Tugas Metodologi Penelitian Bu Hapsah
Tugas Metodologi Penelitian Bu Hapsah
http://rorohrohayati.blogspot.com/
JAWABAN :
1. Guru perlu menguasai metode penelitian karena dengan menguasai metode penelitian
banyak sekali manfaat yang dirasakan oleh guru :
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis akan menambah teori baru dibidang kependidikan terutama bagi para guru
serta menambah pengalaman baru bagi guru tentang cara pengelolaan kegiatan belajar-
mengajar.
b. Manfaat Praktis
Memberi informasi mengenai pengaruh professional guru terhadap peningkatan prestasi
belajar siswa, sehingga guru diharapkan dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa,
meningkatkan mutu para guru serta mutu pendidikan pada waktu sekarang dan yang akan
datang.
2.
1. Penelitian Deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
gambaran lengkap mengenai setting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji.[1]
Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan
menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan.[2] Tujuan dari
penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok,
menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap
baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan,
menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan
seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif
mengenai subjek penelitian.[1]
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. Dalam
perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para
penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian
besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat
berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan
maupun tingkah laku manusia.
A. Karakteristik Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan
Furchan (2004) bahwa
(1) penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara
menelaah secara teratur dan ketat, mengutamakan objektivitas (apa adanya), dan dilakukan
secara cermat dan teliti.
(2) tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan (variabel), dan
(3) tidak adanya uji hipotesis (jawaban sementara atau prediksi). Furchan, A. 2004. Pengantar
Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
B. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
Furchan (2004:448-465) menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif sebagai berikut;
(1) Studi kasus, yaitu, suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang
dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang
perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini dimungkinkan
ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan untuk membuat hipotesis.
(2) Survei. Studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-
kasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi
tentang variabel dan bukan tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau
survai sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang hal-hal
yang tidak nyata, survei sampel tentang hal-hal yang nyata, dan survei sampel tentang hal-hal
yang tidak nyata.
(3) Studi perkembangan. Studi ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dapat dipercaya bagaimana sifat-sifat anak pada berbagai usia, bagaimana
perbedaan mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan
berkembang. Hal ini biasanya dilakukan dengan metode longitudinal dan metode cross-
sectional.
(4) Studi tindak lanjut, yakni, studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi
perlakukan atau kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu.
(5) Analisis dokumenter. Studi ini sering juga disebut analisi isi yang juga dapat digunakan
untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis.
(6) Analisis kecenderungan. Yakni, analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di
masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.
(7) Studi korelasi. Yaitu, jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya
hubungan antar variabel yang diteliti.
Referensi:
Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Rosdakarya.
C. Langkah- langkah penelitian deskriptif
Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut.
1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode
deskriptif.
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan
populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan
menganalisis data.
7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik
statistika yang relevan.
8. Membuat laporan penelitian.
Langkah – langkah pengumpulan data di lapangan penelitian deskriptif dapat dibedakan
antara lain menjadi penelitian diri, studi perkembangan, studi kelanjutan, dan studi
sosiometrik.
Langkah- langkah analisis deskriptif adalah analisis dari penelitian survai sering dilaporkan
dalam bentuk tabulasi frekuensi dan prosentase.
2. Penelitian Survai Survei adalah suatu kegiatan pengumpulan informasi dari sejumlah
responden dengan menggunakan berbagai teknik/metoda/cara, misal menggunakan
kuesioner. Umumnya, pengertian survey dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan
dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Hal ini berbeda dengan sensus
yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi
Tujuan penelitian survey adalah untuk memahami (meneliti?) tentang karakteristik dari
seluruh kelompok yang hendak diteliti atau populasi dengan meneliti sebagian (subset) dari
kelompok populasi tersebut yang selanjutnya disebut dengan sampel. Banyak pembaca yang
sudah familiar dengan hasil penelitan survey di bidang politik, walaupun yang disurvey
hanya sedikit jumlahnya. Karena akan tidak mungkin untuk mensurvey seluruh populasi di
negeri kami (AS), maka para pengumpul pendapat umum (pollsters) memilih sampel kecil
yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mewakili atau merepresentasikan populasi
secara keseluruhan.Hasil dari survey terhadap sampel tersebut kemudian digeneralisasikan
atau diberlakukan kepada populasi. Penelitian survey biasanya didefinisikan sebagai sebuah
penelitian atau penelitian tentang kelompok besar melalui penelitian langsung dari subset
(sampel) dari kelompok tersebut.[1]
Teknik Pengumpulan Data Survai
Langkah penting lainnya dalam mendesain sebuah penelitian survey adalah memutuskan
teknik/cara apa yang akan dipakai untuk mengumpulkan informasi/data. Teknik
pengumpulan data yang paling lazim dalam penelitian survey adalah kuisioner, wawancara
dan observasi langsung terhadap pemakaian bahasa. Disamping itu, banyak tipe
informasi/data lain yang bisa dikumpulkan antara lain hasil tes, komposisi atau data reaksi
terhadap bahasa lisan atau tertulis bahasa kedua. Mari kita me-review secara singkat beberapa
hal pokok dalam mengembangkan dan menggunakan kuisioner, wawancara dan observasi
dalam penelitian survey.
Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
3. Penelitian Kualitatif Adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil
penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian
kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari
teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang
digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan
teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”. Menurut Strauss
dan Corbin (2003) penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Selanjutnya, dipilihnya penelitian kualitatif karena kemantapan peneliti berdasarkan
pengalaman penelitiannya dan metode kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih
kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk melakukan penafsiran terhadap fenomena sosial.
Metodologi penelitian yang dipakai adalah multi metodologi, sehingga sebenarnya tidak ada
metodologi yang khusus. Para periset kualitatif dapat menggunakan semiotika, narasi, isi,
diskursus, arsip, analisis fonemik, bahkan statistik. Di sisi yang lain, para periset kualitatif
juga menggunakan pendekatan, metode dan teknik-teknik etnometodologi, fenemologi,
hermeneutic, feminisme, rhizomatik, dekonstruksionisme, etnografi, wawancara,
psikoanalisis, studi budaya, penelitian survai, dan pengamatan melibat (participant
observation) (Agus Salim, 2006). Dengan demikian, tidak ada metode atau praktik tertentu
yang dianggap unggul, dan tidak ada teknik yang serta merta dapat disingkirkan. Kalau
dibandingkan dengan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh Feyerabend (dalam
Chalmers, 1982) mungkin akan mendekati ketepatan, karena menurutnya metodologi apa saja
boleh dipakai asal dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
Penggunaan dan arti metode penelitian kualitatif yang berbeda-beda ini menyulitkan
diperolehnya kesepakatan diantara para peneliti mengenai definisi yang mendasar atasnya.
Selanjutnya Agus Salim (2006) menyatakan bila suatu definisi harus dibuat bagi pendekatan
kebudayaan , maka penelitian kualitatif adalah suatu bidang antardisiplin, lintas disiplin,
bahkan kadang-kadang kawasan kontradisiplin.
Di sisi lain, penelitian kualitatif juga melintasi ilmu pengetahuan humaniora, sosial, dan
fisika. Hal tersebut berarti penelitian kualitatif memiliki fokus terhadap banyak paradigma.
Para praktisinya sangat peka terhadap nilai pendekatan multimetode. Mereka memiliki
komitmen terhadap sudut pandang naturalistiuk dan pemahaman intepretatif atas pengalaman
manusia. Pada saat yang sama, bidang ini bersifat politis dan dibentuk oleh beragam etika dan
posisi politik.
Perencanaan pengumpulan data
Instrumen manusia yang beroperasi dalam situasi yang tidak ditentukan, di mana peneliti
memasuki lapangan yang terbuka, sehingga tidak mengetahui apa yang tidak diketahui.
Untuk itu maka peneliti haruslah mengandalkan teknik-teknik kualitatif, seperti wawancara,
observasi, pengukuran, dokumen, rekaman, dan indikasi non-verbal. Dalam rekaman data
terbagi pada dua dimensi, yaitu fidelitas dan struktur. Fidelitas mengacu pada kemampuan
peneliti untuk menunjukkan bukti secara nyata dari lapangan(fidelitas tinggi, misalnya
rekaman video atau audio, sedangkan fidelitas kurang, misalnya catatan lapangan).
Sedangkan dimensi struktur meliputi terstrukturnya wawancara dan observasi.
Perencanaan prosedur analisis
Analisis data dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan secara terus-menerus dari awal
sampai akhir penelitian. Pengamatan tidak mungkin tanpa analisis untuk mengembangkan
hipotesis dan teori berdasarkan data yang diperoleh. Analisis data merupakan proses
pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip-transkip wawancara, catatan lapangan,
dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis data melibatkan
pengerjaan pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola-pola,
pengungkapan hal-hal yang penting dan penentuanapa yang dilaporkan. Karena banyaknya
model analisis yang diajukan oleh para pakar, maka peneliti hendaknya memilih salah satu
modfel yang dianjurkan oleh para pakar tersebut. Agus Salim 2006.Teori & Paradigma
Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana
Brannen, Julia. 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Terj, Nuktaf
Arfawie Kurde, Imam Safe’I dan Noorhaidi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Imron Arifin. 1996. Penelitian Kualitatif dalam ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan. Editor.
Malang: Kalimasahada
4. Penelitian Kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis
yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam
penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara
pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Jenis penelitian kuantitatif meliputi penelitian survey, eksperimen dan penelitian polling.
• Penelitian Cross-Sectionalàmerupakan kompromi antara one-shot method (menembak satu
kali terhadap kasus) dan longitudinal method (menembak beberapa kali terhadap kasus yang
sama).
• Penelitian Survei: hanya menggunakan kuesioner dan hanya berkisar pada ruang lingkup
yaitu ciri-ciri demografis masyarakat; lingkungan sosial mereka, aktivitas mereka, dan
pendapat dan sikap mereka.
• Penelitian Assessment: hal paling menonjol dalam penelitian ini adalah keterlibatan peneliti
mulai dari awal pelaksanaan proyek sampai proyek selesai dilaksanakan. Karena sifat
penelitian ini yang mengutamakan “menilai” semua aspek proyek itu, maka assessment
menggunakan frame of reference, yaitu pedoman pelaksanaan proyek, maka kadang
assessment juga dapat digunakan sebagai penelitian kuantitatif.
• Penelitian Evaluatif: tidak selalu membutuhkan keterlibatan peneliti mulai dari awal
pelaksanaan proyek sampai akhir pelaksanaan proyek. Peneliti evaluative dapat memulai
penelitian di tengah-tengah proses pelaksanaan proyek. Kegiatan evaluative dapat dilakukan
pada tahap evaluasi proyek, dengan mempelajari kegiatan formulasi dan implementasi
kegiatan proyek itu sendiri.
• Penelitian Aksiàlebih: mengutamakan fokus pendekatannya pada hal-hal yang praktis.
Penelitian aksi dilakukan sepanjang proyek dengan keterlibatan peneliti yang signifikan,
peneliti terus-menerus mencari kelemahan-kelemahan untuk suatu penyempurnaan, dengan
menekankan proses trial and error sebagai metode utama dalam penelitian tersebut.
Data penelitian kuantitatif terkumpul di analisis terlebih dahulu antara lain :
a.Editing
mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah disereahkan oleh para pengumpul
data. Tujuan dari pada editing yaitu untuk mengurangi jumlah kesalahan atau kekurangan
yang ada dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin.
b.Koding
Yang dimaksud koding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden
kedalam kategori-kategori.
c.Tabulasi
pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel. Banyak sekali metode statistik yang
dapat dipakai dalam analisis data dari suatu penelitian seperti :
1.Analisis korelasi yaitu suatu tekhnik untuk menentukan sampai sejauh mana terhadap
hubungan antara dua variabel.
2.Analisi korelasi ganda yaitu suatu tekhnik untuk menentukan hubungan antara lebih dari
dua variabel.
3.Analisis korelasi farsial yaitu tekhnik untuk menentukan mana diantara berbagai variabel
independen mempunyai pengaruh terbesar terhadap variabel independen, dengan catatan
apabila diketahui memang ada hubungan antara variabel-variabel
5. Penelitian Tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para
partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang
dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif
mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok
dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan
penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu;
(1) untuk memperbaiki praktik;
(2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi
terhadap praktik yang dilaksana- kannya; serta
(3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Ciri-ciri PTK yang membedakan dengan penelitian lain
1. Adanya masalah PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang
dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan
perkatan lain guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik
pembelajaran yang dilakukannya. Contoh : Guru merasa risau karena hasil ketika latihan
menunjukkan hanya 40% yang bisa menguasai penggunaan rumus matematika; Pertanyaan
guru yang tidak pernah terjawab oleh sisa; Pekerjaan rumah yang tidak pernah diselesaikan.
2. Self-refleksitive inquiry atau penelitian melalui refleksi diri. Berbeda dengan penelitian
biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden.
3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga proses penelitian ini adalah
kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi
4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan
secara bertahap dan terus menerus. Sehingga PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa
pola: perencanaan-pelaksanaan-observasi- refleksi- revisi. Kunci utama PTK adalah adanya
action (tindakan) yang berulang-ulang.
Kegunaan penelitian tindakan adalah :
1. Inovasi pembelajaran
Guru perlu mencoba mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar
ia mampu melahirkan gaya dan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya.
Setiap tahun, Guru akan selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda, karena itu, jika guru
melakukan PTK yang dimulai dari persoalannya sendiri, dan menghasilkan pemecahannya
sendiri, maka secara tidak langsung ia telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.
Guru yang profesional akan selalu mengkaji dan melakukan penilaian secara kritis terhadap
praktik pembelajarannya. Apabila guru melihat kinerjanya sendiri, dan ia merefleksikan apa
yang telah dilakukannya, lalu ia memperbaikinya, maka pada akhirnya guru akan
mendapatkan otonominya secara profesional. Langkah- langkah penelitian tindakan :
1. Data penelitian tindakan kelas pada dasarnya dikumpulkan oleh guru yang berperan
sebagai peneliti dan pengajar, dan jika perlu dapat dibantu oleh teman sejawat. Data tersebut
lebih banyak bersifat kualitatif, meski ada juga yang berupa data kuantitatif.
2. Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk
merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya
dan benar.
3. Sehubungan dengan butir 2, maka analisis data dilakukan dengan cara memilih, memilah,
mengelompokkan, data yang ada, merangkumnya, kemudian menyajikan dalam bentuk yang
mudah dibaca atau dipahami. Penyajian hasil analisis data kualitatif dapat dibuat dalam
bentuk uraian singkat, bagan alur, atau tabel sesuai dengan hakikat data yang dianalisis.
4. Data kuantitatif dianalisis dengan statistik deskriptif untuk menemukan persentase, dan
nilai rata-rata. Penyajian hasil analisis dapat dilakukan dengan membuat tabel distribusi atau
grafik.
5. Interpretasi data adalah upaya peneliti untuk menemukan makna dari data yang
dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Interpretasi ini pada gilirannya akan
menjadi temuan penelitian.
6. Analisis yang akurat dan cara penyajian yang tepat akan memungkinkan
tafsiran/interpretasi hasil penelitian yang akurat dan valid itu. Oleh karena itu, guru harus
sangat berhati-hati dalam melakukan analisis. Kekurang-akuratan dapat diminimalkan dengan
melakukan “cross check” dengan sumber data atau dengan data lain yang sejenis.
Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut. Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada
pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan
dengan fenomena¬fenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan.
Penelitian tentang fenomena-fenomena fundamental pendidikan dilakukan melalui penelitian
dasar (basic research), sedang penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui
penelitian terapan (applied research). Beberapa penelitian terapan secara sengaja diarahkan
pada pengembangan suatu produk, beberapa penelitian lain melakukan pengembangan
produk secara tidak sengaja, karena dalam penelitiannya mengandung atau menuntut
pengembangan produk. Untuk mengetahui keampuham model pembelajaran jarak jauh
dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka, menuntut pengembangan modul atau bahan
ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Pembuatan modul atau bahan ajar
yang baik menuntut penelitian pengembangan.
keenam guru yang mengajar di kelas 5 dan 6 tersebut diundang untuk bersama¬sama
menyusun satpel Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
komunikatif. Kerangka satpel mengikuti format yang berlaku di sekolah, tetapi segi-segi yang
dikembangkan dan langkah-langkah pembelajarannya mengikuti acuan dalam draf model
pembelajaran komunikatif.
Uji coba terbatas. Dalam pelaksanaan uji coba terbatas, guru-guru pelaksana uji coba
melaksanakan pembelajaran berdasarkan satpel yang mereka susun. Selama kegiatan
pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan, mencatat hal-hal penting yang dilakukan
guru, baik hal-hal baik maupun kekurangan, kelemalian, kesalahan dan penyimpangan yang
dilakukan guru. Selain kegiatan guru, pengamatan dan pencatatan juga dilakukan terhadap
respon, aktivitas dan kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa. Selesai satu pertemuan, peneliti
mengadakan diskusi dengan guru membicara¬kan apa yang sudah berjalan, terutama
kekurang/kelemahan dan kesalahan/penyimpangan yang dilakukan.
Berdasarkan masukan-masukan tersebut guru mengadakan perbaikan terhadap satpelnya atau
mencatat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran. Peneliti
mengadakan memberikan catatan penyempurnaan terhadap draf model pembelajaran yang
digunakan. Selesai pembelajaran satu satpel para peneliti mengadakan pertemuan
membicarakan temuan¬temuan dari uji coba. Berdasarkan temuan-temuan tersebut peneliti
mengadakan penyempurnaan terhadap model pembelajaran yang dikembangkan. Kalau ada
perubahan yang sangat berarti dalam draf model pembelajaran tsb., maka peneliti memberi
tahukan kepada guru pelaksana uji coba agar dalam penyusunan satpel disesuikan dengan
perubahan tersebut. Demikian dilakukan dengan satpel atau pokok bahasan berikutnya.
Setelah beberapa putaran dilakukan dan masukan-masukan perbaikan satpel dan draf model
pembelajaran tidak ada lagi, maka kegiatan uji coba dihentikan. Selesai putaran uji coba
terbatas para peneliti mengadakan pertemuan untuk menibahas temuan-temuan dan
melakukan penyempurnaan terakhir sebelum uji coba lebih luas.
Uji coba lebih luas. Uji coba lebih luas dilakukan dengan sampel sekolah dan guru yang lebih
banyak, yaitu 6 sekolah dan 12 orang guru kelas 5 dan 6. Sekolah yang diambil berbeda
dengan uji coba terbatas. Penentuan sampel dilakukan berdasarkan stratified-cluster random,
yaitu diambil satu sekolah baik di pusat kota dan satu di pinggiran kota, satu sekolah sedang
di pusat dan satu di pinggiran dan satu sekolah kurang di kota dan satu di pinggiran kota.
Pada masing-masing sekolah diambil dua orang guru, yaitu guru kelas 5 dan kelas 6,
sehingga jumlah guru pelaksana uji coba lebih luas ini berjumlah 12 orang.
Langkah kegiatan selanjutnya sama dengan uji coba terbatas, dimulai dengan penyusunan
satpel, pembelajaran pada masing¬masing kelas dengan pengamatan dari peneliti dan diskusi
pelaksanaan pembelajaran uji coba, kemudian penyempurnaan satpel. Kegiatan selanjutnya
penyempurnaan model pembelajaran oleh para peneliti dengan memperhatikan masukan-
masukan dari pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan, diskusi dan penyempurna¬an
dilakukan terus sampai dinilai tidak ada lagi kekurangan atau kelemahan, sehingga uji coba
dapat dihentikan. Para peneliti mengadakan pertemuan penyempurnaan draf terakhir, dan
setelah kegiatan ini draf sudah dinilai final.
Uji Produk dan Sosialisasi Hasil
Uji produk merupakan tahap pengujian keampuhan dari produk yang dihasilkan. Dalam
pelaksanaan pengujian digunakan dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Jumlah kelompok eksperimen sebanyak kelompok uji coba lebih luas,
dalam penelitian kami berjumlah 12 guru atau 12 kelas dari 6 sekolah masing-masing satu
sekolah dari kategori baik di pusat kota, pinggiran kota, sekolah sedang di pusat dan sekolah
pinggiran kota dan sekolah kurang dari pusat kota dan pinggiran kota. Kelompok kontrol
jumlah dan kategorinya sama dengan kelompok eksperimen. Di samping pertimbangan
kategori dan lokasi pemilihan kelompok kontrol juga didasarkan atas kesamaan statusnya
sebagai SD inti atau imbas, latar belakang dan pengalaman guru, sarana dan fasilitas
pembelajaran yang dimiliki. Dengan dasar-dasar pertimbangan pemilihan tersebut
masing¬masing pasangan kelompok dinilai sama atau setara sehingga memenuhi syarat
sebagai berpasangan atau matching.
Dengan gambaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seperti di etas desain
eksperimen yang digunakan termasuk “The Matching Only Pretest-Posttest Control Group
Design”.
Dalam pelaksanaan eksperimen guru pada kelas-kelas kelompok eksperimen dalam
pembelajarannya menggunakan model pembe¬lajaran komunikatif sedang pada kelompok
kontrol menggunakan pembelajaran biasa. Pokok bahasan yang diajarkan, buku sumber dan
alat bantu yang digunakan relatif sama. Sebelum dirnulai pembelajaran diberikan pretest yang
sama dan setelah selesai seluruh pembelajaran pokok bahasan juga diberi post test yang sama.
Dalam kegiatan eksperimen tidak ada perbaikan model pembelajaran maupun satpel,
keduanya menggunakan model yang telah dikembangkan pada uji coba lebih luas.
Setelah selesai eksperimen dan pemberian post tes, diadakan analisis statistik uji perbedaan.
Uji perbedaan yang dihitung adalah antara hasil pretest dengan posttest pada kelompok
eksperimen, dan pada kelompok kontrol, uji perbedaan pretest antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol, post test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol,
dan antara perolehan (gain) kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Produk yang
dihasilkan disosialisasikan ke sekolah-sekolah untuk diterapkan.
Laporan Penelitian Dan Pengembangan ( R & D )
Seperti yang telah dikemukakan bahwa metode penelitian dan pengembangan adalah
merupaka metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sehingga menghasilkan produk
baru, selanjutnya menguji keefektifan produk tersebut.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfhabeta
Sujadi, 2002. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka cipta
Sukmadinata, Nana Sy. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma
Karya
B. Karakteristik
1. Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan
dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok eksperimen.
3. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity)
4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity)
C. Tahapan dan Macam Eksperiment
1. Eksperimentasi permulaan
2. Rancangan Faktorial.
3. Kelompok eksperimen dan kelompok control
4. Validitas Eksperimen
5. Variabel yang Terkait dengan Eksperimentasi.
6. Rancangan Eksperimen
D. Langkah Pokok Eksperiment
1. Melakukan survei kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akan digarap.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Merumuskan hipotesis, berdasarkan atas penelaahan kepustakaan.
4. Mengidentifikasikan pengertian-pengertian dasar dan variable-variabel utama.
5. Menyusun rencana eksperimen.
6. Melakukan eksperimen.
7. Mengatur data kasar itu dalam cara yang mempermudah analisis selanjutnya dengan
menempatkan dalam rancangan yang memungkinkan memperhatikan efek yang diperkirakan
akan ada.
D. Langkah-langkah pokok
1. Lakukan survai kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akan di garap
2. Identifikasi dan definisikan masalah
3. Rumuskan hipotesis, berdasarkan atas penelaahan kepustakaan
4. Definisikan pengertian-pengertian dasar dan variable-variabel utama
5. Susun rancangan eksperimen: a) Identifikasi bermacam-macam variable yang relevan. b)
Identifikasi variable-variabel non eksperimental yang mungkin mencemarkan eksperimen,
dan tentukan bagaimana caranya mengontrol variable-variabel tersebut. c) Tentukan
rancangan eksperimennya. d) Pilih subyek yang representative bagi populasi tertentu,
tentukan sikap-sikap yang masuk kelompok eksperimen. e) Terapkan perlakuan. f) Pilih atau
susun alat untuk mengukur hasil eksperimen dan validasikan alat tersebut. g) Rancangkan
prosedur pengumpulan data, dan jika mungkin lakukan pilot atau trial run test untuk
menyempurnakan alat pengukur atau rancangan eksperimennya. h) Rumuskan hipotesis
nolnya
6. Lakukan eksperimen
7. Aturlah data kasar itu dalam cara yang mempermudah analisis selanjutnya; tempatkan
dalam rancangan yang memungkinkan memperhitungkan efek yang di perkirakan akan ada
8. Terapkan test signifikansi untuk menentukan taraf signifikansi hasilnya
9. Buatlah interpretasi mengenai hasil testing itu, berkan diskusi seperlunya, dan tulislah
laporannya
E. Tujuan
Tujuan penelitian eksperimen sungguhan adalah: untuk menyelidiki kemungkinan saling
hubungan sebab-akibat. Dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimantal satu atau lebih kondisi perilakuan yang membandingkan hasilnya dengan satu
atau lebih kelompok control yang tidak di kenai kondisi perlakuan.
F. Contoh-Contoh :
1. Penelitian untuk menyelidiki pengaruh dua meted mengajar sejarah pada murid-murid
kelas 3 SMA sebagai fungsi ukuran kelas (besar dan kecil) dan taraf intelegensi murid
(tinggi, sedang, rendah).
2. penelitian untuk menyelidikiefek program pencegahan penyalahgunaan obat terhadap sikap
murid-murid SMP, dengan mengunakan kelompok eksperimen (yang dikenalkan dengan
program itu) dan dengan mengunakan rancangan pretest-posttest dimana hanya separo dari
mrid-murid itu secara random menerima pretest untuk menentukan seberapa besarnya
perubahan sikap itu dapat dikatakan disebabkan oleh pretesting atau oleh program pendidikan
3. penelitian untuk menyelidiki efek pemberian tambahan makanan di sekolah kepada murid-
murid SD di suatu daerah dengan memperhatikan keadaan social ekonomi orang tua dan taraf
intelegensi
Brannen, Julia. 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Terj, Nuktaf
Arfawie Kurde, Imam Safe’I dan Noorhaidi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
5. Variabel adalah Segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Faktor-
faktor yang berperan dalam peristiwa / gejala yang akan diteliti.
Ditentukan oleh landasan teorinya dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. variabel
independen adalah apa yang Anda (atau alam) memanipulasi - perawatan atau program atau
menyebabkan. Variabel dependen adalah apa yang dipengaruhi oleh variabel independen -
efek atau hasil. Sebagai contoh, jika Anda sedang mempelajari efek dari program pendidikan
baru pada prestasi sa, isw program ini adalah variabel bebas dan tindakan Anda prestasi
adalah orang-orang tergantung.
(Brannen, Julia. 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Terj, Nuktaf
Arfawie Kurde, Imam Safe’I dan Noorhaidi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.)
2. http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5104/5104%20jadi/fmenu_2.3.htm
Tabel 1.
Di bawah ini disampaikan contoh masing-masing disain dan diakhiri dengan catatan tentang
perbedaan dari masing-masing disain.
Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha Tani Padi Bimas dan Inmas (Dikutip dari Satyadharma
dalam Singarimbun, 1984:29-33)
Untuk langsung memberikan contoh konkret, dalam bagian ini dipaparkan contoh rancangan
ringkas sebuah penelitian kualitatif. Yaitu mengenai Faktor Kontekstual yang Mempengaruhi
Perilaku Seksual yang Berkaitan dengan Risiko Penular HIV/ AIDS, Khususnya pada Orang
Muda di Negeri-negeri Sedang Berkembang.
(1). Pada latar belakang dan masalah (kuantitatif), disajikan prosentase statistik sebagai
pendahuluan dengan alasan-alasan yang rasional.
Pada ruang lingkup dan tujuan program (kualitatif), disajikan hasil survai secara umum tanpa
angka-angka statistik, melainkan lebih bersifat ruang lingkup survai pada umumnya dan tujuan
program.
(2). Pada tujuan dan kegunaan penelitian (kuantitatif), disajikan butir-butir untuk mengetahui
substansi yang kuantitatif atau jelas pernyataannya.
Pada masalah kunci (kualititatif), disajikan makna yang ingin dicapai tentang kegiatan,
konteks sosial, aspek struktur budaya dan perilaku responden.
(3). Pada metode (kuantitatif) disajikan rancangan sampel, hipotesis dan pengujiannya, yang
kesemuanya berupa perumusan statistik.
Pada metode (kualitatif) disajikan Rapid Assessment Process, data sekunder, etnografis, Focus
Group Discussions, In-Depth Interviews, buku harian dan analisa bahasa.
(4). Pada hipotesis dan variabel (kuantitatif) disajikan dugaan-dugaan hasil perumusan statistik
atau skala rasio.
Pada kemungkinan hasil (kualitatif) disajikan dugaan-dugaan hasil pemahaman, implikasi,
analisa, dan deskripsi perilaku.
Dari perbandingan kedua disain ini, nampak jelas, maksud, alur, dan proses pemikiran yang saling
berbeda. Kuantitatif dengan aksioma yang numerik, kepastian dan rumus-rumus, sedangkan
kualitatif dengan aksioma kecenderungan, diskripsi situasional, dan seterusnya.
3. http://kurniasaput.blogspot.com/2012/11/makalahtelaah-buku-teks-eksplanasi.html
Fungsi eksplanasi ilmiah adalah Sebagai sarana bagi para ilmuwan untuk mempublikasikan
rekan sejawat sesama ilmuwan, kemudian ia pun membuat sebuah subject matter (bisa berupa
http://www.cangcut.net/2013/04/fungsi-penelitian-dalam-pendidikan.html
Fungsi deskriptif pada penelitian dalam pendidikan meneliti tentang gejala-gejala alam dan
gejala-gejala sosial dimana keberhasilan penelitian ini sangat dipengaruhi oleh kualitas
instrument atau teknologi yang digunakan saat mengumpulkan data. Fungsi deskriptif
aspek pendidikan yang dibutuhkan atau diminati para pembuat kebijakan dan pendidik.
Fungsi selanjutnya adalah fungsi meramalkan, pada jenis penelitian ini mencoba
membuat ramalan tentang apa yang dapat terjadi dikemudian hari berdasarkan temuan atau
penelitain sebelumnya. Fungsi ini sering dilakukan adalah scholastic aptitude test pada
siswa SMA yang digunakan dalam seleksi calon mahasiswa baru untuk masuk perguruan
tinggi dalam rangka mencari mahasiswa yang dapat menyelesaikan studinya tepat
waktu.
http://achmadsudirofebub.lecture.ub.ac.id/2012/02/modul-5-metodologi-penelitian-bisnis/
PENGERTIAN VARIABEL
Variabel adalah proksi (proxy) atau representasi dari construct yang dapat diukur
dengan berbagai macam nilai.
a. Varibel Kontinu. Varibel Kontinu adalah tipe variabel-varabel penelitian yang memiliki
kumpulan nilai yang teratur dalam kisaran tertentu. Nilai dalam variabel kontinu
menggambarkan peringkat atau jarak berdasarkan skala pengukuran tertentu.
Definisi operasinal adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang
dapat diukur.
Pengukuran adalah penerapan angka-angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan
tertentu, yaitu:
Indikan adalah sesuatu yang menunjukka pada sesuatu yang lain. Jika kita mengukur suatu
objek sebenarnya yang diukur bukannlah objek tersebut, bukan pula sifatnya tetapi yang
diukur adalah indikan dari sifat tersebut.
Pengukuran variabel ilmu sosial sering mengandung tanda Tanya apakah pengukuran
yang dilakukan cocok dengan realita. Suatu pengukuran yang baik harus mempunyai sifat
isomorphis dengan realita.
Jenis-jenis ukuran, yaitu : Secara umum, terdapat empat jenis ukuran, yaitu:
Ukuran nominal. Ukuran nominal adalah ukuran sederhana di mana angka yang
diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan
tingkatan apa-apa.
Ukuran ordinal. Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan di mana angka-
angka tersebut mengandung pengertian tingkatan. Ukuran ini tidak memberikan
nilai absolut terhadap obyek tetapi hanya memberikan urutan atau rangking saja.
Ukuran interval. Ukuran interval adalah pemberian angka kepada set dari obyek
yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak
yang sama pada pengukuran interval menunjukkan jarak yang sama dari cirri atau
sifat obyek yang diukur.
Ukuran rasio. Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran di atas
ditambah dengan satu sifat lain yaitu ukuran ini memberi keterangan tentang nilai
absolute dari obyek yang diukur.
Metode lain dalam upaya mengumpulkan data penelitian adalah dengan metode angket
(questionnaire=kuesioner atau daftar pertanyaan). Angket adalah sejumlah pertanyaan
secara tertulis yang akan dijawab oleh responden penelitian agar peneliti memperoleh data
lapangan atau empiris untuk memecahkan masalah penelitian dan menguji hipotesis yang
telah ditetapkan.
Pada umumnya angket disusun dalam bentuk buku. Oleh karena itu perlu sistematika dan
isi yang baik. Susunan dan isi angket dapat terbagi dalam 3 bagian, yaitu:
Bagian awal. Bagian awal ini berisi judul penelitian dan identitas tim atau yang
menerbitkan angket tersebut.pada bagian ini juga perlu disampaikan kata
pengantar dari peneliti dan petunjuk menjawab atau mengisi pertanyaan dalam
angket tersebut.
Bagian isi. Berisi pertanyaan-pertanyaan inti yang harus dijawab atau diisi oleh
responden. Susunan pertanyaan inti penelitian dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
Pertanyaan pendahuluan yang biasanya berisi identitas responden (nama, alamat tempat
tinggal)
Pertanyaan inti yang dapat meliputi perilaku, pendapat, sikap, informasi maupun persepsi
Bagian akhir. Pada bagian akhir ini dapat disampaikan beberapa pesan, catatan-
catatan, saran-saran dari responden atas angket dan atau data yang berkaitan
dengan penelitian tersebut
Pembuatan pertanyaan ditinjau dari segi model dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu: