Anda di halaman 1dari 63

TEKNIK PERAWATAN

MESIN KONVERSI ENERGI 1


KELAS 2E D4 TMPP
JURUSAN TEKNIK MESIN
Oleh
Ir. Budiwiono, M.Pd.
1
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti pembahasan topik, mahasiswa diharapkan:
▪ Mampu menjelaskan sejarah perkembangan teknik
perawatan.
▪ Mampu menjelaskan teknik perawatan modern.
▪ Mampu menjelaskan perbedaan tiga decade perkembangan
teknik perawatan.
▪ Mampu menyebutkan kunci indikator kinerja teknik
perawatan yang berkaitan dengan ketersediaan (availability),
keandalan (reliability), dan kemampu peliharaan
(maintainability).
▪ Mampu menjelaskan yang dimaksud dengan Mean Time
Between Failure (MTBF) dan Mean Time To Repair (MTTR).

2
Pokok Bahasan
1. SEJARAH teknik perawatan.
2. teknik perawatan DAN PERBAIKAN.
3. TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

3
1. Sejarah teknik perawatan
Tiga dekade perkembangan teknik perawatan.
Dekade-I (1930 - PDII) Dekade-II (PDII – 1970) Dekade-III (1970 - kini)

• Belum mekanisasi • Permintaan produk tinggi Berubah drastis dengan:


• Tak ada down time • Pemenuhan TK sulit • New Expectation
• Equipment sederhana • Timbul era mekanisasi industri (tuntutan baru bagi
• Tidak perlu MTC sistematis • Praktisi Industri memperhatikan Fungsi Maintenance).
• Berkisar pada cleaning, Downtime • New research
lubricating, dan routine • Mulai timbul konsep preventive, (tuntutan baru tentang
maintenance overhaul. pola kerusakan, dan
• Non high skill labour • MTC cost naik tajam, shg perlu • New Techniques
fungsi planing and control (teknik baru dalam
• Biaya permesinan mahal→ praktek maintenance).
perlu memaksimumkan
pemakaian mesin

4
Kondisi Kerja Praktisi Maintenance
Tiga dekade perkembangan teknik perawatan.
Dekade-I (1930 - PDII) Dekade-II (PDII – 1970) Dekade-III (1970 - kini)

• Para praktisi hanya melakukan pendekatan • Dilakukan dengan pola


secara parsial, kerja yang strategis.
• Dengan menghindari kegagalan demi kegagalan • Menerapkan pola yang
paling menguntungkan
• Fungsi maintenance bekerja seperti pemadam
secara terpadu.
kebakaran.
• Menghindari
• Misi utama praktisi maintenance adalah kerusakan yang
mengerjakan banyak perbaikan mengakibatkan
kerugian QCDSM.
• Memperbaiki cepat
dan menjaga fungsi
peralatan pada
kapasitas dan kualitas
5
yang tinggi dengan
biaya serendah
mungkin
MODERN MAITENANCE

Modern
maintenance is not
to repair broken
equipment rapidly

But
Modern maintenance
management is to keep the
equipment running at high
capacity, produce quality
products, and at the lowest
cost possible
6
DO YOU OPERATE THE PLANT ?
OR
DOES THE PLANT OPERATE YOU ?

7
DO NOT JUST TALK
ABOUT GOOD
MAITENANCE
but
PRACTICED IT !!!

8
Prosedur dan Strategi Pemeliharaan

Tujuan dari pemeliharaan adalah:


1. Menjaga agar unjuk kerja dan
availability fasilitas terjaga dan
terencana.
2. Pelaksanaannya dilakukan
dengan ongkos serendah
mungkin.
Why does maintenance exist ?
Because of repairing broken/ damaged equipment
OR
Keeping equipment into operation and making
quality products?
9
Objectives of Maintenance it to keep up planned
availability performance at the lowest cost
above all within the safety descriptions

▪ teknik perawatan modern tidak hanya


berkonsentrasi pada pekerjaan perbaikan
peralatan yang sedang rusak,
▪ Melainkan juga menyusun suatu perencanaan
agar fasilitas produksi dapat berjalan sesuai
dengan jadwal dan kualitas yang direncanakan
oleh Production Planner.
▪ Untuk itu Produksi "membeli” performansi/
kondisi peralatan yang dijual oleh Maintenance
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
10
2. teknik perawatan DAN PERBAIKAN
AND
PRODUCTION MAINTENANCE

PRODUCTION MAINTENANCE
BUY SELL

WHAT DOES PRODUCTION BUY


FROM MAINTENANCE?
11
Konsep teknik perawatan dan Perbaikan

Mean Time Between Failures (MTBF)


Availability=
Mean Time Between Failures (MTBF) + Mean Time To Repair (MTTR)

Reliability Maintainability

The objective is to improve and maximise availability:


➢ Increasing MTBF: rerata waktu antara rusak satu dengan rusak berikutnya
➢ Decrease MTTR: rerata waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki mesin rusak
➢ Availability Machine (kesiapan mesin) adalah kondisi mesin yang setiap saat
dapat di operasikan secara memadai.

Mean Time Between Failures (MTBF)


Availability=
Mean Time Between Failures (MTBF) + Mean Time To Repair (MTTR)

12
Konsep teknik perawatan dan Perbaikan
Tujuan dari penerapan Konsep teknik perawatan adalah:
1. Memperbaiki Availability Machine (kesiapan mesin). Maksudnya
adalah mesin yang ada di perusahaan setiap saat harus siap di
operasikan/ digunakan. Untuk itu mesin harus diperbaiki
keandalannya (reliability) nya.
2. Reliability adalah keandalan mesin, maksudnya adalah mesin yang
handal saat dioperasikan tidak pernah rusak atau rewel atau
menghasilkan produk yang cacat, dan seterusnya. Itu kondisi ideal
yang diinginkan pengusaha. Disinilah posisi meant time between
failure (MTBF) atau rerata waktu antara rusak satu dengan rusak
berikutnya memegang posisi kunci atau sebagai Kinerja Kunci
teknik perawatan.
3. Maintainability (kemampu peliharaan). Maintainability adalah
kemudahan mesin untuk dipelihara. Idealnya mesin itu kalua rusak
maka sangat cepat proses perbaikannya. Disinilah posisi mean
time to repair (MTTR) atau rerata waktu perbaikan mesin menjadi
Kinerja Kunci teknik perawatan.

13
Konsep teknik perawatan dan Perbaikan

Failure
Rate Mean Time To
Repair (MTTR)
Mean Time Between Failure (MTBF)

Ideal time to maintain

Economic Operation Risk Time


Less Uneconomic Operation
Uneconomic Operation
Order Spare Parts here Lead time for
spares
Aim for increased Availability:
Increasing MTBF = Reliability through better DESIGN
Reducing MTTR = Maintainability through better WORK
PLAN
14
Maintenance Cost
The product gives
the income
Maintenance costs
money
BUT
Maintenance which
is not carried out,
will cost even more
money !!!

15
Bagaimana mengukur efisiensi dari maintenance ?
1. Maintenance Costs
2. Availability Performance
3. Pemenuhan syarat keselamatan

• Maintenance dan hasil-hasilnya dapat


dibandingkan sebagai sebuah gunung es di atas
lautan.

• Permasalahan yang terlihat diantaranya adalah


direct maintenance cost, sedangkan yang tidak
terlihat diantaranya adalah berupa kerugian
seperti :

16
MAINTENANCE PROBLEM ICEBERG

MAINTENANCE COST

Capital Capacity Lost


Cost Losses Market

Quality Energy Production


Losses Losses Losses

Work Increased
Environment Investment

17
• Quality Losses,
Kerugian akibat menurunya kualitas produksi yang
disebabkan oleh tidak terjaminnya performansi peralatan.
Perusahaan harus mengganti kerugian berupa menurunnya
kualitas produk seperti konsekuensi dengan harga yang
murah atau ongkos perbaikan barang.

• Energy Losses,
Konsumsi tenaga yang lebih besar bila peralatan tidak
terpelihara dengan baik. Contoh mobil yang tidak pernah di
"tune up" akan mempunyai gejala boros. Hal ini dikarenakan
adanya beberapa katup pada karburator dan mesin yang
harus disetel.

18
• Capital Cost,
Apabila pemeliharaan sangat sedikit dilaksanakan,
banyak sedikit kemungkinan untuk terjadinya
kerusakan. Kerusakan seringkali berhubungan
dengan penggantian suku cadang dan
berhubungan dengan inventory atau stock dari
suku cadang. Untuk mengadakan suku cadang
membutuhkan capital cost yang cukup tinggi.
• Production Losses,
Producion Losses adalah kerugian-kerugian yang
terjadi pada permasalahan produksi akibat
maintenance yang tidak baik.

19
• Capacity Losses
Akibat pemeliharaan yang tidak baik,
peralatan seringkali rusak dan dalam hal ini
kapasitas produksi menjadi berkurang akibat
waktu yang hilang untuk menunggu
perbaikan dan perbaikan itu sendiri.

• Work Envinronment,
Keamanan dan kenyamanan bekerja menjadi
rendah, sehingga mempengaruhi motivasi
kerja operator menjadi malas-malasan, atau
sering sakit yang akhirnya mempengaruhi
kecepatan dan bahkan kualitas produksi.
20
• Lost Market
Dengan hilangnya waktu akibat kerusakan yang tidak terduga,
dan bahkan perbaikan pada produk untuk mencapai kualitas
yang diinginkan, akan menyebabkan terlambatnya produk
masuk ke dalam pasar.

• Increased Investment, (decrease of equipment life)


Pada sisi peralatan, maintenance yang kurang baik akan
menyebabkan umur peralatan menjadi rendah dan bahkan
menuntut penggantian seluruh peralatan yang baru yang
membutuhkan biaya yang lebih besar daripada biaya
pemeliharaan.

21
1. Direct Maintenance Cost
2. Indirect Maintenance Cost

• Direct Maintenance Cost lebih mengarah kepada


performansi pekerjaan peralatan

• Sedangkan Indirect Maintenance Cost lebih


mengarah kepada kerugian-kerugian yang
disebabkan karena interupsi pada pekerjaan
maintenance.
• Yang termasuk sebagai Direct Maintenance Cost
antara lain adalah

22
• Wages and salaries
1. Labor cost for Corrective Maintenance
2. Labor cost for Preventive Maintenance
3. Labor cost for Reconditioning

• Material spare parts cost


1. Material/spare parts cost for CM
2. Material/spare parts cost for PM
3. Material/spare parts cost for Reconditioning

• Administration cost
1. Cost for Training of Maintenance Personel
2. Contracted work forces
3. Maintenance Equipment Cost

23
Maintenance Cost

Direct maintenance costs: Indirect maintenance


costs:
▪ Wages and salaries Loss of revenue
other
▪ Material costs losses as a result of
▪ Administration costs interruption to
production
▪ Costs for training as a result of
maintenance
▪ Spare part cost
▪ Contracted work forces
▪ Modifications costs

24
High indirect maintenance cost often reflects low
PROSEDUR PEMELIHARAANavailability
Cost MAINTENANCE

Corrective Preventive Improvement


Maintenance Maintenance Maintenance

Unplanned Planned Direct Indirect Design Life Time


CM CM PM PM Out Extention

Time
Indirect maintenance
Subjective cost
Objective
Direct maintenance cost 25
PROSEDUR PEMELIHARAAN

MAINTENANCE

Corrective Preventive Improvement


Maintenance Maintenance Maintenance

Unplanned Planned Direct Indirect Design Life Time


CM CM PM PM Out Extention

Subjective Objective
26
Kerusakan dapat disebabkan oleh beberapa hal
yaitu:
• Umur dari komponen
• Salah pengoperasian
• Tidak terpelihara
• Salah design
• Kejadian yang tidak dapat diduga

Kebijakan Maintenance (maintenance policy)


• Bertujuan kepada efisiensi dan efektivitas kerja

27
Kebijakan Maintenanace

Kebijakan tradisional : Kebijakan modern:


• Reactive Maintenance • Proaktif Maintenance
• Bertindak apabila mesin telah • Melakukan perencanaan
mengalami kerusakan perbaikan sebelum
peralatan tersebut rusak
• Kelemahannya adalah
atau sebelum peralatan
kerusakan yang sama dapat
terjadi berulang-ulang dan tidak dapat melakukan
jumlahnya sering tidak bisa fungsinya.
dikontrol.
• Fire Fighting atau Fire Brigade

28
Preventive Maintenance (PM)
• Mencegah terjadinya kerusakan mesin selama
pemakaian untuk berproduksi, dimana kerusakan
ini biasanya terjadi tanpa memberikan tanda-
tanda sebelumnya sehingga mesin terpaksa
berhenti secara tiba-tiba.

Corrective Maintenance (CM)


• Kegiatan pemeliharaan untuk mengatasi semua
kegiatan yang dimaksudkan untuk membetulkan
atau memperbaiki (to repair) kerusakan pada
peralatan

29
PM vs CM
Preventive Maintenance (PM) Corrective Mainteance (CM)

Diperhitungkan sejak design Disebut juga Emergency maintenance


atau break down maintenance.
Pembentukan repair team Dilakukan pada saat ada tanda-tanda
kerusakan. Break-down maintenance
dilakukan pada saat peralatan sudah
berhenti
Pengadaan perlengkapan, perencanaan, Biasanya pekerjaan darurat sudah
dan perbaikan dilaksanakan sebelum mesin benar-
benar berhenti.
Pelaksanaan PM ada empat (4) Pelaksanaan CM dibagi jadi dua (2)
tindakan: kelompok yaitu:
1. Time directed yaitu tindakan 1. Planned CM dilakukan apabila telah
langsung pada sumber kerusakan. diketahui sejak dini kapan peralatan
Contoh overhaul dan penggantian yang harus diperbaiki/disetup,
suku cadang sehingga dapat dipersiapkan sejak
awal dan mampu untuk dikontrol.

30
PM vs CM
Preventive Maintenance (PM) Corrective Mainteance (CM)

Pelaksanaan PM ada empat (4) Pelaksanaan CM dibagi jadi dua (2)


tindakan: kelompok yaitu:
2. Condition directed tindakan 2. Unplanned CM dilakukan apabila
“pendeteksian” untuk mencegah mesin/peralatan telah benar-benar
terjadinya kerusakan atau gejala mati, atau dalam keadaan darurat.
kerusakan.
3. Direct PM adalah tindakan yg Sehingga sifat aktifitas ini selalu
memberikan efek kepada peralatan segera (urgent) dan sulit untuk
secara langsung. Contoh: cleaning, dikendalikan yang mengakibatkan
lubricating, spareparts routine ongkos menjadi tinggi.
raplacement. Proses ini juga biasa Do we operate the plant or does the
disebut Fixed Time Maintenance plant operate us?
(FTM)

31
PM vs CM
Preventive Maintenance (PM) Corrective Mainteance (CM)

4. Indirect PM merupakan aktivitas yang tidak


mengakibatkan efek secara langsung dari kondisi
peralatan. Kegiatan ini seperti melakukan
monitoring peralatan. Istilah ini disebut dengan
Condition Based Maintenance (CBM).
Pelaksanaannya dibagi menjadi dua sbb:

1. Subjective Monitoring dilakukan dengan


mendengarkan, melihat, menyentuh,
merasakan, dan menduga-duga kondisi
mesin.
2. Objective Condition Monitoring:
Menggunakan alat selain sense. Misalnya
alat-alat ukur dan dengan cara off-line
condition monitoring yaitu mematikan
peralatan dan menggunakan alat kemudian
menginterpretasi kondisi mesin. Continuous
monitoring yaitu menggunakan suatu alat
dengan sensor sehingga apabila terdapat
kesalahan maka akan memberikan informasi.
32
Preventive Maintenance (PM) Corrective Mainteance (CM)

PREVENTIVE CORRECTIVE
MAINTENANCE MAINTENANCE

Indirect Direct UNPLANNED PLANNED

• Breakdowns • Planned
Condition • Emergency Maintenance
Based Fixed Time
repair • Prepared
Bases
• Urgent properly
Detection of • Not possible to • Possible to
failure before • Cleaning, control
lubrication, control
breakdown • You control
• You are
• Fixed Time the equipment
controlled by
Replacement
the equipment

33
PLANNED CORRECTIVE MAINTENANCE
MAINTENANCE

Corrective Preventive
Maintenance Maintenance

Unplanned/ Planned/ Indirect Direct


• Cleaning
Break Down Controlled Condition
• Lubricating
Monitoring • Programmed
Replacements and
Expensive • Reduced Cost for Repairs
Maintenance maintenance
Low Availability • Increased Availability
Decreased
Preventive Maintenance • Corrective
• Reduced number of break Result :
downs and urgent repairs
maint creased
• Increased availability performance and efficiency
• More planning and control of • Availability
• Decreased cost for maintenance
corrective maintenance
34
Improvement Maintenance:

• Istilah perawatan perbaikan digunakan apabila


tindakan memodifikasi peralatan untuk
memperbaiki kondisinya.
• Modifikasi beberapa komponen dari suatu
peralatan dengan tujuan:
• Memperpanjang umur komponen
• Meningkatkan nilai teknologi
• Komponen sudah obsolete

35
Prosedur Pemeliharaan Untuk menyusun Strategi
Pemeliharaan

• Operate To Break Down (OTBD)


• Fixed Time Maintenance (FTM)
• Condition Based Maintenance (CBM)
• Design Out Maintenance (DOM)
• Life Time Extension (LTE)
• Redundancy (RED)

36
Operate To Break Down (OTBD)

• Peralatan dioperasikan hingga berhenti karena rusak (break


down)
• Pemeliharaan dilakukan dengan Unplanned Corrective
Maintenance
• Cost of Down Time sangat tinggi
• Kadang kala prosedur maintenance ini terpaksa dilakukan
karena alasan teknis atau ekonomis pada peralatan tertentu
saja.

Fixed Time Maintenance (FTM)


• Mesin atau alat harus dihentikan sesuai jadwal untuk kegiatan
maintenance, tanpa memperdulikan jadwal produksi.
• Jadwal perbaikan ini ditentukan berdasarkan Life Time dari
peralatan. Life time ini dapat diperkirakan dan diramalkan
sebelumnya.

37
FTM merupakan dasar dari kegiatan Preventive
Maintenance
Hasil dari FTM ini masih belum memuaskan karena :
• Ada kemungkinan part diganti terlalu dini sehingga
memerlukan biaya yang sebenarnya masih belum
perlu.
• Ada kemungkinan part sudah terlebih dahulu rusak
(break down) sehingga menimbulkan down time
cost tinggi.

38
Condition Based maintenance (CBM)
• Prosedur ini dapat dianggap sebagai just in
time maintenance
• Langkah-langkah yang dilakukan
• Menemukan kerusakan dini, sebelum
kerusakan tsb menjadi parah, yang
mengakibatkan mesin berhenti.
• Merencanakan jadwal perbaikan, sehingga
dapat dikompromikan dengan jadwal
produksi.
• Melakukan perbaikan yaitu Planned
Corrective Maintenance

39
Design Out Maintenance (DOM)
• Prosedur ini diambil dengan tujuan
menghilangkan kejadian kerusakan yang
berulang-ulang (repetitive failur).
• Kerusakan seharusnya tidak terjadi lagi.
• Kegiatan ini seharusnya sudah diantisipasi
sejak awal pada tahap ide, tahap spesifikasi dan
tahap perancangan alat (lihat tahap perjalanan
dari suatu alat).

40
Life Time Extension (LTE)
• Bertujuan untuk memperpanjang umur dari suatu alat.
• Dengan cara memodifikasi alat atau komponen. Kegiatan
ini disebut dengan Improvement Maintenance

Redundancy (RED)
• Menyediakan mesin atau komponen yang diinstalasi
secara paralel dengan mesin atau komponen sejenis.
• Mesin "cadangan" ini beroperasi apabila mesin "utama"
nya mati.
• Prosedur ini sangat mahal karena harus menyediakan
dobel investasi.
▪ Tetapi apabila mesin berhenti secara tiba-tiba dan
menyebabkan down time cost yang sangat mahal, maka
prosedur ini seharusnya masih ekonomis

41
STRATEGI PEMELIHARAAN
• Strategi maintenance harus berdasarkan suatu tujuan yaitu:
• Kerusakan yang tidak terencana (unplanned break down) harus
dihindari.

Berikut ini ada beberapa pola berfikir apabila terjadi


kerusakan :
• Dapatkah CBM digunakan selama mesin beroperasi?
• Apabila tidak dapat dilakukan, maka lakukan CBM pada saat
mesin tidak beroperasi.
• Dapatkah CBM digunakan selama mesin tidak beroperasi?
• Apabila tidak dapat dilakukan, maka kerjakan FTM.
• Dapatkah FTM dilaksanakan?

42
• Bila internal diantara kerusakan sulit untuk ditemui
polanya, maka lakukan OTBD dan apabila secara
ekonomis masih menguntungkan coba lakukan
RED.

• Apabila prosedur maintenance lainnya tidak dapat


dilakukan, maka tindakan yang dapat dilakukan
adalah RED selama secara ekonomis masih
menguntungkan.

• Apabila secara ekonomis RED tidak


menguntungkan, maka satu-satunya prosedur yang
dapat dilakukan untuk menjalankan maintenance
adalah OTBD. Kadangkala OTBD dilakukan karena
harga alat atau komponen sangat murah dan tidak
menyebabkan production loss.

43
OTBD
Total Down Production
Time Down Time

FTM
Total Down Production
Time Down Time

CBM

Total Down Production


Time Down Time
44
MERUBAH UNPLANNED JOBS MENJADI
PLANNED JOBS
• Salah satu sasaran teknik perawatan adalah
mengutamakan pekerjaan yang direncanakan
dan meminimasi pekerjaan pekerjaan yang tidak
direncanakan.

• Untuk mencapai sasaran tersebut, maka semua


pekerjaan yang sifatnya unplanned harus segera
dicermati dan dianalisis agar dapat diubah
menjadi planned.

45
MENGGUNAKAN CONDITION MONITORING

• Aktivitas untuk mengetahui kondisi peralatan dengan


cara mendeteksi kerusakan dini yang mana
merupakan tahap awal dari pertumbuhan kerusakan.

• Dengan mengetahui kerusakan dini, dapat


direncanakan dan dijadwalkan pekerjaan
pemeliharaan sebelum peralatan menjadi berhenti.

46
• Dengan kegiatan monitoring, kegiatan yang tidak
terencana menjadi pekerjaan yang terencana.

• Direct Preventive Maintenance akan mengurangi


jumlah kerusakan, yang mana akan menurunkan
Down Time.

• Indirect Preventive Maintenance misalnya


Condition Monitoring, adalah dasar untuk
maintenance yang terencana.

47
MEMANFAATKAN MAINTENANCE WINDOWS

• Sasaran dari aktivitas CM adalah mengusahakan


sebanyak mungkin pekerjaan yang terencana
(planned job)

• Perbedaan Repair Time pada pekerjaan yang tidak


terencana adalah 3 kali lebih besar dari pada
pekerjaan terencana

• Untuk itu perlu koordinasi dengan production


planning untuk menyusun jadwal maintenance
dan atau jadwal produksi

48
• Tidak setiap waktu dalam jadwal produksi
selalu beroperasi, melainkan ada kesempatan
dimana mesin tidak beroperasi misalnya.

• Saat penggantian tools atau dies

• Pergantian jenis produk

• Pergantian shift

• Housekeeping, dll

49
UTILISING MAINTENANCE WINDOWS:

Chang of Chang of Chang of Chang of


tools tools tools tools

PRODUCTION PLANNING

MARKET

50
• Maintenance Windows dapat dilaksanakan
apabila kerusakan sudah dideteksi lebih dini
sebelum terjadi kerusakan parah yang
menyebabkan produksi berhenti (breakdown)

• Berikut ini digambarkan bagaimana


merencanakan produksi dimana pada saat
operasional terdapat beberapa kesempatan untuk
berhenti karena alasan seperti dicontohkan pada
gambar sebelumnya.

51
MAINTENANCE & PRODUCTION PLANNING
Production Planning

PRODUCTION

Maintenace planning
52
Production Planning

PRODUCTION

Maintenace planning

53
3. TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

Apa Total Productive Maintenance (TPM) itu ?


TPM adalah kegiatan pemeliharaan yang produktif dan
dilaksanakan oleh seluruh jajaran dalam perusahaan.

a. Total Effectiveness :
Berusaha untuk mencapai tingkat efisiensi ekonomis
atau keuntungan ekonomis

b. Total PM (preventive Maintenance)


menitikberatkan tindakan pencegahan untuk mencapai
biaya pemeliharaan yang rendah selama pemakaian,
mulai dari tahap disain fasilitas dan selama tahap
pemakaian dengan meningkatkan maintainability,
termasuk pelaksanaan prenventive maintenance. 54
c. Total Participation
Adalah suatu kegiatan produksi yang melibatkan
partisipasi dari seluruh fungsi yang ada, sehingga
dapat terlaksananya autonomous maintenance
atau pemeliharaan swatanta oleh operator dan atau
kegiatan small group activity lainnya.

55
FASILITAS PRODUKSI
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN

Produksi TPM Maintenance

FASILITAS PRODUKSI

56
▪ KLASIFIKASI PEKERJAAN PEMELIHARAAN MESIN

• Pembersihan (Cleaning)

• Pelumasan (Lubricating)

• Pemeriksaan (Inspection)

• Pengaturan/ Penyetelan (Adjustment)

• Penggantian (Replacement)

• Rawatan Bongkar (Overhauling )

• Mencari/ Memecahkan Kerusakan (trouble


shooting )
57
TIGA MACAM TINDAKAN PEMELIHARAAN
PRODUKSI MAINTENANCE

C. Perbaikan Mesin C. Pengembangan (Improvement)

• Teknologi pemeliharaan
• Perbaikan minor
• Penetapan standar pemeliharaan
• Melaporkan break down
• Sistem informasi teknik analisa
secepatnya kegiatan
• Membantu fungsi pemeliharaan • Kerjasama dengan vendor
mengenai spare part

58
TIGA MACAM TINDAKAN PEMELIHARAAN
PRODUKSI MAINTENANCE

A. Pencegahan Kerusakan A. Mengarahkan dan membantu


Operator
• Mengoperasikan dengan benar
• Menjaga kondisi dasar mesin • Pembuatan petunjuk
• Melakukan pengaturan seperlunya pemeliharaan
• Mencatat data break down. • Membantu secara operasional
• Bekerjasama dengan fungsi
pemeliharaan B. Meningkatkan daya pemeliharaan
(maintainability)
B. Pengukuran kerusakan dengan
menggunakan 5 indra • Efektifitas dan efisiensi
pemeliharaan
• Melaksanakan pemeriksaan harian • Kemampuan teknik perawatan
• Melaksanakan pemeriksaan secara
periodik

59
JOB CATEGORY AND TECHNICAL SKILL REQUIREMENT

Tingkat
Keterampilan

Aktivitas dilakukan oleh


teknisi pemeliharaan

Aktivitas yang dialihkan ke Operator

Clean Lube Inspect Adjust Replace Overhaule Trshoot

60
FALSAFAH DAN TUJUAN TPM
Pelaksanaan TPM dilandasi oleh semangat tata graha
(house keeping), 5S/5R/5P :

5S 5R 5P
1. SEIRI 1. RINGKAS 1. PEMILAHAN
2. SEITON 2. RAPI 2. PENATAAN
3. SEISO 3. RESIK 3. PEMBERSIHAN
4. SEIKETSU 4. RAWAT 4. PEMANTAPAN
5. SHITSUKE 5. RAJIN 5. PEMBIASAAN

61
DEFINISI 5P :

Budaya tentang bagaimana


seorang memperlakukan
tempat kerjanya secara benar,
sehingga dapat diciptakan
kemudahan dalam bekerja.

62
TUJUAN 5P :
1. Effisiensi Kerja (optimalisasi sumber daya).
2. Produktivitas Kerja (peningkatan nilai tambah
pada hasil kerja).
3. Kualitas Kerja (Kesesuaian hasil kerja terhadap
kebutuhan).
4. Keselamatan Kerja (pekerjaan dapat dilakukan
secara aman dan selamat).
5. Meningkatkan Modal dan Disiplin Kerja.
6. Kenyamanan Kerja.

63

Anda mungkin juga menyukai