Anda di halaman 1dari 24

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN (TUGAS UAS)

http://rorohrohayati.blogspot.com/

NAMA : ROROH ROHAYATI


SEMESTER : VII / SI PAI Reguler
MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

JAWABAN :

1. Guru perlu menguasai metode penelitian karena dengan menguasai metode penelitian
banyak sekali manfaat yang dirasakan oleh guru :
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis akan menambah teori baru dibidang kependidikan terutama bagi para guru
serta menambah pengalaman baru bagi guru tentang cara pengelolaan kegiatan belajar-
mengajar.
b. Manfaat Praktis
Memberi informasi mengenai pengaruh professional guru terhadap peningkatan prestasi
belajar siswa, sehingga guru diharapkan dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa,
meningkatkan mutu para guru serta mutu pendidikan pada waktu sekarang dan yang akan
datang.

Kaitannya dengan unjuk kerja (performance)guru, atau dengan peningkatan mutu


pembelajaran adalah guru dapat :
a. Mengetahui tingkat professional guru dalam kegiatan belajar - mengajar.
b. Mengetahui gambaran tentang prestasi belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar –
mengajar.
c. Mengetahui hubungan antara professionalisme dalam proses belajar-mengajar dengan
prestasi belajar siswa.
(Suhardjono. Metode Penelitian Pendidikan “Jakarta : Rineka cipta, 1998”12)

2.
1. Penelitian Deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
gambaran lengkap mengenai setting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji.[1]
Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan
menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan.[2] Tujuan dari
penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok,
menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap
baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan,
menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan
seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif
mengenai subjek penelitian.[1]
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. Dalam
perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para
penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian
besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat
berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan
maupun tingkah laku manusia.
A. Karakteristik Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan
Furchan (2004) bahwa
(1) penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara
menelaah secara teratur dan ketat, mengutamakan objektivitas (apa adanya), dan dilakukan
secara cermat dan teliti.
(2) tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan (variabel), dan
(3) tidak adanya uji hipotesis (jawaban sementara atau prediksi). Furchan, A. 2004. Pengantar
Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
B. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
Furchan (2004:448-465) menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif sebagai berikut;
(1) Studi kasus, yaitu, suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang
dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang
perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini dimungkinkan
ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan untuk membuat hipotesis.
(2) Survei. Studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-
kasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi
tentang variabel dan bukan tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau
survai sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang hal-hal
yang tidak nyata, survei sampel tentang hal-hal yang nyata, dan survei sampel tentang hal-hal
yang tidak nyata.
(3) Studi perkembangan. Studi ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dapat dipercaya bagaimana sifat-sifat anak pada berbagai usia, bagaimana
perbedaan mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan
berkembang. Hal ini biasanya dilakukan dengan metode longitudinal dan metode cross-
sectional.
(4) Studi tindak lanjut, yakni, studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi
perlakukan atau kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu.
(5) Analisis dokumenter. Studi ini sering juga disebut analisi isi yang juga dapat digunakan
untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis.
(6) Analisis kecenderungan. Yakni, analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di
masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.
(7) Studi korelasi. Yaitu, jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya
hubungan antar variabel yang diteliti.
Referensi:
Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Rosdakarya.
C. Langkah- langkah penelitian deskriptif
Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut.
1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode
deskriptif.
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan
populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan
menganalisis data.
7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik
statistika yang relevan.
8. Membuat laporan penelitian.
Langkah – langkah pengumpulan data di lapangan penelitian deskriptif dapat dibedakan
antara lain menjadi penelitian diri, studi perkembangan, studi kelanjutan, dan studi
sosiometrik.
Langkah- langkah analisis deskriptif adalah analisis dari penelitian survai sering dilaporkan
dalam bentuk tabulasi frekuensi dan prosentase.

2. Penelitian Survai Survei adalah suatu kegiatan pengumpulan informasi dari sejumlah
responden dengan menggunakan berbagai teknik/metoda/cara, misal menggunakan
kuesioner. Umumnya, pengertian survey dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan
dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Hal ini berbeda dengan sensus
yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi

Tujuan penelitian survey adalah untuk memahami (meneliti?) tentang karakteristik dari
seluruh kelompok yang hendak diteliti atau populasi dengan meneliti sebagian (subset) dari
kelompok populasi tersebut yang selanjutnya disebut dengan sampel. Banyak pembaca yang
sudah familiar dengan hasil penelitan survey di bidang politik, walaupun yang disurvey
hanya sedikit jumlahnya. Karena akan tidak mungkin untuk mensurvey seluruh populasi di
negeri kami (AS), maka para pengumpul pendapat umum (pollsters) memilih sampel kecil
yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mewakili atau merepresentasikan populasi
secara keseluruhan.Hasil dari survey terhadap sampel tersebut kemudian digeneralisasikan
atau diberlakukan kepada populasi. Penelitian survey biasanya didefinisikan sebagai sebuah
penelitian atau penelitian tentang kelompok besar melalui penelitian langsung dari subset
(sampel) dari kelompok tersebut.[1]
Teknik Pengumpulan Data Survai
Langkah penting lainnya dalam mendesain sebuah penelitian survey adalah memutuskan
teknik/cara apa yang akan dipakai untuk mengumpulkan informasi/data. Teknik
pengumpulan data yang paling lazim dalam penelitian survey adalah kuisioner, wawancara
dan observasi langsung terhadap pemakaian bahasa. Disamping itu, banyak tipe
informasi/data lain yang bisa dikumpulkan antara lain hasil tes, komposisi atau data reaksi
terhadap bahasa lisan atau tertulis bahasa kedua. Mari kita me-review secara singkat beberapa
hal pokok dalam mengembangkan dan menggunakan kuisioner, wawancara dan observasi
dalam penelitian survey.
Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

3. Penelitian Kualitatif Adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil
penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian
kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari
teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang
digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan
teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”. Menurut Strauss
dan Corbin (2003) penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Selanjutnya, dipilihnya penelitian kualitatif karena kemantapan peneliti berdasarkan
pengalaman penelitiannya dan metode kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih
kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk melakukan penafsiran terhadap fenomena sosial.
Metodologi penelitian yang dipakai adalah multi metodologi, sehingga sebenarnya tidak ada
metodologi yang khusus. Para periset kualitatif dapat menggunakan semiotika, narasi, isi,
diskursus, arsip, analisis fonemik, bahkan statistik. Di sisi yang lain, para periset kualitatif
juga menggunakan pendekatan, metode dan teknik-teknik etnometodologi, fenemologi,
hermeneutic, feminisme, rhizomatik, dekonstruksionisme, etnografi, wawancara,
psikoanalisis, studi budaya, penelitian survai, dan pengamatan melibat (participant
observation) (Agus Salim, 2006). Dengan demikian, tidak ada metode atau praktik tertentu
yang dianggap unggul, dan tidak ada teknik yang serta merta dapat disingkirkan. Kalau
dibandingkan dengan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh Feyerabend (dalam
Chalmers, 1982) mungkin akan mendekati ketepatan, karena menurutnya metodologi apa saja
boleh dipakai asal dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
Penggunaan dan arti metode penelitian kualitatif yang berbeda-beda ini menyulitkan
diperolehnya kesepakatan diantara para peneliti mengenai definisi yang mendasar atasnya.
Selanjutnya Agus Salim (2006) menyatakan bila suatu definisi harus dibuat bagi pendekatan
kebudayaan , maka penelitian kualitatif adalah suatu bidang antardisiplin, lintas disiplin,
bahkan kadang-kadang kawasan kontradisiplin.
Di sisi lain, penelitian kualitatif juga melintasi ilmu pengetahuan humaniora, sosial, dan
fisika. Hal tersebut berarti penelitian kualitatif memiliki fokus terhadap banyak paradigma.
Para praktisinya sangat peka terhadap nilai pendekatan multimetode. Mereka memiliki
komitmen terhadap sudut pandang naturalistiuk dan pemahaman intepretatif atas pengalaman
manusia. Pada saat yang sama, bidang ini bersifat politis dan dibentuk oleh beragam etika dan
posisi politik.
Perencanaan pengumpulan data
Instrumen manusia yang beroperasi dalam situasi yang tidak ditentukan, di mana peneliti
memasuki lapangan yang terbuka, sehingga tidak mengetahui apa yang tidak diketahui.
Untuk itu maka peneliti haruslah mengandalkan teknik-teknik kualitatif, seperti wawancara,
observasi, pengukuran, dokumen, rekaman, dan indikasi non-verbal. Dalam rekaman data
terbagi pada dua dimensi, yaitu fidelitas dan struktur. Fidelitas mengacu pada kemampuan
peneliti untuk menunjukkan bukti secara nyata dari lapangan(fidelitas tinggi, misalnya
rekaman video atau audio, sedangkan fidelitas kurang, misalnya catatan lapangan).
Sedangkan dimensi struktur meliputi terstrukturnya wawancara dan observasi.
Perencanaan prosedur analisis
Analisis data dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan secara terus-menerus dari awal
sampai akhir penelitian. Pengamatan tidak mungkin tanpa analisis untuk mengembangkan
hipotesis dan teori berdasarkan data yang diperoleh. Analisis data merupakan proses
pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip-transkip wawancara, catatan lapangan,
dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis data melibatkan
pengerjaan pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola-pola,
pengungkapan hal-hal yang penting dan penentuanapa yang dilaporkan. Karena banyaknya
model analisis yang diajukan oleh para pakar, maka peneliti hendaknya memilih salah satu
modfel yang dianjurkan oleh para pakar tersebut. Agus Salim 2006.Teori & Paradigma
Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana

Brannen, Julia. 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Terj, Nuktaf
Arfawie Kurde, Imam Safe’I dan Noorhaidi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Imron Arifin. 1996. Penelitian Kualitatif dalam ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan. Editor.
Malang: Kalimasahada

4. Penelitian Kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis
yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam
penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara
pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Jenis penelitian kuantitatif meliputi penelitian survey, eksperimen dan penelitian polling.
• Penelitian Cross-Sectionalàmerupakan kompromi antara one-shot method (menembak satu
kali terhadap kasus) dan longitudinal method (menembak beberapa kali terhadap kasus yang
sama).
• Penelitian Survei: hanya menggunakan kuesioner dan hanya berkisar pada ruang lingkup
yaitu ciri-ciri demografis masyarakat; lingkungan sosial mereka, aktivitas mereka, dan
pendapat dan sikap mereka.
• Penelitian Assessment: hal paling menonjol dalam penelitian ini adalah keterlibatan peneliti
mulai dari awal pelaksanaan proyek sampai proyek selesai dilaksanakan. Karena sifat
penelitian ini yang mengutamakan “menilai” semua aspek proyek itu, maka assessment
menggunakan frame of reference, yaitu pedoman pelaksanaan proyek, maka kadang
assessment juga dapat digunakan sebagai penelitian kuantitatif.
• Penelitian Evaluatif: tidak selalu membutuhkan keterlibatan peneliti mulai dari awal
pelaksanaan proyek sampai akhir pelaksanaan proyek. Peneliti evaluative dapat memulai
penelitian di tengah-tengah proses pelaksanaan proyek. Kegiatan evaluative dapat dilakukan
pada tahap evaluasi proyek, dengan mempelajari kegiatan formulasi dan implementasi
kegiatan proyek itu sendiri.
• Penelitian Aksiàlebih: mengutamakan fokus pendekatannya pada hal-hal yang praktis.
Penelitian aksi dilakukan sepanjang proyek dengan keterlibatan peneliti yang signifikan,
peneliti terus-menerus mencari kelemahan-kelemahan untuk suatu penyempurnaan, dengan
menekankan proses trial and error sebagai metode utama dalam penelitian tersebut.
Data penelitian kuantitatif terkumpul di analisis terlebih dahulu antara lain :
a.Editing
mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah disereahkan oleh para pengumpul
data. Tujuan dari pada editing yaitu untuk mengurangi jumlah kesalahan atau kekurangan
yang ada dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin.
b.Koding
Yang dimaksud koding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden
kedalam kategori-kategori.
c.Tabulasi
pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel. Banyak sekali metode statistik yang
dapat dipakai dalam analisis data dari suatu penelitian seperti :
1.Analisis korelasi yaitu suatu tekhnik untuk menentukan sampai sejauh mana terhadap
hubungan antara dua variabel.

2.Analisi korelasi ganda yaitu suatu tekhnik untuk menentukan hubungan antara lebih dari
dua variabel.

3.Analisis korelasi farsial yaitu tekhnik untuk menentukan mana diantara berbagai variabel
independen mempunyai pengaruh terbesar terhadap variabel independen, dengan catatan
apabila diketahui memang ada hubungan antara variabel-variabel

5. Penelitian Tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para
partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang
dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif
mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok
dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan
penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu;
(1) untuk memperbaiki praktik;
(2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi
terhadap praktik yang dilaksana- kannya; serta
(3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Ciri-ciri PTK yang membedakan dengan penelitian lain
1. Adanya masalah PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang
dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan
perkatan lain guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik
pembelajaran yang dilakukannya. Contoh : Guru merasa risau karena hasil ketika latihan
menunjukkan hanya 40% yang bisa menguasai penggunaan rumus matematika; Pertanyaan
guru yang tidak pernah terjawab oleh sisa; Pekerjaan rumah yang tidak pernah diselesaikan.
2. Self-refleksitive inquiry atau penelitian melalui refleksi diri. Berbeda dengan penelitian
biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden.
3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga proses penelitian ini adalah
kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi
4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan
secara bertahap dan terus menerus. Sehingga PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa
pola: perencanaan-pelaksanaan-observasi- refleksi- revisi. Kunci utama PTK adalah adanya
action (tindakan) yang berulang-ulang.
Kegunaan penelitian tindakan adalah :
1. Inovasi pembelajaran
Guru perlu mencoba mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar
ia mampu melahirkan gaya dan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya.
Setiap tahun, Guru akan selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda, karena itu, jika guru
melakukan PTK yang dimulai dari persoalannya sendiri, dan menghasilkan pemecahannya
sendiri, maka secara tidak langsung ia telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.

2. Peningkatan professional guru


Mc Niff (1992:9) menyimpulkan bahwa dalam PTK guru ditantang untuk terbuka pada
pengalaman dan proses-proses baru. Dengan demikian tindakan-tindakan dalam PTK
merupakan pendidikan bagi guru dan secara tidak langsung dapat meningkatkan
keprofesionalan mereka dalam proses pembelajaran di kelas.

Guru yang profesional akan selalu mengkaji dan melakukan penilaian secara kritis terhadap
praktik pembelajarannya. Apabila guru melihat kinerjanya sendiri, dan ia merefleksikan apa
yang telah dilakukannya, lalu ia memperbaikinya, maka pada akhirnya guru akan
mendapatkan otonominya secara profesional. Langkah- langkah penelitian tindakan :
1. Data penelitian tindakan kelas pada dasarnya dikumpulkan oleh guru yang berperan
sebagai peneliti dan pengajar, dan jika perlu dapat dibantu oleh teman sejawat. Data tersebut
lebih banyak bersifat kualitatif, meski ada juga yang berupa data kuantitatif.
2. Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk
merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya
dan benar.
3. Sehubungan dengan butir 2, maka analisis data dilakukan dengan cara memilih, memilah,
mengelompokkan, data yang ada, merangkumnya, kemudian menyajikan dalam bentuk yang
mudah dibaca atau dipahami. Penyajian hasil analisis data kualitatif dapat dibuat dalam
bentuk uraian singkat, bagan alur, atau tabel sesuai dengan hakikat data yang dianalisis.
4. Data kuantitatif dianalisis dengan statistik deskriptif untuk menemukan persentase, dan
nilai rata-rata. Penyajian hasil analisis dapat dilakukan dengan membuat tabel distribusi atau
grafik.
5. Interpretasi data adalah upaya peneliti untuk menemukan makna dari data yang
dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Interpretasi ini pada gilirannya akan
menjadi temuan penelitian.
6. Analisis yang akurat dan cara penyajian yang tepat akan memungkinkan
tafsiran/interpretasi hasil penelitian yang akurat dan valid itu. Oleh karena itu, guru harus
sangat berhati-hati dalam melakukan analisis. Kekurang-akuratan dapat diminimalkan dengan
melakukan “cross check” dengan sumber data atau dengan data lain yang sejenis.

6.Penelitian & pengembangan adalah penelitian (research), evaluasi (evaluation) dan


pengembangan (development). Gephart (1972 : 3) menjelaskan tentang tiga hal tersebut
bahwa proses penelitian tujuannya untuk menemukan/mengetahui sesuatu (need to know),
proses evaluasi bertujuan untuk menentukan pilihan (need to choose), dan proses
pengembangan bertujuan untuk menemukan suatu cara/metode yang effektif (need to do).
Perlu penulis ditambahkan di sini bahwa dalam evaluasi terkandung kegiatan yang bertujuan
untuk menyediakan informasi tentang sesuatu hal yang bersifat ilmiah, yang dapat dijadikan
dasar dalam pengambilan keputusan.
Setelah diperoleh gambaran tentang perbedaan ketiga hal tersebut, selanjutnya apa yang
dimaksud dengan penelitian pengembangan. Borg and Gall (1983) memberikan batasan
tentang penelitian pengembangan sebagai usaha untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Pengertian yang hampir sama
dikemukakan oleh Asim (2001: 1) bahwa penelitian pengembangan dalam pembelajaran
adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Suhadi Ibnu (2001: 5) memberikan pengertian tentang
penelitian pengembangan sebagai jenis penelitian yang ditujukan untuk menghasilkan suatu
produk hard-ware atau soft-ware melalui prosedur yang khas yang biasanya diawali dengan
need assesment, atau analisis kebutuhan, dilanjutkan dengan proses pengembangan dan
diakhiri dengan evaluasi.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian pengembangan di
bidang pendidikan merupakan suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan
produk-produk untuk kepentingan pendidikan/pembelajaran yang diawali dengan analisis
kebutuhan dilanjutkan dengan pengembangan produk, kemudian produk dievaluasi diakhiri
dengan revisi dan penyebaran produk (disseminasi).

Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut. Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada
pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan
dengan fenomena¬fenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan.
Penelitian tentang fenomena-fenomena fundamental pendidikan dilakukan melalui penelitian
dasar (basic research), sedang penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui
penelitian terapan (applied research). Beberapa penelitian terapan secara sengaja diarahkan
pada pengembangan suatu produk, beberapa penelitian lain melakukan pengembangan
produk secara tidak sengaja, karena dalam penelitiannya mengandung atau menuntut
pengembangan produk. Untuk mengetahui keampuham model pembelajaran jarak jauh
dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka, menuntut pengembangan modul atau bahan
ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Pembuatan modul atau bahan ajar
yang baik menuntut penelitian pengembangan.

Langkah-langkah Penelitian Pengembangan


Menurut Borg dan Gall (1989) ada langkah pelaksanaan strategi penelitian dan
pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu an untuk menguji
keefektifan produk yang dimaksud. Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan
adalah :
Potensi dan Masalah- Pengumpulan data – Desain Produk – Validasi Desain – Revisi Desain
– Ujicoba Produk – Revisi Produk – Ujicoba Pemakaian – Produksi Massal
Potensi dan masalah
Penelitian ini dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala
sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki suatu nilai tambah pada produk yang diteliti.
Pemberdayaan akan berakibat pada peningkatan mutu dan akan meningkatkan pendapatan
atau keuntungan dari produk yang diteliti. Masalah juga bisa dijadikan sebagai potensi,
apabila kita dapat mendayagunakannya. Sebagai contoh sampah dapat dijadikan potensi jika
kita dapat merubahnya sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat. Potensi dan masalah yang
dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik.
Masalah akan terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang
terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti sehingga dapat
ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
Mengumpulkan Informasi dan Studi Literatur
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka selanjutnya perlu
dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai bahan
untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-¬konsep atau landasan-landasan teoretis yang
memperkuat suatu, produk. Produk pendidikan, terutama produk yang berbentuk model,
program, sistem, pendekatan, software dan sejenisnya memiliki dasar-dasar konsep atau teori
tertentu. Untuk menggali konsep-konsep atau teori-teori yang mendukung suatu produk perlu
dilakukan kajian literatur secara intensif. Melalui studi literatur juga dikaji ruang lingkup
suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan
atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan keter¬batasannya. Studi
literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam
pengembangan produk tersebut.
Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa perangkat keras seperti alat
bantu pembelajaran, buku, modul atau paket belajar, dll., atau perangkat lunak seperti
program-program pendidikan dan pembelajaran, model-model pendidikan, kurikulum,
implementasi, evaluasi, instrumen pengukuran, dll. Beberapa kriteria yang harus
dipertimbangkan dalam memilih produk yang akan dikembangkan.
1. Apakah produk yang akan dibuat penting untuk bidang pendidikan?
2. Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu, keindahan dan kepraktisan?
3. Apakah para pengembang memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam
mengembangkan produk ini?
4. Dapatkah produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu yang tersedia?
Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam produk penelitian research and development bermacam-
macam. Sebagai contoh dalam bidang tekhnologi, orientasi produk teknologi yang dapat
dimafaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi,
menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan bermanfaat ganda. Desain produk harus
diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk
menilai dan membuatnya serta memudahkan fihak lain untuk memulainya Desain sistem ini
masih bersifat hipotetik karena efektivitasya belum terbukti, dan akan dapat diketahui setelah
melalui pengujian-pengujian.
Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam
hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.
Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan
pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli
yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar
diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan
kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti
mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut
keunggulannya.
Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya . maka
akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi
dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang
mau menghasilkan produk tersebut.
Uji coba Produk
Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus dibuat
terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang diujicoba. Pengujian dapat
dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan efesiensi sistem kerja
lama dengan yang baru.
Revisi Produk
Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem
kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat signifikan, sehingga
sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan
Ujicoba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu
penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam
kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap
harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan dan
kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana
kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.
Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan
efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah
sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan studi
kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan memenuhi. Jadi untuk
memproduksi pengusaha dan peneliti harus bekerja sama.
Tahap-tahap Penelitian dan Pengembangan yang Dimodifikasi
Penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi dari sepuluh langkah penelitian dan
pengembangan dari Borg dan Gall. Secara garis besar dikembangkan oleh Sukmadinata dan
kawan-kawan terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1) Studi Pendahuluan, 2) Pengembangan Model,
dan ke 3) Uji Model.
Studi Pendahuluan
Tahap pertama studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk
pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah, pertama studi kepustakaan, kedua survai
lapangan dan ketiga penyusunan produk awal atau draf model (karena yang dikembang¬kan
umumnya berbentuk model). Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari
konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang akan
dikembangkan. Umpamanya untuk penyusunan model pembelajaran bagi pengem¬bangan
kemampuan berkomunikasi anak SD kelas tinggi, studi kepustakaan difokuskan mengkaji
konsep dan teori-teori tentang model-model pembelajaran bahasa, khususnya dalam
pengembang¬an berkomunikasi. Studi kepustakaan juga mengkaji perkembang¬an,
karakteristik anak SD kelas tinggi (kelas 5 dan 6) khususnya dalam kemampuan
berkomunikasi. Selain dari itu studi kepusta¬kaan juga mengkaji hasil-hasil. penelitian
terdahulu yang berkenaan dengan pembelajaran bahasa dan berkomunikasi.
Draf model tersebut selanjutnya direvisi dalam sebuah pertemu¬an yang dihadiri oleh para
ahli dalam bidang kurikulum dan pembelajaran, pendidikan bahasa Indonesia, dan beberapa
guru SD senior yang punya pengalaman dalam pembelajaran dan pelatihan bahasa Indonesia.
Berdasarkan masukan-masukan dari pertemuan reviu di atas, tim peneliti mengadakan
penyempurnaan draf model tersebut. Draf yang telah disempurnakan, digandakan sesuai
dengan kebutuhan.
Uji Coba Terbatas dan Uji Coba Lebih Luas
Selesai kegiatan pada tahap pertama Studi Pendahuluan, kegiatan dilanjutkan dengan tahap
kedua, Uji Coba Pengembangan Produk pendidikan (model pembelajaran komunikatif).
Dalam tahap ini ada dua langkah, langkah pertama melakukan uji coba terbatas dan langkah
kedua uji coba lebih lugas.
Penyusunan satpel. Sebelum uji coba dilaksanakan

keenam guru yang mengajar di kelas 5 dan 6 tersebut diundang untuk bersama¬sama
menyusun satpel Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
komunikatif. Kerangka satpel mengikuti format yang berlaku di sekolah, tetapi segi-segi yang
dikembangkan dan langkah-langkah pembelajarannya mengikuti acuan dalam draf model
pembelajaran komunikatif.
Uji coba terbatas. Dalam pelaksanaan uji coba terbatas, guru-guru pelaksana uji coba
melaksanakan pembelajaran berdasarkan satpel yang mereka susun. Selama kegiatan
pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan, mencatat hal-hal penting yang dilakukan
guru, baik hal-hal baik maupun kekurangan, kelemalian, kesalahan dan penyimpangan yang
dilakukan guru. Selain kegiatan guru, pengamatan dan pencatatan juga dilakukan terhadap
respon, aktivitas dan kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa. Selesai satu pertemuan, peneliti
mengadakan diskusi dengan guru membicara¬kan apa yang sudah berjalan, terutama
kekurang/kelemahan dan kesalahan/penyimpangan yang dilakukan.
Berdasarkan masukan-masukan tersebut guru mengadakan perbaikan terhadap satpelnya atau
mencatat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran. Peneliti
mengadakan memberikan catatan penyempurnaan terhadap draf model pembelajaran yang
digunakan. Selesai pembelajaran satu satpel para peneliti mengadakan pertemuan
membicarakan temuan¬temuan dari uji coba. Berdasarkan temuan-temuan tersebut peneliti
mengadakan penyempurnaan terhadap model pembelajaran yang dikembangkan. Kalau ada
perubahan yang sangat berarti dalam draf model pembelajaran tsb., maka peneliti memberi
tahukan kepada guru pelaksana uji coba agar dalam penyusunan satpel disesuikan dengan
perubahan tersebut. Demikian dilakukan dengan satpel atau pokok bahasan berikutnya.
Setelah beberapa putaran dilakukan dan masukan-masukan perbaikan satpel dan draf model
pembelajaran tidak ada lagi, maka kegiatan uji coba dihentikan. Selesai putaran uji coba
terbatas para peneliti mengadakan pertemuan untuk menibahas temuan-temuan dan
melakukan penyempurnaan terakhir sebelum uji coba lebih luas.
Uji coba lebih luas. Uji coba lebih luas dilakukan dengan sampel sekolah dan guru yang lebih
banyak, yaitu 6 sekolah dan 12 orang guru kelas 5 dan 6. Sekolah yang diambil berbeda
dengan uji coba terbatas. Penentuan sampel dilakukan berdasarkan stratified-cluster random,
yaitu diambil satu sekolah baik di pusat kota dan satu di pinggiran kota, satu sekolah sedang
di pusat dan satu di pinggiran dan satu sekolah kurang di kota dan satu di pinggiran kota.
Pada masing-masing sekolah diambil dua orang guru, yaitu guru kelas 5 dan kelas 6,
sehingga jumlah guru pelaksana uji coba lebih luas ini berjumlah 12 orang.
Langkah kegiatan selanjutnya sama dengan uji coba terbatas, dimulai dengan penyusunan
satpel, pembelajaran pada masing¬masing kelas dengan pengamatan dari peneliti dan diskusi
pelaksanaan pembelajaran uji coba, kemudian penyempurnaan satpel. Kegiatan selanjutnya
penyempurnaan model pembelajaran oleh para peneliti dengan memperhatikan masukan-
masukan dari pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan, diskusi dan penyempurna¬an
dilakukan terus sampai dinilai tidak ada lagi kekurangan atau kelemahan, sehingga uji coba
dapat dihentikan. Para peneliti mengadakan pertemuan penyempurnaan draf terakhir, dan
setelah kegiatan ini draf sudah dinilai final.
Uji Produk dan Sosialisasi Hasil
Uji produk merupakan tahap pengujian keampuhan dari produk yang dihasilkan. Dalam
pelaksanaan pengujian digunakan dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Jumlah kelompok eksperimen sebanyak kelompok uji coba lebih luas,
dalam penelitian kami berjumlah 12 guru atau 12 kelas dari 6 sekolah masing-masing satu
sekolah dari kategori baik di pusat kota, pinggiran kota, sekolah sedang di pusat dan sekolah
pinggiran kota dan sekolah kurang dari pusat kota dan pinggiran kota. Kelompok kontrol
jumlah dan kategorinya sama dengan kelompok eksperimen. Di samping pertimbangan
kategori dan lokasi pemilihan kelompok kontrol juga didasarkan atas kesamaan statusnya
sebagai SD inti atau imbas, latar belakang dan pengalaman guru, sarana dan fasilitas
pembelajaran yang dimiliki. Dengan dasar-dasar pertimbangan pemilihan tersebut
masing¬masing pasangan kelompok dinilai sama atau setara sehingga memenuhi syarat
sebagai berpasangan atau matching.
Dengan gambaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seperti di etas desain
eksperimen yang digunakan termasuk “The Matching Only Pretest-Posttest Control Group
Design”.
Dalam pelaksanaan eksperimen guru pada kelas-kelas kelompok eksperimen dalam
pembelajarannya menggunakan model pembe¬lajaran komunikatif sedang pada kelompok
kontrol menggunakan pembelajaran biasa. Pokok bahasan yang diajarkan, buku sumber dan
alat bantu yang digunakan relatif sama. Sebelum dirnulai pembelajaran diberikan pretest yang
sama dan setelah selesai seluruh pembelajaran pokok bahasan juga diberi post test yang sama.
Dalam kegiatan eksperimen tidak ada perbaikan model pembelajaran maupun satpel,
keduanya menggunakan model yang telah dikembangkan pada uji coba lebih luas.
Setelah selesai eksperimen dan pemberian post tes, diadakan analisis statistik uji perbedaan.
Uji perbedaan yang dihitung adalah antara hasil pretest dengan posttest pada kelompok
eksperimen, dan pada kelompok kontrol, uji perbedaan pretest antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol, post test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol,
dan antara perolehan (gain) kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Produk yang
dihasilkan disosialisasikan ke sekolah-sekolah untuk diterapkan.
Laporan Penelitian Dan Pengembangan ( R & D )
Seperti yang telah dikemukakan bahwa metode penelitian dan pengembangan adalah
merupaka metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sehingga menghasilkan produk
baru, selanjutnya menguji keefektifan produk tersebut.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfhabeta
Sujadi, 2002. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka cipta
Sukmadinata, Nana Sy. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma
Karya

7. Penelitian Eksperimental A. Pengertian


Menurut Yatim Riyanto (1996:28-40), penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam pengertian
lain, penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap
kelompok eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan
tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat di kontrol.

B. Karakteristik
1. Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan
dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok eksperimen.
3. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity)
4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity)
C. Tahapan dan Macam Eksperiment
1. Eksperimentasi permulaan
2. Rancangan Faktorial.
3. Kelompok eksperimen dan kelompok control
4. Validitas Eksperimen
5. Variabel yang Terkait dengan Eksperimentasi.
6. Rancangan Eksperimen
D. Langkah Pokok Eksperiment
1. Melakukan survei kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akan digarap.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Merumuskan hipotesis, berdasarkan atas penelaahan kepustakaan.
4. Mengidentifikasikan pengertian-pengertian dasar dan variable-variabel utama.
5. Menyusun rencana eksperimen.
6. Melakukan eksperimen.
7. Mengatur data kasar itu dalam cara yang mempermudah analisis selanjutnya dengan
menempatkan dalam rancangan yang memungkinkan memperhatikan efek yang diperkirakan
akan ada.

D. Langkah-langkah pokok
1. Lakukan survai kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akan di garap
2. Identifikasi dan definisikan masalah
3. Rumuskan hipotesis, berdasarkan atas penelaahan kepustakaan
4. Definisikan pengertian-pengertian dasar dan variable-variabel utama
5. Susun rancangan eksperimen: a) Identifikasi bermacam-macam variable yang relevan. b)
Identifikasi variable-variabel non eksperimental yang mungkin mencemarkan eksperimen,
dan tentukan bagaimana caranya mengontrol variable-variabel tersebut. c) Tentukan
rancangan eksperimennya. d) Pilih subyek yang representative bagi populasi tertentu,
tentukan sikap-sikap yang masuk kelompok eksperimen. e) Terapkan perlakuan. f) Pilih atau
susun alat untuk mengukur hasil eksperimen dan validasikan alat tersebut. g) Rancangkan
prosedur pengumpulan data, dan jika mungkin lakukan pilot atau trial run test untuk
menyempurnakan alat pengukur atau rancangan eksperimennya. h) Rumuskan hipotesis
nolnya
6. Lakukan eksperimen
7. Aturlah data kasar itu dalam cara yang mempermudah analisis selanjutnya; tempatkan
dalam rancangan yang memungkinkan memperhitungkan efek yang di perkirakan akan ada
8. Terapkan test signifikansi untuk menentukan taraf signifikansi hasilnya
9. Buatlah interpretasi mengenai hasil testing itu, berkan diskusi seperlunya, dan tulislah
laporannya

E. Tujuan
Tujuan penelitian eksperimen sungguhan adalah: untuk menyelidiki kemungkinan saling
hubungan sebab-akibat. Dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimantal satu atau lebih kondisi perilakuan yang membandingkan hasilnya dengan satu
atau lebih kelompok control yang tidak di kenai kondisi perlakuan.

F. Contoh-Contoh :
1. Penelitian untuk menyelidiki pengaruh dua meted mengajar sejarah pada murid-murid
kelas 3 SMA sebagai fungsi ukuran kelas (besar dan kecil) dan taraf intelegensi murid
(tinggi, sedang, rendah).
2. penelitian untuk menyelidikiefek program pencegahan penyalahgunaan obat terhadap sikap
murid-murid SMP, dengan mengunakan kelompok eksperimen (yang dikenalkan dengan
program itu) dan dengan mengunakan rancangan pretest-posttest dimana hanya separo dari
mrid-murid itu secara random menerima pretest untuk menentukan seberapa besarnya
perubahan sikap itu dapat dikatakan disebabkan oleh pretesting atau oleh program pendidikan
3. penelitian untuk menyelidiki efek pemberian tambahan makanan di sekolah kepada murid-
murid SD di suatu daerah dengan memperhatikan keadaan social ekonomi orang tua dan taraf
intelegensi

G. Ciri-ciri Experimantal Designs


1. Menuntut pengaturan variable-variabel dan kondisi-kondisi experimental secara tertib-
ketat, baik dengan control atau manipulasi langsung maupun dengan randomisasi
2. Secara khas mengunakan kelompok control sebagai garis besar, untuk dibandingkan
dengan kelompok-kelompok yang dikenai perlakuan experimental
3. Memusatkan usaha pada pengontrolan varians : A. Untuk memaksimalkan varians variable
yang berkaitan dengan hipotesis penelitian. B. Untuk meminimalkan varians variable
pengganggu atau yang tidak di inginkan yang mungkin mempenggaruhi hasil exsperiment
tetapi yang tidak menjadi tujuan penelitian C. Untuk meminimalkan varians kekeliruan atau
varians rambang, termasuk apa yang disebut kekeliruan pengukuran. Penyelesaian terbaik :
pemilihan subyek secara rambang, penempatan subyek dalam kelompok-kelompok secara
rambang, penentuan perlakuan eksperimental kepada kelompok secara rambang
4. Internal validity adalah sine qua non untuk rancangan ini dan merupakan tujuan pertama
metode experimental,
5. Tujuan kedua metode experimental adalah external validity, yang penelitian ini ada
beberapa jauh hasil-hasilnya dapat digenerlisasikan kepada subyek-subyek atau kondisi-
kondisi yang semacam.
6. Dalam Rancangan experimental yang klasik, semua variable penting diusahakan agar
konstan kecuali variable perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan
bervariasi.
7. Walaupun cara pendekatan eksperimental itu adalah yang paling kuat karena cara itu
memungkinkan untuk mengontrol variable-variabel yang relevan, namun cara ini juga paling
restriktif dan dibuat-buat. Ciri inilah yang merupakan kelemahan utama kalau metode ini
digunakan kepada manusia dalam dunianya , karena manusia sering dibuat lain apabila
tingkahlakunya dibatasi secara artificial, dimanipulasikan atau diobserfasi secara sistematis
atau di evaluasi.

3. Perbedaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.


Penelitian kualitatif bertujuan untuk melakukan penafsiran terhadap Penelitian kualitatif
adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di
lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum
tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan
mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada
penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian
kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas,
dan berakhir dengan suatu “teori”.
Menurut Strauss dan Corbin (2003) penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian
yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau fenomena sosial.
Metodologi penelitian yang dipakai adalah multi metodologi, sehingga sebenarnya tidak ada
metodologi yang khusus. Para periset kualitatif dapat menggunakan semiotika, narasi, isi,
diskursus, arsip, analisis fonemik, bahkan statistik. Di sisi yang lain, para periset kualitatif
juga menggunakan pendekatan, metode dan teknik-teknik etnometodologi, fenemologi,
hermeneutic, feminisme, rhizomatik, dekonstruksionisme, etnografi, wawancara,
psikoanalisis, studi budaya, penelitian survai, dan pengamatan melibat (participant
observation) (Agus Salim, 2006). Dengan demikian, tidak ada metode atau praktik tertentu
yang dianggap unggul, dan tidak ada teknik yang serta merta dapat disingkirkan. Kalau
dibandingkan dengan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh Feyerabend (dalam
Chalmers, 1982) mungkin akan mendekati ketepatan, karena menurutnya metodologi apa saja
boleh dipakai asal dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
Penggunaan dan arti metode penelitian kualitatif yang berbeda-beda ini menyulitkan
diperolehnya kesepakatan diantara para peneliti mengenai definisi yang mendasar atasnya.
Selanjutnya Agus Salim (2006) menyatakan bila suatu definisi harus dibuat bagi pendekatan
kebudayaan , maka penelitian kualitatif adalah suatu bidang antardisiplin, lintas disiplin,
bahkan kadang-kadang kawasan kontradisiplin.
Di sisi lain, penelitian kualitatif juga melintasi ilmu pengetahuan humaniora, sosial, dan
fisika. Hal tersebut berarti penelitian kualitatif memiliki fokus terhadap banyak paradigma.
Para praktisinya sangat peka terhadap nilai pendekatan multimetode. Mereka memiliki
komitmen terhadap sudut pandang naturalistiuk dan pemahaman intepretatif atas pengalaman
manusia. Pada saat yang sama, bidang ini bersifat politis dan dibentuk oleh beragam etika dan
posisi politik.
Metode riset kualitatif berbeda dengan data kualitatif. Demikian juga, metode riset kuantitatif
berbeda dengan data kuantitatif. Metode dan data adalah dua hal yang berbeda. Metode
adalah suatu cara, suatu pendekatan, suatu strategi, atau suatu alat di dalam mencapai tujuan
riset. Data sendiri adalah suatu nilai dari suatu pengukuran variabel dari unit analisis tertentu.
Atau dengan kata lain, data adalah suatu kombinasi (matrik) antara variabel dan unit analisis
(sampel atau populasi).
• Sebagaimana riset yang berbasis data (empiris), maka metode kualitatif tipikal untuk riset
yang menggunakan sedikit unit analisis (sedikit sampel, minimal sampel=1) tetapi cenderung
memerlukan variabel yang sangat banyak. Contoh: Studi kasus. Sebaliknya, metode
kuantitatif hanya menggunakan beberapa variabel (bahkan satu variabel saja) tetapi
cenderung memerlukan jumlah unit analisis (sampel) yang banyak, bahkan sama dengan
populasinya. Contoh: Analisis data sensus dan analisis data survei (studi sampel). Pengertian
’banyak’ pada jumlah unit analisis (sampel) relatif, tergantung alat statistik yang digunakan
dan kebutuhan sampel alat tersebut.
• Data kualitatif adalah suatu data yang nilainya bersifat kualitas (satuan relatif), sedangkan
data kuantitatif adalah suatu data yang nilainya bersifat kuantitatif (satuan metrik). Oleh
karena nilai variabel (skala pengukuran) dikategorikan ke dalam empat skala (nominal,
ordinal, interval dan rasio), maka interval dan rasio digolongkan sebagai ukuran metrik
(metric system) sedangkan nominal dan ordinal sebagai ukuran non-metrik. Ukuran metrik
ini di dalam riset disebut sebagai ukuran kuantitatif. Oleh karenanya, data yang diukur secara
metrik disebut sebagai data kuantitatif.
Dengan demikian, metode riset kualitatif dapat menggunakan data kualitatif maupun data
kuantitatif. Sementara data kualitatif dan data kuantitatif dapat dianalisis di dalam (metode)
riset kuantitatif. Alat atau metode yang kompatibel untuk analisis kuantitatif adalah alat-alat
atau metode statistik.

Brannen, Julia. 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Terj, Nuktaf
Arfawie Kurde, Imam Safe’I dan Noorhaidi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

4. a. Fungsi eksplanasi adalah dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel


terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh dari satu variabel
terhadap veriabel yang lain. Oleh karena itu, dalam format eksplanasi peneliti menggunakan
sampel dan hipotesis penelitian. Beberapa pendapat para ahli juga mengatakan bahwa
penelitian eksplanasi dapat digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori,
dan disamping itu penelitian eksplanasi juga memiliki kredibilitas untuk mengukur, menguji
hubungan sebab akibat dari dua atau lebih variabel dengan menggunakan analisis statistik
inferensial (induktif).
b.Fungsi Deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,
serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang
hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang
sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
c. Fungsi prediksi adalah Meramalkan fenomena atau keadaan tertentu, suatu hipotesis dalam
menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan
kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Validitas prediksi adalah validitas
yang berkenaan dengan hubungan antara skor Secara teori, definisi variabel penelitian adalah
merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut.
d. Fungsi Kontrol adalah rasa memanipulasi hidup sendiri satu. Penelitian sebelumnya telah
menunjukkan bahwa pendidikan dapat meningkatkan rasa control.
(Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
(Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Rosdakarya)

5. Variabel adalah Segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Faktor-
faktor yang berperan dalam peristiwa / gejala yang akan diteliti.
Ditentukan oleh landasan teorinya dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. variabel
independen adalah apa yang Anda (atau alam) memanipulasi - perawatan atau program atau
menyebabkan. Variabel dependen adalah apa yang dipengaruhi oleh variabel independen -
efek atau hasil. Sebagai contoh, jika Anda sedang mempelajari efek dari program pendidikan
baru pada prestasi sa, isw program ini adalah variabel bebas dan tindakan Anda prestasi
adalah orang-orang tergantung.

Digolongkan menjadi 4 jenis:


a. Variabel nominal: ditetapkan berdasarkan atas proses penggolongan sifat: deskrit dan
saling pilah (mutually exclusive) antara kategori satu dengan yang lain.
b. Variabel ordinal: disusun atas jenjang dalam atribut t3.
c. Variabel internal: dihasilkan dari pengukuran, yang didalam pengukuran itu diasumsikan
terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama.
d. Variabel ratio: variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak.
Menurut fungsinya:
Sebab Hubungan Akibat
V. Bebas
V. Moderator
V. Intervening
V. Tergantung
V. Kendali
V. Rambang
Contoh variable independent dan variabel dependen adalah pengaruh Modernisasi terhadap
kepribadian siswa dikelas X MAN 2 kota sukabumi.

(Brannen, Julia. 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Terj, Nuktaf
Arfawie Kurde, Imam Safe’I dan Noorhaidi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.)
2. http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5104/5104%20jadi/fmenu_2.3.htm

Tabel 1.

Perbedaan Metode Kuantitatif dengan Kualitatif


No Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
1 Menggunakan hiopotesis yang ditentukan  Hipotesis dikembangkan sejalan dengan
sejak awal penelitian penelitian/saat penelitian
2 Definisi yang jelas dinyatakan sejak awal Definisi sesuai konteks atau saat penelitian
berlangsung
3 Reduksi data menjadi angka-angka Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan atau
pernyataan
4 Lebih memperhatikan reliabilitas skor yang Lebih suka menganggap cukup dengan
diperoleh melalui instrumen penelitian reliabilitas penyimpulan
5 Penilaian validitas menggunakan berbagai Penilaian validitas melalui pengecekan
prosedur dengan mengandalkan hitungan silang atas sumber informasi
statistik
6 Mengunakan deskripsi prosedur yang jelas Menggunakan deskripsi prosedur secara
(terinci) naratif
7 Sampling random Sampling purposive
8 Desain/kontrol statistik atas variabel Menggunakan analisis logis  dalam
eksternal mengontrol variabel ekstern
9 Menggunakan desain khusus untuk Mengandalkan peneliti dalam mengontrol
mengontrol bias prosedur bias
10 Menyimpulkan hasil menggunakan statistik Menyimpulkan hasil secara naratif/kata-kata
11 Memecah gejala-gejala menjadi bagian- Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam
bagian untuk dianalisis perspektif keseluruhan
12 Memanipulasi aspek, situasi atau kondisi Tidak merusak gejala-gejala yang terjadi
dalam mempelajari gejala yang kompleks secara alamiah /membiarkan keadaan
aslinya 
Sumber: diadaptasi dari Jack R. Fraenkel &  Norman E. Wallen (1993)

 Di bawah ini disampaikan contoh masing-masing disain dan diakhiri dengan catatan tentang
perbedaan dari masing-masing disain.

 a)    Contoh Disain Pendekatan Kuantitatif:

Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha Tani Padi Bimas dan Inmas (Dikutip dari Satyadharma
dalam Singarimbun, 1984:29-33)

b)    Contoh Disain Pendekatan Kualitatif:

(Dikutip dari Dede Oetomo dalam Bagong Suyanto, 1995:153-156). 

Untuk langsung memberikan contoh konkret, dalam bagian ini dipaparkan contoh rancangan
ringkas sebuah penelitian kualitatif. Yaitu mengenai Faktor Kontekstual yang Mempengaruhi
Perilaku Seksual yang Berkaitan dengan Risiko Penular HIV/ AIDS, Khususnya pada Orang
Muda di Negeri-negeri Sedang Berkembang.
 

Dari kedua disain ini nampak perbedaan-perbedaan sebagai berikut: 

(1).  Pada latar belakang dan masalah (kuantitatif), disajikan prosentase statistik sebagai
pendahuluan dengan alasan-alasan yang rasional.
Pada ruang lingkup dan tujuan program (kualitatif), disajikan hasil survai secara umum tanpa
angka-angka statistik, melainkan lebih bersifat ruang lingkup survai pada umumnya dan tujuan
program.

(2). Pada tujuan dan kegunaan penelitian (kuantitatif), disajikan butir-butir untuk mengetahui
substansi yang kuantitatif atau jelas pernyataannya.
Pada masalah kunci (kualititatif), disajikan makna yang ingin dicapai tentang kegiatan,
konteks sosial, aspek struktur budaya dan perilaku responden. 

(3). Pada metode (kuantitatif) disajikan rancangan sampel, hipotesis dan pengujiannya, yang
kesemuanya berupa perumusan statistik.
Pada metode (kualitatif) disajikan Rapid Assessment Process, data sekunder, etnografis, Focus
Group Discussions, In-Depth Interviews, buku harian dan analisa bahasa. 

(4). Pada hipotesis dan variabel (kuantitatif) disajikan dugaan-dugaan hasil perumusan statistik
atau skala rasio.
Pada kemungkinan hasil (kualitatif) disajikan dugaan-dugaan hasil pemahaman, implikasi,
analisa, dan deskripsi perilaku. 

Dari perbandingan kedua disain ini, nampak jelas, maksud, alur, dan proses pemikiran yang saling
berbeda. Kuantitatif dengan aksioma yang numerik, kepastian dan rumus-rumus, sedangkan
kualitatif dengan aksioma kecenderungan, diskripsi situasional, dan seterusnya.

3. http://kurniasaput.blogspot.com/2012/11/makalahtelaah-buku-teks-eksplanasi.html

Fungsi eksplanasi ilmiah adalah Sebagai sarana bagi para ilmuwan untuk mempublikasikan

penemuannya. Ilmuwan dengan ekplanasi ilmiahnya mengkomunikasikan hasil temuannya pada

rekan sejawat sesama ilmuwan, kemudian ia pun membuat sebuah subject matter (bisa berupa

buku atau publikasi ilmiah dalam bentuk jurnal, makalah, dll)

http://www.cangcut.net/2013/04/fungsi-penelitian-dalam-pendidikan.html
Fungsi deskriptif pada penelitian dalam pendidikan meneliti tentang gejala-gejala alam  dan

gejala-gejala sosial dimana keberhasilan penelitian ini sangat dipengaruhi oleh kualitas

instrument atau teknologi yang digunakan saat mengumpulkan data. Fungsi deskriptif

bertujuan menyajikan informasi yang didasarkan pada perhitungan statistik tentang

aspek pendidikan yang dibutuhkan atau diminati para pembuat kebijakan dan pendidik.

Fungsi selanjutnya adalah fungsi meramalkan, pada jenis penelitian ini mencoba

membuat ramalan tentang apa yang dapat terjadi dikemudian hari berdasarkan temuan atau

penelitain sebelumnya. Fungsi ini sering dilakukan adalah scholastic aptitude test pada

siswa SMA yang digunakan dalam seleksi calon mahasiswa baru untuk masuk perguruan

tinggi dalam rangka mencari mahasiswa yang dapat menyelesaikan studinya tepat

waktu.

Suharsimi Arikunto (1996 : 99) mengemukakan bahwa “Variabel adalah objek


penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian”
Hatch&Farhady,(1981) variable didefinisikan sebagai atribut seseorang atau
objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek
dengan objek yang lain.
Menurut Karlinger (1973) : variabel adalah konstruk atau sifat yang akan
dipelajari.
Kidder(1981): variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulan darinya
Menurut Sugiyono (2207 : 2), bahwa “ variable penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan.

http://achmadsudirofebub.lecture.ub.ac.id/2012/02/modul-5-metodologi-penelitian-bisnis/
PENGERTIAN VARIABEL

        Variabel adalah proksi (proxy) atau representasi dari construct yang dapat diukur
dengan berbagai macam nilai.

Variabel merupakan mediator antara construct (abstraksi dari fenomena-fenomena


kehidupan nyata yang diamati) yang abstrak dengan fenomena yang nyata. Variabel
memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena-fenomena yang
digeneralisasi dalam construct. Nilai Variabel. Variabel dapat diukur dengan berbagai
macam nilai tergantung pada construct yang diwakilinya. Nilai variabel dapat berupa
angka atau berupa atribut yang menggunakan ukuran atau skala dalam suatu kisaran nilai.

2.     MACAM-MACAM VARIABEL

    Variabel-variabel penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa pendekatan, di


antaranya berdasarkan :

A.  Fungsi Variabel

Tipe-tipe variabel dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi variabel dalam hubungan


antar variabel, yaitu:

a. Variabel Independen dan Variabel Dependen. Variabel Independen adalah tipe


variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi atau menjadi penyebab berubahnya
variabel dependen. Variabel Dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel independen (prediktor) disebut juga
dengan variabel yang diduga sebagai sebab dari variabel dependen, yaitu variabel yang
diduga sebagai akibat. Variabel independen juga disebut sebagai variabel yang
mendahului dan variabel dependen sebagai variabel konsekuensi.

Bentuk hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen


berupa hubungan korelasional dan hubungan sebab-akibat. Sesuai dengan fenomena
sosial, bentuk hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dapat
bersifat positif dan negatif.

b. Variabel Moderating (Variabel Contigency)

Variabel Moderating adalah tipe variabel-variabel yang memperkuat atau memperlemah


hubungan langsung antaravariabel independen dengan variabel dependen. Variabel
moderating merupakan tipe variabel yang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah
hubungan antara variabel. Sifat atau arah hubungan antara variabel-variabel independen
dengan variabel-varabel dependen kemungkinan positif atau negatif dalam hal ini
tergantung pada variabel moderating.

c. Variabel Intervening. Variabel Intervening adalah tipe variabel-variabel yang


mempengaruhi hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel intervenig merupakan variabel
yang terletak diantara variabel-varibel independen dengan variabel-variabel dependen,
sehingga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel
dependen.

d. Variabel Kontrol. Variabel Kontrol adalah variabel yang mengendalikan agar


pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor
eksternal.

B. Skala Nilai Variabel

Berdasarkan skala nilainya, variabel-variabel penelitian diklalsifikasikan menjadi 2 (dua),


yaitu :

a. Varibel Kontinu. Varibel Kontinu adalah tipe variabel-varabel penelitian yang memiliki
kumpulan nilai yang teratur dalam kisaran tertentu. Nilai dalam variabel kontinu
menggambarkan peringkat atau jarak berdasarkan skala pengukuran tertentu.

b. Varibel Kategoris. Varibel Kategoris adalah tipe variabel-variabel penelitian yang


memiliki nilai berdasarkan kategori tertentu atau lebih dikenal dengan sebutan skala
nominal. Skala nilai pada variabel kategoris hanya merupakan label untuk
emngidentifikasi kategori atau kelompok variabel yang bersangkutan.

C. Perlakuan terhadap Variabel

Kalsifikasi variabel berdasarkan pada perlakuan peneliti terhadap variabel penelitian


yaitu :

1. Variabel Aktif. Variabel Aktif adalah variabel-variabel penelitian yang


dimanipulasi untuk keperluan penelitian eksperimen.
2. Variabel Atribut. Variabel Atribut adalah variabel-variabel penelitian yang tidak
dapat dimanipulasi. Tidak semua variabel penelitian dapat dimanipulasi, misalnya
variabel-variabel yang berkaitan dengan karakteristik manusia: intelegensi, sikap,
jenis kelamin, status sosial ekonomi. Variabel-variabel tersebut umumnya tidak
mungkin atau sulit untuk dimanipulalsi.

3.     DEFINISI OPERASIONAL

            Definisi operasinal adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang
dapat diukur.

            Definisi operasional merupakan jembatan yang menghubungkan conceptual-


theoretical level dengan empirical-observatinal level. Definisi operasional menjelaskan
cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct,
sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk malakukan replikasi pengukuran
dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.

4.     PENGUKURAN VARIABEL

Pengukuran adalah penerapan angka-angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan
tertentu, yaitu:

 Indikan dari obyek

Indikan adalah sesuatu yang menunjukka pada sesuatu yang lain. Jika kita mengukur suatu
objek sebenarnya yang diukur bukannlah objek tersebut, bukan pula sifatnya tetapi yang
diukur adalah indikan dari sifat tersebut.

 Pengukuran versus realita

Pengukuran variabel ilmu sosial sering mengandung tanda Tanya apakah pengukuran
yang dilakukan cocok dengan realita. Suatu pengukuran yang baik harus mempunyai sifat
isomorphis dengan realita.

    Jenis-jenis ukuran, yaitu : Secara umum, terdapat empat jenis ukuran, yaitu:

 Ukuran nominal. Ukuran nominal adalah ukuran sederhana di mana angka yang
diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan
tingkatan apa-apa.
 Ukuran ordinal.  Ukuran  ordinal  adalah  angka  yang  diberikan di mana  angka-
angka tersebut mengandung pengertian tingkatan. Ukuran ini tidak memberikan
nilai absolut terhadap obyek tetapi hanya memberikan urutan atau rangking saja.
 Ukuran interval. Ukuran interval adalah pemberian angka kepada set dari obyek
yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak
yang sama pada pengukuran interval menunjukkan jarak yang sama dari cirri atau
sifat obyek yang diukur.
 Ukuran rasio. Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran di atas
ditambah dengan satu sifat lain yaitu ukuran ini memberi keterangan tentang nilai
absolute dari obyek yang diukur.

5.  KUESIONER ATAU ANGKET

Metode lain dalam upaya mengumpulkan data penelitian adalah dengan metode angket
(questionnaire=kuesioner atau daftar pertanyaan). Angket adalah sejumlah pertanyaan
secara tertulis yang akan dijawab oleh responden penelitian agar peneliti memperoleh data
lapangan atau empiris untuk memecahkan masalah penelitian dan menguji hipotesis yang
telah ditetapkan.

Proses penyampaian pertanyaan kepada responden yang menjadi subjek penelitian


dilakukan dengan penyampaian daftar pertanyaan kepada responden secara langsung.
Pengertian langsung disini dalam arti peneliti menemui subyek penelitian (responden)
untuk menyampaikan angket untuk diisi atau dijawabnya. Jawaban dapat disampaikan
secara langsung pada saat angket diberikan atau atau dapat pula dilakukan dengan
tenggang waktu dengan cara angket ditinggalkan kepada responden untuk beberapa waktu
kemudian angket akan diambil oleh peneliti.

a.     Proses pembuatan Angket


Angket yang disusun harus benar-benar dapat mengukur variabel penelitian secara tepat.
Angket harus memberikan penilaian atau ukuran terhadap variabel pnelitian secara benar
dan tepat. Oleh karena itu dalam penyusunan angket penelitian minimal memperhatikan
beberapa hal, yaitu:

   Adanya relevansi antara pertanyaan angket dengan rumusan masalah dan


hipotesis penelitian
  Kerangka arah angket adalah deskripsi lebih lanjut sebagai upaya pengukuran dari
suatu variabel penelitian.
 Penggunaan kata dan kalimat yang sederhana dan fokus.
 Pertanyaaan dan pernyataan tidak mendua (ambigu) arti atau samar-samar, dapat
memberikan keberanian untuk menjawab.
  Penggunaan tata bahasa yang baik dan benar.

b.     Susunan Angket

Pada umumnya angket disusun dalam bentuk buku. Oleh karena itu perlu sistematika dan
isi yang baik. Susunan dan isi angket dapat terbagi dalam 3 bagian, yaitu:

 Bagian awal. Bagian awal ini berisi judul penelitian dan identitas tim atau yang
menerbitkan angket tersebut.pada bagian ini juga perlu disampaikan kata
pengantar dari peneliti dan petunjuk menjawab atau mengisi pertanyaan dalam
angket tersebut.
 Bagian isi. Berisi pertanyaan-pertanyaan inti yang harus dijawab atau diisi oleh
responden. Susunan pertanyaan inti penelitian dapat dikelompokkan sebagai
berikut:

Pertanyaan pendahuluan yang biasanya berisi identitas responden (nama, alamat tempat
tinggal)

Pertanyaan ciri demografi (umur, status pekerjaan,status perkawinan, pendidikan, agama,


dll)

Pertanyaan inti yang dapat meliputi perilaku, pendapat, sikap, informasi maupun persepsi

 Bagian akhir. Pada bagian akhir ini dapat disampaikan beberapa pesan, catatan-
catatan, saran-saran dari responden atas angket dan atau data yang berkaitan
dengan penelitian tersebut

c.     Model pertanyaan dalam angket

Pembuatan pertanyaan ditinjau dari segi model dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:

 Pertanyaan tertutup. Yaitu model pertanyaan dimana pertanyaan tersebut telah


disediakan jawabannya, sehingga responden hanya memilih dari alternatif jawaban
yang sesuai dengan pendapatnya atau pilihannya
 Pertanyaan terbuka. Yaitu model pertanyaan dimana peneliti tidak menyediakan
jawaban atas pertanyaan yang diajukan, sehingga responden lebih dapat
memberikan jawaban yang bebas, luas dan bervariasi sesuai denagn pemahaman,
pengetahuan atau pendapat yang dimilikinya.
 Pertanyaan semi terbuka. Pertanyaan model ini disusun dengan memberikan atau
menyediakan jawaban alternatif yang dapat dijawab atau dipilih responden
penelitian, namun juga disediakan jawaban yang terbukanya.
 Pertanyaan tertutup dan terbuka, merupakan model pertanyaan dimana jawaban
alternatif disediakan dan diikuti dengan pertanyaan terbukanya.

Anda mungkin juga menyukai