Pd
Muhammad Rizki
Mustari
Nur Iftitah Novianty R
Nur Rahmi Fajrianti
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin
sangat sederhana.
Makalah ini berisikan tentang jenis-jenis alat music tradisional dari daerah rovinsi
jambi, yang meliputi nama alat musiknya, sejarah, bentuk, cara memainkannya serta
fungsinya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
Penyusun
Jambi merupakan salah satu kota di Indonesia yang terletak di provinsi Jambi,
Indonesia. Kota ini dibelah oleh Sungai Batanghari yang kedua kawasannya terhubung
dengan jabatan yang bernama jembatan Aur Duri.
Kota ini memiliki lambang berbentuk perisai dengan bagian yang meruncing pada
bawahnya bercampur 3 garis yang bagian luarnya berwarna putih, bagian tengahnya
berwarna hijau, dan bagian luarnya berwarna putih. Semboyan kota Jambi yaitu Tanah Pilih
Pesako Betuah.
Banyak yang memiliki peninggalan sejarah dari budaya Melayu, Jambi juga memiliki
ragam alat musik tradisional. Mulai dari alat musik tiup, pukul, dan petik. Apa saja? Berikut
daftar alat musik tradisional Jambi:
1. Cangor (Gangor)
Alat musik tradisional ini masih termasuk ke dalam jenis musik idio-kordofon. Cangor
sendiri terbuat dari bahan bambu yang dipotong dengan panjang sekitar 40 cm. Dan pada
bagian kulit bambu dicungkil dan diganjal dengan bantalan kayu.
Cangor dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan dua tongkat yang terbuat dari
bahan rotan. Dan biasa dilewati oleh para petani saat berada di masa lampau kebun di ladang.
Tangga nada yang dihasilkan alat kesenian ini adalah do, re, mi, sol, dan la.
2. Gendang Melayu
Alat musik tradisional yang masih termasuk dalam jenis musik perkusi yang terbuat dari kayu
dengan selaput selaput. Suara yang dihasilkan dari Gendang Melayu ini sangat khas
dibandingkan dengan Gendang dari daerah lainnya.
Cara memainkan Gendang Melayu ini adalah dengan cara dipukul menggunakan kedua
tangan dengan letak posisi Gendang di peluk sambil duduk. Jika ingin menghasilkan suara
yang lebih nyaring, para pemain yang lulus pasak di bagian lingkaran kulit dalam
menggunakan sentung (rotan bulat).
Di Jambi, Gendang Melayu biasa digunakan untuk polaritme lagu-lagu daerah, sebagai
pengiring tari, dan lagu Melayu Jambi lainnya.
Fungsinya adalah sebagai penentu tempo pada musik untuk mengiringi tarian atau
silat, gendang juga dipakai untuk mengiringi arak-arakan penganten, upacara menyambut
tamu, bahkan gendang juga digunakan sebagai alat musik utama dalam proses rekaman lagu
dangdut selain suling
3. Kelintang Jolo
Jolo sendiri berasal dari kata “Bejolo” yang berselonjor. Sebab pada jaman dulu, Kelintang
ini dimainkan dengan cara berselonjor. Namun, saat ini Kelintang Jolo lebih sering
dimainkan dengan cara dijinjing dan dipukul menggunakan dua tongkat kayu yang terbuat
dari bahan rotan.
Pada awal terciptanya digunakan sebagai pengiring ritual pengobatan, perkawinan, dan
upacara lain, termasuk juga untuk memanggil masyarakat untuk gotong
royong, kelintang dibunyikan
Alat musik tradisional ini bisa juga disebut Kelintang Perunggu, kesenian Melayu Jamni yang
dimainkan dengan cara dipukul.
alat musik Keromong mirip dengan Gong Totobang yang berasal dari Maluku. Bahan
pembuatannya pun sama, yaitu dengan menggunakan perunggu yang terkuat bersama logam.
5. Marawis
Sumber foto: semuatentangprovinsi.blogspot.com
Alat musik tradisional dimainkan secara berkelompok dan biasa disebut sebagai band
Marawis. Sama seperti kesenian Rebana, Marawis dimainkan dengan cara dipukul
menggunakan tangan.
Marawis masih sangat kental dengan budaya Timur, maka dari itu tak jarang kesenian ini
diperuntukan pada lagu-lagu yang mempunyai nilai pujian dan kecintaan pada Sang Pecipta.
6. Rebana Sike
Rebana Sike sendiri berbentuk seperti Rebana pada umumnya, dengan bahan yang sama
yakni dadi kayu dan kulit hewan. Permainan ini dimainkan secara pergrup atau banyak oeang
dan berisi ibu-ibu pengajian.
Selain itu, Rebana Sike juga dimainkan di acara pentas yang mengandung unsur religi.
7. Serangko
Alat musik tradisional ini peninggalan dari masyarakat melayu kuno sebagai bahan pada saat
perang, upacara sakral atau belasungkawa. Serangko termasuk warisan dari kerajaan Melayu
tua di Kerinci.
Alat kesenian ini dimainkan dengan cara ditiup dan digunakan sebagai pemberitahuan jika
ada musibah dimasyakarat Jambi. Namun, pada zaman dulu Serangko berguna sebagai
terompet perang dan terompet belasungkawa.
Suara yang dihasilkan Serangko juga terdengar cukup keras. Walaupun begitu, Serangko bisa
menghasilkan nada yang melodis jika dimainkan dengan cara buka tutup lubang. Namun,
kesenian ini mulai jarang digunakan dan kita temukan.
8. Akordeon
Alat musik tradisional masih sejenis dengan kesenian Organ, tetapi bedanya Akordeon tidak
menggunakan listrik. Hanya perlu menekan tutsnya agar mengeluarkan suara yang
diinginkan.
Aslinya, Akordeon bukan berasal dari Jambi, melainkan dari Berlin, Jerman, yang pertama
kali dibuat oleh CFL Buschman.
Kesenian ini sering dimainkan pada acara pentas musik tradisional daerah Jambi, sebab suara
yang dihasilkan Akordeon sangat cocok untuk musik suku Melayu yang dibangun dari Jambi.
Walau begitu, alat musik accordion ini pertama kali dipatenkan pada tahun 1829 oleh Cyrill
Demian. Fungsi Alat musik ini seringkali digunakan untuk mengiringi musik-musik religi
dan musik modern lainnya. Secara tradisional, accordion digunakan untuk
pertunjukan musik rakyat dan light classical music.
9. Gambus Jambi
Alat musik tradisional diperkenalkan oleh Bangsa Timur Tengah ke Indonesia saat
melakukan perdagangan di Indonesia. Dan melewati perkembangan zaman, saat ini Gambus
Jambi berubah sedikit pada penambahan senar yang mungkin 3-12 senar.
Selain di Jambi, kesenian ini juga digunakan di beberapa daerah lainnya di Indonesia sebagai
pengiring acara pentas tradisional. Sebab, suara yang dihasilkan Gambus sangat cocok
dengan musik tradisional Indonesia.
Alat musik tradisional terbuat dari bahan kayu bulat yang bagian tengahnya sudah
dihilangkan dan taman hewan. Mengapa diberi Panjang Dua Sisi, karena Gendang ini
memiliki dua sisi.
Selain di Jambi, kesenian ini juga dapat kita temukan di daerah Bangka
Belitung. Memainkannya hanya perlu dipukul pada bagian kedua sisi kanan dan kiri yang
telah dilakukan oleh kulit hewan.
Cara memainkan gendang dengan menggunakan tangan untuk memukul atau menggunakan
alat pemukul gendang.
Di setiap pentas gendang ini digunakan untuk meramaikan suasana, atau sebagai pengiring
tarian atau pada pencak silat. Di samping itu, alat musik yang dimainkan untuk mengiringi
penyambutan tamu dan pada upacara bimbang gandang di pernikahan adat.
Dikatakan bahwa alat musik Kolintang telah ada sejak zaman kuno dan digunakan oleh
masyarakat untuk ritual tradisional terkait dengan pemujaan roh leluhur. Sejak agama Kristen
dan Islam memasuki negara Minahasa, Kolintang tidak lagi bertindak sebagai iringan upacara
tradisional, tetapi sebagai iringan tari, iringan lagu atau pertunjukan musik.
Alat musik Kolintang awalnya hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakkan dan
disusun berderet di kaki kedua pemain. Kemudian dikembangkan dengan pangkal dua batang
pisang. Kolintang mulai menggunakan kotak resonator karena Pangeran Diponegoro berada
di Minahasa. Dikatakan bahwa pada saat itu peralatan Gamelan juga dibawa oleh
rombongannya. Setelah Perang Dunia Kedua, pengembangan alat musik Kolintang dimulai
lagi sehubungan dengan nada yang dihasilkan, yang lebih diarahkan pada pengaturan nada
musik universal.
Bentuk Alat Musik Kolintang
Alat musik Kolintang adalah sejenis alat musik kayu tradisional yang dipotong menurut
ukuran dan disusun di atas dasar kayu yang bertindak sebagai resonator. Kayu yang
digunakan untuk balok Kolintang biasanya terbuat dari kayu khusus, yang cukup ringan
tetapi cukup padat, dan serat kayu diatur sehingga membentuk garis paralel. Kayu yang
digunakan biasanya kayu telur, bandaran, wenang, kakinik dan kayu sejenis.
Alat musik Kolintang saat ini dibagi menjadi beberapa jenis. Perbedaan hasil dari suara yang
dihasilkan. Jenis alat musik kolintang terdiri dari 9 jenis, yaitu: Loway (Bass), Cella (Cello),
Karua (Tenor 1), Karua Rua (Tenor 2), Un (Alt 1), Un Rua (Alt 2), Katelu (Ukulele) )), ina
esa (melody 1), ina rua (melody 2) dan ina taweng (melody 3).
Cara memainkan alat musik Kolinang adalah dengan memukulnya dengan tongkat khusus.
Agar suara yang dihasilkan terdengar bagus, tongkat biasanya diberi bantalan kain, seperti
alat musik Gamelan. Tongkat yang digunakan biasanya terdiri dari tiga batang, yang diberi
nomor secara terpisah.
Tongkat nomor satu biasanya digunakan di tangan kiri, sedangkan nomor dua dan tiga
dipegang di tangan kanan. Khusus untuk stik, dua dan tiga biasanya dipasang di antara jari
sesuai dengan akor yang dimainkan.
Seperti kebanyakan alat musik, alat musik Kolintang memiliki akord sendiri yang dipukul
pada saat yang sama. Tetapi untuk tipe Kolintang, bas dan melodi biasanya dimainkan tanpa
akor, tetapi diatur ke nada yang diinginkan sehingga hanya dua batang yang diperlukan untuk
dimainkan.
Fungsi alat musik Kolintang saat ini lebih beragam, baik dimainkan untuk mengiringi tarian,
lagu atau orkestra. Dalam pertunjukan musik Kolintang, semua jenis instrumen biasanya
dimainkan secara konsisten untuk menghasilkan nada yang cocok dan enak didengar. Tetapi
bagi para profesional, biasanya hanya enam alat yang dapat menghasilkan suara yang
lengkap.
Dalam sebuah pertunjukan, semua jenis musik Kolintang biasanya disusun dalam formasi
khusus untuk menciptakan kombinasi nada yang tepat dan menggabungkannya dengan
mudah.
12. Kompangan
Kesenian Kompangan ini diperkirakan sudah ada sekitar tahun 1930-an dengan gaya khas
Jambi. Mulai muncul di Kelurahan Tengah, Kecamatan Pelayangan, Kota Seberang. Tokoh
sentral Kompangan adalah Bapak H. Burhanudin.
Kompangan adalah seni pertunjukan untuk sebutan beberapa orang yang memainkan alat
musik rebana. Lagu-lagu yang dilantunkan adalah syair-syair Islami. Awal penamaan untuk
pertunjukan kesenian ini adalah kesenian rebana, kemudian berubah istilah menjadi
kompangan. Cara memainkan pertunjukan seni ini adalah dengan menggunakan alat musik
rebana yang dipukul-pukul dengan pola tertentu, serta dimainkan oleh 8 hingga 20 orang laki-
laki.
Secara sekilas, alat musik tradisional ini mirip dengan Serunai yang berasal dari Minang,
Sumatera Barat. Untuk memainkannya adalah dengan cara ditiup.
Puput Kayu dibuat dari bahan kayu yang dilengkapi dengan lidah-lidah sebagai alat bantu
tiup dan memiliki tujuh lubang nada pada bagian awaknya. Umumnya, kesenian ini
dimainkan sebagai pengiring tarian dan lagu tradisional Jambi.
14. Sekdu
Sumber foto: tradisional55.blogspot.com
Alat musik tradisional ini juga disebut sebagai alat musik pentatonis atau selendro. Tangga
nada yang dihasilkan Sekdu hanya terdiri dari do, re, mi, sol dan la.
Sekdu dibuat dari bambu yang berdiameter 1,5 cm dan bagian peniupnya dibuat dari kayu
yang biasa disebut kelp peniup. Kesenian ini dimainkan dengan cara ditiup dan dipertunjukan
acara-acara upacara adat.
15. Serdam
Alat musik tradisional yang terakhir ini juga dimainkan dengan cara ditiup. Bentuknya tidak
jauh berbeda dengan Suling atau Seruling, bedanya hanya pada ukuran yang lebih besar dan
terdiri dari 5 lubang.
Serdam menghasilkan suara yang unik dan merdu, yang menjadikan kesenian ini sebagai
salah satu alat musik terbaik yang dimiliki Jambi. Tangga nada yang dihasilkan Serdam
adalah do, re, mi, sol, la dan si.