 1.    Pantau respon 1.    Untuk


asuhan keperawatan fisik seperti takikardi menentukan derajat
selama 2x24 jam dan gelisah. cemas.
dengan tujuan
kecemasan 2.    Terangkan kepada
menghilang/ pasien tentang
berkurang. prosedur pembedahan. 2.    Klien akan
mengerti tentang
KH : 3.    Berikan prosedur yang akan
lingkungan tenang. dilakukan.
1.  Klien mengatakan
sudah mengerti 3.    Memberikan
tengtang prosedur rasanyaman agar klien
pembedahan. tidak memikirkan hal
yang membuatnya
2.  Klien aktif dalam cemas.
melakukan tindakan
yang diberikan 4.    Dengan danya
perawat. 4.    Beritahu kepada dukungan dari
keluarga untuk keluarga klien akan
3.  Klien dapat mendukung dan lebih tenang.
menerangkan kembali bedo’a untuk
tentang penanganan kesembuhan klien.
yang akan dilakukan

4.  Klien nampak lebih


tenang dan tidak 5.    Kolaborasi 5.    Obat penenang
gelisah dengan dokter dapat menghilangkan
pemberian obat cemas dan membuat
penenang. klien tertidur.

3.4.2   Post Op

NO TUJUAN/ KH INTERVENSI RASIONAL

1. Setelah dilakukan 1.Bersihkan area 1.     Untuk


asuhan keperawatan sekitar yang di menghilangkan
selama 2x24 jam operasi. kuman dan bakteri
dengan tujuan tidak yang timbul di luka.
terjadi infeksi.
2.     Sekitar area luka
KH : tidak terkontaminasi
2.Beritahu pasien agar dengan udara kotor.
1.     Tidak ada tanta-
tanda infeksi pasca tidak membuka 3.     Meningkatkan
bedah. perban. kesembuhan luka
pasca bedah.
2.     Klien aktif dalam
melakukan tindakan
yang diberikan
perawat. 3.Anjurkan pasien 4.     OAINS untuk
makan makanan mencegah terjadinya
3.     Klien tidak penuh dengan nutrisi. infeksi yang lebih
mengeluhkan sakit. 4.Kolaborasi dengan parah
dokter pemberian
4.     TTV Obat Anti Inflamasi
T dan TD normal Non Steroid (OAINS)

2. Setelah dilakukan 1.     Jelaskan cara 1.    Agar klien


asuhan keperawatan perawatan setelah mengerti tindakan
selama 2x24 jam operasi. yang akan dilakukan.
dengan tujuan klien
mengetahui prosedur 2.    Upaya
perawatan. pencegahan agar
2.     Jelaskan kepada trauma tidak muncul
KH : klien agar tidak kembali.
menggunakan obat
1.    Klien memahami tetes mata
prosedur perawatan. sembarangan.

2.    Klien aktif dalam


melakukan tindakan
yang diberikan 3.     Beritahu klien
agar tidak membaca, 3.    Untuk
perawat. memulihkan mata
menggunakan
3.    Klien mengerti handpohe, dan agar normal kembali.
tujuan perawatan yang meninton TV.
diberikan.
4.    Pada saat tidur
4.    Klien mampu mata butuh istirahat
melakukan perawatan 4.     Beritahu klien
pada saat tidur untuk dan tidak terelalu
mandiri sesuai yang terkena caya terang.
diajarkan. mengatur cahaya
lampu.
BAB 4

PENUTUP

1.1         Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

4.1.1   Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata.
Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan
kehilangan mata. Alat rumah tangga sering menimbulkan perlukaan atau trauma mata.

4.1.2   Klasifikasinya adalah Trauma akibat benda (trauma tumpul, trauma tajam, trauma peluru),
Trauma bahan kimia (trauma khemis basa, Trauma Khemis asam), Trauma panas dan sinar
(trauma termal, trauma bahan radioaktif).

4.1.3   Penatalaksanaannya meliputi irigasi, reepitalisasi kornea, mengendalikan proses


peradangan, mencegah terjadinya infeksi, mengendalikan TIO, menurunkan nyeri : sikloplegik

1.2         Saran

Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat
mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien trauma mata,
pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan
keluarga.

Dalam rangka mengatasi masalah resiko gangguan penglihatan pada klien trauma mata maka
tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasiakan kebutuhan klien.

Anda mungkin juga menyukai