Penelitian Kebutuhan Fasilitas Kapal Penumpang Yan
Penelitian Kebutuhan Fasilitas Kapal Penumpang Yan
Diterima: 3 Oktober 2016, Revisi 1: 24 Oktober 2016, Revisi 2: 10 November 2016, Disetujui: 24 November 2016
ABSTRAK
Penyelenggaraan angkutan laut penumpang oleh PT PELNI dengan meninjau adanya perbedaan kebutuhan
pengguna jasa transportasi pada penggunaan ruang aktivitas, dimana penumpang perempuan dan laki-laki
memiliki kebutuhan yang berbeda, perilaku perjalanan yang berbeda, dan berbagai tingkat akses maka perlu
dilakukan analisis lebih jauh terkait kondisi penyelenggaraan penumpang pada saat ini melalui pendekatan
analisis kebutuhan gender. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kenyamanan dan
keamanan pelayanan angkutan laut penumpang, khususnya fasilitas-fasilitas pada kapal penumpang yang dapat
dikelompokan berdasarkan responsif gender, sehingga kegiatan ini diharapkan dapat menjadikan rekomendasi
dalam rangka meningkatkan pelayanan angkutan laut khususnya kapal penumpang. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Instrumen penelitian kuantitatif adalah kuesioner, sedangkan
instrumen penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam, dan observasi. Analisis data secara kuantitatif dengan
menggunakan CSI, sedangkan analisis data kualitatif dengan menginterprestasikan hasil data. Permasalahan
pemenuhan fasilitas berdasarkan kebutuhan gender terutama terjadi pada saat kapal mengangkut penumpang
dalam kondisi padat penumpang (melebihi kapasitas), karena 4 indikator (keselamatan, kenyamanan, keamanan,
dan kemudahan) tidak sesuai harapan dan standar pelayanan minimum untuk 5 fasilitas kapal yakni akomodasi,
keselamatan, medis dan sanitari, ruang publik, dan komunikasi.
Kata kunci : fasilitas, kapal penumpang, gender
ABSTRACT
Implementation of sea transport of passengers by PT. Pelni by reviewing the differences in the needs of users of
transport services on the use of space activity, where passengers of women and men have different needs, travel
behavior is different, and different levels of access it is necessary to further analysis regarding the condition of the
organization passengers at this time through a needs analysis approach to gender. The research was conducted
in order to improve the comfort and safety of passenger sea transport services, particularly the facilities on
passenger ships that can be sorted by gender responsive, so this activity is expected to make recommendations in
order to improve marine transportation service particularly passenger ships. The method used is quantitative and
qualitative methods. Quantitative research instrument was a questionnaire, while the instrument of qualitative
research is in-depth interviews, and observation. Quantitative data analysis using CSI , while the qualitative
data analysis to interpret the results of data. Problems fulfillment of the facility based on the needs of gender
particularly the case when the ship carrying passengers in solid condition passengers ( beyond capacity ) , for
4 indicators ( safety , comfort, security , and convenience ) not according to expectations and minimum service
standards for five ships namely accommodation facilities, safety , medical and sanitary , public space , and
communication.
Keywords: facilities, passenger ship, gender
Penelitian Kebutuhan Fasilitas Kapal Penumpang yang Responsif Gender di Pelabuhan Balikpapan, 389
Tri Kusumaning Utami dan Chairunnisa
PENDAHULUAN 1. Evaluasi terhadap fasilitas kapal penumpang
Transportasi laut memegang peranan yang sangat yang telah diklasifikasikan berdasarkan
penting di negara kepulauan, seperti halnya di gender;
Indonesia yang wilayahnya merupakan kepulauan. 2. Analisis dan evaluasi terhadap kualitas dan
Terkait dengan transportasi laut, terdapat tiga harapan fasilitas kapal penumpang yang telah
aspek yang saling terkait satu sama lain, yaitu lalu diklasifikasikan berdasarkan gender;
lintas dan sarana angkutan laut, kepelabuhanan, 3. Jumlah, karakteristik, perbandingan
keselamatan dan keamanan pelayaran. penumpang kapal berdasarkan gender;
Merujuk UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang 4. Kebutuhan penumpang kapal berdasarkan
pelayaran, dalam ketentuan umum dinyatakan gender dengan fokus kemudahan, kenyamanan,
bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran keselamatan dan keamanan.
adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan 5. Kebutuhan penumpang kapal yang meliputi
keselamatan dan keamanan yang menyangkut ruang akomodasi, ruang publik, fasilitas medis
angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan dan sanitasi, fasilitas komunikasi dan fasilitas
lingkungan maritim. Oleh karena itu semua pihak keselamatan jiwa.
yang berkaitan dengan kegiatan pelayaran harus
6. Identifikasi dan inventarisasi peraturan terkait
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Saat
dengan kebutuhan fasililitas kapal penumpang;
ini Kementerian Perhubungan akan melakukan
perubahan dalam pembangunan sarana dan 7. Identifikasi dan inventarisasi hasil penelitian
prasarana transportasi yang mengarah pada terdahulu terkait dengan kebutuhan fasilitas
responsif gender, dan salah satu yang tengah kapal penumpang;
berjalan adalah perubahan bentuk toilet bagi 8. Identifikasi dan Inventarisasi kondisi fasilitas
perempuan dan laki-laki. Perubahan tersebut yang tersedia pada kapal penumpang;
merupakan respon pemerintah setelah mendengar 9. Rekomendasi dan Kesimpulan
banyaknya keluhan dan usulan untuk memenuhi
kebutuhan ketersediaan sarana dan prasarana di TINJAUAN PUSTAKA
seluruh moda transportasi yang responsif gender,
A. Konsep Gender Transportasi
bagi perempuan, laki-laki, dan anak-anak, serta
mereka yang termarginalkan seperti penyandang Definisi Gender
disabibel, ibu hamil, ibu menyusui dan para UNESCO (1995) mendefinisikan istilah “Gender‟
manula. merujuk pada perbedaan sosial dan hubungan
Bertolak dari latar belakang dimana masih antara laki-laki dan perempuan yang dipelajari,
terdapat banyak keluhan yang berupa kurang sangat bervariasi di antara masyarakat dan budaya,
maksimalnya terhadap pelayanan terkait fasilitas dan berubah seiring waktu. Istilah gender tidak
kapal penumpang yang mengakomodir kebutuhan menggantikan seks istilah yang merujuk secara
gender, maka fokus permasalahan dalam penelitian eksklusif untuk perbedaan biologis antara pria
ini adalah seberapa tingkat kepentingan kebutuhan dan wanita. Sebagai contoh, data statistik dipecah
fasilitas kapal penumpang berdasarkan gender. menurut jenis kelamin. Gender istilah digunakan
untuk menganalisis peran, tanggung jawab,
Maksud dari kegiatan ini adalah : Untuk mengetahui
kendala, peluang dan kebutuhan perempuan dan
karakteristik penumpang kapal laut berdasarkan
laki-laki dalam semua bidang yang dalam konteks
gender dan untuk mengetahui tingkat kepentingan
sosial tertentu. Peran gender perilaku dalam suatu
dan kepuasan penumpang kapal terhadap fasilitas
masyarakat tertentu, masyarakat atau kelompok
yang dirasakan saat ini berdasarkan gender.
sosial lainnya yang dipelajari. Gender merupakan
Sedangkan tujuan adalah menyusun konsep dalam
kondisi kegiatan, tugas dan tanggung jawab yang
rangka pemenuhan kebutuhan fasilitas kapal
dianggap sebagai laki-laki atau perempuan. Peran
penumpang berdasarkan gender yang mengacu
gender dipengaruhi oleh usia, kelas, ras, etnis
pada kemudahan, kenyamanan, keselamatan dan
dan agama, dan dengan lingkungan geografis,
keamanan. Ruang lingkup untuk mendukung
ekonomi, dan politik.
kegiatan penelitian ini meliputi:
Penelitian Kebutuhan Fasilitas Kapal Penumpang yang Responsif Gender di Pelabuhan Balikpapan, 391
Tri Kusumaning Utami dan Chairunnisa
manfaat yang sama dan ketidaksetaraan tidak hak azasi manusia yang pada intinya bahwa
diabadikan. Ada juga aspek pengembangan seseorang, baik laki-laki maupun perempuan,
kapasitas yang signifikan yang terlibat yang mempunyai kemampuan sama harus
5. Dalam jenis kelamin streaming yang utama mempunyai kesempatan yang sama untuk
sebagai proses ini memerlukan transformasi mengembangkan dirinya.
prosedur kelembagaan serta budaya organisasi. 2. Pengarusutamaan gender
6. Integrasi gender (Gender Integration) berarti Dalam Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tentang
dengan mempertimbangkan baik perbedaan RPJMN tahun 2010-2014, pengarusutamaan
dan ketidaksetaraan antara perempuan dan gender (PUG) menjadi salah satu strategi
laki-laki dalam perencanaan, pelaksanaan, pembangunan selain pembangunan
dan evaluasi. Peran perempuan dan laki-laki berkelanjutan dan tata-kelola pemerintahan
dan kekuatan relatif mereka mempengaruhi yang baik. Hal ini ditempuh untuk lebih
siapa melakukan apa dalam menjalankan mengefektifkan pelaksanaan PUG yang
suatu kegiatan, dan siapa yang diuntungkan. diamanatkan dalam Inpres No 9 Tahun 2000
Dengan mempertimbangkan ketidaksetaraan tentang Pengarusutamaan Gender dalam
dan merancang program untuk mengurangi Pembangunan Nasional yang belum berjalan
mereka harus memberikan kontribusi tidak seperti yang diharapkan. Dengan Inpres
hanya untuk progrms pembangunan yang ini diinstruksikan kepada seluruh jajaran
lebih efektif, tetapi juga untuk parutan sosial pemerintahan baik di pusat maupun daerah
ekuitas/ kesetaraan. Pengalaman menunjukkan agar mengintegrasikan kondisi, aspirasi dan
bahwa perubahan yang berkelanjutan tidak kebutuhan laki-laki dan perempuan dalam
diwujudkan melalui kegiatan difokuskan di setiap tahapan manajemen instansinya
kedua perempuan atau laki-laki saja. (KPPPA, 2002).
Kunieda (2007) Peran gender dalam proyek-
Gender dan Transportasi
proyek transportasi perkotaan memiliki manfaat
Menyadari masih adanya perbedaan peran, sebagai berikut:
kondisi dan status laki-laki dan perempuan
Dalam meningkatkan tingkat ekonomi
dalam masyarakat, sebagaimana terjadi di
pengembalian investasi di bidang infrastruktur dan
banyak negara di dunia, Pemerintah RI berupaya
meningkatkan profitabilitas sistem transportasi
keras untuk menghilangkan atau paling tidak
massal;
mengurangi perbedaan tersebut. Upaya untuk
mewujudkan keadilan dan kesetaraan antara 1. Memenuhi permintaan jasa transportasi
laki-laki dan perempuan, telah ditempuh melalui melalui pemahaman yang lebih baik tentang
dua pendekatan penting yang didukung dengan kebutuhan yang berbeda, preferensi dan
peraturan perundang-undangan, yaitu affirmative kendala pengguna akhir, baik perempuan dan
actions dan pengarusutamaan gender. laki-laki;
2. Menurunkan biaya transaksi dengan
1. Affirmative actions mengoptimalkan sistem transportasi untuk
Merupakan suatu kebijakan atau progam semua pengguna;
sebagai langkah perbaikan untuk mengejar 3. Meningkatkan akses terhadap pekerjaan,
ketertinggalan karena adanya diskriminasi pendidikan, dan layanan yang pada akhirnya
yang sudah berjalan lama, melalui tindakan meningkatkan produktivitas;
nyata untuk menjamin adanya kesempatan 4. Hal ini memungkinkan perempuan untuk lebih
yang sama, misalnya di bidang pendidikan, memenuhi kebutuhan rumah tangga, yang
ketenagakerjaan dan politik. Kebijakan mereka memiliki tanggung jawab utama dan
atau program semacam ini bertujuan tidak akhirnya memperkuat unit ekonomi dasar
hanya untuk menghilangkan diskriminasi (rumah tangga).
saat ini tetapi juga untuk menghilangkan
dampak adanya diskriminasi masa lalu. Hal Standar Pelayanan Angkutan Laut
yang mendasari affirmative actions adalah Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan 37
1 Keselamatan
a. Informasi dan fasilitas Informasi ketersediaan dan Ketersediaan Tersedia informasi dan
keselamatan peralatan penyelamatan fasilitas keselamatan yang
darurat dalam mudah terlihat dan terjangkau,
bahaya (kebakaran, antara lain:
kecelakaan atau bencana 1) Alat pemdam kebakaran
alam) 2) Petunjuk jalur evakuasi
3) Jaket keselamatan (life
jacket) sesuai dengan kapasitas
penumpang
4) Sekoci sesuai dengan
kapasitas penumpang.
b. Informasi dan fasilitas Informasi ketersediaan dan Ketersediaan Tersedia informasi dan
kesehatan fasilitas kesehatan untuk fasilitas kesehatan berupa
penanganan darurat perlengkapan P3K
(Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan) yang mudah
terlihat dan terjangkau.
2. Keamanan
a. Fasilitas keamanan Peralatan pencegah tindakan Ketersediaan Tersedia CCTV
criminal
b. Petugas keamanan Orang yang bertugas 1) Ketersediaan Tersedia petugas berseragam
menjaga ketertiban dan 2) Kondisi dan mudah terlihat
kemanan bagi pengguna jasa
c. Informasi gangguan Informasi yang disampaikan 1) Jumlah Minimal 2 (dua) stiker yang
keamanan kepada pengguna jasa 2) Kondisi mudah terlihat dan jelas
apabila mendapat gangguan terbaca
keamanan berupa stiker
berisi nomor telepon dan/
atau SMS pengaduan
ditempel pada tempat yang
strategis dan mudah dilihat
Memberikan kepastian
waktu keberangkatan dan
kedatangan kapal
d. Ketepatan jadwal Memberikan kepastian Waktu Keterlambatan maksimal 10%
keberangkatan dan waktu keberangkatan dan dari total waktu perjalanan
kedatangan kapal kedatangan kapal yang dijadwalkan
3 Kehandalan
a. Kapasitas angkut Jumlah penumpang sesuai Jumlah Paling tinggi 100% sesuai
kapasitas angkut penumpang kapasitas angkut
b. Lampu penerangan Berfungsi sebagai sumber Intensitas cahaya 200 s/d 300 lux
cahaya didalam kapal untuk
memberikan rasa nyaman
bagi pengguna jasa
Penelitian Kebutuhan Fasilitas Kapal Penumpang yang Responsif Gender di Pelabuhan Balikpapan, 393
Tri Kusumaning Utami dan Chairunnisa
NO JENIS PELAYANAN URAIAN INDIKATOR TOLOK UKUR
c. Fasilitas pengatur suhu Fasilitas untuk sirkulasi Suhu Suhu dalam ruang maksimal
udara dapat menggunakan 270 c
AC (air conditioner), kipas
angina (fan) dan/atau
ventilasi udara
d. Fasilitas kebersihan Fasilitas kebersihan berupa 1) Jumlah 1) Tersedia 1 (satu) unit
tempat sampah 2) Kondisi tempat sampah non organic
untuk setiap 25 orang.
2) Area bersih 100% dan tidak
berbau yang berasal
dari dalam kapal.
e. Tingkat kebisingan Tingkat gangguan suara baik Intensitas suara Maksimal 85 dB
yang disebabkan oleh mesin
maupun faktor eksternal
f. Ruang ibadah Fasilitas untuk 1) Ketersediaan 1) Tersedia ruang ibadah.
melakukan ibadah 2) Kondisi 2) Area bersih 100% dan tidak
berbau yang berasal dari dalam
ruang ibadah
e.Tingkat kebisingan Tingkat gangguan suara baik Intensitas suara Maksimal 85 dB
yang disebabkan oleh
g. Toilet Fasilitas untuk menunjang Ketersediaan 1) Tersedianya 1 (satu) toilet
kebutuhan pengguna jasa untuk 50 penumpang dan
yang hendak makan dan jumlah toilet wanita 2 (dua)
minum kali toilet pria.
2) Area bersih 100% dan tidak
berbau yang berasal dari dalam
toilet.
h. Kafetaria Fasilitas untuk menunjang Ketersediaan Harus tersedia
kebutuhan pengguna jasa
yang hendak makan dan
minum
i. Informasi larangan Papan informasi larangan 2) Bentuk 1) Harus tersedia
merokok merokok diatas kapal 2) Mudah terbaca dan terlihat
4 Kenyamanan
Gambar 1. Alur Pikir Penelitian Kebutuhan Fasilitas Kapal Penumpang yang Responsif
Gender
Penelitian Kebutuhan Fasilitas Kapal Penumpang yang Responsif Gender di Pelabuhan Balikpapan, 395
Tri Kusumaning Utami dan Chairunnisa
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian Kebutuhan Gender dapat digambarkan sebagai berikut:
Fasilitas Kapal Penumpang yang Responsif
Penelitian Kebutuhan Fasilitas Kapal Penumpang yang Responsif Gender di Pelabuhan Balikpapan, 397
Tri Kusumaning Utami dan Chairunnisa
Tabel 2. Nilai Harapan Penumpang dan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
No Fasilitas Harapan SPM Rerata Sebutan
1 Ruang Akomodasi 4,50 4,00 4,00 Baik
2 Ruang Publik 4,50 4,00 4,00 Baik
3 Medis dan Sanitari 4,50 4,30 4,30 Sangat Baik
4 Komunikasi 4,00 3,50 3,50 Baik
5 Keselamatan & Keamanan 5,00 4,80 4,80 Sangat Baik
Rata-rata 4,50 4,10 4,10 Sangat Baik
Sumber : Data diolah
Penelitian Kebutuhan Fasilitas Kapal Penumpang yang Responsif Gender di Pelabuhan Balikpapan, 399
Tri Kusumaning Utami dan Chairunnisa
3. Aspek Keselamatan keselamatan terhadap Standar Pelayanan
Aspek keselamatan dinilai baik oleh para Minimal (SPM) terdapat kesenjangan sebesar
penumpang (3,42), Fasilitas keselamatan -16,7 % atau dapat dikatakan tingkat kesesuaian
dari aspek keselamatan dinilai yang tertinggi dengan SPM sebesar 83%.
yaitu 4,73, karena kapal telah dilengkapi Berdasarkan hasil pengolahan data pada aspek
dengan peralatan yang sudah sesuai standar keselamatan terdapat Gap antara hasil survey
internasional. Fasilitas komunikasi untuk dengan SPM. Hasil responden menunjukkan
penumpang adalah yang terendah dari ruang medis dan sanitari sudah sesuai dengan
aspek keselamatan. Ruang Akomodasi dan SPM. Gap nya dapat ditunjukkan pada gambar
Komunikasi dinilai responden masih di bawah 5.
rata-rata. Rerata persepsi fasilitas dari aspek
Berikut adalah diagram yang menunjukkan Sedangkan untuk melihat Gap secara
kondisi fasilitas kapal penumpang pada keseluruhan untuk fasilitas berdasarkan hasil
masing-masing aspek berdasarkan hasil survey survey di pelabuhan Balikpapan dapat dilihat
di pelabuhan Balikpapan, dapat dilihat pada pada tabel 9.
gambar 7.
Penelitian Kebutuhan Fasilitas Kapal Penumpang yang Responsif Gender di Pelabuhan Balikpapan, 401
Tri Kusumaning Utami dan Chairunnisa
Sumber : Data diolah
Gambar 7. Diagram Batang Kebutuhan Fasilitas Kapal Penumpang di
Pelabuhan Balikpapan
Apabila dipetakan dalam diagram Kartesius, Sedangkan untuk aspek kenyamanan dan
Persepsi tentang Aspek Keselamatan kemudahan perlu ditingkatkan SPM nya dengan
sudah baik dan perlu dipertahankan. Aspek usaha preventif melakukan penjadwalan yang tepat
Keamanan dinilai di bawah rata-rata, hal ini agar jangan sampai terjadi kelebihan kapasitas
perlu diprioritaskan untuk perbaikan. penumpang
Tabel 10. Rerata Persepsi Keempat Aspek di Pelabuhan Balikpapan
No. Aspek Rerata SPM Gap %
1. Mudah 3,42 4,30 -0,88 -26%
2. Nyaman3,31 4,30 4,30 -0,99 -30%
3. Selamat3,42 4,55 4,55 -1,13 -33%
4. Aman 2,92 4,55 -1,63 -56%
5. Rerata 3,27 4,43 -1,15 -35%
Sumber : Data diolah
Penelitian Kebutuhan Fasilitas Kapal Penumpang yang Responsif Gender di Pelabuhan Balikpapan, 403
Tri Kusumaning Utami dan Chairunnisa
Sumber : Data diolah
Gambar 11. Diagram Kartesius Keempat Aspek di Pelabuhan Balikpapan
D. Pembahasan Aspek Kepentingan Fasilitas naik tangga. Indikator keselamatan fasilitas
Kapal Penumpang yang Responsif Terhadap kapal berdasarkan kebutuhan gender : tidak
Gender di Pelabuhan Disurvey terjamin karena bisa saja penumpang
perempuan atau laki-laki terpeleset atau
Berdasarkan uraian yang dikemukakan maka terjatuh dan dapat berakibat fatal.
fasilitas kapal penumpang berdasarkan gender Indikator keamanan fasilitas kapal berdasarkan
sudah mendapat perhatian dari pihak PT. Pelni kebutuhan gender : bermasalah karena dengan
hanya saja masih terdapat hal-hal yang perlu kondisi yang berdesak-desakan bisa saja
dibenahi, hal ini terlihat dari data serta tabel ada orang lain yang memanfaatkan keadaan
yang terurai dibawah ini. ini sehingga bisa terjadi kehilangan barang.
Sedangkan permasalahan di dalam kapal yaitu
Tabel 11. Tabel Rerata Fasilitas Keseluruhan berdesak-desakan untuk mendapatkan tempat
Pelabuhan yang disurvey tidur, hal ini menjadi pemicu permasalahan
No Kebutuhan Balikpapan dari indikator, kemudahan, kenyamanan,
keselamatan, dan keamanan untuk pemenuhan
1 Ruang Akomodasi 3.12 fasilitas yang lain yakni fasilitas ruang publik,
2 Ruang Publik 3.23 fasilitas medis dan sanitari, fasilitas komunikasi
3 Medis dan Sanitari 4.20 dan pemenuhan fasilitas keselamatan jiwa.
4 Komunikasi 1.21 Permasalahan pelayanan penumpang terkait
pemenuhan fasilitas kapal berdasarkan
5 Fasilitas Keselamatan 4.59 kebutuhan gender akibat perilaku penumpang,
Rerata 3.27 kebanyakan penumpang yang diangkut
Sumber : Data diolah tahun 2015 merasa senang jika bersama-sama, akibatnya
penumpang perempuan ataupun laki-laki yang
Permasalahan pelayanan penumpang merasa lebih suka sendiri akan merasakan
terkait pemenuhan fasilitas k a p a l ketidak nyamanan selama berada di atas
berdasarkan kebutu-han gender pada saat kapal karena prifasi terganggu. Permasalahan
hari raya di atas kapal adalah terkait dengan pelayanan penumpang terkait pemenuhan
kemudahan, kenyaman, keselamatan, fasilitas kapal berdasarkan kebutuhan gender
keamanan. Pada saat akan menaiki kapal, pada saat hari biasa terutama terkait dengan
indikator kemudahan fasilitas kapal berdasarkan kebijakan membuka pintu-pintu kamar, karena
gender : d engan keadaan berebut naik tangga petugas keamanan tidak cukup, padahal
kapal, maka penumpang perempuan pasti keadaan ini dapat memicu terjadinya pelecehan
akan merasa tidak mudah untuk sampai di atas seksual, kehilangan dll.
kapal karena harus berdesak-desakan dengan Empat aspek yang menjadi indikator dalam
penumpang laki-laki bahkan dengan buruh menganalisa kebutuhan fasilitas kapal
pengangkut barang. Indikator kenyamanan penumpang berdasarkan gender, yaitu
fasilitas kapal berdasarkan gender : akibat keselamatan, kemudahan, kenyamanan dan
penumpang perempuan sudah merasakan keamanan. Hasil olahan Rerata Pelabuhan
tidak ada kemudahan, maka pasti tidak yang disurvey dapat ditampilkan dalam bentuk
ada kenyaman karena merasa tidak bebas tabel 12.
Penelitian Kebutuhan Fasilitas Kapal Penumpang yang Responsif Gender di Pelabuhan Balikpapan, 405
Tri Kusumaning Utami dan Chairunnisa
Pihak pemerintah perlu mengevaluasi kembali DAFTAR PUSTAKA
terkait pembukaan pintu kamar kapal-kapal kelas, Duchene, C. 2011. Gender and Transport. OECD
yang sekarang menjadi non kelas, karena hal ini Publishing.
berpotensi menimbulkan gangguan keselamatan
dan keamanan terhadap penumpang. Hal ini Heesch, K. C., Sahlqvist, S., & Garrard, J. 2012. Gender
untuk meningkatkan fasilitas kapal berdasarkan differences in recreational and transport cycling:
a cross-sectional mixed-methods comparison of
kebutuhan gender. cycling patterns, motivators, and constraints.
Agar diperhatikan jalur masuk utuk porter, anak- International Journal of Behavioral Nutrition and
anak, penyandang difabel, manula dan ibu hamil, Physical Activity.
sebaiknya pintu masuk dipisahkan. Dalam hal Kementerian Perhubungan RI. 2002. Keputusan
pengaturan ini sebaiknya melibatkan tentara dan Menteri Perhubungan No 54 Tahun 2002 tentang
angkatan laut. Penyelenggaraan Pelabuhan Laut. Jakarta:
Kementerian Perhubungan RI.
Peningkatan pelayanan dengan penambahan
garbarata sangat baik untuk dilakukan, terutama Kementerian Perhubungan RI. 2015. Peraturan Menteri
untuk pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul. Perhubungan No 20 tahun 2015 tentang Standar
Hal ini akan menambah penilaian keselamatan, Keselamatan Pelayaran. Jakarta: Kementerian
kemudahan, dan kenyamanan pada saat embarkasi Perhubungan RI.
dan debarkasi Kementerian Perhubungan RI. 2015. Peraturan
Menteri Perhubungan No. 42 tahun 2015 tentang
Pihak pengelola (PT.Pelindo, PT Pelni dan Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik
Syahbandar) perlu memperbaiki sistem embarkasi Bidang Angkutan Laut Untuk Penumpang Kelas
dan debarkasi dengan memberikan prioritas Ekonomi. Jakarta: Kementerian Perhubungan RI.
terhadap penumpang perempuan, lansia, anak-
anak dan penyandang difabel. Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Edisi
Milenium .
Perlu koordinasi yang baik dan berkesinambungan Kunieda, M. a. 2007. Gender and Urban Transport,
antara PT.Pelni dan pelindo karena pemenuhan 5 GTZ Germany. GTZ Germany, Federal Ministry
fasilitas kapal (akomodasi, ruang publik, medis dan for Economic Cooperation and Development.
sanitari, keselamatan, komunikasi) berdasarkan
kebutuhan gender untuk 4 indikator (keselamatan, Mohammadian, A. K. 2004. Gender differences in
kenyamanan, keamanan, kemudahan), terkait erat automobile choice behavior. Research on women’s
issues in transportation: report of a conference :
dengan embarkasi dan debarkasi. November 18-20 (pp. Volume 2, Technical papers.
Informasi mengenai fasilitas keselamatan dan p. 41-48). Chicago, Illinois: Research on women’s
keamanan perlu terus disosialisasikan dengan issues in transportation.
jelas. Oakley, A. 1972. Sex, Gender and Society. London:
Masalah keamanan dari kasus pencurian dapat Maurice Temple Smith.
diminimalisasi dengan secara konsekuen, yaitu Oakley, A. 1981. Subject Women Oxford: Martin
dengan menerapkan daerah steril untuk penumpang Robertson. Oxford: Martin Robertson. Oakley, A.
sesuai ISPS Code dan menambahkan CCTV di 1985. Sex, Gender and Society, Revised Edition.
setiap lokasi yang rawan pencurian. Hampshire: Arena, Gower.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai P, K. &. 2007. Manajemen Pemasaran , Ed. 12 Jilid 2.
pelayanan penumpang angkutan laut di terminal Jakarta: PT Indeks.
pelabuhan dengan mengikuti standar Peraturan Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang No.8 tahun
Menteri Perhubungan Republik Indonesia 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Jakarta:
Nomor PM 119 Tahun 2015 tentang Perubahan Sekretariat Negara RI.
atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor Republik Indonesia. 2000. Instruksi Presiden No. 9
PM 37 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
Penumpang Angkutan Laut. dalam Pembangunan Nasional;. Jakarta:
Sekretariat Negara.
UCAPAN TERIMA KASIH Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 17
Mengucapkan terima kasih kepada Kapuslitbang Tahun 2008 tentang Pelayaran. Jakarta: Sekretariat
Perhubungan Laut yang telah memberi ijin untuk Negara RI.
melaksanakan penelitian dan operator pelabuhan Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 25
Balikpapan yang telah membantu dalam tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Jakarta:
pelaksanaan survey, serta pihak-pihal terkait Sekretariat Negara RI.
lainnya yang sudah membantu dalam penelitian
ini.
Penelitian Kebutuhan Fasilitas Kapal Penumpang yang Responsif Gender di Pelabuhan Balikpapan, 407
Tri Kusumaning Utami dan Chairunnisa
408 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 6, November-Desember 2016