Anda di halaman 1dari 5

Laporan Tugas Mandiri MPKT

Nama : M. Rafli Rikin


NPM : 2006536076
Mata Kuliah : MPKT
Kelas :G
Dosen Pengampu : Tri Kesumaningsih, S.E., M.E.
Bahan : Buku Ajar MPKT A

Jati Diriku Sebagai Cendikia

Mahasiswa berperan penting untuk memastikan keberlangsungan peradaban bangsa


Indonesia menuju tempat lebih baik suatu saat nanti. Untuk itu, mahasiswa perlu dipersiapkan
untuk menjadi agen-agen perubahan yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Melalui pembelajaran di universitas, mahasiswa dibentuk agar siap memikul tanggung jawab
itu. Salah satu metodenya adalah dengan menanamkan dasar-dasar ilmu dan kepribadian,
seperti karakter, filsafat ilmu, logika, dan etika. Semua dasar itu perlu dipastikan tertanam di
setiap diri mahasiswa yang memikul tanggung jawab besar untuk membangun Indonesia kelak.
Karakter merupakan suatu hal yang sangat penting dimiliki seorang mahasiswa.
Definisi dari karakter itu sendiri adalah hal-hal yang mengacu kepada serangkaian sikap
(attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Kekuatan
karakter seseorang muncul dalam pikiran, perasaan dan tindakan seseorang yang kemudian
diidentifikasikan sebagai kekhasan orang atau entitas tertentu. Karakter selalu dihubungkan
dengan seseorang ataupun individu, masyarakat ataupun bangsa ketika mereka bertindak atau
berperilaku dengan tujuan tertentu. Karakter menjadi salah satu faktor penting bagi mahasiswa
ketika mereka bergelut dalam kehidupan akademik, seperti kuliah, belajar, berdiskusi dengan
teman yang mungkin memiliki latar belakang yang berbeda.
Karakter dapat dibentuk melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan
kegiatan pengajaran yang dapat membantu mahasiswa untuk mengenali nilai-nilai universal
sehingga mereka mampu berpikir dan bertindak sesuai dengan prinsip kebaikan yang dianut
oleh lingkungannya. Membentuk keutamaan dan kekuatan karakter dapat dilakukan dengan
menanamkan 6 keutamaan karakter yang mencangkup 24 kekuatan karakter kepada
mahasiswa. Enam kekuatan karakter tersebut adalah:
1. Kebijaksanaan dan Pengetahuan
Mencangkup kreativitas, keingintahuan, keterbukaan pikiran, cinta pembelajaran, dan
kekuatan perspektif.
2. Kemanusiaan dan Cinta
Mencangkup kekuatan kemanusiaan, kekuatan kebaikan, dan kecerdassan sosial.

1
3. Kesatriaan
Mencangkup kekuatan keberanian, ketabahan atau kegigihan, integritas, dan vitalitas.
4. Keadilan
Mencangkup kewarganegaraan, kesetaraan, dan kepemimpinan.
5. Pengelolaan Diri
Mencangkup pengampunan dan belas kasihan, pengendalian diri, kerendahan hati atau
kesederhanaan, dan kehati-hatian.
6. Transendensi
Mencangkup penghargaan terhadap keindahan dan keunggulan, rasa syukur, harapan,
spiritualitas, dan kekuatan menikmati hidup.
Universitas Indonesia, sebagai universitas tertua dan ternama di Indonesia, sangat
mementingkan pendidikan karakter kepada mahasiswanya. Untuk itu, Universitas Indonesia
menanamkan Sembilan Nilai Universitas Indonesia kepada setiap sivitas akademika. Sembilan
nilai tersebut adalah:
1. Kejujuran
Artinya, setiap sivitas akademik UI dapat menanamkan sifat lurus, ikhlas hati, berkata dan
bertindak benar, tidak berbohong, tidak menipu, tidak korupsi, tidak curang, yang dalam
pelaksanaannya diiringi sikap tulus, arif bijaksana serta dilandasi keluhuran budi.
2. Keadilan
Sivitas akademika UI diharapkan memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama secara
adil dan nondiskriminatif bagi setiap warga dalam melaksanakan tugas masing-masing.
3. Keterpercayaan
Sivitas akademik UI ditanamkan nilai ini dengan harapan dapat bersikap dan berperilaku
amanah dalam menjalankan mandat yang diembannya.
4. Kemartabatan dan/atau Penghormatan
Mencangkup komitmen untuk memperlakukan setiap orang dengan rasa hormat,
manusiawi, taat pada norma kesusilaan, kepatuhan, atau kepantasan dalam situasi apapun.
5. Tanggung Jawab dan Akuntabilitas
Setiap sivitas diharapkan dapat bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas jabatan dan
menghindarkan konflik kepentingan.
6. Kebersamaan
Keragaman merupakan karakteristik dari bangsa Indonesia yang disatukan dengan
semangat kebersamaan yang ditanamkan pada setiap diri sivitas.
7. Keterbukaan
2
Keterbukaan menjadi poin penting bagi setiap sivitas untuk bersedia mendengarkan dan
mempertimbangkan pendapat orang lain.
8. Kebebasan Akademik dan Otonomi Keilmuan
Menjunjungg tinggi kebebasan akademik menjadi suatu kewajiban untuk kemajuan ilmu
pengetahuan.
9. Kepatuhan pada Aturan, Prosedur, dan Panduan UI serta Panduan lainnya
Dalam melaksanakan semua kegiatan di lingkungan UI harus disertai dengan kepatuhan
terhadap peraturan yang berlaku.
Dasar selanjutnya yang ditanamkan kepada mahasiswa UI adalah filsafat. Secara
etimologis, filsafat berasal dari dua kata Yunani philo dan sophia yang artinya cinta dan
kebijaksanaan. Filsafat kerap digambarkan sebagai ilmu yang tidak relevan dengan kehidupan.
Padahal, apabila melihat lebih dalam filsafat, ilmu ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-
hari.
Secara garis besar, filsafat dibagi menjadi tiga berdasarkan sitematika klasiknya.
Filsafat ontologi mencangkup metafisika. Filsafat epistemolog mencangkup filsafat ilmu
pengetahuan, metodologi, dan logika. Filsafat aksilogi mencangkup etika dan estetika. Meski
ketiganya berada dalam kategori yang berbeda, semuanya memerlukan pola pikir yang
sistematis. Berpikir filosofis dapat diartikan dengan memberikan penjelasan tentang dunia,
manusia, dan segala sesuatu, termasuk tentang bagaimana cara manusia mengetahuinya.
Salah satu cabang filsafat dan cara berpikir filosofis adalah dengan menerapkan logika.
Secara etimologis, logika berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya ucapan, kata, atau
pengertian. Logika memiliki dua jalan, yaitu logika deduksi dan logika induksi. Logika deduksi
terwujud dalam suatu bentuk logis yang disebut silogisme. Contoh silogisme seperi berikut:
Semua manusia adalah makhluk berakal budi.
Sokrater adalah manusia.
Dari dua preposisi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa, “Sokrates adalah
makhluk berakal budi”. Lain halnya dengan logika deduksi, logika induksi sangat bertumpu
pada observasi empiris. Contoh logika induksi seperi berikut:
X1 mempunyai karakteristik P.
X2 mempunyai karakteristik P.
X3 mempunyai karakteristik P.
.
.
Xn mempunyai karakteristik P.
Jadi, X mempunyai karakeristik P.

3
Di dalam logika juga dibedakan antara bentuk argumentasi dengan konten argumentasi.
Perbedaan itu dituangkan ke dalam bentuk logika formal dan logika material. Di dalam logika
juga dikenal beberapa istilah, seperti term, proposisi, penalaran langsung, penalaran tidak
langsung (silogisme), dan kekeliruan berpikir (fallacies).
Cabang filsafat lainnya adalah etika. Etika adalah cabang filsafat yang memfokuskan
pada nilai (value). Etika diartikan sebagai pertimbangan dalam memilih perilaku yang sesuai
dengan prinsip moral atau prinsip kebajikan atau prinsip kebaikan. Kaidah dalam etika berupa
hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, hak dan kewajiban, nilai, serta norma moral. Etika
memiliki beberapa teori, diantaranya hedonisme, eudemonisme, utilitarisme, dan deontologi.
Hedonisme adalah pandangan klasik yang memandang kesenangan duniawi harus
dicapai manusia dalam kehidupannya. Eudemonisme merupakan teori etika yang mengatakan
bahwa setiap kegiatan manusia selalu memiliki tujuan yang dianggapnya baik. Selanjutnya,
utilitarisme mendasarkan prinsip kegunaan sebagai prinsip moral pada tindakan manusia.
Terakhir, deontologi yang merupakan teori etika normatif yang berlandaskan pada kewajiban.
Etika sangat dibutuhkan dalam dunia kehidupan manusia dan kehidpan akademik.
Belajar etika menyadarkan kita bahwa dalam kehidupan ini diperlukam suatu wawasan atau
perspektif yang kritis dan bijaksana ketika berhadapan dengan persoalan kehidupan sehari-hari
maupun kehidupan akademik. Begitu pula dengan belajar karakter, filsafat, dan logika.
Keempat dasar berpikir dan bersikap itu wajib dipelajari dan diamalkan oleh seluruh
mahasiswa agar kelak menjadi generasi yang siap membangun Indonesia.

4
Daftar Pustaka
Tim Revisi PPKPT Universitas Indonesia. (2017). Buku Ajar MPKT A. Depok: Universitas
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai