NPM : 1813201003
PRODI KESMAS
(Dalam Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Darurat, dan Informed consent)
PLANNING
Adalah proses tujuan organisasi membuat strategi untuk mencapai tujuan dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja dalam sebuah organisasi.
a. Rawat Jalan
Planning pada rawat jalan adalah untuk merumuskan masalah kesehatan dimasyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, dan menyusun pokok-pokok kinerja
rawat jalan seperti: mengisi sensus harian tepat waktu, dokter melengkapi dalam mengisi BRM ,
memberikan kepuasan pasien dalam melayani.
b. Rawat Inap
Pelayanan rawat inap sangat membutuhkan untuk discharge planning utuk mengembangkan
aktivitas demi mencapai tujuan dengan baik . terutama perawat setelah pasien akan pulang,
perawat harus melakukan evaluasi terhadap tindakan sejak pasien mulai masuk hingga pasien
keluar.
IGD dalam rumah sakit memberikan perang utama untuk penanggulangannya gawat darurat
untuk melakukan pemeriksaan awal kasus gawat darurat resusitasi dan stabilitasi , mampu
merencanakan segala aktivitas pada IGD.
NAMA : ASTRID FEBRIYANTI
NPM : 1813201003
PRODI KESMAS
d. Informed Consent
Planning pembuatan lembar informasi (informed consent) antara lain: lembar informasi berisi
kolom subjek penelitian atau keluargannya sebelum mereka memutuskan ketidaksediaan menjadi
subjek penelitian. Disusun dengan kata/kalimat yang mudah dipahami dan dimengerti oleh orang
awam ,hindari hal atau tulisan yang sulit dibaca.
2.ORGANIZING
A. Rawat Jalan
B. Rawat inap
C. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
d. Informed Consent
Dalam pengorganisasian informed consent sangat dibutuhkan seperti: bidan harus mengingatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai aspek kehidupan dapat membuat klinis secara
teoritas agar dapat memberikan pelayanan yang aman. Dalam pengorganisasian pada kebidanan
infored consent wajib secara rinci dan jujur dalam bentuk dapat oleh pasien dengan meggunakan
media alternatif.
3.ACTUTATING
Pengarahan adalah mengarahkan semua personal agar dapat bekerja sama dan bekerja efektif
dalam mencapai tujuan suatu organisasi .
a. Rawat jalan
Pada rawat jalan kepala ruangan dalam berkomunikasi atau berbicara dengan bawahannya ,
memberi pejelasan dan penerangan ,memberi isyarat , meminta keterangan memberi pengawasan
, dan pengarahan dalam melakukan pelayanan kesehatan medis pada rawat jalan.
b. Rawat inap
Pada rawat inap sebagai kepala ruangan harus melakukan pengembangan eksekutif, yang dimana
kepala ruangan berusaha agar setiap bawahan dapat mengambil keputusan sendiri yang tepat
NAMA : ASTRID FEBRIYANTI
NPM : 1813201003
PRODI KESMAS
dalam melaksanakan pekerjaan/ tugas terutama pada melayani pasien rawat inap. Selalu berusaha
untuk memperkuat disiplin serta mutu kinerja.
d. Informed consent
Dalam melakukan tindakan medis dirumah sakit. Dokter maupun perawat perlu melakukan
tindakan medis seperti diagnosis therapy yang diberikan.
4.CONTROLING
Pengawasan adalah proses penentuan apa yang akan dicapai dan apa yang akan dilakukan agar
dapat berjalannya rencana.
a. Rawat jalan
Pengawasan pada rawat jalan harus dimengerti oleh staff atau petugas dan hasilnya mudah
diukur ,seperti : waktu penindakan medis , mengganti infus , melakukan injeksi, melakukan
therapy, dll. Suatu kegiatan yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi pada
pelayanan kesehatan dan melakukan kinerja sesuai standar operasional prosedur.
b. Rawat inap
Pada rawat inap dalam melakukan pelayanan kesehatan sebagi kepala ruangan harus mengontrol
seluruh staffnya dan selalu mengontrol pasiennya dalam melakukan pengobatan. Dalam hal ini
untuk medapat pelayanan yang berkualitas sesuai standar operasional prosedur yang ditetapkan.
d. Informed consent
Pengawasan dalam informed consent sangat penting pelayanan tindakan medis yang dimana
untuk melakukan tindakan sesuai standar operasional prosedur yang ditetapkan.
Planning
NAMA : ASTRID FEBRIYANTI
NPM : 1813201003
PRODI KESMAS
Dalam upaya pemberantasan kesehatan baik itu yang sifatnya menular maupun tidak menular
yang dilakukan oleh departemen kesehatan dalam suatu negara diperlukan sebuah pola kerja atau
program kerja yang tersusun dengan baik. untuk mendukung itu semua maka diperlukan fungsi
manajemen perencanaan agar tujuan yang dicapai terarah dengan baik, adapun perencanaan yang
dapat disusun dalam program kesehatan untuk melakukan pemberantasan penyakit tidak menular
yaitu;
Evaluasi pencapaian hasil kerja yang terdapat dalam tujuan utama program kerja.
Langkah yang sering digunakan dalam perencanaan program kesehatan adalah mengikuti prinsip
lingkaran pemecahan masalah (problem solving cycle), secara umum tersusun sebagai berikut :
Organizing
Bagaimana bentuk tindakan pemberantasan panyakit tidak menular yang akan dilakukan dan
siapa yang akan melakukannya?
Mengordinir petugas kesehatan yang akan melakukan tahapan pemberantasan penyakit tidak
menular dimasyarakat.
Untuk menjawab point pertama diatas maka tindakan pengorganisasian perencanaan program
kesehatan itu berupa pelaksanaan tugas-tugas oleh bidang-bidang pemberantasan kesehatan tidak
menular yang telah dibentuk sebelumnya oleh pemerintah terkait yang kemudian akan
dilaksanakan oleh bidang-bidang tersebut misalnya Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan terdiri dari:
Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi mempunyai
tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan
pengendalian kegiatan Pengamatan Penyakit dan Imunisasi.
Dari ketiga contoh diatas merupakan bentuk pengorganisasian dari pernecanaan program
kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit tidak menular.
Kemudian poin kedua ialah cara untuk mengordinir petugas pemberantasan kesehatan
dimasyarakat oleh petugas kesehatan ialah dengan memberdayakan semua potensi yang ada baik
itu dari lingkup kesehatan sendiri maupun dari masyarakat sendiri.
Actuating
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua
sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali
memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja
sesuai dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing. Tidak boleh saling jegal untuk
memperebutkan lahan basah misalnya.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional
yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di tengah
beban dan permasalahan kesehatan yang semakin pelik, dibutuhkan strategi jitu untuk
menghadapinya. Dalam perencanaan program kesehatan untuk memberantas penyakit tidak
menular dapat dilaksanakan strategi sebagai berikut yang dapat dijalankan oleh dinas kesehatan
terkait:
dampak kesehatan masyarakat; semua ketersediaan farmasi, makanan dan perbekalan kesehatan
memenuhi syarat; terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai dengan standar kesehatan; dan
berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia.
Controlling
Tenaga Kesehatan
Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang menekankan
penyembuhan penyakit adalah sangat penting. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan
bangsa yang sehat memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan
terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual. Tenaga kesehatan harus mampu
mengajak, memotifasi dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerjasama lintas
sektoral, mampu mengelola system pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu
menjadi pemimpin, pelopor, pembinan dan teladan hidup sehat.
Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pembinaan dan pemberdayaan mayarkat yang sangat penting adalah bagaimana mengajak
dan menggairahkan masyarakat untuk dapat tertarik dan bertanggungjawab atas kesehatan
mereka sendiri dengan memobilisasi sumber dana yang ada pada mereka.
Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena itu untuk memecahkan
masalah kesehatan diperlukan komitmen politik. Dewasa ini masih terasa adanya anggapan
bahwa unsur kesehatan penduduk tidak banyak berperan terhadap pembangunan social ekonomi.
Para penentu kebijakan banyak beranggapan sector kesehatan lebih merupakan sector konsumtif
ketimbang sektor produktif sebagai penyedia sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga
NAMA : ASTRID FEBRIYANTI
NPM : 1813201003
PRODI KESMAS
apabila ada kegoncangan dalam keadaan ekonomi negara alokasi terhadap sector ini tidak akan
meningkat.
Planning Perencanaan adalah proses menetapan sasaran atau tujuan dan tindakan yang
perlu untuk mencapai tujuan goal tersebut. Perencanaan puskesmas adalah proses
penyusunan kegiatan sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah yang
dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan puskesmas dalam periode waktu tertentu.
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana puskesmas untuk mengatasi masalah
kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Rencana puskesmas dibedakan atas dua macam
yaitu Rencana Usulan Kegiatan RUK untuk kegiatan pada setahun mendatang dan
Rencana Pelaksanan Kegiatan RPK pada tahun berjalan. Perencanaan puskesmas disusun
meliputi upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pilihan dan upaya inovatif baik terkait
dengan pencapaian target maupun mutu Puskesmas. Proses perencanaan Puskesmas harus
di sesuaikan dengan mekanisme perencanaan yang ada baik perencanaan sektoral
maupun lintas sektoral di setiap tingkatan administrasi.
Organizing Organisasi adalah proses mempekerjakan dua orang atau lebih untuk
bekerjasama dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran specific atau beberapa sasaran
dalam kata lain mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya di antara
anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai tujuan mereka.
Menurut Endang S, pengorganisasian Puskesmas adalah struktur organisasi dan tata kerja
Puskesmas yang merupakan perpaduan antara kegiatan dan tenaga pelaksanaan
puskesmas. Struktur organisasi puskesmas menetapkan bagaimana tugas akan dibagi dan
mekaisme koordinasi formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Adapun faktor-faktor
yang menentukan perancangan struktur organisasi Puskesmas adalah:
1. Strategi untuk mencapai tujuan puskesmas. Strategi akan menjelaskan bagaimana
aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantaranya pimpinan dengan
pegawai puskesmas.
2. Ukuran organisasi puskesmas. Besar organisasi puskesmas secara keseluruhan maupun
unit-unit kerja fungsional akan mempengaruhi struktur organisasi puskesmas.
3. Tingkat penggunaan teknologi, yaitu tingkat rutinitas pengunaan teknologi oleh
puskesmas untuk memberikan jasa layanan kesehatan puskesmas. Pada layanan
kesehatan dengan menggunakan teknologi tinggi akan memerlukan tingkat standarisasi
dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding dengan pelayanan kesehatan dasar.
4. Tingkat ketidakpastian lingkungan organisasi puskesmas
5. Preferensi kesukaan yang menguntungkan pribadi dari individu atau kelompok yang
memegang kekuasaan dan control dalam organisasi puskesmas.
NAMA : ASTRID FEBRIYANTI
NPM : 1813201003
PRODI KESMAS
6. Pegawai dan stakeholder dalam organisasi puskesmas. Kemampuan dan cara berfikir
para pegawai dan stakeholder puskesmas serta kebutuhan mereka untuk bekerjasama
harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi puskesmas.
Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan. Untuk melaksanakan secara fisik
kegiatan dari aktivitas tersebut, maka manajer mengambil tindakan- tindakan kearah itu.
Seperti leadership, pemerintah, komunikasi, dan conseling. Pemimpin yang efektif
cenderung mempunyai hubungan dengan bawahan yang sifatnya mendukung dan
meningkatkan rasa percaya diri menggunakan kelompok membuat keputusan. Tujuan
fungsi actuating adalah:
1. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf.
5. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis.
Controling Pengawasan controlling sebagai elemen atau fungsi keempat menejemen ialah
mengamati dan mengalokasikan dengan tepat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
NAMA : ASTRID FEBRIYANTI
NPM : 1813201003
PRODI KESMAS
Berdasarkan hasil penelitian selalu dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil dari
pelaksanaan kegiatan tersebut. selain itu juga dapat mengarahkan bawahan agar dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dan benar sesuai dengan maksud dan tujuan yang
telah di tetapkan. Kontrol kualitas merupakan suatu upaya organisasi dalam menyediakan
pelayanan yang memenuhi standar professional dan dapat di terima oleh klien. Kontrol
kualitas tersebut adalah sebagai berikut:
Perencanaan (Planning)
Merupakan suatu langkah yang berkaitan dengan strategi atau langkah-langkah yang akan
ditempuh dalam merumuskan masalah untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Didalam hal
ini, penulis akan merangkai suatu langkah-langkah yang akan diaplikasikan dalam manajemen
untuk mengatasi HIV/AIDS, Malaria, dan Tuberculosis.
2. Organizing
NAMA : ASTRID FEBRIYANTI
NPM : 1813201003
PRODI KESMAS
Dalam hal ini penulis akan menggabungkan dari sebuah tindakan/kegiatan yang akan dilakukan
setelah penulis melakukan perencanaan dalam sebuah tindakan/kegiatan. Organizing disini lebih
difokuskan dari pengelompokan kegiatan yang akan ada diperencanaan.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Dalam hal ini penulis akan menjabarkan secara rinci atas apa yang sedang dilakukan hingga akan
dilakukan dalam mencapai tujuan. Pelaksanaan berisi tentang jadwal sebuah pelaksanaan dari
sebuah pelaksaan berlansung. Pelaksanaan ini meliputi waktu, tempat, pelaksana, dan target
pelaksana dari sebuah kegiatan.
4. Pengawasan (controlling)
Merupakan suatu langkah yang dilakukan penulis dalam mempertahankan hasil dari perencanaan
sebuah kegiatan/tujuan. Pengawasan akan berupa langkah-langkaj penjagaan dalam sebuah
pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan yang dilakukan dapat dikendalikan dan terus dijalankan
oleh kader kesehatan untuk mencapai hasil maksimal.
a. Planning
Planning adalah sebuah proses di mana seorang manajer memutuskan tujuan, menetapkan aksi
untuk mencapai tujuan (strategi) itu, mengalokasikan tanggung jawab unutk menjalankan strategi
kepada orang tertentu, dan mengukur keberhasilan dengan membandingkan tujuan.
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuan
tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi segala
sesuatu yang manajer kerjakan. Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan
karena setiap pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting
karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain.
B. Prinsip Planning
- Prinsip Kontribusi
Tujuan perencanaan adalah untuk memastikan pencapaian efektif dan efisien tujuan organisasi,
dalam kenyataannya, kriteria dasar untuk perumusan rencana untuk mencapai tujuan utama
NAMA : ASTRID FEBRIYANTI
NPM : 1813201003
PRODI KESMAS
perusahaan. Pencapaian tujuan selalu tergantung pada rencana dan jumlah kontribusi organisasi
terhadap perencanaan.
Bangunan adalah asumsi mengenai kekuatan lingkungan seperti kondisi ekonomi dan pasar,
sosial, politik, aspek hukum dan budaya, tindakan pesaing, dll. Ini adalah lazim selama periode
pelaksanaan rencana. Oleh karena itu, rencana yang dibuat atas dasar tempat sesuai, dan masa
depan perusahaan tergantung pada tingkat kesehatan rencana yang mereka buat sehingga untuk
menghadapi keadaan tempat.
C. Implementasi
- Menyadari Kesempatan
Penting sekali bagi seorang manajer untuk mengetahui kesempatan atau peluang di lingkungan
eksternal dengan sangat baik dalam organisasi sebagai awal perencanaan. Menjadi bagian
penting melihat terhadap kesempatan masa depan. Manajer harus tahu di mana kondisi pasar,
kompetisi antar organisasi, permintaan konsumen atau pelanggan, kekuatan mereka sendiri, dan
kelemahan.
- Menentukan Tujuan
Langkah kedua adalah menetukan tujuan untuk seluruh organisasi dan setiap sub unit di
dalamnya. Tujuan memberikan arahan terhadap setiap departemen atau sub unit di dalamnya.
Dasar pikiran di sini adalah sebuah asumsi yang ada dalam pikiran organisasi. Mengenal dan
memahami dengan baik rencana akan berjalan di lingkungan yang sesuai, eksternal maupun
internal.
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi tindakan alternatif dengan menimbang dengan cermat,
tindakan alternatif yang memberikan peluang yang paling bagus tentang pencapaian tujuan,
biaya yang paling murah dan keuntungan yang paling tinggi.
Saat keputusan telah dibuat, perencanaan telah selesai, dan tujuah langkah telah dilakanakan,
maka memerlukan daftar atau hal yang diperlukan untuk mendukung tujuan. Contoh pendukung
tujuan adalah alat, bahan, memperkerjakan dan melatih pegawai, dan mengembangkan sebuah
produk baru.
Seperti volum dan harga penjualan, biaya operasi perencanaan, pengeluaran untuk peralatan dan
lainnya.
D. Contoh Planning
Contohnya, setiap manajer harus membuat rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian
organisasi.
2. Organizing
Pengertian Organizing
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber daya
tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan organisasi.
Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas
yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas.
Definisi sederhana dari pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan orang, alat, tugas,
serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang
dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas dan
membagi pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan berbagai departemen serta penentuan
hubungan. Tujuan pengorganisasian ini adalah untuk menetapkan peran serta struktur dimana
karyawan dapat mengetahui apa tugas dan tujuan mereka.
Menurut prinsip ini, rentang kendali adalah rentang pengawasan yang menggambarkan jumlah
karyawan yang dapat ditangani dan dikontrol secara efektif oleh seorang manajer tunggal.
Menurut prinsip ini, seorang manajer harus dapat menangani jumlah karyawan yang
dibawahinya. Keputusan ini dapat diambil dengan memilih baik rentang lebar atau sempit froma.
Ada dua jenis rentang kendali:
1) Rentang kendali yang luas adalah salah satu di mana seorang manajer dapat mengawasi dan
mengendalikan secara efektif sebuah kelompok besar orang pada satu waktu.
2) Rentang kendali yang sempit rentang ini, pekerjaan dan wewenang dibagi antara banyak
bawahan dan manajer tidak mengawasi dan mengendalikan kelompok yang sangat besar dari
orang di bawah dia. Manajer sesuai dengan rentang yang sempit mengawasi sejumlah karyawan
yang dipilih pada satu waktu.
Rantai skalar adalah rantai komando atau otoritas yang mengalir dari atas ke bawah. Otoritas dan
tanggung jawab harus berjalan dalam garis yang tegas dan tidak terputus dari eksekutif tertinggi
sampai yang paling rendah. Sebuah rantai skalar memfasilitasi alur kerja di sebuah organisasi
yang membantu dalam pencapaian hasil yang efektif. Sebagai otoritas mengalir dari atas ke
bawah, hal itu akan menjelaskan posisi kewenangan untuk manajer di semua tingkatan dan yang
memfasilitasi organisasi yang efektif.
Ini menyiratkan satu bawahan-satu hubungan yang superior. Setiap bawahan bertanggung jawab
kepada satu manajer. Hal ini membantu dalam menghindari kesenjangan komunikasi dan
NAMA : ASTRID FEBRIYANTI
NPM : 1813201003
PRODI KESMAS
kesimpangan tanggung jawab. Jika atasan yang lebih tinggi ingin memberikan perintah atau hal-
hal lain kepada para bawahan yang berada beberapa tangga di bawah dalam hierarki organisasi,
seyogianya hal itu dilakukan melalui atasan langsung orang yang bersangkutan. Paling tidak
dengan sepengetahuan atasan langsung tersebut.
C. Implementasi
Dengan kata lain, salah satu bagian penting tugas pengorganisasian adalah mengharrmonisasikan
kelompok orang yang berbada, mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan
kemampuan-kemampuan kesemuanya kesuatu arah tertentu. (Terry 1979)
Maksud dari hal tersebut adalah dapat dihasilkannya sinergisme, yang berarti perlu adanya
tindakan-tindakan untuk mengelompokkan semua kemampuan yang sesuai menjadi satu tempat
dan memanfaaatkan kemampuan tersebut agar dapat berguna bagi organisasi tersebut. Akan
tetapi suatu pengorganisasian tidak hanya mengelompokkan sumber daya manusia saja, akan
tetapi juga dengan sumber daya lainnya agar dapat efektif. Jadi pengorganisasian merupakan
sebuah kasus yang dapat menimbulkan efek yang sangat baik dalam upaya menggerakan seluruh
aktivitas dan potensi yang bisa diwadahi serta sebagai pengawasan manajerial.
D. Contoh Organizing
Contohnya, kepegawaian untuk memastikan bahwa sumber daya manusia diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan merupakan aktifitas
kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang terkadang
diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari organizing.
3. Actuating
A. Pengertian Actuating
Actuating adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang sesuai dengan tujuan
organisasi. Actuating adalah implementasi rencana, berbeda dari planning dan organizing.
NAMA : ASTRID FEBRIYANTI
NPM : 1813201003
PRODI KESMAS
Actuating membuat urutan rencana menjadi tindakan dalam dunia organisasi. Sehingga tanpa
tindakan nyata, rencana akan menjadi imajinasi atau impian yang tidak pernah menjadi
kenyataan.
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu tindakan
untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai
dengan tujuan organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau bekerja
dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (leadership) yang
baik.
Actuating merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana. Dengan berbagai arahan
dengan memotivasi setiap karyawan untuk melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang sesuai
dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Maka dari itu, actuating tidak lepas dari peranan
kemampuan leadership.
B. Prinsip Actuating
Langkah lanjutan dari penetapan program kerja pengawasan adalah pelaksanaan pengawasan
dalam bentuk pemberian tugas. Tujuan utama penugasan adalah untuk mencapai keseimbangan
antara beberapa faktor: persyaratan dan kualifikasi personal, keseimbangan untuk pengembangan
profesi, dan lain-lain.
Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh organisasi penting dilakukan agar
dana tidak disia-siakan.
Pengawasan juga membutuhkan saran dan alat untuk melakukan pengawasan, misalnya
teknologi yang digunakan untuk memantau kerja anggota organisasi atau pekerja.
- Dokumentasi Pengawasan
NAMA : ASTRID FEBRIYANTI
NPM : 1813201003
PRODI KESMAS
Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi pelanggaran, kesalahan
dalam melakukan aktivitas di dalam organisasi.
- Supervisi Audit
C. Implementasi
Hal penting yang dipertimbangkan dalam melakukan actuating adalah untuk memotivasi seorang
karyawan untuk melakukan sesuatu, misalnya saja:
- Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri
- Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau
mendesak
D. Contoh Actuating
Contoh penerapan actuating dalam manajemen rumah sakit misalnya, seorang kepala sub-bagian
Asuhan Keperawatan yang melaksanakan fungsi pengarahan (actuating), yaitu:
- Mewakili tugas dan wewenang Kepala Bagian Pelayanan Keperawatan atas persetujuan
Wakil Direktur Pelayanan sesuai kebutuhan.
4. Controlling
A. Pengertian Controlling
Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana. Hal ini membandingkan antara
kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang signifikan
antara kinerja aktual dan yang diharapkan, manajer harus mengambil tindakan yang sifatnya
mengoreksi.
Menurut G.R Terry, pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus
dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan
apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu
selaras dengan standar.
Jelas sekali bahwa fungsi pengawasan yang diambil dari sudut pandang definisi sangat vital
dalam suatu perusahaan. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dari
rencana. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan. Hal ini dilakukan untuk
pencapaian tujuan sesuai dengan rencana.
Jadi pengawasan dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses. Dengan
pengendalian diharapkan juga agar pemanfaatan semua unsur manajemen menjadi efektif dan
efisien.
B. Proses Controlling
Dalam controlling ada beberapa proses dan tahapan, yaitu pengawasan. Proses pengawasan
dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui langkah sebagai berikut:
- Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah realistis atau tidak. Jika
ternyata belum realistis maka perlu diperbaiki
NAMA : ASTRID FEBRIYANTI
NPM : 1813201003
PRODI KESMAS