2.3 Penyakit atau kelainan yang timbul pada jaringan penyangga gigi
a. Peradangan jaringan gusi (gingivitis),
- Dalam bentuk akut dan kronis.
- Disebabkan oleh plak bakteri.
b. Hyperplasia
c. Peradangan jaringan periodontal gusi (periodontitis)
- Karena masuknya kuman melalui tepi gusi langsung atau merupakan kelanjutan
dari peradangan gusi yang tidak dirawat.
d. Trauma oklusi
- Hampir selalu terjadi bersama dengan peradangan gusi.
- Menghasilkan 2 macam gejala klinis yaitu meningkatnya pergerakan gigi dan
melebarkan ruang periodontal.
- Tidak menyebabkan peradangan gusi atau pembentukan kantong periodontal
(periodontal pocket)
- Menurut Stillman, kondisi dimana luka (injury) terjadi pada jaringan penyangga
gigi karena aksi pergerakan rahang ke posisi menutup, penyembuhan peradangan
periodontal secara total tidak dapat dicapai selama masih ada "traumatic
occlusion".
- Konsep trauma karena oklusi sebagai faktor yang merusak pada keadaan
peradangan jaringan periodontal lanjut.
- Trauma oklusi primer : lesi patologis disebabkan oleh gaya-gaya kuat yang
mengganggu jaringan penyangga gigi normal yang utuh.
- Trauma oklusi sekunder : lesi patologis oleh gaya-gaya normal pada jaringan
penyangga gigi yang lemah dan sakit.
e. Kantong periodontal (periodontal pocket)
- Penyakit unit perlekatan periodontal yang disebabkan oleh pembesaran jaringan
gusi dan pergerakan perlekatan epithel kearah apikal sampai kehilangan
perlekatan jaringan ikat dan kadang-kadang kehilangan sampai dukungan tulang
alveolar.
Reaksi penyangga gigi terhadap jaringan oklusal:
1. Injury
- Dihasilkan oleh gaya oklusal yang berlebihan.
- Tubuh dapat berhasil membangun kembali jaringan penyangga apabila gaya
oklusal dihilangkan.
2. Repair
- Hal yang selalu terjadi pada jaringan penyangga gigi yang normal dan trauma
oklusi merangsang kegiatan perbaikan.
- Jaringan yang rusak dibuang dan sel jaringan ikat dan serat- serat, tulang serta
cementum terbentuk untuk mempebaiki jaringan yang rusak.
3. Adaptive remodeling
- Bila perbaikan kerusakan jaringan karena oklusi, maka diperlukan pembentukan
ulang untuk menghasilkan dimana gaya tidak lagi melukai jaringan.
- Bila gaya oklusal kurang dari normal, akan menyebabkan kelainan jaringan
penyangga yaitu menipisnya ligamentum periodontal, atropi serat- serat,
osteoporosi tulang alveolar dan berkurangnya ketinggian tulang. Hal ini terjadi
misalnya pada hubungan gigitan terbuka (open bite), tidak adanya gigi antagonis,
dan kebiasaan mengunyah sebelah sisi rahang saja.
Cara mengeliminasi trauma oklusi:
1. Penyesuaian oklusi (occlusal adjustment)
2. Pengikatan gigi geligi (splinting) untuk gigi geligi yang goyang
3. Pemakaian lempeng gigit (bite planes) untuk kasus “bruxism"
4. Pembuatan restorasi yaitu tambalan, mahkota tirúan atau gigi tiruan jembatan, untuk
memperbaiki bentuk anatomi gigi.
5. Perawatan ortodonsi untuk memperbaiki letak gigi yang salah.