Anda di halaman 1dari 21

GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan

p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443


Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PERENCANAAN


PEMBANGUNAN EKONOMI DI KECAMATAN GALANG
KABUPATEN TOLITOLI
Ramlawati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mujahidin Tolitoli
Email: ramlawati@stiemujahidin.ac.id

Abstrak

Salah satu pengoptimalan sumber daya guna menunjang pembangunan wilayah kecamatan
dapat dilakukan dengan mengidentifikasi komoditi-komoditi pertanian sehingga strategi
pembangunan wilayah kecamatan di Kabupaten Tolitoli di sektor pertanian dapat diarahkan
pada prioritas pengembangan komoditi pertanian basis yang dapat meningkatkan
pertumbuhan dan keseimbangan wilayah kecamatan. Penentuan prioritas pengembangan
komoditi pertanian. Tujuan penelitian agar memudahkan pemerintah daerah dalam
perencanaan dan pengambilan kebijakan pembangunan wilayah kecamatan di Kabupaten
Tolitoli sehingga akan mampu mempertahankan dan meningkatkan peranan sektor pertanian
dalam perekonomian wilayah. Hasil perhitungan rata-rata total pendapatan yang di peroleh
petani padi sawah per periode produksi (4 bulan ) Rp.2.974.062,13 per hektar, maka besar
pendapatan petani padi sawah setiap bulannya adalah sebesar Rp.743.515,53 hal ini
menunjukan bahwa tingkat pendapatan petani padi di Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli
di atas belum layak berdasarkan upah minimum provinsi (UMP) di Kabupaten Tolitoli.
Dengan demikian hipotesis yang di ajukan dapat di terima. Hasil perhitungan rentabilitas
ekonomi atau return assed (ROA) adalah rata-rata sebesar 75,80% untuk tiap hektarnya
sekali panen, maka kemampuan petani padi sawah Kecamatan Galang Kabupatan Tolitoli
untuk mendapatkan keuntungan usaha tani melalui semua kemampuan dan sumber yang
ada, menunjukan keadaan yang sangat baik sehingga hasil usaha tani yang dihasilkan dapat
layak sesuai dengan keinginan para petani. Kepada petani padi sawah di Kecamatan Galang
Kabupaten Tolitoli agar tetap memperhatikan pemanfaatan modal poroduksi,apakah sesuai
dengan apa yang di harapkan atau tidak karena penggunaan yang kurang terarah akan
mengurangi efesiensi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Di butuhkan
pembinaan yang berkelanjutan dari instansi terkait untuk memberikan bimbingan kepada
petani.

Kata Kunci : Sektor Pertanian Dalam Perencanaan Pembangunan

Abstract

One of the optimization of resources to support the development of the district area can be
done by identifying agricultural commodities so that the development strategy of the district
area in Tolitoli Regency in the agriculture sector, it can be directed at the priority of
developing basic agricultural commodities that can increase growth and balance in the sub-
district area. Determination of priority development of agricultural commodities. The aim of
the research is to facilitate the local government in planning and making development
policies in the sub-district in Tolitoli Regency so that they will be able to maintain and
enhance the role of the agricultural sector in the regional economy. The results of the
calculation of the average total income obtained by rice farmers per production period (4
months) Rp.2,974,062.13 per hectare, then the amount of rice farmers' income every month
is Rp.743,515.53, this shows that the level of income of rice farmers in Galang District,
Tolitoli Regency above is not feasible based on the provincial minimum wage (UMP) in

173
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

Tolitoli Regency. Thus the hypothesis proposed can be accepted. Thus the hypothesis
proposed can be accepted. The results of the calculation of economic profitability or return
assed (ROA) are an average of 75.80% for each hectare once harvested, then the ability of
paddy farmers in Galang District, Tolitoli District to get the benefits of farming through all the
available capabilities and resources, shows a very good condition so that the results of
farming can be feasible in accordance with the wishes of the farmers. To the paddy rice
farmers in Galang District Tolitoli Regency to keep paying attention to the use of poroduction
capital, is it in accordance with what is expected or not because the use of the less directed
will reduce the efficiency to get maximum benefit. Continuous guidance is needed from
relevant agencies to provide guidance to farmers.

Keywords : Agriculture Sector in Development Planning.

1. Pendahuluan potensi pertanian yang dimiliki di


Pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Tolitoli tidak terlepas dari
merupakan suatu proses di mana potensi di tingkat wilayah yang
pemerintah daerah dan masyarakat lingkupnya lebih kecil atau dalam hal ini
mengelola sumber daya yang ada dan adalah wilayah Kecamatan yaitu
membentuk suatu pola kemitraan Kecamatan Galang Kabipaten Tolitoli.
antara pemerintah daerah dan sektor Kecamatan merupakan
swasta untuk menciptakan suatu pembagian wilayah administratif di
lapangan kerja baru dan merangsang Indonesia di bawah kabupaten atau
perkembangan ekonomi dalam wilayah kota, yang terdiri atas desa-desa atau
tersebut. Pembangunan ekonomi kelurahan-kelurahan. Keberadaan
daerah ini mempunyai peran penting di wilayah suatu kabupaten pada
dalam keberhasilan pembangunan di hakekatnya tersusun dari wilayah
tingkat nasional karena keberhasilan kecamatan-kecamatan. Oleh karena
pembangunan di tingkat daerah akan itu, yang menjadi sentra perencanaan
turut menentukan keberhasilan pembangunan adalah kecamatan,
pembangunan di tingkat nasional. dengan mewujudkan perencanaan
Kabupaten Tolitoli sebagai pembangunan yang utuh sehingga
daerah otonom, pemerintahannya perencanaan di tingkat kabupaten
dituntut untuk dapat mengenali sumber dapat dilaksanakan secara
daya dan kondisi wilayahnya sehingga keseluruhan.
dapat mengoptimalkan kekayaan alam Pembangunan wilayah
dalam sektor pertanian yang dimiliki kecamatan di Kabupaten Tolitoli perlu
untuk mendukung perekonomian dilaksanakan guna mencapai
daerah dan nasional.Keberadaan pertumbuhan wilayah dan

174
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

keseimbangan antar wilayah dengan pertanian basis akan memudahkan


mengoptimalkan penggunaan sumber pemerintah daerah dalam perencanaan
daya yang ada mulai dari sumber daya dan pengambilan kebijakan
alam, manusia maupun budaya di pembangunan wilayah kecamatan di
wilayah tersebut, dan pembangunan Kabupaten Tolitoli sehingga akan
wilayah merupakan desentralisasi mampu mempertahankan dan
fungsi dimana terdapat pendistribusian meningkatkan peranan sektor pertanian
kegiatan. Seiring dengan bergulirnya dalam perekonomian wilayah.
otonomi daerah, masing-masing Kontribusi sektor pertanian di
kecamatan di Kabupaten Tolitoli Kabupaten Tolitoli ditentukan oleh lima
mempunyai suatu kesempatan yang sub sektor pertanian, yaitu sub sektor
sangat terbuka untuk mengembangkan tanaman bahan makanan, tanaman
sumber-sumber pendapatan baru perkebunan, peternakan, perikanan,
melalui pemanfaatan potensi sumber dan kehutanan. Masing-masing sub
daya alam yang tersedia di wilayahnya sektor tersebut menghasilkan berbagai
sebagai upaya untuk dapat memajukan macam komoditi yang dimiliki oleh
sektor pertanian dalam pembangunan Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli.
daerahnya dan upaya peningkatan Potensi pertanian yang dimiliki
pertumbuhan ekonomi masyarakat. di Kabupaten Tolitoli tidak terlepas dari
Salah satu pengoptimalan potensi di tingkat wilayah utamanya
sumber daya guna menunjang kecamatan Galang sehingga perlu
pembangunan wilayah kecamatan adanya pengoptimalan sumber daya,
dapat dilakukan dengan dalam hal ini adalah komoditi-komoditi
mengidentifikasi komoditi-komoditi pertanian. Dengan mengenali potensi
pertanian sehingga strategi sektor pertanian ditinjau dari komoditi-
pembangunan wilayah kecamatan di komoditi yang dihasilkan, dapat
Kabupaten Tolitoli di sektor pertanian diketahui komoditi-komoditi pertanian
dapat diarahkan pada prioritas basis yang dapat diprioritaskan untuk
pengembangan komoditi pertanian dikembangkan sehingga
basis yang dapat meningkatkan pengembangan dalam sektor pertanian
pertumbuhan dan keseimbangan dan penetapan kebijakan pemerintah
wilayah kecamatan. Penentuan daerah Kabupaten Tolitoli dalam
prioritas pengembangan komoditi pembangunan wilayah kecamatan

175
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

berbasis komoditi pertanian di masa unsur ekonomi (sumber daya alam,


mendatang dapat lebih terarah dan sumber daya manusia, pembentukan
efisien. modal dan teknologi) dan non
Berdasarkan latar belakang ekonomik (politik, sosial, budaya dan
diatas, maka penulis tertarik untuk kebiasaan).
melakukan penelitian yang berjudul : “ Pada umumnya pembangunan
Peranan Sektor Pertanian Dalam itu ditujukan untuk meningkatkan
Perencanaan Pembangunan Ekonomi kesejahteraan masyarakat kearah yang
Daerah di Kecamatan Galang lebih baik dan merata, sehingga dapat
Kabupaten Tolitoli “. meningkatkan taraf hidup dan kualitas
Atas dasar latar belakang yang hidup masyarakat yang bersangkutan
telah dikemukakan diatas, maka dengan kesenjangan pendapatan dan
rumusan masalah dalam penelitian ini kesejahteraan yang relatif kecil. Akan
adalah : “ Bagaimanakah peranan tetapi kenyataannya berbicara lain
sektor pertanian dalam perencanaan dimana pemerataan dan kesenjangan
pembangunan ekonomi di Kecamatan tersebut berbeda-beda (Ropingi, 2002 :
Galang Kabupaten Tolitoli“ ?. Dengan 54). Tiga tujuan pembangunan yang
tujuan dari penelitian ini adalah untuk secara universal diterima sebagai
mengetahui dan mengidentifikasi prioritas dan mutlak untuk menjamin
peranan sektor pertanian dalam terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
perencanaan pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang
di Kecamatan Galang Kabupaten khususnya yaitu ketahanan pangan
Tolitoli. (food security), penghapusan
2. Tinjauan Pustaka kemiskinan/peningkatan kualitas hidup
a. Pembangunan manusia (poverty eradication/people
Menurut ( Suryana, 2000 : 23), livelihood improvement), dan
keberhasilan suatu usaha pembangunan desa berkelanjutan
pembangunan dipengaruhi oleh (sustainable rural development).Ketiga
beberapa faktor. Dari pengalaman prioritas tujuan pembangunan tersebut
pembangunan Negara-negara yang saling berkaitan. Ketahanan pangan
sekarang sudah maju, keberhasilan saling pengaruh mempengaruhi dengan
pembangunan pada dasarnya kemiskinan maupun dengan
dipengaruhi oleh dua unsur pokok yaitu

176
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

membangunan desa (Simatupang, menjadi semacam kunci keberhasilan


2004:28). suatu negara untuk meningkatkan taraf
b. Pembangunan Ekonomi hidup warga negaranya (Suryana,
Menurut (Suryana, 2000 : 27), 2000:29).
beberapa ekonomi membedakan Pembangunan ekonomi adalah
pengertian pembangunan ekonomi usaha-usaha untuk meningkatkan taraf
(economic development) dengan hidup suatu bangsa yang seringkali
pertumbuhan ekonomi (economic diukur dengan tinggi rendahnya
growth) dengan mengartikan istilah pendapatan riil per kapita.Jadi tujuan
pembangunan ekonomi sebagai: pembangunan ekonomi di samping
a. Peningkatan pendapatan per kapita untuk menaikkan pendapatan nasional
masyarakat yaitu tingkat riil juga untuk meningkatkan produksi.
pertambahan GDP/GNP pada Pada umumnya dapat dikatakan bahwa
suatu tahun tertentu adalah tingkat output pada suatu saat tertentu
melebihi tingkat pertambahan ditentukan oleh tersedianya atau
penduduk, atau digunakannya baik sumber daya alam
b. Perkembangan GDP/GNP yang maupun sumber daya manusia, tingkat
terjadi dalam suatu Negara teknologi, keadaan pasar dan kerangka
dibarengi oleh perombakan dan kehidupan ekonomi atau sistem
modernisasi struktur ekonominya perekonomian serta sikap dari output
(transformasi struktural). itu sendiri (Simatupang, 2004 : 30).
Usaha - usaha pembangunan c. Pembangunan Daerah
yang sedang giat dilaksanakan oleh Pembangunan daerah diarahkan
negara-negara sedang berkembang untuk memacu pemerataan
(developing countries) di dunia pada pembangunan dan hasil-hasilnya dalam
umumnya berorientasi kepada rangka meningkatkan kesejahteraan
bagaimana memperbaiki atau rakyat, menggalakkan prakarsa dan
mengangkat tingkat hidup (level of peran aktif masyarakat serta
living) masyarakat di negara-negara meningkatkan pendayagunaan potensi
tersebut agar mereka bisa hidup seperti daerah secara optimal juga diarahkan
masyarakat di negara-negara maju. untuk lebih mengembangkan dan
Pembangunan ekonomi merupakan menyesuaikan laju pertumbuhan
salah satu jawaban yang seakan-akan antardaerah, antara daerah perkotaan

177
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

dan daerah pedesaan (Suyatno, 2000 : pendapatan masyarakat setempat


54). ( Simatupang, 2004 : 32).
Masalah pokok dalam d. Otonomi Daerah
pembangunan daerah adalah terletak Otonomi daerah adalah hak,
pada penekanan terhadap kebijakan- wewenang, dan kewajiban daerah
kebijakan pembangunan yang otonom untuk mengatur dan mengurus
didasarkan pada kekhasan daerah sendiri urusan pemerintah dan
yang bersangkutan (endogenous kepentingan masyarakat setempat
development) dengan menggunakan sesuai dengan peraturan perundang-
potensi sumber daya manusia, undangan. Sejalan dengan adanya
kelembagaan, dan sumber daya fisik Undang-Undang Otonomi Daerah
secara 178iker (daerah). Orientasi ini tersebut maka sudah menjadi
mengarahkan kita kepada pengambilan kewajiban pemerintah daerah untuk
inisiatif-inisiatif yang berasal dari menangani potensi wilayah yang
daerah tersebut dalam proses berada dalam ruang lingkup
pembangunan untuk menciptakan pemerintahannya (Simatupang, 2004 :
kesempatan kerja baru dan 33).
merangsang peningkatan kegiatan Pelaksanaan otonomi daerah
ekonomi (Ropingi, 2002 : 56). menuntut tiap daerah agar bias
Proses pembangunan yang melakukan optimalisasi semua sumber
mengarah pada pemberdayaan dayanya. Oleh karena itu, tiap daerah
masyarakat dimulai dari aktivitas harus bisa cermat dalam
pemilihan komoditi dan jasa serta memberdayakan potensi alam daerah
keahlian dan cara-cara produksi yang setempat supaya lebih berdaya guna
dimiliki oleh masyarakat setempat dan berhasil guna dalam rangka
sebagai potensi untuk dikembangkan meningkatkan pendapatan daerah.
dan menjadi prime mover dari kegiatan Daerah memiliki keunggulan tertentu
masyarakat tersebut. Oleh karena itu, yang berbeda dengan daerah lain
diharapkan bahwa penciptaan nilai sehingga daerah perlu melakukan
tambah mulai dari sisi bahan baku antisipasi dengan menentukan
hingga sisi produknya. Pada gilirannya 178iker178 apa yang menjadi basis
diharapkan bahwa penciptaan nilai ekonomi dan kemungkinan bisa
tambah tersebut mampu meningkatkan

178
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

dikembangkan pada masa yang akan Kabupaten/Kota diharapkan berperan


dating (Suyatno, 2000 : 56). aktif dalam upaya meningkatkan
Otonomi daerah berarti ketahanan pangan di wilayah kerjanya.
memindahkan sebagian besar Partisipasi tersebut dengan
kewenangan yang tadinya berada di memperhatikan beberapa azas berikut
pemerintah pusat diserahkan kepada ini:
daerah otonom, sehingga pemerintah (1) Mengembangkan keunggulan
daerah otonom dapat lebih cepat dalam komparatif yang dimiliki oleh
merespon tuntutan masyarakat daerah masing-masing daerah sesuai
sesuai dengan kemampuan yang dengan potensi sumber daya
dimiliki. Karena kewenangan membuat spesifik yang dimilikinya, serta
kebijakan (PERDA) sepenuhnya disesuaikan dengan kondisi sosial
menjadi wewenang daerah otonom, dan budaya setempat;
maka dengan otonomi daerah (2) Menerapkan kebijakan yang terbuka
pelaksanaan tugas umum dalam arti menselaraskan
pemerintahan dan pembangunan akan kebijakan ketahanan pangan
dapat berjalan lebih cepat dan lebih nasional;
berkualitas. Keberhasilan pelaksanaan (3) Mendorong terjadinya perdagangan
otonomi daerah sangat tergantung antar daerah;
pada kemampuan keuangan daerah (4) Mendorong terciptanya mekanisme
(PAD), sumber daya manusia yang pasar yang berkeadilan
dimiliki daerah, serta kemampuan (Sudaryanto dan Erizal, 2002 : 87).
daerah untuk mengembangkan e. Pembangunan Pertanian
segenap potensi yang ada di daerah Pembangunan pertanian dapat
otonom. Terpusatnya SDM berkualitas diartikan sebagai proses yang ditujukan
di kota-kota besar dapat didistribusikan untuk selalu menambah produk
ke daerah seiring dengan pelaksanaan pertanian untuk tiap konsumen
otonomi daerah, karena kegiatan sekaligus mempertinggi pendapatan
pembangunan akan bergeser dari dan produktivitas usaha petani dengan
pusat ke daerah (Ropingi, 2002 : 58). jalan menambah modal dan skill untuk
Searah dengan pelaksanaan memperbesar campur tangan manusia
kebijakan otonomi daerah, Pemerintah di dalam perkembangbiakan tumbuhan
Propinsi dan Pemerintah dan hewan. Penambahan produksi,

179
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

pendapatan maupun produktivitas ini terwujudnya pertanian yang modern,


berlangsung terus, sebab apabila tidak, tangguh dan efisien menuju
berarti pembangunan terhenti masyarakat Indonesia yang sejahtera.
(Sudaryanto dan Erizal, 2002 : 88). Misi pembangunan adalah:
Pembangunan di sektor (1) Menggerakkan berbagai upaya
pertanian dalam arti luas akan terus di untuk memanfaatkan sumber
tingkat dengan tujuan meningkatkan daya pertanian secara optimal dan
produksi dan memantapkan menerapkan teknologi tepat serta
swasembada pangan, meningkatkan spesifik lokasi dalam rangka
pendapatan para petani, memperluas membangun pertanian yang
kesempatan kerja, memenuhi berdaya saing tinggi dan
kebutuhan industri akan bahan baku berkelanjutan, dan,
dan untuk meningkatkan ekspor. Dalam (2) Memberdayakan masyarakat
rangka mendukung semakin pertanian menuju wiraswasta
terwujudnya keseimbangan antar agribisnis yang mandiri, maju, dan
industri dan pertanian dalam struktur sejahtera (Sudaryanto dan Erizal,
ekonomi nasional, usaha 2002 : 92).
pembangunan dan pengembangan f. Peran Sektor Pertanian Dalam
sector industri, terutama agroindustri, Pembangunan Ekonomi
juga terus didorong. Iklim usaha yang Kedudukan sektor pertanian
lebih mendorong partisipasi swasta dalam tatanan perekonomian nasional
dalam kegiatan pembangunan akan kembali memegang peranan cukup
diusahakan melalui pemberian penting.Pada sektor perekonomian
informasi dan kemudahan lainnya mengalami penurunan akibat
(Simatupang, 2004 : 41). krisis ekonomi dan moneter yang terjadi
Pembangunan pertanian selama beberapa tahun terakhir.
merupakan bagian integral dari Kondisi seperti ini memberikan
pembangunan nasional, karenanya visi kenyataan bahwa sektor pertanian
dan misi pembangunan pertanian masih merupakan bagian dari sumber
dirumuskan dalam kerangka dan daya pembangunan yang potensial
mengacu pada pencapaian visi dan untuk dijadikan sebagai sektor strategis
misi pembangunan nasional.Visi perencanaan pembangunan nasional
pembangunan pertanian adalah maupun perencanaan pembangunan

180
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

ditingkat regional atau daerah saat ini sungguh-sungguh memperhatikan


dan kedepan, melalui program kesejahteraan masyarakatnya, maka
pembangunan jangka pendek, satu-satunya cara adalah dengan
menengah, maupun dalam program meningkatkan kesejahteraan sebagian
pembangunan jangka panjang besar anggota masyarakatnya yang
(Suyatno, 2000 : 60). hidup di sektor pertanian (Suyatno,
Konsep dasar dari pentingnya 2000 : 56).
pertanian sebagai sektor pemimpin di g. Teori Ekonomi Basis
dalam pembangunan ekonomi dapat Teori basis ekspor (export base
dilihat dalam pernyataan (Simatupang, theory) adalah merupakan bentuk
2004 :52) sebagai berikut: Sektor model pendapatan regional yang paling
andalan perekonomian adalah yang sederhana.Teori ini sebenarnya tidak
memiliki ketangguhan dan ketangguhan dapat digolongkan sebagai bagian dari
tinggi. Sektor andalan merupakan ekonomi makro inter-regional, karena
tulang punggung (backbone) dan mesin teori ini menyederhanakan suatu sistem
penggerak perekonomian (engine of regional menjadi dua bagian, yakni
growth) sehingga dapat pula disebut daerah yang bersangkutan dan daerah
sebagai sektor kunci atau sektor - daerah selebihnya.Walaupun teori
pemimpin (leading sector) basis mengandung kelemahan -
perekonomian nasional. Menurut kelemahan, namun sudah banyak studi
mereka, ada lima syarat yang harus empiris yang dilakukan dalam rangka
dilihat sebagai Kriteria dalam usaha memisah-misahkan sector -
mengevaluasi pertanian sebagai sektor sektor basis dari sektor-sektor bukan
kunci dalam perekonomian nasional. basis suatu daerah.Analisa basis (base
Kelima syarat tersebut adalah strategis, analysis) sesungguhnya adalah
tangguh, artikulatif, progresif, dan berkenaan dengan identifikasi
responsif. pendapatan basis.
Peranan sektor pertanian dalam Teori ekonomi basis menyatakan
pembangunan ekonomi sangat penting bahwa faktor penentu utama
karena sebagian besar anggota pertumbuhan ekonomi suatu daerah
masyarakat di negara-negara miskin adalah berhubungan langsung dengan
menggantungkan hidupnya pada sektor permintaan barang dan jasa dari suatu
tersebut. Jika para perencana dengan daerah. Proses produksi di sektor

181
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

industri suatu daerah yang tepat.Akan tetapi metode ini dapat


menggunakan sumber daya produksi memerlukan biaya, waktu dan tenaga
lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan kerja yang banyak.Mengingat hal
baku, dan outputnya diekspor akan tersebut di atas, maka sebagian besar
menghasilkan pertumbuhan ekonomi, pakar ekonomi wilayah menggunakan
peningkatan pendapatan per kapita, metode pengukuran tidak langsung.
dan penciptaan peluang kerja di daerah Beberapa metode pengukuran
tersebut (Suyatno, 2000 : 64). tidak langsung yaitu:
Inti dari model basis ekonomi (1) Metode melalui pendekatan asumsi
(economic base model) adalah bahwa (2) MetodeLocation Quotient;
arah dan pertumbuhan suatu wilayah (3) Metode kombinasi (1) dan (2); dan
ditentukan oleh ekspor wilayah (4) Metode kebutuhan minimum
tersebut. Ekspor tersebut berupa (Suyatno, 2000 : 65)
barang-barang dan jasa, termasuk Teori ekonomi basis mendasarkan
tenaga kerja, akan tetapi juga berupa pandangannya bahwa laju
pengeluaran orang asing yang berada pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
di wilayah tersebut terhadap barang- ditentukan oleh besarnya peningkatan
barang tidak bergerak (immobile), ekspor dari wilayah tersebut. Dalam
seperti yang berhubungan dengan pengertian ekonomi regional, ekspor
aspek geografi, iklim, peninggalan adalah menjual produk/jasa ke luar
sejarah, atau daerah pariwisata. Sektor wilayah baik ke wilayah lain dalam
industri yang bersifat seperti ini disebut Negara itu maupun ke luar negeri.
sektor basis. Untuk mengetahui apakah Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas
suatu sektor merupakan sektor basis kegiatan basis dan kegiatan non
atau non basis dapat digunakan basis.Kegiatan basis adalah kegiatan
beberapa metode, yaitu yang bersifat exogenous artinya tidak
(1) Metode pengukuran langsung dan, terikat pada kondisi internal
(2) Metode pengukuran tidak langsung. perekonomian wilayah dan sekaligus
Metode pengukuran langsung berfungsi mendorong tumbuhnya jenis
dapat dengan survei langsung untuk pekerjaan lainnya.Itulah sebabnya
mengidentifikasi sektor mana yang dikatakan basis. Sedangkan kegiatan
merupakan sektor basis. Metode ini non basis adalah kegiatan yang bersifat
dapat menentukan sektor basis dengan endogenous artinya pertumbuhannya

182
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

tergantung kepada kondisi perbedaan usaha tani dari suatu


perekonomian wilayah secara daerah dengan daerah lainnya, namun
keseuruhan sehingga kegiatan non secara umum masih digolongkan dalam
basis sering disebut dengan pekerjaan usaha tani yang berpendapatan
(service) yaitu kegiatan untuk rendah, sehingga tingkat kesejahteraan
memenuhi kebutuhan masyarakat di hidup dari golongan masyarakat tani
daerah itu sendiri (Sudaryanto dan masih rendah.
Erizal, 2002 : 99). Usaha tani sesungguhnya tidak
h. Kelayakan Usaha Tani sekedar hanya terbatas pada
Kelayakan adalah penelitian pengambilan hasil, melainkan benar -
yang dilakukan untuk mnentukan benar merupakan usaha produksi
apakah usaha tani yang akan djalankan dimana berlangsung pendayagunaan
akan memberikan manfaat yang lebih tanah, investasi, tenaga kerja,
besar dibandingkan dengan biaya yang manajemen dan faktor - faktor produksi
akan dikeluarkan. Dengan kata lain lainnya.
kelayakan dapat diartikan bahwa usaha Rendahnya pendapatan usaha
yang dijalankan akan memberikan tani id Indonesia, secara umum
keuntungan finansial dan non finansial dipengaruhi oleh kecilnya penguasaan
sesuai dengan tujuan yang mereka lahan usaha tani dan pemakai sarana
inginkan. Layak disini diartikan juga produksi, belum tersedia teknologi
akan memberikan keuntungan tidak pilihan yang tepat untuk dipakai oleh
hanya bagi petani melainkan bagi petani, dan masih kurangnya
daerah tersebut. Menurut Soeharto dan perangsang produksi bagi petani
Patong D. (2000 : 65) usaha tani menurut Soekartawi, (2000 : 99).
adalah organisasi dari alam, tenaga Kecilnya lahan usaha tani
kerja, dan modal serta pengelolaan menghambat usaha peningkatan
atau manajemen yang bertujuan untuk produksi dan pendapatan petani. Hal ini
memperoleh produksi dilapangan sesuai dengan pendapat dari Daniel. M
pertanian Usaha tani pada setiap (2002 : 54) bahwa tanah yang sempit
daerah berbeda-beda sesuai dengan merupakan kelemahan yang cukup
perbedaan alam, ekonomi dan sosial besar bagi petani dengan kata lain,
budaya yang terdapat pada daerah usaha tani pada tanah yang sempit
yang bersangkutan. Walaupun ada kurang dapat memberikan keuntungan

183
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

yang cukup bagi para petani dan digambarkan skema yang dituangkan
keluarganya untuk hidup layak. dalam kerangka konseptual dapat
Pada usaha tani padi sawah, dilihat pada gambar sebagai berikut :
usaha meningkatkan produksi dikenal
dengan pola intensifikasi. Intensifikasi Sektor pertanian dalam
perencanaan pembangunan
yang dimaksud adalah peningkatan ekonomi Di Kecamatan Galang
produksi sumber daya lahan melalui Kabupaten Tolitoli
penggunaan teknologi dalamn rangka
meningkatkan pemanfataan sarana Komoditi pertanian padi sawah
di Kecamatan Galang Kabupaten
produksi, meliputi pengaturan air irigasi,
Tolitoli
penggunaan bibit unggul, pupuk dan
pestisida serta serta pengolakan tanah. Pendapatan pertanian padi sawah
Usaha peningkatan produksi usahatani di Kecamatan Galang Kabupaten
padi sawah sangat perlu dilakukan Tolitoli

mengigat kebutuhan beras akan terus


Analisis Kuantitatif :
meningkat seiring dengan Analisis pendapatan pertanian
bertambahnya jumlah penduduk. Dilain padi sawah
pihak tantangan yang dihadapi yakni
terjadinya perubahan fungsi lahan dari Kesimpulan
lahan pertanian dan non pertanian.
Menurut Soekartawi, (2000 : 105) di Rekomendasi
Indonesia diperkirakan 105.000 Ha
Gambar 1. Kerangka Konseptual
lahan setiap tahun berubah menjadi
Berdasarkan latar belakang
tempat mendirikan bangunan, baik
dan rumusan masalah yang tetah di
perumahan, pabrik, jalan maupun
kemukakan, maka hipotesis yang
bangunan lainnya. Sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut: “
permintaan padi pada masa datang
Diduga bahwa tingkat pendapatan pada
akan sangat tergantung pada
sektor pertanian padi sawah di
pertumbuhan penduduk dan
Kecamatan Galang berperan dalam
perkembangan ekonomi suatu Negara.
perencanaan pembangunan ekonomi
i. Kerangka Konseptual di Kecamatan Galang Kabupaten
Berdasarkan dari uraian kajian Tolitoli “.
pustaka diatas maka dapat

184
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

3. Metode Penelitian seperti laporan - laporan


Pendekatan penelitian ini operasional, laporan keuangan dan
dirancang untuk menjawab sebagainya.
permasalahan yang telah dirumuskan
Sumber data yang diperlukan
dan tujuan yang ingin dicapai serta
dalam penetitian ini adalah :
menguji hipotesis rancangan penelitian
a). Data primer, yaitu data yang
menurut karlinger (2000) merupakan
diperoteh dari hasil observasi dan
suatu struktur penyelidikan yang
wawancara langsung para petani
disusun sedemikian rupa, sehingga
padi sawah Kabupaten Tolitoli.
peneliti dapat memperoleh jawaban
b). Data sekunder yaitu data yang
untuk pertanyaan - pertanyaan
diperoleh berupa dokumen -
penelitian.
dokumen serta informasi tertulis
Teknik pengumpulan data yang
lainya yang ada hubungannya ini
dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan penelitian ini.
sebagai berikut :
Adapun jenis data yang
1). Observasi atau pengamatan, yaitu
diperlukan dalam penelitian ini adalah:
teknik pengambilan data dan
1). Data kualitatif, diolah secara
informasi yang relevan, yang
analitik dari hasil - hasil studi
dilakukan dengan cara mengamati
perpustakaan, hasil-hasil penelitian
secara langsung seluruh proses
dalam artikel -artikel yang ada
pertanian padi sawah dalam
kaitannya dengan penulisan ini.
pembangunan ekonomi masyarakat
2). Data kuantitatif,
di Kecamatan Galang Kabupaten
menginventarisasikan semua data
Tolitoli.
yang menyangkut
2). Wawancara yaitu, teknik
pengumpulan data dengan cara Untuk menjawab permasalahan
melakukan tanya jawab secara yang ada dalam rumusan masalah,
langsung terhadap informan yang maka digunakan beberapa teknik
relevan sehingga dapat diperoleh analisis data yaitu teknik analisis data
data dan informasi yang relevan kuantitatif dan teknik data kualitatif.
dan memadai. Analisis data kualitatif digunakan untuk
3. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan menguji dan menilai setiap data dengan
data dari sumber - sumber tertulis menggunakan rumusan - rumusan dan

185
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

perhitungan secara sistemmatis dengan investasi yang digunakan. Jika


sehingga hasil yang diperoleh dapat ratio ini mempunyai nilai rendah, berarti
dipertanggungjawabkan. Sedangkan pelaksanaan agribisnis belum efisien.
analisis data kualitatif digunakan Definisi Operasional yang akan
untuk mengumpulkan data yang dibahas dalam penelitian ini adalah
diperoleh melalui wawancara. sebagai berikut :
Data yang terkumpul dari petani 1. Wilayah adalah suatu unit geografi
padi sawah sesuai jumlah sampel yang dibatasi oleh kriteria tertentu
penelitian diedit serta ditabulasi yang bagian-bagiannya bergantung
menjadi satu kesatuan berdasarkan secara internal. Dalam penelitian ini,
komponen - komponen yang akan yang dimaksud wilayah adalah
dianalisis secara kualitatif dan kecamatan Galang di Kabupaten
kuantitatif. Secara kualitatif adalah Tolitoli.
merupakan penjelasan atau uraian - 2. Komoditi adalah barang
uraian verbal. Sedangkan kuantitatif perdagangan atau bahan keperluan.
adalah pembahasan secara deskriptif Dalam penelitian ini komoditi
dengan menggunakan rumus rasio diartikan sebagai produk yang
keuangan sebagai berikut : dihasilkan oleh suatu usaha/kegiatan
1. Be arn a endapatan ƞ T T dengan menggunakan sumber daya
Dimana : yang tersedia di kecamatan Galang
ƞ = Pendapatan bersih usaha tani
Kabupaten Tolitoli.
padi sawah
TR = Total penerimaan usaha tani 3. Komoditi pertanian adalah komoditi
padi sawah
yang dihasilkan oleh suatu kegiatan
TC = Total biaya usaha tani padi
sawah di sektor pertanian. Dalam penelitian
Digunakan untuk mengetahui
ini, komoditi pertanian meliputi
besarnya tingkat pendapatan usaha
komoditi pada lima sub sektor
tani pada sawah dalam berusaha tani.
pertanian
Laba Usaha
4. Nilai produksi komoditi pertanian
2. Rentabilitas Ekonomi =
x 100 % adalah hasil balas jasa dari suatu
Modal Produksi
komoditi pertanian, yang diperoleh
Rentabilitas Ekonomi digunakan
dengan mengalikan jumlah produksi
untuk mengetahui efisiensi penggunaan
suatu komoditi pertanian dalam satu
modal atau untuk mengukur
tahun dengan harga rata-rata
keuntungan usaha tani dalam kaitannya

186
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

komoditi pertanian di tingkat sangat mempengaruhi kemampuan


produsen dalam satu tahun di serta keterampilan petani dalam
kecamatan Galang Kabupaten mengelolah usaha taninya. Semakin
Tolitoli yang dinyatakan dalam tinggi pendidikan yang di miliki petani
satuan Rupiah (Rp). maka akan lebih muda menerima
5. Komoditi pertanian basis adalah adopsi teknologi baru yang berkaitan
komoditi pertanian yang mampu dengan usaha taninya.
memenuhi kebutuhan di kecamatan Dalam penelitian ini yang
Galang Kabupaten Tolitoli serta menjadi responden yaitu petani padi
dapat diekspor ke wilayah lain. sawah, bila di tinjau dari tingkat
6. Komoditi pertanian nonbasis adalah pendidikan maka sebagian besar
komoditi pertanian yang hanya responden hanya berpendidikan
mampu memenuhi kebutuhan di sekolah dasar (SD), kemudian di susul
wilayahnya dan tidak dapat diekspor oleh yang berpendidikan SLTP dan
ke wilayah lain, atau dapat juga SLTA. Untuk lebih jelasnya, tingkat
berarti komoditi pertanian yang tidak pendidikan responden dapat di lihat
mampu memenuhi kebutuhan di pada tabel 1 sebagai berikut :
wilayahnya dan tidak dapat diekspor Tabel 1. Tingkat Pendidikan Responden
Petani Padi Sawah di Kecamatan Galang
ke wilayah lain. Kabupaten Tolitoli
Tingkat Jumlah
7. Keunggulan kompetitif adalah No Pendidikan petani (%)
1. SD 7 46.67
keunggulan suatu komoditi pertanian
karena mempunyai potensi besar 2. SLTP/Sederajat 6 40.00

dan memiliki daya saing yang tinggi 3. SLTA/Sederajat 2 13.33

dibandingkan dengan komoditi JUMLAH 15 100


pertanian lainnya, yang disebabkan Sumber : Data Diolah, 2020
karena adanya faktor internal di
Berdasarkan Data pada tabel 1
kecamatan Galang Kabupaten
menunjukkan bahwa sebagian besar
Tolitoli.
responden dalam penilitian ini
4. Hasil dan Pembahasan berpendidikan sekolah dasar (SD) yaiu
sebanyak 7 petani atau sebesar
a. Pendidikan
46,67% kemudian yang berpendidikan
Pendidikan seseorang erat
SLTP/Sederajat sebanyak 6petani atau
kaitannya dengan cara berfikir dan
sebesar 40,00% dan yang

187
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

berpendidikan SLTA/Sederajat dengan luas lahan panen adalah 16,90


sebanyak 2 petani atau sebesar Ha adalah sebesar 18.4004,10 kg dan
13,33% . bila di rata-ratakan per hektarnya
b. Luas Lahan adalah sebesar 1.089 kg. Hal ini berarti
Lahan yang di usahakan bahwa setiap satu kali panen petani
merupakan faktor utama yang padi sawah maka akan memperoleh
mempengaruhi produksi dalam setiap produksi dalam bentuk beras rata-rata
usaha tani, sekaligus merupakan adalan 1.089 kg untuk tiap hektarnya.
bagian yang terpenting dari semua c. Produksi
kegiatan usaha tani. Semakin luas Produksi adalah proses
lahan yang di usahakan akan semakin penggunaan faktor-faktor produksi
tinggi pula produksi fisik yang di dengan maksud untuk menciptakan
peroleh. Untuk lebih jelasnya, luas faedah untuk memenuhi kebutuhan.
lahan dapat lihat pada tabel 2 sebagai Pengertian tersebut memberikan
berikut: penekanan bahwa produksi merupakan
Tabel 2. Luas lahan yang di usahakan proses, yakni bagaimana
responden petani padi sawah Kecamatan
Galang Kabupaten Tolitoli mengkombinasikan berbagai unsur
Tahun 2019
N0 Luas lahan Jumlah (%) produksi untuk menciptakan faedah
petani
dalam memenuhi kebutuhan. Mengenai
1. > 0-1 11 73,33
2. > 1-2 4 26’67 hasil produksi yang di hasilkan oleh
3. > 2-3 0 0,00
Jumlah 15 100 petani padi sawah sekali panen dapat
Sumber: Data di olah , 2020
di jelaskan pada tabel 3 dibawah ini :
Pada tabel 2 dapat di kemukakan Tabel 3. Produksi beras yang di hasilkan
pada saat panen Oleh petani padi sawah
bahwa luas lahan yang di usahakan di Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli
Tahun 2019
oleh petani yang di jadikan responden
Produksi
Jumlah
untuk usaha tani sebesar dari 0 Ha N0 beras (%)
Petani
( kg )
sampai dengan 1 Ha sebanyak 11 1. > 0-726 2 13.33
2. > 726-1.452 9 60.00
petani atau sebesar 73,33% dan untuk 3. > 1.452-2.178 4 26.67
Jumlah 15 100
petani atau sebesar 60,00% dan
Sumber: Data diolah, 2020
produksi beras besar dari 1.452 kg
Pada tabel 3 dapat di
sampai dengan 2.178 kg sebanyak 4
kemukakan bahwa produksi beras
petani atau sebesar 26,67%.
besar dari 0 kg sampai dengan 726 kg
Hasil penelitian menunjukkan
sebanyak 2 petani atau sebesar
bahwa total produksi beras dengan luas
188
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

13.33% , untuk produksi beras besar sebesar13,33%,untuk total penerimaan


dari 726 kg sampai dengan 1.452 kg besar dari Rp. 4.719.000 sampai
sebanyak 9 petani atau sebesar dengan petani atau sebesar 26,67%
60,100% dan produksi beras besar dari sedangkan luas lahan besar dari 2 Ha
1.452 kg sampai dengan 2.178 kg sampai dengan Rp. 9.438.000
sebanyak 4 petani atau sebesar sebanyak 10 petani atau sebesar
26,67%. 66,67% dan total penerimaan besar
Hasil penelitian menunjukkan dari Rp. 9.438.000 sampai dengan Rp.
bahwa total produksi beras dengan luas 14.157.000 sebanyak 3 petani atau
lahan panen adalah 16,90 Ha adalah sebesar 20,00%.
sebesar 18.404,10 kg dan bila di rata - Hasil penelitian menunjukkan
ratakan per hektarnya adalah sebesar bahwa total penerimaan adalah
1.089 kg untuk iap hektarnya. sebesar Rp. 108.246.600,00 dengan
d. Penerimaan luas lahan adalah 16,90 Ha dan bila
Penerimaan adalah perkalian dirata-ratakan per hektarnya adalah
antara produksi yang di peroleh dengan sebesar Rp. 6.405.124,26. Hal ini
harga jual. Mengenai penerimaan yang berarti bahwa setiap satu kali panen
di peroleh oleh petani padi sawah petani padi sawah akan memperoleh
sekali panen dapat di jelaskan penerimaan rata-rata sebesar Rp.
pada tabel 4 sebagai berikut: 6.405.124,26 untuk tiap hektarnya.
Tabel 4. Penerimaan yang Di hasilkan Pada e. Biaya
Saat Panen Oleh Petani Padi Sawah
di Kecamatan Galang Kabupaten Biaya usaha tani padi sawah
Tolitoli 2019
Total diklasifikasikan dalam dua jenis
N Jumlah
penerimaan (%)
N0
(RP)
petani pembiayaan yakni biaya Variabel dan
>10-4.719.000 2 13,33 Biaya tetap, dalam hubungan dengan
1
>24.719.000 - 10 66,67 biaya usaha tani maka total biaya ( total
2 9.438.000
>39.438.000- 3 20,00 cost ) adalah penjumlahan antara biaya
3 14.157.000
Jumlah 15 100
tetap ( fixed cost) dengan biaya tetap (
Sumber: Data di olah, 2020 variabel cost ) yang mana di

Pada tabel 4 dapat di klasifikasikan menjadi 2 ( dua) yaitu :


kemukakan bahwa total penerimaan 1. Biaya Tetap ( fixed cost ) usaha

besar dari RP.0 sampai dengan tani adalah biaya yang relatif tetap
Rp.4.719.000 sebanyak 2 petani atau jumlahnya, dan tidak tergantung

189
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

pada produksi yang di hasilkan. Hasil penelitian menunjukkan


Misalnya pajak tanah dan sewa bahwa total biaya adalah sebesar Rp.
lahan serta biaya penyusutan alat. 50.261.650 dengan luas lahan adalah
2. Biaya Tidak Tetap ( variabel cost ) 16,90 Ha dan bila
usaha tani adalah biaya yang besar Dirata - ratakan perhektarnya adalah
kecilnya dipengaruhi produksi yang sebesar Rp. 2.974.062,13. Hal ini
dihasilkan, misalnya penggunaan berarti bahwa setiap satu kai panen,
saprodik dan tenaga kerja. petani padi sawah akan mengeluarkan
Mengenai total biaya yang di biaya rata-rata sebesar
keluarkan oleh petani padi sekali panen Rp.2,974,062,13 untuk tiap hektarnya.
di jelaskan pada tabel 5 dibawah ini : f. Pendapatan
Tabel 5. Total Biaya Yang Dikeluarkan Pendapatan usaha tani di
Oleh Petani Padi Sawah di Kecamatan
Galang Kabupaten Tolitoli 2019 definisikan sebagai selisih antara total
Total Biaya Jumlah
No. ( %) penerimaan yang diperoleh dengan
( Rp ) Petani
1. > 0- 2 13.33
total biaya produksi yang telah
2.379.000
2. >2.379.000- 9 60.00 dikeluarkan. Jika diselisih tersebut
4.758.000
3. > 4.758.000 4 26.67 positif. Maka usaha tani tersebut

7.137.000 memperoleh keuntungan. Sedangkan
Jumlah 15 100
Sumber : Data diolah, 2020
jika selisih tersebut negatif. Maka
usaha tani tersebut mengalami
Pada tabel 5 dapat di kemukakan
kerugian. Dan jika selisih tersebut nol (
bahwa total biaya besar dari Rp. 0
total biaya sama dengan total
sampai dengan Rp. 2.379.000
penerimaan) maka usaha tani tersebut
sebanyak 2 petani atau sebesar
tidak memperoleh keunungan maupun
13.33% untuk total biaya besar dari Rp.
tidak mengalami kerugian. Yang di
2.379.000 sampai dengan Rp.
sebut keadaan titik potong.
4.758.000 sebanyak 9 petani atau
Hasil analisa data tentang
sebesar 60,00% dan total biaya besar
perhitungan pendapatan usaha tani
dari Rp, 4.758.000 sampai dngan Rp.
akan diberikan pada tabel 6 sebagai
7.137.000 sebanyak 4 petani atau
berikut :
sebesar 26,67%.

190
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

Tabel 6. Hasil Analisis Usaha Tani Padi Sawah ( Per Ha per MT) Oleh Petani Padi Sawah Di
Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli Tahun 2019
No. Uraian Nilai
( Rp/Ha/MT )
1. Produksi Beras 1.089 kg/ha/MT 6.405.1
Rp. 5.881,6568 /kg
24,26

2. Harga Beras Rata-rata

3. Total Penerimaan (1x2)

4. Biaya Produksi : 100.000,00


a. Biaya tetap : 600.000,00
- Pajak lahan (i) 86.246,56 +
- Sewa lahan (ii)
- Penyusutan Alat (iii) 1.486.246,56
Jumlah biaya tetap (i+ii+iii)
b. Biaya Variabel : 123.248,52
- Benih (i) 326.568,05
- Pupuk (ii) 90.000.00
- Pestisida (iii) 2.150.000,00 +
- Tenaga Kerja (iv) 2.644.816,57 +
Jumlah biaya variabel (i+ii+iii+iv)
3.431.0
Total Biaya (4a+4b)
62,13 _

5. Pendapatan usaha tani (3-4) 2.974.0

62,13

6. Rata-rata Biaya Varibel (AVC) : ttttnnnRp.2.428,67 kg/ha/MT


Yaitu total biaya variabel di bagi total
produksi beras/kg/MT (4b/1)

Sumber : Data Diolah, 2020

Berdasarkan data yang terdapat Rp.6.405.124,26/Ha/MT. Maka


pada tabel 6 tersebut. Dapat di lihat pendapatan rata rata usaha tani yang di
baha dengan total biaya produksi Rata- peroleh sebesar Rp
rata sebesar Rp.3.431.062,13 /Ha/MT 2.974.062,13/Ha/MT.
yang terdiri atas biaya tetap sebesar Total rata - rata pendapatan
Rp. 1.486.246,56/Ha/MT dan biaya yang di peroleh petani padi sawah per
variabel sebesar periode produksi (4 bulan ) sebesar
Rp.2.644.816,57/Ha/MT maka di Rp.2.974.062.13 per hektar, maka
peroleh hasil produksi beras rata-rata besar pendapatan petani padi sawah
Rp.5.881.65,68/kg sehingga di peroleh setiap bulanya adalah sebesar
total penerimaan rata-rata sebesar Rp.743.515,53 hal ini menunjukan

191
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

bahwa tingkat pendapatan petani pada 5. Simpulan dan Rekomendasi


Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli a. Kesimpulan
di atas upah minimum profinsi (UMP) Berdasarkan hasil penelitian dan
di Kabupaten Tolitoli yakni sebesar analisa data yang telah di lakukan
RP.655.000,00 per bulan. Sehingga maka dapat di ambil kesimpulan
bila di presentasikan maka tingkat sebagai berikut:
pendapatan petani padi sawah 1. Hasil perhitungan rata-rata total
mencapai 113,51% dari upah minimum pendapatan yang di peroleh petani
profinsi (UMP) sehingga layak untuk padi sawah per periode produksi (4
tetap di usahakan. bulan ) Rp.2.974.062,13 per hektar,
maka besar pendapatan petani
g. Analisis Rentabilitas Ekonomi
Atau Return On Assed (ROA) padi sawah setiap bulannya adalah
sebesar Rp.743.515,53 hal ini
Rentabilitas ekonomi adalah
menunjukan bahwa tingkat
perbandingan antara laba usaha tani
pendapatan petani padi di
dengan modal sendiri dan modal asing
Kecamatan Galang Kabupaten
yang di gunakan untuk menghasilkan
Tolitoli di atas belum layak
laba dan di nyatakan
berdasarkan upah minimum
presentase. Rentabilitas ekonomi di
provinsi (UMP) di Kabupaten
gunakan untuk mengetahui efesiensi
Tolitoli. Dengan demikian hipotesis
penggunaan modal atau untuk
yang di ajukan dapat di terima.
mengukur keuntungan usaha tani
2. Hasil perhitungan rentabilitas
dalam kaitannya dengan infestasi yang
ekonomi atau return assed (ROA)
di gunakan.
adalah rata-rata sebesar 75,80%
Mengenai hasil perhitungan
untuk tiap hektarnya sekali panen,
rentabilitas ekonomi atau returnon
maka kemampuan petani padi
assed Tolitoli sekali panen menunjukan
sawah Kecamatan Galang
bahwa rata-rata sebesar 75,80% untuk
Kabupatan Tolitoli untuk
tiap hektarnya, artinya setiap modal
mendapatkan keuntungan usaha
produksi rata-rata sebesar Rp.100,00
tani melalui semua kemampuan
yang di gunakan oleh petani padi
dan sumber yang ada, menunjukan
sawah,maka akan mandapatkan
keadaan yang sangat baik
keuntungan rata-rata sebesar Rp.75,80
sehingga hasil usaha tani yang
untuk tiap hektarnya sekali panen .

192
GROWTH: Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan
p-ISSN: 2621-3842, e-ISSN: 2716-2443
Volume 1, No. 2, 2020
Available: https://stiemmamuju.e-journal.id/GJIEP

dihasilkan dapat layak sesuai Karlinger. 2000. Fondations of


Behavioral Researce. Jakarta :
dengan keinginan para petani.
Graha Media.
b. Rekomendasi
Ropingi. 2002. Identifikasi Komponen
Adapun saran dalam penelitian
Pertumbuhan Sektor
ini adalah sebagai berikut : Pertanian. Surakarta : Pradya
Paramitha.
1. Kepada petani padi sawah di
Kecamatan Galang Kabupaten Simatupang.M. 2004. Asas-asas
Penelitian Behavioral. Edisi
Tolitoli agar tetap memperhatikan
Ketiga. Yogyakarta.
pemanfaatan modal
Sudaryanto.T dan Erizal Jamal. 2002.
poroduksi,apakah sesuai dengan
Intensifikasi Pertanian. Jakarta
apa yang di harapkan atau tidak : Swadaya.
karena penggunaan yang kurang
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian
terarah akan mengurangi efesiensi Bisnis. Bandung, CV. Alfabeta.
untuk mendapatkan keuntungan
Suryana. 2000. Ekonomi
yang maksimal. Pembangunan : Problematikan
dan Pendekatan. Edisi
2. Di butuhkan pembinaan yang
Pertama, Jakarta : Salemba
berkelanjutan dari instansi terkait Empat.
untuk memberikan bimbingan
Undang-Undang Republik Indonesia
kepada petani padi sawah agar Nomor. 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintah Daerah.
pengelolaan usaha tani dengan
keuntungan yang di peroleh lebih Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor. 33 Tahun 2004.
maksimal.
Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah
Daftar Pustaka Pusat dan Pemerintah Daerah.
Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi
Pembangunan. Edisi Ketiga.
Jakarta : Graha Media.

193

Anda mungkin juga menyukai