FAKULTAS KEDOKTERAN
2 JUNI, 2017
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
CLUSTER HEADACHE
Oleh :
Pembimbing :
dr. A. Weri Sompa, Sp.S, M.Kes
(Dibawakan dalam rangka tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Penyakit Saraf)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
1
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 10542044913
Pembimbing
2
LAPORAN KASUS
Cephalgia
A. PENDAHULUAN
Pada puncaknya, nyeri kepala sangat hebat dan tidak tertahankan. Berbeda
dengan pengidap migren, pegidap nyeri kepala cluster berjalan bolak balik dengn
gelisah dan tidak mampu berbaring atau duduk diam. Banyak pasien yang bahkan
berkeinginan bunuh diri.
3
Patognesis nyeri kepala cluster tidak dikethui. Tidak ada perubahan aliran
darah serebrum yang kosisten yang dibuktikan menyertai serangan nyeri. Pada
salah satu teori patofisiologi dasar diperkirakan adalah sitem vaskular trigeminus,
jalur akhir bersama dengan nyeri dipicu secara siklis oleh suatu pemacu
(pacemaker) sentral yang terganggu ( May, 1999; Matthew, 1993). Dengan
demikian, baik nyeri migren maupun cluster mungkin disebabkan oleh kelainan
neurotransmisi serotongik, walaupun dengan lokasi berbeda.
B. ILUSTRASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : A. F Tgl Pemeriksaan : 28 Mei 2017
Umur: 28 tahun Oleh Coas : A.Nurul Amaliah
Jenis Kelamin: Perempuan Poli : Saraf
Pendidikan : S1 Masuk RS, Tgl : 28 Mei 2017
Pekerjaan: Karyawan RS : Pelamonia
Alamat: Jl. Gunung Salahutu. CM : 29 35 47
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Nyeri kepala
4
dan hidung tersumbat. Mual (+), muntah (+), demam (-). Riwayat HT (-),
kolesterol (-), DM (-). NPRS 5-6
Tidak ada
Tidak ada
Pasien seorang dealer mobil yang dikerja target setiap bulan dan selalu
membuat pasien stress dan tertekan.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis :
Kesadaran : Kompos Mentis
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80x /menit
Nafas : 20x /menit
Suhu : 36,1
Anemia : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Status Internus :
Thoraks :
Paru : dalam batas normal
5
Corpus Vertebrae :
B. Status Psikiatri :
Perasaan hati : dalam batas normal
Perasaan berfikir : dalam batas normal
Kecerdasan : dalam batas normal
Memori : baik
Psikomotor : tenang
C. Status Neurologis :
GCS 15 : E4 M6 V5
1. Kepala :
- Bentuk : Normocephal - Memori : Baik
- Penonjolan : -
2. Leher :
- Sikap : Tegak
- Pergerakan : dalam batas normal
- Kaku Kuduk : -
- N II (Nervus Optikus) :
6
- Nervus III, IV, VI (Nervus Okulomotorius, Trokhlearis, Abdusens) :
- Ptosis :+ -
- Exoftalmus :- -
- Nistagmus :- -
2. Pupil :
- Refleks konsensuil :+ +
- Refleks akomodasi :+ +
- Paresis ke arah :- -
7
2. Menutup mata : dalam batas normal
- Nervus VIII:
4. Nadi : Reguler
8
- Nervus XII (Nervus Hipoglosus) :
2. Tremor lidah :-
3. Atrofi lidah :-
4. Fasikulasi :-
5. Artikulasi :-
Kanan Kiri
7. Sensibilitas
9
b. Anggota Gerak
1. Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
a. Motorik
- Pergerakan N N N N
- Kekuatan 5 5 5 5
- Tonus N N N N
- Refleks fisiologik
- Biceps N N KPR :N N
- Triceps N N APR : N N
- Radius N N
- Ulna N N
- Refleks Patologik
- Hoffmann-Tromner - / - Babinski - -
Chaddock - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Openheim - -
- Klonus :
Paha - -
Kaki - -
- Tes Lasegue - -
- Tes Kernig - -
- Pentrik - -
- Kontrapetrik - -
10
b. Sensorik (Sensibilitas) :
- Eksteroseptif
- Proprioseptif :
- Fungsi kortikal
3. Gerakan-gerakan abnormal :
- tremor :-
- athetosis :-
11
- mioklonus :-
- khorea :-
4. Alat vegetatif :
5. Fungsi Luhur :
- Memori : baik
- Visuospasial : baik
- praksia : baik
- kalkulasi : baik
RESUME
12
STATUS PRESENS
Kesadaran Compos mentis
Tensi 130/90 mmHg
Nadi 80 x/menit
Pernapasan 20 x/menit
Suhu 36,1oC
STATUS NEUROLOGIS
GCS E4 M6 V5
Koordinasi dan keseimbangan Normal
Migrain
TTH
A. Terapi :
IVFD RL 20 tpm
13
Ranitidin 1 amp/12 jam/iv
Curcuma 2x1
Santalgesik 1 amp drips/12 jam
Ericaf tab 3x1
Triptagic 2x1
Clobazam 2x1
Sanmol 3x1
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan radiologi dan lain-lain :
- Pem Lab : Profil Lipid, SGOT, SGPT, Ureum dan Creatinin
VII. PROGNOSIS
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad sanationem : bonam
C. DISKUSI
CLUSTER HEADACHE
14
Kriteria Diagnosis Nyeri Kepala tipe Cluster berdasarkan International
Headache Society
1. Nyeri hebat atau sangat hebat unilateral pada area orbital, dan atau temporal
yang berlangsung 15 – 180 menit apabila tidak ditangani.
2. Nyeri kepala disertai dengan setidaknya satu dari tandaberikut:
Nyeri kepala tipe cluster dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe utama:
Tipe episodic, dimana terdapat setidaknya dua fase cluster yang
berlangsung selama 7 hari hingga 1 tahun, yang diantarai oleh periode
bebas nyeri selama 1 bulan atau lebih lama
Tipe kronis, dimana fase cluster terjadi lebih dari sekali dalam setahun,
tanpa disertai remisi, atau dengan priode bebas nyeri yang kurang dari 1
bulan. (2)(3)
15
3. Kontraksi otot kepala dan leher (kerja berlebihan otot)
4. Peregangan periosteum (nyeri lokal)
5. Degenerasi spina servikalis atas disertai kompresi pada akar nervus
servikalis (misalnya, artritis vertebra servikalis)
16
yang menyuplai darah ke kepala. Pembuluh darah itu akan berdilatasi dan
menyebabkan nyeri.
Beberapa gejala dari cluster headache seperti mata berair, hidung
tersumbat dan atau berair, serta kelopak mata yang sulit diangkat melibatkan
sistem saraf otonom. Sarafyang merupakan bagian dari sistem ini membentuk
suatu jalur pada dasar otak. Ketika saraf trigeminus di aktivasi, menyebabkan
nyeri pada mata, sistem saraf otonom juga di aktivasi dengan apa yang disebut
refleks trigeminal otonom.
Dilatasi vaskuler mungkin memiliki peranan penting dalam pathogenesis
nyeri kepala tipe cluster, meskipun hasil penelitian terhadap aliran darah masih
menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Aliran darah ekstra kranial mengalami
peningkatan (hipertermi dan peningkatan aliran darah arteri temporalis), namun
hanya setelah onset nyeri.
Sekalipun bukti-bukti terkait peranan histamine masih inkosisten, namun
nyeri kepala tipe cluster dapat dipresipitasi dengan sejumlah kecil histamine.
Terdapat peningkatan jumalh sel mast pada kulit area yang terasa nyeri pada beberapa
pasien, namun temuan ini tidaklah konsisten. (5)
Penegakan diagnosis nyeri kepala tipe cluster berdasarkan anamnesis dan
temuan klinis. Riwayat serangan yang berlangsung dengan adanya periodisitas
dan ritmik merupakan kunci diagnosis.
Pemeriksaan laboratorium tidak memiliki makna penting dalam diagnosis
kasus ini. Pemeriksaan radiologis, sekalipun tidak memiliki makna diagnostik,
namun dapat menyingkirkan beberapa kemungkinan penyebab lain pada beberapa
pasien. Pencitraan neurologis dengan penilaian vaskuler intracranial dan servikal
serta area selar dan paranasal, direkomendasikan pada semua pasien dengan gejala
klinis yang tidak khas pada nyeri kepala otonom trigeminus.(3)
17
dipertimbangkan sebagai penatalaksanaan utama. Regimen profilaksis harus
dimulai saat onset siklus nyeri kepala tipe cluster dan dapat diturunkan perlahan
untuk mengurangi rekurensi. (2)
1. Infus RL 20 tpm
2. Ranitidin 1 amp/12 jam/ iv
3. Curcuma 2x1
4. Santalgesic 1 amp drip/24 jam
5. Ericaf tab 3x1
6. Triptagic 2x1
7. Clobazam 2x1
8. Sanmol 3x1
Secara umum nyeri kepala tipe cluster akan berlangsung seumur hidup.
Beberapa prognosis meliputi serangan rekuren, remisi yang memanjang, dan
kemungkinan transformasi tipe episodic menjadi tipe kronis dan begitupula
sebaliknya. (3)
Sebanyak 80% pasien-pasien dengan nyeri kepala tipe cluster tipe episodic
tetap berada dalam periode episodiknya. Pada 4-13% kasus, tipe episodic berubah
menjadi tipe kronis. Remisi spontan terjadi pada 12% dari pasien, khususnya
mereka dengan tipe episodic. Tipe kronis menetap pada 55% dari kasus.
Meskipun jarang, nyeri kepala tipe cluster tipe kronis dapat berubah menjadi tipe
episodic. (3)
Tidak terdapat laporan mortalitas yang berhubungan langung dengan nyeri
kepala tipe cluster. Namun demikian, pasien-pasien dengan nyeri kepala tipe
cluster memiliki resiko menciderai diri sendiri, melakukan upaya bunuh diri,
konsumsi alcohol, merokok, dan ulkus peptic. Upaya bunuh diri telah dilaporkan
pada kasus-kasus dengan serangan yang hebat dan frekuen. Intensitas serangan
pada nyeri kepala tipe cluster sering kali menyebabkan pasien terganggu dalam
menjalankan aktifitasnya. (3)
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20
21
22