Rahma Eka Kartika - K4320066 - Tugas 2 Dispenkaril
Rahma Eka Kartika - K4320066 - Tugas 2 Dispenkaril
NIM:K4320066
Kelas:A
Tugas 2
Membaca dan Merangkum Tulisan
Konsep memori imunologik dan transfer imunitas lewat serum atau imunoglobulin tampaknya
berperan pada proses terbentuknya kekebalan terhadap malaria. Individu yang sudah terpapar
Plasmodium dalam waktu yang lama mungkin sudah lebih dulu “membangun” imunitas sehingga
gejala infeksi tidak begitu nyata, walaupun dari analisis darah tebal sudah ditemukan Plasmodium.
Selain itu apabila serum darah seorang dewasa yang sudah sering terpapar Plasmodium diberikan
kepada orang lain yang belum pernah terpapar, maka resipien serum itu akan memperoleh sejumlah
imunitas.
Karena itu, prinsip vaksinasi adalah membuat seseorang yang tidak pernah terpapar Plasmodium
menjadi imun dengan cara memaparkannya pada Plasmodium yang dilemahkan. Dalam hal ini
sporozoit adalah bentuk yang terpenting karena sesuai dengan bentuk Plasmodium yang
dimasukkan nyamuk ke dalam tubuh manusia. Konsep ini sudah dicoba pada tahun 1970-an dengan
melemahkan sporozoit lewat radiasi, namun kendala perbedaan spesies Plasmodium yang amat
bervariasi membuat konsep ini tidak terlalu berkembang pada saat itu. Sedangkan pada masa
sekarang, permasalahan utama adalah resistensi parasit yang berkembang dengan cepat.
Selain pada fase sporozoit, ada kemungkinan konsep vaksin bekerja pada tahap lain dalam siklus
hidup Plasmodium. Secara teoritis setiap tahap perkembangan Plasmodium dalam tubuh manusia
dapat dibuatkan vaksin. Vaksin preeritrositer (hepatik) dibuat berdasarkan konsep penghambatan
pelepasan trofozoit dari skizon hati, yaitu dengan menginduksi limfosit T sitotoksik untuk merusak
sel-sel hati yang terinfeksi. Vaksin eritrositer diharapkan dapat menghambat multiplikasi trofozoit
yang dilepaskan skizon hati atau mencegah invasi trofozoit menuju eritrosit. Ada pula konsep
pembuatan vaksin yang mampu mencegah perlekatan eritrosit ke dinding pembuluh darah. Fase
seksual juga dapat dijadikan dasar pengembangan vaksin. Fase ini tidak berperan imunologis pada
manusia, namun berperan dalam mencegah penularan lebih lanjut lewat nyamuk.
Jadi kata kuncinya:Konsep memori
imunologik,imunoglobulin,malaria,imunitas,plasmodium,sporozoit,trofozoit,vaksin eritrositer,fase
seksual.
Kesimpulan:hanya kina yang cukup baik untuk pengobatan malaria falciparum resisten
multidrug.P.falciparum resisten meflokuin halofantrin telah ditemukan,walau belum beredar di
Indonesia.Perlu diteliti obat alternatif malaria falciparum resisten multidrug&efek sampingnya,agar
pemberantasan malaria efektif.
Summary
Yang saya dapat setelah menjalani perkuliahan pertemuan ke dua yaitu saya jadi mengetahui apa
bedanya kalimat fakta dan opini beserta alasannya benar/salah,dapat
dipercaya/tidak.Kemudian,saya juga dapat memahami dengan jelas apa tujuan penulis,dapat
mengetahui juga macam-macam style kalimat dan pengkategoriannya.Dapat memahami
bagaimana tips mencari keywor/kata kunci dengan benar tanpa berpikir panjang,dan dapat
menentukan judul atas kata kunci yang ditemukan,serta menjadi berpengalaman untuk membuat
ringkasan/catatan kecil dengan baik dan bernar.Dari aspek-aspek yang telah saya pelajari dan
saya dapatkan sangat membantu saya untuk meningkatkan kemampuan dalam hal kecermatan
membaca dan keterampilan merangkum tulisan.Pembelajarannya berlangsung sangat
menyenangkan,interaktif,sangat bermanfaat sekali.Terimakasih..