Anda di halaman 1dari 2

Tugas 3 Seni Budaya

Nama : Tirza Charisanty Meylia


Kelas : X MIPA 3

1. Judul Tari : Tari Golek Menak atau Beksan


Tema tari : Kelaswara palakrama atau perkawinan antara kelaswara dengan
Wong Agung Jayengrana
Pencipta tari : Sri Sultan Hamengku Buwono IX
2. Jumlah penari : Sangat bervariasi, kadang penari membawakannya secara solo,
berpasangan atau berkelompok.

3. Gerak Tari : Cenderung menirukan Gerakan boneka kayu seperti yang terlihat
dalam pertunjukkan Wayang Golek Menak, yang dimodifikasi dengan titik berat pangkal
gerak pada lambung, dan gerak kaki yang diringankan. Struktur dramatisnya mengikuti
pola pada wayang orang, namun pola gerak pada tari Golek Menak membatasi gerak-
gerak persendian. Golek Menak memasukkan pula unsur gerakan Pencak Silat dari
Sumatra Barat untuk adegan perangnya.

4. Kostum : Penari dibalut busana seperti baju bludru berlengan panjang pada
bagian atas dan celana cindhe pada bagian bawah. Selain itu aksesoris yang di gunakan
seperti mahkota, sumping, gelang, kalung dan keris yang diselipkan di bagian depan.

Tata Rias : Penggunaan rias yang menunjukkan keanggunan. Terlihat dari


penggunaan eye shadow gelap namun terlihat natural dengan penggunaan blush on yang
tidak terlalu kentara.

5. Tata Panggung : Di bagian belakang penari terdapat seperangkat alat gamelan yang
memberikan kesan Jawa. Penari tergerak di ruang yang terbatas sehingga pola lantainya
tidak bisa bervariasi. Tata lampu sudah menyorot penari dengan cukup baik, namun tata
lampu tidak begitu menarik karena hanya terdapat satu warna saja yaitu putih.

6. Iringan Musik : Tari Golek Menak dipertunjukkan dengan iringan oleh Gamelan
berlaras pelog. Teknik kendangnya adalah batang, mengadopsi kendangan Sunda.
Ditambah dengan instrumen berupa kecrek dan keprak/dhodhogan seperti pada wayang
kulit.

7. Properti : Mahkota, sumping, gelang, kalung dan keris yang diselipkan di


bagian depan.
Tari Golek Menak yang sering disebut juga sebagai Beksa Golek Menak, atau Beksan
Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak. Tarian ini diciptakan oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono IX pada tahun 1941. Tema yang diangkat pada tarian ini adalah
menceritakan tenang kelaswara palakrama atau perkawinan antara kelaswara dengan Wong
Agung Jayengrana. Jumlah penari pada tarian ini umunya dua orang namun juga bisa
bervariasi.
Gerak tari yang ada pada tarian ini karena diadaptasi dari penampilan wayang golek
menak maka gerakannya pun mengadaptasi dari pertunjukkan wayang golek menak. Kostum
yang digunakan yaitu seperti baju bludru berlengan panjang pada bagian atas dan celana
cindhe pada bagian bawah. Selain itu aksesoris yang di gunakan seperti mahkota, sumping,
gelang, kalung dan keris yang diselipkan di bagian depan. Tak lupa dengan tata rias pada
tarian ini yaitu penggunaan eye shadow gelap namun terlihat natural dengan penggunaan
blush on yang tidak terlalu kentara.
Selanjutnya yaitu tata panggung pada tari ini, di bagian belakang penari terdapat
seperangkat alat gamelan yang memberikan kesan Jawa. Penari tergerak di ruang yang
terbatas sehingga pola lantainya tidak bisa bervariasi. Tata lampu sudah menyorot penari
dengan cukup baik, namun tata lampu tidak begitu menarik karena hanya terdapat satu warna
saja yaitu putih.
Seperti kita ketahui dengan adanya seperangkat gamelan di belakang penari, maka iringan
pada tarian ini menggunakan gamelan berlaras pelog. Teknik kendangnya adalah batang,
mengadopsi kendangan Sunda. Ditambah dengan instrumen berupa kecrek dan
keprak/dhodhogan seperti pada wayang kulit. Sebagai pendukung tarian ini menggunakan
beberapa properti seperti mahkota, sumping, gelang, kalung dan keris yang diselipkan di
bagian depan.

Anda mungkin juga menyukai