ASSESMEN
‘’REMEDIAL’’
DISUSUN OLEH :
MARDATILLAH(15441107517)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “REMEDIAL”.
Tujuan penulisan makalah adalah memenuhi tugas kelompok mata kuliah ASSESMEN jurusan
Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Makassar dan memberikan wawasan kepada penulis
maupun pembaca.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, khususnya kepada :
1.Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman tercinta yang
telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis.
2.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Makassar, 17 Januari 2021
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................................1
D. Manfaat..............................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................2
1. Pengertian Remedial.....................................................................................................................2
2. Hakikat Pembelajaran Remedial...................................................................................................2
3. Pentingnya Pembelajaran Remedial..............................................................................................3
4. Tujuan Pembelajaran Remedial....................................................................................................3
5. Fungsi Pembelajaran Remedial.....................................................................................................3
6. Prinsip Pembelajaran Remedial...................................................................................................5
7. Bentuk Kegiatan Remedial..........................................................................................................5
8. Strategi dan Teknik Remedial.........................................................................................................6
9. Metode Pengajaran Remedial.........................................................................................................8
10. Langkah-langkah Kegiatan Remedial........................................................................................8
11. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial...........................................................................10
12. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial.............................................................................10
13. Perbedaan Pembelajaran Biasa dengan Pembelajaran Remedial...............................................10
14. Tes Ulang..................................................................................................................................11
15. Penilaian Pengajaran Remedial.................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah adalah melalui proses pembeljaran.
Guru sangat berperan penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran, guru diharapkan mampu
mengembangkan dan memilih strategi yang tepat demi tercapainya tujuan pembelajaran. Suasana belajar
siswa sangat tergantung pada kondisi pembelajaran dan kesanggupan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Jika pendekatan pembelajarannya menarik dan terpusat pada siswa, maka motivasi
dan perhatian siswa akan terbangkitkan sehingga akan terjadi pendekan interaksi siswa dengan siswa dan
siswa dengan guru kupsehingga kualitas pembelajaran akan meningkat.
Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan,
pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaksi, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang
cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mencapai tujuan dan
prinsip-prinsip pembelajaran tersebut pasti dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan atau
masalah belajar. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, setiap satuan pendidikan perlu
menyelenggarankan program pembelajaran remedial atau perbaikan.
Untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut tidak jarang pula dijumpai
peserta didik yang memerlukan tantangan berlebih untuk mengoptimalkan perkembangan prakarsa,
kreatifitas, partisipasi, kemandirian, minat, bakat, keterampilan fisik, dsb. Untuk mengantisipasi potensi
lebih yang dimiliki peserta didik tersebt, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarakan program
pembelajaran pengayaan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan:
1. Apa saja konsep-konsep yang terrdapat di pembelajaran remedial?
2. Apa saja konsep-konsep yang terrdapat di pembelajaran pengayaan?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas didapatkan tujuan dari pembuatan dari makalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat memahami konsep-konsep yang terrdapat di pembelajaran remedial.
2. Mahasiswa dapat memahami konsep-konsep yang terrdapat di pembelajaran pengayaan.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar pembaca khususnya mahasiswa yang belum
mengerti banyak mengenai remedial dan pengayaan bisa lebih tahu dan memahami konsep-konsep yang
terrdapat di pembelajaran remedial dan pengayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Remedial
1. Pengertian Remedial
Istilah remedial berasal dar bahasa inggris yaitu Remediation. Kata Remediation berakar dai
kata “to remedy”, yang bermakna “menyembuhkan”. Jadi remidiasi ditekankan pada proses
“penyembuhan”. Sementara itu kata remedial merupakan kata sifat, sehingga dalam bahasa inggris selalu
dibandingkan dengan kata benda, minsalnya “remedial work”, yang berarti pekerjaan penyembuhan.
Dalam bahasa indonesia yang baik dan benar, kata remedial tidak berdiri sendiri tetapi disandingkan
dengan kata kegiatan atau pembelajaran, sehingga istilah yang digunakan adalah kegiatan remedial atau
pembelajaran remedial.
Pembelajaran remedial adalah kegiatan yang ditunjukkan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam menguasai materi pembelajaran. Pembelajaran remedial merupakan layanan
pendidikan yang diberikan kepada sisiwa untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai
kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan KD tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri
oleh penilaian untuk mengukur kembali tinggat ketuntasan peserta didik.
Pada hakikatnya semua peserta didik akan dapat mencapai standar konpetensi yang ditentukan,
hanya waktu pencapaiannya yang berbeda. Oleh karenanya perlu adanya program pembelajaran remedial
(perbaikan). Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat,jenis, latar belakang kesulitan
belajar yang dialami peserta didik dan tujuan pembelajarannya pun dirumuskan sesui dengan kesulitan
yang dialami peserta didik.
Pada pembelajaran remedial, media belajar harus betul-betul disiapkan guru agar dapat
mempermudah peserta didik dalam memahami pelajaran yang dirasa sulit. Alat evaluasi yang digunakan
dalam pembelajaran remedial pun perlu disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
a. Adaptif
Setiap siswa memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, program pembelajaran remedial
hendaknya memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar
masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual
siswa.
b. Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan siswa untuk secara intensif berinteraksi dengan guru
dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar siswa
yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan
belajarnya. Jika dijumpai ada siswa yang mengalami kesulitan maka guru harus segera memberikan
bantuan.
7. Bentuk Kegiatan Remedial
Kegiatan remedial dilaksanakan guru untuk membantu siswa mencapai kriteria ketuntasan
minimal yang harus dicapai siswa. Dengan memperhatikan pengertian dan prinsip pembelajaran remedial,
menurut Majid (2008:237) pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan
antara lain:
a. Memberikan tambahan penjelasan atau contoh
Siswa kadang-kadang mengalami kesulitan memahami penyampaian materi pembelajaran untuk
mencapai kompetensi yang disajikan hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi dan contoh. Pemberian
tambahan ilustrasi, contoh dan bukan contoh untuk pembelajaran konsep misalnya akan membantu
pembentukan konsep pada diri siswa. Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan
sebelumnya
Penggunaan alternatif berbagai strategi pembelajaran akan memungkinkan siswa dapat mengatasi
masalah pembelajaran yang dihadapi.
b. Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu.
Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan membantu siswa menangkap pesan
pembelajaran. Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan media yang sama atau
metode dan media yang berbeda. Guru melakukan pembelajaran kembali kompetensi yang belum
dikuasai oleh siswa. Pembelajaran hanya difokuskan pada kesulitan yang dialami oleh siswa. Jika siswa
kurang dalam hal mengaplikasi konsep maka hendaknya guru banyak memberi contoh latihan penerapan
konsep dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan
materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana
sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan
belajar. Guru perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang
lebih tepat.
c. Menggunakan berbagai jenis media
Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian siswa. Perhatian memegang peranan penting
dalam proses pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar akan lebih baik. Namun siswa
seringkali mengalami kesulitan untuk memperhatikan atau berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Agar
perhatian siswa terkonsentrasi pada materi pelajaran perlu digunakan berbagai media untuk
mengendalikan perhatian siswa.
d. Melakukan Aktivitas Fisik (misal demonstrasi, atau praktik)
Melakukan aktivitas fisik dalam kegiatan remedial, misal untuk memahami konsep IPA bahwa gaya dapat
mengubah bentuk benda, dan besar kecilnya gaya mempengaruhi besar kecilnya perubahan bentuk benda.
Terkait dengan hal itu sebaiknya guru memberi kesempatan yang lebih banyak dan dengan benda yang
bervariasi pada siswa agar siswa dapat memperoleh pengalaman yang lebih kaya untuk membangun
konsep tersebut. Dengan cara ini diharapkan siswa akan lebih mudah memahami konsep tersebut karena
didukung oleh data yang cukup.
e. Kegiatan Kelompok
Kerja kelompok dan diskusi dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Yang harus diperhatikan guru dalam menentukan kelompok agar kerja kelompok itu efektif
adalah diantara anggota kelompok itu harus benar-benar ada siswa yang menguasai materi tersebut
sehingga mampu memberi penjelasan kepada siswa lainnya.
f. Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan
untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar.. Salah seorang siswa
yang lebih pandai dari kelas yang sama atau dari kelas yang lebih tinggi inilah yang dijadikan tutornya.
Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan
akrab.
g. Menggunakan Sumber Belajar Lain
Siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dibantu dengan teknik memberikan kesempatan untuk
mengunjungi ahli atau praktisi yang berkaitan dengan materi yang dibahas. Para ahli atau praktisi ini
merupakan sumber belajar. Misal untuk mengatasi kesulitan belajar tentang bagaimana berternak ayam
petelur/pedaging, siswa tersebut bisa mengunjungi salah seorang peternak ayam terdekat untuk diminta
bantuannya memberikan penjelasan yang lebih gamblang.
Berdasarkan faktor yang terdapat dalam kegiatan remedial diatas, maka dapat dipilih dan
ditentukan strategi dan teknik pembelajaran remedial. Strategi dan teknik pembelajaran remedial tersebut
seperti di rumuskan Izhar Hasis yang di simpulkan dari Ross dan Santley dari Dinkmayer and Caidweel
dalam bukunya Development Counseling, adalah:
a. Strategi dan Teknik Pendekatan bersifat Kuratif
Pendekatan pengajaran remedial dikatakan bersifat kuratif kalau dilakukan setelah selesainya proses
belajar mengajar utama diselenggarakan. Diadakannyan kegiatan ini didasarkan atas kenyataan empirik
bahwa seseorang atau sejumlah orang atau mungkin sebagian besar atau seluruh anggota kelas atau
kelompok belajara dapat dipandang tidak mampu menyelesaikan proses belajar mengajar yang
bersangkutan secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasialan yang ditetapkan.
Teknik pendekatan yang dipakai dalam hal ini adalah: pengulangan (repatation), pengayaan
(enrichment) dan pengukuhan (reinforcement), serta percepatan (acceleration). Untuk lebih jelasnya akan
dijabarkan sebagai berikut:
1) Pengulangan (repatation)
Pelaksanaannya dapat dilakukan pada tiap akhir jam pelajaran, tiap akhir unit (satuan) pelajaran tertentu,
maupun setiap akhir pokok pembahasan. Sasaran dapat diberikan kepada perorangan (individual maupun
kelompok), tergantung kepada kebutuhan. Sedangkan waktu penyampaiannya dapat diberikan sesudah
pelajaran selesai maupun diluar jam pelajaran. Misalnya pada sore hari. Sering kita lihat ada guru yang
memberikan pelajaran tambahan/ulangan pada waktu sore hari pada murid tertentu. Cara lain yang dapat
diberikan melalui “kelas remedial” yaitu khusus bagi siswa yang memerlukan bantuan tersendiri lantaran
rendah prestasi. Siswa lainnya melakukan belajar seperti biasa.
3) Percepatan (acceleration)
Percepatan diberikan kepada kasus berbakat tetapi menunjukkan kesulitan psikososial atau ego
emosional. Ada dua kemungkinan pelaksanaan, yaitu:
a) Promosi penuh status akademiknya ke tingkat yang lebih tinggi sebatas kemungkinan, kalau
memang yang bersangkutan menunjukkan keunggulan yang menyeluruh.
b) Maju berkelanjutan jika kasus menonjol pada beberapa bidang tertentu. Pada siswa kasus dapat
diberikan layanan dengan bahan pelajaran yang lebih tinggi sebatas kemampuannya.
Bila ketiga alternatif teknik pendekatan ini memungkinkan untuk diadministrasikan secara efektif, maka
kesulitan yang dialami siswa baik dalam arti bagi peningkatan prestasi akademinya maupun kemampuan
penyesuaian mungkin berangsur-angsur dapat dikurangi.
b. Strategi dan teknik pendekatan bersifat preventif
Pada pendekatan kuratif ditunjukkan pada siswa yang secara nyata telah mempunyai kesulitan tertentu,
sedangkan pada pendekatan preventif ditujukan kepada siswa yang diperkirakan mempunyai kesulitan
berdasarkan informasi yang diperoleh. Sehingga langkah ini merupakan antisipasi atau pencegahan agar
apa yang mungkin terjadi dapat di cegah. Sehingga pendekatan tersebut adalah mereka yang diperkirakan
dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dari waktu yang direncanakan, atau, mereka yang
diperkirakan akan lebih lambat dari waktu yang telah diprogramkan. Pelaksanaannya dapat dilakukan
secara kelompok maupun secara individual tergantung pada siswanya.
Teknik pendekatan yang dipakai adalah layanan pengajaran kelompok yang diorganisasikan secara
homogen (homogenius grouping) yang diorganisasikan secara individual (individualize based instruction)
dan layanan pengajaran kelompok dengan dilengkapi kelas khusus remedial dan pengayaan.
c. Strategi dan teknik pendekatanbersifat pengembangan (developmental)
Seperti yang dikemukakan oleh Dinkmeyer dan Caldwell ada satu pendekatan lainnya yaitu
pengembangan (developmental). Kalau pendekatan kuratif merupakan tindak lanjut dari post teaching
diagnostic, pendekatan preventif merupakan tindak lanjut dari pre teaching diagnostic maka pendekatan
pengembangan perupakan tindak lanjut dari during teaching diagnostic atau upaya diagnostik yang
dilakukan guru selama berlangsungnya proses belajar mengajar (PBM).
Agar strategi pendekatan ini dapat dioperasikan secara teknis yang sistematis, maka diperlukan adanya
pengorganisasian proses belajar mengajar yang sistematis seperti dalam bentuk pengajaran berprogram,
sistem pengajaran modul dan lainnya.
14. Tes Ulang
Tes ulang diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti program pembelajaran remedial
agar dapat diketahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang
telah di tentukan.
15. Penilaian Pengajaran Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus dilakukan
penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar siswa. Apabila sisiwa
mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan
dilaksanakan cukup efektif membantu siswa mengalami kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan
remedial yang direncanakan dan dilaksanakan kurang efektif. Untuk itu guru harus menganalisis setiap
komponen pembelaran.
Evaluasi dan Follow Up, cara manapu yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah
seyogyanya dilakukanevaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa pengaruh bantuan (treatment)
yang telah diberikan terhadap terhadap pemecahan masalah yang dihadapi peserta didik. Kriteria-kriteria
keberhasilan pengajaran remedial yaitu:
a. Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh peserta didik berkaitan dengan masalah yang
dibahas.
b. Perasaan posistif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melaui layanan.
c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik sesudah pelaksanaan remedial dalam
rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah belajar yang dialaminya.
Sementara itu, Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmum (2003) mengemukakan beberapa kriteria dari
keberhasilan dan efektifitas remedial yang telah diberikan, yaitu apabiala:
a. Peserta didik telah menyadari (to be aware or) atas adanya masalah yang dihadapi
b. Peserta didik telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi
c. Peserta didik telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan masalahnya
secara obyektif (self acceptance).
d. Peserta didik telah menurun ketegangan emosinya (amotion stress release)
e. Peserta didik telah menurun penentangan terhadap lingkungannya
f. Peserta didik mulai menunjukkan kemampuan dalam mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan
mengambil keputusan secara sehat dan rasional
g. Peserta didik mulai menunjukkan kemampuan melakukan usaha-usaha perbaikan dan penyesuaian
diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbanagan dan keputusan yang telah diambil.
B. Pengayaan
1. Pengertian Pembelajaran Pengayaan
Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang
melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat
melakukannya. Program pengayaan dapat diartikan memberikan tambahan/perluasan pengalaman atau
kegiatan peserta didik yang teridentifikasi melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum.
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka dapat
mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya. Kegiatan
pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam
penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga
tercapai tingkat perkembangan yang optimal.
Pengayaan pada kegiatan pembelajaran ditunjukkan oleh digunakannya sumber belajar, metode
pembelajaran, dan alat bantu pembelajaran yang bervariasi dibandingkan pembelajaran biasa. Dengan
pemanfaatan komponen-komponen yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, maka siswa dapat
melakukan proses belajar secara efektif. Sebagai contohnya siswa diminta untuk membaca sumber
pustaka lain selain buku wajib, mengakses internet, diberi tugas pemecahan masalah yang lebih tinggi
pengembangan penalarannya, melakukan penyelidikan sederhana, yang relevan dengan materi yang
dipelajari. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut merupakan pengayaan bagi proses
pembelajaran. Program pengayaan ini diberikan kepada kelompok siswa yang sudah mencapai batas
ketuntasan belajar.
Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar
yang dialami peserta didik.Dalam program pengayaan, media belajar harus betul-betul disiapkan guru
agar dapat memfasilitasi peserta didik dalam menguasai materi yang diberikan.
2. Hakikat Pembelajaran Pengayaan
Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang
melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat
melakukannya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, lazimnya guru
mengadakan penilaian awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap kompetensi atau materi
yang akan dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan berbagai strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif,
inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi strategi pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media
audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer
multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang
berlangsung, diadakan penilaian proses dengan menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan
tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Penilaian proses juga digunakan untuk memperbaiki proses
pembelajaran bila dijumpai hambatan-hambatan.
Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian.
Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar, apakah seorang peserta didik
gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan kompetensi tertentu. Penilaian akhir program ini
dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi (tingkat
penguasaan) minimal atau ketuntasan belajar seperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran
direncanakan.
Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi minimal
yang ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran
pengayaan. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk
memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa
sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran
pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan
masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran
pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan
tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam
belajarnya.
3. Tujuan Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang
dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.
PENUTUP
Kesimpulan
Peserta didik memiliki kemampuan dan karakteristik yamg berbeda-beda. Sesuai dengan kemampuan
dan karakteristik yang berbeda-beda tersebut maka permasalahan yang dihadapi pesrta didik berbeda-
beda pula. Dalam melaksanakan pembelajaran, seorang pendidik perlu tanggap terhadap kesulitan yang
dihadapi maupun kelebihan yang dimiliki peserta didik.
Pada hakikatnya semua peserta didik akan dapat mencapai standar konpetensi yang ditentukan, hanya
waktu pencapaiannya yang berbeda. Ada peserta didik yang lambat dalam penguasaan suatu materi dan
ada pula peserta didik yang sangat cepat dalam penguasaan materi.
Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang telah
ditentukan, maka sekolah melakukan suatu tindakan yaitu pemberian program pembelajaran remedial
atau perbaikan. Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi
minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan khusus berupa program
pembelajaran pengayaan.
Remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang
ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pemberian program pembelajaran remedial
didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual peserta
didik. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan
kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga
mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya.
Sebelum memberikan pembelajaran remedial, terlebih dahulu pendidik perlu melaksanakan
diagnosis terhadap kesulitan belajar peserta didik. Banyak teknik yang dapat digunakan, antara lain
menggunakan tes, wawancara, pengamatan, dan sebagainya. Setelah diketahui kesulitan belajarnya
peserta didik diberikan pembelajaran remedial. Sedangkan sebelum memberikan pembelajaran
pengayaan, terlebih dahulu pendidik perlu mengidentifikasi kelebihan-kelebihan yang dimiliki peserta
didik. Banyak teknik yang dapat digunakan,secara umum tidak jauh berbeda dengan pembelajaran
remedial, antara lain menggunakan tes, wawancara, dan pengamatan, dan sebagainya. Setelah diketahuai
kelebihan yang dimiliki peserta didik diberikan pembelajaran pengayaan.
Bentuk pembelajaran remedial adalah Memberikan tambahan penjelasan atau contoh Mengkaji
ulang pembelajaran yang lalu, Menggunakan berbagai jenis media , Melakukan Aktivitas Fisik (misal
demonstrasi, atau praktik), Kegiatan Kelompok , Tutor Sebaya, Menggunakan Sumber Belajar Lain.
Sedangkan bentuk pembelajaran pengayaan adalah pembelajaran kelompok, belajar mandiri,
pembelajaran tematik, dan pemadata kurikulum.
B. Saran
Karna isi makalah ini sangat penting bagi kita sebagai calon pendidik, disarankan untuk membaca
dan memahami isi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://docs.google.com/document/edit?id=1T1WzrL6xIhxwoY8GYikAwP9XQfrqHceixOG-
g4Ytvu4&hl=in&authkey=CIWkyPMO&pli=1(Depdiknas. 2008. Sistem Penilaian KTSP: Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Remedial)
https://docs.google.com/document/edit?id=1T1WzrL6xIhxwoY8GYikAwP9XQfrqHceixOG-
g4Ytvu4&hl=in&authkey=CIWkyPMO&pli=1 (Depdiknas. 2008. Sistem Penilaian KTSP: Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Pengayaan.)
Yuliati,lia.2009. Pengembangan Pembelajaran IPA SD.
Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim.2011._____.GPL Ghostscript
8.61
Direktorat Pendidikan Nasional Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar Dan
Menengah Direktorat Pembinaan SMA
Sasmedi, Darwis.2011.Pembelajaran Remedial.LPMP:Sulawesi Selatan.