2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan tentang “Kecerdasan dalam
Berwirausaha”. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk
menambah wawasan tentang pengetahuan secara meluas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini Sangat jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami
menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih
baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 3
BAB II PEMABAHASAN...................................................................................... 4
2.1 Pengertian Kecerdasan dalam Berwirausaha................................................. 4
2.2 Kecerdasan Finansial ..................................................................................... 6
2.2.1 Pengertian Kecerdasan Finansial ............................................................ 6
2.2.2 Mengapa Kita perlu Menguasai Kecerdasan Finansial? ......................... 7
2.2.3 Tujuan Mempelajari Kecerdasan Finansial............................................. 8
2.2.4 Prinsip Dasar Kecerdasan Finansial........................................................ 8
2.3 Kecerdasan Adversitas .................................................................................. 9
2.3.1 Konsep Dasar Kecerdasan Adversitas .................................................... 9
2.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Adversitas ................ 13
2.3.3 Tingkatan dalam Kecerdasan Adversitas .............................................. 15
2.4 Kecerdasan Nalar......................................................................................... 16
2.4.1 Pengertian Kecerdasan Nalar ................................................................ 16
2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Nalar .................................... 17
2.4.3 Ciri-ciri Kecerdasan Nalar .................................................................... 18
2.5 Kecerdasan Emosional ................................................................................ 19
2.5.1 Pengertian Kecerdasan Emosional........................................................ 19
2.5.2 Faktor Kecerdasan Emosional .............................................................. 22
2.6 Kecerdasan Spiritual.................................................................................... 23
2.6.1 Pengertian Kecerdasan Spiritual ........................................................... 23
2.6.2 Ciri-ciri dan Aspek Kecerdasan Spiritual ............................................. 24
2.6.3 Indikator Kecerdasan Spiritual.............................................................. 25
ii
2.7 Jenis Kecerdasan Penunjang........................................................................ 27
BAB III PENUTUP............................................................................................... 30
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 30
3.2 Saran ............................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Individu yang memiliki kecerdasan otak atau memiliki gelar tinggi belum
tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Bahkan sering kali seseorang yang
berpendidikan formal lebih rendah malah lebih sering berhasil. Kebanyakan
program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal (IQ) saja, padahal yang
diperlukan sebenarnya adalah bagaimana mengembangkan kecerdasan hati, seperti
ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi yang kini telah menjadi
dasar penilaian baru. Saat ini begitu banyak orang berpendidikan dan tampak begitu
menjanjikan, namun kariernya terhambat atau lebih buruk lagi, tersingkir, akibat
rendahnya kecerdasan emosional mereka.
1
2
kesadaran mengenai perasaan milik sendiri dan juga perasaan milik orang lain. EQ
memberikan rasa empati, cinta, motivasi, dan kemampuan menanggapi kesedihan
atau kegembiraan secara tepat. EQ merupakan persyaratan dasar dalam
menggunakan IQ secara efektif (Goleman, 2000:13).
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu kecerdasan dalam berwirausaha.
2. Mengetahui apa itu kecerdasan finansial.
3. Mengetahui apa itu kecerdasan adversitas.
4. Mengetahui apa itu kecerdasan nalar.
5. Mengetahui apa itu kecerdasan emosional.
6. Mengetahui apa itu kecerdasan spiritual.
BAB II
PEMABAHASAN
Kecerdasan atau yang biasa disebut dengan inteligensi berasal dari bahasa
Latin “intelligence” yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain
(to organize, to relate, to bind together). Bagi para ahli yang meneliti, istila h
inteligensi memberikan bermacam-macam arti. Menurut mereka, kecerdasan
merupakan sebuah konsep yang bisa diamati tetapi menjadi hal yang paling sulit
untuk didefinisikan. Hal ini terjadi karena inteligensi tergantung pada konteks atau
lingkungannya.
4
5
uang. Lebih tepatnya adalah sudut pandang kita terhadap uang (Financial
Mindset) yang akan mempengaruhi hidup kita tentang uang tersebut.
diputar sedemikian rupa sehingga daya belinya tetap dapat menutupi peluang
berkurangnya nilai uang oleh inflasi. Salah satu cara untuk menjaga daya beli
adalah dengan menerapkan prinsip “belah kue”. Prinsip ini berkaitan erat konsep
nilai waktu dari uang dan prinsip penambahan nilai. Pada kenyataannya, seluruh
prinsip, konsep, atau metode pengelolaan keuangan ditujukan untuk
menegakkan prinsip penambahan nilai uang (the principle of value additivity).
Prinsip ini menyatakan bahwa nilai keseluruhan adalah sama dengan totalitas
nilai setiap bagian, atau nilai sistem adalah nilai total penambahan sub-sub
sistem. Prinsip ini adakalanya disebut sebagai hukum perlindungan nilai (the law
of the conservation of value). Nilai uang dilindungi dari inflasi. Prinsip ini
memandu untuk selalu berpikir positif tentang peluang selalu munculnya nilai
positif arus kas atau keuntungan dari masa depan atas suatu aktivitas bisnis yang
dilakukan. Dengan kata lain, selalu diasumsikan bahwa nilai yang mungkin
muncul selalu bertambah.
1. Kendali (Control)
yang terpenting dari dimensi ini adalah sejauh mana individu dapat merasakan
bahwa kendali tersebut berperan dalam peristiwa yang menimbulkan kesulitan
seperti mampu mengendalikan situasi tertentu dan sebagainya. Kemampuan
individu dalam mempengaruhi secara positif suatu situasi, serta mampu
mengendalikan respon terhadap situasi, dengan pemahaman awal bahwa sesuatu
apapun dalam situasi apapun individu dapat melakukannya. Dimensi ini
memiliki dua fase yaitu pertama, sejauh mana seseorang mampu mempengar uhi
secara positif suatu situasi? Kedua, yaitu sejauh mana seseorang mampu
mengendalikan respon terhadap suatu situasi? Kendali diawali dengan
pemahaman bahwa sesuatu, apapun itu, dapat dilakukan.
3. Jangkauan (Reach)
apabila lama masalah yang dihadapi maka intensi yang ada dalam diri individ u
menjadi rendah.
1. Faktor Internal
a) Genetika
Warisan genetis tidak akan menentukan nasib seseorang tetapi pasti ada
pengaruh dari faktor ini. Beberapa riset-riset terbaru menyatakan bahwa
genetika sangat mungkin mendasari perilaku. Yang paling terkenal adalah
kajian tentang ratusan anak kembar identik yang tinggal terpisah sejak lahir
dan dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Saat mereka dewasa, ternyata
ditemukan kemiripan-kemiripan dalam perilaku.
b) Keyakinan
c) Bakat
e) Karakter
f) Kinerja
Merupakan bagian yang mudah dilihat orang lain sehingga seringkali hal ini
sering dievaluasi dan dinilai. Salah satu keberhasilan seseorang dalam
menghadapi masalah dan meraih tujuan hidup dapat diukur lewat kinerja.
g) Kecerdasan
h) Kesehatan
2. Faktor Eksternal
a) Pendidikan
b) Lingkungan
a) Quitters
b) Campers
c) Climbers
1. Faktor keturunan, faktor ini didasari dari sudut pandang biologis dimana
masing- masing individu lahir memiliki gen yang berbeda.
2. Latar belakang sosial ekonomi, misalnya pendapatan keluarga, pekerjaan
orang tua, dan faktor lain yang mempengaruhi taraf inteligensi individu dalam
usia 3 tahun sampai remaja.
18
Orang yang berpikir secara induktif perlu “keluar” dari informasi yang
diberikan, untuk mengetahui atau menemukan aturan-aturan maupun prinsip
dari beberapa peristiwa yang spesifik.
Emosi yaitu suatu reaksi kompleks yang mengait satu tingkat tinggi
kegiatan dan perubahan-perubahan secara mendalam serta dibarengi dengan
perasaan (feeling) yang kuat atau disertai dengan keadaan efektif. Sedangkan
menurut Chaplin, emosi adalah suatu keadaan yang terangsang dari organisme
mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya, dan
perubahan perilaku. Emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku
yang mengarah (approach) atau menyingkir (avoidance) terhadap sesuatu.
Emosi bisnis bagi seorang wirausahawan sangat penting, dalam hal ini
emosi yang bersifat positif. Emosi dapat memacu seseorang untuk melakukan
proses kreativitas dan inovasi. Emosi yang utama dalam kesuksesan wirausaha
adalah antusiasme. Emosi pun dapat mengaktifkan nilai-nilai etika serta
mendorong dan mempercepat penalaran pikiran seseorang dalam menjalanka n
aktivitas bisnis. Emosi pun dapat memotivasi dan membuat seseorang merasa
lebih hidup.
Dalam bahasa latin, emosi disebut motus anima yang artinya “jiwa yang
menggerakkan kita”. Banyak para pelaku wirausaha yang belum menyadari dan
menghargai peran penting dari emosi. Orang terkadang menyikapi arti dari
emosi sebagai makna konvensional, dalam arti emosi adalah suatu kelemahan
dan tidak boleh ada dalam kegiatan bisnis, bahkan orang cenderung untuk
menghindari orang yang emosional. Pikiran emosional dapat menyebabkan
seseorang bereaksi, bukan karena berpikir. Hanya bentuk pikiran dan kata-kata
tanpa emosi yang sering lebih diperhatikan. Padahal emosi menurut praktisi
wirausaha merupakan sebuah sumber energi dan bisa dikatakan energi adalah
bahan-bakar.
Bisnis tanpa disertai dengan emosi seolah tidak memiliki gairah. Hal
tersebut yang membuat individu tidak memiliki nyali serta keberanian untuk
melakukan kegiatan berwirausaha, apalagi bersaing dengan wirausahawan lain
yang sama-sama menjual produk yang sejenis. Mereka yang bisa eksis dan
bertahan dalam melakukan usaha bisnis adalah mereka yang menang dalam
persaingan.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang mempenga r uhi
kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dua sumber yaitu segi jasmani
dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan kesehatan individ u,
apabila fisik dan kesehatan seseorang dapat terganggu maka dimungkinkan akan
mempengaruhi proses kecerdasan emosinya. Segi psikologis mencakup
didalamnya pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir dan motivasi.
2. Faktor Eksternal
a) Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam memperlakukan kecerdasan
emosi tanpa distorsi.
Spiritual dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang murni dan sering juga
disebut dengan jiwa atau ruh. Ruh bisa diartikan sebagai energi kehidupan yang
membuat manusia dapat hidup, bernafas, dan bergerak. Spiritual berarti segala
sesuatu di luar tubuh fisik manusia. Dimensi spiritual berupa inti dan komitmen
terhadap sistem nilai. Dimensi ini memanfaatkan sumber yang mengilhami dan
mengangkat semangat manusia pada kebenaran tanpa batas waktu mengena i
aspek humanitas.
spiritual setiap orang sangat besar dan tidak dibatasi oleh faktor keturunan,
lingkungan atau materi lainnya.
9. Menjadi bidang mandiri, yaitu mampu berdiri dan berpegang teguh pada
pendapat yang diyakininya benar.
1. Memiliki visi
Memiliki visi maksudnya adalah cara melihat hari esok, menetapkan visi
berdasarkan alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Visi atau tujuan
yang cerdas secara spiritual akan menjadikan pertemuan dengan Allah sebagai
puncak dari pertanyaan visi pribadinya yang kemudian dijabarkan dalam bentuk
perbuatan baik yang terukur dan terarah.
Sabar adalah terpatrinya sebuah harapan yang kuat untuk mengapai cita-cita
atau harapan, sehingga orang yang putus asa berarti orang yang kehilanga n
harapan atau terputusnya cita-cita. Sabar berarti memiliki ketabahan dan daya
yang sangat kuat untuk menerima beban atau ujian tanpa sedikitpun mengubah
harapan untuk menuai hasil yang telah ditanam.
6. Memiliki empati
7. Berjiwa besar
Budaya melayani dan menolong merupakan bagian dari citra diri seorang
muslim. Mereka sadar bahwa kehadiran dirinya tidak terlepas dari tanggung
jawab terhadap lingkungan. Seorang individu akan senantiasa terbuka hatinya
terhadap keberadaan orang lain dan merasa terpanggil dari lubuk hatinya untuk
melayani dan menolong orang lain.
27
1. Spiritual keagamaan, hal ini dapat diukur dari segi komunikasi dan intensitas
spiritual individu dengan Tuhannya. Manifestasinya dapat terlihat dari pada
frekuensi doa, makhluk spiritual, kecintaan kepada Tuhan yang bersemayam
dalam hati, dan rasa syukur kehadirat-Nya.
2. Relasi sosial-keagamaan, kecerdasan spiritual akan tercermin pada ikatan
kekeluargaan antar sesama, peka terhadap kesejahteraan orang lain, dan
bersikap dermawan. Perilaku merupakan manifestasi dari keadaan jiwa, maka
kecerdasan spiritual yang ada dalam diri individu akan termanifestasi dalam
perilakunya.
3. Etika sosial, semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya semakin tinggi
pula etika sosialnya. Hal ini tercermin dari ketaatan seseorang pada etika dan
moral. Dengan kecerdasan spiritual maka individu dapat menghayati arti dari
pentingnya sopan santun, toleran, dan beradab dalam hidup.
1. Kecerdasan Bahasa
2. Kecerdasan Interpersonal
emosi, motivasi, dan temperamen orang lain, yang dapat digunakan untuk
memberikan support atau bernegosiasi dengan efektif. Individu dengan kecerdasan
ini sangat menikmati bekerja dengan orang lain.
3. Kecerdasan Intrapersonal
4. Kecerdasan Logis-matematis
5. Kecerdasan Naturalis
Wawasan lingkungan dan budaya ini berakar dalam pemahaman etika dunia
bisnis dan kompleksitasnya. Pengusaha melakukan survei pasar , memprediksi tren
dunia, menyusun kampanye pemasaran yang efektif, dan menentukan demografi
pasar secara spesifik.
6. Kecerdasan Spasial
7. Kecerdasan Kinestetis
8. Kecerdasan Musikal
3.1 Kesimpulan
Jiwa kreatif merupakan kunci utama dalam menggapai sebuah kesuksesan.
Ketika seseorang memiliki jiwa kreatif, maka tentu akan terus berkarya. Kreativitas
dari wirausahawan sangat dibutuhkan dalam dunia usaha karena semakin
meningkatnya persaingan dari berbagai lingkungan bisnis. Setiap orang harus
berani memulai atau mengembangkan bisnisnya sendiri. Hal inilah yang disebut
dengan kecerdasan wirausaha atau entrepreneurial quotient (Entre-Q).Sebagia n
besar wirausaha yang memiliki EntreQ selalu mengedepankan semangat dan
kecerdasan setiap menghadapi tantangan, hal ini biasanya dibangun melalui
pemikiran-pemikiran dari wirausahawan tersebut.
Karakter Wirausaha Sukses atau tidaknya seorang wirausaha dalam
mengelola usaha tidak hanya dipengaruhi oleh banyaknya modal yang dimiliki serta
fasilitas atau koneksi dengan seseorang yang dianggap memiliki kekuasaan. Satu
hal yang penting adalah bahwa usaha dikelola oleh orang-orang yang berjiwa
wirausaha dan mengerti apa yang dilakukan, mengapa dan bagaimana bisnis
tersebut dapat dijalankan dan dikelola dengan baik.
3.2 Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapka n
kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
30
DAFTAR PUSTAKA
http://imandede.blogspot.com/2009/10/bab-iv-perilaku-kewirausahaan-
berbasis.html
http://dianaagri.blogspot.com/2018/11/kecerdasan-wirausaha.html
http://e-journal.uajy.ac.id/2750/2/1EM16436.pdf
http://pa-
pontianak.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=876:bimbinga
n-mental-tiga-kecerdasan-manusia- yang-harus-
seimbang&catid=115&Itemid=539#:~:text=Bimbingan%20Mental%20%3A%20
%22%20Tiga%20Kecerdasan%20Manusia%20yang%20harus%20seimbang%20
%22,-
Ditulis%20oleh%20Super&text=IQ%20(Intelligence%20Quotient)%20adalah%2
0kemampuan,abstrak%2C%20berbahasa%2C%20memvisualisasikan%20sesuatu
https://staim-bandung.ac.id/2017/09/09/ternyata-kecerdasan- manusia-ada-5-jenis/
31