Anda di halaman 1dari 30

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PABRIK PRODUK

KRIM ANTI-AGING BERBAHAN DASAR KUNYIT DAN


DAUN ASAM

USULAN PENELITIAN

Acc ujian Proposal

Pembimbing

OLEH:
ALFAJRIYANTI RACHMAN
1710521073

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2021

i
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PABRIK PRODUK
KRIM ANTI-AGING BERBAHAN DASAR KUNYIT DAN DAUN
ASAM

ALFAJRIYANTI RACHMAN
1710521073

Usulan Penelitian ini telah mendapat persetujuan pembimbing:

Pembimbing 1 Pembimbing II

(Dr. Ir. Sri Mulyani, M.P.) (Prof. Dr. Ir. I Ketut Satriawan , M.T.)
NIP. 196105261986032002 NIP. 196407171989031001

Mengesahkan
Koordinator Program Studi
Teknologi Industri Pertanian

(Dr. Ir. Luh Putu Wrasiati, M.P.)


NIP. 19651118199003200

ii
A. JUDUL: STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PABRIK PRODUK
KRIM ANTI-AGING BERBAHAN DASAR KUNYIT DAN DAUN ASAM
B. LATAR BELAKANG
Studi kelayakan pembangunan pabrik atau biasa dikenal studi kelayakan
bisnis merupakan suatu sistem analisis yang digunakan sebagai pertimbangan
dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu
gagasan usaha/proyek yang direncanakan (Ibrahim, 2003). Studi kelayakan bisnis
banyak dibutuhkan oleh masyarakat, para investor (penanam saham di perusahaan
lain), bank (kreditur), dan juga pemerintah, yang bertujuan untuk mencapai
keuntungan seluruh pihak (Sulastri, 2016). Sebelum memulai suatu bisnis atau
wirausaha, sangat penting dilakukannya studi kelayakan untuk memenuhi target
untuk kepuasan seluruh pihak-pihak terkait.
Tahap persiapan dan analisis suatu kelayakan bisnis perlu dipertimbangkan
berbagai aspek yang mungkin terlibat dan saling berkaitan satu sama lain. Secara
umum aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan bisnis meliputi
aspek pasar (pasar konsumen dan produsen), aspek teknis (teknik dan teknologi,
manajemen, sumber daya manusia), dan aspek finansial (keuangan), serta aspek
manajemen dan sumber daya manusia (Gunawan, 2018).
Dalam dunia bisnis, terdapat berbagai macam sektor industri yang dapat
diciptakan. Pada penelitian ini, sektor industri yang akan diteliti yaitu terkait
industri krim anti-aging. Pemilihan produk krim anti-aging sebagai objek
penelitian didasarkan dari laporan Prescient and Strategic Intelligence (2020),
terkait peramalan atau permintaan pasar periode 2020-2030 dimana produk anti-
aging mengalami pertumbuhan (CAGR) sebesar 8.1% dari perhitungan
pendapatan tahun 2019 yaitu sebesar USD 191.5 miliar.
Berdasarkan penelitian Mulyani et al (2017), menerangkan bahwa kunyit
dan asam jawa berpotensial sebagai anti-aging untuk kulit. Formulasi terbaik
untuk krim anti-aging dari kunyit daun asam yaitu ekstrak kunyit daun asam 4%,
asam stearat 10.92%, VCO 3.64%, mineral oil 2.28%, propilen glikol 5%, sorbitol
2.5%, gliserin 2.5%, setil alcohol 0.92%, tween 80 3.99%, span 80 3.5%, parfum
melati 3%, aquades 60.74% (Simamora et al., 2020).
1
Berdasarkan pernyataan laporan tersebut, keuntungan yang dapat diperoleh
dari produk krim anti-aging cukup tinggi yaitu dengan CAGR 8.1% dari
perhitungan pendapatan tahun 2019 yaitu sebesar USD 191.5 miliar sehingga
bisnis produk anti-aging dipilih sebagai objek untuk dianalisis kelayakannya
sebagai acuan dalam pembangunan pabrik produk tersebut. Diharapkan krim anti-
aging berbahan dasar kunyit dan daun asam dapat ditentukan layak atau tidak
layaknya pembangunan pabrik ini dijalankan.

C. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang dapat di angkat dari tulisan ini yaitu:
1) Bagaimana hasil analisis kelayakan pembangunan pabrik krim anti-aging
berbahan dasar kunyit dan daun asam ditinjau dari aspek pasar, aspek teknis,
aspek finansial, dan aspek manajemen dan sumber daya manusia?

D. TINJAUAN PUSTAKA
D.1 Studi Kelayakan
Studi kelayakan bisnis merupakan suatu sistem analisa yang digunakan
sebagai pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau
menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan (Ibrahim, 2003).
Studi kelayakan bisnis banyak dibutuhkan oleh masyarakat, para investor
(penanam saham di perusahaan lain), bank (kreditur), dan juga pemerintah yang
memberi sarana tata ketentuan hukum serta perundangundangan, yang bertujuan
untuk mencapai keuntungan seluruh pihak (Sulastri, 2016). Keberhasilan bisa
diartikan lebih luas atau lebih terbatas yang terutama dipergunakan oleh pihak
swasta yang lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi (Husnan,
2014). Pada penelitian Nurjanah (2013), menerangkan bahwa hasil dari studi
kelayakan bisnis berdasarkan aspek pasar, teknis, manajemen dan sumber daya
manusia, serta finansial yaitu menunjukan bahwa pada aspek pasar, penjualan
produk minuman CheckHup pada tiap tahunnya mengalami peningkatan
permintaan yaitu dengan rerata 7-8% per tahunnya sehingga dikatakan layak
untuk dilakukan oleh PT Dagang Jaya. Aspek teknis pada PT Dagang Jaya
2
menambah jenis produk CheckHup sehingga PT Dagang Jaya dapat
mengembangkan keagenan penjualan produk semakin besar, maka pengembangan
bisnis yang akan dilakukan oleh perusahaan layak untuk dilakukan. Sedangkan
aspek manajemen dan sumber daya manusia juga dikatakan layak dengan hasil
analisa dari jenis pekerjaan, deskripsi pekerjaan, dan struktur organisasi pada
karyawan yang sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan PT Dagang Jaya dalam
menjalankan perusahaannya sehingga perusahaan menetapkan manajemen dan
sumber daya manusia yang sesuai yang dapat membantu perusahaan dalam
melakukan pengembangan bisnis, maka pengembangan bisnis layak untuk
dilakukan. Serta pada aspek finansial dianalisis bahwa dengan melakukan
penambahan produk CheckHup maka laba perusahaan terus bertambah dan setiap
tahunnya mengalami peningkatan serta perusahaan pada penelitian tersebut
mengaplikasikan tiga keputusan (keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan
kebijakan dividen) yang digunakan dalam perhitungan aspek keuangan
menunjukan bahwa pengembangan bisnis yang akan dilakukan oleh perusahaan
layak.
Sehingga sebelum memulai suatu bisnis atau wirausaha, sangat penting
dilakukannya studi kelayakan untuk memenuhi target untuk kepuasan seluruh
pihak-pihak terkait.
D.2 Aspek Pasar
D.2.1 Definisi Aspek Pasar
Aspek pasar berperan sebagai pendeteksi potensi pasar yang ada sehingga
resiko kegagalan dari sebuah usaha dapat diminimalkan. Analisis aspek pasar ini
menjadi sangat penting karena tidak ada sebuah usaha yang sukses tanpa adanya
permintaan pasar dari barang yang dihasilkan sebuah usaha. Hal yang perlu
diperhatikan dalam analisis pada aspek pasar ini adalah menentukan segmen,
target, dan posisi produk pada pasar, menganalisa pesaing usaha-usaha sejenis
serta menentukan analisa pesaing dari usaha yang akan didirikan, menentukan
strategi, kebijakan, dan program-program pemasaran yang akan dijalankan (Umar
dalam Rachmadi, 2015). Terdapat hubungan yang signifikan antara analisis pasar
(variable independen berupa permintaan, lokasi, harga, dan kompetitor) dengan
3
kelayakan pendirian usaha kecil. Dimana pengaruh dari nilai permintaan, lokasi,
harga, dan competitor sangat signifikan terhadap kelayakan dari pendirian usaha
kecil sehingga, semakin rendah kualitas analisis pasar, maka semakin besar
kemungkinan pembuatan keputusan yang kurang bijak atau bahkan tidak layak
(Abou-moghli et al., 2012).
D.2.2 Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar berperan penting untuk melakukan penilaian pasar dan
penetapan strategi memasuki pasar atau dikenal dengan strategi pemasaran. Pasar
digolongkan kedalam segmen-segmen sesuai dengan karakteristik pelanggan yang
telah teridentifikasi. Segmentasi pasar dapat digolongkan berdasarkan
pertimbangan geografi, aktivitas pembeli, posisi pembeli, karakteristik pembeli.
Kemudian, segmen-segmen tersebut dapat dibagi lagi kedalam subsegmen seperti
misalnya berdasarkan: kualitas, harga, fungsi. Dengan begitu, pasar dapat
teridentifikasi dengan tepat dan sesuai asumsi (Gaspersz, 2002).
D.2.3 Faktor Persaingan
Aspek pasar memerelukan pula analisa terkait kemungkinan suasana
persaingan produk dimasa mendatang. Salah satunya dengan membandingkan
kekuatan dan kelemahan produk dari perusahaan pesaing terhadap produk dan
perusahaan sendiri (Nurcahyo, 2011). Dengan menentukan strategi yang tepat dari
produk baru maka dapat diperkirakan berapa persen dari seluruh permintaan di
pasar yang dapat diambil. Jumlah persen tersebut kemudian dianalisa dengan
perkiraan jumlah hasil penjualan dalam satuan barang dan uang yang diharapkan
dapat diperoleh selama masa operasi proyek (Nurcahyo, 2011).
D.2.4 Strategi Pemasaran
Untuk mengetahui pasar yang ingin dituju, diperlukan analisis pasar sebagai
petunjuk langkah untuk mendapatkan pasar yang diinginkan. Terdapat komponen-
komponen penting dalam analisis pasar sebagai berikut:

4
Gambar 1. Komponen-komponen penting dalam analisis pasar (Gaspersz,
2002).
D.2.2.1 Analisis Pelanggan
Untuk dapat menganalisis pelanggan dibutuhkan identifikasi
kebutuhan pelanggan secara tepat. Diperlukan beberapa pertimbangan untuk
dapat mengidentifikasi kebutuhan pelanggan berdasarkan karakteristik
pelanggan:
a) Pertimbangan geografi: lokasi pelanggan, lokasi produksi, sumber-
sumber daya alam.
b) Aktivitas umum pembeli: bisnis, pemerintahan, pribadi.
c) Posisi (tanggung jawab) dari pembeli: pemilik bisnis, manajer bisnis,
pejabat pemerintahan, karyawan, pribadi.
d) Karakteristik pribadi pembeli: umur, gender, pendapatan, pendidikan,
hobi, karakteristik fisik, dll.
Kebutuhan spesifik dari pelanggandapat diketahui pemahaman
yang tepat dari karakteristik pelanggan yang telah teridentifikasi (Gaspersz,
2002).

D.2.2.2 Analisis Kompetitif


Di dalam pasar, selalu ada produk sejenis yang diproduksi oleh
produsen lain. Hal ini dapat memunculkan persaingan/kompetisi penjualan
produk. Sehingga, untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki pesaing, perlu
adanya analisis kompetitif. Dengan mengetahui kekuatannya secara tepat,
pasar realistic dapat diketahui.
Hal pertama yang perlu dilakukan yaitu mengidentifikasi pesaing
dengan mengumpulkan informasi dari pertanyaan sebagai berikut:

5
a) Siapa yang menjadi pesaing-pesaing utama?
b) Dimana lokasi pesaing-pesaing tersebut?
c) Berapa lama pesaing-pesaing tersebut telah berada dalam pasar?
d) Apakah pesaing-pesaing tersebut sedang dalam kondisi berkembang,
stabil, menurun? Mengapa demikian?
e) Berapa banyak pangsa pasar yang diambil oleh pesaing-pesaing
tersebut?
f) Manakah diantara pesaing-pesaing tersebut yang menjadi pesaing
terbaik? Mengapa demikian?
Setelah mengidentifikasi pesaing, berikut merupakan kiat-kiat
analisis kompetitif:
1) Membandingkan perusahaan sendiri dengan pesaing-pesaing utama.
Hal ini dapat diidentifikasi dengan menganalisis seperti inovasi yang
dimiliki perusahaan sendiri sudah lebih baik dari pesaing baik dari
segi harga, ukuran, kualitas, dll. Keunggulan-keunggulan tersebut
harus diketahui oleh konsumen dan dapat dirasakan secara langsung
oleh konsumen sehingga perusahaan sendiri dapat dibedakan dari
pesaing.
2) Menguji pengaruh dari faktor-faktor kompetitif. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengetahui persentase pangsa pasar yang ingin
diraih, penambahan pangsa pasar dari pasar baru atau konsumen
pesaing, reaksi pesaing terhadp langkah yang dilakukan, strategi
dalam menghadapi reaksi pesaing tersebut.
3) Menguji pengaruh lain pada perusahaan sendiri. Hal ini dapat
dianalisis dengan mempertimbangkan pengaruh positif maupun
negative dari produk yang dibuat dan mengetahui perkembangan pasar
agar produk tetap dapat bertahan di pasar.
4) Menyimpulkan sebagai kemampuan kompetitif dari perusahaan
sendiri. Hal ini memerlukan kesimpulan terkait target peningkatan
pangsa pasar, jangka waktu pencapaian target pasar, progam-program

6
yang dilakukan untuk mencapai target berdasarkan kekuatan
kompetitif, dan program peningkatan kekuatan produk.
Dengan mengenal pasar, target yang dituju dan pesaing dapat
diidentifikasi sehingga strategi pemasaran dapat dilakukan untuk dapat bisa
masuk dan bersaing dipasar (Gaspersz, 2002).
D.3 Aspek Teknis
Aspek teknis berkaitan dengan teknis dalam sebuah proses produksi sebuah
produk sehingga kelayakan aspek ini berperan penting dalam berdirinya sebuah
usaha. Pelaksanaan aspek teknis bertujuan untuk membantu perusahaan dalam
membuat proses produksi dari produk yang akan diproduksi, membantu
perusahaan dalam menentukan lokasi pabrik yang tepat dan tata letak mesin yang
efisien, perusahaan dapat memilih mesin dan teknologi dengan kriteria yang
sesuai (Umar dalam Rachmadi et al., 2015).
Lokasi proyek yang paling ideal adalah lokasi yang terletak pada suatu
tempat yang dipilih yang pada akhinya akan memberikan total biaya produksi
yang rendah dan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan. Ada dua langkah
utama yang seharusnya diambil dalam proses penentuan lokasi suatu tempat
usaha, yaitu pemilihan daerah atau territorial secara umum dan pemilihan
berdasarkan ukuran dari jumlah penduduk (komunitas) dan lahan secara khusus.
Penentuan lokasi pabrik bertujuan untuk dapat memberikan total biaya
produksi yang rendah dan keuntungan yang maksimal dari lokasi pabrik yang
ingin ditentukan. Adapun faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
penentuan lokasi pabrik adalah sebagai berikut:
a) Lokasi pasar, yaitu lokasi dimana pembeli berdomisili. Mengenai pasar
dimana produk akan didistribusikan dapat dibedakan menjadi empat macam,
yaitu internasional, nasional, regional dan lokal.
b) Lokasi sumber bahan baku. Hal ini sangat berpengaruh di dalam
menentukan lokasi pabrik, semakin mendekati sumber bahan baku maka
biaya yang dikeluarkan akan semakin sedikit.
c) Alat transportasi, tersedianya fasilitas – fasilitas transportasi juga dapat
mempengaruhi terhadap lokasi pabrik.
7
d) Buruh dan tingkat upah.
e) Pajak dan peraturan pemerintah.
f) Lingkungan sosial masyarakat, iklim (Nurcahyo, 2011).
Disamping itu, penetapan kapasitas produksi sangat dibutuhkan dalam
merancang fasilitas untuk produksi produk baru atau perubahan fasilitas yang ada.
Keputusan mengenai jumlah kapasitas produksi menjadi sangat penting untuk
kelancaran dan pengendalian produksi. Secara umum kapasitas produksi dihitung
dalam bentuk unit – unit fisik yang ditunjukkan berdasarkan keluaran maksimum
yang dihasilkan oleh proses produksi atau bisa juga berdasarkan jumlah masukan
(resource input) yang tersedia pada setiap periode operasi. Didalam proses
pembuatan produk, proses produksi dapat dilaksanakan melalui satu tahapan
proses (one stage) atau melalui beberapa tahapan proses (multi-stage) (Nurcahyo,
2011).
Hasil penelitian Nurcahyo (2011), dalam penentuan lokasi pembangunan
pabrik dipilih 3 wilayah yaitu Cakung, Cibitung dan Cikarang. Pemilihan tersebut
menggunakan metode kualitatif dengan kriteria sebagai berikut: supply bahan
baku dan bahan pembantu; persediaan air, jaringan telepon dan listrik; Keadaan
lingkungan dan sosial sekitarnya; dan kemudahan sarana transportasi. Kemudian
dilakukan pembobotan sesuai dengan kepentingan terhadap kriteria tersebut dan
diberi nilai untuk tiap-tiap lokasi alternative dan dikalikan dengan bobotnya
sehingga diperoleh satu hasil dengan nilai tertinggi dari ketiga wilayah tersebut.
lokasi alternative dengan analisa ini adalah lokasi 1, yaitu Cikarang.
D.4 Aspek Finansial
Aspek finansial merupakan sebuah aspek yang menilai keuangan sebuah
usaha. Hal ini berhubungan dengan keuntungan berdirinya sebuah usaha sehingga
aspek ini termasuk aspek yang penting. Aspek keuangan ini juga membantu dalam
perencanaan kebutuhan dana yang digunakan untuk investasi dan sebagai modal
kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek keuangan sebagai berikut:
Kebutuhan biaya investasi yang digunakan untuk membeli aset untuk mendirikan
sebuah usaha. Modal terbagai atas dua macam yaitu modal kerja dan modal
investasi. Modal investasi berupa aset perusahaan seperti tanah, bangunan, mesin.
8
Modal kerja berupa biaya yang dikeluarkan sebelum mendapatakan pemasukan
dari hasil penjualan, Perkiraan biaya pendapatan dan investasi selama periode
tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan selama melakukan investasi, Kriteria
penilaian sebuah investasi untuk mengetahui layak apa tidak sebuah usaha
berjalan (Soebagyo dalam Rachmadi et al., 2015).
D.4.1 Proyeksi Laba Rugi
Proyeksi laba rugi merupakan suatu sistem analisa untuk melihat
kemungkinan proyek memperoleh keuntungan atau kerugian pada tiap periode
tertentu, sesuai dengan kapasitas produksi yang direncanakan dan diasumsikan
bahwa produk akan terjual habis pada akhir tiap – tiap periode (akhir tahun).
Adapun langkah – langkah perhitungan laba rugi adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan biaya produksi dan perkiraan pendapatan dari penjualan
berdasarkan rencana kapasitas produksi yang telah ditetapkan.
2. Perhitungan pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Dari proyeksi laba
rugi akan dapat memberikan gambaran bagi pihak manajemen untuk
menentukan kebijakan harga jual produk.
D.4.2 Analisa Aliran Kas
Analisa aliran kas merupakan deskripsi grafis dari setiap alternative yang
digunakan dan dianalisa. Aliran kas merupakan langkah pertama dalam analisa
ekonomi teknik yang bertujuan untuk mempermudah mengetahui perkembangan
uang sesuai dengan waktu.
D.4.3 Net Present Value (NPV)
NPV (Net Present Value) adalah metode analisa yang memperhatikan time
value money karena nilai uang sekarang akan berbeda dengan nilai uang
dikemudian hari. Investasi dikatakan layak apabila nilai NPV positif, sedangkan
apabila nilai NPV negatif maka investasi dinyatakan tidak layak. (Soebagyo
dalam Rachmadi et al., 2015). Sebagai contoh Suatu proyek dikatakan layak
untuk diusahakan dan dapat menghasilkan keuntungan jika NPV > 0. Jika nilai
NPV< 0 berarti suatu proyek atau usaha dapat menimbulkan kerugian, dan nilai
tidak layak untuk dilaksanakan. Nilai NPV= 0 berarti suatu proyek tidak
menghasilkan keuntungan serta tidak menimbulkan kerugian bagi suatu proyek
9
atau usaha, apabila suatu proyek perusahaan memperoleh nilai NPV sama dengan
0 maka proyek tersebut dapat dilaksanakan yang berarti dapat mengurangi
efisiensi dan efektivitas perusahaan karena tidak menjalankan proyek ini
perusahaan tidak akan memperoleh kerugian (Mustamin, 2018).
D.4.4 Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang menunjukan persamaan
yang ekuivalen dari cash in flow dan cash out flow. Tingkat bunga yang
dihasilkan adalah tingkat bunga impas yaitu tingkat bunga tidak menguntungkan
dan tidak merugikan. Metode IRR dinyatakan layak jika nilai IRR lebih besar dari
suku bunga bank, sedangkan jika nilanya lebih kecil dinyakan tidak layak. Proyek
yang dibiayai sendiri dapat menggunakan pembanding suku bunga deposito bank,
sedangkan proyek yang dibiayai oleh pinjaman dibandingkan dengan suku bunga
pinjaman (Soebagyo dalam Rachmadi et al., 2015).
D.4.5 Benefit Cost Ratio (BCR)
Benefit cost Ratio merupakan metode yang dilakukan untuk melihat berapa
manfaat yang diterima oleh proyek untuk satu rupiah pengeluaran proyek. B/C
Ratio adalah suatu rasio yang membandingkan antara benefit atau penerimaan dari
suatu usaha dengan biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan rencana
pendirian dan pengoprasian usaha tersebut (Sofyan, 2003).
D.4.6 Payback Period (PP)
Payback period adalah masa pengembalian modal, artinya lama periode
waktu untuk mengembalikan modal investasi. Cepat atau lambatnya sangat
tergantung pada sifat aliran kas masuknya. Jika aliran kas masukya besar atau
lancar maka proses pengembalian modal akan lebih cepat dengan asumsi modal
yang digunakan tetap atau tidak ada penambahan modal selama umur proyek
(Sofyan, 2003).
D.4.7 Depresiasi
Sementara untuk depresiasi adalah nilai penyusutan peralatan sesuai dengan
umur pemakainnya. Depresiasi secara tidak langsung merupakan biaya yang
ditanggung oleh perusahaan. Depresiasi ini dihitung dengan metode garis lurus

10
dengan mengestimasikan umur manfaat dan nilai residu (Rachmadi dan Bendatu,
2015).
D.4.8 Harga Jual Produk
Harga jual produk ini sendiri dihitung berdasarkan harga pokok produksi
ditambah keuntungan. Harga pokok produksi diperoleh dari biaya direct material,
direct labour, dan overhead (Rachmadi dan Bendatu, 2015).
D.4.9 Break Even Point (BEP)
Break Even Point merupakan analisis titik impas digunakan untuk
menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukan hanya untuk
menutup semua biaya yang terjadi selama periode tertentu. Analisis BEP dapat
digunakan untuk menentukan titik dimana penjualan dapat menutup biaya-biaya
yang dikeluarkan dengan tujuan agar perusahaan tidak mengalami kerugian dan
dasar pengambilan keputusan jumlah penjualan miimal yang harus dicapai agar
perusahaan tidak mengalami kerugian serta mengetahui efek perubahan harga
jual, biaya, dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh. Dapat
diambil kesimpulan bahwa analisis break even point adalah suatu cara atau alat
atau teknik yang digunakan untuk mengetahui volume kegiatan produksi (usaha)
dimana dari volume produksi tersebut perusahaan tidak memperoleh laba dan juga
tidak menderita rugi. Tujuan analisis BEP ini adalah untuk menentukan volume
penjualan dan bauran produk untuk mencapai tingkat laba yang ditargetkan atau
laba sebesar nol (Carter dan Usry, 2006).
D.4.10 Analisis Sensitivitas
Besar kemungkinan dalam analisis finansial sering terjadi perubahan faktor-
faktor dasar ke posisi nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari hasil estimasi
yang diperoleh atau berubah pada saat-saat tertentu. Perubahan perubahan yang
terjadi pada nilai faktor tersebut tentunya akan mengakibatkan perubahan-
perubahan pula pada tingkat output atau hasil yang ditunjukkan oleh suatu
alternatif investasi. Perubahan-perubahan tingkat output ini memungkinkan
keputusan akan berubah dari suatu alternatif ke alternatif lainnya. Apabila
berubahnya faktor-faktor atau parameter-parameter tadi akan mengakibatkan
berubahnya suatu keputusan maka keputusan tersebut dikatakan sensitif terhadap
11
perubahan nilai parameter-parameter atau faktor-faktor tersebut. Untuk
mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan faktor-faktor
atau parameter-parameter yang mempengaruhinya maka setiap pengambilan
keputusan pada ekonomi teknik hendaknya disertai dengan analisa sensitivitas.
Analisa ini akan memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan akan cukup
kuat berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter yang
mempengaruhi (Sufa, 2007).
Analisa sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai dari suatu parameter
pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap
aksepabilitas suatu alternatif investasi. Parameter-parameter yang biasanya
berubah dan perubahannya bisa mempengaruhi keputusan-keputusan dalam studi
ekonomi teknik adalah ongkos investasi, aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga,
tingkat pajak dan sebagainya (Sufa, 2007).
Menurut penelitian Nurcahyo (2011) yang berjudul Analisis Kelayakan
Bisnis (Studi Kasus Di PT. Pemuda Mandiri Sejahtera) menunjukkan bahwa
bisnis tersebut layak untuk diusahakan. Hal ini terlihat dari nilai dari hasil
perhitungan NPV, IRR, dan BCR yang diperoleh telah memenuhi syarat
kelayakan investasi dengan memperhitungkan pajak penghasilan. Pada periode
pengembalian juga terbilang cepat yaitu 7 bulan 21 hari dan 1 tahun 1 bulan 5
hari. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas, bisnis ini ternyata cukup sensitif dan
relatif cukup baik walaupun masih banyak perubahan-perubahan yang terjadi,
yang dapat mempengaruhi perubahan terhadap perusahaan.
D.5 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
Menganalisis aspek manajemen dan SDM dalam studi kelayakan bisnis
penting dilakukan karena dalam menjalankan sebuah organisasi, manajemen satu
dengan yang lainnya memiliki keterkaitan pekerjaan. Suatu organisasi selalu
diibaratkan dengan sebuah tubuh, apabila akan melakukan sebuah perubahaan
namun sebagian dari organ tubuh tidak siap untuk menerima perubahan tersebut
maka perubahan yang telah direncanakan tidak akan dapat dijalankan (Nurjanah,
2013).

12
Aspek manajemen dalam pembangunan proyek bisnis berfungsi untuk
aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
Sedangkan, aspek SDM bertujuan untuk mengetahui apakah dalam pembangunan
dan implementasi bisnis diperkirakan layak atau sebaliknya dilihat dari
ketersediaan SDM (Umar, 2003). Perencanaan tenaga kerja merupakan suatu cara
untuk menetapkan keperluan mengenai tenaga kerja suatu periode tertentu.
Perencanaan tersebut dimaksudkan agar perusahaan dapat terhindar dari
kelangkaan SDM pada saat dibutuhkan maupun kelebihan SDM pada saat kurang
dibutuhkan. Aspek SDM mencakup produktivitas dari suatu tenaga kerja yang
secara umum, mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai
(output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Produktivitas
memiliki 2 dimensi, yaitu: a. Suatu efektivitas yang mengarah kepada pencapaian
untuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan
kualitas, kuantitas, dan waktu. b. Efisiensi yang berkaitan dengan upaya
membandingkan masukan dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana
pekerjaan tersebut dilaksanakan (Umar, 2003).

Hasil penelitian Emawati (2007), dalam studi kelayakan bisnis pada aspek
manajemen dan SD menjelaskan bahwa sistem manajemen pada perusahaan
Industri Tahu Bintaro tersebut bersifat open manajemen. Hal ini dapat diketahui
dengan adanya rapat dengan agenda mereview semua pengeluaran dan
pemasukkan yang terjadi dalam perusahaan yang dilaksanakan secara rutin satu
kali dalam seminggu. Perusahaan tersebut mempekerjakan 21 orang termasuk
Direktur Utama, dalam perusahaan ini manajer operasional memegang kekuasaan
penuh untuk merekrut dan memberhentikan karyawan. Dalam merekrut karyawan
perusahaan mengambil dari berbagai tingkatan yaitu mulai dari SD sampai
perguruan tinggi serta mengutamakan kemauan dan kemampuan kerja karyawan
dari pada tingkat pendidikan yang dimiliki. Dari 21 orang pekerja tersebut,
terdapat 1 orang yang berpendidikan terakhir S-2, 2 orang adalah tamatan S-1, 11
orang berpendidikan terakhir SLTA/sederajat, dan selebihnya adalah tamatan SD
dan SLTP. Sistem penggajiannya adalah per bulan untuk tenaga kerja tidak

13
langsung, sedangkan untuk tenaga kerja langsung bagian produksi adalah per
minggu. Gaji diberikan kepada karyawan sesuai dengan standar ketentuan dari
wilayah Kabupaten Tangerang (pada waktu dilaksanakannya penelitian tersebut).
Insentif berupa uang dengan jumlah beragam diberikan kepada karyawan dengan
produktifitas meningkat (diukur dari loyalitas, kinerja, komitmen, absensi,
inisiatif, dan kemauan yang tinggi untuk bekerja). Fasilitas yang terdapat
perusahaan berupa mess diberikan bagi tenaga kerja langsung yang tempat
tinggalnya jauh dari lokasi pabrik, selain itu perusahaan juga memberikan
tunjangan kesehatan kepada semua karyawan tanpa terkecualidengan cara
mengganti biaya pengobatan sebesar 50%, apabila ada keluarga karyawan yang
sedang sakit atau melahirkan.

D.6 Industri Kosmetik Anti-Aging


Berkembangnya zaman saat ini, kosmetik juga hadir dengan formula khusus
untuk mencegah penuaan dini atau anti aging. Saat ini kosmetika perawatan yang
beredar di masyarakat tidak hanya untuk membersihkan, melembapkan, dan
memperindah penampilan tetapi bertambah dengan memperbaiki struktur dasar
kulit yang rusak, melindungi, dan mempertahankan integritas kulit, namun
terdapat formulasi kosmetik untuk mencegah penuaan dini (Santika, 2018).
Kosmetik merupakan segala aspek yang berhubungan dengan kulit dan tubuh
terhadap produk kosmetik yang mempunyai fungsi untuk membersihkan,
memelihara, melindungi, mempertahankan integritas kulit serta memperbaiki, dan
mengubah penampilan seseorang. Kosmetik yang diciptakan biasanya berupa
krim pagi dan krim malam. Saat ini banyak produsen krim anti penuaan dini
menjanjikan produknya dengan jaminan menghilangkan kerutan di wajah dalam
waktu yang singkat. Seperti contohnya iklan kecantikan di televisi yaitu Wardah,
Olay, Ponds, dan masih banyak lagi. Iklan kecantikan berlomba-lomba membuat
iklan yang menarik dengan menjanjikan kerutan di wajah akan berkurang hanya
dalam beberapa minggu (Santika, 2018).
D.7 Krim Ekstrak Kunyit Daun Asam

14
Krim ekstrak kunyit dan daun asam merupakan salah satu krim wajah yang
berpotensi mengatasi permasalahan penuaan dini pada wajah. Berdasarkan
penelitian Mulyani et al (2017), menerangkan bahwa kunyit dan asam jawa
berpotensial sebagai anti-aging untuk kulit. Kandungan kunyit dan daun asam
pada krim dapat meningkatkan efektifitas senyawa fenolik kedua campuran
tersebut. Kandungan senyawa fenolik pada krim ekstrak kunyit daun asam sebesar
50 mg GAE/100 mL dan memiliki kemampuan antikolagenase (IC50) sebesar
1.792,75 µg/ml (Mulyani et al., 2017). Formulasi terbaik untuk krim anti-aging
dari kunyit daun asam yaitu ekstrak kunyit daun asam 4%, asam stearat 10.92%,
VCO 3.64%, mineral oil 2.28%, propilen glikol 5%, sorbitol 2.5%, gliserin 2.5%,
setil alcohol 0.92%, tween 80 3.99%, span 80 3.5%, parfum melati 3%, aquades
60.74% (Simamora, 2020).
D.8 Jenis Data
Terdapat berbagai jenis data yang dapat digunakan untuk penelitian ini yaitu
diantaranya:
1. Data primer
Data primer dapat diperoleh dengan cara:
a. Observasi, yaitu dengan mengamati secara langsung objek yang akan
diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran yang nyata dari keadaan
perusahaan.
b. Wawancara atau interview, yaitu dengan melakukan diskusi mautpun
tanya jawab langsung dengan wakil Direktur Utama dan karyawan yang
memiliki informasi yang diperlukan.
2. Data sekunder
Data sekunder dapat diperoleh dengan cara:
a. Proses membaca
b. Penelitian terdahulu seperti jurnal, skripsi, tesis, maupun disertasi sesuai
dengan tema penelitian
c. Mempelajari dan mengambil keterangan yang diperlukan dari buku yang
sesuai dengan tema penelitian.

15
d. Bahan-bahan kuliah serta sumber-sumber data yang lainnya yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti (Emawati, 2007).

E. KERANGKA BERPIKIR DAN KERANGKA KONSEP


E.1 Kerangka Berpikir
Studi kelayakan pembangunan pabrik atau biasa disebut juga dengan studi
kelayakan bisnis merupakan suatu sistem analisa yang digunakan sebagai
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak
dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan (Ibrahim, 2003). Sebelum
memulai suatu bisnis atau wirausaha, sangat penting dilakukannya studi
kelayakan untuk memenuhi target untuk kepuasan seluruh pihak-pihak terkait.
Secara umum aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan bisnis
meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan SDM, dan aspek
finansial.
Dalam dunia bisnis, terdapat berbagai macam sektor industry yang dapat
diciptakan. Pada penelitian ini, sektor industri yang akan diteliti yaitu terkait
industri krim anti-aging. Pemilihan produk krim anti-aging sebagai objek
penelitian didasarkan dari laporan Prescient and Strategic Intelligence (2020),
terkait peramalan atau permintaan pasar periode 2020-2030 dimana produk anti-
aging mengalami pertumbuhan (CAGR) sebesar 8.1% dari perhitungan
pendapatan tahun 2019 yaitu sebesar USD 191.5 miliar. Berdasarkan penelitian
Mulyani et al (2017), menerangkan bahwa kunyit dan asam jawa berpotensial
sebagai anti-aging untuk kulit. Ditemukannya formulasi terbaik untuk krim anti-
aging dari kunyit daun asam yaitu ekstrak kunyit daun asam 4%, asam stearat
10.92%, VCO 3.64%, mineral oil 2.28%, propilen glikol 5%, sorbitol 2.5%,
gliserin 2.5%, setil alcohol 0.92%, tween 80 3.99%, span 80 3.5%, parfum melati
3%, aquades 60.74% (Simamora et al., 2020), menjadikan produk ini berpeluang
untuk diproduksi dalam skala besar (skala pabrik).
Studi kelayakan ini melalui tahap yaitu analisis aspek pasar, analisis aspek
manajemen dan sumber daya manusia, dan aspek teknis untuk selanjutnya
16
diperhitungkan secara keseluruhan pada analisis aspek finansial. Dari analisis
finansial berdasarkan parameter NPV, IRR, PP, BCR, dan analisis sensitivitas
didapatkan keputusan layak atau tidak layaknya bisnis tersebut dilanjutkan.

E.2 Kerangka Konsep Penelitian


Untuk mencapai hasil layak atau tidaknya sebuah usaha dijalankan,
diperlukan penelitian terkait bisnis dari berbagai aspek diantaranya aspek pasar,
aspek teknis, aspek finansial, dan aspek manajemen dan SDM. Aspek pasar ,
aspek manajemen, dan aspek teknis bermuara pada aspek finansial seperti pada
gambar berikut.

Gambar 2. Diagram alir kerangka konsep


F. TUJUAN PENELITIAN
1. Menganalisa kelayakan pembangunan pabrik krim anti-aging berbahan dasar
kunyit dan daun asam berdasarkan aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial,
dan aspek lingkungan.
2. Menentukan kelayakan pembangunan pabrik krim anti-aging berbahan dasar
kunyit dan daun asam berdasarkan aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial,
dan aspek lingkungan.

G. MANFAAT PENELITIAN
17
1. Bahan evaluasi dalam studi dan analisa terkait usaha yang dijalankan.
2. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak investor yang
berminat pada usaha ini.
3. Dapat dijadikan sebagai parameter keputusan untuk membangun pabrik.

H. METODE PENELITIAN
H.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan di daerah Petang, Badung, Bali dan
Laboratorium Teknik dan Manajemen Industri Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Udayana.Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2021
sampai dengan April 2021.
H.2 Responden
Pada penelitian ini, responden yang dipilih merupakan 3 panelis ahli dalam
bidangnya. Hal ini dikarenakan pengumpulan data diperoleh dari pemilik pabrik
atau usaha sejenis yang memiliki pengetahuan terkait usaha tersebut lebih luas.
H.3 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif yang diperoles
melalui data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui
wawancara pemilik pabrik sementara data sekunder diperoleh melalui situs Badan
Pusat Statistik dan beberapa jurnal penelitian terdahulu.
H.4 Variabel Penelitian
Pada penelitian ini mengamati 4 variabel penelitian yaitu aspek pasar,
aspek teknis, aspek finansial, dan aspek lingkungan. Aspek pasar meliputi analisis
pelanggan, segmentasi pasar, analisis pesaing, serta strategi pemasaran. Aspek
teknis meliputi penentuan lokasi pabrik berdasarkan sumber bahan baku, sumber
daya manusia, jumlah mesin dan kapasitas produksi. Aspek manajemen dan SDM
meliputi jumlah tenaga kerja, struktur organisasi, gaji karyawan, serta
produktivitas tenaga kerja. Aspek finansial meliputi perhitungan NPV, IRR, PP,
dan BCR..

H.5 Instrumen Pengumpulan Data


18
Pengumpulan data dilakukan dengan sistem wawancara narasumber
(pemilik usaha) dan literasi dari artikel, situs kelembagaan, maupun jurnal terkait. Comment [LPW1]: Hamper tidak
ada di tinjauan pustaka
H.6 Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, dimulai dari penentuan
lokasi atau objek penelitian, identifikasi masalah dan tujuan penelitian,
penyusunan panduan wawancara, pengumpulan data, pengolahan data melalui
analisis data berdasarkan aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan SDM,
dan aspek finansial, kemudian hasil dari analisis dapat diperoleh. Diagram alir
penelitian ini disajikan seperti pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Diagram alir penelitian studi kelayakan pembangunan pabrik kosmetik


krim anti-aging berbahan dasar kunyit.

H.7 Metode Analisis

19
Analisis data penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis
berdasarkan aspek-aspek berikut ini:
H.7.1 Aspek Pasar
Penentuan peluang pasar dan target penjualan krim anti-aging berbahan
dasar kunyit dan daun asam didapatkan dari selisih antara proyeksi permintaan
(demand) dan penawaran (supply), dan target penjualan diambil sebesar 100%
untuk tahun pertama hingga tahun ketiga, dan untuk tahun selanjutnya mengikuti
tahun ketiga. Data permintaan diperoleh dari data permintaan perusahaan dengan
produk sejenis dan sudah berjalan lebih dahulu (Winantara et al., 2014).

H.7.2 Aspek Teknis


a) Pertimbangan Penentuan Lokasi Pabrik
Untuk mempertimbangkan penentuan lokasi pabrik adalah sebagai
berikut:
 Lokasi pasar, yaitu lokasi dimana pembeli berdomisili. Mengenai pasar
dimana produk akan didistribusikan dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu internasional, nasional, regional dan lokal.
 Lokasi sumber bahan baku. Hal ini sangat berpengaruh di dalam
menentukan lokasi pabrik, semakin mendekati sumber bahan baku
maka biaya yang dikeluarkan akan semakin sedikit.
 Alat transportasi, tersedianya fasilitas – fasilitas transportasi juga dapat
mempengaruhi terhadap lokasi pabrik.
 Buruh dan tingkat upah.
 Pajak dan peraturan pemerintah.
 Lingkungan sosial masyarakat, iklim.
Pemilihan lokasi pabrik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan metode kualitatif karena metode ini memiliki kelebihan dapat
menyelesaikan problem – problem yang sulit untuk dikuantifikasikan.
Adapun prosedur dari penggunaan metode ini adalah:
1) Mengidentifikasikan faktor – faktor yang relevan dan memiliki
signifikasi yang berkaitan dengan proses pemilihan lokasi pabrik.
20
2) Pemberian bobot dari masing – masing faktor yang diidentifikasikan
tersebut berdasarkan derajat kepentingannya.
3) Pemberian nilai untuk masing – masing alternatif lokasi yang
dianalisa. Matriks skor dari setiap faktor dan alternatif lokasi dapat
ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2. Matriks Bobot
No. Kriteria Bobot Lokasi Lokasi Lokasi
Alternatif A B C
1. Supply bahan X1 Y11 Y12 Y13
baku dan bahan
penunjang.
2. Persediaan X2 Y21 Y22 Y23
PDAM.
3. Sarana X3 Y31 Y32 Y33
transportasi.
4. Persediaan X4 Y41 Y42 Y43
jaringan listrik
dan telepon.
5. Tenaga kerja X5 Y51 Y52 Y53
6. Harga jual/sewa X6 Y61 Y62 Y63
tanah
4) Mengalikan bobot dari masing – masing faktor diatas dengan skor
dari tiap – tiap alternatif yang ada.
5) Memperhitungkan dengan formulasi :

Keterangan:
i = 1 sampai dengan 3
j = 1 sampai dengan 3
x = bobot
y = skor
21
Dari hasil total perhitungan perkalian diatas, maka alternatif lokasi
yang
dianggap paling baik adalah alternatif lokasi yang memiliki nilai z
yang terbesar (Nurcahyo, 2011).
H.7.3 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
Usaha krim anti-aging ini merupakan usaha yang baru akan
dibangun maka dari itu struktur organisasi usaha dibuat atau dirancang
sederhana, mengikuti model struktur fungsional dimana model ini
mengelompokkan divisi/bagian yang sama. Selain itu, informasi mengenai
deskripsi kerja dan spesifikasi kerja dari masing-masing jabatan dalam
struktur organisasi usaha, serta memperhatikan struktur jenjang
manajemen, kebutuhan tenaga kerja penting untuk diperoleh melalui
wawancara langsung oleh pendiri perusahaan dan pendiri perusahaan
terdahulu (Winantara et al., 2014).
H.7.4 Aspek Finansial
a) Net Present Value (NPV)
Net Present Value digunakan untuk menghitung nilai uang di masa
yang akan datang dengan nilai uang saat ini. Cara perhitungan NPV
adalah sebagai berikut (Gray,1992):
-
NPV= ∑

Keterangan:
NPV = Net Present Value
Bt = Benefit tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
i = Tingkat suku bunga
t = Tahun ke-t
n = Umur proyek
b) Internal Rate of Return (IRR)

22
Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang menunjukan
persamaan yang ekuivalen dari cash in flow dan cash out flow.
Perhitungan IRR dengan rumus berikut (Gray, 1992):

IRR = i2 + -
-

Keterangan:
IRR = Internal Rate of Return
NPV1 = NPV positif
NPV2 = NPV negative
i1 = tingkat suku bunga pada NPV positif
i2 = tingkat suku bunga pada NPV negative
c) Benefit Cost Ratio (BCR)
Benefit Cost Ratio digunakan untuk mengitung rasio manfaat per satu
rupiah pengeluaran proyek. Perhitungan BCR dapat dilakukan dengan
rumus sebagai berikut (Gray, 1992):
-

BCR = -

Keterangan:
Bt = Benefit tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
i = tingkat suku bunga
t = tahun ke-t
n = umur proyek
d) Payback Period (PP)
Payback period digunakan untuk menghitung periode titik impas.
Perhitungan PP dapat menggunakan rumus sebagai berikut
(Pudjosumartono, 1995):

PP =

Keterangan:

23
I = besar biaya investasi yang dilakukan
Ab = benefit bersih per tahun
e) Break Even Point (BEP)
BEP digunakan untuk menghitung titik impas dari pendapatan dan
komponen biaya. Adapun rumusnya sebagai berikut (Gray, 1992):

BEP -
-

Keterangan:
FC = total biaya tetap
VC = total biaya tidak tetap
S = volume penjualan
f) Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk menghitung sensitivitas beban
pokok penjualan terhadap pendapatan. Analisis sensitivitas dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut (Gittinger, 1986):
-
̅
Analisis Sensitivitas = | -
|
̅

Keterangan:
X1 = NPV/IRR/BCR/PP setelah terjadi perubahan.
X0 = NPV/IRR/BCR/PP sebelum terjadi perubahan.
̅ = Rata – rata perubahan NPV/IRR/BCR/PP.

Y1 = Harga jual/biaya produksi setelah terjadi perubahan.


Y0 = Harga jual/biaya produksi sebelum terjadi perubahan.
̅ = Rata – rata perubahan harga jual/biaya produksi.

H.8 Jadwal Pelaksanaan


Jadwal pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Jadwal pelaksanaan penelitian

24
Bulan
No Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pemilihan tema
2 Penyusunan UP
3 Revisi pembimbing
4 Ujian UP
5 Revisi Penguji
6 Pelaksanaan penelitian
7 Analisis Data
8 Penyusunan Laporan
9 Revisi Laporan
9 Seminar Hasil
10 Revisi & Skripsi

25
DAFTAR PUSTAKA
Abou-Moghli, A.A. dan G.M. Al-Abdallah. 2012. Market analysis and the
feasibility of establishing small businesses. European Scientific Journal.
8(9):94-113.
Atmaja, N.S. and Setyowati, E. 2012. Pengaruh Kosmetika Anti-Aging Wajah
Terhadap Hasil Perawatan Kulit Wajah. Beauty and Beauty Health
Education, 1(1).
Carter, William. K., Usry, Milton. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi Ketigabelas.
Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta.
Gaspersz, V. 2002. Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Gittinger, J.P. 1986. Analisa ekonomi proyek-proyek pertanian. Universitas
Indonesian (UI-Press).
Gunawan K. 2019. Peran studi kelayakan bisnis dalam peningkatan umkm (studi
kasus umkm di kabupaten kudus). BISNIS: Jurnal Bisnis dan Manajemen
Islam. 6(2):101-115.
Goodman, C.M. 1987. The Delphi technique: a critique. Journal Of Advanced
Nursing, 12(6):729-734.
Gray, C. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek. Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Husnan, S. dan S. Muhammad. 2014. Studi Kelayakan Proyek Bisnis.
Yogyakarta: Edisi Kelima, UPP STIM YKPN.
Ibrahim Y. H.M. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Indonesia.
Mulyani, S., B. A. Harsodjuwono dan A.A.G.P. Wiraguna. 2017. The Potential of
Turmeric and Tamarind Leaves Extract (Curcuma domestica Val-
Tamarindus indica L) as Anti-collagenase Cream. Journal of Chemical and
Pharmaceutical Research, 9(12), 111-118.
Munawaroh, S., F.M. Hanifa, N. Wiyono, Y. Hastami, N.D. Kartikasari and B.K.
Hermasari. 2018. Delphi technique: consensus of anatomy circulatory
system core syllabus for medical student. Jurnal Pendidikan Kedokteran
Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education, 7(2):107-117.
26
Mustamin, W.R. 2018. Analisis kelayakan finansial agroindustri dodol strawberry
(studi kasus ud.wisata malino dusun parangbobo desa tonasa kecamatan
tombolo pao kabupaten gowa). Makassar. Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Nurcahyo, D.F. 2011. Analisis kelayakan bisnis (studi kasus di PT. Pemuda
Mandiri Sejahtera). Skripsi. Tidak dipublikasikan. Universitas Indonesia,
Jakarta.
Nurjanah, S. 2013. Studi kelayakan pengembangan bisnis pada PT Dagang Jaya
Jakarta. The Winners, 14(1):20-28.
Prescient and Strategic Intelligence. 2020. Anti-Aging Market Research Report:
By Product (Anti-Wrinkle, Hair Color, Ultraviolet Absorption, Anti-
Stretch Mark), Treatment (Hair Restoration, Anti-Pigmentation, Adult
Acne Therapy, Breast Augmentation, Liposuction, Chemical Peel),
Demography (Generation X, Baby Boomers, Generation Y) - Global
Industry Analysis and Growth Forecast to 2030. 269. . Diakses tanggal:
16 Januari 2021.
Pudjosumartono, M. 1995. Evaluasi Proyek, Uraian Singkat dan Soal Jawab.
Liberty. Yogyakarta.
Rahmadi, E.L. dan L.Y. Bendatu. 2015. Studi kelayakan pendirian perusahaan
opp di kota Sidoarjo. Jurnal Titra. 3(2):123-128.
Santika, Y. 2018. Pengaruh Iklan Kecantikan terhadap Perilaku Pemakaian
Kosmetika Perawatan Anti Aging Pada Ibu Rumah Tangga. Disertasi.
Tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Jakarta, Jakarta.
Sari, R.P. 2019. Studi Kelayakan Bisnis Home Industry Emping Melinjo di 30A
Adirejo Kecamatan Pekalongan Lampung Timur. Disertasi. Tidak
dipublikasikan. Institut Agama Islam Negeri Metro, Lampung.
Sido Muncul. 2018. Laporan keberlanjutan Sido Muncul.
Simamora, V.Y.T.R., S. Mulyani dan B.A. Harsojuwono. 2020. Pengaruh
konsentrasi ekstrak etanol kunyit dan daun asam (curcuma domestica val.-
tamarindus indica l.) terhadap karakteristik krim. Jurnal rekayasa dan
manajemen agroindustri, 8(3):338-347.
27
Soebagyo, A. 2008. Studi Kelayakan Bisnis, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sofyan, I. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sufa, M.F. 2007. Analisis sensitivitas pada keputusan pembangunan meeting hall
untuk minimasi resiko investasi. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 5(3):97-
105.
Sulastri, L. 2016. Studi Kelayakan Bisnis untuk Wirausaha.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisniss Pendekatan Praktis. Yogyakarta: CV
Andi.
Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis: Teknik Menganalisis Kelayakan
Rencana Bisnis secara Komprehensif., Ed ke-2. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Umar H. 2008. Strategic Management in Action, PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Winantara, I.M.Y., Bakar, A.B.U. and Puspitaningsih, R. 2014. Analisis
kelayakan usaha kopi luwak di Bali. Reka Integra, 2(3).

28

Anda mungkin juga menyukai